Anda di halaman 1dari 12

“ PENGARUH PELATIHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS

KERJA KARYAWAN CV. KARYA ABADI”

RANCANGAN USULAN PENELITIAN

Dosen Pengampu : Kurniawaty Fitri, SE., MM

Mata Kuliah : Metode Penelitian Bisnis

Nama :

Agustinus Ridho Putra

NIM. 1902114663

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekononomi dan Bisnis

Universitas Riau 2021/2022


A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Sumber daya manusia adalah satu hal yang tidak terpisahkan dari jenjang dunia
bisnis, apalagi sekarang sudah semakin ketat persaingan didalam bisnis. Disinilah peran
SDM sesungguhnya diuji apakah mereka mempunyai jiwa inovasi dan juga ide kreatif
yang tinggi atau justru sebaliknya.

Kita sadar bahwa setiap SDM memiliki batas-batas kemampuan atau kinerja mereka,
atau kadang kala sering terjadinya penurunanan kualitas dari SDM itu sendiri hal ini
disebabkan banyaknya tantangan berat yang mereka hadapi disaat mereka tidak begitu
siap atau kurangnya pembekalan pelatihan dalam mengatasi masalah. Oleh karena itu,
pengelolaan SDM oleh manajemen harus mendapatkan prioritas utama. Melalui
perencanaan SDM, yang merupakan fungsi awal dan kegiatan departemen SDM,
diketahui kebutuhan SDM dan analisis pekerjaan, yang merinci orang dengan kualifikasi
tertentu, yang selanjutnya dilakukan proses rekrut, seleksi dan orientasi, terkumpul
biodata dan preferensi karir karyawan yang selanjutnya proses penilaian karyawan dapat
dipergunakan sebagai media umpan balik sebagai dasar pemberian pelatihan dan
pengembangan bagi karyawan.

Setelah selesai, maka perlu diadakannya peningkatan kemampuan dan keahlian dari
masing-masing karyawan secara terus menerus. Perusahaan besar sekalipun tidak mampu
bersaing hanya dengan mengandalkan kebesaran dan skala bisnis yang dimiliki, tetapi
harus responsif terhadap perubahan. Proses bisnis tidak lagi dijalankan berdasarkan
aturan dan hierarki, tetapi dikendalikan oleh visi dan nilai. Itu semua memerlukan
kemampuan SDM yang dapat diandalkan, yang memiliki wawasan, kreativitas,
pengetahuan, dan visi yang sama dengan visi perusahaan. Setiap orang dalam organisasi
harus mampu menjadi leader. Fungsi pengembangan dan pelatihan hendaklah
dilaksanakan oleh perusahaan guna meraih manfaat yang positif bagi karyawan.
Berdasarkan penjelasan tersebut, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul:
“PENGARUH PELATIHAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA
KARYAWAN PADA CV. KARYA ABADI KEDIRI”

2. Rumusan Masalah

Mengingat ruang lingkup perusahaan sangat luas, penting untuk dibahas seberapa
besar pengaruh pelatihan kerja terhadap produktivitas karyawan. Hendaknya, semua
tenaga kerja dapat menyadari bahwa perusahaan akan berjalan lancar dengan menaati
peraturan dan mempunyai tanggung jawab yang tinggi, begitu pula dengan atasan yang
berkewajiban membina dan memberikan bimbingan kepada bawahan agar dapat bekerja
sesuai dengan apa yang direncanakan untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui jenis-jenis pelatihan apa yang dapat menunjang kinerja


karyawan CV. KARYA ABADI

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pelatihan terhadap kinerja karyawan


CV. KARYA ABADI

4. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini antara lain:
1. Manfaat bagi perusahaan
Sebagai sumbangan pemikiran bagi pimpinan perusahaan khususnya dalam
kebijakan serta penyempurnaan kondisi fisik lingkungan kerja karyawan.
2. Manfaaat bagi universitas
Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi literature bagi perpustakaan yang ada
sehingga dapat diharapkan dan bermanfaat bagi pembaca dalam mengambil
kebijakan apa yang akan diambil dimasa yang akan datang.
3. Manfaat bagi pribadi
Penelitian yang didapat dari bangku kuliah ini diharapkan dapat dipraktekkan
dalam praktek yang sesungguhnya sesuai dengan kondisi kerja yang nyata dalam
sebuah perusahaan.

B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Landasan Teori
1.1. Pengertian Manajemen

Menurut T.Hani Handoko (2000:10) manajemen adalah bekerja dengan orang-orang


untuk menentukan, menginterpretasikan, dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penyusunan personalia,
pengarahan, kepemimpinan dan pengawasan.

Menurut Siswanto (2005:1), dapat didefenisikan sebagai suatu seni dalam


perencanaan, pengorganisasian pengarahan, motivasi, serta pengedalian terhadap suatu
mekanisme kerja yang diterapkan ke orang lain, sehingga dapat mencapai tujuan yang
diinginkan.

Sedangkan menurut Richard L.Daft (2002:8) manajemen adalah pencapaian sasaran-


sasaran organisasi dengan cara yang efektif danefisien melalui perencanaan
pengorganisasian, kepemimpinan dan pengendalian sumberdaya organisasi.

1.2. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia disingkat MSDM, adalah suatu ilmu atau cara
bagimana mengatur hubungan dan peranan sumber daya (tenaga kerja) yang dimiliki oleh
individu secara efisien dan efektif serta dapat digunakan secara maksimal sehingga
tercapai tujuan bersama perusahaan, karyawan dan masyarakat menjadi maksimal. Kajian
MSDM menggabungkan beberapa bidang ilmu seperti psikologi, sosiologi, dan lain-lain.
Unsur utama MSDM adalah manusia.

Manajemen sumber daya manusia juga menyangkut desain dan implementasi sistem
perencanaan, penyusunan karyawan, pengembangan karyawan, pengelolaan karir,
evaluasi kerja, kompensasi karyawan dan hubungan ketenagakerjaan yang baik.
Manajemen sumber daya manusia melibatkan semua keputusan dan praktik manajemen
yang mempengaruhi secara langsung sumber daya manusianya.

1.3. Pengertian Pelatihan

Pada dasarnya setiap perusahaan baik perusaahn industri atau perusahaan jasa,
dimana tenaga kerja adalah salah satu peranan penting didalam melaksanakan aktifitas
tersebut. Untuk itu, perusahaan perlu memberikan pelatihan kerja (training) sebelum
tenaga kerja itu ditempatkan didalam sebuah perusahaan.

Secara umum pelatihan dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya lebih efektif
dan efisien. Program pelatihan adalah serangkaian program yang dirancang untuk
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan karyawan dalam hubungannya dengan
pekerjaannya.

Beberapa pengertian pelatihan menurut para ahli sebagai berikut:

1. Gomes (1997 : 197) pelatihan adalah setiap usaha untuk memperbaiki prestasi
kerja pada suatu pekerjaan tertentu yang sedang menjadi tanggung jawabnya.
Idealnya, pelatihan harus dirancang untuk mewujudkan tujuan-tujuan organisasi,
yang pada waktu bersamaan juga mewujudkan tujuan-tujuan para pekerja secara
perorangan.
2. Gary Dessler (1997 : 263) pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru
atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk
menjalankan pekerjaan mereka.
3. John R. Schermerhorn, Jr (1999 : 323) pelatihan merupakan serangkaian aktivitas
yang memberikan kesempatan untuk mendapatkan dan meningkatkan
keterampilan yang berkaitan dengan pekerjaan.

Dari beberapa pendapat diatas maka, dapat disimpulkan bahwa pelatihan bukanlah
suatu tujuan, akan tetapi merupakan suatu alat manajemen untuk mencapai tujuan
perusahaan yang mana merupakan usaha dan tanggung jawab pimpinan terhadap
karyawannya.
1.4. Manfaat dan Tujuan Pelatihan
Adapun manfaat dari pelatihan sebagai berikut:
1. Mengarahkan untuk meningkatkan profitabilitas atau sikap yang lebih positif
terhadap orientasi profit.
2. Meningkatnya Produktifitas atau jumlah produksi.
3. Meminimalisir atau mengurangi kesalahan dalam bekerja.
4. Tidak perlu adanya pemantauan (monitoring) yang berlebihan.
5. Perubahaan sikap.
6. Memiliki kemampuan dalam bekerja.
7. Menghindari atau mengurangi Turnover (pergantian karyawan).

Sedangkan tujuan dari pelatihan sebagai berikut:

1. Meningkatkan produktivitas.
2. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
3. Meningkatkan semangat kerja.
4. Memberikan kemampuan yang lebih tinggi untuk melaksanakan tugas dalam
bekerja sehingga hasil yang dicapai akan maksimal.
5. Meningkatkan profesionalisme para karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
6. Membantu memcahkan persoalan operasional dengan cepat dan tepat.
7. Mengorientasikan kepada seseorang mengenai organisasi.
1.5. Faktor-faktor Yang Berperan Dalam Pelatihan

Dalam melaksanakan pelatihan ini, terdapat faktor yang berperan yaitu instruktur,
peserta, materi (bahan), metode, tujuan pelatihan dan lingkungan yan menunjang.

Adapun faktor yang perlu dipertimbangkan dan berperan dalam pelatihan.


Menurut Rivai (2005:240) sebagai berikut:
1. Cost-effectiveness (efektivitas biaya).
2. Materi program yang dibutuhkan.
3. Prinsip-prinsip pembelajaran.
4. Ketepatan dan kesesuaian fasilitas.
5. Kemampuan dan prefensi peserta pelatihan.
6. Kemampuan dan prefensi infrastruktur pelatihan.
1.6. Metode Pelatihan

Ada beberapa metode pelatihan dan pengembangan SDM yang dapat dipilih dan
digunakan. Tiap metode pelatihan karyawan memiliki cara khusus dan efektivitas
pelatihan karyawan tersendiri dalam mencapai tujuan tertentu. Berikut diantaranya:

1. On The Job Training


Merupakan metode training karyawan yang mampu memberikan motivasi yang
lebih tinggi pada para pesertanya untuk berlatih dan belajar. Dalam program
pengembangan karyawan ini, karyawan akan ditempatkan pada tempat dan situasi
kerja yang sebenarnya.
2. Magang
Merupakan salah satu bentuk metode pelatihan pegawai yang mengharuskan
karyawan untuk mengikuti serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh pemangku
jabatan tertentu. Dalam kegiatan tersebut, karyawan harus mempelajari tentang
bagaimana cara melakukan suatu kegiatan tersebut.
3. Simulasi
Simulasi merupakan program pelatihan karyawan yang dilakukan dengan cara
menggunakan alat-alat atau mesin dan kondisi lingkungan yang dibuat sesuai atau
sama dengan kondisi situasi kerja sebenarnya.
4. Job Rotation
Dalam program pengembangan karyawan job rotation, karyawan akan
dipindahkan secara berkala dari suatu jabatan atau unit kerja tertentu ke jabatan
atau unit kerja yang lain. Dengan begitu, karyawan dapat mendapatkan
pengetahuan menyeluruh mengenai perusahaan.
1.7. Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas kerja adalah ukuran perbandingan kualitas dan kuantitas dari seorang
tenaga kerja dalam satuan waktu untuk mencapai hasil atau prestasi kerja secara efektif
dan efisien dengan sumber daya yang digunakan.
Produktivitas pada dasarnya adalah hubungan antara masukan (input) dan keluaran
(output). Hal ini tergambar melalui berapa banyak bahan dan waktu dalam proses kerja
untuk mencapai kuantitas dan kualitas dari hasil kerja (output).

Produktivitas kerja memiliki dua dimensi, di mana yang pertama adalah efektivitas,
mengacu pada pencapaian unjuk kerja maksimal (berkaitan dengan kualitas, kuantitas,
dan waktu). Yang kedua adalah efektivitas, berkaitan dengan upaya membandingkan
input dengan realisasi penggunaannya.

Agar dapat lebih memahami dalam penjelasan produktivitas, berikut terdapat


beberapa pengertian produktivitas menurut para ahli.

Menurut Riyanto (1986: 22) mengemukakan bahwa pengertian ”produktivitas secara


tidak langsung menyatakan kemajuan dari proses transformasi sumber daya menjadi
barang atau jas, peningkatan berarti perbandingan yang naik antara sumber daya yang
dipakai (input) dengan jumlah barang yang dihasilkan (output)”.

Sedangkan menurut Revianto (1985) mendefinisikan bahwa "produktivitas adalah


suatu konsep yang menunjukan adanya kaitan antara hasil kerja dengan satuan waktu
yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk seorang tenaga kerja".

1.8. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja

Dari bukunya yang berjudul Manajemen Sumber Daya Manusia (2003), Ambar
Teguh Sulistiyani dan Rosidah menyatakan ada faktor-faktor yang memengaruhi
produktivitas, di antaranya adalah:

1. Pengetahuan (Knowledge)
Pengetahuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan baik yang diperoleh
secara formal maupun nonformal. Pengetahuan memberikan kontribusi pada
seseorang dalam memecahakan masalah, daya cipta, termasuk dalam melakukan
atau menyelesaikan pekerjaan. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan
yang tinggi, seorang pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan
baik dan produktif.
2. Keterampilan (Skill)
Keterampilan merupakan kemampuan dan penguasaan teknis operasional
mengenai bidang tertentu yang bersifat kekaryaan. Skill diperoleh melalui proses
belajar dan berlatih serta berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan bersifat teknis. Dengan
keterampilan yang dimiliki seorang pegawai, diharapkan mampu menyelesaikan
pekerjaan secara produktif.
3. Kemampuan (Abilities)
Salah satu faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja adalah kemampuan.
Abilities atau kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh
seorang pegawai. Konsep ini jauh lebih luas, karena dapat mencakup sejumlah
kompetensi. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk
kemampuan. Dengan demikian, apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan
keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki kemampuan yang tinggi pula.
4. Sikap (Attitude)
Attitude merupakan suatu kebiasaan yang memiliki pola. Apabila pegawai
memiliki kebiasaan baik, hal tersebut dapat menjamin perilaku kerja yang baik
pula. Sebagai contoh, seorang pegawai yang memiliki kebiasaan tepat waktu,
disiplin, akan berbanding lurus juga dengan perilakunya.
5. Perilaku (Behaviors)
Sesuai yang sudah dijelaskan sebelumnya, perilaku berasal dari attitude atau sikap
seseorang. Sikap yang baik akan menghasilkan perilaku yang baik juga. Dengan
perilaku yang baik, produktivitas kerja akan tercipta dengan efisien.
2. Penelitian Terdahulu

Dedi Abdillah (2005) dengan judul “Analisis Kebutuhan Pelatihan dalam


Meningkatkan Kinerja Karyawan Operasional CV. Armas Advertising”. Menyimpulkan
bahwa, perusahaan tersebut belum pernah melaksanakan pelatihan bagi karyawannya,
mereka hanya dibekali dengan orientasi awal yang minim akan pengetahuan dan
keterampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pekerjaan mereka. Faktor
ketidakmampuan karyawan merupakan penyebab utama timbulnya permasalahan
mengenai kualitas kerja.
3. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan sebelumnya, serta berdasarkan


teori yang telah diuraikan, maka hipotesis yang digunakan sebagai jawaban sementara
penelitian adalah sebagai berikut:

"Pelatihan kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas


kinerja karyawan CV. Karya Abadi Kediri."

C. METODE PENELITIAN
1. Ruang Lingkup dan Objek Penelitian

Lokasi penelitian ini akan dilakukan di CV. Karya Abadi Kediri. Sedangkan objek
penelitian ini adalah karyawan CV. Karya Abadi Kediri.

2. Populasi dan Sampel


Dalam penelitian ini, jumlah populasi yakni keseluruhan karyawan CV. Karya Abadi
Kediri berjumlah sebanyak 42 orang. Sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus
Slovin. Adapun rumus Slovin ini sebagai berikut:
n= N
1 + N x e²
Dimana:
n = sampel
N = populasi
e = standar error
3. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen
Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah pelatihan kerja.
2. Variabel Dependen
Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah produktivitas karyawan.
4. Pengumpulan Analisis Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Observasi
Observasi asalah pengumpulan data yang dilakukan dengan mengamati secara
langsung kondisi objek penelitian. Khususnya, didalam penelitian ini penulis
melakukan observasi di CV. Karya Abadi Kediri dilahat.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan
sejumlah pertanyaan kepada responden atau narasumber berkaitan dengan
penelitian ini.
3. Kuesioner
Kuesioner adalah pengumpulan data dengan cara menyebarkan angket-angket
yang nanti diisi oleh pegawai atau karyawan diperusahaan yang berkaitan.
5. Tabel Definisi Operasional Variabel

Variabel Konsep Variabel Indikator Skala

Merupakan kegiatan untuk 1. Retensi pengetahuan dan


memperbaiki kemampuan keterampilan
kerja seseorang dalam 2. Keterlibatan karyawan
kaitannya dengan aktivitas 3. Tujuan pelatihan
ekonomi. Pelatihan dapat 4. Materi pelatihan
Pelatihan
membantu karyawan guna 5. Metode pelatihan Likert
Kerja (X)
meningkatkan keterampilan,
kacakapan, dan sikap yang
diperlukan organisasi dalam
usaha mencapai tujuan.

Hasil kerja yang telah diraih 1. Kuantitas


dari karyawan dalam 2. Kualitas
melaksanakan pekerjaannya 3. Ketepatan waktu
Produktivitas dengan baik secara kualitas 4. Kehadiran
Karyawan ataupun kuantitas. Tugas ini 5. Kemampuan bekerja sama Likert
(Y) diberikan kepada karyawan
dalam satu waktu tertentu dan
dilaksanakan sesuai tanggung
jawab masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai