Anda di halaman 1dari 2

Kromium merupakan logam pasif berwarna putih perak dan lembej jika dalam keadaan murninya.

Untuk
memperoleh kromium murni dapat dilakukan proses ekstraksi.

A. Pemurnian kromium dari bijih kromit (skala pabrik)

Aplikasi pembuatan stenless steel dari bijih krom

1. Bijih krom yang berupa FeCr2O4 dutambang dari alam yang kemudian dibawa ke dalam mesin
penghacur untuk dibancyrkan mejadi bentuk kokas konsentrasi halus serta bahan lainnya berbentuk
pellet. Kemudian dicampur sampai homogen dan bahan baku lainnya dilelehkan pada suhu 1.900°C
untuk menghasilkan ferrochrime cair, saat berada pada suhu yang tepat kemudian dituangkan ke ladle
yaitu bagian permukaan pada zat cair yang mengapung (slag). Setelah itu dibiarkan mendingin kemudian
dihancurkan kembali.

2. Ferrochrome cair kemudian dibawa ke tempat peleburan baja serta siap digunakan untuk mebuat
stainless steel. Untuk mendaur ulang steel (nikel, besi, carbon, dan mangan) dilebur pada tungku busur
listrik dengan bahan lainnya pada suhu 1.600°C

3. Steel yang meleleh dicampur dengan ferrochrome cair yang dibuat untuk menghasilkan stainless steel
yang dibutuhkan oleh pembeli. Setelah itu molten steel dibuat, kemudian dipindahkan ke mesin serta
dipotong menjadi lembaran baja tahan karat sekitar 14 meter dan beratnya mencapai 26 ton. Setiap
lempengan ditandai dengan nomor kode sendiri untuk mengidentifikasi pesanan pembeli. Lempengan
dipindahkan ke rolling mill (tempat penggilingan baja) kemudian dipanaskan sampai suhunya menjadi
1.200°C untuk mengurangi ketebalan namun dengan lebar yang sama dibutuhkann waktu lebih lama
hingga menjadi lempengan panjang stainless steel. Kepingan stainless steel yang cukup tipis kemudian
digulung dan didinginkan. Gulungan stainless steel yang berasal dari hot rolling (penggilingan baja)
kemudian melqlui proses annealing dan pickling line, serta mengubah permukaan dari hitam kusam
menjadi abu-abu keperakan.

- Annealing : stainless stell dipanaskan untuk meningkatkan kemampuan bentuknya serta didinginkan
secara perlahan

- Pickling : memperlakukan dan menghilangkan asam

Baja kemudian digulung sesuai ketebalan yang diinginkan kemudian di annealing dan pickling lagi serta
dibilas dengan air. Setelah itu stainless steel kemudian dipotong sesuai ukuran yang dibutuhkan baik
sebagai gulungan atau lembaran-lembaran.

B. Pemurnian Kromium dari Kromit dengan Reaksi Termit(skala laboratorium)

Termit terdiri dari serbuk aluminium dan oksida logam (biasanya besi oksida). Apabila serbuk aluminium
tidak ada, kegunaannya dapat digantikan oleh aluminium foil. Sedangkan oksda logam yang dapat
digunakan misalnya oksida besi dari mineral magnetit atau besi berkarat. Meskipun oksida besi (Fe3O4)
hitam atau biru paling sering digunakan sebagai zat pengoksidasi dalam reaksi termit, namun besi (III)
oksida (Fe2O3) yang berwarnah merah, oksida mangan (MnO2), oksida kromium (Cr2O3) atau tembaga
(II) oksida juga digunakan. Pada reaksi termit ini diperlukan sumber panas untuk memulai reaksi yang
dapat berasal dari api yang dialirkan melalui strip magnesium atau kembang api. Magnesium berfungsi
sebagi pemicu pembakaran. Termit dapat terbakar hingga temperatur 2.200°C dan dapat melumerkan
banyak logam. Reaksi termit ini bersifat eksotermis. Di dalam laboratorium, pemurnian kromium dari
bijih kromit dapat dilakukan melalui 2 cara yaitu penggunaan serbuk aluminium serta aluminium foil.
Wadah yang bisa digunakan adalah wadah yang kuat terhadap suhu tinggi selama proses pembakaran
berlangsung seperti wadah besi cor atau wadah yang terbuat dari tanah liat.

1. Reaksi Termit menggunakan Serbuk Aluminium

Cara memurnikan bijih kromit dengan reaksi termit menggunakan serbuk aluminium adalah sebagai
berikut :

a. Bijih kromit dihaluskan menjadi serbuk

b. Serbuk kromit yang berwarna hijau dimasukkan ke dalam gelas beaker

c. Dicampurkan serbuk aluminium (berwarna abu-abu) ke dalam gelas beaker dengan perbandingan
serbuk kromit : serbuk aluminium = 2,8 : 1

d. Ditempatkan strip magnesium ke dalam cawan yang terbuat dari tanah liat

e. Campuran serbuk kromit dan aluminium dituang ke dalam cawan

f. Untuk mendapatkan panas diperlukan aliran api melalui sirip magnesium dengan cara membakar
ujung strip magnesium. Karena panas yang dihasilkan kurang besar maka dilakukan pemanasan ulang
dengan cara mengganti strip magnesium dengan kembang api dan menambahkan serbuk besi (III) oksida
(Fe2O3) yang berwarna merah ke dalam cawan, kemudian kembang api dibakar. Pembakaran serbuk
lebih menyebar dibandingkan sebelum ditambahkan besi (III) oksida (Fe2O3).

2. Reaksi Termit menggunakan Aluminum foil

Anda mungkin juga menyukai