Anda di halaman 1dari 3

Nama: Muhammad Al Hadiid

Nim: 19103070015

WHO MENGUNDANG KEMENKES TERAWAN


Disini saya akan menggunakan metode library research dan disini penulis mencoba
akan menafsirkan arti dari surat tersebut dan mengenai bagaimana keberhasilan indonesia
dalam mengatasi Covid 19 ini.

Pada akhir tahun 2019 dunia terkena musibah yakni pandemi corona. Ditemukan
pertama kali di kota wuhan, China, Hingga virus ini menyebar ke seluruh dunia. Indonesia
yang mempunyai penduduk terpadat di dunia nomor empat sempat diragukan pihak WHO
karena di Indonesia belum terkonfirmasi virus corona yang pada saat itu negara tetangga
seperti Malaysia, Singapura, Thailand dan Australia telah mengkonfirmasi kasus Covid-19
ini. Namun pada tanggal 1 Maret 2020 virus ini sudah masuk ke Indonesia.
Salah satu upaya pemerintah pusat dan daerah dalam menekan penularan virus corona
adalah dengan menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) Kebijakan PSBB
tercantum pada Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2020 tentang PSBB dalam
Rangka Percepatan Penanganan Covid-19. Misalnya, Pasal 2 Ayat 1 yang menjelaskan
bahwa PSBB berhak membatasi pergerakan orang dan barang yang hendak masuk atau keluar
provinsi, kabupaten, atau kota tertentu.
Pada tanggal 6 November 2020 menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tengah
menjadi perbincangan dikarenakan Menkes Terawan diundang. tidak cuman Indonesia saja
yang diundang namun dari Menkes Thailand, dan Menkes Afrika juga diundang oleh WHO
untuk menghadiri konferensi pers karena sukses dalam penanganan covid-19 atau tinjauan
intra tindakan (intra-action review/IAR) dengan dipanggilnya Kemenkes terawan dapat
mengurangi virus Covid-19 ini.
Menurut Sekjen Kemenkes Oscar Primadi ini menjadi kesempatan yang baik bagi
Kemenkes Sekjen Oscar Primadi mengungkapkan apresiasi yang diberikan WHO ini tidak
terlepas dari keberhasilan Indonesia di dunia kesehatan, dengan strategi respons dan praktik
baik dalam penanganan Covid-19 adalah wujud kerja bersama dari seluruh elemen
masyarakat.
“Tentunya ini merupakan kesempatan baik, Indonesia sudah dipandang berhasil
dalam mengendalikan pandemi Covid-19 ini dan WHO secara khusus mengundang bapak
Menteri Kesehatan, bersama dirjen WHO Tedros untuk sharing dan memberikan informasi
bagaimana Indonesia mampu mengendalikan pandemi ini dengan baik,” kata Oscar, melalui
keterangan resmi Kemenkes, dikutip Jumat (6/11/2020).
Adapun, tujuan konferensi pers tersebut sebagai bentuk koreksi dan peningkatan
respon terhadap penanganan Covid-19 baik secara nasional maupun subnasional melalui
pelaksanaan tinjauan intra-tindakan untuk peningkatan respon pandemi Covid-19.
Selain itu, para Menkes juga akan diminta untuk berbagi praktik terbaik dengan
negara anggota WHO, termasuk tinjauan intra-aksi, dan membagi pengalaman dan pelajaran
yang didapat dari negara-negara yang berhasil menyelamatkan masyarakat mereka dan
mengurangi penyebaran Covid-19.
Menteri kesehatan terawan menyampaikan bahwa terdapat 9 pilar dalam penanganan
virus covid-19 di indonesia. Adapun 9 pilar yang dimaksud Kemenkes terawan ialah:
1) Pilar komando dan koordinasi diimplementasikan oleh pemerintah langsung di
bawah arahan Presiden RI Joko Widodo. Pada 19 Februari 2020, Presiden
menetapkan status kedaruratan COVID 19 dan pada tanggal 13 Maret 2020
membentuk gugus tugas COVID-19.
2) Komunikasi risiko dan pemberdayaan masyarakat pada pilar kedua ini pemerintah
melakukan kampanye besar-besaran untuk memakai masker, jaga jarak, dan selalu
cuci tangan.
3) Surveilans, tim gerak cepat, dan investigasi kasus diimplementasikan dengan
pedoman penanganan COVID-19 yang terus direvisi seiring berkembangnya
pengetahuan tentang Covid-19.
4) Pintu masuk negara, perjalanan internasional, dan transportasi, Yang selalu dijaga
ketat oleh aparat keamanan dan aparatur negara.
5) Laboratorium memainkan peran yang sangat penting, yaitu mengonfirmasi kasus
COVID-19.
6) Pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) yang merupakan pilar keenam IAR
Indonesia adalah bagian akreditasi fasilitas pelayanan kesehatan yang membantu
langkah-langkah respons COVID-19.
7) Tatalaksana kasus, Kemenkes telah menetapkan 132 rumah sakit rujukan yang
ditunjuk melalui keputusan menteri kesehatan, dan 707 rumah sakit melalui
keputusan gubernur.
8) Dukungan logistik dan operasional Selama pandemi ini, layanan-layanan esensial
seperti layanan kesehatan untuk penyakit tidak menular, tuberkulosis (TB), human
immunodeficiency virus (HIV), imunisasi, dan penyakit-penyakit menular lain,
kesehatan ibu dan anak, ibu hamil, dan orang berusia lanjut diupayakan tetap
berjalan.Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PISPK) juga
digunakan untuk mengidentifikasi populasi rentan seperti penyandang
komorbiditas dan orang berusia lanjut.
9) Memelihara layanan dan sistem kesehatan dasar.

Adapun yang menjadi fakta yang didapat dari berbagai sumber sedikit sekali masyarakat
melaksanakannya seperti contoh memakai masker masih banyak masyarakat yang keluar
rumah tidak memakai masker serta tempat-tempat pendidikan seperti sekolah ditutup
sedangkan mall dibuka.
Dari fakta yang saya jelaskan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa masyarakat dan
pemerintah harus bekerja sama dalam menangani virus corona ini supaya dapat beraktivitas
seperti biasanya lagi.

Anda mungkin juga menyukai