Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu upaya dalam mempersiapkan sumber daya
manusia (human resurce) yang memiliki keterampilan dan keahlian sesuai tuntutan
pembangunan bangsa ( 2011: 25). Pendidikan memegang peranan penting dalam
mencerdasakan kehidupan bangsa, oleh karena itu setiap individu yang terlibat dalam
pendidikan dituntut berperan serta secara maksimal guna meningkatkan mutu
pendidikan.
Hal ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan nasional dalam undang-
undang SISDIKNAS nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional BAB
ii pasal 3 yaitu pendidikan nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi siswa
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif, mandiri dan warga Negara yang
demokratis dan bertanggungb jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan indonesia
maka diperlukan tenaga pendidik yang bekompeten dalam pembelajaran.
Kompetensi guru didalam peraturan pemerintah republic indonesia No. 19
tahun 2005 tentang standar nasional BAB VI pasal 28 ayat 3 sebagai agen
pembelajaran harus memiliki beberapa kompetensi yaitu kompetensi pedagogic,
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dann kompetensi professional yang
diperoleh melalui pendidikan profesi guru. Dalam dunia pendidikan menguasai teori
belajar dan prinsip pembelajaran merupakan suatu kompetensi yang penting yang
harus dimiliki oleh setiap tenaga pendidik penguasaan strategi pembeljaran
merupakan suatu bentuk penguasaan pembelajaran . oleh karena itu sangatb penting
bagi seorang tenaga pendidik untuk menguasai strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran merupakan sebuah rencana, rancangan dan plot bagi
dibangunnya sebuah metode pembelajaran, yang selanjutnya akan dijabarkan dalam
tekhnik dan gaya pembelajaran. Strategi pembelajaran bisa diartikan sebagai pola-
pola umum kegiatan tenaga pendidik dan peserta didik dalam perwujudan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah digariskan.w penguasaan strategi
pembelajaran yang baik bagi tenaga pendidik merupakan sebuah kriteria dan
kompetensi bahwa tenaga pendidik sudah layak dan mampu menjadi tenaga pendidik
yang terampil dan kompeten.
Hal ini sejalan dengan proses kegiatan pembelajaran pada kurikulum terbaru
yaitu kurikulum 2013 yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi mereka menjadi kemampuan yang semakin lama semakin
meningkat dan juga memenuhi prinsip yaitu peserta didik difasilitasi untuk mencari
tahu, peserta didik belajar dari berbagai sumber belajar serta proses pembelajaran
menggunakan pendekatan ilmiah . pada kurikulum 2013 ini, tenaga pendidik tidak
menjadi pusat dari pembelajaran baik sumber ilmu maupun kegiatan pembelajaran
melainkan peserta didik yang menjadi pusat pembelajaran (student center).
ilmu penegetahuan alam (IPA) Merupakn ilmu yang berkaitan erat dengan
cara mencari tahu tentang alam secara sistematis sehingga IPA tidak hanya diartikan
sebagai penguasaan kumpulan pengetahuan berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau
prinsip-prinsip, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pembelajaran IPA
pada tingkat sekolah menengah diajarkan secara terpadu, tidak dipisahkan antara
fisika, biologi dan kimia.
Disamping itu pembelajaran IPA dikembangkan sebagai mata pelajaran
integrative science dan integrative social studies. Bukan sebagai pendidikan disiplin
ilmu. IPA sebagai
Pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berfikir, kemampuan
belajar, rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap dan bertanggung jawab terhadap
alam. Peserta didik mempelajari IPA terutama pada materi ekosistem dalam rangka
mengembangan kemampuan berfikir kreatif dalam memecahkan permasalahan yang
terkait dengan fenomena alam dalam kehidupan bermasyarakat. Melalaui
penyelidikan peserta didik diberi kesempatan untuk membangun pengetahuan
mereka sendiri berdasarkan konsep dan teori yang sudah ada.
Peserta didik harus mengkontruksi pengetahauan sendiri dan member makna
melalui pengalaman nyata dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman peserta didik
terhadap materi pelajaran dapat diwujudkan jika peserta didik sendiri terlibat secara
langsung memahami materi pelajaran, misalnya dengan membaca buku, membuat
kesimpulan, menjelaskan secara lisan bertanaya dan menjawab pertanyaan. Peserta
didik dituntut untuk dapat membangun pengetahaun dalam diri mereka sendiri
denagn peran aktifnya dalam proses belajar mengajar serta mengembangkan
kemampuan berfikir dalam proses sains.
Pada kenyataannya kualitas pendidikan IPA di indonesia masih rendah.
Kualitas pendidikan IPA di indonesia dapat dilihat dari hasil TIMSS (Trends in
mathematicsand science study. Hasil study TIMSS terhadap peserta didik
ditunjukkan dalam daftar average science content and cognitive domain scores of
eight grades student. Daftar tersebut menunjukkan bahwa peserta didik indonesia
hanya mampu meraih peringkat 35 dari 49 snegara. Berdasarkan kurangnya
pembelajaran IPA yang meningkatkan kemampuan dalam berfikir kreatif dan afektif
peneliti tertarik untuk meneliti di sekolah Smp 24 bandar lampung sebagai tempat
penelitian tersebut.
Kurangnya penguasaan strategi pembelajaran yang tepat menjadikan peserta
didik kurang terfasilitasi dalam mengembangkan kemampuan berfikir kreatif dan
afektif sainsnya. Proses pembelajaran yang masih menggunakan metode
konvensional seperti masih berbasis hafalan teori menyebabkan rendahnya
kemampuan berfikir kreatif afektif pada materi sains. Tenaga pendidik juga lebih
cenderung kurang menguasai pelaksanaan penyelidikan atau prsktikum karena lebih
sering menggunakan metode konvensional. Model-model atau pendekatan yang
diterapkan oleh tenaga pendidik sebelumnya belum melatih siswa untuk berfikir dan
menemukan konsep sendiri dan melatih kerja peserta didik.
Salah satu upaya yang dapat diusahakan oleh pendidik adalah melakukan
pembaruan strategi pembelajaran yang tepat dalam mengembangkan kemampuan
siswa berfikir kreatif dan afektid pada proses sains. Pembaruan strategi pembelajaran
yang tepat akan membuat peserta didik dapat mengembangkan konsep nya sendiri
serta memicu berkembangnya kemampuan berpikir kreatif dan afektif.
Terdapat banyak model dan strategi pembelajaran yang berkembang untuk
memabntu siswa berfikir kreatif dan produktif. Strategi pembelajaran yang dapat
diterapkan dalam pembelajaran sains yaitu, strategy REACT. Peneliti menggunakan
strategi REACT dalam pembelajaran karena dapat berpengaruh terhadap
kemampuan dalam meningktakan hasil belajar dan keterampilan proses sains peserta
didik, yang memiliki prinsip dasar kontruksivisme yang dirasa mampu untuk
mengembangkan kemampuan proses sains.
Berdasarkan paparan tersebut shingga peneliti merasa sangat penting untuk
melakukan penelitian ini dengan judul penelitian yaitu ” Strategi pembelajaran
REACT (relating, experiencing, applying, cooperating, transferring) terhadap
kemampuan berfikir kreatif dan afektif siswa kelas VII smp 24 bandar lampung.
B. Identifikasi masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, beberapa masalah yang dapat di
identifikasi dalam proses pembelajaran biologi kelas kelas VII SMP 24 Bandar
lampung adalah :
1. tenaga pendidik kurang penguasaan strategi pembelajaran dalam pembelajaran
IPA yang dapat meningkatkan kemampuan sains
2. IPA merupakan mata pelajaran yang tidak hanya menerima konsep dan teori yang
ada tetapi juga dibutuhkan praktikum
3. peserta didik kesulitan dalam menghubungkan hal hal yang dipelajari secara teori
dengan pesoalan yang ada dalam kehidupan sehati-hari
4. peserta didik kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran sehingga hasil belajar
peserta didik menjadi rendah.

C. Batasan Masalah
Agar pembahasan dapat fokus dan mencapai apa yang diharapkan,maka
permasalahan penelitiannya hanya dibatasi pada :
1. Sampel yang akan diteliti hanya pada siswa kelas VII (b) sebagai kelas eksperimen
dan kelas VII (d) sebagai kelas kontrol di SMP 24 bandar lampung
2. Strategi pembelajaran REACT (relating, experiencing, applying, cooperating,
transferring)
3. Variabel yang diteliti yaitu hanya pada kemampuan berfikir kreatif ranah afektif
pada proses Sains.

D. Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: Apakah ada pengaruh Strategi
pembelajaran REACT (relating, experiencing, applying, cooperating, transferring)
terhadap kemampuan berfikir kreatif dan afektif siswa kelas VII smp 24 bandar
lampung?

E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas, maka tujuan penelitan ini adalah untuk
mengetahui:

pengaruh Strategi pembelajaran REACT (relating, experiencing, applying,


cooperating, transferring) terhadap kemampuan berfikir kreatif dan afektif siswa
kelas VII smp 24 bandar lampung

F. Manfaat penelitian
Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat bermanfaat :
a. Manfaat Teoritas
Diharapkan hasil dari penelitian pembelajaran IPA yang berkaitan dengan
strategi REACT dapat berpengaruh terhadap kemampuan berfikir kreatif dan efektif
di SMP 24 bandar lampung.
b. Manfaat praktis
1. Bagi sekolah yaitu memberikan sumbangan pemikiran untuk meningkatkan
kualitas pembelajaran biologi.
2. Bagi peneliti yaitu mendaapat wawasan dan pengalaman bidang penelitian.
3. Bagi tenaga pendidik pengampu mata pelajaran IPA biologi yaitu sebagai bahan
pertimbangan dalam pemilijan strategi pembelajaran yang tepat dengan materi yang
disampaikan.

G. Ruang lingkup penelitian


Ruang lingkup penelitian ini adalah:
1. strategil pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah strategi REACT
2. Subyek penelitian ini tertuju pada siswa kelas VII.
4. Penelitian ini dilakukan di SMP 24 Bandar lampung
3. Waktu penelitian dilaksanakan perkiraan pada bulan agustus-september tahun
2018/2019.

Anda mungkin juga menyukai