Anda di halaman 1dari 15

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus Universitas Pendidikan Indonesia
(UPI) yang berada di Jalan Dr. Setiabudhi No. 229. Secara administratif
Universita Pendidikan Indoneesia (UPI) terletak di Kelurahan Isola,
Kecamatan Sukasari, Kota Bandung. Kampus UPI terletak pada koordinat
107°35’34,8’’ BT dan 06°51’38,1’’ LS.

B. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 61) “populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Sumaatmadja
(1988, hlm. 112) “populasi penelitian atau universe meliputi kasus
(masalah, peristiwa tertentu), individu (manusia baik sebagai perorangan,
maupun sebagai kelompok), dan gejala (fisis, sosial, ekonomi, budaya,
politik) yang ada pada ruang geografi tertentu”. Jadi populasi merupakan
seluruh jumlah subjek atau objek yang terlibat dalam penelitian dan berada
dalam satuan ruang tertentu.
Berdasarkan definisi populasi di atas maka yang menjadi populasi
dalam penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) Universitas
Pendidikan Indonesia (UPI). Berdasarkan data yang diperoleh dari Divisi
Akademik dan Kemahasiswaan FPIPS UPI jumlah Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Geografi yang membayar SPP pada semester ganjil tahun
2013/2014 sebanyak 422 mahasiswa. Akan tetapi, peneliti membatasi
jumlah populasi yaitu mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI
yang masih aktif mengikuti perkuliahan. Dengan demikian jumlah

21
22

populasi menjadi 265 mahasiswa yang terdiri dari angkatan 2011, 2012,
dan 2013. Rincian jumlah mahasiswa dari setiap angkatan dapat dilihat
pada tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi yang
Membayar SPP pada Semester Genap Tahun 2013/2014
Jumlah
No. Angkatan
Mahasiswa
1 2011 108
2 2012 74
3 2013 83
Total 265
Sumber: Divisi Akademik dan Kemahasiswaan FPIPS UPI, 2014

2. Sampel
Menurut Tika (2005, hlm. 24) “sampel adalah sebagian dari objek atau
individu-individu yang mewakili suatu populasi”. Sedangkan menurut
Sugiyono (2011, hlm. 62) “sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.Berdasarkan pengertian tersebut
maka dapat disimpulkan sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih
sehingga mampu mewakili karakteristik populasinya.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan
cara sampel acak sederhana (simple random sampling). Menurut Tika
(2005, hlm. 31) “sampel acak sederhana adalah cara mengambil sampel
dengan memberi kesempatan yang sama untuk dipilih bagi setiap individu
atau unit dalam keseluruhan populasi”. Berdasarkan penjelasan tersebut,
maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah siapa saja
mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI yang masih aktif
mengikuti perkuliahan atau angkatan 2011 samapai dengan 2013.
Jumlah sampel yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini
dihitung dengan menggunakan rumus Solvin dalam Noor (2013, hlm.
158). Adapun rumus Solvin yaitu sebagai berikut:
23

N
n=
1+( N x e 2)

Dimana:
n : jumlah elemen/anggota sampel
N : jumlah elemen/anggota populasi
e : error level (tingkat kesalahan) (catatan: umumnya digunakan 1%
atau 0.01, 5% atau 0.05, dan 10% atau 0.1) (catatan boleh dipilih oleh
peneliti

Setelah melakukan penghitungan dengan menggunakan rumus di


atas dengan menggunakan tingkat kesalahan 10%, maka dari jumlah
populasi 265 sampel yang diajukan sebanyak 72,60273973 yang
kemudian dibulatkan menjadi 73 mahasiswa dari keseluruhan
mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI yang masih aktif
mengikuti perkuliahan. Jumlah sampel tersebut kemudian dibagi
menjadi tiga berdasarkan angkatan. Supaya jumlah sampel proporsional
sesuai dengan jumlah populasi, menurut Sugiyono dalam Riduwan
(2010, hlm. 66) dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

¿= ¿ xn
N

Keterangan:

ni : jumlah sampel memurut stratum

Ni : jumlah populasi menurut stratum

n : jumlah sampel seluruhnya

N : jumlah populasi seluruhnya


24

Jumlah sampel sebanyak 73 mahasiswa, maka pengambilan sampel


perangkatan 2011, 2012, 2013 adalah:

108
2011= X 73=29,750931dibulatkan menjadi 30 mahasiswa
265

74
2012= X 73=20,384906dibulatkan menjadi 20 mahasiswa
265

83
2013= X 73=22,864151dibulatkan menjadi 23 mahasiswa
265

C. Desain Penelitian

Indentifikasi masalah

Studi pendahuluan

Perumusan masalah

Merumuskan anggapan dasar


Hipotesis
Memilih pendekatan

Menentukan variabel Menentukan sumber data

Pembuatan instrumen

Uji coba instrumen

Analisis data

Hasil penelitian

Kesimpulan dan rekomendasi


25

Gambar 3.1 Desain Penelitian


D. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.
Menurut Tika (2005, hlm. 6) “survei adalah suatu metode penelitian yang
bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit atau
individu dalam waktu yang bersamaan”. Sedangkan menurut Noor (2013, hlm.
39) “melalui metode ini dapat diungkapkan masalah aktual atau
mendeskripsikannya, mempelajari hubungan dua veriabel atau lebih,
membandingkan kondisi yang ada dengan kriteria yang ditentukan, atau
menilai efektivitas suatu program”. Dalam metode survei biasanya
menggunakan teknik wawancara, kuesioner, angket, dan observasi langsung
ke lapangan.
Penggunaan metode survei dalam penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui kebenaran suatu hipotesis dan mengetahui hubungan antarvariabel
dalam penelitian. Sehingga mampu memberikan analisis kontribusi
kemampuan metakognitif terhadap hasil belajar mahasiswa Jurusa Pendidikan
Geografi FPIPS UPI.

E. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2011, hlm. 3), “variabel adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.
Sedangkan menurut Hadi dalam Arikunto (2006, hlm. 116) mendefinisikan
“variabel sebagai gejala yang bervariasi”. Dengan kata lain yang disebut
variabel adalah segala sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti dan memiliki
variasi masing-masing sehingga dapat diperoleh kesimpulan.
Penelitian ini memiliki dua variabel, sehingga terdapat hubungan antara
variabel yang satu dengan yang lainnya. Kedua veriabel tersebut yaitu variabel
bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Menurut Sugiyono (2011,
hlm. 4) “variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). …
26

variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi


akibat, karena adanya variabel bebas”.
Kemampuan metakognitif dalam penelitian ini merupakan variabel bebas
dan biasanya disimbolkan dengan huruf “X”. Kemampuan metakognitif itu
sendiri terdiri atas (1) pengetahuan tentang kognisi (knowledge about
cognition) yang meliputi pengetahuan deklaratif, pengetahuan prosedural dan
pengetahuan kondisional (2) regulasi kognisi (regulation of cognition),
meliputi perencanaan, strategi manajemen informasi, pengawasan, strategi
perbaikan, dan evaluasi. Sedangkan hasil belajar merupakan variabel terikat
dan disimbolkan dengan huruf “Y”. Hubungan antara variabel bebas dan
variabel terikat dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut ini:

Kemampuan Metakognisi Hasil Belajar (Y)


(X)

Gambar 3.2 Hubungan antara Variabel Bebas dengan Variabel Terikat

F. Definisi Operasional
Judul penelitian ini adalah “Kontribusi Kemampuan Metakognitif terhadap
Hasil Belajar Mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI”. Untuk
mendalami maksud yang ingin dicapai dan supaya tidak menimbulkan
penafsiran lain, maka penulis perlu memberikan batasan dalam definisi
operasional sebagai berikut:
a. Kontribusi
Kontribusi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sumbangan
yang diberikan oleh kemampuan metakognitif terhadap hasil belajar
mahasiswa Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI. Di mana besar
kecilnya sumbangan tersebut ditunjukkan dalam bentuk angka.
b. Metakognitif
Menurut Flavell dalam Santrock (2007, hlm. 340) “metakognisi adalah
kognisi tentang kognisi atau mengetahui tentang mengetahui”. Pada
27

dasarnya metakognitif merupakan sebuah proses perenungan akan


aktivitas yang dilakukan oleh diri sendiri. Adapun komponen metakognisi
menurut Schraw dan Dennison (1994, hlm. 460), yaitu:
a. Pengetahuan tentang kognisi (knowledge about cognition)
1) Pengetahuan deklaratif, pengetahuan tentang diri sendiri dan
strategi. Dalam hal ini peserta didik mampu memahami kelebihan
dan kekurangan yang dia miliki dalam hal belajar.
2) Pengetahuan prosedural, pengetahuan tentang bagaimana
menggunakan strategi. Peserta didik mampu menentuka tujuan dan
langkah-langkah belajar secara mandiri.
3) Pengetahuan kondisional, pengetahuan tentang kapan dan mengapa
menggunakan strategi. Peserta didik mengetahui waktu yang tepat
bagi dirinya untuk belajar dan mampu menghadapi situasi-situasi
yang tidak menentu dalam belajar.

b. Regulasi kognisi (regulation of cognition)


1) Perencanaan (planning), merupakan pemilihan strategi belajar
yang tepat dan alokasi semua komponen yang mempengaruhi
proses belajar seperti waktu mengerjakan tugas dan persiapan
sebelum mengerjakan tugas. Kemampuan perencanaan meliputi
kemampuan membuat berbagai macam langkah-langkah dalam
belajar, menentukan tujuan belajar, membuat alokasi waktu untuk
mengerjakan tugas, membaca materi, dan mencari informasi terkait
materi atau pengayaan.
2) Strategi manajemen informasi (information management
strategies), merupakan keterampilan seseorang dalam mengatur
strategi belajar yang digunakan secara otomatis untuk memperoleh
informasi yang telah didapat. Peserta didik mampu memilah
informasi penting, mengolah informasi yang dia peroleh dengan
memperlambat langkah belajar, dan membahasakan informasi yang
28

dia peroleh dengan kata-kata sendiri atau menuangkannya dalam


bentuk gambar supaya lebih mudah dipahami.
3) Pemantauan pemahaman (comprehension monitoring), adalah
proses penilaian terhadap strategi belajar yang digunakan oleh diri
sendiri. Dalam hal ini peserta didik mampu memahami
kemampuan yang dia miliki dalam penguasaan materi, membuat
alternatif jawaban dalam mengerjakan soal atau tugas, dan
menganalisis langkah-langkah belajar yang telah digunakan.
4) Perbaikan (debugging strategies), merupakan strategi yang
digunakan untuk memperbaiki pemahaman dan kesalahan yang
terjadi saat belajar. Peserta didik mampu membuat keputusan
ketika belum memahami materi yang dia pelajari seperti bertanya
kepada orang lain, membuat langkah-langkah baru dalam belajar,
dan mengulang-ngulang materi.
5) Evaluasi (evaluation), adalah penilaian kinerja dan efektivitas
strategi yang digunakan dalam belajar setelah melakukan
serangkaian proses belajar. Kemampuan evaluasi meliputi
kemampua menilai langkah-langkah belajar yang dilakukan,
merangkum kembali materi yang telah dipelajari, dan menilai
kinerjanya dalam mengerjakan tugas atau menjawab soal.

c. Hasil Belajar
Menurut Sudjana (2001: 22) “…hasil belajar adalah kemampuan-
kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman
belajarnya”. Dalam penelitian ini hasil belajar mahasiswa dilihat dari
Indeks Prestasi Komulatif (IPK). Berdasarkan Pedoman Akademik
Universitas Pendidikan Indonesia (2010) komponen penilaian terdiri dari
komponen tugas, ujian tengah semester, ujian akhir semester, serta
komponen lainnya. Pada akhir penilaian, suatu mata kuliah dinyatakan
dengan nilai bobot yang diperoleh melalui konversi skor yang kemudian
29

diubah ke dalam bentuk skala. Skala penilaian mata kuliah tersebut dapat
dilihat pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2 Skor Penilaian Mata Kuliah


Rentang Skor
Skala Skala Nilai
1–4 10 – 100
3,5 – 4 90 – 100 A=4
2,8 – 3,4 80 – 89 B=3
2,0 – 2,7 70 – 79 C=2
1,0 – 1,9 60 – 69 D=1
0,0 – 0,9 0 – 59 E=0
Sumber: Pedoman Akademik Universitas Pendidikan Indonesia (2010)

d. Mata Kuliah
Struktur kurikulum untuk Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS UPI
tersusun dari:
a. Mata Kuliah Umum (MKU) merupakan kelompok mata kuliah yang
bertujuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa sebagai
individu dan warga masyarakat. Mata Kuliah Umum (MKU) terdiri
dari Pendidikan Agama Islam/Kristen Protestan/Katolik/Hindu/Budha,
Pendidikan Kewarganegaraan, Pendidikan Bahasa Indonesia,
Pendidikan Lingkungan Sosial Budaya dan Teknologi (PLSBT),
Pendidikan Jasmani dan Olahraga, Seminar Agama Islam/Krisristen
Protestan/Katolik/Hindu/Budha, dan Kuliah Kerja Nyata (KKN).
b. Mata Kuliah Profesi (MKP) merupakan kelompok mata kuliah pada
Program Studi Tenaga Kependidikan yang bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan profesi. Mata Kuliah Profesi (MKP)
terdiri dari tiga kelompok mata kuliah, yaitu:
1) Mata Kuliah Dasar Profesi (MKDP), meliputi Landasan
Pendidikan, Perkembangan Peserta Didik, Bimbingan dan
Konseling, Kurikulum dan Pembelajaran, dan Pengelolaan
Pendidikan.
30

2) Mata Kuliah Keahlian Profesi (MKKP), meliputi Belajar dan


Pembelajaran Geografi, Evaluasi Pembelajaran Geografi,
Perencanaan Pembelajaran Geografi, Media Pembelajaran
Geografi, dan Metode Penelitian Pendidikan Geografi.
3) Mata Kuliah Latihan Profesi (MKLP) hanya terdiri dari Program
Latihan Profesi Pendidikan.
c. Mata Kuliah Keahlian (MKK) merupakan kelompok mata kuliah yang
ditujukan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam
penguasaan keahlian bidang studi. Kelompok mata kuliah tersebut
tentunya meliputi mata kuliah yang berkaitan dengan ilmu geografi.
Mata Kuliah Keahlian (MKK) terdiri dari dua kelompok mata kuliah,
yaitu:
1) Mata Kuliah Fakultas, meliputi Pengantar Ilmu Sosial dan Studi
Masyarakat Indonesia.
2) Mata Kuliah Program Studi, meliputi Bahasa Inggris, Pengantar
Geografi, Geologi, Meteorologi/Klimatologi, Geografi Tanah,
Hidrologi, Sosiologi, Geomorfologi, Oceanografi, Antropologi,
Pengantar Geografi Regional, Kartografi, Kosmografi, Demografi,
Biogeografi, Geologi Lingkungan, Geografi Penduduk, Ekologi
dan Lingkungan, Geografi Desa Kota, Geografi Regional
Indonesia, Geografi Ekonomi, Statistika Geografi, Geografi
Sumber Daya Lahan, Geografi Politik, Geografi Regional Dunia,
Geografi Pembangunan, Penginderaan Jauh, Sistem Informasi
Geografi (SIG), Kuliah Kerja Lapangan (KKL), Metode Penelitian
Geografi, Seminar Geografi, Skripsi, dan Ujian Sidang.
e. Mata Kuliah Perluasan dan Pendalaman (MKPP) merupakan mata
kuliah pilihan yang diambil dari prodi sendiri dengan tujuan untuk
memperluas dan memperdalam penguasaan materi. Mata Kuliah
Perluasan dan Pendalaman (MKPP) meliputi Geografi Pertanian,
Survei dan Pemetaan Sumber Daya, Geografi Pariwisata, Interpretasi
Peta Topografi dan Foto Udara, Perencanaan Wilayah, Mitigasi
31

Bencana, Perubahan Sosial Budaya, Konservasi dan Rehabilitasi


Lahan, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan, Geografi Perilaku,
dan Geografi Terapan dan Klasifikasi Lahan.

G. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat ukur yang digunakan dalam penelitian untuk
mengumpulkan data-data yang diperlukan. Sebagaimana dijelaskan oleh
Arikunto (2006, hlm. 160) “instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap, dan
sistematis sehingga lebih mudah diolah”. Selain itu, Riduwan (2010, hlm. 78)
menambahkan “instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai variabel
yang akan diteliti”. Dengan demikian variabel yang akan diukur dalam
penelitian ini adalah kemampuan metakognitif mahasiswa Jurusan Pendidikan
Geografi FPIPS UPI dan hasil belajar.
Untuk mengukur kemampuan metakognitif peneliti menggunakan
Metacognitive Awareness Inventory (MAI) yang terdiri dari 52 pertanyaan.
Alat ukur tersebut dibuat oleh Schraw dan Dennison (1994). Instrumen
tersebut kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia dan dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan penelitian. Instrumen tersebut berupa kuesioner
dalam bentuk pilihan dan isian, sehingga dalam pengisiannya harus memilih
jawaban yang sesuai dengan keadaan responden pada saat itu.
Aspek yang akan diukur dalam kemampuan metakognitif meliputi
pengetahuan tentang kognisi (knowledge about cognition) dan regulasi kognisi
(regulation of cognition). Indikator pengetahuan tentang kognisi (knowledge
about cognition) terdiri atas (1) pengetahuan deklaratif (2) pengetahuan
prosedural (3) pengetahuan kondisional. Sedangkan regulasi kognisi
(regulation of cognition) terdiri dari (1) perencanaan (palnning) (2) strategi
manajemen informasi (information management strategies) (3) pemantauan
pemahaman (comprehension monitoring) (4) perbaikan (debugging strategies)
(5) evaluasi (evaluation).
32

Selain kemampuan metakognitif, data yang perlu diketahui oleh peneliti


adalah hasil belajar mahasiswa. Untuk memeperoleh data tersebut peneliti
menggunakan kuesioner isian. Pada kuesioner ini responden harus mengisi
nilai mata kuliah yang telah diperoleh selama mengikuti perkuliahan.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Penelitian


Variabel Sub Variabel Indikator No. Item
1. Pengetahuan a. Pengetahuan 5, 10, 12, 16, 17,
tentang deklaratif 20, 32, 46
kognisi b. Pengetahuan
3, 14, 27, 33
(knowledge prosedural
about c. Pengetahuan
cognition) 15, 18, 26, 29, 35
kondisional
a. Perencanaan 4, 6, 8, 22, 23,
(palnning) 42, 45
b. Strategi
manajemen
informasi 9, 13, 30, 31, 37,
Metakognitif (information 39, 41, 43, 47, 48
management
2. Regulasi strategies)
kognisi c. Pemantauan
(regulation of pemahaman
1, 2, 11, 21, 28,
cognition) (comprehensi
34, 49
on
monitoring)
d. Perbaikan
(debugging 25, 40, 44, 51, 52
strategies)
e. Evaluasi 7, 19, 24, 36, 38,
(evaluation) 50

H. Teknik Pengumpulan Data


Untuk memperoleh data yang lengkap dan relevan dengan objek yang
dikaji dan diteliti, penulis menggunakan teknik-teknik pengumpulan data
sebagai berikut:
1. Kuesioner atau Angket
33

Menurut Riduwan (2010, hlm. 71) “angket adalah daftar pertanyaan


yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon
(responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Penggunaan angket
dalam penelitian ini bertujuan untuk mengukur kemampuan metakognitif
mahasiswa dengan menggunakan alat ukur Metacognitive Awareness
Inventory (MAI) dari Schraw dan Dennison (1994) yang terdiri dari 52
pertanyaan. Selain itu, untuk mengetahui hasil belajar Mahasiswa Jurusan
Pendidikan Geografi FPIPS UPI.

2. Studi Kepustakaan
Sumaatmadja (1988, hlm. 110) menjelaskan bahwa:
Pendapat para ahli dalam berbagai bidang yang relevan dengan apa
yang sedang kita kaji, konsep-konsep teoritis dan operasional tentang
ketentuan penelitian dan lain-lain sebagainya, akan dapat kita peroleh
dari kepustakaan, tanpa mempelajari bahan-bahan ini, kita tidak akan
mencapai hasil yang memuaskan pada penelitian.

Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data, informasi, atau


pendapat dari para ahli yang relevan dengan hal yang dikaji untuk
dijadikan pertimbangan-pertimbangan dalam pengambilan kesimpulan.

3. Studi Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006, hlm. 158) “dokumentasi, dari asal kata
dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di dalam melaksanakan
metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti
buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian, dan sebagainya”. Studi dokumentasi dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk mencari informasi terkait dengan penelitian.

I. Analisis Data
Data yang sudah terkumpul kemudian diolah dan dianalisis. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier
sederhana. “Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun
34

kausal satu variabel independen dangan satu variabel dependen” (Sugiyono,


2011, hlm. 261). Persamaan umum regresi linier sederhana adalah sebagai
berikut:

Y =a+bX

Keterangan:
Y : Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a : Harga Y ketika harga X = 0 (harga konstan).
b : Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukan angka peningkatan
ataupun penurunan variabel dependen yang didasarkan pada perubahan
variabel independen. Bila (+) arah garis naik, dan bila (-) maka arah garis
turun.
X : Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk menghitung harga a dan b dapat menggunakan rumus berikut:

a=¿ ¿

b=n ∑ XY −¿ ¿ ¿

Untuk menghitung korelasi antarvariabel dapat dihitung dengan


menggunakan rumus:

r¿ n ¿ ¿

Keterangan:
r: Korelasi anatara variabel X dengan Y
X : Variabel bebas
Y : Variabel terikat
35

Hubungan antarvariabel dinyatakan dengan koefisien korelasi. Hubungan


antarvariabel dinyatakan sempurna apabila mempunyai koefisien korelasi 1
atau -1. Dan apabila tidak terdapat hubungan maka koefisien korelasi
menunjukan angka 0. Penafsiran terhadap koefisien korelasi dapat diketahui
besar kecilnya melalui pedoman interprestasi hubungan anatarvariabel.
Adapun pedoman untuk memeberikan interprestasi terhadap koefisien korelasi
yaitu terdapat pada tabel 3.4 berikut ini:

Tabel 3.4 Pedoman untuk Memeberikan Interprestasi terhadap Koefisien


Korelasi
No. Intervasl Koefisien Tingkat Hubungan
1 0,00 - 0,199 Sangat rendah
2 0,20 - 0,399 Rendah
3 0,40 - 0,599 Sedang
4 0,60 - 0,799 Kuat
5 0,80 - 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2011: 231)

Anda mungkin juga menyukai