Anda di halaman 1dari 18

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


Jalan Medan-Banda Aceh km.280 Buketrata – Lhokseumawe 24301PO BOX 90
telepon (0645) 42670 Fax. 42785 Ext. 9

LAPORAN PRAKTIKUM UNIT OPERASI II

LABORATORIUM PILOT PLANT-TEACHING FACTORY & PERAWATAN

Nama : Dewi Silvia

NIM : 1924301024

Kelas : 2C

Kelompok : 2

Jurusan : Teknik Kimia

Prodi : Teknologi Rekayasa Kimia Industri (D4)

POLITEKNIK NEGERI LHOKSEUMAWE


TAHUN AJARAN 2020/2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Praktikum : Humidifikasi dan Dehumidifikasi

Laboratorium : Pilot Plant-Teaching Factory & Perawatan

Nama : Dewi Silvia

NIM : 1924301024

Kelas/semester : 2C TRKI / III

Jurusan/Prodi : Teknik Kimia/ TRKI

Dosen Pembimbing : Ir. M. Yunus, S.T . M.T

NIP : 19651231 199303 1 020

Ka. Laboratorium : Munawar, S.T. M.T

NIP : 19721218 199903 1 003

Ka. Laboratorium Dosen Pembimbing

Munawar, S.T. M.T Ir.M.Yunus, S.T . M.T

NIP : 19721218 199903 1 003 NIP : 19651231 199303 1 020


BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Operasi humidifikasi adalah operasi yang bertujuan meningkatkan kadar air dalam udara
dengan cara mengontakkan udara dengan air. Selama kontak terjadi perpindahan sedikit massa
air kedalam udara sehingga kangdungan air/uap dalam udara meningkat. Proses perpindahan
massa air dari fasa cair kedalam fasa gas memerlukan panas sensible yang diambil baik dari fasa
cair dan gas gas, artinya panas juga dipertukarkan pada kedua fasa. Pembasahan udara dengan
uap air sering dilakukan pada wilayah yang mempunyai suhu udara tinggi dan kering agar
diperoleh udara yang lebih basah dan suhu yang lebih rendah. Pemakaian lain udara basah dan
dingin adalah untuk humidifikasi digunakan untuk memperoleh air dingin dengan menggunakan
peralatan cooling tower.

Operasi dehumidifikasi adalah operasi yang bertujuan menurunkan kadar uap air dalam
udara dengan dua cara, yaitu dengan mengontakkan udara basah dengan adsorbent atak
mengontakkan dengan permukaan dingin sehingga udara turun suhunya dan sebagian uap air
dalam udara mengembun. Pada penyimpanan bahan logam udara kering biasanya digunakan
untuk menjaga lingkungan agar tidak bersifat korosif, sedangkan pada penyimpanan bahan
organic udara kering menekan pertumbuhan mikroba sehingga bahan lebih awet. Dalam industry
proses peralatan dehumidify berupa kolom adsorbsi.

1.2 Tujuan Percobaan

1. Menghitung koefisien pindah panas hGa dan koefisien pindah massa kya pada kolom
isian cooling tower
2. Membandingkan suhu air yang diperoleh dari praktikum terhadap suhu air seharusnya
yang diperoleh secara teoritis dari cooling tower
3. Mengetahui pengaruh laju alir udara Gs’ terhadap kelembaban udara Y sepanjang kolom
adsorbs
4. Menghitung harga kelembaban Y, suhu udara T dan entalpi H pada beberapa titik dalam
kolom adsorbsi untuk menganalisa keadaan kolom.
1.3 Percobaan

1.3.1 Dehumidifikasi

a) Atur semua valve (aliran udara dari bawah keatas)


b) Nyalakan kompresor dengan menekan tombol ON (bagian kompresor) pada control panel
dan atur ΔP orifice 20mmHg
c) Catat suhu dan suhu bola basah udara masuk, udara keluar, titik A,B,C,D
d) Ulangi untuk ΔP = 30, 40, 50, dan 60 mmHg
e) Matikan kompresor dengan menekan tombol OFF (bagian kompresor) pada control panel

1.3.2 Humidifikasi tanpa Pemanasan

a) Atur semua valve


b) Periksa air volume pada unit alat humidifikasi, cukup ±1/3 bagian
c) Nyalakan control panel dengan memutar ON pada saklar utama warna hitam dan saklat
control warna merah
d) Nyalakan kompresor dengan menekan tombol ON kompresor pada control panel dan atur
ΔP orifice 30 mmHg
e) Nyalakan pompa dengan menekan tombol ON pompa pada control panel dan atur laju
alir 100 liter/jam
f) Catat suhu air tiap 5 menit sampai suhunya konstan (steady state)
g) Setelah konstan catat suhu dan suhu bola basah udara masuk dan udara keluar
h) Matikan kompresor dengan menekan tombol OFF (bagian kompresor) pada control panel
i) Matikan pompa dengan menekan tombol OFF (bagian pompa) pada control panel

1.3.3 Humidifikasi dengan Pemanasan

a) Atur semua valve sehingga aliran udara melewati kolom pemanas.


b) Periksa air volume pada unit alat humidifikasi, cukup ±1/3 bagian.
c) Atur set point suhu 70 oC pada control panel
d) Nyalakan pemanas dengan memutar tombol pada bagian pemanas pada angka 2, yaitu
pemanasan terkontrol
e) Nyalakan kompresor dengan menekan tombol ON kompresor pada control panel dan atur
ΔP orifice 30 mmHg
f) Nyalakan pompa dengan menekan tombol ON pompa pada control panel dan atur laju
alir 100 liter/jam
g) Catat suhu air tiap 5 menit sampai suhu keduanya konstan (steady state)
h) Setelah konstan catat suhu dan suhu bola basah udara masuk dan udara keluar
i) Matikan kompresor dengan menekan tombol OFF (bagian kompresor) pada control panel
j) Matikan pompa dengan menekan tombol OFF (bagian pompa) pada control panel.

1.3.4 Keselamatan Kerja

a) Pastikan semua valve telah diatir sesuai keperluan menghindari aliran tertutup yang
berakibat pada kompresor
b) Buka penuh semua karangan pada discharge pompa sebelum menyalakan pompa untuk
menghindari kerusakan
c) Sebelum menyalakan pemanas, aliran udara harus sudah mengalir ke dalam kolam
pemanas untuk menghindari pemanasan tidak terkendali karena sensor panas termokopel
terletak diatas kolom
d) Dalam mengambil data dan mengatur valve dilakukan dengan memanjat, pastikan posisi
tempat berpijak adalah pipa kerangka kontruksi unit alat.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Humidifikasi (Penambahan air kedalam udara)

Humidifikasi adalah proses penambahan uap air ke dalam udara untuk mencapai kadar air
atau humidity tertentu. Proses ini identik dengan proses pendinginan air panas menggunakan
menara pendingin jika ditinjau dari sudut penambahan massa air ke dalam udara akibat
pelepasan panas laten air yang disertai dengan pelepasan massa air ke udara, sehingga
menambah massa air ke udara. Perhitungan pada proses humidifikasi menggunakan neraca
massa yang sama pada neraca massa pada menara pendingin atau cooling tower.

Setiap Industry hampir dapat dipastikan menggunakan unit menara air pendingin. Unit
alat ini berfungsi sebagai penyedia air pendingin untuk alat-alat pendingin seperti: cooler,
condenser dll. Atau untuk mendinginkan bahan refrigerant yang dipakai pada pengkondisian
udara pada temperature rendah.

Prinsip kerja dari menara air pendingin adalah melepaskan kandungan panas yang
dikandung oleh air panas (yang berasal dari outlet alat pendingin) ke udara, sekaligus terjadi
perpindahan massa air ke udara, dan yang menjadi produk adalah air yang telah dingin,
sedangkan pada humidifikasi produk yang dikehendaki adalah udara yang lebih lembab dari
sebelumnya.

Umpan pada menara pendingin adalah air panas/hangat yang keluaran dari operasi unit
lain, kemudian dikontakkan dengan udara. Sebagian kecil uap air menguap, sedangkan untuk
menguap diperlukan kalor yang sebagian besar diambil dari air, sehingga temperature air
menjadi lebih rendah dibandingkan air yang masuk kolom.

Luas permukaan kontak merupakan poin penting dalam operasi yang melibatkan kontak
antara fasa cair dan gas, karena itu dilakukan usaha untuk membuat alat yang dioperasikan
mempunyai luas kontak yang besar. Walaupun demikian luas permukaan kontak bukan
meruoakan satu-satunya faktor yang menentukan operasi berjalan dengan berhasil. Salah satu
cara membuat luas kontak antara gas-cair besar adalah dengan cara memberikan isian pada
kolom.
Pada cooling tower air masuk lewat atas turun kebawah dengan laju alir L’ dan udara
masuk ke bawah keatas dengan laju Gs’. Gambar di bawah adalah sketsa operasi pada cooling
tower secara adiabatic dan keadaan steady state. Untuk operasi adibatis dan steady state. Neraca
massa uap air yang mengalir bersama udara (G’) pada sepanjang ΔZ adalah:

Gs’ dY = Kya (Y’as – Y’) dZ

Neraca panas sepanjang ΔZ adalah:

Gs’ Cs dTG = hGa ( TG – Tas ) dZ

2.2 Kolom Adsorbsi (Adsobrtion Column)

Operasi dehumidifikasi dapat dilakukan dengan menggunakan kolom adsorbs dengan


adsorbent berupa butiran silica gel yang tersusun sepanjang kolom. Udara dengan kelembaban
relative tinggi melewati unggun silica gel (fixed bed) dan keluar dengan kelembaban lebih
rendah karena sebagian uap air yang terkandung dalam udara teradsorbsi oleh silica gel. Uap air
berpindah dari fasa gas menjadi cair pada permukaan silica gel, reaksinya adalah reaksi fisika
dan endotermik. Air terserap pada silica berupa air terikat, kandungan air terikat dengan kadar air
diudara mempunyai kesetimbangan pada temperature tertentu. Operasi ini berjalan adiabatic dan
keadaan unsteady sampai silica gel berkesetimbangan dengan udara yang melewatinya.

Keadaan kejenuhan silica gel dalam kolom dapat dipresiksi dengan mengetahui
kelembaban udara dan entalpi yang keluar pada setiap titik sepanjang kolom. Unggun yang
masih uniform dan belum jenuh akan memberikan gradiasi sebanding dengan ketinggian kolom
terhadap kelembaban dan entalpi udaranya.

Pada unggun silica gel yang belum jenuh besarnya kelembaban adalah :

Y1>Yd>Yc>Yb>Ya>Y2, dan seterusnya sepanjang bed.


BAB III

DATA PENGAMATAN
3.1 Tabel Data Pengamatan

Humidifikasi tanpa Pemanasan


∆P Laju alir T air T air Udara masuk Udara keluar
orifice (L/h) masuk dalam
(m bar) kolom (° kolom (° Tb kering Tb basah Tb kering Tb basah
C) C) (°C) (°C) (°C) (°C)
10 40 28 29 40 27.5 30 28
70 28.5 29 40 27.5 30 27.5
100 28 29 40 28 30 27.5
130 28 29 40 27.5 30 28
20 40 27 28 32 27 28 27
70 27 28 39 27 29 27
100 27 28 40 27.5 29 28
130 27 28 40 27.5 29 28
30 40 28 29 39 28 29 28
70 29 29 43 28 29 28
100 28 29 43 28 29 28.5
130 20 30 43 28 29 28.5

3.2 Data Perhitungan

*Menghitung panas lembab (Cs)

Cs = Cp udara kering + Cp uap air × H

= 1.005 + 1.88 H

*udara masuk : Cs = 1.005 + 1.88 (0.018)


= 1.03854 kj/kg.k

*udara keluar : Cs = 1.005 + 1.88 (0.023)


= 1.04824 kj/kg.k
*Menghitung entalpi lembab (Hy)

Hy = (Cs × Tdb) + (2502× H)

*udara masuk : Hy = (1.03884 × 34) + (2502 × 0.018)


= 80.36 kj/kg udara kering

*udara keluar : Hy = (1.03884 × 28.5 + (2502 × 0.022)


= 87.42 kj/kg udara kering

*Menghitung volume lembab (VH)

22.41 1 1
VH =
273
×K(
28.97
+ 18.02
× H)

22.41 1 1
*udara masuk : VH =
273
× 307 (
28.97
+ 18.02
× 0.08)

= 0.895 m³ /kg udara kering

22.41 1 1
*udara keluar : VH =
273
× 301.5 (
28.97
+ 18.02
× 0.023)

= 0.886 m³ /kg udara kering

*Menghitung rapat massa udara lembab ( ρ ’)

1
ρ ’=
VH

1
*udara masuk : ρ ’=
0.895 m³ /kg udara kering
= 1.117 kg/ m³ udara kering

1
*udara keluar : : ρ ’=
0.886 m ³/kg udara kering
= 1.128 kg/ m³ udara kering
*Menghitung laju alir udara (G)

Co
2∆P
Vo =
1−(
√Do
Di
)⁴
×
ρ √
Luas penampang pipa (A)
Di = 3 in × 0.0254 = 0.0762 m

A= ¼ π (Di)²

=¼ . 3,14 (0.0762)² = 0.00456


Dik :

Cs = 0.0762

Do/Di = 0.7905

∆P = 10 mbar = 0.01 bar

0.61074 2(0.01)
*udara masuk : Vo =
√1−(0.7905)⁴
×
√ 1.117
= 0.612 m/s

G = Vo . A

= 0.612 m/s . 0.00456 m²

= 0.00279 m³/s

0.61074 2(0.01)
*udara keluar : Vo =
√1−(0.7905)⁴
×
√1.128
= 0.611 m/s

G = Vo . A

= 0.611 m/s . 0.00456 m²

= 0.00278 m³/s

*Menghitung koef. Pindah massa (Kya)

y ' as− yi ' kya . z


In = G
y ' as− yz '

Dik :

Z = 0.72 m (tinggi kolom)


*udara masuk

Menghitung kelembaban jenuh: y ' as

18.02 P as
y ' as = ×
28.97 P−P as

Untuk mendapatkan P as digunakan tabel saturated steam and water (steam table) pada
T = 34°C (interpolasi data) :

Yn+1−Yn
Y* = Yn + ( ) (X*- Xn)
Xn+1−Xn

5.947−5.034
= 5.024 + ( ) (34-33)
36−33

P as = 5.338 kPa

18.02 5.388 kPa


y’as = ×( ) = 0.0346 kg uap air/kg udara kering
28.97 101.325 kPa−5.338 kPa

y ' as− yi ' kya . z


In ' = G
y as− yz '

0.0346−0.018 kya . 0.72 m


= 0.0346−0.023 = 0.00279

Kya = 0.00139 m³/s

*Menghitung koef pindah panas

TG1−T as hGa. Z
In
TG2−T as
= G .Cs

Dik : Z = 0.72m (tinggi kolom)

Titik embundilihat dari kurva humidity, T as = 26°C

34−26 hGa . 0.72


In
28.5−26
= 0.00279× 1.03884
8 hGa . 0.72
In 2.5 = 0.00279× 1.03884

hGa = 0.00468 m/s²k

*Menghitung neraca massa

Pv = n R T ; n = m/bm ; Pv = m R T/bm ; m = Pv . bm / R T

Dik :

1 bar = 0.987 atm

P = 0.01 bar ×0.987atm/bar = 0.00987 atm

V = 0.00279 m³/s ; 0.00279 / s × 1000/ m³ = 2.79 L/S

Bm udara = 28.84 gr/mol

P . V .bm
R = 0.082 L . atm/mol . k , maka m =
R .T

L gr
0.00987 atm .2,79 .28,84
S mol
= atm = 0.000032 kg udara
0.08 L . k ×300 k
mol
basah

1 kg udara
*massa udara kering = massa udara basah×
( 1+ H ) kg udara basah

1 kg udara
= 0.003228 kg udara basah ×
( 1+0.018 ) kg udara basah

= 0.0031709 kg udara kering

*Kandungan H2O masuk kolom

- H2O masuk = massa udara kering × humidity masuk

= 0.000317 × 0.018 = 0.0000057 kg H2O


- H2O keluar = massa udara kering × humidity keluar
= 0.000317 × 0.023 = 0.00000729 kg H2O
- H2O terserap = H2O masuk kolom – H2O keluar kolom

= 0.0000057 kg H2O - 0.00000729 kg H2O

= 0.0000001586

*Menghitung neraca panas

*panas masuk
∆T = 307k dilakukan interpolasi data untuk nilai Cp yang dihitung dari appendix tabel
A.2-11 (gean koplis)

Yn+1−Yn
Y* = Yn + ( ) (X*- Xn)
Xn+1−Xn

4.183−4.183
= Yn + ( ) (307-299.9)
311−299.9

Cp = 4.183 kj/kg. k

Maka, Q = m Cp ∆T

= (0.00000057 kg H2O) (4.183 kj/kg. k) (307 K) = 0.0007328 kj

*panas keluar

Cp = 4.183 kj/kg . k (didapat dari interpolasi)


Q = m Cp ∆T

= (0.00000057 kg H2O) (4.183 kj/kg. k) (301.5 K) = 0.0007197 kj


*Tabel nilai H pada setiap laju alir

HUMIDITY (H)
∆P orifice (m bar) Laju alir (L/jam) Udara masuk Udara keluar
10 40 0.018 0.0235
70 0.018 0.022
100 0.019 0.022
130 0.018 0.0235
20 40 0.02 0.025
70 0.0175 0.0216
100 0.018 0.022
130 0.018 0.022
30 40 0.0198 0.022
70 0.018 0.022
100 0.018 0.0245
130 0.108 0.0245

*Kurva hubungan laju alir dengan kelembaban (H) (udara masuk)

0.07

0.06

0.05

0.04
∆P 30 bar
∆P 20 bar
0.03 ∆P 10 bar

0.02

0.01

0
40 70 100 130

*Kurva hubungan laju alir dengan kelembaban (H) (udara keluar)


0.08

0.07

0.06

0.05

∆P 30 bar
0.04
∆P 20 bar
∆P 10 bar
0.03

0.02

0.01

0
40 70 100 130
BAB IV

PEMBAHASAHAN
4.1 Pembahasan

Humidifikasi adalah proses perubahan kandungan air dalam udara. Pada parakitkum ini
dilakukan prosese humidifikasi tanpa pemanasan untuk mengamati proses penmabahan
kandungan air didalam udara. Proses ini terjadi didalam menara isian dimana air megalir dari
atas ke bawah dan udara mengalir dari bawah keatas melewati packing yang kemudian terjadi
kontak antara air dengan udara. Proses humidfikasi tanpa pemanasan pada praktikum ini
dilakukan dengan laju alir yang bervariasi yaitu 40, 70, 100 dan 130 dengan ∆P 10 bar , 20 bar
dan 30 bar. Dari data yang diperoleh didapat hasil nilai kelembaban (H) masuk dan keluar untuk
tiap laju alirnya. Berikut adalah grafik hubungan laju alir dengan kelembaban (H) udara masuk

0.07

0.06

0.05

0.04
∆P 30 bar
∆P 20 bar
0.03 ∆P 10 bar

0.02

0.01

0
40 70 100 130

Dari grafik tersebut seharusnya semakin besar laju alir maka kelembaban (H) masuk
semakin rendah. Namun, pada grafik diatas dapat dilihat bahwa kesesuaian antara hasil
praktikum dengan teori hanya ditunjukkan pada ∆P 30 bar, yakni semakin tinggi laju alir
semakin rendah kelembaban (H) masuk
BAB V

KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

1. Pada proses humidifikasi udara yang keluar lebih lembab dari udara yang masuk
2. Pada proses humidifikasi diperoleh nilai Kya sebesar : 0.00139 m³/s dan

nilai hGa sebesar : 0.00468 m/s²k

5.2 Saran

1. Dalam praktikum harus diperhatikan SOP


2. Saat melakukan permbersihan alat dan saat mengamati temperature bola kering dan bola
basah harus berhati hati karena banyak terdapat thermometer yang mudah pecah
DAFTAR PUSTAKA

Gean, koplis.1983 . Transport Process and Unit Operation third edition .University of Minnesata
Canada

MC. Cabe. Smith, Harnot, P. 2005 Unit operation of Chemical Engineering seventh edition,
MC.Graw : Singapore

Jobsheet Praktikum Humidifikasin & Dehumidifikasi

Anda mungkin juga menyukai