Anda di halaman 1dari 5

BAB 3

METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di areal kebun praktek Sekolah Tinggi Ilmu


Pertanian Agrobisnis Perkebunan (STIP-AP) Medan. Waktu penelitian
mulai dilaksanakan pada bulan Desember 2018 sampai dengan Maret 2019.

3.2 Bahan dan Peralatan

3.2.1.Bahan-bahan yang di gunakan:


Bibit kelapa sawit D X P Dumpy yang berumur 5 bulan sebanyak 36 bibit
sebagai objek yang diamati, air cucian beras, Dithane 45 wp, Roundup 486
sl dan air.

3.2.1.Alat yang di gunakan:


Cangkol, ember, parang, meteran, knapsack, jangka sorong, gelas ukur , oven,
amplop, timbangan digital, plank penelitian, gembor, buku tulis, kalkulator,
pena, spidol, penggaris, pisau cutter.

3.3 Desain/Rancangan Penelitian

Percobaan penelitian dilakukan dengan motode Rancangan Acak Kelompok


(RAK non faktorial dengan menggunakan 6 taraf perlakuan,3 pengulangan
dan 2 sampel setiap taraf perlakuan sebagai berikut:
A0 : Tanpa perlakuan
A1 : Dengan Pemberian air cucian beras dengan dosis 0,25 l
A2 : Dengan Pemberian air cucian beras dengan dosis 0, 5 l
A3 : Dengan Pemberian air cucian beras dengan dosis 0,75 l
A4 : Dengan Pemberian air cucian beras dengan dosis 1 l
A5 : Dengan Pemberian air cucian beras dengan dosis 1,25 l

11
Dengan demikian , maka jumlah yang akan di gunakan adalah sebagai berikut
Jumlah Ulangan :3
Jumlah Taraf :6
Jumlah Sampel :2
Jumlah seluruh tanaman : 3 x 6 x 2 =36 bibit
Metode analisis yang di pakai menggunakan Rancangan Acak Kelompok
(RAK) Non Faktorial dengan rumus sebagai berikut :

Yij=μ+ τi+ βj+εij

i=1,2,3,4,5,6 j=1,2,3,

Keterangan sebagai berikut:


Yij =Hasil pengamatan pada volume air cucian beras ke-i, pada blok
ke-j
μ =Rataan umum
τi =Pengaruh volume dosis ke-i
βj =Pengaruh blok ke-j
εij =Pengaruh galat pada volume air ke-i,blok ke-j

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan Areal


Areal yang di gunakan di bersikan dari gulma dan di ratakan, dan dibuat parit
di pinggir kiri dan kanan areal untung mengatasi air yang masuk ke dalam
areal penelitian yang mengakibatkan bibit tergenang

3.4.2 Penetapan Sampel


Penempatan bibit sampel ditempatkan searah sesuai dengan perlakuan yang
diberikan dengan menggunakan 1 blok 2 plot penelitian

3.4.3 Pembuatan air cucian beras


Proses pembuatan air cucian beras sebagai pupuk cair adalah sebagai berikut
Beras dicuci terlebih dahulu lalu tiriskan air yang masih melekat pada beras

12
Masukan kedalam wadah seperti baskom ataupun ember setelah itu, Didiam
kan air cucian beras selama 3 hari dan dipastikan air cucian beras
mengeluarkan aroma tidak sedap dan berubah warna. Setelah air cucian
diendapkan selanjutnya di aplikasikan sesuai dengan masing-masing taraf
perlakuan.

3.4.4 Penyiraman
Penyiraman dilakukan setiap hari yaitu pagi dan sore hari, pagi hari jam
07.00-09.00 dan sore jam 15.00 sampai selesai. Hal ini untuk menjaga
kebutuhan tanaman akan selalu cukup air.

3.4.5 Penyiangan

Penyiangan gulma dilakukan secara manual dengan frekuensi penyiangan


sesuai dengan pertumbuhan gulma di lapangan.

3.4.6 Pengendalian Hama dan Penyakit


Pengendalian serangan hama kelapa sawit digunakan insektisida Roundup
486 SL, untuk mengendalikan jamur digunakaan fungisida Dithane 45 WP.
Pengaplikasian dilakukan dengan menggunakan knapsack dengan waktu
pengendalian bergantung pada kondisi lapangan.

3.4.7 Pengaplikasian Air Cucian Beras


Perlakuan diaplikasikan minggu ke 2 setelah penanaman bibit kelapa sawit
telah di tempatkan lahan penelitian dan rutin dilakukan 2 minggu dengan
konsentrasi perlakuan. Waktu aplikasi dilakukan pada pagi hari pada pukul
10:00 WIB sampai dengan selesai, dengan perbandingan dosis yaitu : 0,25 l,
0,5 l, 0,75 l,1 l dan 1,25 l.

3.5 Pengamatan dan Indikator


3.5.1 Tinggi Tanaman (Cm)

13
Pengukuran bibit dilakukan dengan interval 2 minggu sekali. Pengukuran
dengan menggunakan alat ukur meteran mulai dari pangkal batang sampai
ujung daun tertinggi.

` 3.5.2 Diameter Batang (Cm)

Diameter batang diukur dengan menggunakan jangka sorong pada dua arah
berlawanan, pada ketinggian batang 2 cm dari permukaan tanah. Pengukuran
dilakukan 2 minggu sekali.

3.5.3 Jumlah Daun (Helai)

Pengamatan jumlah daun dilakukan pada interval 2 minggu sekali.

3.5.4 Panjang Akar (Cm)

Pengukuran panjang akar dilakukan pada saat akhir penelitian dengan cara
membongkar bibit yang ada di dalam polibag dan membersihkan akar dari
tanah, batu dan kotoran yang melekat di akar lalu ukur akar menggunakan
meteran dari pangkal batang sampai ke akar yang paling panjang.

3.5.5 Jumlah Akar

Pengukuran bobot kering akar di lakukan pada saat akhir penelitian


penelitian denagan cara membersikan akar dari tanah lalu hitung berapa
banyak akar primer, skunder, tersier dan kuarter.

3.5.6 Bobot Basah Tanaman (g)

Pengukuran bobot kering basah tanaman di lakukan pada saat akhir


penelitian dengan memotong akar dan tajuk kemudian tajuk di timbang
dengan timbangan digital dan hitung bobot basa tanaman

3.5.7 Bobot Basah Akar (g)

14
Pengukuran bobot kering basah akar di lakukan pada saat akhir penelitian
dengan memotong akar dan tajuk kemudian akar di timbang dengan
timbangan digital dan hitung bobot basa tanaman

3.5.8 Bobot Kering Akar (g)

Pengukuran bobot kering akar di lakukan pada saat akhir penelitian dengan
cara mengovenkan akar tanaman yang telah di hitung bobot basa nya pada
suhu 700C selama 24 jam kemudian di timbang dengan timbangan digital
sehingga di peroleh bobot kering yang konstan.

3.5.9 Bobot Basah Tanaman (g)

Pengukuran bobot kering tanaman di lakukan pada saat akhir penelitian


dengan cara mengovenkan akar tanaman yang telah di hitung bobot basanya
pada suhu 700C selama 24 jam kemudian di timbang dengan timbangan
digital sehingga di peroleh bobot kering yang konstan.

15

Anda mungkin juga menyukai