Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Ilmiah Wijaya Volume 12 Nomor 1, Januari-Juni 2020

Hal 116-129; website : www.jurnalwijaya.com; ISSN : 2301-


4113

PERAN KELUARGA DENGAN PENCEGAHAN DECUBITUS


PADA PASIEN STROKE

Elis Nurhayati Agustina, Harun Al Rasid

STIKes Wijaya Husada Bogor


Email : wijayahusada@gmail.com

ABSTRAK
Stroke adalah suatu keadaan kedarurat medis yang sering menyebabkan kematian dan
kecacatan di seluruh dunia. Stroke mempunyai dampak terhadap kelemakan ekstremitas dan
berakibat pada bedrest total hal ini menimbulkan salah satu komplikasi decubitus. Decubitus
merupakan dampak dari tirah baring terlalu lama. Hal ini dikarenakan ketidakmampuan
pasien merawat dirinya sendiri. Oleh karena itu keluarga berperan dalam perawatan decubitus
pada pasien yang mengalami kelemahan fisik dalam kasus ini adalah stroke.
Penelitian ini adalah untuk menganalisa hubungan peran keluarga dengan pencegahan
decubitus pada pasien stroke.
Jenis penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional jumlah sampel 40 responden dengan
teknik sampling total sampling, variabel yang diteliti peran serta keluarga dan pencegahan
terjadinya decubitus pada pasien stroke. Analisis data menggunakan uji statistik kendal tau.
Berdasarkan hasil analisis univariat peran serta keluarga sebagian besar memiliki peran
keluarga seimbang dengan 20 responden (50%). Sedangkan dari 40 responden didapatkan
hasil 24 responden (60%) berperilaku positif dalam pencegahan decubitus pada pasien stroke.
Dari Analisis bivariat Hasil uji kendal tau menunjukkan dengan taraf signifikansi 5% atau
nilai ρ value 0,000 < 0,05, artinya ada bahwa ada hubungan peran serta keluarga dengan
pencegahan terjadinya decubitus pada pasien stroke di RSUD Kota Bogor tahun 2019.
Pada penelitian ini terdapat hubungan yang signifikan pada variabel peran keluarga dengan
pencegahan decubitus pada pasien stroke.Penelitian ini diharapkan menjadi masukan bagi
RSUD Kota Bogor sebagai bentuk pencegahan decubitus dan deteksi dini pada pasien stroke.
Kata kunci : peran keluarga, pencegahan decubitus, stroke

THE CORRELATION BETWEEN FAMILY PARTICIPATION AND PREVENTION


OF DECUBITUS IN PATIENTS WITH STROKE
ABSTRACT
Throughout the world, stroke is considered a medical emergency condition which commonly leads to
death and impairment. Stroke results in extremity and total bed rest which trigger decubitus-related
complications. Decubitus is resulted from prolonged bed rest. This is attributable to patients’ lack of
capability to take care of their own bodies. Hence, family has important roles in decubitus treatment
in patients with physical weaknesses, including stroke.
This is a quantitative research with cross sectional design. The total sample for this research was 40
respondents taken using total sampling technique. The variables measured comprised family
participation and prevention of decubitus in patients with stroke. Kendal Tau statistical test was
applied for data analysis.
Based on the results of univariate analysis family roles mostly have balance family role with 20
respondent (50%). while from 40 respondent obtained the result of 24 respondent (60%) behaving
positively in prevention of decubitus in stroke patient.from the bivariate analysis The result of Kendal
1
Tau test demonstrates the significance level of 5% or ρ value of 0.000 < 0.05, which means that there
is a relationship between family participation and prevention of decubitus in patients with stroke in
inpatient wards at RSUD Kota Bogor 2019 year.
In this study there was a significant relathionship on the behavior of the relationship between family
participation and prevention of decubitus in patient with stroke in inpatient wards.
This research is expected to be input for RSUD Kota Bogor as a from of prevention and early detection of
decubitus in patients with stroke

Keywords : family participation, decubitus, stroke

PENDAHULUAN persen atau 250 ribu orang meninggal


Stroke adalah gangguan suplai dunia dan sisanya cacat 2 ringan maupun
darah ke otak, biasanya karena berat. Pada 2020 mendatang
perdarahan atau sumbatan dalam diperkirakan 7,6 juta orang akan
pembuluh darah yang menghambat meninggal karena stroke (KEMENKES,
pasokan oksigen dan nutrisi sehingga 2015).
menyebabkan kerusakan pada jaringan Stroke mempunyai gejala fisik
otak (WHO, 2013). Pada keadaan kelemahan ekstremitas dan berakibat
tersebut suplai oksigen ke otak pada bedrest total, hal ini menimbulkan
terganggu sehingga mempengaruhi salah satu komplikasi yaitu decubitus,
kinerja saraf di otak. Hal ini dapat karena akibat dari tekanan yang terlalu
menyebabkan berbagai masalah lama pada area permukaan tulang yang
diantaranya penurunan kesadaran dan menonjol dan menyebabkan
kelemahan otot. Penurunan kesadaran berkurangnya sirkulasi darah pada area
pada penderita stroke dapat yang tertekan dan lama kelamaan
menyebabkan ketidakefektifan perfusi jaringan setempat mengalami iskemik,
jaringan serebral penanganan dan hipoksia dan berkembang menjadi
perawatan yang tepat pada pasien stroke nekrsosis (Lipyandra, 2014). Iskemik
diharapkan dapat menekan serendah- jaringan adalah kondisi tidak adanya
rendahnya dampak negatiuf yang atau menurunnya aliran darah sebab
ditimbulkan (Sari Dewi, 1998). obstruksi mekanik (Potter and Perry,
Prevalensi stroke di seluruh 2009).
dunia menurut WHO (World Health Dekubitus dapat terjadi pada
Organization) adalah 15 juta orang di setiap tahap umur, tetapi hal ini
seluruh dunia menderita stroke setiap merupakan masalah yang khusus pada
tahun, hampir 5 juta orang meninggal penderita stroke dan lansia, karena
dan 5 juta orang yang tersisa cacat. masalah imobilitas. Seseorang yang
Pravelensi di Amerika Serikat adalah 3,4 imobilitas dan hanya berbaring ditempat
persen per 100 ribu penduduk, di tidur sampai berminggu-minggu terjadi
Singapura 55 per 100 ribu penduduk dan dekubitus karena tidak dapat berganti
di Thailand 11 per 100 ribu penduduk3. posisi beberapa kali dalam sejam.
Penderita stroke di Indonesia sekitar 2,5 Penggantian posisi ini, biarpun hanya
bergeser, sudah cukup untuk mengganti (Nakes)/gejala diperkirakan sebanyak
bagian tubuh yang kontak dengan alas 2.137.941 jiwa (12,1%). Berdasarkan
tempat tidur. Sedangkan imobilitas diagnosis Nakes dan diagnosis/gejala,
hampir menyebabkan dekubitus bila pasien stroke di Provinsi Banten
berlangsung lama. Terjadinya ulkus sebanyak 53.289 orang (6,6%) dan
disebabkan gangguan aliran darah 96.888 (12,0%)10. Menurut hasil
setempat dan juga keadaan umum dari Riskesdas (2013) Provinsi Banten,
penderita (Sugeng, 2011). prevalensi stroke berdasarkan diagnosis
Hasil penelitian di Amerika tenaga kesehatan (Nakes) tertinggi di
Serikat menunjukan bahwa pasien stroke Kota Tangerang Selatan (7,7%),
dirawat dirumah sakit menderita sedangkan prevalensi stroke berdasarkan
dekubitus adalah 3-10% dan 2,7% terdiagnosis nakes dan gejala tertinggi
berpeluang terbentuk dekubitus baru6. terdapat di Kabupaten Pandeglang
Dan hasil penelitian terjadi peningkatan (17,0%). Prevalensi tertinggi pasien
dekubitus terus terjadi hingga 7,7-26,9%. stroke berdasarkan kelompok umur baik
Prevelensi terjadinya luka dekubitus di berdasarkan diagnosis nakes maupun
Amerika Serikat cukup tinggi sehingga diagnosis nakes/gejala berada pada
mendapatkan perhatian dari kalangan kelompok usia >75 tahun sebesar 53,8%
tenaga kesehatan. Penelitian menunjukan dan 91,7% Kondisi imobilisasi
bhawa prevelensi luka dekubitus meningkatkan resiko terjadinya
bervariasi, tetapi secara umum kerusakan kulit dan proses penyembuhan
dilaporkan bahwa 5-11% terjadi di luka yang lambat (Kementerian
tatanan perawatatan akut (acute care), Kesehatan Republik Indonesia, 2014).
15-25% ditatanan perawatan rumah Dekubitus merupakan dampak
(home healt care). dari tirah baring terlalu lama. Hal ini
Angka kejadian dekubitus di dikarenakan ketidakmampuan pasien
ASEAN lainnya (Japan, Korea, China) merawat dirinya sendiri. Oleh karena itu
adalah 2,1-18%9. Faktor yang ditemukan keluarga berperan dalam pencegahan
beresiko terhadap stroke dengan angka terjadinya decubitus pada pasien yang
kejadian luka dekubitus (ulkus) di mengalami kelemahan fisik dalam kasus
indonesia mencapai 33%. Angka ini ini adalah stroke. Dampak dari stroke
lebih tinggi dari negara Asia lainnya adalah dekubitus atau penekanan pada
(Bujang, 2014). daerah yang bersentuhan dengan
Pasien gangguan mobilasi seperti permukaan tempat tidur.
pasien stroke dan lansia tidak hanya Berdasarkan pengalaman pada
terbatas di instansi kesehatan seperti di pasien-pasien yang dirawat dalam
rumah sakit dan panti jompo, tetapi juga kondisi tirah baring total tanpa
di masyrakat. Jumlah pasien penyakit perubahan posisi selama kurang lebih 2
stroke di Indonesia tahun 2013 kali 24 jam disertai dengan kebersihan
berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan diri yang buruk akan didapatkan luka
diperkirakan sebanyak 1.236.825 jiwa decubitus. Ulkus decubitus tidak selalu
(7,0%), sedangkan berdasarkan terjadi pada pasien atau orang-orang
diagnosis Tenaga Kesehatan yang tidak bisa bangkit dari tempat tidur.
Beberapa pasien yang bisa bangkit dari kualitas hidup dan karir pasien. Studi
tempat tidur tetapi lebih banyak duduk di tentang prevalensi Dekubitus pada 796
kursi bisa juga terkena ulkus decubitus pasien di komunitas di New South Wales
jika tidak dirawat dengan baik. Pasien (NSW), New England, mendapatkan
yang tua maupun yang muda bisa saja hasil, sebesar 8,7% (71) dari responden
terkena gangguan ini. Ulkus dekubitus memiliki luka Dekubitus. 28,2% (20)
bisa terjadi dengan cepat di atas tonjolan pasien mengalami Dekubitus akibat
tulang (misalnya tulang berositasiskial, hospitalisasi sedangkan 71,8% (51)
siku dan tumit) pada pasien imobilisasi, pasien lainnya luka Dekubitus
khususnya bila terganggu juga gangguan berkembang selama di rumah. Dari 71
sensori pada area tersebut dan bila telah pasien, ditemukan 111 luka Dekubitus.
terjadi kehilangan berat badan (Potter Luka Dekubitus derajat 2 sebesar 40,5%
and Perry, 2005). dari 71 pasien, diikuti derajat 1 sebesar
Dekubitus merupakan masalah 29,7%. Bagian tubuh yang paling umum
yang sangat serius terutama bagi pasien terkena Dekubitus adalah tumit (33,3%).
yang dirawat lama di rumah sakit dengan Hampir 70% luka yang diidentifikasi
keterbatasan aktifitas (Widodo, 2007). oleh perawat disebabkan oleh alat yang
Dekubitus merupakan luka pada kulit digunakan oleh pasien seperti selang
yang terlokalisasi atau pada jaringan hidung, prostesis, kateter, kursi mandi,
dibawah tulang yang menonjol akibat balutan (bidai) dan sebagainya (Asimus,
tekanan yang terus-menerus atau tekanan M., & Li, 2011).
yang disertai dengan gesekan (Osuala, Perkembangan dekubitus dapat
2014). mengakibatkan beberapa komplikasi.
Tekanan secara lokal berdampak Kemungkinan komplikasi yang paling
menurunkan atau bahkan menghambat serius adalah sepsis. Ketika luka
sirkulasi yang menyebabkan dekubitus berkembang dan ada bakteri
metabolisme sel terganggu dan berakhir aerobik atau anaerobik ataupun
pada kondisi iskemik jaringan. Iskemik keduanya, luka dekubitus sering menjadi
jaringan adalah kondisi tidak adanya sumber utama terjadinya infeksi. Sepsis
atau menurunnya aliran darah sebab yang berhubungan dengan luka
obstruksi mekanik. Luka Dekubitus dekubitus memiliki angka kematian
dapat menurunkan citra dan mutu hampir 50%. Osteomyelitis terjadi
pelayanan rumah sakit karena program sekitar 26% pada luka dekubitus yang
pengendalian terjadinya luka Dekubitus gagal disembuhkan.
merupakan salah satu indikator kendali Pencegahan terhadap dekubitus
mutu pelayanan. Luka Dekubitus lebih menjadi sangat penting dari pada
mudah berkembang pada pasien di ruang mengobati komplikasi yang
ICU, gangguan neurolgi dan lansia ditimbulkannya dengan biaya yang lebih
(Potter and Perry, 2009). tinggi. Perawat memiliki peran utama
Studi Dekubitus telah beberapa dalam upaya pencegahan dekubitus
kali dilakukan. Diperkirakan, luka tekan sebagai tenaga kesehatan yang pertama
atau Dekubitus terjadi pada 30% pasien mengenali tanda-tanda ulkus dekubitus
dan dapat secara signifikan menurunkan selama pasien dirawat karena
berhadapan langsung selama 24 jam. 8 orang dari total 30 responden24.
Ketika pasien telah kembali ke rumah, Setelah dilakukan edukasi tentang
maka peran perawatan untuk pencegahan dekubitus kepada keluarga dalam
dekubitus diambil alih oleh keluarga penelitian Sulastri dkk didapatkan hasil
(Mohamed and Weheida, 2014). adanya kenaikan nilai rerata skor
Peran keluarga selama ini pengetahuan yang secara simultan juga
keluarga tidak tahu tentang bagaimana berhubungan meningkatkan nilai rerata
cara perawatan decubitus, pencegahan keterlibatan keluarga dalam pencegahan
dekubitus pada pasien stroke di dekubitus. Hasil ini menunjukkan
antaranya higiene dan perawatan kulit, adanya peran pengetahuan dalam
pengaturan posisi alas pendukung, mendorong persepsi keluarga untuk
perawat harus menjaga kulit klien tetap selanjutnya melakukan tindakan
bersih dan kering. Perlindungan dasar pencegahan yang benar. Mengetahui
untuk mencegah kerusakan kulit. persepsi keluarga terhadap pencegahan
Pengaturan posisi digunakan untuk dekubitus menjadi penting untuk
mengurangi tekanan dan gaya gesek selanjutnya dijadikan pertimbangan
pada kulit. Posisi klien mobilisasi diubah dalam modifikasi faktor yang dapat
sesuai dengan tingkat aktifitasnya, mempengaruhi persepsi keluarga untuk
kemampuan persepsi dan rutinitasnya melakukan tindakan pencegahan
sehari-hari dan alas pendukung, dekubitus.
kenyamanan, kontrol postur tubuh dan Berdasarkan data dari Rekam
manajemen tekanan. Medis RSUD Kota Bogor 2019 pada
Masalahnya, dalam menjalankan pasien stroke dalam setiap bulan rata-
peran sebagai keluarga melakukan usaha rata ada sebanyak 40 pasien stroke rawat
pencegahan Dekubitus baik tindakan inap dengan 4-6 pasien atau sekitar 10%
yang dilakukan ataupun yang tidak mengalami decubitus, sehingga dapat
dilakukan bukan karena memahami betul diasumsikan bahwa kualitas pelayanan
secara jelas apa tujuan tindakan tersebut keperawatan yang diberikan di Rumah
melainkan hanya karena kebiasaan atau Sakit dapat dikatakan belum baik dan
naluri untuk membantu dan melindungi perawat belum menempatkan
pasien. Hal ini dapat menurunkan pencegahan dekubitus menjadi prioritas
kualitas tindakan pencegahan yang yang tinggi dalam pelayanan
diberikan jika tidak dilandasi dengan keperawatan.
pengetahuan yang cukup dan berakibat Berdasarkan hasil studi
pada penurunan konsistensi keluarga pendahuluan yang telah dilaksanakan 19
dalam merawat (DiGiulio, Jackson and agustus 2019 dari hasil wawancara pada
Keogh, 2007). 10 orang keluarga pasien stroke di
Penelitian yang dilakukan RSUD Kota Bogor 6 orang keluarga
Sulastri dkk menunjukkan tingkat pasien stroke kurang berperan serta
pengetahuan keluarga tentang Dekubitus dalam pencegahan decubitus. Hasil
terbanyak dalam rentang cukup sebesar wawancara mengatakan penggantian alas
40% dan kurang 33,33 sedangkan yang pampers hanya dilakukan sekali dalam
berpengetahuan baik hanya 26,67% atau sehari, takut untuk merubah posisi
pasien 2-3 jam, latihan gerak untuk dependen dalam penelitian ini adalah
mencegah kekakuan dan lecet tidak pencegahan decubitus.
dilakukan.
Hipotesis adalah jawaban sementara
Berdasarkan latar belakang di penelitian, patokan duga, atau dalil
atas, maka peneliti tertarik untuk
sementara, yang keberadaannya akan
melakukan penelitian dengan judul dibuktikan dalam penelitian tersebut.
“Hubungan Peran Serta Keluarga
Adapun hipotesis dalam penelitian
Dengan Pencegahan Terjadinya ini adalah : Hipotesis alternatif (Ha)
Decubitus pada Pasien Stroke di RSUD
adalah hipotesis yang menyatakan
Kota Bogor Tahun 2019”? adanya hubungan atau pengaruh antara
variabel dengan variabel lain. Ha : Ada
METODE PENELITIAN hubungan peran serta keluarga dengan
Jenis penelitian ini adalah
pencegahan terjadinya decubitus pada
penelitian kuantitatif yaitu penelitian
pasien stroke di ruang rawat inap RSUD
yang banyak menggunakan angka, mulai
Kota Bogor , jika .
dari pengumpulan data, penafsiran
Hasil dari penelitian ini p value 0,000
terhadap data tersebut, serta penampilan
yang berarti Ha diterima dan HO ditolak,
dari hasilnya. Demikian juga
maka ada hubungan yang signifikan
pemahaman akan kesimpulan penelitian
antara Hubungan Peran Keluarga dengan
akan lebih baik apabila juga disertai
Pencegahan Decubitus pada pasien
dengan tabel, grafik, bagan, gambar atau
stroke di RSUD Kota Bogor Tahun
tampilan lain (Sugiyono, 2016).
2019.
Desain penelitian cross sectional
Populasi penelitian ini adalah
adalah suatu penelitian untuk
seluruh keluarga pasien stroke di ruang
mempelajari dinamika korelasi atau
rawat inap RSUD Kota Bogor tahun
pengumpulan data sekaligus pada suatu
2019. pengambilan sampel
saat. Artinya setiap subyek penelitian
menggunakan tekhnik total sampling
hanya diobservasi sekali saja dan
dengan kriteria inklusi dan mengambil
pengukuran dilakukan terhadap status
40 responden keluarga pada apsien
karakter atau variabel subyek pada saat
stroke di RSUD Kota Bogo tahun 2019.
pemeriksaan (Nursalam, 2012). Adapun
Penelitian telah dilaksanakan di
yang menjadi variabel dalam penelitian
RSUD Kota Bogor tahun 2019. waktu
ini adalah:
penelitian Agustus - September 2019.
Variabel indipenden adalah Alat pengumpulan data yang digunakan
variabel yang menjadi sebab timbulnya pada penelitian ini adalah kuesioner,
atau berubahnya variabel dependen yaitu kuesioner pencegahan Decubitus
(variabel terikat). Variabel indipenden dan peran keluarga.
dalam penelitian ini adalah peran Metode pengumpulan data
keluarga menggunakan data primer, yaitu data
Variabel dependen adalah variabel dikumpulakn sendiri oleh peneliti
terikat atau variabel yang dipengaruhi sendiri, yaitu menggunakan kuesioner
oleh keberadaan variabel bebas. Variabel pada sampel.
Pengolahan data dan analisa data menggunakan komputerisasi dengan
program SPSS for window 21. Analisa
Tabel 1
terdiri dari analisis Univariat dan
Distribusi frekuensi responden
Bivariat dengan menggunakan Uji
berdasarkan jenis kelamin
Keluarga Pasien Stroke di RSUD
Kota Bogor Tahun 2019
Korelasi kendall’s tau, dimana analisa Jenis Persentase
No Frekuensi
bivariat menganalisa Hubungan Peran kelamin (%)
Keluarga Dengan Pencegahan Decubitus
1 Laki-laki 9
pada pasien Stroke di RSUD Kota Bogor 22,7
2 perempuan 31
Tahun 2019. 77,5

HASIL PENELITIAN Total 40 100


Pada tahun 1980 diatas tanah milik
pemerintah daerah seluas 5hektar Berdasarkan tabel 1 tentang distribusi
(50.000m2) didaerah cilendek kelurahan frekuensi responden berdasarkan jenis
menteng kecamatan bogor barat, kelamin, didapatkan hasil dari 40
didirikan tahap awal bangunan 1lantai responden didapatkan hasil 31(77,5%)
seluas 990m2 yang direncanakan sebagai responden berjenis kelamin perempuan.
unit gawat darurat. Pihak yayasan karya b. Pendidikan Terakhir
bakti (YKB) yang bergerak dalam Tabel 2
bidang sosial dan perumah sakitan Distribusi frekuensi responden
kerjasama dengan pemda kota bogor berdasarkan Pendidikan
dalam langkah pengolahan rumah sakit Keluarga pasien Stroke
diawali dengan gedung yang telah Pendidikan prersentase
No frekuensi
dibangun sebagai rumah sakit gawat Terakhir (%)
darurat.
1 Tidak sekolah 0 0
Pada peresmian RSUD 7 Agustus 2014 2 SD 5 12,5
lalu, walikota bogor Bima Arya berharap 3 SMP 8 20,0
4 SMA 22 55.0
supaya dimasa peralihan dari RS karya
5 Perguruan Tinggi 5 12,5
bakti menjadi RSUD pelayanan medis
harus tetap berjalan normal, juga tidak Total 40 100
ada pemutusan hubungan kerja bagi
seluruh pegawai baik tenaga medis
maupun tenaga non medis. Berdasarkan tabel 2 tentang distribusi
Hasil yang didapat dalam penelitian frekuensi responden berdasarkan
yang bejudul Hubungan Peran Keluarga pendidikan dari 40 responden didapatkan
Dengan Pencegahan Decubitus Pada hasil 22 responden (55,0%)
Pasien Stroke di RSUD Kota Bogor berpendidikan SMA.
Tahun 2019 adalah sebagai berikut.

1. Karakteristik Responden 2. Hasil Univariat


a. Jenis kelamin
a. Pencegahan Decubitus pada
b. Peran Keluarga pada pasien
pasien stroke
stroke
Tabel 3
Tabel 4
Distribusi Frekuensi Pencegahan Distribusi Frekuensi Peran
Decubitus pada pasien stroke Keluarga pada pasien stroke

Pencegahan
Presentase No Peran
No Frekuensi frekuensi presentase
Decubitus (%)
Keluarga (%)

1 Negatif 16
40 1 Negatif 20 50
2 Positif 24
60 2 Positif 20 50

Total 40 100

Total 40 100
Berdasarkan tabel 4 distribusi frekuensi
Berdasarkan tabel 3 distribusi peran pada keluarga pasien di RSUD
frekuensi pencegahan decubitus pada Kota Bogor Tahun 2019 dari 40
keluarga pasien di RSUD Kota Bogor responden dapat diketahui bahwa peran
Tahun 2019 dari 40 responden dapat responden seimbang dengan presentase
diketahui bahwa reponden dengan 20 responden (50%).
pencegahan decubitus kategori sedang
sebanyak 24 (60 %) responden.

3. Hasil Bivariat

Tabel 5
Hubungan Peran Keluarga Dengan Pencegahan Decubitus Pada Pasien Stroke

Pencegahan Decubitus

P Value OR
Peran Keluarga negatif Positif
Total

F % F % F %

Negatif 14 35,0 6 15,0 20 50,0

Positif 2 5,0 18 45,0 20 50,0 0,000 0,01

Total 16 40,0 24 43,0 40 100


Berdasarkan tabel 5 Hasil analisis ruang rawat inap mayoritas memiliki resiko
Hubungan Peran keluarga dengan sangat tinggi terjadinya decubitus.
pencegahan decubitus pada pasien stroke
Pencegahan ulkus dekubitus dapat
di RSUD Kota Bogor Tahun 2019
dilakukan dengan secara sering mengganti
menunjukkan bahwa dari 40 responden, 24
posisi dan menghindari penekanan pada
responden mengetahui pencegahan
kulit. Strategi lain yang bisa dilakukan
decubitus dan 16 masih belum mengetahui,
adalah dengan menjaga kulit dengan baik,
dan peran keluarga positif 20 responden
menjaga nutrisi yang baik dan minum
dan negatif 20 responden
banyak cairan, berhenti merokok,
Hasil uji statistik data menggunakan menangani stres dan berolahraga setiap hari.
uji Kendall’s tau di dapatkan nila Value
Dalam pencegahan decubitus pada pasien
0,000 < 0,05 maka Ha diterima dan H0 stroke yaitu di antaranya higiene dan
ditolak, artinya adanya hubungan perawatan kulit, pengaturan posisi alas
pencegahan decubitus dengan peran pendukung, keluarga harus menjaga kulit
keluarga pada pasien stroke di RSUD Kota klien tetap bersih dan kering. Pada
Bogor Tahun 2019. perlindungan dasar untuk mencegah
kerusakan kulit. Pengaturan posisi
digunakan untuk mengurangi tekanan dan
PEMBAHASAN
gaya gesek pada kulit. Posisi klien
a. Pencegahan Decubitus Pada Keluarga mobilisasi diubah sesuai dengan tingkat
Pasien di RSUD Kota Bogor Tahun 2019. aktifitasnya, kemampuan persepsi dan
Berdasarkan tabel 3 distribusi frekuensi rutinitasnya sehari-hari dan alas pendukung,
pencegahan decubitus pada keluarga pasien kenyamanan, kontrol postur tubuh dan
di RSUD Kota Bogor Tahun 2019 dari 40 manajemen tekanan. Dari dekubitus juga
responden dapat diketahui sebagain besar bisa menimbulkan nyeri yang sangat dan
responden dengan pencegahan decubitus ketidaknyamanan bagi pasien. Oleh karena
kategori sedang sebanyak 24 (60 %) itu keluarga sebagai orang terdekat yang
responden. merawat pasien dengan dekubitus perlu
mengetahui pengetahuan tentang segala
Hasil penelitian ini sejalan dengan sesuatu yang berhubungan dengan dekubitus
chanifah elmawati 2019 tentang ” Hubungan agar keluarga itu sendiri dapat mencegah
Peran Keluarga Dengan Pencegahan terjadinya dekubitus (Fatmawati, 2009).
Decubitus Pada Pasien Stroke di ruang rawat
inap RSUD Muntilan Kabupaten Magelang” Peneliti berasumsi bahwa terjadinya
kejadian decubitus pada pasien stroke paling decubitus pada pasien stroke yaitu adanya
banyak resiko sangat tinggi sebanyak 12 resiko pasien yang masa perawatannya lama,
responden (34,4%), sedangkan sebagian berbaring terlalu lama, dengan pencegahan
kecil memiliki resiko tinggi sebanyak 4 dekubitus serta memperbaiki perilaku
kejadian (11,4%). Sehingga dapat selama masa perawatan maka akan
disimpulkan bahwa para pasien stroke di meminimalkan terjadinya decubitus

Dari uraian diatas peneliti terdapat kesamaan hasil penelitian chanifah elmawati
2019, sehingga peneliti dapat menyimpulkan terhadap yang sakit. Peran serta keluarga
ada kesesuaian antara teori dan hasil kurang dikarenakan adanya hambatan
penelitian. yang dihadapi dalam memberikan
perawatan kesehatan keluarga yaitu
pendidikan keluarga yang rendah,
b. Peran serta keluarga dalam pencegahan
keterbatasan sumber-sumber daya
dekubitus pada pasien stroke di RSUD
keluarga (keuangan, sarana dan
Kota Bogor tahun 2019.
prasarana), kebiasaan-kebiasaan yang
Berdasarkan tabel 2 distribusi
melekat dan sosial budaya yang
frekuensi peran pada keluarga pasien di
menunjang (Achjar, 2010).
RSUD Kota Bogor Tahun 2019 dari 40
Peneliti berasumsi bahwa
responden dapat diketahui bahwa peran
keluarga sangat berperan dalam fase
responden seimbang dengan presentase
pemulihan pasien stroke, sehingga
50% (40) responden.
pengetahuan keluarga dalam perawatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
sangatlah penting untuk dapat
sebagian besar responden memiliki peran
mempercepat memandirikan pasien.
keluarga yang baik sehingga mereka
Pengetahuan keluarga dengan sikap dan
sudah mempunyai banyak pengalaman
tindakan dalam meningkatkan kapasisitas
dan banyak informasi yang mereka
fungsional pasien pasca stroke yaitu
peroleh sehingga akan mempengaruhi
perawatan kulit yang cermat oleh
peran keluarga dalam merawat pasien
keluarga sangat penting untuk mencegah
stroke. Hal tersebut berdasarkan
dekubitus.
sebanyak 20 responden (50%) dari 40
Dari uraian diatas peneliti terdapat
responden memiliki peran keluarga yang
kesamaan hasil penelitian wahyu
baik.
wijayanti 2016, sehingga peneliti dapat
Hasil penelitian ini sejalan dengan
menyimpulkan ada kesesuaian antara
wahyu wijayanti 2016 “hubungan peran
teori dan hasil penelitian.
serta keluarga dengan pencegahan
terjadinya decubitus pada pasien stroke di
c. Hubungan peran serta keluarga dengan
ruang rawat inap RSUD Dr.
Soehadiprijonegoro sragen”, Peran serta pencegahan terjadinya decubitus pada
pasien stroke di RSUD Kota Bogor
keluarga sebagian besar memiliki peran
serta keluarga baik 22 responden Tahun 2019.
Berdasarkan penelitian
(61,1%), peran serta keluarga cukup 10
responden (27,8%) dan peran serta menunjukkan bahwa ada hubungan
peran serta keluarga dengan pencegahan
keluarga kurang 4 responden (11,1%).
terjadinya decubitus pada pasien stroke
Peran keluarga baik merawat anggota
dengan nilai ρ value 0,000 < 0,05. Hasil
keluarga yang sakit, seperti bagaimana
penelitian menunjukkan bahwa
keluarga mengetahui keadaan sakitnya,
sebagian besar responden memiliki
sifat dan perkembangan perawatan yang
peran baik dan peran cukup karena
diperlukan, sumber-sumber yang ada
dalam keluarga serta sikap keluarga sebagian besar responden berpendidikan
SMA, sehingga mereka sudah
mempunyai banyak pengalaman dan
banyak informasi yang mereka peroleh Agustina, E. N., & Putri, T. A. R. K. ,
sehingga akan mempengaruhi peran 2019). Karena kerusakan kulit lebih
serta keluarga dalam merawat pasien mudah terjadi dan lambat untuk sembuh
stroke. jika nutrisi pasien buruk, segera
Salah satu aspek penting dalam membersihkan feses atau urin dari kulit
upaya pencegahan ulkus dekubitus karena bersifat iritatif terhadap kulit,
adalah dengan menjaga dan inspeksi daerah dekubitus umum terjadi,
mempertahankan integritas kulit pasien laporkan adanya area kemerahan
agar senantiasa terjaga dan utuh. Sangat dengan segera, menjaga agar kulit tetap
penting bagi perawat untuk melakukan kering, menjaga agar linen tetap sering
pencegahan sejak dini terhadap kejadian dan bebas dari kerutan, memberi
ulkus dekubitus ini dengan melakukan perhatian khusus pada daerah-daerah
pengkajian faktor resiko dan intervensi yang beresiko terjadi dekubitus, masase
keperawatan (hygiene dan perawatan sekitar daerah kemerahan dengan sering
kulit, pengaturan posisi, alas menggunakan losion, jangan gunakan
pendukung). Intervensi dalam losion pada kulit yang rusak, memberi
perawatan kulit pasien akan menjadi sedikit bedak tabur pada area
salah satu indikator kualitas pelayanan pergesekan tapi jangan biarkan
keperawatan yang diberikan. Kerusakan menumpuk/menggumpal, gunakan kain
integritas kulit dapat berasal dari luka pengalas bila memindahkan pasien tirah
karena trauma dan pembedahan, namun baring, lakukan latihan gerak minimal
juga dapat disebabkan karena 2x sehari untuk mencegah kontraktur
tertekannya kulit dalam waktu lama dan gunakan kasur busa, kasur kulit
yang menyebabkan iritasi dan akan atau kasur perubah tekanan.
berkembang menjadi luka tekan atau Keluarga juga berperan atau
ulkus decubitus (Mukti, 2014). berfungsi untuk melaksanakan praktek
Prinsip yang harus dipahami oleh asuhan keperawatan, yaitu untuk
keluarga untuk mencegah terjadinya mencegah terjadinya gangguan
decubitus pada pasien stroke yaitu kesehatan dan atau merawat anggota
merubah posisi pasien setiap 2-3 jam, keluarga yang sakit. Kemampuan
menggosok minyak pada daerah yang keluarga dalam memberikan asuhan
tertekan dan mempertahankan alat-alat keperawatan mempengaruhi status
tenun (sprei, sarung bantal) tetap kering, kesehatan keluarga. Kesanggupan
bersih dan tegang (tidak kusut)40. keluarga melaksanakan pemeliharaan
Sedangkan prinsip pencegahan kesehatan dapat dilihat dan tugas
decubitus yaitu menganjurkan pasien kesehatan keluarga yang dilaksanakan.
untuk duduk dikursi roda untuk Keluarga yang dapat melaksanakan
menegakkan mereka setiap 10 menit tugas kesehatan berarti sanggup
untuk mengurangi tekanan atau menyelesaikan masalah kesehatan
membantu pasien melakukannya, (Setyowati, 2009).
menganjurkan masukan cairan dan pada pasien stroke dengan gangguan
nutrisi yang tepat dan adekuat (Rahayu, mobilisasi, pasien hanya berbaring saja
L. P., Sudrajat, D. A., Nurdina, G., tanpa mampu mengubah posisi dan
pasien tirah baring di tempat tidur aplikasi keperawatan yaitu tindakan
dalam waktu yang cukup lama, maka pencegahan terjadinya decubitus pada
pasien yang tanpa merubah posisi akan pasien stroke dengan melakukan alih
berisiko tinggi terjadinya luka tekan/ baring tiap 2 jam sekali. Hasil penelitian
dekubitus (Martini, 2012).Berdasarkan sesuai dengan hasil penelitian
keterbatasan tersebut, maka tindakan Rismawan 2014 terdapat hubungan
pencegahan dekubitus harus dilakukan antara pengetahuan keluarga klien
sedini mungkin. Segera membersihkan terhadap kejadian decubitus. Hasil
feses atau urin dari kulit karena bersifat penelitian ini sesuai dengan hasil
iritatif terhadap kulit, inspeksi daerah penelitian dari Mughni 2010 bahwa ada
dekubitus yang umum terjadi, laporkan hubungan pengetahuan keluarga dalam
adanya area kemerahan dengan segera, pencegahan decubitus dengan derajat
jaga agar kulit tetap kering, jaga agar decubitus.
linen tetap kering dan bebas dari Peneliti berasumsi adanya
kerutan, beri perhatian khusus pada
hubungan peran serta keluarga dengan
daerah-daerah yang beresiko terjadi pencegahan terjadinya decubitus pada
dekubitus, masase sekitar daerah
pasien stroke membutuhkan pengetahuan,
kemerahan dengan sering menggunakan semakin baik pengetahuan seseorang
lotion, jangan gunakan lotion pada kulit
dalam merawat pasien stroke, maka
yang rusak, beri sedikit bedak tabur semakin baik pula peran keluarga dalam
pada area pergeseran tapi jangan
merawat pasien stroke. Karena sebelum
biarkan menumpuk, gunakan kain orang mengadopsi perilaku baru di dalam
pengalas bila memindahkan pasien tirah
diri orang tersebut terjadi proses yang
baring, lakukan latihan gerak minimal berurutan sehingga terbentuk suatu
2x sehari untuk mencegah kontraktur,
perilaku baru yaitu dalam mencegah
gunakan kasur busa,kasur kulit atau kejadian decubitus.
kasur perubah tekanan (Afrida, 2014).
Keluarga sebagai orang terdekat yang KESIMPULAN
merawat pasien perlu mengetahui
1. Diketahui distribusi frekuensi peran
pengetahuan tentang segala sesuatu
pada keluarga pasien di RSUD Kota
yang berhubungan dengan dekubitus
Bogor Tahun 2019 dari 40 responden
agar keluarga itu sendiri dapat
dapat diketahui bahwa peran
mencegah terjadinya decubitus
responden seimbang dengan
(Fatmawati, 2009).
presentase 50% (40) responden.
Hasil penelitian sesuai dengan
2. Diketahui distribusi frekuensi
penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni
pencegahan decubitus pada keluarga
2009 bahwa peran serta menunjukkan
pasien di RSUD Kota Bogor Tahun
pengaruh terhadap konsep diri penderita
2019 dari 40 responden dapat
stroke, meski terdapat beberapa aspek
diketahui bahwa reponden dengan
yang membedakan dengan penelitian
pencegahan decubitus kategori sedang
tersebut antara lain peran serta yang
sebanyak 24 (60 %) responden.
digunakan adalah peran serta terhadap
3. Diketahui Hasil analisis Hubungan
konsep diri penderita stroke. Salah satu
peran keluarga dengan pencegahan
decubitus pada pasien stroke di RSUD Kesehatan Diagnosisi Volume 4 Nomor
Kota Bogor Tahun 2019 menunjukkan 5 Tahun 2014.ISSN : 2302-1721.
bahwa dari 40 responden, 24
responden mengetahui pencegahan Asimus, M., & Li, P. (2011) ‘Pressure
Ulcers In Home Care Settings : Is It
decubitus dan 16 masih belum
Overlooked ?’, Wound Practice and
mengetahui, dan peran keluarga positif Research.
20 responden dan negatif 20
responden. Dengan hasil uji statistik Bujang (2014) Pengaruh Alih Baring
data menggunakan uji Kendall’s tau di terhadap Kejadian Dekubitus pada
Pasien Stroke yang Mengalami
dapatkan nilai Value 0,000 < 0,05
Hemiparesis di Ruang Yudistira RSUD
maka Ha diterima dan H0 ditolak, Semarang. STIKes Ngudi Waluyo
artinya adanya hubungan pencegahan Semarang.
decubitus dengan peran keluarga pada DiGiulio, M., Jackson, D. and Keogh, J.
pasien stroke di RSUD Kota Bogor (2007) Medical-Surgical Nursing
Tahun 2019. Demystified, Uma ética para quantos?

SARAN Fatmawati (2009) Hubungan Tingkat


Pengetahuan Keluarga Tentang
1. Bagi institusi Pendidikan Dekubitus Dengan Sikap Dalam
Hasil penelitian ini bagi Pencegahan Dekubitus Pada Klien CVA
STIKES Wijaya Husada Bogor Di Ruang Mawar Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Hardjono Soedigdomarto
Dapat menjadi bahan ilmu
Ponorogo. Universitas Muhammadiyah
pengetahuan mata kuliah Ponorogo.
keperawatan medikal bedah
khususnya tentang pencegahan KEMENKES, R. (2015) ‘Data Indonesia
dekubitus pada pasien stroke. kejadian Stroke di Indonesia Tahun
2015.’
2. Bagi pelayanan kesehatan
Hasil penelitian ini bagi Kementerian Kesehatan Republik
RSUD Kota Bogor dapat dijadikan Indonesia (2014) ‘Pusat Data dan
evaluasi upaya memberikan Informasi Kementerian Kesehatan RI -
pemahaman tentang peran keluarga Hipertensi’, Infodatin, pp. 1–7.
dengan pencegahan terjadinya Lipyandra (2014) Hubungan Pengaturan
decubitus pada pasien stroke. Posisi Oleh Perawat Dengan
Terjadinya Dekubitus Pada Pasien
Stroke Di Ruang Stroke Instalasi Rawat
DAFTAR PUSTAKA Inap A RSSN Bukittinggi Tahun 2014.
Universitas Muhammadiyah Sumatera
Achjar (2010) Aplikasi Praktis Asuhan Barat.
Keperawatan. Keluarga C. Jakarta:
Sagung Seto. Martini (2012) ‘The Impact Of The Lying
Change In Protecting The Risk Of
Afrida (2014) ‘Hubungan Antara Dekubitus On The Stoke Patients At
Pengetahuan Dan perilaku Pasien Yng Rsud Banyumas’, MEDISAINS, p.
Dirawat Lebih Dari Tujuh Hari Dengan 11(2).
Pencegahan Decubitus Di RSUD
Salewanang Maros’, Jurnal Ilmiah Mohamed, S. A. and Weheida, S. M.
(2014) ‘Effects of implementing Sugeng (2011) ‘Decubitus : Penanganan
educational program about pressure
ulcer control on nurses’ knowledge and
safety of immobilized patients’, Journal
of Nursing Education and Practice,
5(3). doi: 10.5430/jnep.v5n3p12.

Mukti, E. N. (2014) ‘Penelusuran Hasil


Penelitian tentang Intervensi
Keperawatan dalam Pencegahan
Terjadinya Luka Dekubitus pada Orang
Dewasa’, Jurnal Keperawatan
Indonesia, 1(3), pp. 98–104. doi:
10.7454/jki.v1i3.82.
Nursalam (2012) Konsep Penerapan
Metodologi Penelitian
Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis Dan
Instrumen
Penelitian Keperawatan.
Jilid 1, Salemba Medika.
Osuala, E. (2014) ‘Innovation in
prevention and treatment of pressure
ulcer: Nursing implication’, Tropical
Journal of Medical Research, 17(2), p.
61. doi: 10.4103/1119-0388.140411.
Potter, P. A. and Perry, A. G. (2005) ‘Buku
ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik’, Jakarta: EGC, p.
1376.
Potter, P. A. and Perry, A. G. (2009)
Fundamentals of Nursing, 7th Edition,
Salemba Medika.
Rahayu, L. P., Sudrajat, D. A., Nurdina,
G., Agustina, E. N., & Putri, T. A. R. K.
(2019). The Risk Factor of Recurrence
Stroke among Stroke and Transient
Ischemic Attack Patients in
Indonesia. KnE Life Sciences, 87-97.
Sari Dewi, K. (1998) ‘Kesehatan Mental’,
Early Childhood Education Journal,
33(4), pp. 279–287.
Setyowati (2009) Asuhan Keperawatan
Keluarga. Yogyakarta: Mitra
CendikiaPress.
Fisioterapi Pada Kondisi
Dekubitus Ulces Pasien
Post Stroke’.
Sugiyono, P. D. (2016) metode
penelitian kuantitatif, kualitatif,dan
R&D, Alfabeta, cv.
WHO (2013) ‘Stroke, Cerebrovascular
accident’, Health topics.
Widodo, A. (2007) ‘Uji Kepekaan
Instrumen Pengkajian Risiko
Dekubitus Dalam Mendeteksi Dini
Risiko Kejadian Dekubitus Di Rsis
Sensitivity’, Jurnal Penelitian Sains
& Teknologi, 8(1), pp. 39–54.

Anda mungkin juga menyukai