Anda di halaman 1dari 12

PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran

Volume 5 Nomor 1 April 2021


e-ISSN: 2549-9114 dan p-ISSN: 2549-9203
(Received: Maret-2021; Reviewed: April-2021; Published: April-2021)
DOI: https://doi.org/10.26858/pembelajar.v5i1.15681

Strategi Penerapan Program Sekolah Ramah Anak Di SD Negeri


Kasihan Bantul
Eliana Krisna Wati1, Suyatno2, Widodo Widodo3
Pendidikan Sekolah Guru Dasar, Universitas Ahmad Dahlan, Indonesia

Corresponding email: suyatno@pgsd.uad.ac.id

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Latar belakang penerapan program
sekolah ramah anak di SD N Kasihan, 2) Strategi penerapan sekolah ramah anak di SD N
Kasihan, dan 3. Dampak penerapan sekolah ramah anak terhadap perkembangan belajar
anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus. Subjek
penelitian teridiri dari kepala sekolah, guru, orang tua dan siswa. Penentuan subjek
penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data
menggunakan model Miles & Huberman, yaitu data reduction, data display, dan
penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1) Penerapan program
sekolah ramah anak didasari karena para siswa di SD N Kasihan sebagian besar pernah
mengalami kekerasan baik secara verbal maupun non-verbal. Selain itu, program
didukung oleh adanya tekad dan komitmen para guru serta adanya keinginan untuk
meningkatkan mutu pendidikan. 2) Implementasi program sekolah ramah anak di Sekolah
Dasar Negeri Kasihan dilakukan melalui tahapan sosialisasi, pembinaan soliditas guru,
pembiasaan, dan memasukan nilai-nilai sekolah ramah anak dalam proses pembelajaran.
3) Dampak program sekolah ramah anak terlihat dari terbentuknya karakter anak, siswa
merasa senang dengan proses pembelajaran di sekolah, dan meningkatnya peran aktif
orangtua untuk ikut menerapkan pendidikan ramah anak.

Kata Kunci: Sekolah Ramah Anak, Pembelajaran Menyenangkan, SDN Kasihan

Abstract: This study aimed to describe 1) the implementation background of a children-friendly


school program in the state primary school of Kasihan, 2) the implementation strategy of
children-friendly schools in the state primary school of Kasihan, and 3) the impact of
implementing children-friendly school on child learning development. This study was
qualitative research using a case study. The research subject consisted of the school
principal, teachers, parents, and students. The research subject determination was
conducted by using purposive sampling. The technique of data collection was conducted
using interviews, observation, and documentation. Data analysis used the Miles &
Huberman model, consisting of data reduction, data display, and drawing conclusions.
The research result showed that 1) the implementation of children-friendly schools was
based on most of the students in the state primary school of Kasihan who experienced
verbal and non-verbal abuse. Besides, this program was supported by teachers’ willpower
and commitment also the desire to improve education quality. 2) the implementation of a
children-friendly school program in the state primary school of Kasihan was conducted
through the stages of socializing, fostering teacher solidity, habituating, and inserting the
values of the children-friendly school in the learning process. 3) the impact of a children-
friendly school program was seen from the formation of students’ character, the students
experienced the happiness in learning proses at school, and the increase of parents’ active
role was to implement a children-friendly school.

Keywords: Children-friendly school, Fun learning, State primary school of Kasihan.

©2021–Ini adalah artikel dengan akses terbuka dibawahl icenci CC BY-NC-4.0


(https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0/) by penulis

18
PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran. 5 (1) April 2021

1 PENDAHULUAN angka putus sekolah serta mengurangi perilaku


anti sosial dan mendorong peningkatan prestasi
Salah satu penghambat peningkatan kualitas anak sehingga memiliki peluang sukses yang
pendidikan adalah banyaknya kekerasan di lebih banyak (Godfrey et al., 2012). Sekolah
ramah anak juga efektif untuk meningkatkan
sekolah, baik yang dilakukan oleh sesama siswa prestasi siswa (Das, 2014).
maupun guru (Raskauskas et al., 2010; Marcone Berdasarkan latar belakang yang telah
et al., 2015). Kekerasan di sekolah dapat diuraikan, implementasi program sekolah ramah
mengakibatkan siswa merasa stress (Schneider et anak di SDN Kasihan Bantul menarik untuk
al., 2012), mengalami penurunan prestasi belajar diteliti. Penelitian ini bertujuan untuk
(Hammig & Jozkowski, 2013), hingga keluar dari mengungkap latarbelakang penerapan strategi
sekolah (Cornell et al., 2013). program sekolah ramah anak serta dampak
Peningkatan kualitas pendidikan hanya dapat implementasi program sekolah ramah anak di
dilakukan dengan memperbaiki seluruh Sekolah Dasar Negeri Kasihan. Hasil penelitian
komponen pendidikan, diantaranya yaitu dengan ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh para
menyediakan metode pendidikan yang ramah pemegan kebijakan baik Dinas pendidikan
anak, sehingga anak merasa nyaman berada di maupun kepala sekolah, dan guru dalam
sekolah dan dapat belajar dengan optimal. menerapkan implementasi program sekolah
Menurut peraturan menteri negara pemberdayaan ramah anak.
perempuan dan perlindungan anak republik
Indonesia nomor 05 tahun 2011 tentang 2 METODE
kebijakan pemenuhan hak pendidikan anak,
sekolah ramah anak adalah sekolah yang Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif
didalamnya tidak ada kekerasan terhadap siswa dengan pendekatan studi kasus. Data dalam
serta terjaminnya keselamatan anak. Sementara penelitian ini mencakup berbagai deskripsi
itu menurut UNICEF sekolah ramah anak mendetail mengenai permasalahan yang diteliti,
mengcakup berbagai berbagai aspek yang yang kemudian dijelaskan secara deskriptif untuk
berupaya mewujudkan seluruh kebutuhan anak mengetahui gambaran strategi pengembangan
sebagai pelajar (Wright et al., 2009). mutu melalui penerapan program sekolah ramah
Terdapat tiga prinsip utama pada program anak.
sekolah ramah anak, yaitu: 1) Berpusat pada
anak, artinya berbagai keputusan dalam
2.1. Setting dan Waktu Penelitian
pendidikan didasarkan pada kepentingan dan
keamanan anak. Anak dilihat sebagai pembelajar Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar
yang aktif dan memerlukan lingkungan belajar Negeri Kasihan, Bantul, Yogyakarta. Sekolah
yang sehat dan aman. 2) Partisipasi demokratis, Dasar Negeri Kasihan merupakan sekolah dasar
anak-anak dan dan orangtua berperan dalam negeri yang telah menerapkan program sekolah
mengambil keputusan mengenai bentuk dan ramah anak. Adapun pelaksanaan penelitian ini
substansi pendidikan yang akan dilakukan. 3) dilakukan pada semester genap tahun ajaran
Inklusivitas, artinya semua anak memiliki hak 2018/2019.
untuk mendapat akses pendidikan yang sama,
tanpa bergantung pada gender, kondisi fisik serta 2.2. Subjek dan Objek Penelitian
latar belakang siswa (Wright et al., 2009).
Diharapkan, melalui penerapan prinsip-prinsip
Subjek pada penelitian ini yaitu sepuluh orang
tersebut akan menjadi suatu langkah progresif
narasumber yang terdiri dari satu orang kepala
untuk meningkatkan kualitas sekolah.
Salah satu sekolah yang menerapkan sekolah Sekolah Dasar Negeri Kasihan, enam
program sekolah ramah anak adalah Sekolah orang guru Sekolah Dasar Negeri Kasihan, dua
Dasar Negeri Kasihan. Salah satu misi dari orang siswa Sekolah Dasar Negeri Kasihan dan
sekolah ini adalah melaksanakan pembelajaran satu orang wali siswa Sekolah Dasar Negeri
“Ramah Anak”. Sekolah ini juga menjadikan Kasihan. Pemilihan subjek didasarkan pada
program sekolah ramah anak sebagai program tujuan penelitian sehingga subjek dipilih secara
unggulan untuk peningkatan mutu pendidikan di purposive. Objek dalam penelitian ini yaitu
Sekolah Dasar Negeri Kasihan. Berdasarkan
hasil penelitian sebelumnya ditemukan bahwa strategi pengembangan mutu berbasis
peningkatan kualitas lingkungan belajar dapat keunggulan sekolah di Sekolah Dasar Negeri
meningkatkan kehadiran siswa di sekolah, Kasihan.
keaktifan dalam pembelajaran, mengurangi
19
PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran. 5 (1) April 2021

2.3. Teknik dan Instrumen Pengumpulan melakukan berbagai upaya untuk mengurangi
Data angka kekerasan yang terjadi dengan berbagai
Pengumpulan data pada penelitian ini macam upaya. Salah satunya adalah menghimbau
menggunakan teknik observasi, wawancara dan seluruh satuan pendidikan untuk menjadikan
dokumentasi. Hal ini bertujuan agar data yang sekolahnya ramah bagi siswa. Keramahan pada
diperoleh cukup representatif untuk sekolah pada sekolah bertujuan untuk beberapa
menggambarkan fenomena di lokasi penelitian. hal diantaranya 1. Melindungi hak anak. 2.
Instrumen pengumpulan data menggunakan Mencegah adanya kekerasan yang dilakukan baik
guideline wawancara, observasi, dan teman maupun guru serta karyawan. 3. Mencegah
dokumentasi yang disusun oleh peneliti. Sebelum anak sakit karena makanan yang ada di sekolah.
digunakan, guideline penelitian telah 4. Mencegah anak sakit karena sarana dan
dikonsultasikan kepada dosen ahli dan direvisi prasarana yang ada di sekolah. 5. Melindungi
sesuai dengan saran-saran yang diberikan. anak dari serangan NARKOBA dan rokok.6.
Menciptakan hubungan hangat anar warga
2.4. Keabsahan Data sekolah. 7. Memudahkan pemantauan anak di
Pengujian keabsahan data yang terkumpul sekolah.8 Menciptakan lingkungan yang bersih
dilakukan dengan triangulasi yaitu mencocokan dan hijau. 9. Mengembangkan minat bakat anak.
hasil wawancara antar subjek serta mencocokan 10. Menjadikan anak betah di lingkungan
hasi wawancara dengan dokumen pendukung sekolah. 11. Peserta didik terbiasa dengan
diantaranya perangkat pembelajaran, media pembiasaan baik (Dokumentasi, 4 Februari
pembelajaran, program kerja guru bimbingan dan 2019).
konseling, data kepegawaian, tata tertib di Tujuan di atas tentu tidak mudah dan
sekolah, serta hasil dokumentasi kegiatan. memerlukan waktu yang cukup lama serta kerja
sama dan komitmen berbagai pihak. Akan tetapi
2.5. Teknik Analisis Data jika hal ini ditangani dengan serius maka sekolah
akan mencetak generasi anti kekerasan. Seperti
Analisis data pada penelitian ini yang dikatakan KS berdasarkan wawancara
menggunakan analisis interactive model yang bahwa:
dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Miles Kami menyadari bahwa untuk mewujudkkan
dan Huberman (1994) membagi proses analisis tujuan Sekolah ramah anak membutuhkan
data kedalam beberapa tahap yaitu, pengumpulan waktu yang lama. Akan tetapi kami merasa
data (data collection), reduksi data (data bahwa sesulit dan selama apapun sebuah
reduction), penyajian data (data display), dan program jika ditekuni dan dijalani bersama
penarikan kesimpulan atau verifikasi pasti akan terwujud. Tekad itulah yang
(conclutions). membuat kami mantap menjalankan program
ramah anak. Komitmen bersama guru”
3 HASIL PENELITIAN Wawancara dengan KS, tanggal 4 Februari
2019).
Penyajian data penelitian ini didasarkan pada Dalam hal penyelenggaraan pendidikan harus
kepentingan untuk menjawab rumusan masalah dilaksanakan dengan dasar keramahan yang telah
penelitian yang telah diajukan. Data ditentukan. Selain itu guru diharapkan mampu
dikelompokkan berdasarkan kesesuaiannya menfasilitasi peserta didik dalam memenuhi hak-
dengan tujuan menjawab rumusan masalah dan haknya serta melindungi mereka dari bentuk-
masing-masing kategori tersebut dipilah menjadi bentuk kekerasan. Sebagai pendidik guru juga
tema-tema yang sesuai. perlu berperan aktif dalam memberi teladan
terhadap peserta didik. Teladan tersebut seperti
3.1. Latar Belakang Penerapan Program
menyapa dengan ramah, memberi hak yang sama
Sekolah Ramah Anak
kepada semua peserta didik, mengajak hidup
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sehat, dan memberikan contoh pembiasaan
sekolah dan guru di SD Kasihan Bantul positif. Seperti yang diungkapkan KS sebagai
terungkap bahwa latar belakang program Sekolah berikut:
Pembiasaan yang menerapkan ramah anak
Ramah Anak di SD Kasihan adalah melihat
senyum, salam, sapa yang dilakukan di
fenomena kekerasaan yang terjadi di sekolah sekolah setiap pagi para guru piket berjabat
melalui berbagai pemberitaan media membuat tanggan menanti peserta didik saat masuk
orang tua khawatir. Sehingga pemerintah
20
Eliana Krisna Wati, Suyatno, Widodo..Strategi Penerapan Program Sekolah Ramah Anak Di SD Negeri Kasihan
Bantul

sekolah” (Wawancara dengan KS, tanggal 4 pendidikan anak. Orang tua dan rumah adalah
Februari 2019). sekolah pertama yang dikenal oleh anak, karena
peran orang tua disini sangat penting. Melalui
Berdasarkan hasil observasi KS tanggal 30 orang tualah anak akan belajar mengenal nilai-
Januari 2019 bahwa SD Kasihan dalam program nilai dan norma sebelum anak memasuki jenjang
SRA penting membangun komitmen. Dalam pendidikan sekolah dasar. Orang tua harus
kerjasama dibutuhkan komitmen pada diri memiliki bekal mengenai berbagai macam
individu. Begitu pula dalam pelaksanaan informasi tentang pendidikan anak. Seperti yang
program di sebuah instansi atau perusahaan diungkapkan wali murid LDY sebagai berikut:
semua pihak yang terlibat harus mempunyai Dengan 5 karakter yaitu Religius, nasionalis,
komitmen maka tujuan dari program tersebut mandiri, gotong royong, integritas. Karena
susah untuk diwujudkan. Seperti yang selama anak saya sekolah di SD kasihan
diungkapkan guru mapel pada observasi tanggal karakter anak saya lebih baik dari
30 Januari 2019 bahwa: sebelumnya. Apalagi SD Kasihan
Menumbuhkan rasa memiliki sekolah pada menggunakan program sekolah unggulan
setiap pihak baik, sekolah, orang tua, atau ramah anak jadi disitu anak saya sudah
masyarakat. Menumbuhkan rasa semangat terbiasa berkarakter baik dan sopan.
bekerja pada masing-masing guru, (Wawancara LDY tanggal 4 Februari 2019).
memperbaiki manajemen hidup” (Obsevasi Orang tua harus memberikan teladan yang
dengan MNJ tanggal 30 januari 2019). baik bagi anak-anaknya, karena anak usia dini
adalah peniru. Anak akan belajardalam tahap
Dengan komitmen yang kuat dari tiga belah imitasi yaitu meniru apa yang dilihat dan
pihak maka program sekolah ramah anak akan didengar anak akan ditiru oleh anak. Jadi orang
terwujud dengan mudah. Kepala sekolah dan tua harus berhati-hati dalam perilaku maupun
Guru memahami betul bahwa peserta didik perkataan.
kurang perhatian dari keluarga. Sehingga SD SDN Kasihan memiliki visi untuk
Kasihan mengatasi permasalahan tersebut mewujudkan insan yang bertaqwa, cerdas dan
dengan menjadikan sekolah sebagai keluarga berkarakter dengan indikator 1) Mampu
peserta didik. Artinya dalam proses belajar guru mengamalkan ajaran agama sesuai yang
harus menyertakan kehangatan layaknya dianutnya, 2) Mampu meraih prestasi akademik
keluarga. Sehingga peserta didik merasakan yang optimal, dan 3) Mampu melaksanakan
kebahagiaan, perhatian kasih ayang orang tua di pembelajaran “Ramah Anak”. Untuk
sekolah di sekolah yang tidak ditemkan di rumah. mewujudkan visi tersebut SDN Kasihan
Maka dari itu Materi sosialisasi tentang ramah mempunyai program unggulan yaitu program
anak tersebut disampaikan kepada orang tua sekolah ramah anak, program ini juga di
peserta didik dalam sosialisasi seperti telah proyeksikan sebagai salah satu upaya
diungkapkan oleh Guru kelas atas IMF SD peningkatan mutu sekolah. implementasi
Kasihan yakni bahwa: program SRA didukung oleh beberapa
Mendidik peserta didik dengan pendidikan komponen yaitu:
dari kebudayaan sendiri. Pengajaran ramah
anak menghargai orang lain, kerja 3.1.1. Tekad dan komitmen para guru
sama/gotong royong, menjalankan Program sekolah ramah anak di Sekolah
ibadah/religius, upacara bendera/nasionalis,
Dasar Negeri Kasihan dilatarbelakangi oleh
akan menanamkan pendidikan karakter.
(Observasi dengan IMF, tanggal 1 Februari adanya himbauan pemerintah untuk menjadikan
2019). seluruh sekolah sebagai sekolah ramah anak.
Program tersebut tersebut dibarengi oleh adanya
Dalam menjadikan sekolah keluarga, tentu tekad dan komitmen dari para guru untuk
memerlukan kesabaran yang tinggi. Karena mewujudkan Sekolah Dasar Negeri Kasihan
banyak peserta didik yang ketika di dekati masih sebagai sekolah ramah anak, hal ini sebagaimana
mengamuk, marah-marah dan lain sebagainya. hasil wawancara dengan subjek berikut:
Selain itu butuh waktu yang lama untuk membuat “Kami menyadari bahwa untuk mewujudkkan
hati mereka percaya bahwa masih ada yang sekolah ramah anak membutuhkan waktu
peduli dan memperhatikan. yang lama. Akan tetapi kami merasa bahwa
sesulit dan selama apapun sebuah program
Pendidikan diawali dari keluarga. Keluarga jika ditekuni dan dijalani bersama pasti akan
adalah tempat pertama bagi pembentukan dan terwujud. Tekad itulah yang membuat kami

21
PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran. 5 (1) April 2021

mantap menjalankan program ramah anak. pelajaran selalu diberikan sosialisasi tentang
Komitmen bersama guru” (KS, Guru Sekolah ramah anak sesuai penguatan karakter
Dasar Negeri Kasihan). supaya kami para guru dapat selalu
menerapkan sekolah ramah anak tersebut
Tujuan diatas tentu tidak mudah dan terhadap peserta didik kami” (MNJ, Guru
memerlukan waktu yang cukup lama serta Sekolah Dasar Negeri Kasihan).
kerjasama sama dan komitmen berbagai pihak. Menyampaikan sosialisasi 1 bulan sekali di
Akan tetapi jika hal ini ditangani dengan serius kegiatan parenting gunanya untuk memberikan
maka sekolah akan mencetak generasi anti pengetahuan kepada orantgtua tentang sekolah
kekerasan. Dengan melaksanakan sekolah ramah ramah anak, memberi tahu peran orangtua dalam
anak. Untuk mewujudkan keramahan di sekolah penerapan program tersebut, agar memudahkan
baik guru, orang tua, dan masyarakat perlu untuk diajak bekerjasama. Untuk menyampaikan
mempelajari maksud dan tujuan dari Sekolah perkembangan sekolah berkeunggulan tentang
Ramah anak. Sehingga dalam pelaksanaanya ramah anak maka setiap 2 bulan sekali diadakan
semua memahami tugas dan kewajiban masing- sosialisasi ramah anak kepada staf guru karyawan
masing. dan orang tua siswa.
3.1.2. Adanya keinginan untuk
meningkatkan mutu pendidikan 3.2.2. Membina Soliditas Guru
Sekolah ramah anak menjadi program Pelaksanaan progam sekolah ramah anak
unggulan yang diharapkan dapat menjadi sarana memerlukan komitmen dan kerjasama dari
untuk peningkatan mutu pendidikan di Sekolah semua guru Sekolah Dasar Negeri Kasihan. Oleh
Dasar Negeri Kasihan, hal ini sebagaimana hasil karena itu, sekolah berupaya membangun
wawancara dengan subjek berikut: soliditas guru dengan mengadakan breefing
“Sekolah kami menetapkan kebijakan setiap pekan, hal ini sebagaimana hasil
penguatan karakter melalui penerapan wawancara berikut:
sekolah ramah anak untuk menjamin mutu “Keakraban yang dilakukan guru menjadi
pendidikan nasional dalam rangka realita yang dilaksanakan dipagi hari seperti
mencerdaskan kehidupan bangsa, membentuk breafing 15 menit setiap selesai upacara hari
karakter dan peradaban bangsa yang senin. Tujuanya agar semua informasi yang di
bermartabat” (KS, Guru Sekolah Dasar dapatkan guru dapat mengena kepeserta
Negeri Kasihan). didik. Dalam breafing 15 menit tersebut
ditekankan bahwa dalam pembelajaran
Dengan memasukan Pendidikan karakter jangan sampai ada kekerasan yang ada saling
disetiap pembelajaran meliputi Religius, mandiri, menghargai dengan ramah.” (KS, Guru
nasionalis, gotong royong, integritas. Pendidikan Sekolah Dasar Negeri Kasihan).
karakter dapat mendorong peserta didik untuk
beradaptasi di setiap lingkungan. Pembinaan guru bertujuan agar guru
memahami pentingnya sekolah ramah anak dan
3.2. Implementasi Program Sekolah Ramah dapat mengimplementasikannya dengan baik.
Anak di Sekolah Dasar Negeri Kasihan Memberikan pemahaman kepada guru agar
selalu memasukkan konsep karakter ramah anak
Implementasi program sekolah ramah anak
dalam pembelajaran dengan menyampaikan
melalui berbagai tahapan pelaksanaan, yaitu
pentingnya konsep karakter ramah anak bagi
sosialisasi, membina soliditas guru, pembiasaan,
perkembangan kepribadian. Menyampaikan ke
Memasukan nilai-nilai sekolah ramah anak
Guru bahwa pembelajaran kunci utama
dalam proses pembelajaran
perkembangan komptensi siswa secara
3.2.1. Sosialisasi maksimal.
Sosialisasi merupakan tahapan untuk
3.2.3. Pembiasaan
menginformasikan program yang akan
Program sekolah ramah anak diwujudkan
dilakukan. Program sekolah ramah anak di
melalui berbagai program pembiasaan
Sekolah Dasar Negeri Kasihan diawali dengan
(habituasi). Pembiasaan ini dilakukan sejak siswa
sosialisasi terutama bagi guru, staf dan orangtua
mulai memasuki sekolah di pagi hari, hal ini
siswa, hal ini sebagaimana cuplikan wawancara
sebagaimana hasil wawancara berikut:
berikut: “Pembiasaan penerapan program ramah
“Kami sebagai guru di Sekolah Dasar anak dimulai dari senyum, salam, sapa yang
Kasihan Bantul ini setiap tahun awal dilakukan di sekolah setiap pagi para guru
22
Eliana Krisna Wati, Suyatno, Widodo..Strategi Penerapan Program Sekolah Ramah Anak Di SD Negeri Kasihan
Bantul

piket berjabat tanggan menanti peserta didik pendidikan karakter bagi anak. Hal ini
saat masuk sekolah” (KS, guru Sekolah Dasar sebagaimana hasil wawancara berikut:
Negeri Kasihan). “Untuk memberikan pelayanan yang terbaik
Pengajaran ramah anak dilakukan dengan kepada peserta didik kami di lingkungan
menghargai orang lain, kerja sama/gotong Sekolah Dasar Negeri Kasihan yang
royong, menjalankan ibadah/religius, upacara bernafaskan sekolah ramah anak maka kami
bendera/ nasionalis, serta menanamkan selalu menggunakan program ramah anak
pendidikan karakter. dalam pendidikan, sehingga sebagai ciri khas
“Penanam karakter dibiasakan di SD kasihan pendidikan di lingkungan Sekolah Dasar
dengan ramah dan kasih sayang… Setiap pagi Negeri Kasihan Bantul adalah dengan
dimulai dengan tepuk PPK, menyanyikan program ramah anak” (MNJ, guru Sekolah
lagu wajib, berdoa sebelum pelajaran” (NSK, Dasar Negeri Kasihan).
Guru Sekolah Dasar Negeri Kasihan).
Mengajar dengan sabar dan ramah, tidak ada Guru menciptakan proses pembelajaran yang
hukuman untuk peserta didik yang melanggar menarik dan kontekstual yaitu disesuaikan
peraturan, adanya pengarahan yang mendidik. dengan karakteristik dan perkembangan jaman,
Setiap pagi melaksanakan apel pagi, tujuannya guru memberikan keteladanan dalam kehadiran,
untuk menerapkan karakter. Salah satu upaya berpakaian, berpenampilan yang menarik,
pembiasaan baik dalam kegiatan di sekolah kedisiplinan, kesopanan dan tutur kata yang baik.
adalah dengan memberkan pengaharan dan Guru juga memberikan materi pembelajaran
memberikan contoh atau teladan yang baik. Hal yang terintegrasi dengan budaya Jawa karena
ini sebagaimana hasil wawancara berikut: apabila di kaji mendalam budaya Jawa sarat akan
“Menjadi contoh teladan dalam perilaku nilai-nilai budi pekerti dan disesuaikan dengan
sehari-hari. Dicontohkan missal tutur kata perkembangan zaman.
pada peserta didik sopan santun. “Dengan program ramah anak yang
Keteladanan diri dan warga sekolah tujuannya untuk melindungi hak anak,
menghargai agama lain, kerjasama/gotong mencegah adanya kekerasan,
royong, menjalankan ibadah/religius. Tertib mengembangkan minat bakat anak,
dalam berprilaku dan tindakan, tertib dalam menjadikan peserta didik dalam pembiasaan.
administrasi” (KS, guru Sekolah Dasar Memerlukan waktu yang cukup lama maka
Negeri Kasihan). dari itu di setiap pembelajaran selalu
Guru mengarahkan siswa dalam pembiasaan memasukan konsep ramah anak. (MNJ, guru
bertutur kata, tingkah laku yang mengarah pada Sekolah Dasar Negeri Kasihan).
karakter yang baik, guru melatih membiasakan Memberikan pembelajaran yang menarik
untuk disiplin supaya kedisiplinan itu sendiri dengan model dan metode yang menyesuaikan
timbul dari diri siswa sendiri. Jika anak kondisi siswa. Sehingga siswa mengikuti
melakukan kesalahan langsung diberikan pembelajaran dengan senang. Proses
teguran, dibetulkan, diperingatkan dan arahan pembelajaran di Sekolah Dasar Negeri Kasihan
secara sepontan dengan memperhatikan tindakan memasukan nilai-nilai ramah anak dengan
yang membimbing dan mendidik. melakukan berbagai kegiatan sebelum dan
“Guru memberikan keteladanan dalam sesudah pembelajaran. Hal ini sebagaimana
kehadiran, berpakaian, berpenampilan yang kutipan wawancara berikut:
menarik, kedisiplinan, kesopanan dan tutur “Pembelajaran diawali Tepuk PPK
kata yang baik” (IMF, guru Sekolah Dasar (Religius, mandiri, nasionalis, gotong royong,
Negeri Kasihan). integritas), lalu berdoa sebelum dan sesudah
Guru selalu mendidik dengan memberikan pelajaran. Anak-anak diajarkan religius,
teladan langsung dalam kegiatan setiap hari, mandiri, nasionalis, gotong, royong,
saling menghargai, disiplin saat berada di dalam integritas di lingkungan sekolah dan di dalam
pembelajaran” (IVJ, guru Sekolah Dasar
maupun diluar sekolah dengan menerapkan Negeri Kasihan).
metode ramah anak. Guru ramah dengan senyum, Religius, nasionalis, mandiri, gotong royong,
salam, sapa, sopan santun guru mencontohkan intergritas dalam proses pembelajaran religius
perilaku yang baik. berdoa sebelum dan sesudah proses
pembelajaran. Nasional menyanyikan lagu
3.2.4. Memasukan nilai-nilai sekolah ramah
Indonesia Raya sebelum proses pembelajaran
anak dalam proses pembelajaran
dan lagu wajib nasional sesudah pembelajaran,
Nilai-nilai sekolah ramah anak dimasukan
mandiri mengerjakan tugas secara mandiri tanpa
dalam pembelajaran terutama pada bagian
23
PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran. 5 (1) April 2021

bantuan teman, gotong royong dapat bekerja menyalurkan aspirasi atas keputusan sekolah
sama dalam kelompok, integritas bersikap jujur yang memberatkan orang tua misal masalah
dalam segala hal misalnya memngerjakan penarikan dana untuk sekolah” (IMF, guru
penilaian harian dengan jujur tanpa menyontek”. Sekolah Dasar Negeri Kasihan).
Tujuan dari kerja sama tersebut adalah untuk
3.2.5. Membangun kerjasama dengan memajukan kualitas belajar dan pertumbuhan
berbagai pihak anak. Selain itu juga mengkokohkan tujuan dan
memajukan kualiatas penghidupan masyarakat.
Sekolah ramah anak dapat diwujudkan Dalam pemberian edukasi Tri Pusat Pendidikan
apabila ada perasaan saling memiliki sehingga sekolah harus melalui beberapa prinsip
semua pihak bersedia untuk berkontribusi dan diantaranya keterpaduan, terus menerus, daan
mendukung program sekolah ramah anak. Hal ini menyeluruh.
sebagaimana hasil wawancara berikut:
“Tujuan dari Sekolah Dasar Negeri Kasihan 3.3. Dampak Program Sekolah Ramah Anak
terhadap Perkembangan Belajar Siswa
yaitu dengan melaksanakan Sekolah ramah
anak. Untuk mewujudkan keramahan di Program sekolah ramah anak terbukti dapat
sekolah baik guru, orang tua, dan masyarakat meningkatkan kualitas peserta didik. Hal tersebut
perlu mempelajari maksud dan tujuan dari akan mendukung pada peningkatan mutu
sekolah ramah anak. Sehingga dalam pendidikan di Sekolah Dasar Negeri Kasihan
pelaksanaannya semua memahami tugas dan secara umum. Efektifitas program sekolah ramah
kewajiban masing-masing agar tidak terjadi anak di Sekolah Dasar Negeri Kasihan terlihat
kesalah pahaman” (KS, guru Sekolah Dasar dari:
Negeri Kasihan).
Program sekolah ramah anak memerlukan 3.3.1. Terbentuknya karakter anak
dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Penerapan program sekolah ramah anak dapat
sekolah berupaya untuk bekerjasama terutama memberikan kemajuan berupa terciptanya
dengan orangtua. Hal ini sebagaimana hasil karakter anak yang baik dan sopan. Hal ini
wawancara berikut: sebagaimana kutipan wawancara berikut:
“Kerja sama antara guru dan wali murid “Selama anak saya sekolah di Sekolah Dasar
sangat penting untuk penguatan karakter di Negeri Kasihan karakter anak saya lebih baik
sekolah maupun di rumah. Dengan adanya dari sebelumnya. Apalagi Sekolah Dasar
kerja sama saya sebagai wali murid bisa Negeri Kasihan menggunakan program
memantau anak saya seiap hari dengan sekolah unggulan ramah anak jadi disitu anak
komunikasi guru SD Kasihan yang ramah.” saya sudah terbiasa berkarakter baik dan
(LDY, orangtua siswa Sekolah Dasar Negeri sopan” (LDY, orangtua siswa Sekolah Dasar
Kasihan). Negeri Kasihan).
Salah satu upaya agar orangtua memahami Dengan menanamkan karakter dari usia dini,
pentingnya sekolah ramah anak adalah dengan pesrta didik SD kasihan sudah mulai mempunyai
mengadakan kegiatan parenting. Hal ini kesadaran diri untuk melakukan segala sesuatu
sebagaimana kutipan wawancara berikut: dengan baik. Program sekolah ramah anak efektif
“Saya selalu mengikuti kegiatan parenting untuk meningkatkan kecakapan hidup anak. Hal
yang diadakan di sekolah, didalam parenting ini sebagaimana kutipan wawancara berikut:
selain saya tambah pengetahuan di situ juga “Dengan program sekolah Ramah Anak
disampaikan tentang perkembangan siswa, kecakapan hidup peserta didik sudah mulai
selalu ada evaluasi dan perbaikan.” (LDY, terlihat dari berbagai bidang seperti sudah
orangtua siswa Sekolah Dasar Negeri mandiri, mempunyai kesadaran diri,
Kasihan). memanfaatkan teknologi, mengumpulkan
Orangtua sebagai pihak yang secara langsung tugas dengan tepat waktu, bekerjasama
berhubungan dengan perkembangan anak dengan orang lain” (KS, guru Sekolah Dasar
disediakan wadah aspirasi dan komunikasi Negeri Kasihan).
melalui sebuah paguyuban orangtua siswa. Hal
ini sebagaimana hasil wawancara berikut: Kenyamanan yang dirasakan siswa ketika
“Orang tua dan masyarakat mendukung berada di sekolah membuat proses belajar dan
program sekolah, Menjalin persaudaraan bersosialisasi siswa di sekolah dapat berjalan
antar orang tua satu dengan yang lain dengan baik. Hal ini sebagaimana hasil
sehingga terbentuk persatuan yang kuat wawancara berikut:
dalam berperan aktif memajukan sekolah. “Kegiatan rutin yang dilaksanakan peserta
Dalam hal ini paguyuban juga dapat didik sesuai jadwal membaca dan meminjam
24
Eliana Krisna Wati, Suyatno, Widodo..Strategi Penerapan Program Sekolah Ramah Anak Di SD Negeri Kasihan
Bantul

buku di perpustakaan dengan penuh dikuatkan dengan adanya tekada para guru dan
tanggungjawab” (WNP, guru Sekolah Dasar adanya keinginan untuk meningkatkan mutu
Negeri Kasihan). pendidikan. Kedua, strategi penerapan SRA di
Kegiatan rutin meliputi piket kelas peserta SDN Kasihan bantul dilaksanakan dengan
didik melaksanakan dengan bekerja sama. Dan tahapan sosialisasi, membina soliditas guru,
selalu melaksanakan kegiatan jumat bersih pembiasaan, memasukkan nilai-nilai sekolah
membersihkan lingkungan sekolah bersama- ramah anak dalam proses pembelajaran, dan
sama. membangun kerjasama dengan berbagai pihak.
Ketiga, program SRA telah berdampak terhadap
3.3.2. Siswa merasa senang dengan proses
meningkatnya karakter siswa, siswa merasa
pembelajaran di sekolah senang dengan proses pembelajaran di sekolah,
Pembelajaran ramah anak yang diterapkan dan meningkatkan peran aktif dari orangtua
membuat anak senang berada di sekolah. Hal ini untuk ikut menerapkan pendidikan ramah anak.
sebagaimana kutipan wawancara berikut:
Temuan penelitian pertama mendukung
“Saya merasa senang sekolah disini karena
apabila saya salah tidak dimarahi akan tetapi temuan-temuan sebelumnya yang menyebutkan
saya dibimbing dan diarahkan supaya tidak bahwa komitmen guru adalah salah satu hal yang
melakukan kesalahan lagi.” (RAP, siswa penting untuk menentukan keberjalanan proses
Sekolah Dasar Negeri Kasihan). pembelajaran (Sharma, 2015). Komitmen terlihat
Sekolah memberikan fasilitas yang dari adanya ikatan antara seseorang dengan objek
dibutuhkan peserta didik, fasilitas tempat yang yang menjadi tujuan komitmennya, pada guru
sangat nyaman dan bersih sehingga peserta didik komitmen mancakup komitmen terhadap profesi
belajar dengan nyaman. Guru mengajar dengan dan komitmen terhadap organisasi (Collie et al.,
ramah dan sabar sehingga peserta didik 2011). Guru yang memililiki komitmen yang
mengikuti pelajaran dengan senang. tinggi dapat mengajar dengan lebih efektif
(Sharma, 2015), work engagement yang tinggi
3.3.3. Adanya peran aktif dari orangtua (Cao et al., 2019), tingginya knowledge sharing
untuk ikut menerapkan pendidikan dan performance (Eliyana et al., 2019; Imamoglu
ramah anak et al., 2019), memiliki organizational citizenship
Kerjasama yang dijalin baik dengan orangtua behavior yang tinggi (Aguiar-Quintana et al.,
membentuk sinergisitas pendidikan di sekolah 2020) dan dapat menurunkan tingkat turnover
dan di rumah. Hal ini sebagaimana kutipan (Scales & Quincy Brown, 2020; Zhou et al.,
wawancara berikut: 2020). Komitmen guru yang tinggi membuat
“Yang saya terapkan sama dengan bapak/ibu mereka memiliki ikatan yang kuat dengan siswa.
contohkan di sekolah. Bersikap baik dalam Hal terebut membuat guru berusaha untuk dapat
tutur kata, jujur, ramah. Karena saya setiap mengajar dengan lebih efektif, bersedia terlibat
hari melihat bapak/ibu guru memberi teladan
dengan berbagai program yang dapat menunjang
jadi saya mempunyai pembiasaan yang saya
terapkan” (MN, orangtua siswa Sekolah pembelajaran serta menunjukkan performa kerja
Dasar Negeri Kasihan). yang baik. Guru yang berkomitmen juga bersedia
Orangtua bersedia untuk ikut mensukseskan untuk melakukan kerjasama dengan guru lainnya
program sekolah ramaha anak dengan ikut melalui kesediaan untuk sharing pengetahuan
menerapkan berbagai sikap dan keteladanan yang antar guru, bersedia bekerja diluar jobdesknya
diajarkan oleh guru di sekolah di rumah masing- serta memiliki loyalitas yang tinggi terhadap
masing. pekerjaannya. Selain itu, adanya keinginan untuk
meningkatkan mutu pendidikan juga turut
4 PEMBAHASAN mendukung kesuksesan program SRA.
Peningkatan kualitas pendidikan menjadi isu
Berdasarkan analisis data yang dilakukan, penting dalam upaya pengembangan pendidikan,
terdapat temuan penting dalam penelitian ini sehingga diperlukan perencanaan program-
yaitu: pertama, penerapan program SRA di SDN program untuk mewujudkan pengembangan
Kasihan dilatar belakangi oleh adanya kesadaran pendidikan tersebut (Zhang et al., 2018). Salah
akan pentingnya program pendidikan yang ramah satu upaya peningtakan mutu pendidikan adalah
anak mengingat para siswa memiliki latar melalui program sekolah ramah anak. Program
belakang mengalami kekerasan baik fisik sekolah ramah anak merupakan suatu upaya
maupun non-fisik. Latar belakang tersebut peningkatan kualitas pendidikan dengan

25
PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran. 5 (1) April 2021

memperhatikan pengembangan bakat dan berulang (Hall & Rodríguez, 2017). Dalam
kepribadian anak (Kegode & Kadenyi, 2016) penerapan program sekolah ramah anak, proses
Sekolah Dasar Negeri Kasihan menjadikan pembiasaan dilakukan dengan pemberian contoh
program sekolah ramah anak sebagai salah satu perilaku sopan santun yaitu senyum, salam dan
upaya peningkatan kualitas pendidikan di sapa. Selain itu, pembiasaan juga dengan berupa
sekolah tersebut. Sekolah ramah anak dianggap pemberian contoh, terutama dalam hal cara
sebagai program yang dapat mewujudkan siswa berkomunikasi, berpenampilan serta berperilaku.
yang berkarakter dan bermartabat. Keempat, memasukan nilai-nilai sekolah ramah
Kedua, implementasi Program Sekolah anak dalam proses pembelajaran. Pembelajaran
Ramah Anak di Sekolah Dasar Negeri Kasihan di Sekolah Dasar Negeri Kasihan menerapkan
diawali oleh kegiatan sosialisasi. Sosialisasi berbagai metode seperti inquiri learning, project
menjadi tahap awal dalam penerapan program based learning, problem based learning, serta
sekolah ramah anak. Sosialisasi adalah proses contextual learning. Pembelajaran dengan
memberikan pengetahuan baru agar setiap orang metode yang berfariasi membuat anak lebih
dalam organisasi mengetahui peran dan tugasnya mudah untuk menerima materi yang diajarkan.
(Kowtha, 2018). Sosialisasi yang baik membuat Misalnya pada metode inquiry learning siswa
guru mengetahui perannya dengan jelas, dapat dapat secara aktif terlibat dan mendapatkan
melakukan integrasi pekerjaan serta dapat pengalaman baru dengan melakukan kegiatan
mengurangi konflik karena ketidakjelasan peran yang memingkinkan siswa menemukan konsep
(Bauer et al., 2007). Hasil penelitian (Ang et al., dan prinsip secara mandiri (Slavin, 1994).
2015) menunjukkan bahwa sosialisasi tidak Kemudian contextual learning dapat melatih
hanya memudahkan karyawan mengetahui peran berpikir kritis dan problem solving dengan
sosialnya, tetapi juga dapat membantu karyawan menghubungkan materi pembelajaran dengan
melakukan penyesuaian diri dengan tugas-tugas konteks keterampilan yang dapat digunakan
mereka. Sosialiasi yang dilakukan di Sekolah siswa dalam kehidupannya (Surya et al., 2017).
Dasar Negeri Kasihan membuat guru, staf dan Penggunaan berbagai metode tersebut di
orangtua dapat memahami peranannya dalam sesuaikan dengan materi yang di ajarkan. Namun,
penerapan sekolah ramah anak. Kegiatan selain memperhatikan kesesuaian metode
sosialiasasi yang dilakukan secara berkala pembelajaran guru juga berupaya untuk
membuat guru dan orangtua lebih mudah memasukan aspek-aspek pembelajaran ramah
memahami tugasnya. Kedua, Membina soliditas anak pada setiap proses pembelajaran.
guru. Pelaksanaan progam sekolah ramah anak Ketiga, implementasi program SRA telah
memerlukan solidaritas guru yang digambarkan berdampak pada pengembangan karakter anak,
melalui komitmen dan kerjasama dari semua siswa merasa senang dengan proses
guru. Solidaritas mengacu pada suatu situasi saat pembelajaran di sekolah, dan meningkatkan
kesejahteraan seseorang atau kelompok berkaitan partisipasi aktif orang tua di sekolah. Penerapan
dengan kesejahteran yang lain (Koster & de Beer, program sekolah ramah anak dapat memberikan
2009). Solidaritas yang baik membuat karyawan kemajuan berupa terciptanya karakter anak yang
berupaya mentaati aturan dan menurunkan baik dan sopan, serta memiliki kemampuan
penyimpangan (Itzkovich & Heilbrunn, 2016), bersosialisasi dan kecakapan hidup yang baik.
sehingga guru akan bekerja sesuai tugasnya dan Penelitian ini relevan dengan penelitian
hal ini dapat meningkatkan prestasi siswa sebelumnya yang menyebutkan bahwa
(Hargreaves & O’Connor, 2018), (Schleifer & pendidikan ramah anak efektif untuk
Rinehart, 2020). Guru yang memiliki soliditas meningkatakan kreativitas siswa (Lian et al.,
tinggi akan memahami bahwa setiap tugas yang 2018). Sekolah ramah anak juga dapat menjadi
dilakukan akan mempengaruhi kinerja dari alternatif metode untuk mengasah keterampilan,
sekolah secara keseluruhan, oleh karena itu guru kemandirian, kreativitas serta pengembangan
akan merasa bertanggungjawab untuk dapat kemampuan kecakapan hidup (Kegode &
bekerja secara maksimal. Ketiga, pembiasaan. Kadenyi, 2016). Siswa merasa senang dengan
Pembiasaan adalah penurunan respons perilaku proses pembelajaran di sekolah. Pembelajaran
yang dihasilkan dari stimulasi berulang, proses ramah anak yang diterapkan membuat anak
ini dapat menimbulkan berbagai respons senang berada di sekolah. Temuan ini relevan
sederhana sesuai dengan apa yang di programkan dengan hasil penelitian sebelumnya yang
(Rankin et al., 2009). Pembiasaan dilakukan meyatakan bahwa siswa yang mendapat
dengan pemberian stimulus tertentu secara pengalaman perlakuan baik di sekolah akan lebih

26
Eliana Krisna Wati, Suyatno, Widodo..Strategi Penerapan Program Sekolah Ramah Anak Di SD Negeri Kasihan
Bantul

bahagia (Stiglbauer et al., 2013). Sekolah ramah justice, commitment, and organizational
anak membuat siswa merasa nyaman dan senang citizenship behaviour in a high
ebrada di sekolah hal ini berimplikasi pada unemployment context. Tourism
peningkatan keberhasilan akademik serta Management Perspectives, 35(December
kemampuan bersosialisasi siswa (Afnibar, 2017). 2018).
Adanya peran aktif dari orangtua untuk ikut https://doi.org/10.1016/j.tmp.2020.100676
menerapkan pendidikan ramah anak. Penerapan Ang, M. C. H., Ramayah, T., & Amin, H. (2015).
program sekolah ramah anak berhasil membuat Equality , Diversity and Inclusion : An
orangtua lebih bersedia untuk terlibat dalam International Journal Article information :
pendidikan anak. Kerjasama ini menciptakan An International Journal, Vol. 34(Iss 3),
sinergisitas pendidikan di sekolah dan di rumah 186–200. https://doi.org/10.1108/GM-12-
sehingga anak-anak akan lebih cepat dalam 2013-0140
memahami dan mernerapkan pengetahuan dan Bauer, T. N., Bodner, T., Erdogan, B., Truxillo,
sikap yang dipelajar. D. M., & Tucker, J. S. (2007). Newcomer
adjustment during organizational
5 KESIMPULAN socialization: A meta-analytic review of
antecedents, outcomes, and methods.
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Journal of Applied Psychology, 92(3), 707–
latarbelakang penerapan strategi program 721. https://doi.org/10.1037/0021-
sekolah ramah anak di Sekolah Dasar Negeri 9010.92.3.707
Kasihan adalah adanya Tekad dan komitmen para
Cao, Y., Liu, J., Liu, K., Yang, M., & Liu, Y.
guru serta adanya keinginan untuk meningkatkan
(2019). The mediating role of
mutu pendidikan. Kemudian, implementasi organizational commitment between calling
program sekolah ramah anak di Sekolah Dasar and work engagement of nurses: A cross-
Negeri Kasihan dilakukan dengan adanya sectional study. International Journal of
sosialisasi, pembinaan soliditas guru, Nursing Sciences, 6(3), 309–314.
pembiasaan, serta memasukan nilai-nilai sekolah https://doi.org/10.1016/j.ijnss.2019.05.004
ramah anak dalam proses pembelajaran. Adapun
dampak program sekolah ramah anak di Sekolah Collie, R. J., Shapka, J. D., & Perry, N. E. (2011).
Dasar Negeri Kasihan terlihat dari terbentuknya Predicting teacher commitment: The impact
of school climate and social-emotional
karakter anak, siswa merasa senang dengan
learning. Psychology in the Schools, 48(10),
proses pembelajaran di sekolah, dan adanya 1034–1048.
peran aktif dari orangtua untuk ikut menerapkan
pendidikan ramah anak. Temuan penelitian ini Cornell, D., Gregory, A., Huang, F., & Fan, X.
merekomendasikan tentang dukungan berbagai (2013). Perceived prevalence of teasing and
pihak dalam kesuksesan implementasi program bullying predicts high school dropout rates.
sekolah ramah anak dalam konteks sekolah dasar. Journal of Educational Psychology, 105(1),
138–149. https://doi.org/10.1037/a0030416
6 UCAPAN TERIMA KASIH Das, S. N. (2014). Do “child-friendly” practices
affect learning? Evidence from Rural India.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada Department of Quantitative Social Science,
Prodi S2 Manajemen Pendidikan Universitas Institute of Education, University of
Ahmad Dahlan yang telah membantu London.
terselesaikannya penelitian ini.
Eliyana, A., Ma’arif, S., & Muzakki. (2019). Job
satisfaction and organizational commitment
7 DAFTAR PUSTAKA
effect in the transformational leadership
towards employee performance. European
Afnibar, A. (2017). Child-Friendly School in
Research on Management and Business
Regional Perspective and the Role of Economics, 25(3), 144–150.
Counseling Services. JBKI (Jurnal https://doi.org/10.1016/j.iedeen.2019.05.00
Bimbingan Konseling Indonesia), 2(2), 26. 1
https://doi.org/10.26737/jbki.v2i2.252
Godfrey, E. B., Osher, D., Williams, L. D., Wolf,
Aguiar-Quintana, T., Araujo-Cabrera, Y., & S., Berg, J. K., Torrente, C., Spier, E., &
Park, S. (2020). The sequential
Aber, J. L. (2012). Cross-national
relationships of hotel employees’ perceived
27
PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran. 5 (1) April 2021

measurement of school learning https://doi.org/10.1111/ijtd.12120


environments: Creating indicators for
Lian, B., Kristiawan, M., & Fitriya, R. (2018).
evaluating UNICEF’s Child Friendly
Giving creativity room to students through
Schools Initiative. Children and Youth
the friendly school’s program. International
Services Review, 34(3), 546–557.
Journal of Scientific and Technology
https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2011.1
Research, 7(7), 1–7.
0.015
https://doi.org/10.31219/osf.io/zebpd
Hall, G., & Rodríguez, G. (2017). Habituation
Marcone, R., Caputo, A., & della Monica, C.
and conditioning: Salience change in
(2015). Friendship competence in
associative learning. Journal of
kindergarten and primary school children.
Experimental Psychology: Animal
European Journal of Developmental
Learning and Cognition, 43(1), 48.
Psychology, 12(4), 412–428.
Hammig, B., & Jozkowski, K. (2013). Academic https://doi.org/10.1080/17405629.2015.10
Achievement, Violent Victimization, and 31215
Bullying Among U.S. High School
Miles, M. B., Huberman, M. (1994). Qualitative
Students. Journal of Interpersonal
Data Analysis: An Expended Sourcebook.
Violence, 28(7), 1424–1436.
Sage.
https://doi.org/10.1177/088626051246824
7 Rankin, C. H., Abrams, T., Barry, R. J.,
Bhatnagar, S., Clayton, D. F., Colombo, J.,
Hargreaves, A., & O’Connor, M. T. (2018).
Coppola, G., Geyer, M. A., Glanzman, D.
Solidarity with solidity: The case for
L., Marsland, S., McSweeney, F. K.,
collaborative professionalism. Phi Delta
Wilson, D. A., Wu, C. F., & Thompson, R.
Kappan, 100(1), 20–24.
F. (2009). Habituation revisited: An
https://doi.org/10.1177/003172171879711
updated and revised description of the
6
behavioral characteristics of habituation.
Imamoglu, S. Z., Ince, H., Turkcan, H., & Neurobiology of Learning and Memory,
Atakay, B. (2019). The Effect of 92(2), 135–138.
Organizational Justice and Organizational https://doi.org/10.1016/j.nlm.2008.09.012
Commitment on Knowledge Sharing and
Raskauskas, J. L., Gregory, J., Harvey, S. T.,
Firm Performance. Procedia Computer
Rifshana, F., & Evans, I. M. (2010).
Science, 158, 899–906.
Bullying among primary school children in
https://doi.org/10.1016/j.procs.2019.09.129
New Zealand: Relationships with prosocial
Itzkovich, Y., & Heilbrunn, S. (2016). The Role behaviour and classroom climate.
of Co-Workers’ Solidarity as an Antecedent Educational Research, 52(1), 1–13.
of Incivility and Deviant Behavior in https://doi.org/10.1080/001318810035880
Organizations. Deviant Behavior, 37(8), 97
861–876.
Scales, A. N., & Quincy Brown, H. (2020). The
https://doi.org/10.1080/01639625.2016.11
effects of organizational commitment and
52865
harmonious passion on voluntary turnover
Kegode, G., & Kadenyi, A. M. (2016). Kenya’s among social workers: A mixed methods
concept of child friendly school seen in study. Children and Youth Services Review,
light of julius nyerere’s philosophy of 110(January), 104782.
education. International Journal of https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2020.1
Innovative Research and Development, 04782
5(9), 378–385.
Schleifer, D., & Rinehart, C. (2020). Teacher
Koster, F., & de Beer, P. (2009). Sticking collaboration in perspective. A guide to
together or falling apart?: Solidarity in an research. Hungarian Educational Research
era of individualization and globalization. Journal, 10(1), 95–96.
Amsterdam University Press. https://doi.org/10.1556/063.2020.00008
Kowtha, N. R. (2018). Organizational Schneider, S. K., O’donnell, L., Stueve, A., &
socialization of newcomers: the role of Coulter, R. W. S. (2012). Cyberbullying,
professional socialization. International school bullying, and psychological distress:
Journal of Training and Development, A regional census of high school students.
22(2), 87–106. American Journal of Public Health, 102(1),

28
Eliana Krisna Wati, Suyatno, Widodo..Strategi Penerapan Program Sekolah Ramah Anak Di SD Negeri Kasihan
Bantul

171–177.
https://doi.org/10.2105/AJPH.2011.300308
Sharma, M. (2015). Impact of Teacher
Commitment on Teacher Freezing.
International Journal of Research in
Economics and Social Sciences, 5(5), 8–16.
https://www.academia.edu/12788220/Impa
ct_of_Teacher_Commitment_on_Teacher_
Freezing
Slavin, R. E. (1994). Student teams-achievement
divisions. In S. Sharan (Ed.), Handbook of
cooperative learning methods. Westport:
Greenwood press.
Stiglbauer, B., Gnambs, T., Gamsjäger, M., &
Batinic, B. (2013). The upward spiral of
adolescents’ positive school experiences
and happiness: Investigating reciprocal
effects over time. Journal of School
Psychology, 51(2), 231-242.
Surya, E., Putri, F. A., & Mukhtar. (2017).
Improving mathematical problem-solving
ability and self-confidence of high school
students through contextual learning model.
Journal on Mathematics Education, 8(1),
85–94.
https://doi.org/10.22342/jme.8.1.3324.85-
94
Wright, C. A., Mannathoko, C., & Pasic, M.
(2009). Child friendly schools manual.
UNICE.
Zhang, L.-N., Pan, X.-D., & Bai, D.-Q. (2018).
Government Planning to Improve Quality
of Chinars Basic Education. 205(Iccese),
201–205. https://doi.org/10.2991/icmesd-
18.2018.82
Zhou, S., Li, X., & Gao, B. (2020).
Family/friends support, work-family
conflict, organizational commitment, and
turnover intention in young preschool
teachers in China: A serial mediation
model. Children and Youth Services
Review, 113(January), 104997.
https://doi.org/10.1016/j.childyouth.2020.1
04997

29

Anda mungkin juga menyukai