Makalah Peran Dan Tugas Perawat Post Disaster
Makalah Peran Dan Tugas Perawat Post Disaster
GUNUNG MELETUS
OLEH :
KELOMOPK III
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga Makalah ini yang berjudul
“Peran dan Tugas Perawat dalam Fase Post Disaster Gunung Meletus“ dapat kami
selesaikan.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Bencana semester tujuh Tahun Akademik 2021/2022.
Dalam penyusunan Makalah ini banyak pihak yang telah membantu kami
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat kami sebutkan satu-
persatu. Oleh karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang
telah membantu kami tersebut.
Kami berharap semoga Makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua.
Kami pun menyadari dalam pembuatan Makalah ini masih banyak kekurangan
maupun kesalahan, seperti kata pepatah “ tak ada gading yang tak retak “ karena
kami hanya manusia biasa yang masih perlu banyak belajar. Oleh karena itu, kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyusunan
Makalah di masa depan yang lebih baik lagi.
Kelompok III
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1. Kesimpulan................................................................................12
3.2. Saran .........................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Gunung meletus adalah gunung yang memuntahkan material-material
dari dalam bumi seperti debu, awan panas, asap, kerikil, batu-batuan, lahar
panas, lahar dingin, magma, dan lain sebagainya. Gunung meletus biasanya
bisa diprediksi waktunya sehingga korban jiwa dan harta benda bisa
diminimalisir.
3
gunung api Perisai (tameng). Bentuk ini dipengaruhi oleh letak dapur
magma dan sifat magma yang keluar dari perut bumi.
2. Gunung Tidak Berapi, Gunung tidak berapi merupakan gunung yang
sudah tidak aktif lagi. Gunung tidak berapi sangat kecil kemungkinan
untuk meletus. Gunung tidak berapi sering juga disebut gunung mati.
Contoh gunung tidak berapi adalah Gunung Muria (Jawa Tengah),
Gunung Tambora (NTB), dan Gunung Melawan (Kalimantan Tengah).
4
b. Gunung mati, gunung yang sudah tidak meletus lagi. Contoh:
Gunung Patuha dan Gunung Sumbing
c. Gunung istirahat. Gunung api yang sewaktu-waktu meletus
kemudian istirahat kembali. Contoh: Gunung Ciremai dan Gunung
Kelud.
5
sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding
batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut
melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar
pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma
chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) darimana letusan
material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam
kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan
ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada
bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui
saluran menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan,
kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama
meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent).
Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur
keluar melalui lubang ini.
Setelah semburan berhenti, kawah (crater) yang menyerupai mangkuk
biasanya terbentuk pada bagian puncak gunung berapi. Sementara lubang
utama terdapat di dasar kawah tersebut. Setelah gunung berapi terbentuk,
tidak semua magma yang muncul pada letusan berikutnya naik sampai ke
permukaan melalui lubang utama. Saat magma naik, sebagian mungkin
terpecah melalui retakan dinding atau bercabang melalui saluran yang lebih
kecil. Magma yang melalui saluran ini mungkin akan keluar melalui lubang
lain yang terbentuk pada sisi gunung, atau mungkin juga tetap berada di
bawah permukaan.
6
dapat dikenali, individu mengalami gejala ulang traumanya melalui
flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa yang memacunya dan
individu akan menunjukkan gangguan fisik, perawat dapat berperan sebagai
konseling. Tidak hanya itu perawat bersama masyarakat dan profesi lain
yang terkait bekerja sama dengan unsur lintas sektor menangani masalah
kesehatan masyarakat pasca-gawat darurat serta mempercepat fase
pemulihan menuju keadaan sehat dan aman. Selain itu Perawat dapat
melakukan pelatihan-pelatihan keterampilan yang difasilitasi dan
berkolaborasi dengan instansi ataupun LSM yang bergerak dalam bidang
itu. Sehinnga diharapkan masyarakat di sekitar daerah bencana akan
mampu membangun kehidupannya kedepan lewat kemampuan yang
dimilikinya.
7
2. Dampak Positif akibat gunung berapi
a. Penambang pasir mendapat pekerjaan baru yaitu bekerja untuk
mendapat pasir di pinggiran aliran lahar dingin.
b. Hasil muntahan vulkanik bagi lahan pertanian dapat menyuburkan
tanah, namun dampak ini hanya oleh penduduk sekitar gunung.
c. Bahan material vulkanik berupa pasir dan batu dapat digunakan
sebagai bahan material yang berfungsi untuk bahan bangunan, dan
lain-lain.
2.11.Disaster Cycle
1. Tahap Rehabilitasi
Dalam tahap rehabilitasi, upaya yang dilakukan adalah perbaikan fisik
dan non fisik serta pemberdayaan dan pengembalian harkat korban.
Tahap ini bertujuan mengembalikan dan memulihkan fungsi bangunan
dan infrastruktur yang mendesak untuk menindaklanjuti tahap tanggap
darurat, seperti rehabilitasi bagunan ibadah, bangunan sekolah,
infrastruktur sosial dasar, serta prasarana dan sarana perekonomian
yang sangat diperlukan. Sasaran utama tahap rehabilitasi adalah
memperbaki pelayanan masyarakat atau publik sampai pada tingkat
yang memadai. Dalam tahap rehabilitasi ini juga diupayakan
penyelesaian berbagai permasalahan yang terkait dengan aspek
kejiwaan/psikologis melalui penanganan trauman korban bencana.
2. Tahap Rekontruksi
8
Upaya yang dilakukan pada tahap rekonstruksi adalah pembangunan
kembali sarana, prasarana serta fasilitas umum yang rusak dengan
tujuan agar kehidupan masyarakat kembali berjalan normal. Biasanya
melibatkan semua masyarakat, perwakilan lembaga swadaya
masyarakat, dan dunia usaha. Sasaran utama di tahap ini adalah
terbangunnya kembali masyarakat dan kawasan. Pendekatan pada tahap
ini sedapat mungkin juga melibatkan masayakat dalam setiap proses.
Contonya : Pembanguan perkampungan-perkampunan baru dikaki
gunung berapi dalam radius yang lebih aman.
3. Tahap Penanggulangan
Penanganan bencana letusan gunung berapi dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu persiapan sebelum terjadi letusan, saat terjadi letusan dan setelah
terjadi letusan.
a. Penanganan sebelum terjadi letusan
- Pemantauan dan pengamatan kegiatan pada semua gunung
berapi yang aktif
- Pembuatan dan penyediaan Peta Kawasan Rawan Bencana dan
Peta Zona Resiko Bahaya Gunung Berapi yang didukung
dengan Peta Geologi gunung berapi.
- Melaksanakan prosedur tetap penanggulangan bencana letusan
gunung berapi
- Melakukan pembimbingan dan pemberian informasi gunung
berapi
- Melakukan penyelidikan dan penelitian geologi, geofisika dan
geokimia di gunung berapi
- Melakukan peningkatan sumberdaya manusia (SDM) dan
pendukung pendukungnya seperti peningkatan sarana
prasarana.
b. Penanganan saat terjadi letusan
- Memebentuk tim gerak cepat
- Meningkatkan pemantauan dan pengamatan dengan didukung
oleh penambahan peralatan yang memadai
9
- Meningkatkan pelaporan tingkat kegiatan alur dan frekuensi
pelaporan sesuai dengan kebutuhan
- Memberikan rekomendasi kepada pemerintah setempat sesuai
prosedur.
c. Penanganan setelah terjadi letusan
- Menginventarisir data, mencakup sebaran dan volume hasil
letusan
- Mengidentifikasi daerah yang terancam bencana
- Memberikan saran penanggulangan bencana
- Memberikan penataan kawasan jangka pendek dan jangka
panjang
- Memperbaiki fasilitas pemantauan yang rusak
10
gunung merapi ada tim Rapid Health team, Rapid Medical Team, Rapid
Logistic Support. Tim-tim tersebut biasanya langsung bertungas sesuai
tanggung jawabnya masing-masing seperti menangani korban luka,
korban meninggal, evakuasi, sarana dan prasarana lapangan yang
dibutuhkan guna menunjang kelangsungan hidup korban dan tim.
4. Matheria (Logistic)
Dalam hal penyiapan logistik diserahkan kepada dinas sosial dan PMD
setempat, misalnya melakukan penyiapan gudang stok bantuan,
berupa : makanan, pakaian, peralatan masak dll. Dalam hal gangguan
masalah kesehatan yang menyertai terjadinya bencana gunung meletus
biasanya dinas kesehatan akan menyediakan stok masker dan obat-
obatan. Intinya dalam prinsip penanganan material adalah penyimpanan
barang-barang yang dibutuhkan apabila terjadi bencana, baik barang
yang akan dipergunakan untuk evakuasi korban, kantong jenazah,
peralatan untuk pengungsian (shelter, selimut, pakaian), peralatan untuk
memasak guna memenuh kebutuhan dasar manusia, dan peralatan yang
digunakan untuk pengobatan, serta bantuan-bantuan.
5. Machine
Dari segi mesin, adalah barang-barang yang biasa digunakan guna
mendukung penanganan bencana gunung berapi, seperti alat-alat berat
guna mengevakuasi korban misalnya ambulan lapangan, truk besar, alat
penunjang telekomunikasi, alat penunjang pembuatan rumah sakit
lapangan dll.
11
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Indonesia merupakan negara yang jumlah gunung apinya sangat
banyak. Tidak kurang dari 130 gunung api aktif atau 13-17% dari jumlah
seluruh gunung api yang ada di dunia, terdapat di Indonesia. Peran perawat
pada pasca bencana menurut menurut Feri dan Makhfudli (2009) adalah
perawat berkerja sama dengan tenaga kesehatan lain dalam memberikan
bantuan kesehatan kepada korban seperti pemeriksaan fisik, wound care
secara menyeluruh dan merata pada daerah terjadi bencana. Saat stres
psikologis yang terjadi dapat terus berkembang hingga terjadi post-
traumatic stress disorder ( PTSD) yang merupakan sindrom dengan tiga
kriteria utama yaitu trauma pasti dapat dikenali, individu mengalami gejala
ulang traumanya melalui flashback, mimpi, ataupun peristiwa-peristiwa
yang memacunya dan individu akan menunjukkan gangguan fisik, perawat
dapat berperan sebagai konseling. Tidak hanya itu perawat bersama
masyarakat dan profesi lain yang terkait bekerja sama dengan unsur lintas
sektor menangani masalah kesehatan masyarakat pasca-gawat darurat serta
mempercepat fase pemulihan menuju keadaan sehat dan aman.
3.2. Saran
Sebaiknya di setiap gunung api yang masih aktif ada pos pengawasan
yang dilengkapi dengan alat-alat pemantauan yang akurat. Informasikan
atau komukasikan segala tanda bahaya yang diperoleh sedini mungkin
kepada masyarakat atau melalui kepala desa masing-masing. Buat sirene
tanda bahaya untuk mengingatkan penduduk untuk segera mengungsi bila
12
keadaaan tambah gawat. Pembuatan sungai yang khusus untuk aliran lahar
dan membuat tanggul yang kokoh untuk melindungi desa dari aliran lahar.
DAFTAR PUSTAKA
13