Anda di halaman 1dari 9

PROPOSAL KOASISTENSI PPDH

ROTASI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER


PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN (PPDH)
DINAS PERTANIAN DAN KETAHANAN PANGAN
KOTA BATU

Oleh:
Mifta Rizqina Amalia, S.KH. (210130100111010)
Asyrafun Nisa (210130100111032)

PENDIDIKAN PROFESI DOKTER HEWAN


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan masyarakat didefinisikan sebagai “ilmu dan seni mencegah penyakit”,
memperpanjang hidup, dan meningkatkan kualitas hidup dengan melakukan upaya-upaya
terorganisir dan memberikan informasi kepada masyarakat, organisasi (publik dan swasta),
komunitas, dan individu. Sedangkan kesehatan masyarakat veteriner berkaitan dengan hewan
dan berbagai produk pangan asal hewan yang berhubungan dengan kesehatan manusia.
Kesehatan masyarakat veteriner menjadi semakin penting dan mengalami perkembangan
pesat karena peningkatan kasus zoonosis yang mengancam kesehatan. Oleh karena itu,
dibutuhkan aplikasi, usaha, dan ilmu pengetahuan kedokteran hewan yang berkontribusi
dalam melindungi, menjaga kesehatan manusia, dan meningkatkan kesejahteraan fisik,
mental, dan sosial manusia.
Zoonosis secara umum dapat didefinisikan sebagai penyakit yang dapat ditularkan dari
hewan ke manusia atau sebaliknya. Menurut UU No. 6 tahun 1967 pengertian zoonosis
adalah penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia atau sebaliknya atau disebut juga
anthropozoonosis. Zoonosis dapat ditularkan dari hewan ke manusia melalui beberapa cara,
yaitu kontak langsung dengan hewan yang sakit dan kontak tidak langsung melalui vektor
atau mengkonsumsi pangan yang berasal dari ternak sakit atau yang disebut foodborne
disease. Penyakit foodborne zoonoses yang kejadiannya ada di Indonesia contohnya penyakit
salmonellosis, antraks, taeniasis/sistiserkosis, brucellosis, tuberculosis dan toxoplasmosis.
Penyakit zoonosis dapat terjadi pada semua tahapan dalam menghasilkan produk pangan asal
hewan, baik dimulai dari peternakan saat panen atau pemotongan, transportasi, tempat
penjualan daging, industri pengolahan hingga sampai pada konsumen Oleh karena itu, perlu
adanya pemahaman dan kontrol yang baik dari masyarakat terutama peternak dan pelaku
usaha pangan asal hewan terhadap penyakit zoonosis. Hal ini menjadi penting untuk
diperhatikan agar penyebaran penyakit zoonosis melalui pangan dapat diminimalisir tingkat
kejadiannya, sehingga pangan yang dihasilkan dan dikonsumsi berdampak positif bagi
kesehatan atau tidak menimbulkan penyakit pada manusia (Biru et al., 2018).
Dalam menjamin produk hewan yang Aman, Sehat, Utuh, dan Halal (ASUH) pemerintah
dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya melaksanakan pengawasan, pemeriksaan,
pengujian standardisasi, sertifikasi, dan registrasi produk asal hewan seperti yang tertuang
dalam Pasal 58 ayat (1) Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2014 tentang Peternakan dan
Kesehatan Hewan. Keberadaan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) sangat diperlukan, agar
dalam pelaksanaan pemotongan hewan dapat terjaga dan terkendali dengan baik.
Berdasarkan hal tersebut, maka pemerintah membangun Rumah Pemotongan Hewan di
berbagai daerah di seluruh Indonesia. Rumah Pemotongan Hewan secara resmi di bawah
pengawasan Departemen Pertanian. Pada dasarnya RPH mempunyai persyaratan, sesuai
dengan surat Keputusan Menteri Pertanian No.13/Permentan/OT.140/1/2010, tentang syarat-
syarat pemotongan hewan. Pasal 2 dari Surat Keputusan Menteri Pertanian tersebut
menyatakan bahwa Rumah Pemotongan Hewan merupakan unit atau sarana pelayanan
masyarakat dalam penyediaan daging sehat. Lebih lanjut pada bab II dari SK Mentan tersebut
mengungkapkan syarat-syarat Rumah Potong Hewan dan dijelaskan lebih rinci pada Pasal 3
ayat (a) dinyatakan bahwa Rumah Potong Hewan berlokasi di daerah yang tidak
menimbulkan gangguan atau pencemaran lingkungan misalnya di bagian pinggir kota yang
tidak padat penduduknya (Perangin-Angin, 2018).
Dokter hewan menjadi salah satu garda terdepan yang bertanggung jawab dalam upaya
menjaga kesehatan hewan dan memastikan keamanan produk asal hewan seperti susu, telur,
dan daging. Hal ini signifikan dengan peran, kewenangan, dan tugas dokter hewan mengingat
salah satu kompetensi dokter hewan adalah kesehatan masyarakat veteriner. Dalam bidang
kesehatan masyarakat veteriner, dokter hewan berperan dalam diagnosis, monitoring dan
surveillance, epidemiologi, kontrol dan pencegahan zoonosis, keamanan pangan, dan
penelitian biomedik. Keamanan pangan (food safety) merupakan persyaratan utama yang
menjadi semakin penting tidak saja untuk kesehatan penduduk Indonesia saja, akan tetapi
juga untuk seluruh konsumen yang mengkonsumsinya. Hal ini dapat tercapai dengan
meningkatkan pengetahuan, pemahaman, dan kepedulian tentang pangan yang ASUH
(Aman, Sehat, Utuh, dan Halal) bagi semua pihak terkait.
Kota Batu merupakan salah satu kota besar yang ada di Jawa timur dengan jumlah
masyarakat yang besar dan tingkat kesadaran masyarakat akan konsumsi bahan pangan asal
hewan yang cukup baik. Oleh karena itu, pemerintah daerah melalui Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kota Batu memiliki tugas menyelenggarakan produk asal hewan yang
ASUH dengan melakukan pemeriksaan mikrobiologis, fisik dan kimiawi pada produk asal
hewan yang ada khususnya di Kota Batu. Kegiatan Pendidikan Profesi Dokter Hewan
(PPDH) merupakan lanjutan kegiatan belajar setelah menyelesaikan pendidikan Strata satu
(S1) yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Dokter Hewan Universita
Brawijaya (PPDH UB) Malang. Kegiatan PPDH ini menghubungkan antara konsep yang
didapatkan dari bangku perkuliahan S1 dengan realita yang ada di masyarakat.
Produk pangan dengan kualitas tinggi menjadi sangat penting di era perkembangan
global yang meliputi peningkatan penduduk dunia, kemudahan komunikasi dan transportasi,
perkembangan IPTEK, peningkatan kerjasama perdagangan, dan perubahan tuntutan
konsumen. Sedangkan untuk kepentingan nasional terjadi peningkatan daya saing produk dan
pengamanan pasar dalam negeri. Keamanan pangan merupakan hak konsumen dan telah
menjadi isu prioritas dalam konteks perdagangan global. Sistem keamanan pangan harus
didasarkan pada penilaian risiko yang terintegrasi mulai dari peternakan sampai dengan meja
makan. Sistem harus mendorong penetapan manajemen risiko yang tepat dan bentuk
peraturan yang jelas, yang berasal dari pendekatan konsultatif dan terpadu yang dapat
diterapkan secara nasional dan diakui secara internasional. Sumber protein hewani asal
ternak di masyarakat Indonesia telah mengalami diversifikasi, sehingga tidak hanya
tergantung pada satu macam sumber protein saja. Tingkat partisipasi konsumsi protein
hewani asal ternak adalah ikan (88,72%), telur (86,58%), daging unggas (50,33%), daging
sapi (6,46%), dan daging babi (2,25%) (Susenas BPS, 2016).
Kegiatan PPDH kedinansan ini penting dilakukan agar mahasiswa PPDH Universitas
Brawijaya sebagai calon dokter hewan mengerti berbagai aspek diantaranya studi kasus
epidemiologi penyakit di lingkungan Kota Malang dan penerapan kesmavet dalam
penyediaan pangan asal hewan khususnya yang diselenggarakan oleh Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan Kota Malang. Oleh karena itu PPDH Universitas Brawijaya kelompok 2
memilih Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang sebagai lokasi startegis untuk
mengetahui pelaksanaan kesmavet di masyarakat Kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah pada Rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Pendidikan Profesi
Dokter Hewan (PPDH) FKH UB ini yaitu:
1. Bagaimana kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang mengenai
kegiatan monitoring dan surveilans penyakit hewan yang terintegrasi dari daerah ke
pusat, kasien epidemiologi dan ekonomi veteriner ?
2. Bagaimanakah peran dan kewenangan dokter hewan di Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kota Malang yang berkaitan dengan kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner?
3. Bagaimana tugas pokok dan fungsi dokter hewan dalam penyediaan dan pengawasan
pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal melalui kegiatan antemortem dan
postmortem?
4. Bagaimana standar teknis rumah potong hewan dan penanganan limbah rumah potong
hewan, serta penyembelihan hewan di RPH Kota Malang?
5. Bagaimana penerapan kesejahteraan hewan di RPH Kota Malang?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pada Rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner Pendidikan Profesi Dokter
Hewan (PPDH) FKH UB ini yaitu:
1. Mengetahui kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang mengenai
kegiatan monitoring dan surveilans penyakit hewan yang terintegrasi dari daerah ke
pusat, kasien epidemiologi dan ekonomi veteriner.

2. Mengetahui peran dan kewenangan dokter hewan di Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan Kota Malang yang berkaitan dengan kesehatan hewan dan kesehatan
masyarakat veteriner.
3. Mengetahui tugas pokok dan fungsi dokter hewan dalam penyediaan dan pengawasan
pangan asal hewan yang aman, sehat, utuh, dan halal melalui kegiatan antemortem dan
postmortem.
4. Mengetahui standar teknis rumah potong hewan dan penanganan limbah RPH, serta
penyembelihan hewan di RPH.
5. Mengetahui penerapan kesejahteraan hewan di RPH.

1.4 Manfaat
Manfaat yang didapatkan setelah koasistensi rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner di
Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang ini yaitu mahasiswa PPDH dapat
memahami mengenai kebijakan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Malang yang
berkaitan dengan kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat, mengetahui peranan dokter
hewan dalam bidang kesehatan hewan dan kesehatan masyarakat, serta mengetahui kondisi
dan kegiatan di RPH Kota Malang dalam menghasilkan produk pangan asal hewan yang
aman, sehat, utuh, dan halal (ASUH).
BAB III METODE KEGIATAN
3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Rotasi Kerja Lapang PPDH Kesehatan Masyarakat Veteriner Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya dilaksanakan pada tanggal 13-17 Desember 2021
di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang yang berlokasi di Jl. Jenderal
Ahmad Yani Utara No. 202, Polowijen, Kec. Blimbing, Kota Malang, Jawa Timur 65125.
3.2. Metode Pelaksanaan Kegiatan
Metode Kegiatan Koasistensi pada Rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner yang akan
dilaksanakan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang meliputi :
1. Observasi Partisipatori
Kegiatan observasi dilakukan secara langsung di lapangan. Hal-hal yang
diobservasi meliputi kondisi dan kegiatan pemeriksaan dan penanganan ternak yang
akan disembelih di RPH untuk menghasilkan produk pangan asal hewan yang aman,
sehat, utuh, dan halal (ASUH).
2. Wawancara
Kegiatan wawancara dilakukan dengan berdiskusi bersama pihak-pihak terkait
untuk melengkapi data yang dibutuhkan. Waktu wawancara dapat dilakukan secara
mandiri (di luar waktu koasistensi) maupun saat kegiatan praktek di lapang sedang
berlangsung.
3. Studi Dokumentasi
Dalam pengumpulan data dapat dilakukan studi dokumentasi, baik dokumen dalam
bentuk elektronik maupun tulisan. Pengambilan data secara sekunder dapat diperoleh
dari buku, jurnal, dan penelusuran internet. Hasil dari pelaksanaan koasistensi ini akan
dilaporkan secara tertulis kepada pihak Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Malang serta Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Brawijaya.
3.3. Peserta Kegiatan
Peserta kegiatan koasistensi rotasi Kesehatan Masyarakat Veteriner yang akan
dilaksanakan di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang dan RPH Kota Malang
adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Profesi Dokter Hewan Univertas Brawijaya.
Jumlah peserta sebanyak 5 orang dengan rincian sebagai berikut :
1. Mifta Rizqina Amalia, S.KH. (210130100111010)
2. Elfahra Casanza Amalda, S.KH. (210130100111017)
3. Asyrafun Nisa, S.KH. (210130100111032)
4. Fallah Fernando A.M.Q, S.KH. (210130100111050)
5. Karlina, S.KH. (210130100111079)
3.4. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan selama koasistensi di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Malang dan RPH Kota Malang seperti yang tertera di bawah ini :

Tabel 3.1. Jadwal Kegiatan Koasistensi di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang
dan RPH Kota Malang
No Oktober
Kegiatan
. 13 14 15 16 17
1. Penerimaan mahasiswa dan pengenalan
kondisi lapang
2. Pelaksanaan Rotasi Kesehatan Masyarakat
Veterriner dan diskusi dengan dokter
hewan pembimbing lapang serta medik
veteriner
3. Pelepasan Mahasiswa

LAMPIRAN
1.
Nama : Mifta Rizqina Amalia, S.KH.

TTL : Balikpapan, 09 November 1998

Alamat : Jl. Dieng Atas No.100 RT-4, Dau, Malang

No. HP : 081347732299

E-mail : miftarizqinaa@student.ub.ac.id

2.

Nama : Asyrafun Nisa, S.KH.

TTL : Bukittinggi, 20 Juli 199

Alamat : Jl. Dieng Atas No.306, Dau, Malang

No. HP : 085806244308

E-mail : Asyrafun12@student.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai