Anda di halaman 1dari 24

RESUME MATERI KELOMPOK

PROFESI PENDIDIKAN DAN TENAGA PENDIDIK


Dosen :

Dr. Ahmad Rifqy Ash-Shiddiqy, S.Pd., M.Pd

Disusun oleh :
HUSNAINI
1503620081

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2021
KELOMPOK 1
Judul : Konsep Dasar dan Terminologi dalam Profesi Pendidik serta Tenaga
Kependidikan

Proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-
nilai profesional itu sendiri. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat anggota
profesi itu berpegang teguh pada kode etik yang dicontrol oleh organisasi profesi.Tiap
anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement terhadap
permasalahan profesi yang dihadapinya.Dalam prakteknya melayani masyarakat,anggota
profesi otonom bebas dari campur tangan orang lain. Jabatan itu mempunyai prestise yang
tinggi dalam masyarakat oleh karenanya memperoleh imbalan tinggi pula.
Pengertian profesi yang senada dengan pengertian di atas,Sanusi dkk(1991) mengutarakan
ciri-ciri utama suatu profesi sebagai berikut:
1. Suatu jabatan memiliki fungsi signifikasi social yang menentukan(crusial).
2. Jabatan yang menuntut keterampilan/keahlian tertentu.
3. Keterampilan/keahlian yang dituntut jabatan itu didapat melalui pemecahan
masalah dengan menggunakan teori dan metode ilmiah.
4. Jabatan itu berdasarkan pada batang tubuh disiplin ilmu yang jelas sistematik dan
explicit,bukan hanya sekedar pendapat khalayak umum.
5. Jabatan itu memerlukan pendidikan perguruan tinggi dengan waktu yang cukup
lama.
6. proses pendidikan untuk jabatan itu juga merupakan aplikasi dan sosialisasi nilai-
nilai profesional itu sendiri.
7. Dalam memberikan layanan kepada masyarakat anggota profesi itu berpegang
teguh pada kode etik yang dicontrol oleh organisasi profesi.
8. Tiap anggota profesi mempunyai kebebasan dalam memberikan judgement
terhadap permasalahan profesi yang dihadapinya.
9. Dalam prakteknya melayani masyarakat,anggota profesi otonom bebas dari
campur tangan orang lain.
10. Jabatan itu mempunyai prestise yang tinggi dalam masyarakat oleh karenanya
memperoleh imbalan tinggi pula.
Dalam pidato pembukaan Kongres PGRI XIII,Basumi sebagai ketua umum PGRI
menyatakan bahwa kode atik guru indonesia merupakan landasan moral dan pedoman
tingkah laku guru warga PGRI dalam melaksanakan panggalilan pengabdiannya bekerja
sebagai guru (PGRI, 1973). Dari pendapat ketua umum PGRI ini dapat ditarik kesimpulan
bahwa dalam kode etik guru indonesia terdapat dua unsur pokok yakni sebagai landasan
moral dan sebagai pedoman tingkah laku.
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh suatu organisasi profesi yang berlaku dan
memikat para anggotanya. Dengan demikian, penetapan kode etik tidak dapat dilakukan
oleh orang secara perorangan, melainkan harus dilakukan oleh orang-orang yang diutus
untuk dan atas nama anggota profesi daro organisasi tersebut. Kode etik guru indonesi
dapat dirumuskan sebaai himpunan nilai-nilai dan norma-norma profesi guru yang
tersusun dengan baik dan sistematik dalam suatu sistem yang utuh dan bulat. Dengan
demikian kod etik guru indonesia merupakan alat yang amat penting untuk membentuk
sikap profesional pada anggota profesi keguruan.
KELOMPOK 2
Judul : Landasan Yuridis dan Akademik Profesi Pendidik dan Tenaga
Kependidikan
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau mendasari atau titik tolak.
Mengajar misalnya, adalah surat keputusan tentang pengangkatannya sebagai guru. Yang
melandasi atau mendasari menjadi guru adalah surat keputusan itu beserta hak-haknya.
Landasan hukum dapat diartikan peraturan baku sebagai tempat berpijak atau titik tolak
dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu, dalam hal ini kegiatan pendidikan. Tetapi
tidak semua kegiatan pendidikan dilandasi oleh aturan-aturan baku ini, contohnya aturan
cara mengajar, cara membuat persiapan, supervisi, yang sebagian besar dikembangkan
sendiri oleh para pendidik. Pada Undang-undang RI nomor 14 tahun 2015 tentang guru
dan dosen  Ada beberapa hal yang akan diuraikan bersangkutan dengan Undang-Undang
Guru dan Dosen ini, terutama hal-hal yang belum banyak disosialisasikan kepada
masyarakat khususnya kepada para mahasiswa. Contoh klarifikasi misalnya adalah dalam
wujud ijasah, sementara itu sertifikasi adalah sebagai bukti tenaga professional.

Ada beberapa bahkan banyak permsalahan mengenai Pendidik dan Tenaga


Kependidikan seperti :

 Profesi guru :
 Fenomena tersingkirnya profesi guru dalam kehidupan masyarakat
merupakan suatu gejala global. Bukan saja di negara-negara maju citra
profesi guru semakin menurun namun juga terjadi di negara miskin dan
berkembang.
 Social dan ekonomi

Dilihat dari segi materi, maka kurang sebanding antara penghargaan


sosial dan ekonomi yang diterima dibanding tugas dan tanggung
jawabnya. Sehingga perbaikan sosial ekonomi menjadi syarat mutlak
didalam menjaga status suatu profesi didalam masyarakat
modern. Suatu profesi ditinggalkan atau disampingkan karena
dianggap tidak memperoleh status sosial dan penghargaan ekonomi
yang setimpal.

 Tenaga Kependidikan 

Sebagaimana telah disebutkan dalam UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem


Pendidikan Nasional “Tenaga kependidikan adalah penunjang
penyelenggaraan pendidikan”. Namun terdapat permasalahan yang terkait
pada Tenaga kependidikan, yaitu:

o Tenaga pendidikan yang belum diperhatikan pendidik. Pendidik


(khususnya guru dan dosen) terkesan superior dan “dimanjakan”
dengan UU No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Sedangkan
tenaga kependidikan sampai saat ini pun belum mempunyai payung
hukum yang menangani dan mengatur mereka secara jelas.
o Faktor penghargaan secara materi inilah yang akhirnya mempengaruhi
barometer kinerja tenaga kependidikan menjadi kurang bergairah. Hal
ini diperparah oleh standar profesi dan kesejahteraan tenaga
kependidikan yang selama ini hanya diatur dalam regulasi internal
lembaga teknis yang menaunginya.
o Sikap pemerintah yang masih setengah hati melihat peran tenaga
kependidikan

KELOMPOK 3

Judul materi : Konsep Profesi Guru dan Dosen sebagai Tenaga Pendidik dalam
Perspektif Akademik dan Yuridis

Perspektik Akademik 
 Pengertian Guru dan Dosen 

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Guru diartikan “orang yang
pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.” Sedangkan
Dosen adalah “tenaga pengajar pada perguruan tinggi.” 
Menurut Undang-undang No. 15 tahun 2005 Pasal 1 ayat 1 menyebutkan
bahwa “Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi
peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.”

 Peran Guru dan Dosen 

Guru dan dosen bermakna sebagai pendidik professional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik. Berdasarkan PP No. 74, Mujtahid (2010)
mengemukakan bahwa guru dan dosen berperan sebagai perancang, penggerak,
evaluator, dan motivator.

Perspektif Yuridis 
 Pengertian Guru dan Dosen 

Kedudukan guru dan dosen sebagai tenaga profesional mempunyai visi


terwujudnya penyelenggaraan pembelajaran sesuai dengan prinsip-prinsip
profesionalitas untuk memenuhi hak yang sama bagi setiap warga negara
dalam memperoleh pendidikan yang bermutu.

 Latar Belakang UU No. 14 Tahun 2015 

Perbaikan mutu pendidikan nasional yang dimaksud meliputi, Sistem


Pendidikan Nasional, Kualifikasi serta Kompetensi Guru dan
Dosen, Standar Kurikulum yang digunakan, serta hal lainnya.Dalam
kaitannya dengan Guru sebagai pendidik, maka pentingnya guru
professional yang memenuhi standar kualifikasi diatur dalam pasal 8
Undang-Undang No.14 tahun 2005 tentang Guru Dan Dosen (UUGD)
yang menyebutkan bahwa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
 Kontroversi Undang-Undang Guru Dan Dosen 

Sampai saat ini cukup banyak penyelenggara pendidikan (yayasan-


yayasan) yang tidak jelas keberadaannya. Dalam pelaksanaanya banyak
lembaga pendidikan yang belum memenuhi standar mutu pelayanan
pendidikan dan standart mutu pendidikan yang diharapkan. Hal ini
disebabkan yayasan-yayasan tersebut terkesan memaksakan diri untuk
mendirikan lembaga pendidikan, sehingga banyak lembaga pendidikan
yang tidak layak, karena sarana dan prasarana pendidikan yang jauh dari
memadai, guru yang tidak kompeten, organisasi yang tidak dikelola dengan
baik, dll. Penyelenggara pendidikan seperti diatas jumlahnya cukup besar
di Indonesia. Artinya, dengan lahirnya UU Guru dan Dosen diharapkan
dapat menjadi acuan untuk memperbaiki kualitas mutu pelayanan
pendidikan dimasyarakat baik itu negeri maupun swasta. 

Permasalahan lain yang mengundang kontroversi dalam UU Guru dan


Dosen adalah diwajibkannya guru mengikuti sertifikasi dan uji kompetensi.
Hal ini tercantum pada pasal 8 UU Guru dan Dosen yang menjelaskan
tentang Sertifikat Profesi Pendidik. Banyak pihak mengkhawatirkan
program sertifikasi ini (yang diselenggarakan oleh LPTK) nantinya akan
menimbulkan masalah baru di dunia pendidikan, terutama yang mengarah
pada terciptanya lembaga yang menjadi sarang kolusi dan korupsi baru.
Yang pada akhirnya akan memperburuk kondisi pendidikan bangsa.

KELOMPOK 4

Judul materi : Kode Etik Profesi dan Organisasi Profesi Pendidik serta Standar
Kualifikassi dan Kompetensi Untuk Tenaga Pendidik (Khususnya Guru dan Dosen)

Kata etika berasal dari bahasa Yunani “ethos” yang berarti cara berpikir,
kebiasaan, adat istiadat, perasaan, sikap, budi pekerti, moralitas atau sifat kebiasaan.
Etika mencerminkan apa yang disebut “pengendalian diri” karena segala sesuatu
diciptakan dari dan mendapat manfaat dari kelompok sosial (profesional) itu sendiri.
Dalam kode etik profesi, seseorang berprofesi perlu memiliki landasan yang perlu
diperhatikan, antara lain:
a. Prinsip tanggung jawab.
b. Prinsip keadilan.
c. Prinsip otonomi.
d. Prinsip integritas moral.

kode etik sebagai kode untuk menjalankan tugas profesional, dan menjadikan
masyarakat sebagai kode jabatan. Pada dasarnya tujuan dibentuk atau dirumuskannya
kode etik profesi adalah untuk kepentingan anggota dan organisasi profesi. Secara
umum, tujuan pembentukan kode etik adalah sebagai berikut,

a. Menjaga martabat profesional,

b. Menjaga kesejahteraan anggota,

c. Meningkatkan layanan profesional,


d. Meningkatkan kualitas profesional,

Organisasi profesi pendidik adalah wadah berfungsi sebagai penampungan dan


penyelesaian masalah yang dihadapi berkaitan dengan pendidikan dan diselesaikan
secara bersama. Jenis-Jenis Organisasi Profesi Pendidik di Indonesia antara lain :

a. Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI)

b. Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI)

c. Ikatan Petugas Bimbingan Indonesia (IPBI)


d. Ikatan Guru Indonesia (IGI)

Standar kualifikasi dam kompetensi tenaga pendidik, kualifikasi adalah keahlian


yang diperlukan untuk melakukan sesuatu, atau menduduki jabatan tertentu. Dalam
dunia pendidikan, kualifikasi dimengerti sebagai keahlian atau kecakapan khusus dalam
bidang pendidikan, baik sebagai pengajar mata pelajaran, administrasi pendidikan dan
seterusnya.
a. Kualifikasi Akademik
Berdasarkan Standar Pendidik dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005,
disebutkan bahwa “Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensisebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untukmewujudkan tujuan pendidikan nasional”

b. Kualifikasi Kegiatan Belajar Mengajar


Kuantitas dan kualitas guru dalam melangsungkan Kegiatan Belajar Mengajar
(KBM) adalah kompetensi guru yang merupakan kualifikasi yang harus dipenuhi guru
dalam mengajar.Kualifikasi guru menjadi tiga dimensi yakni kompetensi yang
menyangkut: rencana pengajaran (teaching plans and materials), prosedur mengajar
(classroom procedurs), dan hubungan antar pribadi (interpersonal skill).
Terdapat 3 Kompetensi guru yaitu :
a. Kompetensi Pedagogik
Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial,
kultural, emosional, dan intelektual. Menguasai teori belajar dan prinsip prisnip
pembelajaran yang mendidik.Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata
pelajaran yang diampu.
b. Kompetensi Kepribadian
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan nasional
Indonesia . Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat
c. Kompetensi Sosial
Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena pertimbangan
jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial
ekonomi. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.

KELOMPOK 5
Judul materi : Konsep Pelaksanaan Tugas Profesi Pendidik dalam Bidang Pekerjaan yang
Nyata.

Profesi berasal dari istilah dalam Bahasa inggris yaitu “profession” dan berakar
dari Bahasa latin “profesus” yang berarti mampu atau ahli dalam suatu pekerjaan.
Profesi merupakan suatu pekerjaan yang menuntut pendidikan tinggi dalam liberal art
dan science dan biasanya meliputi pekarjaan mental juga ditunjang oleh kepribadian dan
sikap profesional.
Menurut undang-undang nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 6 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, bahwa Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi
sebagai guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur,
fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi
dalam menyelenggarakan pendidikan.
Menurut PP No. 19 tahun 2005 terdapat standar yang menjadi yang menjadi
karakteristi prfesi pendidik, diantaranya
a. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional
b. Kualifikasi akademik minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang
dibuktikan dengan ijazah dan sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan
menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi kompetensi pedagogik,
kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial.
d. Seseorang yang tidak memiliki ijazah dan sertifikat keahlian tetapi memiliki
keahlian khusus yang diakui dan diperlukan dapat diangkat menjadi pendidik
setelah melewati ujian kalayakan dan kesetaraan.
e. Kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran oleh BNSP dan
ditetapkan dengan peraturan menteri.

Tugas pokok guru, Tugas guru sebagai pendidik, Tugas guru sebagai pengajar,
Tugas guru sebagai pelatih, Tugas kemanusiaan, dan Tugas kemasyarakatan. Adapun
menurut Jamal Ma‟mur Asmani dalam bukunya yang berjudul Tips Menjadi Guru
Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif memaparkan tugas-tugas guru seperti, Edukator
(pendidik), Leader (pemimpin), Fasilitator, Administrator,dan Evaluator.

Tugas pokok seorang dosen adalah mengajar dan mendidik yang meliputi memberi
kuliah, praktikum, tutorial, pelatihan, dan evaluasi atau ujian, serta tugas pembelajaran
lainnya kepada mahasiswa, sesuai dengan jenjang jabatan akademik dosen yang
bersangkutan.Menerima dan memberikan penjelasan kepada mahasiswa tentang cara
belajar di Perusahaan. Mengidentifikasi masalah yang dihadapi mahasiswa tentang
kesulitan atau kebutuhan dalam menggunakan sarana akademik. Memberikan
pengarahan tentang pentingnya studi kelompok diskusi dan melatih diri untuk berfikir
secara analitis serta mengadakan pengawasan. Memberikan penjelasan tentang
administrasi pendidikan.
KELOMPOK 6
Judul materi : Lingkup dan Prosedur Evaluasi Kinerja pada Tugas Profesi Pendidik
(guru dan dosen)
Penilaian/evaluasi adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan
interpretasi data sebagai bahan pengambilan keputusan. Evaluasi diperlukan untuk
mengetahui tingkatan suatu objek yang dievaluasi tersebut. Dalam konteks evaluasi guru
/tenaga pendidik, yang menjadi objek evaluasi ialah guru/tenaga pendidik
tersebut. Evaluasi tersebut menganalisis seberapa besar persentase kinerja guru dalam
melaksanakan tugasnya. Pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009 mengatakan bahwa penilaian kinerja guru
adalah penilaian yang dilakukan terhadap setiap butir kegiatan tugas utama guru dalam
rangka pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. 

Syarat-syarat sistem evaluasi kinerja tenaga pendidik diperlukan untuk


memperoleh hasil evaluasi yang benar dan tepat, yang mana terdapat 3 syarat
yaitu, valid, reliable, dan praktis. Selain memiliki syarta, tentu saja konsep pelaksanaan ini
memiliki 4 prinsip yaitu, berdasarkan ketentuan, berdasarkan kinerja, berdasarkan
dokumen PK Guru, dan dilaksanakan secara konsisten yang mana hal tersebut harus
memperhatikan beberapa hal seperyi
objektif, adil, akuntabel, bermanfaat, transparan, berorientasi pada
tujuan, proses, berkelanjutan, dan rahasia. 

Dalam pelaksanaan evaluasi kinerja tenaga pendidik ada beberapa aspek yang
dievaluasi, sehubungan dengan peranan guru/tenaga pendidik sebagai pendidik profesional
yang memiliki tugas utama untuk
mendidik , mengajar , membimbing , mengarahkan , melatih , menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada jalur pendidikan formal.
Kinerja ini mengarah pada upaya pengajar guru dalam perencanaan , pelaksanaan,
pengevaluasi layanan pembelajaran.
Evaluasi Kinerja Tenaga Pendidik setidaknya dilaksanakan satu tahun sekali pada
tiap sekolah maupun universitas. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh orang/panitia yang
ditunjuk/dibentuk langsung oleh pihak sekolah maupun universitas. Pada saat
penelitian, petugas peneliti sidak ke tempat pengajaran guru maupun dosen terkait.

KELOMPOK 7

Judul Materi : Pola Pembinaan Dan Pengembangan Karir Dari Profesi


Pendidik

Proses pengembangan profesional memiliki pengaruh positif yang signifikan pada


keyakinan dan praktik guru, pembelajaran siswa, dan implementasinya pada
reformasi pendidikan. Pengalaman pengembangan profesional yang sukses memiliki
kesan yang nyata berdampak pada pekerjaan guru, baik di dalam maupun di luar
kelas.
 Kegiatan Pembinaan dan Pengembangan Profesi dapat Dilakukan Oleh
Institusi pemerintah,
 Lembaga pelatihan nonpemerintah
 Penyelenggara, atau satuan pendidikan.
 Ditingkat satuan pendidikan, program ini dapat dilakukan oleh
 Guru pembina
 Guru inti
 Coordinator guru kelas
 Dan sejenisnya yang ditunjuk dari guru terbaik dan ditugasi oleh kepala
sekolah.

 Kebutuhan Guru Akan Program Pembinaan dan Pengembangan Profesi

 Pemahaman tengtang konteks pembelajaran


 Penguatan penguasaan materi
 Pengembangan metode mengajar
 Inovasi pembelajaran
 Pengalaman tentang teori-teori terkini
 Pembinan dan Pengembangan Karir
Terdiri dari tiga ranah, yaitu penugasan, kenaikan pangkat, dan promosi.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Guna Mendukung
PPGP Harapan :
 Meningkatkan kompetensi pedagogic
 Menciptakan guru profesional,
 Kepribadian untuk memenuhi kebutuhan dan masa depan yang
berkaitan dengan profesinya sebagai guru
 mampu menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta didik sesuai
dengan bidangnya dalam menguasai ilmu pengetahuan , teknologi,
dan seni.
 Dosen dan Mutu Pendidikan yang Tinggi

 Peran dosen dalam usaha meningkatkan mutu Perguruan Tinggi ialah


suatu hal yang amat penting.
 Dosen merupakan tokoh yang amat berperan dalam usaha
meningkatkan mutu pendidikan umumnya dan mutu out-put
Perguruan Tinggi pada khususnya dalam hal ini mutu mahasiswa.
 Boleh jadi keterampilan dan kecerdasan serta kepribadian dosen
sangat berpengaruh pada keberhasilan mahasiswa.
 Antara dosen dan peningkatan mutu pendidikan di Perguruan Tinggi
terdapat hubungan yang saling berpengaruh.
 Kehadiran dosen yang professional akan mempengaruhi
kualitas/mutu pendidikan yang diselenggarakan pada Perguruan
Tinggi tersebut.
 Semakin meningkatnya mutu pendidikan dalam suatu Perguruan
Tinggi juga akan berpengaruh pada peningkatan kesejahteraan
kehidupan para dosen.
 Bila dosen tidak profesional dalam menjalankan tugasnya, maka
mutu perguruan tinggi tempat dia berkarya pasti akan menurun.

KELOMPOK 8
Judul materi : Konsep Profesi Tenaga Kependidikan dalam Perspektif Akademis
dan Yuridis

Profesi dalam bahasa Inggris adalah “profession” dalam bahasa belanda


“professie” yang merupakan kata yang berasal dari bahasa latin “professio” yang
bermakna pengakuan atau kenyataan. Kata profesi secara generik juga berkaitan dengan
kata okupasi yang bermakna kesibukan atau kegiatan atau pekerjaan atau mata
pencaharian. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan profesi adalah
bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (keterampilan, kejuruan dan
sebagainya) tertentu.

Tenaga kependidikan adalah semua anggota masyarakat yang mengabdikan diri


dan diangkat untuk menunjang penyelengaraan pendidikan. Dari pengertian tenaga
kependidikan tersebut tampaknya memiliki pengertian yang luas sekali. Tenaga
kependidikan dalam beberapa kepustakaan disebut dengan nama yang berbeda-beda, ada
yang menyebutnya dengan istilah personil, sumber daya insani, ketenagaan sekolah,
tenaga kependidikan, sedangkan kalau melihat Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 1992
yang mengatur tentang tenaga kependidikan di Indonesia, dan Undang-undang RI. No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutnya dengan istilah tenaga
kependidikan.

Menurut ketentuan umum Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional khususnya pasal 1 (5) tenaga kependidikan yang dimaksud adalah
anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang
penyelengaraan pendidikan, seperti guru, dosen, konselor, pamong belajar, widyaiswara,
tutor, instruktur, dan fasilitator juga termasuk kepala sekolah, direktur, ketua, rektor,
pimpinan PLS, penilik,

pengawas, peneliti, pengembang bidang pendidikan, pustakawan, laboran, teknisi sumber


belajar, penguji dan tenaga penunjang lainnya.

Kualifikasi tenaga penunjang administrasi kependidikan, tenaga kependidikan


yang secara fungsional tugas utamanya mengadakan dan menyiapkan sarana dan
prasarana kependidikan serta memberikan layanan jasa administratif kepada pihak tenaga
manajemen, atau kepemimpinan pendidikan, dan tenaga teknis fungsional, serta
penunjang teknis kependidikan sesuai dengan kepentingannya. Siapa yang dimaksudkan
dengan tenaga penunjang admistratif kependidikan ini, antara lain dapat disebut seperti
tenaga administratif birokrasi atau ketatausahaan perkantoran kependidikan. Selanjutnya,
terdapat urgensi dan tujuan dari etika profesi. Urgensi dari etika profesi adalah Kelompok
profesional merupakan kelompok yang berkeahlian dan berkemahiran yang diperoleh
melalui proses pendidikan dan pelatihan yang berkualitas dan berstandar tinggi yang
dalam menerapkan semua keahlian dan kemahirannya yang tinggi itu hanya dapat
dikontrol dan dinilai dari dalam oleh rekan sejawat, sesama profesi sendiri. Kehadiran
organisasi profesi dengan perangkat built-in mechanism berupa kode etik profesi dalam
hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi
lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalahgunaan
keahlian. Adapun tujuan dari etika profesi, yaitu :

1. Untuk mencapai suatu pendirian dalam pergolakan pandangan-pandangan moral (kita


berhadapan dengan sekian banyak pandangan moral yang sering saling bertentangan
dan semua mengajukan klaim kepada kita).
2. Untuk membantu agar jangan kehilangan orientasi, dapat membedakan antara apa
yang hakiki dan apa saja yang boleh berubah dan tetap sanggup untuk mengambil
sikap-sikap yang kita pertanggung jawabkan.
3. Agar jangan cepat menganut segala pandangan yang baru tetapi jangan menolak nilai
nilai hanya karena baru dan belum biasa.
4. Untuk menemukan dasar kemantapan dalam iman kepercayaan dan mau berpartisipasi
tanpa takut dan tidak menutup diri dalam semua dimensi kehidupan masyarakat yang
sedang berubah.

KELOMPOK 9
Judul materi : Kode Etik Profesi dan Organisasi Profesi Tenaga Kependidikan

 Profesi Dan Syarat Profesi 


a. Ornstein dan Levine (1984) menyatakan bahwa profesi itu adalah jabatan
yang sesuai dengan pengertian profesi di bawah ini: 
 Melayani masyarakat, nerupakan akrier yang akan dilaksanakan
sepanjang  hayat 
 Memerlukan bidang ilmu dan keterampilan tertentu di luar
jangkauan  khalayak ramai 
 Menggunakan hasil penelitian dan aplikasi dari teori ke praktek

 Memerlukan pelatihan khusus dengan waktu yang Panjang 


b. Syarat Profesi Menurut National Education Association (NEA) 1948,
antara lain: 
 Jabatan yang melibatkan kegiatan intelektual. 

 Jabatan yang menggeluti suatu batang tubuh ilmu khusus. 

 Jabatan yang memerlukan persiapan professional yang lama.

 Jabatan yang memerlukan ‘latiihan dalam jabatan’ yang bersinambungan.

 Jabatan yang menjanjikan karier hidup dan keanggotaan yang permanen.

 Jabatan yang menentukan baku (standarnya) sendiri. 


 Jabatan yang lebih mementingkan layanan di atas keuntungan pribadi.
 Jabatan yang mempunyai organisasi professional yang kuat dan terjalin 
erat. 
c. Menurut pakar Sosiolog, ciri utama suatu profesi sebagai berikut:
 Keterampilannya berdasar pendidikan dan penguasaan  pengetahuan teoritis 
 Menjalani pendidikan di tingkat perguruan tinggi/akademi yang cukup lama
 Untuk menjalankan praktik profesinya memerlukan izin atau pengesahan
 Ikatan sesame anggota profesi 
 Sebelum menjalankan profesinya , sudah melakukan uji kompetensi
 Pendidikan berkelanjutan 
 Bekerja secara mandiri berdasarkan ilmu yang dimilikinya 

 Kode etik profesi yang harus dipatuhi 

 Mengabdikan ilmunya untuk masyarakat luas 

 Pengetahuan yang dikembangkan melalui pengalaman


 Kode Etik Profesi 

a. Pengertian Kode Etik Profesi 


 Menurut pasal 43 UU No.20 Tahun 2003 bahwa kode etik berisi norma dan
etika yang mengikat perilaku guru dalam pelaksanaan tugas 
keprofesionalan 
 Menurut kode Etik Guru Indonesia ( hasil kongres PGRI ke-XX tahun
2008), Kode Etik Guru Indonesia adalah norma dan asas dan diterima oleh
guru guru Indonesia, sebagai pedoman sikap dan perilaku dalam
melaksanakan  tugas profesi sebagai pendidik, anggota masyarakat, dan
warga negara 
 Menurut Sonny Keraf , kode etik merupakan kadidah moral yang berlaku
khusus untuk orang-orang professional di bidang tersebut.  Kode Etik
Profesi merupakan norma yang ditetapkan dan diterima oleh kelompok
profesi yang mengarahkan dan memberikan petunjuk kepada anggotanya
bagaimana seharusnya berbuat dan sekaligus menjamin mutu moral profesi
di mata masyarakat. 
 Fungsi Kode Etik Profesi 

 Memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang


prinsip profesionalitas yang digariskan 

 Sebagai sarana control sosial bagi masyarakat atas profesi


yang bersangkutan 

 Mencegah campur tangan pihak di luar organisasi profesi


tentang  hubungan etika dalam keanggotaan profesi. 
 Tujuan Kode Etik Profesi 

Untuk menjunjung tinggi martabat profesi. 

 Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. c.


Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi. 
 Untuk meningkatkan mutu profesi. 

 Untuk meningkatkan mutu organisasi profesi. 

 Sanksi Melanggar Kode Etik 

Sanksi pada dasarnya merupakan upaya pembinaan kepada guru yang 


melakukan pelanggaran dan juga untuk menjaga harkat dan martabat profesi
guru.  Pemerintah mencampuri urusan profesi ini, pencampuran tersebut bersifat
memberikan sanksi- sanksi hukum yang sifatnya memaksa, baik berupa sanksi 
perdata maupun sanksi pidana. Pemberian sanksi dilaksanakan oleh Dewan 
Kehormatan Guru Indonesia. 
 Kode Etik Guru Indonesia 

Kode Etik Guru (KEG), Kode Etik Guru Indonesia (KEGI), atau nama lain
sesuai  dengan yang disepakati oleh organisasi atau asosiasi profesi guru,
merupakan  pedoman bersikap dan berperilaku yang mengejewantah dalam
bentuk nilai-nilai  moral dan etika jabatan guru. Dengan demikian, guru harus
menyadari bahwa  jabatan mereka merupakan suatu profesi yang terhormat,
terlindungi, bermartabat,  dan mulia. Di sinilah esensi bahwa guru harus mampu
memahami, menghayati,  mengamalkan, dan menegakkan Kode Etik Guru dalam
menjalankan tugas-tugas  profesional dan menjalani kehidupan di masyarakat. 

 Organisasi Profesional Keguruan 

Organisasi profesi adalah suatu organisasi, yang biasanya bersifat


nirlaba,  yang ditunjukan untuk suatu profesi tertentu dan bertujuan
melindungi kepentingan  public dan atau anggotanya maupun professional
pada bidang tersebut. dalam  salah satu kriteria jabatan professional, jabatan
profesi harus mempunyai wadah  untuk menyatukan gerak langkah dan
mengendalikan keseluruhan profesi.  Beberapa contoh organisasi profesi : 
 PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) 

 ABKIN (Asosiasi Bimbingan Konseling Indonesia) 

 ISPI (Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia) 

 ISMaPI (Ikatan Sarjana Manajemen Pendidikan Indonesia)


e. MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran)

KELOMPOK 11
Judul materi : Konsep Pelaksanaan Tugas Profesi Tenaga Kependidikan dalam
Bidang Pekerjaan yang Nyata
jabatan secara profesional. Menurut Saud profesionalisasi menunjuk kepada
profess peningkatan kualifikasi maupun kemampuan para anggotaa profesi dalam
mencapai kriteria yang standar dalam penampilannya sebagai anggota profesi. Oleh
karena itu, profesionalisasi merupakan proses secepat seseorang telah menyatakan dirinya
sebagai warga suatu profesi. Berikut ini terdapat ciri-ciri utama profesi adalah:

1. Memiliki fungsi, signifikansi sosial, dan keahlian dan ketrampilan tingkat


tertentu.
2. Memperoleh keahlian dan ketrampilan melalui metode ilmiah.
3. Memiliki batang tubuh disipli ilmu tertentu.
4. Studi dalam waktu lama di perguruan tinggi.
5. Pendidikan ini juga merupakan wahana sosialisasi nilai-nilai profesional di kalangan
mahasiswa yang mengikutinya.
6. Berpegang teguh kepada kode etik yang dikontrol oleh organisasi profesi dengan
sanksi sanksi tertentu.
7. Bebas memutuskan sendiri dalam memecahkan masalah bertalian dengan
pekerjaannya. 8. Memberi layanan sebaik-baiknya kepada klien dan otonom dari
campur tangan pihak luar.
8. Mempunyai prestise yang tinggi di masyarakat dan berhak mendapat imbalan yang
layak (Pidarta, 1997:266).

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pendidik adalah memelihara dan
memberi latihan (ajaran, tuntunan, pimpinan) mengenai akhlak dan kecerdasan pikiran.
Secara bahasa, dalam Kamus Basar Bahasa Indonesia Pendidik adalah orang yang
mendidik. Pengertian tersebut memberikan kesan bahwa pendidik adalah orang yang
melakukan kegiatan dalam bidang mendidik. Jika dari segi bahasa pendidik dikatakan
sebagai orang yang mendidik, maka dalam arti luas dapat dikatakan bahwa pendidik
adalah semua orang atau siapa saja yang berusaha dan memberikan pengaruh terhadap
pembinaan orang lain (peserta didik) agar tumbuh dan berkembang potensinya menuju
kesempurnaan.

Sedangkan kata kependidikan berkenaan dengan bidang pekerjaan mendidik. Kata


ini berasal dari kata pendidik mendapat awalan “ke” dan berakhiran “an”, berarti proses
atau kegiatan mendidik. Dalam konteks pendidikan di Indonesia, kata pendidikan berarti
sama dengan menunjuk kata “keguruan dan ilmu pendidikan” sehingga apabila dikaitkan
dengan tenaga kependidikan berarti orang-orang yang terlibat dalam proses kegiatan
pendidikan.
Pendidik dan tenaga kependidikan adalah dua “profesi” yang sangat berkaitan erat
dengan dunia pendidikan, sekalipun lingkup keduanya berbeda. Hal ini dapat dilihat dari
pengertian keduanya yang tercantum dalam Pasal 1 Undang-undang No. 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan. Dalam undang-undang tersebut dinyatakan bahwa tenaga
kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan.

Terdapat hak dan kewajiban yang perilu didapatkan dan dilaksanakan oleh
pendidik dan tenaga kependidikan, yang mana hak dan kewajibana tenaga kependidikan
adalah hak yang melekat pada diri tenaga kependidikan sebagaimana dipaparkan dalam
Undang Undang Republik Indonesia nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah sebagai berikut:

1. Memperoleh penghasilan dan jaminan kesejahteraan sosial yang pantas dan


memadai
2. Memperoleh penghasilan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
3. Memperoleh pembinaan karir sesuai dengan tuntunan pengembangan kualitas.
4. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas dan hak atas hasil
kekayaan intelektual.
5. Memperoleh kesempatan untuk menggunakan sarana, prasarana, dan fasilitas
pendidikan untuk menunjang kelancaran pelaksanaan tugas. Sedangkan kewajiban
yang harus dilaksanakan oleh tenaga kependidikan adalah:
 Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif,
dinamis dan dialogis.
 Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu
pendidikan.
 Memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi da kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

KELOMPOK 12

Judul : Lingkup dan Prosedur Evaluasi pada Tugas Profesi Tenaga Kependidikan &
Poal Pembinaan dan Pengembangan Karir dari Profesi Tenaga Kependidikan

Penilaian/evaluasi adalah proses pengumpulan, pengolahan, analisis dan


interpretasi data sebagai bahan pengambilan keputusan. Evaluasi kinerja guru/tenaga
pendidik merupakan sebuah system pengelolaan kinerja berbasis guru yang di buat untuk
menilai mengevaluasi tingkat kinerja guru secara individu dalam rangka mencapai kinerja
sekolah secara maksimal yang berdampak pada peningkatan prestasi Peserta didik.
Tujuan pelaksaan evaluasi kinerja guru/tenaga pendidik :

a. Menentukan tingkat kompetensi seorang guru.


b. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja guru dan sekolah.
c. Menyajikan suatu landasan untuk pengambilan keputusan
Konsep evaluasi mencakup syarat system evaluasi, prinsip pelaksanaan, aspek yang
dinilai dalam evaluasi dan perangkat pelaksanaan evaluasi. evaluasi kinerja terdapat
beberapa unsur yang perlu dievaluasi, antara lain:
a. Evaluasi guru mata pelajaran/guru kelas
- Merencanakan dan melaksanakan pembelajaran
- Mengevaluasi dan menilai
- Menganalisis hasil penilaian
- Melaksanakan tindak lanjut hasil penilaian

b. Evaluasi guru BK/Bimbingan Konseling


- Merencanakan dan melaksanakan pembimbingan
- Mengevaluasi dan menilai hasil bimbingan
- Menganalisis hasil evaluasi pembimbingan
- Melaksanakan tindak lanjut hasil pembimbingan

Evaluasi kinerja tenaga pendidik setidaknya dilaksanakan satu tahun sekali pada
tiap sekolah. Evaluasi tersebut dilaksanakan oleh kepala sekolah atau orang/panitia yang
ditunjuk/dibentuk langsung oleh kepala sekolah.
Pada saat penelitian, petugas peneliti sidak ke tempat pengajaran guru terkait.
Dengan membawa lembar instrument evaluasi yang berisi tentang poin-pon berdasarkan
kompetensi guru yang diuji.
Hasil penelitian di-coding ke lembar instrument tersebut dalam bentuk skor- skor.
Setelah hasil tersebut telah terisi semua, hasil dalam lembar instrument selanjutnya di-
display ke dalam lembar laporan evaluasi. Dalam bentuk laporan tersebut dapat dilihat
secara jelas kinerja tenaga pendidik yang telah di evaluasi.
Pembinaan dan pengembangan tenaga kependidikan merupakan usaha
mendayagunakan, memajukan dan meningkatkan produktivitas kerja setiap
tenagakependidikan yang ada di seluruh tingkatan manajemen organisasi dan jenjang
pendidikan.

Anda mungkin juga menyukai