Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN

Disusun Oleh :

Rini Agustin

61201121008896
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah Bank dan Lembaga Keuangan ini
Shalawat serta salam semoga tercurah kepada junjungan Nabi besar Baginda
Muhammad saw yang telah menjadikan suri tauladan bagi umat diseluruh alam. Tidak
lupa kami juga mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun menyadari bahwa banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk pembuatan-
pembuatan makalah yang akan datang.

Bogor, 11 Desember 2021

Rini Agustin
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

PT.Pegadaian (PERSERO) merupakan salah satu lembaga perkreditan


non perbankan yang melayani masyarakat guna untuk mendapatkan dana
secara cepat dengan melalui kredit. Pada kenyataanya perum pegadaian
banyak membantu perekonomian masyarakat, terutama masyarakat yang
golongan ekonominya menengah kebawah. Sesuai dengan motto pegadaian
yaitu “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.
Kelebihan dari PT pegadaian ini jika masyarakat membutuhkan dana
cepat maka masyarakat tidak perlu menjual barang-barangnya, tetapi hanya
dijadikan jaminan dalam mengajukan kredit. Jika pihak yang mengajukan
kredit sudah melunasi pinjamannya maka barang yang dijadikan jaminan
dapat diambil kembali. Tetapi harus sesuai dengan batas waktu yang telah
ditentukan oleh pihak pegadaian. Jika dalam waktu yang ditentukan pihak
yang mengajukan kredit belum bisa melunasinya maka pihak tersebut bisa
mengajukan perpanjangan waktu, tetapi hanya membayar bunganya saja.
Pegadaian juga turut melaksanakan dan mendukung kebijakan program
pemerintah dibidang ekonomi dan pembangunan nasional yaitu dengan
menyalurkan kredit kepada masyarakat dengan jaminan benda-benda
bergerak. Sedangankan benda bergerak tersebut harus sesuai nilai uang yang
di pinjam di pegadaian tersebut.
Salah satu kegiatan utama PT. Pegadaian adalah Kredit Cepat dan
Aman (KCA). KCA ini berupa pinjaman dana yang disalurkan ke
masyarakat, dengan harapan masyarakat menggunakannya untuk berbagai
kepentingan ekonomi yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Kepentingan ekonomi tersebut misalnya saja digunakan untuk modal usaha
ataupun pengeluaran konsumsi yang dapat meningkatkan agregat demand,
sehingga dapat meningkatkan pendapatan nasional. Adapun tujuan dari
pegadaian itu sendiri adalah untuk memberikan jaminan bagi pemegang
gadai bahwa dikemudian hari piutangnya pasti di bayar dari nilai jaminan.
Menurut Maria Oterio. 2005: 1 yang menyatakan bahwa: ”keuangan
mikro adalah penyaluran jasa keuangan kepada rakyat kecil, lemah,miskin,
dan para wirausaha. Peran PT.Pegadaian sebagai lembaga pembiayaan dalam
era zaman sekarang ini dan masa yang akan datang tetap penting untuk
mewujudkan pemberdayaan ekonomi rakyat kecil baik dikota maupun
didesa. Barang yang menjadi obyek gadai tersebut diserahkan oleh debitur
(masyarakat) kepada kreditur (PT. Pegadian).
Menurut Salim HS, 2004:97 Jadi barang-barang yang digadaikan
berada di bawah kekuasaan pemegang gadai. Asas ini disebut asas
inbezitstelling yang merupakan syarat mutlak dalam perjanjian gadai.
PT. Pegadaian selaku salah satu BUMN dalam lingkungan
Departemen RI dapat dikatakan berkembang dari tahun ketahun, dan juga
dapat memberikan kontribusi kepada negara dalam bentuk pajak dan laba.
Usaha-usaha tersebut, antara lain meningkatkan pelayanan yang lebih baik
kepada masyarakat sehingga mampu mempertahankan nasabah yang sudah
ada.

Permintaan kredit masyarakat merupakan indikasi adanya kebutuhan


dana bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kondisi
ketidakpastian ekonomi yang melanda sejak beberapa tahun terakhir, sepserti
kenaikan harga BBM, inflasi yang senantiasa berfluktuasi dan lain
sebagainya diduga turut andil dalam kenaikan kredit yang diminta oleh
masyarakat. Apabila inflasi naik, maka akan berdampak pula pada naiknya
harga barang konsumsi, sehingga permintaan akan kredit juga akan
bertambah.
Selanjutnya Dalam kehidupan masyarakat pada zaman sekarang,
kebutuhan semakin bermacam-macam, mulai dari kebutuhan primer,
kebutuhan sekunder, dan kebutuhan tersier. Salah satu kebutuhan
masyarakat yang tidak kalah penting saat ini adalah kebutuhan akan
kendaraan atau alat transportasi. Alat transportasi adalah alat yang
digunakan untuk berpindah dari suatu tempat ke tempat lain dengan waktu
yang lebih cepat dan efisien. Selain digunakan untuk membantu mobilitas
seseorang, alat transportasi juga digunakan untuk membantu kegiatan
distribusi, baik oleh perorangan maupun perusahaan. Selain model maupun
merk yang beragam, cara memperoleh kendaran tersebut juga beragam,
salah satunya adalah dengan jasa yang ditawarkan oleh leasing, meskipun
sebenarnya leasing tidak hanya diperuntukan untuk pembiayaan kendaraan
namun juga dapat digunakan untuk pembiayaan mesin-mesin dan alat untuk
industri. Disini penulis hanya mengambil masalah yang dekat dengan
penulis.
Leasing sebagai salah satu sistem pembiayaan mempunyai peranan
dalam peningkatan pembangunan perekonomian Nasional. Usaha Leasing
dapat membantu badan-badan dan pengusaha-pengusaha Indonesia, terutama
pengusaha industri kecil, dalam mengatasi cara pembiayaan untuk
memperoleh alat-alat perlengkapan maupun barang-barang modal yang
mereka perlukan, yang juga berarti meingkatkan pembangunan
perekonomian Nasional.

Kemudian pemilihan penggunaan jasa perusahaan leasing juga


dipengaruhi oleh keuntungan yang diperoleh pengguna jasa leasing apabila
dbandingkan dengan perjanjian yang lainnya. Secara umum beberapa segi
keuntungan leasing adalah:
1. Penghematan modal

Dengan adanya sistem pembiayaan melalui leasing, maka lessee bisa


didapatkan dana untuk membeli peralatan atau mesin-mesin untuk proses
produksinya hingga sebesar 100% dari harga barang tersebut. Dengan
demikian lessee bisa memanfaatkan modal yang sudah ada untuk keperluan
lain misalnya membiayai proyek-proyek lainnya sebagai cadangan untuk
pembiayaan musiman dan lain-lain.
2. Sangat flexible

Pengertian flexible ini bersifat sangat luas yang merupakan ciri utama
bagi kelebihan leasing dibandingkan dengan kredit dari bank.
3. Sebagai sumber dana

Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi perusahaan-


perusahaan industry maupun perusahaan komersil lainnya Mekanisme untuk
memperoleh dana yaitu dengan melalui sale and lease back atas aset yang
sudah dimiliki oleh lessee.
4. On atau off balance sheet

Tanpa adanya maksud-maksud melakukan window dressing, leasing


sesuai dengan kebutuhannya bisa dibukukan dengan menggunakan on atau
off balance sheet.
5. Menguntungkan cash flow

Fleksibilitas dari penentuan besarnya rental sangat menguntungkan


cash flow. Untuk suatu investasi di mana pendapatan penjualan diperoleh
secara musiman atau juga di mana keuntungan baru bisa diperoleh pada
masa-masa akhir investasi maka besarnya rental juga bisa disesuaikan dengan
kemampuan cash flow yang ada.
6. Menahan pengaruh inflasi

Dalam keadaan inflasi, lessee mengeluarkan biaya rental yang sama.


Dengan demikian nilai riil dari rental tersebut telah berkurang. Atau bisa
dikatakan bahwa lessee membayar hari ini dengan perhitungan nilai mata
uang kemarin.
7. Sarana kredit jangka menengah dan jangka panjang

Terutama sekali d Indonesia, saat ini dirasakan sangat sulit untuk


mendapatkan dana pinjaman rupiah untuk jangka menengah dan jangka
panjang. Untuk mengatasi hal tersebut, leasing merupakan salah satu
alternatif yang bisa memenuhi kebutuhan ini.
8. Dokumentasinya sangat sederhana

Leasing biasanya menggunakan dokumentasi yang sudah standar.


Adalah lebih simple bagi lessee untuk melakukan transaksi leasing yang
berikutnya dengan mengikuti dokumentasi yang sudah ada dibandingkan
dengan merundingkan pinjaman baru dari bank.
9. Berbagai biaya yang ada bisa dikelompokkan dalam satu paket Sebagai
akibat dari pembelian suatu barang akan menimbulkan biayabiaya antara
lain berupa biaya pengiriman, biaya pemasangan, konsultan fee, biaya
down payment dan termasuk juga biaya premi asuransi. Semua biaya-biaya
tersebut bisa digabung menjadi satu dengan harga barang untuk kemudian
diamortisasikan sepanjang masa leasing.1
Namun dalam penerapannya pada saat ini terdapat ketidaksesuaian
dengan apa yang sudah ditentukan dalam keputusan menteri keuangan RI
nomor 1169/KMK.01/1991 tentang kegiatan sewa guna usaha (leasing),
salah satunya adalah ketentuan yang terdapat pada pasal 9 ayat 1 yaitu:
“Setiap transaksi sewa-guna-usaha wajib diikat dengan suatu perjanjian
1
sewa-gunausaha (lease agreement).” Artinya dalam setiap penggunaan jasa
leasing harus terdapat ketentuan bahwa setiap penggunaan jasa leasing
harus disertai dengan perjanjian sewa guna usaha, tetapi dalam praktiknya
perjanjian tersebut terkadang tidak ditemukan. Kemudian selain pada
perjanjian sewa guna usaha dalam alur pembelian barang melalui leasing
seharusnya dari awal barang tersebut adalah atas nama dari pihak lessor,
karena pihak lessor merupakan pihak yang melakukan pemesanan dan
pembayaran terhadap suatu obyek barang tersebut, meskipun pada akhirnya
barang akan diserahkan kepada pihak lessee. Jadi berdasarkan hal tersebut
seharusnya pihak lessee disini hanya berstatus sebagai penyewa yang
menikmati keuntungan ekonomis atas barang tersebut bukan pemilik atas
barang tersebut, meskipun pada akhirnya status kepemilikan barang dapat
berubah menjadi milik lessee dengan adanya hak opsi.
Lembaga keuangan perbankan mempunyai peran penting dalam
menentukan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara terutama di dalam
era perdagangan bebas dewasa ini. Peluang pasar internasional yang terbuka
tersebut perlu dimanfaatkan oleh bank-bank domestik yang besar, kompetitif dan
sehat untuk menghadapi tantangan dan peluang baru dari unsur internal dan
eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga
keuangan internasional.
Perkembangan perbankan atau lembaga keuangan di Indonesia
mengalami peningkatan yang cukup pesat disebabkan oleh adanya serangkaian
deregulasi di bidang perbankan dan moneter yang berpengaruh terhadap
perkembangan jumlah bank dan kantor bank, perkembangan dana dan kredit
bank dan manajemen perbankan. Sebelum deregulasi, bank negara mendominasi
dengan saham terbesar dari seluruh aset total bank, dana deposito, dan kredit
dalam jumlah besar. Kini, bank-bank swasta mendapatkan bagian yang sama
dalam tiap kategori. Ekspansi sektor swasta merefleksikan sasaran pemerintah
untuk mencapai mobilisasi sumber dana perbankan agar lebih efektif, demi
memenuhi kapasitas pinjaman yang terus membesar, terutama dari sektor
industri dan jasa yang tumbuh dengan cepat.

Bank merupakan industri yang dalam kegiatan usahanya mengandalkan


kepercayaan masyarakat sehingga tingkat kesehatan bank perlu dipelihara.
Pemeliharaan tingkat kesehatan bank antara lain dilakukan dengan tetap
menjaga likuiditasnya sehingga bank dapat memenuhi kewajiban kepada semua
pihak yang menarik atau mecairkan simpanannya sewaktu-waktu.

Bank Indonesia sebagai Bank Sentral menetapkan bahwa untuk menilai


tingkat kesehatan suatu bank harus didasarkan pada tiga kriteria rasio yaitu rasio
likuiditas, rentabilitas/profitabilitas, dan solvabilitas. Kredibilitas suatu bank
sebagai lembaga intermediasi secara operasional dapat dilihat dari kemampuan
bank tersebut untuk tumbuh dengan sehat sekaligus kuat. Pengertian sehat dan
kuat menurut acuan teknis perbankan berdasarkan standar internasional dikaji
atas indikator-indikator CAMEL (Capital, Asset Quality, Management, Earning
Capacity serta Liquidity) meliputi segi permodalan, kualitas aktiva produktif,
manajemen bank, rentabilitas dan likuiditas keuangan.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengkaji


lebih jauh terkait Pegadaian, Sewa Guna Usaha (Leasing) dan Lembaga
Keuangan Internasional.

B. Rumusan Masalah

1. Mengkaji lebih dalam tentang pegadaian


2. Mengkaji lebih dalam tentang sewa guna usaha (leasing
3. Mengkaji lebih dalam tentang Lembaga keuangan internasional

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk mengantisipasi meluasnya


pembahasan masalah, maka tulisan ini dibatasi hanya mengambil penjelasan
terkait pegadaian, sewa Gedung usaha dan Lembaga keuangan intewrnasional.

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui lebih dalam tentang pegadaian


b. Untuk mengetahui lebih dalam tentang sewa Gedung usaha (leasing)
c. Untuk mengetahui lebih dalam tentang lembaga keuangan
internasional

2. Manfaat Penulisan
Untuk pengetahuan lebih jauh tentang Pegadaian, Sewa Guna Usaha
(Leasing) dan Lembaga Keuangan Internasional.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pegadaian, Sewa Gedung Usaha dan Lembaga Keuangan


Internasional
a. Pengertian Pegadaian
Menurut Subagyo, menyatakan bahwa pegadaian adalah suatu lembaga
keuangan bukan bank yang memberikan kredit kepada masyarakat dengan
corak khusus yaitu secara hukum gadai. Sigit Triandaru menyatakan bahwa
pegadaian adalah satu-satunya badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai izin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembayaran dalam bentuk penyaluran dana ke masyarakat atas dasar hukum
gadai. Pegadaian adalah suatu badan usaha di Indonesia yang secara resmi
mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa
pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana masyarakat atas dasar hukum
gadai. Dapat disimpulkan bahwa pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh
oleh orang yang berpiutang atas suatu barang yang bergerak yang diserahkan
oleh orang yang hutang sebagai jaminan utangnya dan barang tersebut dapat
dijual oleh yang berpiutang bila yang berhutang tidak dapat melunasi
kewajibannya pada saat jatuh tempo

b. Jenis Barang yang Bisa Digadaikan


1. Rumah. Benda yang digadaikan adalah sertifikat rumah, tidak banyak
orang yang menggadaikan rumah kecuali ingin melakukan pinjaman dalam
jumlah yang besar.
2. Kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor juga menjadi salah satu jenis
barang yang bisa diterima oleh pegadaian sebagai barang jaminan. Namun,
kendaraan harus memenuhi persyaratan seperti kendaraan produksi 5 tahun
terakhir untuk kendaraan roda dua dan terdaftar dalam merk pabrikan yang
umum digunakan oleh masyarakat. Sementara untuk kendaraan roda empat
atau mobil, minimal produksi 10 tahun terakhir. Pegadai harus membawa
surat kelengkapan yaitu BPKB, faktur pembelian, dan STNK untuk
menggadaikan kendaraan bermotor.
3. Barang Elektronik. Barang elektronik yang diterima minimal diproduksi
dalam 1 tahun terakhir. Surat kelengkapan yang harus dibawa adalah
kwitansi pembelian, kartu garansi, KTP, dan KK. Namun, barang
elektronik yang diterima juga bergantung pada kondisi dari barang
elektronik itu sendiri, apakah masih layak atau tidak. Barang elektronik
yang bisa diterima oleh pegadaian, di antaranya seperti: Televisi, Kulkas,
Console game, Smartphone dan Laptop.
4. Perhiasan Emas. Emas merupakan jenis barang yang umum diajukan
pegadai untuk digadaikan. Emas yang diterima oleh pegadaian dapat
berbentuk perhiasan kalung, cincin, gelang hingga emas keping atau
batangan. Perhiasan lain seperti berlian juga bisa digunakan sebagai
jaminan. Syarat untuk menggadaikan emas adalah dengan membawa surat
emas beserta KTP dan KK.

B. Sewa Gedung usaha


a. Pengertian sewa Gedung usaha
Komar Andasasmita mendefinisikan bahwa leasing adalah
menyangkut perjanjian-perjanjian yang dalam mengadakan kontrak bertitik
pangkal dari hubungan tertentu diantara lamanya suatu kontrak dengan
lamanya pemakaian (ekonomis) dari barang yang merupakan objek kontrak
dan disepakati bahwa pihak yang satu (lessor) tanpa melepaskan hak
miliknya menurut hukum berkewajiban menyerahkan hak nikmat dari
barang itu kepada pihak lainnya (lessee) sedangkan lessee berkewajiban
membayar ganti rugi yang memadai untuk menikmati barang tersebut tanpa
bertujuan untuk memilikinya (juridichie eigendom).

The Euqifment Leasing Association di Inggris mendefinisikan


tentang : leasing adalah kontrak antara lessor degan lessee penyediaan
suatu jenis barang (asset) tertentu langsung dari pabrik atau agen terjual
oleh lessee. Hak kepemilikan atas barang tetap pada lessor, hak pakai
atas barang ada pada lessee dengan membayar sewa guna yang jumlah
dan jangka waktunya telah ditetapkan.
Menyangkut pengertian leasing dapat dikemukakan definisi yang
dapat dijadikan sebagai landasan dalam membicarakan leasing dan jenis
usaha yang berkaitan dengannya. Leasing adalah perusahaan yang
memberikan jasa dalam bentuk penyewaan. Penyewaan barang-barang
modal atau alat-alat produksi dalam jangka waktu menengah atau jangka
panjang dimana pihak penyewa (lessee) harus membayar uang secara
berkala terdiri dari nilai penyusutan suatu objek leasing ditambah bunga,
biaya-biaya lain serta profit yang diharapkan lessor.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa sewa guna usaha
merupakan suatu kontrak atau persetujuan antara lessor dan lessee, objek-
objek sewa guna usaha adalah barang modal, dan pihak lessee memiliki hak
opsi dengan harga berdasarkan nilai sisa dan sesuai dengan perjanjian yang
telah disepakati berdasarkan kesepakatan bersama.
b. Jenis-Jenis Pembiayaan Leasing
Leasing merupakan salah satu sumber dana bagi para pengusaha
yang membutuhkan barang modal, selama jangka waktu tertentu dengan
membayar sewa. Dengan cara ini pengusaha yang tidak mempunyai
modal atau mempunyai modal terbatas, tetapi ingin mempunyai pabrik
dapat memperolehnya dengan cara leasing. Tehnik pembiayaan leasing
secara garis besar dapat dibagi dalam dua katagori yaitu:
a. Finance Lease (Sewa Guna Usaha dengan Hak Opsi) Finance
Lease merupakan suatu bentuk cara pembiayaan, lessor yang
mendapatkan hak milik atas barang yang disewakan menyerahkan
kepada lessee untuk dipakai selama jangka waktu yang sama
dengan masa kegunaan barang tersebut.2
Dalam perjanjian kontrak, lessee bersedia untuk melakukan
serangkaian pembayaran atas penggunaan suatu asset yang menjadi
objek lessee. Lessee pun berhak memperoleh manfaat ekonomis
dengan mempergunkan barang tersebut sedangkan hak miliknya tetap
pada lessor. Dengan demikian berarti lessee telah menanam modal.
Dalam perjanjian finance lease ini biasanya tidak dapat di batalkan
atau diputuskan ditengah jalan oleh salah satu pihak, kecuali bila
pihak lessee tidak memenuhi perjanjian atau kontrak.
Ciri utama sewa guna usaha dengan hak opsi yaitu pada akhir
kontrak, lessee mempunyai hak pilih untuk membeli barang modal
sesaui dengan nilai sisa (residual value) yang disepakati, atau
mengembalikannya, memperpanjang masa kontrak sesuai dengan
syarat-syarat yang telah disetujui bersama.

2
Tehnik finance lease biasanya disebut juga dengan fill pay out
leasing yang artinya suatu bentuk pembiayaan dengan cara kontrak antara
lessor dengan lessee.3
Pada leasing jenis ini lessee menghubungi lessor untuk memilih
barang modal yang dibutuhkan, memesan, memeriksa, dan memelihara
barang modal tersebut. Selama masa sewa, lessee membayar sewa secara
berkala dari jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa.
Dalam praktiknya transaksi finance lease dibagi lagi kedalam
bentuk-bentuk sebagai berikut :
1) Sewa guna usaha langsung (Direct Finance Lease)
Dalam bentuk transaksi ini, lessor memeli barang modal dan
sekaligus menyewaan kepada lessee. Pembelian tersebut dilakukan
atas permintaan lessee dan lesse pula menentukan spesifikasi barang
modal, harga, dan suppliernya.
2) Jual dan sewa kembali (Sale And Lease Back) Lessee membeli dahulu
atas nama sendiri barang modal (impor atau eximpor) termasuk
membayar biaya bea masuk dan impor lainnya. Kemudian barang
modal tersebut dijual kepada lessor dan selanjutnya diserahkan
kembali kepada lessee untuk digunakan bagi keperluan usahanya
sesuai dengan jangka waktu kontrak sewa guna usaha.4
b. Operating Lease (Sewa Guna Usaha Tanpa Hak Opsi) Ciri utama
leasing jenis ini adalah lessee hanya berhak menggunkan barang
modal selama jangka waktu kontrak tanpa hak opsi setelah masa
kontrak berakhir. Pihak lessor hanya menyediakan barag modal
untuk disewakan kepada lessee dengan harapan setelah kontrak
berakhir, lessor memperoleh keuntungan dari penjualan barang
modal tersebut.

3
4
Adapun tujuan dari operating lease ini ialah menjual barang
modal itu apabila kelak telah habis jangka waktu perjanjian lease,
sehingga untuk ini diberikan syarat-syarat yang lebih ringan atau
lunak.5
Syarat-syarat yang lebih ringan atau lunak ini diantaranya
berupa harga sewa atau cicilan lebih kecil dibandingkan dengan
harga sewa dalam finance lease.
Dalam operating lease resiko kepemilkan selama jangka
waktu leasing menjadi tanggung jawab lessor, oleh karena itu pajak
kekayaan menjadi tanggungan lessor juga. Perjanjian dalam
operating lease berbeda dengan perjajian dalam financial lease,
yang mana dalam bentuk perjanjian operating lease dapat
dibatalkan sebelum jangka waktu leasing, seperti pihak lessee
(penyewa) dapat memutuskan perjajian secara sepihak asal dengan
pemberitahuan maksud pemutusan hubungan sewa tertulis dalam
waktu yang layak. Sebagai konsekuesinya lessee harus membayar
harga sewa penuh. Resiko yang berupa turunnya nilai barang
(rusak) yang biasa ditanggung oleh pemilik, dapat dimasukan
dalam perjanjian untuk ditanggung oleh lessee.
Di akhir pejanjian leasing, lessee wajib mengembalikan
barang tersebut pada lessor, kecuali lessee menggunkan hak
opsinya untuk membeli barang tersebut dengan harga yang riil,
yang biasa relatif jumlahnya atau ada perundingan yang di lakukan
untuk kontrak lease yang baru dengan lessee yang sama atau juga
lessor mencari lessee yang baru.

C. Lembaga Keuangan Internasional

5
a. Pengertian
Lembaga keuangan internasional adalah lembaga
internasional yang didirikan oleh lebih dari satu negara dan tunduk di
bawah hukum internasional. Pemilik atau pemegang sahamnya adalah
pemerintah negara, tetapi ada juga lembaga internasional dan organisasi
lain yang menjadi pemegang saham. Beberapa lembaga keuangan
internasional ternama dibentuk oleh beberapa negara. Sejumlah lembaga
keuangan bilateral (dibuat oleh dua negara) secara teknis tergolong
lembaga keuangan internasional. Lembaga-lembaga keuangan
internasional besar didirikan setelah Perang Dunia II untuk membantu
rekonstruksi Eropa dan menetapkan mekanisme kerja sama internasional
dalam pengelolaan sistem keuangan global.
BAB III

Kesimpulan

A. Kesimpulan
Pegadaian (PERSERO) merupakan salah satu lembaga perkreditan non
perbankan yang melayani masyarakat guna untuk mendapatkan dana secara
cepat dengan melalui kredit. Pada kenyataanya perum pegadaian banyak
membantu perekonomian masyarakat, terutama masyarakat yang golongan
ekonominya menengah kebawah. Sesuai dengan motto pegadaian yaitu
“Mengatasi Masalah Tanpa Masalah”.
Kelebihan dari PT pegadaian ini jika masyarakat membutuhkan dana cepat maka
masyarakat tidak perlu menjual barang-barangnya, tetapi hanya dijadikan
jaminan dalam mengajukan kredit. Jika pihak yang mengajukan kredit sudah
melunasi pinjamannya maka barang yang dijadikan jaminan dapat diambil
kembali. Tetapi harus sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan oleh
pihak pegadaian. Jika dalam waktu yang ditentukan pihak yang mengajukan
kredit belum bisa melunasinya maka pihak tersebut bisa mengajukan
perpanjangan waktu, tetapi hanya membayar bunganya saja. Pegadaian juga
turut melaksanakan dan mendukung kebijakan program pemerintah dibidang
ekonomi dan pembangunan nasional yaitu dengan menyalurkan kredit kepada
masyarakat dengan jaminan benda-benda bergerak. Sedangankan benda
bergerak tersebut harus sesuai nilai uang yang di pinjam di pegadaian tersebut.

Leasing sebagai salah satu sistem pembiayaan mempunyai peranan


dalam peningkatan pembangunan perekonomian Nasional. Usaha Leasing dapat
membantu badan-badan dan pengusaha-pengusaha Indonesia, terutama
pengusaha industri kecil, dalam mengatasi cara pembiayaan untuk memperoleh
alat-alat perlengkapan maupun barang-barang modal yang mereka perlukan,
yang juga berarti meingkatkan pembangunan perekonomian Nasional.
Lembaga keuangan perbankan mempunyai peran penting dalam
menentukan tingkat pertumbuhan perekonomian suatu negara terutama di dalam
era perdagangan bebas dewasa ini. Peluang pasar internasional yang terbuka
tersebut perlu dimanfaatkan oleh bank-bank domestik yang besar, kompetitif dan
sehat untuk menghadapi tantangan dan peluang baru dari unsur internal dan
eksternal sehingga mampu bersaing pada tingkat global dengan lembaga
keuangan internasional.

Anda mungkin juga menyukai