Anda di halaman 1dari 10

Studi Kasus Pelanggaran

Etika Profesi Advokat

Dosen Pengampu: Rika Erawaty, S.H., M.H

Disusun oleh:
Saifullah Samad 1808015238 2018

UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARINDA
2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Penyusun mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya,
baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Etika & Tanggung
Jawab Profesi Hukum dengan judul “Pelanggaran Etika Profesi Advokat”.

Penyusun tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya..

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Samarinda, 24 September 2021

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL……………………………….......................................i

KATA PENGANTAR ......................................................................................ii


DAFTAR ISI ....................................................................................................iii

BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1. Latar Belakang ..............................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .........................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN ...................................................................................


2.1. …….…………………………....
2.2. ……………………………………....

BAB 3 PENUTUP………………………………………………………………
3.1. Kesimpulan……………………………………………………….....
3.2. Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….

iii
1

PEMBAHASAN

1. Kliping

Tersangka kasus suap, Pengacara sekaligus Advokat Senior Otto Cornelis Kaligis1

2. Kronologi

Penuntut umum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mendakwa Otto Cornelis


Kaligis menyuap hakim Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Medan. Kaligis
disebut menyerahkan uang suap sebanyak dua kali kepada hakim sebelum
pemberian ketiga oleh M. Yagari Bhastara Guntur alias Gary yang berujung pada
tangkap tangan.

Penuntut umum menyebut, suap bermula ketika Kejati Sumut memanggil


Bendahara Umum Pemprov Sumut Achmad Fuad Lubis untuk dimintai
keterangan tetkait dugaan korupsi dana bansos. Gubernur Sumut Gatot Pujo
Nugroho selaku atasan Fuad kemudian memberitahu Kaligis atas adanya
pemanggilan tersebut.

Gatot dan istrinya, Evy Susanti kemudian pergi ke kantor Kaligis dan bertemu
advokat senior itu beserta Gary, Yulius Irawansyah dan Anis Rifai untuk
berkonsultasi karena khawatir pemanggilan terhadap Fuad akan mengarah kepada
dirinya. Kaligis kemudian mengusulkan agar Fuad mengajukan gugatan ke PTUN

1
https://nasional.tempo.co/read/684240/oc-kaligis-pengacara-ke-10-yang-tersandung-korupsi
2

Medan.

Kaligis kemudian menjadi kuasa hukum Fuad dalam gugatan ke PTUN Medan.
Pada bulan April 2015, Kaligis bersama Gary dan Indah menemui Syamsir dan
Tripeni untuk konsultasi gugatan. Setelah itu Kaligis memberikan amplop berisi
uang 5.000 dolar Singapura kepada Tripeni Irianto serta menemui Syamsir dan
memberi uang 1.000 dolar Singapura.

Selanjutnya, pada tanggal 5 Mei 2015, Kaligis dan Gary kembali datang ke
Kantor PTUN Medan. Dalam kesempatan tersebut Kaligis memberi buku
karangannya dan satu amplop berisi uang sebesar 10 ribu dolar Amerika dengan
maksud agar Tripeni menjadi hakim yang menangani perkara gugatannya. Gary
kemudian disuruh untuk mendaftarkan gugatan tersebut.

Pada tanggal 18 Mei 2015, sidang pertama gugatan ini digelar. Sebelum sidang,
Kaligis, Gary dan Indah kembali menemui Tripeni untuk meyakinkannya agar
berani memutus sesuai dengan gugatan.

Tanggal 1 Juli 2015, Sekretaris dan Kepala Bagian Administrasi dari Kantor OC
Kaligis & Assciates, Yenny Octorina Misnan melaporkan ke Kaligis tentang
penerimaan uang sebesar Rp 50 juta dan 30 ribu dolar Amerika yang diterima dari
Evy Susanti. Kaligis kemudian meminta Yenny untuk membungkusnya dalam
lima amplop dengan perincian tiga amplop masing-masing 3.000 dolar Amerika,
serta menyiapkan dua amplop yang diisi dengan masing-masing 1.000 dolar
Amerika.

Besoknya, Kaligis menemui Tripeni untuk menyerahkan amplop putih, namun


Tripeni menolak. Kaligis beserta Indah kembali ke Jakarta, sementara Geri tetap
di Medan dan pulang lain hari. Masih pada hari yang sama, Kaligis bertemu
dengan Evy di Jakarta. Kaligis pun meminta uang tambahan kepada Evy senilai
25 ribu dolar Amerika untuk diberikan kepada tiga hakim.
3

Pada tanggal 5 Juli 2015 pagi, Kaligis, Gary dan Indah kembali ke Medan.
Mereka segera menuju kantor PTUN Medan. Kaligis dan Indah menunggu di
mobil sementara Gary masuk ke dalam gedung. Gary kemudian bertemu dengan
hakim Dermawan dan hakim Amir untuk menyerahkan uang dalam amplop putih
masing-masing senilai 5.000 dolar Amerika. Setelah itu, Kaligis dan Indah
kembali ke Jakarta, sementara Gary tetap di Medan.

Pada 7 Juli 2015, majelis hakim membacakan putusan. Dalan putusannya, majelis
hakim membatalkan surat panggilan Kejaksaan Tinggi untuk memeriksa Fuad.
Majelis menilai permohonan keterangan kepada Fuad adalah penyalahgunaan
wewenang. Usai sidang, Gary kemudian menyerahkan uang sebesar 1.000 dolar
Amerika kepada Syamsir.

Pada tanggal 9 Juli, Gary menyerahkan amplop berisi uang senilai 5.000 dolar
Amerika untuk Tripeni. Saat keluar kantor PTUN Medan inilah Gary ditangkap
penyidik KPK bersama tiga hakim dan satu panitera tersebut. KPK kemudian
mengembangkan kasus ini dan menetapkan Gatot dan Evy sebagai tersangka. 2

3. Analisis
Sejujurnya, pada kasus ini, pengadilan OC Kaligis telah mencoreng profesi
advokat. Izin praktik hukum dari OC Kaligis ini pun bisa di cabut Izin lakukan
suap. Abdul Fickar menghargai OC Kaligis telah merendahkan officium nobile
yang sejatinya mencederai kehormatan profesi advokat.

Selain itu Abdul Fickar menghargai OC Kaligis melakukan persaingan yang tidak
sehat sesama advokat dengan menyuap hakim. Seharusnya advokat harus dibuat
dengan adil karena merupakan penegak hukum.

Tentunya kasus ini membuat kaget seluruh masnyarakat karena OC Kaligis


merupakan advokat yang profesional dan tidak dibutuhkan dia untuk melakukan

2
https://www.republika.co.id/berita/ntxxha335/begini-kronologis-suap-oc-kaligis
4

seperti halnya kasus ini. Para advokat dituntut untuk selalu melihat masalah apa
pun dengan sebenar-benarnya tanpa mengambil jalan pintas untuk menyelesaikan
masalah pada masalah yang ditanganinya. Tindakan ini mengganti kode etik
disetujui yang telah ada dan ditentukan. Hubungi kode etik profesi yang perlu
dipatuhi antara lain:

1. Pasal 3 huruf b yaitu, ”Advokat dalam melakukan tugasnya tidak perlu hanya-
mata untuk mendapat ketidakseimbangan materi tetapi lebih sesuai dengan
hukumnya, Kebenaran dan Keadilan.”

2. Pasal 4 huruf a yaitu, ”Advokat dalam perkara-perkara perdata harus memenuhi


syarat dengan jalan damai.”

3. Pasal 4 huruf c, ”Advokat tidak dibenarkan untuk kliennya bahwa perkara yang
ditanganinya akan menang.”

4. Pasal 9 huruf a, ”Setiap Advokat wajib dipenuhi dan diperoleh Kode Etik
Advokat ini.”3

Kode Etik Advokat Indonesia merupakan hukum tertinggi bagi advokat dalam
menjalankan profesi. Tidak hanya menjamin dan melindungi advokat, kode etik
juga membebankan setiap advokat untuk jujur dan bertanggung jawab dalam
menjalankan profesinya, baik kepada klien, pengadilan, negara atau
masyarakat. “Oleh karena itu, setiap advokat dalam menjalankan tugas profesinya
wajib tuduk, taat dan patuh pada Pancasila, UUD 1945, UU Advokat, Kode Etik
Advokat dan nilai-nilai tukar publik. Dengan demikian, setiap advokat tidak dapat
digunakan untuk melakukan dan mencoba yang dimaksudkan dengan moralitas
dan mencederai rasa keadilan publik. Pada Pasal 1 angka 1 Undang-Undang
Advokat ditegaskan untuk menjamin keamanan kehakiman yang independen,
maka diperlukan profesi advokat yang bebas, mandiri, bertanggung jawab,

Fungsi dari kode etik adalah menjunjung martabat profesi serta mempertahankan
kesejahteraan para anggotanya dengan membelanjakan perbuatan-perbuatan yang
akan merugikan kesejahteraan bahanil anggotanya. Sementara peran dari kode

3
https://www.kai.or.id/kode-etik-advokat
5

etik yaitu kode etik yang ditujukan untuk melindungi anggota-anggotanya dalam
menentang tindakan-tindakan yang tidak jujur, membahas hubungan antar
anggota, sebagai pelindung dari campuran tangan pihak luar atau pengelola yang
tidak adil, meningkatkan pengembangan kualitas dalam praktik, yang sesuai
dengan cita-cita masyarakat, dan kode etik yang sesuai antara profesi dengan yang
memang dibutuhkan oleh masyarakat umum. Ada 3 maksud yang terkandung
dalam pembentukan kode etik, yaitu:

1. Menjaga dan meningkatkan kualitas moral.


2. Menjaga dan meningkatkan kualitas keterampilan teknis.
3. Melindungi kesejahteraan materiil untuk pengemban profesi. 4

Dengan menghilangkan masalah ini, terjadi beberapa kemungkinan yang terjadi


antara lain:

Pertama, membuat citra setuju di pandangan masyarakat menjadi semakin


menurun. Bila disetujui seperti OC Kaligis yang dipercaya profesional dan
memperjuangkan keadilan dalam menyelesaikan perkara seperti terlibat dalam
kasus ini, bagaimana dengan pengacara-pengacara lain yang berjuang hanya demi
materi.

Kedua, terbongkarnya kasus suap yang menyeret Gatot Pujo Nugroho sebagai
Gubernur Kepala Daerah Sumatera Utara, telah menguatkan bukti selama ini,
pemerintah daerah tidak juga lepas dari pemerasan para hakim melalui para
pengacara. Kasus-kasus yang melibatkan pemerintah daerah kerap dikalahkan
oleh pengadilan. Sebagai contoh Pemrov DKI Jakarta kerap dikalahkan oleh
pengadilan atas berbagai kasus sengketa tanah, properti dan sebagainya.

Ketiga, mereka semua sebagai penegak hukum melakukan tindak pidana korupsi
dan tidak hanya mengubah kode etik profesi mereka tetapi juga menentang
sumpahnya kepada Tuhan Yang Maha Esa serta dapat merusak citra dan moral
Indonesia.

4
https://ayocenter.com/2021/03/10/hak-dan-kewajiban-seorang-advokat/
6

Seharusnya sebagai advokat Indonesia yang merupakan warga negara Indonesia,


harus bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memenangkan satria, jujur dalam
mempertahankan keadilan dan dilandasi moral yang tinggi, luhur, dan
mulia. Dalam melaksanakan tugasnya menjunjung tinggi hukum, Undang-Undang
Dasar Republik Indonesia, kode etik advokat dan sumpah jabatannya. Kepribadian
ini yang harus dimiliki oleh setiap advokat di Indonesia. Namun, masalah ini
menunjukkan penegakan kode etik advokat di Indonesia belum berjalan dengan
baik dan maksimal.

Untuk menegakkan kode etik advokat dan mempertahankan kualitas profesi, harus
memperhatikan kompetensi intelektual agar lebih baik pelayanannya kepada
masyarakat. Hal ini harus dilakukan agar terwujudnya advokat-advokat yang tidak
hanya bermodalkan ilmu pengetahuan tetapi juga memiliki moralitas dan nilai
kesadaran yang baik dan mulia. Memahami tugas-tugas mereka, fungsi, dan
perannya sebagai advokat yang benar dan profesional, yang memiliki komitmen
untuk mempertanyakan kebebasan dengan tanpa membeda-bedakan, tanpa rasa
takut, berpedoman pada kode etik, memiliki ikatan yang teguh dan yakin, serta
tidak memerlukan Keuntungan bagi dirinya sendiri.
7

DAFTAR PUSTAKA

1. OC Kaligis Pengacara Ke-10 Yang Tersandung Korupsi. (2015, 15). Tempo.


https://nasional.tempo.co/read/684240/oc-kaligis-pengacara-ke-10-yang
tersandung-korupsi. Diakses 12 Desember 2021

2. "Begini Kronologis Suap OC Kaligis |Republika Online." Republika Online, 31


Agustus 2015, www.republika.co.id/berita/ntxxha335/begini-kronologis-suap-oc-
kaligis. Diakses 12 Desember 2021.

3. "Kode Etik Advokat." Kongres Advokat Indonesia, 8 April 2021,


www.kai.or.id/kode-etik-advokat. Diakses 12 Desember 2021

4. "HAK DAN KEWAJIBAN SEORANG ADVOKAT." AYO CENTER – Law


Firm Dan Kantor Bantuan Hukum (KBH), 10 Mar. 2021,
ayocenter.com/2021/03/10/hak-dan-kewajiban-seorang-advokat/. Diakses 12
Desember 2021

Anda mungkin juga menyukai