Anda di halaman 1dari 3

1.1.a.9.

Koneksi Antar Materi - Kesimpulan dan Refleksi


Pemikiran Ki Hadjar Dewantara

Sintesis Berbagai Materi


Judul Modul 1.1   :  Refleksi Filosofis Pemikiran KHD
CGP Angkatan IV :  Sripuji Utami, S.Pd.I

Bapak Ki Hajar Dewantara merupakan seorang sosok yang sangat luar biasa bagi
pendidikan Indonesia. Beliau meletakkan beberapa konseps Dasar Pendidikan Nasional.
Pemikiran-pemikiran beliau menjadi acuan para seniman pendidikan (guru, pemangku kebijakan,
orang tua, dan pejuang pendidikan) untuk menyelenggarakan pendidikan yang mencerminkan
“Merdeka Belajar”. Dasar-dasar pendidikan inilah yang harus dijadikan pedoman dalam pendidikan
untuk memanusiakan manusia sesuai dengan kodratnya.

Menurut KHD, Pendidikan itu menuntun terhadap segala kekuatan kodrat yang dimiliki
anak agar ia mampu mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya, baik sebagai
seorang manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Jadi menurut KHD (2009), “Pendidikan dan
Pengajaran merupakan usaha persiapan dan persediaan untuk segala kepentingan hidup manusia,
baik dalam hidup bermasyarakat maupun hidup berbudaya dalam arti yang seluas-luasnya”. Oleh
sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada
pada anak-anak, agar dapat memperbaiki hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak”.

Pendidikan merupakan sebagai tempat persemaian benih-benih kebudayaan dalam


masyarakat. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab
maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama. Pendidikan dapat menjadi ruang berlatih dan
bertumbuhnya nilai-nilai kemanusiaan yang dapat diwariskan.

Dalam menuntun pertumbuhan kodrat anak, KHD mengibaratkan peran Guru atau pendidik
seperti seorang petani atau tukang kebun. Petani hanya dapat menuntun tumbuhnya jagung, atau
seorang petani sayuran, ia dapat memperbaiki kondisi tanah, memelihara tanaman, menyiramnya
setiap hari, memberi pupuk, membasmi hama ulat-ulat atau jamur-jamur yang mengganggu hidup
tanaman tersebut. Petani tidak dapat memaksa agar jagung tumbuh menjadi padi ataupun tanaman
sayuran sawi tumbuh menjadi pepaya. Begitupun dengan Guru / pendidik. Pendidik hanya bisa
menuntun dan merawat tumbuh kembangnya anak sesuai dengan kodratnya.

Menurut KHD Pendidikan anak berhubungan dengan kodrat alam dan kodrat zaman kodrat
alam, kita sebagai pendidik harus memberikan teladan yang baik dengan harapan siswa dapat
meneladaninya demi membentuk karakter siswa terhadap sesama baik di lingkungan keluarga,
sekolah maupun di lingkungan masyarakat. Sedangkan kodrat zaman yaitu, pada pendidikan global
menekankan pada kemampuan anak untuk memiliki Keterampilan Abad 21 apalagi ditengah situasi
sekarang ini anak dituntut untuk bisa menguasai IT sebagai salah satu sarana untuk mensukseskan
pendidikan di Indonesia.

Oleh sebab itu kita sebagai pendidik dituntut untuk bisa menjadi pemimpin yang
memerdekakan dan memberi teladan, memberi semangat, memberi dorongan dan serta
mengayomi peserta didik, Guru menjadi fasilitator dan motivator dalam pembelajaran sebagai
mitra belajar bagi peserta didik.Karena tujuan dari pendidikan kita harus berfokus pada murid
(students’s centre

Dasar pendidikan selanjutnya ialah penanaman Budi Pekerti atau pengembangan karakter.
Menurut KHD, budi pekerti adalah perpaduan harmonis antara pikiran, perasaan, dan kehendak
atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga/semangat. Hal ini menjadi salah satu aspek penting
yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan pendidikan. Budi pekerti juga merupakan modal dasar
kebahagiaan yang berperi-kemanusiaan. Budi pekerti merupakan kunci untuk mencapai
keselarasan dan keseimbangan hidup. 

Pendidikan haruslah berpihak pada murid. Pendidik harus menghamba pada Sang Anak,
lebih mementingkan Sang Anak. Segala sesuatu yang pendidik lakukan ikhlas dan berpusat pada
anak. Pendidik dengan niat ikhlas dan suci hati, terlepas dari segala ikatan berniat menghamba
pada Sang Anak.

Kita sebagai Pendidik atau guru, harus mengikuti pedoman Ki Hajar dalam pembelajaran,
yaitu Ing Ngarso Sung Tulodho (di depan memberi teladan), Ing Madya Mangun Karso (di tengah
membangun semangat, kemauan), Tut Wuri Handayani (di belakang memberi dorongan). Dalam
pelaksanaanya, pendidik harus berkolaborasi dengan berbagai pihak baik pihak sekolah, keluarga
maupun masyarakat (Tri Pusat Pendidikan).

Berikut saya akan merefleksi secara mandiri terkait Pemahaman saya tentang pemikiran Ki Hadjar
Dewantara.

1. Apa yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran di kelas sebelum saya
mempelajari Modul 1.1

Sebelum Saya Mempelajari Modul 1.1 yang saya percaya tentang murid dan pembelajaran itu
adalah :

Murid sangat bergantung pada guru, karena sebelumnya saya percaya bahwa murid ibarat
kertas kosong dan guru lah yang harus memberi warna sedemikan rupa dengan
mentransfer berbagai ilmu pengetahuan (Teori Tabula Rasa).
Sistem pembelajaran belum sepenuhnya berpusat pada murid melainkan lebih sering
berpusat pada guru (teachers’s centre)
Menerapkan metode pembelajaran yang sama untuk semua peserta didik didalam kelas
tanpa memptertimbangkan karakteristik peserta didik itu sendiri.
Menganggap bahwa pembelajaran dikatakan berhasil apabila peserta didik sudah mencapai
ketuntasan dengan standar KKM tertentu dan menganggap siswa yang belum mencapai
KKM itu belum berhasil.
Menganggap bahwa semua peserta didik harus mampu menguasai semua bidang pelajaran
tanpa mempertimbangkan potensi serta minat dan bakat anak tersebut.
Memberikan didikan dengan disiplin yang keras karena menganggap anak akan menjadi
lebih baik dan lebih disiplin.
2. Apa yang berubah dari pemikiran atau perilaku saya setelah mempelajari modul
ini ? 

Setelah mempelajari Modul 1.1 ini, hal yang berubah dari pemikiran  atau perilaku saya
adalah :

Peran guru dalam proses pembelajaran yaitu sebagai Fasilitator dan juga sebagai penuntun
bagi muridnya dengan sistem among, asah, asih dan asuh.
Setiap anak memiliki kodrat yang dibawa sejak lahir, memiliki karrakter unik, dan potensi
yang berbeda-beda tugas guru adalah menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya hidup dan tumbuhnya kekuatan
kodrat anak.
Dibutuhkan penguasaan konsep Merdeka Belajar bagi murid sehingga mereka bisa bebas
berkarya, berekspresi, bereksplorasi melalui pembelajaran yang menyenangkan dan
bermakna.
Guru harus mampu menjadi atau menampilkan perilaku berasas kepada Ing Ngarso Sung
Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.

3.         Apa yang bisa segera saya terapkan lebih baik agar kelas saya mencerminkan
pemikiran KHD ?

Merancang pembelajaran sesuai dengan konsep Merdeka Belajar agar tercipta suasana
belajar yang menyenangkan dan bermakna
Membuat kesepakatan kelas sebelum memulai pembelajaran agar tercipta kenyamanan
saat proses pembelajaran
Menanamkan pendidikan budi pekerti dalam pembelajaran sehingga bisa diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari baik itu di lingkungan keluarga, sekolah maupun lingkungan
masyarakat.
Dalam proses pembelajaran di dalam kelas selalu berpedoman pada semboyan KHD Ing
Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso dan Tut Wuri Handayani.
Mengembangkan profil Pelajar Pancasila yaitu beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa dan berakhlak mulia, Kebhinekaan, Mandiri, Bernalar Kritis, Bergotong Royong
dan Kreatif.

Anda mungkin juga menyukai