Skenario
1.mengapa timbul bercak merah diwajah tidak mau hilang pd saat terpapar sinar matahari?
Etiologi dan mekanisme patogenesis yang berperan pada LE belum dapat dipahami secara pasti.
Patogenesis LE kutan tampaknya tumpang tindih dengan patogenesis SLE, dimana interaksi antara faktor-
faktor host (genetik, hormonal) dan faktorfaktor lingkungan (radiasi ultraviolet, virus, obatobatan) mengarah
pada hilangnya toleransi, dan menginduksi suatu autoimunitas. Diikuti dengan aktivasi dan ekspansi sistem
imun dan akibatnya terjadi kerusakan jaringan akibat respon imun dan ekspresi klinis penyakit.
(Rahman dan Isenberg,2008;Simon, 2007; Yuriawantini dan Suryana,2007).
indonesia.digitaljournals.org/index.php/kespha/article/download/.../1087
2.mengapa sering merasa lelah dan sendi2 terasa sakit ketika bangun tidur?
http://www.youtube.com/watch?v=nvYzafQIdCQ
(Lihat nomor 5)
http://www.kliksehat.co/specialis/751-apa-saja-faktor-penyebab-penyakit-autoimun.html
Diagnosis SLE ditegakkan bila memenuhi 4 dari 11 kriteria yang dikeluarkan American College of
Rheumatology. Kriteria yang termasuk yaitu malar rash, diskoid rash, fotosensitif, ulkus di mulut, artritis,
serositis, kelainan ginjal, kelainan neurologis, kelainan hematologi, kelainan imunologi dan antibodi
antinuklear (Simon, 2007).
indonesia.digitaljournals.org/index.php/kespha/article/download/.../1087
Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah bisa menunjukkan adanya antibodi antinuklear, yang terdapat pada
hampir semua penderita lupus. Tetapi antibodi ini juga juga bisa ditemukan pada penyakit
lain. Karena itu jika menemukan antibodi antinuklear, harus dilakukan juga pemeriksaan
untuk antibodi terhadap DNA rantai ganda. Kadar yang tinggi dari kedua antibodi ini hampir
spesifik untuk lupus, tapi tidak semua penderita lupus memiliki antibodi ini.
Pemeriksaan darah untuk mengukur kadar komplemen (protein yang berperan dalam
sistem kekebalan) dan untuk menemukan antibodi lainnya, mungkin perlu dilakukan untuk
memperkirakan aktivitas dan lamanya penyakit.
Ruam kulit atau lesi yang khas
Rontgen dada menunjukkan pleuritis atau perikarditis
Pemeriksaan dada dengan bantuan stetoskop menunjukkan adanya gesekan pleura atau
jantung
Analisa air kemih menunjukkan adanya darah atau protein
Hitung jenis darah menunjukkan adanya penurunan beberapa jenis sel darah.
Biopsi ginjal
Pemeriksaan saraf.
http://www.kliksehat.co/specialis/751-apa-saja-faktor-penyebab-penyakit-autoimun.html
Manajemen Modern dan Kesehatan Masyarakat . 2011. Gangguan Autoimun. Medicalstore
Jumlah dan jenis antibodi pada lupus, lebih besar dibandingkan dengan pada penyakit lain,
dan antibodi ini (bersama dengan faktor lainnya yang tidak diketahui) menentukan gejala mana yang
akan berkembang. Karena itu, gejala dan beratnya penyakit, bervariasi pada setiap penderita.
Perjalanan penyakit ini bervariasi, mulai dari penyakit yang ringan sampai penyakit yang
berat.
Gejala pada setiap penderita berlainan, serta ditandai oleh masa bebas gejala (remisi) dan
masa kekambuhan (eksaserbasi).
Pada awal penyakit, lupus hanya menyerang satu organ, tetapi di kemudian hari akan
melibatkan organ lainnya.
autoimun
a) Faktor genetik: Temuan ilmiah juga menduga beberapa intervensi genetik yang dapat
meningkatkan kerentanan menderita penyakit autoimun.
b) Jenis kelamin: untuk alasan yang tidak diketahui, wanita lebih rentan menderita gangguan
autoimun dibandingkan laki-laki.
c) Infeksi umum: penyakit autoimun tertentu mungkin merupakan konsekuensi dari infeksi
tertentu yang disebabkan dalam tubuh.
d) Hormon: gangguan autoimun mungkin dipengaruhi fase tertentu seperti menopause,
kehamilan dan persalinan yang melibatkan perubahan tingkat hormon.
http://www.kliksehat.co/specialis/751-apa-saja-faktor-penyebab-penyakit-autoimun.html
genetik
obat
usia
Beberapa bakteri memiliki epitop yang sama dengan antigen sendiri. Menyebabkan
terjadinya respon imun terhadap autoantigen, dikarenakan sel mengenal autoantigen
sebagai bakteri tersebut.epitop berikatan dengan protop pda antibodi
Antigen sendiri yang karena letak anatominya, menyebabkannya tidak terpajan dari
respon imun. Perubahan letak anatomi dalam jaringan menyebabkan Sequestered
antigen terpajan oleh respon imun.
Karena aktivasi sel B poliklonal oleh virus,lipopolisakarida dan parasit malaria dapat
merangsang sel B dan menimbulkan reaksi autoimun.
v. Obat-obatan
http://www.w-e-h.org/id/autoimmune-diseases.html
www.youtube.com/watch?v=nvYzafQIdCQ
Mekanisme :
Autoimun yang terjadi melalui antibodi dan sel T : kerusakan diakibatkan oleh
antibodi humoral serta sel T kompleks imun yang menimbulkan kelainan. Cont :
arthritis, LES
Hipotesis pertama, teori klon terlarang (forbidden-clone theory), menyatakan adanya suatu
klon dari limfosit mutan yang timbul melalui mutasi somatik . Sel mutan yang membawa
antigen permukaan yang dikenal sebagai asing (mutan positif secara antigenik) biasanya akan
dihancurkan. Bagaimanapun, menurut teori ini, sel mutan yang tidak membawa antigen
permukaan (mutan negatif secara antigenik) tidak akan dihancurkan. Dengan
berproliferasinya sel mutan yang defisien antigen ini (klon terlarang), sel-sel ini akan mampu
bereaksi dengan jaringan sasaran karena ketidaksamaan genetik. Fenomena ini sama dengan
reaksi hospes melawan cangkok karena limfosit yang tidak cocok secara genetik.
Hi
potesis kedua, teori antigen terasing (sequestered antigen theory), didasarkan pada
fenomena pengaruh toleransi pada janin. Menurut teori ini, selama pertumbuhan embrio,
jaringan yang dipaparkan pada sistem limforetikuler dikenal sebagai ``self ``. Mereka yang
secara anatomi terpisah atau terasing dari sistem limforetikuler tidak dikenali sebagai ``self``.
Antigen ini terdapat pada jaringan seperti mata, sistem syaraf pusat, thiroid, dan testis. Pada
kehidupan kemudian, pemaparan melalui trauma atau infeksi, dari antigen jaringan terasing
ini terhadap sistem limforetikuler menyebabkan terjadinya penyakit autoimun. Kedua
pengertian ini didasarkan pada dasar pikiran (premise) hiperaktivitas respon imun, yang
melalui pembentukan autoantibodi atau limfosit tersensitisasi (hipersensitivitas lambat) akan
menimbulkan produksi suatu penyakit autoimun.
4.jelaskan self tolerance sel B dan sel T?dan mengapa sel tolerance dapat menyebabkan penyakit
autoimun?
Self tolerance : autoantibodi yang dibentuk terhadap antigen sendiri kehilangan
toleransi oleh antibodi sehingga tidak mengenali mana lawan dan mana teman.
Self tolerance adalah imunosupresi hanya terhadap satu antigen dan tidak disertai oleh
gangguan terhadap respons antigen yang lain.
Toleransi Imun adalah keadaan tidak adanya respons sel limfoid yang aktif terhadap
antigen tertentu.
Self Toleransi adalah keadaan tubuh yang menerima epitop sendiri sebagai antigen
sendiri
Utamanya sel B dan sel T diinaktifkan atau sel Ts nya yang diaktifkan, sel Ts dianggap
berperan mempertahankan tolerancy alamiah terhadap self-antigen, sel Ts menekan
aktivitas sel Th. Self tolerance disebabkan oleh inaktivasi/dibunuhnya limfosit self-
reaktif yang diinduksi antigen sendiri (Tolerogen).
A. Toleransi sel B
a. Toleransi Sentral
Induksi yang terjadi saat limfosit dalam masa perkembangan. Terjadi apabila sel B
imatur terpajan antigen sendiri yang multivalent dalam sumsum Tulang dan
menimbulkan apoptosis atau spesifitas baru. Sel B yang self-reaktif dihancurkan dalam
Sumsum Tulang.
b. Toleransi Perifer
Toleransi yang ditemukan dalam organ limfoid primer atau reseptor dengan afinitas
rendah. Sel B matang yang mengenal ag sendiri diperifer tanpa adanya bantuan sel Th
tidak dapat teraktivasi.
Bila sel B terlepas dari pengawasan proses clonal abortion dapat menjadi auto-reaktif.
B. Toleransi sel T
a. Tolerancy Sentral
Ag yang ditemukan dalam kadar tinggi di dua organ limfoid adl Ag sendiri, Ag asing
akan dikenali oleh APC dan diangkut ke organ limfoid perifer. Bila ada limfosit imatur
yang mengenali antigen sendiri akan disingkirkan (seleksi negative)
b. Tolerancy Perifer
Mekanisme tolerancy sel T terhadap Ag spesifik jaringan yang tidak ditemukan dalam
timus. Tolerancy perifer disebabkan adanya anergi, sel T yang dihilangkan (deletion)
atau ditekan.
FAKTOR GENETIK
Kontribusi genetik pada penyakit autoimun hampir selalu melibatkan gen multipel.
Namun demikian defek sejumlah gen tunggal dapat juga menimbulkan autoimunitas.
Studi keluarga atau kembar menunjukkan kontribusi genetik dalam semua penyakit
autoimun dan autoimunitas subklinis yang lebih sering ditemukan pada anggota
keluarga
Ciri kuat peran faktor genetik terlihat pada hubungan antara berbagai penyakit
autoimun dan varian MHC
FAKTOR IMUN
a. Sequestered antigen
b. Gangguan Presentasi
c. Ekspresi MHC-II yang tidak benar
d. Aktivasi sel B poliklonal
e. Peran CD 4 dan reseptor MHC
f. Keseimbangan Th1 – Th 2
g. Sitokin pada autoimunitas
[ CITATION Kar13 \l 1057 ]
staff.ui.ac.id/system/files/users/rosila.../transplantasistikepjayakarta05.ppt
Macam penyakit
SLE
1. Definisi
Suatu penyakit auto imun yang kronik dan menyerang berbagai sistem dalam tubuh
Adalah penyakit sistemik yang menyerang sistem jaringan dan vaskuler dengan
karakteristik adanya antinuklear antibodi ( AAN )
Etiologi SLE masih belum jelas. Meskipun demikian, terdapat banyak bukti bahwa
patogenesis SLE bersifat multifaktor dan ini mencakup pengaruh genetik, lingkungan
dan humoral terhadap respon imun.Selain itu, juga dapat disebabkan karena obat.
Diagnosis SLE dapat ditegakkan jika pada satu periode pengamatan ditemukan 4
kriteria atau lebih dari 11 kriteria di bawah ini, baik secara berturut – turut maupun
serentak :
a. Pada sendi – sendi dapat timbul artritis dan artralgia terutama pada sendi – sendi kecil
b. Kelainan pada sistem kelenjar limfe dapat bermanifestasi berupa hepatosplenomegali
dan kelainan pada sistem saraf dapat timbul berupa psikosis terutama pada masa –
masa eksaserbasi
c. Pada mata memberi kelainan edema di sekitar mata dan konjungtivitis
d. Pada pemeriksaan darah serologis untuk sifilis sering memberikan positif semu
Saripati Penyakit Kulit, Prof. Dr. R.S Siregar, Sp.KK(K), 2003
4. Patogenesis
Adanya satu atau beberapa faktor pemicu yang tepat pada individu yang mempunyai
predisposisi genetik akan menghasilkan tenaga pendorong abnormal terhadap sel T
CD4+ toleransi sel T terhadap self antigen hilangmuncul sel T autoreaktif yang
akan menyebabkan induksi serta ekspansi sel B, baik yang memproduksi autoantibody
maupun berupa sel memori. Autoantibody yang dihasilkan ditujukan terhadap antigen
yang terutama terletak pada nukleoplasma. Antigen sasaran ini meliputi DNA, protein
histon dan non histon. Antibody ini secara bersama-sama membentuk ANA.
Arthritis reumathoid
RA (Rheumatoid Arthritis)
1. Definisi
Penyakit Inflamasi kronik autoimun sendi sistemik dan berhubungan dengan HLA-DR
4
2. Etiologi
Etiologi belum jelas dimungkinkan karena alergi, stress atau kelainan hormonal
d. Atritis simetris
e. Nodul Rhematoid
a. Yang terkena ialah sendi kecil tangan dan kaki, pergelangan tangan, sendi
temporomandibuler dan tulang belakang
c. Sendi menjadi kaku dapat menyebabkan penderita menjadi cacat seumur hidup
a) Ditemukannya antibody terhadapIgG (biasanya berupa IgM atau IgA) yang diproduksi
sel plasma dalam membrane sinovia “FR” (antibody yang ditemukan dalam serum
penderita dengan RA) biasanya 90% dari penderita
b) Ditemukannya ANA
4. Patogenesis
Lesi yang terjadi merupakan suatu synovioarthritis, membrane synovialis meradang,
bengkak, sembab, dan membentuk tonjolan-tonjolan.
1. Definisi
2. Etiologi
Skleroderma
Gejala klinis:
Ada daerah kulit yang menipis disertai nyeri dan gatal
Terdapat makula berbentuk lonjong/linear disertai perubahan warna menjadi
hipopigmentasi di daerah muka/ekstremitas
Lesi kulit bisa menunjukkan anhidrosis
Bila lesi meluas ke daerah akral,maka kulit jari tangan dan kaki menjadi ketat
sehingga gerakan jari terhambat karena kaku.
Pada bentuk sistemik, gangguan elastisitas pada organ dalam memberikan
gangguan fungsi menelan, gerakan jangtung dan paru.
Diagnosis:
Makula lonjong/linear
Hipopigmentasi
Atrofis
Anhidrosis
Kekakuan jari tangan/kaki
Fenomena Raynaud
Penyempitan esophagus dan perubahan bentuk jantung
Hilangnya lapsan kolagen pada jaringan ikat subkutan.
Immunologi Dasar. Edisi ke-enam. Karnen Garna Baratawijaya. FKUI.
MHC,dll
HLA yang sudah lama dikenal adalah @$ haplotip untuk A, 50 untuk B, 8 untuk C dan
7 untuk D, 7 untuk DG dan 20 unutk DR. Haplotip adalah pasangan gen yang terletak
dalam kromosom tunggal yang menentukan ciri seseorang. Dalam gen orang normal
ditemukan 2 haplotip untuk setiap pasangan gen, satu dari ayah dan satu lagi dari ibu.
HLA alogenik spesifik yang diketahui dewasa ini HLA-A, HLA-B, HLA-C, dan HLA-
DR ditemukan secara serologik dan MLR. Yang spesifitasnya belum layak diketahui
ditandai dengan ”w”. Ada yang menggolongkan HLA-Dw sebagai HLA-D sehingga
MHC seluruhnya terdiri atas 7 lokus.
Protein MHC terdiri dari dua kelas struktur, yaitu protein MHC kelas I dan kelas II.
Protein MHC kelas I ditemukan pada semua permukaan sel berinti. Protein ini bertugas
mempresentasikan antigen peptida ke sel T sitotoksik (Tc) yang secara langsung akan
menghancurkan sel yang mengandung antigen asing tersebut. Protein MHC kelas I terdiri
dari dua polipeptida, yaitu rantai membrane integrated alfa (α) yang disandikan oleh gen
MHC pada kromosom nomor 6, dan non-covalently associated beta-2 mikroglobulin(β2m).
Rantai α akan melipat dan membentuk alur besar antara domain α1 dan α2 yang menjadi
tempat penempelan molekul MHC dengan antigen protein. Alur tersebut tertutup pada pada
kedua ujungnya dan peptida yang terikat sekitar 8-10 asam amino. MHC kelas satu juga
memiliki dua α heliks yang menyebar di rantai beta sehingga dapat berikatan dan berinteraksi
dengan reseptor sel T.
Protein MHC kelas II
Protein MHC kelas I terdapat pada permukaan sel B, makrofag, sel dendritik, dan beberapa
sel penampil antigen (antigen presenting cell atau APC) khusus. Melalui protein MHC kelas
II inilah, APC dapat mempresentasikan antigen ke sel-T penolong (Th) yang akan
menstimulasi reaksi inflamatori atau respon antibodi.MHC kelas II ini terdiri dari dua ikatan
non kovalen polipeptida integrated-membrane yang disebut α dan β. Biasanya, protein ini
akan berpasangan untuk memperkuat kemampuannnya untuk berikatan dengan reseptor sel T.
Domain α1 dan β1 akan membentuk tempat untuk pengikatan MHC dan antigen.
(http://allergycliniconline.com/2012/02/02/imunologi-dasar-auto-imunitas/)