Anda di halaman 1dari 3

MEMANFAATKAN SAMPAH BARANG BEKAS SEBAGAI MEDIA

TEKNOLOGI VERTIKULTUR UNTUK KOTA MAKASSAR BERSIH,


HIJAU, ASRI DAN SEHAT

1. Latar Belakang Masalah

Kota Makassar, sebagai kota ke-empat terbesar di Indonesia adalah salah satu kota yang
memiliki tingkat pertumbuhan penduduk dan dinamika lingkungan yang kompleks. Kota
Makassar dengan populasi sekitar 1,1 juta penduduk (BPS, 2000) memiliki potensi
kerusakan dan ketidakseimbangan lingkungan yang amat besar. Makassar juga menjadi
kota terpadat di Pulau Sulawesi, Makassar memiliki struktur bangunan yang padat dan rapat
dengan pola keruangan yang masih belum dimaksimalkan untuk menciptakan teknologi
hijau sederhana guna memperbaiki kondisi lingkungan yang ada. Permukiman dan
perumahan penduduk yang ada di Makassar belum termanfaatkan dengan baik sebagai
pendukung fungsi lingkungan.

Kebijakan untuk memulihkan kembali kondisi lingkungan hidup di kota Makassar dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara. Pada tingkatan pengembalian lahan luas untuk
direklamasi menjadi lahan terbuka hijau adalah cara birokrasi tertinggi di kota Makassar.
Pada tingkatan yang lebih sederhana dan langsung berhubungan dengan penduduk sebagai
penyebab dan penerima dampak, penerapan teknologi hijau sederhana berupa teknologi
Vertikultur adalah salah satu solusi yang aman, efisien, mudah, dan akan memberikan
dampak yang sangat besar apabila dilakukan oleh penduduk secara tersistematis,
terstruktur, dan massif. Sebagai sebuah teknologi pertanian dan perkebunan sederhana,
bercocok tanam sayur dan tumbuhan bermanfaat lainnya dengan teknologi vertikultur amat
sangat membantu untuk menekan dampak buruk lingkungan. Apalagi teknologi vertikultur
dengan memanfaatkan sampah dan barang-barang bekas serta dinding pagar serta rumah
penduduk adalah cara dan teknologi yang ramah tanpa memerlukan birokrasi serta dapat
dilakukan oleh siapa saja dimana saja. Teknologi vertikulur dengan memanfaatkan barang
bekas dan menanaminya dengan berbagai jenis tanaman sayur dan buah akan memberikan
dampak yang tidak hanya membuat wajah kota menjadi bersih karena limbah barang bekas
berkurang, namun tanaman yang ditanam akan memberikan dampak baik bagi pengurangan
emisi gas karbon, memberikan pemandangan yang hijau dan asri serta bermanfaat bagi
kesehatan jika dikonsumsi. Penerapan teknologi vertikultur dengan memanfaatkan barang-
barang bekas dan sisi-sisi rumah dan bangunan adalah bagian dari revolusi inovasi
sederhana berbasis teknologi hijau yang membantu mengurangi masalah lingkungan
perkotaan di Makassar.

2. Pembahasan
A. Aplikasi Gagasan Vertikultur dengan Sampah dan Barang Bekas untuk Makassar
lebih Bersih, Hijau, Asri, dan Sehat

Sampah botol bekas air mineral dan minuman soda jika dibiarkan akan menjadi sampah
yang mengotori kota Makassar Mengurangi sampah Lingkungan BERSIH HIJAU dan
lingkungan menjadi ASRI Membersihkan polusi udara dan SEHAT dikonsumsi Pemanfaatan
Ban Mobil Bekas sebagai media Vertikultur untuk mengurangi material sampah barang bekas
dan menjadikan barang bekas lebih berdaya guna lingkungan. Jika memiliki sepatu boot yang
sudah tidak terpakai, maka menjadikannya sebagai media tanam vertikultur adalah hal yang
sangat tepat guna membuat pemanfaatan barang bekas lebih berdaya ekologis. Makassar era ini
mengemukakan inovasi untuk “BERHIAS” atau Bersih, Hijau, Asri, dan Sehat. Gagasan
sederhana ini adalah sebuah inovasi teknologi sederhana yang akan mampu mengakomodir 4
kepentingan tersebut, yakni bersih, hijau, asri, dan sehat.

a. Bersih

Sampah anorganik seperti barang bekas dan bekas botol-botol minuman, karet ban, dan
peralatan lainnya yang jika sudah tak terpakai dan dibuang di tempat pembuangan atau dibuang
ke sungai dan di saluran drainase akan mengakibatkan lingkungan kota Makassar kian lama
kian kotor dan tidak hanya kotor tetapi juga dapat menimbulkan efek samping segatif berupa
wadah penyakit dan penyebab banjir.

b. Hijau

Masalah hijau, adalah sebuah hal yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Jika teknologi
vertikultur ini dilakukan masyarakat Makassar secara terstruktur, sistematis, dan massif, maka
nuansa hijau akan ditemui di setiap sudut kota dan di setiap sudut permukiman warga
masyarakat.

c. Asri

Asri adalah efek samping positif darilingkungan yang terjaga dan terpelihara. Jika setiap
sudut kota dan setiap sudut permukiman dipenuhi dengan nuansa hijau dari pembudidayaan
tanaman sayuran dan bunga dengan menggunakan smpah dan barang bekas, maka keasrian
lingkungan permukiman dan kota kan tetap terpelihara.

d. Sehat

Vertikultur yang dilakukan akan memberikan dampak kesehatan karena: pertama


sampah yang dimanfaatkan tidak akan menjadi wabah penyakit karena sudah digunakan
kembali untuk hal positif, kediua tanaman yang ditanam memiliki kemampuan absorbs emisi
gas dan memiliki kemampuan sebagai pereduksi gas karbon diudara, dan ketiga jika verttikultur
membudidayakan sayur seperti kangkung darat, bayam, sawi, daunsop, dan tumbuhan sayur
lain, maka akan memberikan asupan nutrisi vitamin dan mineral jika dikonsumsi oleh
pembudidaya.

3. Kesimpulan

Teknologi vertikultur memanfaatkan sampah dan barang bekas adalah sebuah inovasi
teknologi yang mampu mengakomodir kepentingan kota Makassar agar dapat kembali bersih,
hijau, asri, dan sehat-. Dengan memanfaatkan sampah organik dan sisa barang bekas, maka
volume sampah perkotaan dapat diminimalisir dan akan turut membantu membuat nuansa kota
lebih bersih. Masalah hijau, adalah sebuah hal yang sudah tidak perlu diragukan lagi. Jika
teknologi vertikultur ini dilakukan masyarakat Makassar secara terstruktur, sistematis, dan
massif, maka nuansa hijau akan ditemui di setiap sudut kota dan di setiap sudut permukiman
warga masyarakat. Asri adalah efek samping positif darilingkungan yang terjaga dan
terpelihara. Jika setiap sudut kota dan setiap sudut permukiman dipenuhi dengan nuansa hijau
dari pembudidayaan tanaman sayuran dan bunga dengan menggunakan smpah dan barang
bekas, maka keasrian lingkungan permukiman dan kota kan tetap terpelihara. Vertikultur yang
dilakukan akan memberikan dampak kesehatan karena: pertama sampah yang dimanfaatkan
tidak akan menjadi wabah penyakit karena sudah digunakan kembali untuk hal positif, kediua
tanaman yang ditanam memiliki kemampuan absorbs emisi gas dan memiliki kemampuan
sebagai pereduksi gas karbon diudara, dan ketiga jika verttikultur membudidayakan sayur
seperti kangkung darat, bayam, sawi, daunsop, dan tumbuhan sayur lain, maka akan
memberikan asupan nutrisi vitamin dan mineral jika dikonsumsi oleh pembudidaya.

Anda mungkin juga menyukai