Anda di halaman 1dari 4

RAHASIA

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bullying merupakan fenomena yang umum terjadi diberbagai lapisan
masyarakat. Pelaku dan korban bullying bisa berasal dari usia berapapun
dan dari golongan manapun. Praktik bulying dapat kita temukan diberbagai
tempat, bisa dilakukan oleh elemen masyarakat manapun, dan diberbagai
tingkat pendidikan, baik TK, SD, SMP, SMA, bahkan jenjang yang lebih
tinggi seperti perguruan tinggi. Bullying sendiri menurut Sejiwa (2006)
merupakan tindakan penggunaan kekuasaan atau kekuatan untuk menyakiti
seseorang atau sekelompok orang sehingga korban merasa tertekan, trauma
dan tak berdaya. Pihak yang kuat disini bukan hanya berarti kuat dalam
ukuran fisik, tetapi juga secara mental, sedangkan korban bullying tidak
mampu untuk membela ataupun mempertahankan dirinya karena lemah baik
secara fisik ataupun mental. Kekerasan yang dilakukan sendiri bisa
berbentuk kekerasan fisik, verbal, maupun psikologis dan dapat terjadi
secara langsung seperti misalnya memukul, menendang, mencacimaki
maupun secara tidak langsung seperti menggosip (Papler & Craig, 2002;
Storey, dkk 2008, dalam Kusuma & Partini, 2017)
Fenomena bullying meskipun bisa muncul diusia berapapun, paling
banyak ditemukan di usia sekolah. Usia remaja yang penuh dengan proses
pencarian jati diri juga tidak luput dari fenomena ini. Dampak yang
dirasakan oleh korban bullying akan beragam bentuknya. Anak-anak dan
remaja yang mengalami bullying bisa mengalami berbagai macam gangguan
yang meliputi kesejahteraan psikologis yang menurun atau rendah, dimana
mereka yang menjadi korban bullying akan merasa terisolasi dari teman-
temannya, cenderung merasa depresi, rasa percaya diri yang rendah, dan
serta muncul masalah emosional, psikologis, dan fisik (Salomone, 2007).
Senada dengan pernyataan tersebut Soedjatmiko, dkk (2013) mengatakan
jika masalah emosi dan perilaku lebih banyak dijumpai dan ditemukan pada
anak-anak yang terlibat bully, dalam hal ini korban bullying biasanya
mengalami dampak yang lebih besar seperti gangguan psikosomatik dan

1
RAHASIA

psikososial. Dampak secara fisik yaitu siswa korban bullying mengalami


kesakitan pada anggota badan seperti banyak yang dapat kita tahu dimedia
massa. (Kusuma & Partini, 2017).
Efek-efek dari bullying tersebut jika tidak bisa diatasi dengan baik
bisa menimbulkan permasalahan-permasalahan baru. Efek tersebut bisa
berlangsung dalam jangka waktu yang panjang maupun pendek, bahkan bisa
berlanjut hingga mereka usia dewasa. Bullying yang dialami diusia anak dan
remaja merupakan hal yang sangat penting karena bisa mempengaruhi
kesejahteraan dan fungsi psikosial (Sugiharyati, 2009). Remaja yang
mengalami bullying akan rentan mengalami permasalahan-permasalahan
emosional maupun psikologis seperti yang telah dipaparkan di atas. Usia
remaja sendiri memang diketahui sangat rentan dengan adanya gangguan
emosi karena keterbatasan kemampuan mereka dalam mengelola emosi
yang ada.
Fase remaja merupakan masa transisi dari fase anak-anak menuju
fase dewasa. Kail dan Nelson (Fitriani dan Alsa, 2005) mengatakan jika
pada masa transisi ini, banyak masalah ataupun gangguan yang akan
dihadapi para remaja, seperti masalah pada kontrol emosi, masalah dalam
beragama, masalah kesehatan, masalah ekonomi, masalah pendidikan, serta
masalah dalam mengisi waktu luang. Cara mereka dalam mengatasi
masalahpun akan beragam bentuknya. Emosi sendiri menjadi salah satu
faktor psikologis yang berperan penting dalam mempengaruhi perilaku
individu. Emosi terbagi menjadi dua, yakni emosi positif seperti senang,
bahagia dan cinta, sedangkan emosi negatif mencakup hal-hal seperti sedih,
marah, gugup, jijik, khawatir dan gugup. Remaja yang memiliki
kemampuan untuk mengelola emosi yang ia miliki akan membantunya
dalam mengontrol perilakunya. Kemampuan seseorang dalam mengelola
emosi yang ia miliki disebut dengan regulasi emosi. Regulasi emosi
memiliki tujuan untuk meminimalkan dampak negatif dari masalah-masalah
yang dihadapi individu dengan cara memonitor dan mengevaluasi
pengalaman emosionalnya (Silaen & Dewi, 2015).

2
RAHASIA

Pemahaman mengenai pentingnya regulasi emosi dimasa remaja


sangat penting untuk dilakukan, bukan hanya untuk kehidupan mereka
dimasa remaja saja, tetapi juga untuk mencegah munculnya disfungsi
regulasi emosi pada saat mereka dewasa nanti (Silvers, dkk, 2012). Hal ini
sesuai dengan hasil temuan praktikan terhadap 15 anak kader sekolah sehat
jiwa di MAN X. Setelah dilakukan screening menggunakan Strength and
Difficulties Questionnaire (SDQ) didapatkan hasil jika terdapat delapan
orang anak yang ternyata dari hasil skoring (borderline-abnormal) memiliki
permasalahan dengan teman sebayanya atau peer problem. Praktikan
kemudian mengadakan penggalian lebih lanjut terhadap delapan orang anak
tersebut dan menghasilkan informasi jika ternyata kedelapan anak tersebut
merupakan korban bullying di masa lalunya, meskipun dengan pelaku yang
berbeda-beda. Efek dari bullying yang mereka terima tersebut berefek
hingga saat ini, mereka kesulitan untuk mengontrol emosi, mudah marah,
memilih keluar kelas dan menyendiri di UKS serta seringkali memendam
perasaan terhadap perilaku teman-temannya yang dirasa menyakiti mereka,
sehingga memang mereka sangat memilih-milih dalam berteman dan
kesulitan untuk bisa berbaur dengan semua temannya. Mereka merasa tidak
ada yang bisa memahami masa lalu mereka tersebut.
Hasil interview yang dilakukan dengan guru BK di sekolah tersebut
mengatakan jika ada beberapa anak yang nampaknya sangat pendiam dan
kurang mampu bergaul sehingga lebih memilih menyendiri. Kecenderungan
para siswa untuk berkelompok-kelompok juga seringkali menimbulkan
masalah tersendiri seperti pertengkaran antar teman ataupun kelompok yang
seringkali membuat mereka bertengkar saling sindir dan tidak bertegur sapa.
Masalah lain yang sering muncul disekolah tersebut adalah seringnya
pelanggaran tata tertib sekolah seperti terlambat datang kesekolah atau
bahkan membolos disaat jam pelajaran. Bullying verbal juga ditemukan
dibeberapa anak, seperti memanggil nama orang tua ataupun panggilan yang
buruk, mengatakan hal yang jelek tentang temen sekelompoknya pada
kelompok yang lain, dsb. Belum adanya perhatian menyeluruh dari guru BK

3
RAHASIA

di semua kelas reguler membuat para siswa yang memang memiliki masalah
psikologis kurang mendapatkan pendampingan terhadap masalah mereka
tersebut.

Dari kasus Di atas, buatlah rancangan asesmennya :

1. Tentukan Tema dan tujuan OW

2. Buatlah guide OW nya

3. Tentukan siapa yang akan diobservasi dan wawancara?

4. Silahkan lakukan roleplay untuk mengetahui masalah yang sebenarnya!

Anda mungkin juga menyukai