Proposal Kerry Review Ke 3 Pak Dian1 NEW
Proposal Kerry Review Ke 3 Pak Dian1 NEW
Kota Jayapura.
B. Latar Belakang
mendiami bumi ini. Hal ini merupakan suatu kenyataan yang baru diterima
macam dan beraneka ragam. Secara yuridis formal, kejahatan adalah bentuk
kesadaran masyarakat merupakan salah satu salah satu faktor utama timbulnya
tindak pidana disamping ada faktor lain yang mempengaruhi, misalnya watak,
Salah satu bentuk tindak pidak yang marak terjadi dalam masyarakat saat
ini adalah perjudian. Dewasa ini, berbagai macam dan bentuk perjudian sudah
sebagai sesuatu hal wajar, sehingga tidak perlu lagi dipermasalahkan. Sehingga
2
yang terjadi di berbagai tempat sekarang ini banyak dibuka agen-agen judi
bagi penghidupan dan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Ditinjau dari
Pengaruh buruk bisa sangat kejam, mulai dari pencurian sampai runtuhnya
yang dalam proses sejarah dari generasi ke generasi ternyata tidak mudah di
Salah satu bentuk perjudian yang mulai semakin marak di Indonesia dan
kartu. Dalam era global seperti sekarang ini, sulitnya pemberantasan perjudian
Judi menggunakan kartu sebenarnya adalah salah satu jenis judi yang
paling banyak digemari. Judi menggunakan kartu ini termasuk salah satu jenis
perjudian yang mulai digemari di Indonesia, mulai dari kalangan bawah hingga
menengah ke atas menjadikan judi kartu ini sebagai sampingan dan hiburan
tergolong sangat sederhana dan bisa dibilang rahasia karena kartu biasanya
Selain itu modus lain yang digunakan dalam permainan judi menggunakan
kartu ini yaitu dengan cara menggunakan internet. Namun judi menggunakan
kartu di internet dilakukan dengan cara membuat akun di situs khususnya judi
akun yang telah dibuat sebelumnya sesuai jumlah nominal yang diinginkan.
sebagai suatu hal yang wajar, sehingga tidak perlu lagi dipermasalahkan dan
dalam jumlah cukup besar, pada bulan februari tahun 2018 dalam kurun waktu
satu minggu terdapat 28 orang yang ditangkap dan sudah ditetapkan sebagai
kupon putih, 5 tersangka atas kasus judi dadu, 6 tersangka terjerat kasus
perjudian domino, serta 4 tersangka lainnya terjerat kasus judi jenis joker. Dari
berupa uang tunai senilai Rp.12,3 juta, dam barang bukti lainnya, kartu joker,
judi togel di kota Jayapura, dan akan menangkap siapa saja yang terlibat
langsung dalam semua jenis perjudia tanpa pandang umur tua ataupun muda
agar masyarakat kota Jayapura merasa takut dan khawatir untuk melakukan
perjudian ini.
Mengingat kembali bahwa negara kita ini adalah negara hukum yang
tindakan dan perbutan harus didasarkan atas hukum yang berlaku atau ius
Dikatakan bahwa perjudian termasuk bidang hukum publik. Hal ini terbukti
dengan adanya pengaturan dalam buku ke dua KUHP sesuai dengan judul
“kejahatan‟ termuat dalam Pasal 303 dan Pasal 303 bis, dan yang dimaksud
dalam Pasal 303 bis adalah perjudian yang dilakukan di jalan umum, atau
tempat yang dapat dikunjungi oleh umum dan tidak ada izin dari pemerintah
setempat.
1
https://www.pasificpos.com/,27 Mei 2019.
5
suatu karya ilmiah yang dalam hal ini penulis memilih judul “analisis putusan
kartu”.
C. Rumusan Masalah
D. Tujuan Penelitian
menggunakan kartu?
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
menggunakan kartu.
F. Tinjauan Pustaka
kejahatan.
orangdapat dipidana).2
disebut juga dengan perbuatan pidana atau delik adalah: “Perbuatan yang
oleh aturan hukum pidana dilarang dan diancam dengan pidana barang
2
Basir Rohrohmana. Hukum Pidana Substantif di Indonesia. (Bandung: Logoz Publishing,
2014), hlm.74.
7
tindak pidana”.3
istilah kejahatan tidak dapat digunakan begitu saja dalam hukum pidana.
Perbuatan pidana adalah lebih luas dari kejahatan yang disebut diatas
yang diatur dalam KUHP Buku ke-III dan di luar KUHP (dinyatakan
manusia. Seringkali suatu tingkah laku manusia hanya baru dilarang dan
dapat diketahui adanya 2 (dua) unsur tindak pidana yaitu unsur subyektif
dilakukan oleh pelaku, dan dapat diberatkan padanya. Karena itu maka
5
J.M. van Bemmelen. Hukum Pidana 1 Hukum Pidana Materail Bagian Umum. (Bandung:
Binacipta, 1984), hlm.108.
6
L.J.van Apeldoorn. Pengantar Ilmu Hukum. (Jakarta: Pradya Paramita, 1973), hlm. 339.
9
tertentukan terlebih dahulu, yakni ditentukan oleh faktor lahir dan batin:
(hukum sebab dan akibat). Manusia tak dapat memilih tentang apa yang
dikehendakinya.7
Bahwa untuk tindak pidana sebagai unsur pokok harus ada suatu
undang.9
7
Ibid.
8
Wirjono Prodjodikoro. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. (Bandung: Eresco, 1979), hlm.
52.
9
Mr.J.M. van Bemmelen, Op. Cit, hlm.113.
10
gevolg).11
pembuat delik.12
besar.13
10
Basir Rohrohmana, Op. Cit, hlm.104.
11
Wirjono Prodjodikoro, Op. Cit, hlm.56.
12
Basir Rohrohmana, Op. Cit, hlm.105.
13
Wirjono Prodjodikoro, Op. Cit, hlm.58.
11
Nehmen.14
memang terjadi.15
14
Basir Rohrohmana, Loc.Cit.
15
Basir Rohrohmana, Op. Cit., hlm.106.
12
memperkirakan sebelumnya.
disengaja terjadi.16
Culpa terbagi menjadi dua, yaitu culpa lata (kelalaian yang besar
dipidana).
Di dalam culpa lata sendiri terbagi dua yaitu culpa lata disadari
dan culpa lata tak disadari. Pembagian culpa lata ini sebetulnya
untuk mencegahnya.
16
Wirjono Prodjodikoro, Op. Cit, hlm.61.
17
Basir Rohrohmana, Op. Cit, hlm.109.
13
kemungkinan itu.
jawab.
perbuatannya.
melakukan perbuatan.
faktor utama, yaitu faktor akal dan faktor kehendak. Akal bias
seseorang.19
b. Unsur obyektif atau yang berkaitan dengan tingkah laku itu sendiri dan
jadi yang bersifat tanpa hak yang menimbulkan akibat yang oleh
19
Ibid, hlm.102.
20
Mr.J.M. van Bemmelen, Op. Cit, hlm.108.
15
untuk peristiwa pidana (ditilik dari sudut obyektif) adalah sifat tanpa
pidana.21
1) Wujud Perbuatan
melawan hukum, juga jika dalam rumusan delik tidak dimuat hal
21
L.J. van Apeldoorn, Op. Cit, hlm.338.
22
Basir Rohrohmana, Op. Cit, hlm.92.
16
aturan pidana.23
23
Basir Rohrohmana, Op. Cit, hlm.93.
24
Ibid, hlm.94.
17
tindak pidana.25
b) Pembelaan Terpaksa
tentang perjudian, yaitu Pasal 303 KUHP yang berupa kejahatan dan Pasal
sebagai berikut:
harta yang lebih besar dari pada jumlah uang atau harta semula”.
Pasal 303 ayat (3) KUHP berbunyi “Yang disebut permainan judi
yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain,
Menurut ayat (3) dari pasal tersebut yang diartikan "hazardspel" yaitu
tidak hanya permainan hazard dalam arti kata yang sempit, tetapi dalam
arti kata yang luas. Dalam arti kata yang sempit permainan hazard adalah
segala permainan jika kalah menangnya orang dalam permainan itu tidak
29
Pasal 303 ayat (3) Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
30
R. Soesilo, Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik Khusus, (Bogor:
Politeia, 1984), hlm.185.
20
Dalam arti kata yang luas yang termasuk permainan hazard juga
menang itu bisa bertambah besar pula karena latihan atau kepandaian
permainan hazard itu ialah suatu permainan jika kalah menangnya orang
dalam permainan itu tergantung kepada nasib dari umumnya para pemain
yang banyak.
pemain itu yang harapannya untuk menang menjadi besar karena sudah
Pengertian lain dari judi, dapat dilihat dalam kamus istilah hukum
berkembang dan berubah. Apa yang pada suatu ketika dipandang sebagai
21
perbuatan judi, pada waktu dan tempat yang lain mungkin dipandang
harus terpenuhi agar suatu perbuatan dapat dikatan perjudian, ketiga unsur
tersebut adalah:
a. Permainan/perlomban
hati. Jadi padasarnya bersifat rekreatif namun disini para pelaku tidak
b. Untung-untungan
c. Ada Taruhan
perlombaan ini ada taruhan yang dipasang oleh para pihak pemain atau
31
Satjipto Rahardjo, Hukum Dalam Perspektif Sosial, (Semarang: Alumni, 1981), hlm.99.
22
Bandar, baik dalam bentuk uang ataupun harta benda lainnya, Bahkan
istri pun dijadikan taruhan. Akibat adanya taruhan tersebut, maka tentu
saja ada pihak yang di untungkan dan ada pihak yang dirugikan. Unsur
Dalam KUHP ada dua pasal yang mengatur tentang perjudian yaitu
Pasal 303 dan Pasal 303 bis. Sementara itu pembagian jenis perjudian
KUHP32, adalah :
(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau
pidana denda paling banyak Rp. 25.000.000,- (dua puluh lima juta
pencaharian.
pidana, dan ayat (3) memuat tentang pengertian judi yang terkandung
unsur tanpa izin, dalam unsur tanpa izin inilah melekat unsur melawan
1) Kejahatan Pertama
a) Unsur Objektif:
kesempatan;
b) Unsur Subjektif:
waktu tertentu. Dalam hal ini, belum ada orang yang melakukan
perjudian.
25
2) Kejahatan Kedua
tanpa izin dengan sengaja turut serta dalam suatu kegiatan usaha
berikut:
a) Unsur Objektif.
izin.
b) Unsur Subjektif.
26
3) Kejahatan Ketiga.
a) Unsur Objektif.
b) Unsur Subjektif.
pencaharian.
4) Kejahatan Keempat
a. Unsur Objektif
b. Unsur Subjektif
pencaharian.
5) Kejahatan Kelima
Pada bentuk kelima ini juga terdapat unsur serta, namun serta
dalam bentuk kelima ini bukan lagi mengenai turut serta dalam
berikut:
judi.
Ke-2 Barang siapa yang turut serta bermain judi di jalan umum
(2) Jika ketika melakukan kejahatan itu belum lewat dua tahun
a) Bentuk Pertama
b) Bentuk Kedua
dikunjungi umum;
mencari siapa yang lebih mahir memainkan kartu tersebut setiap satu
karena pemain hanya bergantung pada kartu yang diterima setiap satu
ketiga ini terdiri dari apa yang juga termasuk ke dalam perjudian di
G. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelitian
2. Tipe Penelitian
positif.34
a. Jenis Data
maka jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder
b. Sumber Data
33
Bambang Sunggono, Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2006),
hlm. 81.
34
Johnny Ibrahim, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang: Bayumedia
Publishing, 2006), hlm. 295.
32
menggunakan kartu.
1945;
data dengan menguraikan dan memaparkan secara jelas dan apa adanya
mengenai obyek yang diteliti. Data-data dan informasi yang diperoleh dari
obyek penelitian dikaji dan dianalisa, dikaitkan dengan teori dan peraturan
1. Waktu Penelitian
2. Biaya Penelitian
berikut:
No Keterangan Biaya
Pembuatan Proposal
a. Kertas Rp. 60.000
1
b. Tinta Print Rp. 50.000
c. Jilid Rp. 60.000
Penelitian
2 a. Konsumsi Rp. 300.000
b. Transportasi Rp. 200.000
Penyusunan Skripsi
a. Kertas A4 Rp. 200.000
3
b. Tinta Primt Rp. 300.000
c. Cover Lux Rp. 350.000
4 Ujian Skripsi Rp. 1.000.000
5 Biaya lain – lain Rp. 500.000
Total biaya Rp. 3.020.000
I. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Metode Penelitian
A. Tindak Pidana
C. Teori Pemidanaan
D. Dakwaan
Menggunakan Kartu
BAB IV PENUTUP
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
36
Apeldoorn, L.J. van. Pengantar Ilmu Hukum. (Jakarta: Pradya Paramita, 1973).
Bemmelen, J.M. van. Hukum Pidana 1 Hukum Pidana Materail Bagian Umum.
(Bandung: Binacipta, 1984).
Ibrahim, Johnny. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Malang:
Bayumedia Publishing, 2006).
Moelyatno, KUHP Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, Edisi Baru, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2009).
Prodjodikoro, Wirjono. Asas-asas Hukum Pidana di Indonesia. (Bandung: Eresco,
1979).
Rahardjo, Satjipto. Hukum Dalam Perspektif Sosial, (Semarang: Alumni, 1981)
Rohrohmana, Basir. Hukum Pidana Substantif di Indonesia. (Bandung: Logoz
Publishing, 2014).
Saleh, Roeslan. Perbuatan Pidana dan Pertanggung Jawaban Pidana. (Jakarta:
Aksara Baru, 1981).
Soemitro, Ronny Hanitijo. Metodologi Penelitian Hukum, (Jakarta: Ghalia
Indonesia, 1982).
Soesilo, R. Pokok-pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-delik
Khusus, (Bogor: Politeia, 1984).
Sunggono, Bambang. Metode Penelitian Hukum, (Jakarta, PT. Raja Grafindo
Persada, 2006).