Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
peranan penting dalam pengelolaan organisasi, namun hal ini bukan berarti bahwa
faktor-faktor lain tidak memegang peranan penting. Seluruh faktor yang dimiliki
organisasi saling menunjang dan melengkapi atau dengan kata lain bersinergi satu
sama lainnya.
tujuan maka perlu memperhatikan hal-hal yang terkait dengan kinerja karyawan.
Karyawan yang telah ada harus dapat dipertahankan demi kelanjutan operasional
perusahaan dalam mencapai tujuannya. Karena suatu usaha tidak akan mengalami
kemajuan tanpa adanya kinerja yang tinggi, kinerja yang tinggi akan memberikan
dampak positif bagi organisasi atau perusahaan, sebaliknya kinerja yang rendah
potensi yang dimiliki bawahannya terutama potensi yang dimiliki tersebut sangat
yang tepat dalam menjalankan tugas, sehingga dapat dikatakan bahwa kesuksesan
Koperasi adalah sebuah badan usaha yang paling sesuai dengan isi dan
makna Undang-Undang Dasar 1945 pasal 33, ayat 1 yang memliki sikap serta
kepedulian yang tinggi terhadap sendi kehidupan perekonomian rakyat, baik dari
krisis, sektor koperasi yang masih bisa bertahan menjalankan roda perekonomian
dimaksud koperasi adalah” Badan Usaha yang beranggotakan orang seorang atau
koperasi, sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas azas
anggotanya.
3
seorang pemimpin yang baik haruslah mampu mempengaruhi perilaku orang lain
terutama para karyawannya. Oleh karena itu, sudah seharusnya seorang pemimpin
setiap diri manusia itu terdiri dari lima tingkat kebutuhan, yaitu: kebutuhan
namun dilihat dari kesehariannya ada suatu permasalahan yang terjadi di Koperasi
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan oleh pegawai
4
sesuai dengan perannya dalam perusahaan. Rivai juga menjelaskan bahwa kinerja
tugas atau pekerjaan, seseorang sepatutnya memiliki derajat kesediaan dan tingkat
efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa pemahaman yang jelas tentang apa yang
Pondok Pesantren Darussalam tidak sesuai dengan tujuan yang diterapkan atasan
dan tidak dapat dikerjakan dengan baik oleh bawahan karena kurangnya
komunikasi antara keduanya, belum adanya motif atau kemauan karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan untuk bekerja lebih baik yang berasal dari dalam diri, itu
Dapat dilihat pada tabel 1.1 di bawah ini alat atau sarana kopontren
Dari Tabel 1.1 di atas dilihat alat atau sarana yang tersedia pada Koperasi
karyawan. Hal ini dapat berdampak pada kinerja karyawan kurang maksimal,
tingkat penjualan yang kurang optimal yang ditandai adanya penurunan pada
realisasi penjualan. Berikut data penjualan yang belum mencapai target Koperasi
Pondok Pesantren Darussalam, dapat dilihat pada table 1.2 dibawah ini:
perikanan dan perternakan cenderung mengalami fluktuasi tiap periode, hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti ketidak sadaran karyawan akan visi
misi dari koperasi, standar hasil produksi koperasi, alat dan sarana pendukung
dalam produksi koperasi, sadar akan peluang dari keuntungan koperasi yang
dijalankan dan ketidak sadaran akan umpan balik yang diberikan koperasi jika
terus mengalami peningkatan pada hasil produksi. Dan hal ini diidentifikasi
karyawan untuk memahami apa yang dikehendakinya baik dalam jangka pendek
maupun panjang.
pemimpin akan ditentukan pada saat RAT (Rapat Anggota Tahunan) yang
7
Koperasi Pondok Pesantren, hal ini tentu berpengaruh pada kondisi karyawan.
tersebut. Kondisi seperti ini bukanlah hal yang mudah bagi karyawan karena
karakter dari seseorang tidaklah sama dan juga dapat menyebabkan kinerja
karyawan terganggu.
jarang mau menerima kritik atau saran, kemudian pemimpin dianggap tidak
segan-segan untuk memberikan perintah dengan cara paksaan dan mutlak harus
dipenuhi, kebijakan diciptakan tanpa konsultasi atau meminta masukan dari para
diri seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Sedangkan menurut
Gitosudarmo dan Sudita dalam Komang, wayan dan Sriati (2009:30) motivasi
8
lebih baik lagi, sehingga dapat menimbulkan standar kerja yang sangat baik.
Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang
menyediakan lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik (tata ruang
kantor yang nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna,
penerangan yang cukup maupun musik yang merdu), serta lingkungan non fisik
9
Provinsi Riau”.
baik.
pekerjaannya.
mengungkap:
Provinsi Riau?
Provinsi Riau?
11
Padang.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja
adalah apa yang dilakukan dan tidak dilakukan oleh karyawan. Kinerja para
organisai. Selain karyawan dapat menjadi keunggulan bersaing, mereka juga dapat
perusahaan dan ketika karyawan bekerja namun tidak efektif, maka sumber daya
Kinerja karyawan (prestasi karyawan) adalah hasil kerja secara kualitas dan
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Oleh karena itu
disimpulkan bahwa kinerja adalah prestasi kerja atau hasil kerja baik kualitas
(Mangkunegara, 2007 : 54). Kinerja adalah merupakan perilaku yang nyata yang
ditampilkan setiap orang sebagai prestasi kerja yang dihasilkan karyawan sesuai
adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seorang atau sekelompok orang dalam
pencapaian tujuan organisasi secara legal, tidak melanggar hukum sesuai dengan
13
moral dan etika. (Sedarmayanti, 2003 : 149). Kinerja adalah kuantitas dan kualitas
organisasi. Aspek kuantitas mengacu kepada beban kerja atau target kerja,
maupun swasta dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan haruslah melalui
sesuatu organisasi yang digerakkan oleh sekelompok orang sebagai pelaku dalam
sebagai sumber daya oleh karena itu sumber daya tersebut hendaknya memiliki
keahlian (Skill) yang tinggi, bila sumber daya tersebut memiliki kinerja yang baik
maka akan berdampak kepada kinerja organisasi atau perusahaan yang baik pula.
1. Faktor Individu
dan fisik, maka individu tersebut memiliki konsentrasi diri yang baik.
dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang memadai,
yaitu :
a. Faktor Internal
kemampuannya.
b. Faktor Eksternal
a. Tujuan
Tujuan merupakan keadaan yang berbeda yang secara aktif dicari oleh
b. Standar
yang diinginkan dapat dicapai. Tanpa standar, tidak dapat diketahui kapan
c. Umpan Balik
sebenarnya. Tujuan yang dapat diterima oleh pekerja adalah tujuan yang
Alat atau sarana merupakan sumber daya yang dapat dipergunakan untuk
sarana, tugas pekerjaan spesifik tidak dapat dilakukan dan tujuan tidak
16
e. Motif
f. Peluang
bahwa kinerja itu adalah hasil kerja secara kulitas dan kuantitas yang dicapai
2.2 Kepemimpinan
Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok, yaitu
pimpinan sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata pimpin
17
baik secara fisik maupun spiritiual terhadap keberhasilan aktivitas kerja yang
dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan setiap orang tidak
dapat dikatakan bahwa sukses tidaknya usaha pencapaian dan tujuan organisasi
atau perintah, tindakan yang menyebabkan orang lain bertindak atau merespon
untuk menciptakan rasa percaya diri dan dukungan diantara bawahan agar tujuam
organisasional dapat tercapai (Dubrin, 2005 : 3). Menurut Nasution (2007 : 64)
dan keterampilan seseorang yang menduduki jabatan pimpinan sataun kerja untuk
bagi organisasi dan para bawahannya. Kebutuhan akan pemimpin yang baik dan
yang dipilih, melainkan seseorang yang memiliki kelebihan baik dari sudut
a. Kekuasaan
b. Kewibawaan
c. Kemampuan
organisasi yang sangat menonjol peranannya akan dpat disimpulkan bahwa para
menyatakan bahwa untuk menjadi pemimpin yang baik harus memiliki sifat-sifat
sebagai berikut:
d. Pandai bergaul
Menurut Nasution (2007 : 228), gaya kepemimpinan ini dapat dibedakan dalam
a. Tipe Diktator
b. Tipe Otoriter
Tipe ini ingin berkuasa sendiri dan tidak mau melimpahkan wewenang
terhadap bawahan. Para bawahan harus patuh dan taat dalam menuruti
bergantung padanya.
c. Tipe Demokratis
d. Tipe Birokratis
Tipe ini selalu berpegang teguh pada peraturan, kebijakan dan prosedur
e. Tipe Bebas
kekuasaannya.
Thoha (2007 : 287) menyatakan bahwa terdapat empat sifat umum yang
dihargai.
d. Kecerdasan
yang dipimpin.
b.3 Motivasi
dorongan yang dimiliki dan apa yang maendasari perilakunya, untuk itu dapat
dikatakan bahwa dalam diri seseorang ada kekuatan yang mengarah kepada
‘menggerakkan’ (to move). Motivasi adalah serangkaian sikap dan nilai – nilai
yang mempengaruhi individu untuk mencapai hal yang spesifikasi sesuai dengan
(kebutuhan akan harga diri), dan sosiologis (kebutuhan berinteraksi sosial) (T.
henti, alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhannya
tingkat dua akan menjadi yang pertama, dan berlaku sperti itu. Semakin tinggi
kedudukan seseorang dalam masyarakat dan organisasi maka akan semakin tinggi
faktor yang dirasakan menjadi kebutuhan orang tersebut (Rivai, 2008 : 458-459).
a. Promosi
b. Prestasi Kerja
d. Penghargaan
e. Tanggung jawab
f. Pengakuan
Promosi adalah kemajuan seorang karyawan pada suatu tugas yang lebih
baik, baik dipandang dari sudut tanggung jawab yang lebih berat, martabat atau
status yang lebih tinggi, kecakapan yang lebih baik, dan terutama tambahan
Pengakuan atas kinerja dan keahlian bagi karyawan dalam suatu pekerjaan
bekerja, yaitu:
d. Keamanan kerja
tergantung pada kekuatan dorongan motivasi seseorang dan situasi serta peluang
b. Harapan keberhasilannya
error)
satu sama lain berada dalam komplik. Ketegangan tersebut timbul dan
mengurangi ketegangan.
d. Frustasi (frustration)
e. Rasionalisasi (rationalization)
f. Regresi (regression)
kekanak-kanakan.
g. Fiksasi (fixation)
h. Resignasi (resignation)
mencapai tujuannya dalam situasi khusus dan ingin menarik diri dari
meliputi:
a. Kinerja (achievement)
b. Penghargaan (recognition)
28
atau hadiah.
c. Tantangan (challenge)
e. Pengembangan (development)
f. Keterlibatan (involvement)
untuk karyawan.
g. Kesempatan (opportunity)
stimulus yang cukup kuat bagi karyawan. Bekerja tanpa harapan atau
Menurut Emron Edison, Yohny Anwar dan Imas Komariah (2016 : 184)
1. Kebutuhan fisiologi
anaknya
terhadap pemimpinnya
kerja
karyawannya
menyimpulkan bahwa motivasi itu adalah dorongan dalam diri seseorang untuk
setiap harinya. Lingkungan kerja yang kondusif memberikan rasa aman dan
di mana dia bekerja, maka karyawan tersebut akan betah di tempat kerjanya,
Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada dilingkungan para pekerja yang dapat
(Nitisemito,2003:183).
segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja yang mempengaruhi tugas-tugas yang
pekerjaannya.
Lingkungan kerja dalam arti semua keadaan yang terdapat disekitar tempat
kerja akan mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun tidak langsung.
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi yang
bawahan.
a. Kebersihan
bagi diri tenaga kerja, apabila lingkungan kerja bersih maka hal ini
b. Penerangan
c. Pertukaran udara
sangat cepat.
33
d. Keamanan
tentram lebih di utamakan dari pada efisien pekerjaan itu sendiri jika
e. Kebisingan
Penelitian terdahulu ini menjadi salah satu acuan penulis dalam melakukan
berupa beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis. Dapat dilihat pada tabel 2.1 dibawah ini:
1 Gatot Rahardjo Chairy Pengaruh Kepemimpinan, Kepemimpinan Pada penelitian ini didapatkan
dan Motivasi Dan Lingkungan Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan
Sri Sedyaningsih 2014 Kerja Terhadap Kinerja Motivasi Lingkungan Kerja berpengaruh secara
Karyawan Pada PT.Citra Lingkungan kerja signifikan terhadap Kinerja karyawan.
Sukses Eratama, Hubungan yang signifikan antara
Tangerang. Kinerja Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan
Lingkungan Kerja dengan Kinerja
Thesis terlihat dari nilai F hitung yang
diperoleh lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai F tabel. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa antara
Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan
Lingkungan Kerja memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap Kinerja
karyawan.
2 Yulniwarti Shimko Pengaruh Gaya Gaya kepemimpinan berdasarkan hasil analisa data
Kepemimpinan, Motivasi, kuantitatif, dengan bantuan pengolahan
2012 Dan Lingkungan Kerja Motivasi data menggunakan perangkat lunak
35
karyawan.
pegawai sebesar
4.4%. Pengaruh tidak langsung
lingkungan kerja melalui
kepemimpinan terhadap kinerja
Pegawai sebesar 6.2 % dan melalui
motivasi sebesar 6.3%, maka total
pengaruh sebesar
16.9%.
Pengaruh kepemimpinan, motivasi,
lingkungan kerja terhadap kinerja
pegawai
Sebesar 84.5%, dalam hal ini terdapat
pengaruh bersama-sama antara variabel
Kepemimpinan (x1), motivasi kerja
(x2) serta lingkungan kerja (x3)
terhadap kinerja
Pegawai sebesar koefisien determinasi
(r2 = 84.5%).
5 Joko Purnomo Bagaimana pengaruh Kepemimpinan Dari hasil analisis data Uji Regresi
kepemimpinan, motivasi, Berganda maka didapatkan persamaan
2006 dan lingkungan kerja Motivasi Y = 6,087 + 0,350X1 + 0,239X2 +
terhadap kinerja Pegawai 0,206X3, variabel kepemimpinan (X1) t
Negeri Sipil pada Dinas Lingkungan kerja mempunyai hitung sebesar 2,080,
Kehutanan dan variabel motivasi (X2) t hitung sebesar
Perkebunan Kabupaten Kinerja 1,844
Jepara dan untuk variabel lingkungan (X3) t
39
satu tingkat kepemimpinan memberikan hasil yang baik dari waktu ke waktu dan
jarang pula suatu kelakuan tertentu memberikan hasil yang di inginkan secara
aspek - aspek manusiawi dari kelompok bawahan dan upaya - upaya untuk
yang tinggi.
motivasi, persepsi peran kondisi keluarga, kondisi fisik. Shadare (2009), juga
dorongan dalam diri seseorang dan situasi serta peluang yang tersedia. Motivasi
adalah proses yang menjelaskan intensitas arah dan ketentuan usaha untuk
mencapai suatu tujuan seseorang yang memiliki motivasi tinggi seperti adanya
memiliki tanggung jawab yang tinggi ,akan bekerja dengan sebaik-baiknya agar
dapat tercapai kinja yang optimal. Sementara pegawai yang memiliki motivasi
yang rendah maka akan menciptakan kinerja yang rendah pula. Berarti ada
Wulan Analisa (2011:2) mengatakan bahwa lingkungan kerja yang baik dapat
lingkungan kerja yang memadai seperti lingkungan fisik (tata ruang kantor yang
43
nyaman, lingkungan yang bersih, pertukaran udara yang baik, warna, penerangan
yang cukup maupun musik yang merdu), serta lingkungan non fisik (suasana kerja
Kepemimpinan H1
(X1)
H2 Kinerja Karyawan
Motivasi (X2) (Y)
H3
Lingkungan Kerja
(X3)
H4
Provinsi Riau.
45
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pasir Pengaraian Km. 21 Saran Kabun Desa Kabun Kecamatan Kabun Kabupaten
a. Data Primer
b. Data Sekunder
a. Populasi
b. Sampel
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah:
Provinsi Riau
dijawab
47
sebagai berikut:
3.6.1. Kepemimpinan
perilaku orang lain agar berprilaku seperti yang akan dikehendaki (Nasution
2007 : 64)
Thoha (2007 : 287) menyatakan bahwa terdapat empat sifat umum yang
d. Kecerdasan
48
3.6.2. Motivasi
dirasakan, kemudian timbul keinginan atau sasaran yang hendak dicapai dan
a. Promosi
b. Prestasi kerja
d. Penghargaan
e. Tanggung Jawab
f. Pengakuan
a. Kebersihan
b. Penerangan
c. Pertukaran udara
d. Keamanan
49
e. Kebisingan
3.6.4. Kinerja
Kinerja merupakan hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung
secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan moral maupun etika
melalui:
a. Tujuan
b. Standar
c. Umpan Balik
e. Motif
f. Peluang
5. Pengakuan 1 10
1. Keberhasilan 2 1,2
2. Penerangan 4 3,4,5,6
Lingkungan
3. Pertukaran udara 1 7
Kerja
4. Keamanan 2 8,9
5. Kebisingan 1 10
1. Tujuan 2 1,2
2. Standar 2 3,4
3. Umpan balik 1 5
Kinerja
4. Alat sarana 2 6,7
Karyawan
5. Motif 2 8,9
6. Peluang 1 10
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut
(Ghozali, 2011).
Dalam hal ini digunakan beberapa butir pertanyaan yang dapat secara tepat
dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan
konstruk.
untuk tingkat signifikansi 5 persen dari degree of freedom (df) = n-2, dalam hal ini
51
n adalah jumlah sampel. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator
Validasi butir digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu butir skala
mampu membedakan antara individu atau kelompok, yang memiliki dan yang
tidak memiliki atribut yang diukur (Nuruni, 2014: 43). Dengan mengetahui
validitas butir, akan dapat diseleksi (dipilih) butir-butir mana yang dapat dipakai
sebagai alat ukur dan yang tidak dapat dipakai (Nuruni, 2014: 43).
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria
valid tidaknya ditentukan oleh rhitung > rtabel sebesar 0,344 (N=33 dan α 0,05) adalah
sebagai berikut:
Keterangan:
52
σ t2 = varians total
angket dikatakan reliabel jika jawaban atas angket itu mantap, dalam arti
bahwa angket itu konsisten, stabil, dapat diandalkan dan dapat diramalkan
harga reliabilitasnya. Dengan kata lain, semakin valid butir tes, maka
sebagai berikut:
Suatu model regresi dikatakan linear harus melalui uji asumsi klasik yang
terdiri dari: Uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heteroskedastisitas dan uji
autokorelasi
Maksud data berdistribusi normal yaitu bahwa data akan mengikuti bentuk
distribusi normal, yakni data memusat pada nilai rata-rata dan median. Uji
normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel terikat,
variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model
regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data
statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribusi normal (Nuruni, 2014: 54).
Data terdistribusi normal dapat dilihat dari nilai signifikansi atau nilai
probabilitas. Pedoman pengambilan keputusan adalah jika nilai signifikan < 0,05
data tidak normal dan sebaliknya jika nilai signifikansi > 0,05 data dikatakan
normal (Nuruni, 2014: 54). Uji kenormalan distribusi data yang digunakan adalah
antar variable independen dalam model regresi. Ada beberapa metode pengujian
yang bisa digunakan, di antaranya: dengan melihat nilai inflation factor (VIF)
individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2), dan dengan melihat
nilai eigenvalue dan index. Menurut Priyatno (2008:39), pada umumnya jika VIF
lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan dengan variabel
bebas lainnya.
antara peubah bebas X dalam Model Regresi Ganda. Jika hubungan linear antar
varian dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. prasyarat yang
diantaranya yaitu: uji park, uji glesjer, melihat pola grafik regresi, dan uji
residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
metode yang sering digunakan adalah dengan uji durbin-watson (Uji DW) dengan
a. Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL) maka
sebagai berikut:
d=
∑ (e n−e n−1)
∑ e 2x
Keterangan:
e = residual
Dimana : Y = Kinerja
a = Konstanta
b = Koefisien regresi
X1 = Kepemimpinan
X2 = Motivasi
X3 = Lingkungan Kerja
2011:136)
SSR
R 2=
SST
Dimana:
R2 : Determinasi
sama perubahan variable terikat disebabkan oleh variabel bebas atau dengan kata
terikat.
3.7.6 Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1, X2, dan
sebagai berikut:
R2 /k
F hitung=
(1−R¿ ¿2)/(n−k−1)¿
Keterangan:
R2 = Koefisien determinasi
n = Jumlah data
bebas terhadap variabel terikat secara bersama sama, dengan langkah langkah
sebagai berikut:
kinerja karyawan.
4. Mengambil keputusan:
karyawan.
(Sugiyono, 2012:230)
r xy √ n−2
t=
√ 1−¿ ¿ ¿
Dengan taraf signifikan 5% uji dua pihak dan dk = n-4
Keterangan :
Bila thitung < t , maka tidak ada hubungan signifikan antara variabel
tabel