Anda di halaman 1dari 23

KONSEP GANGGUAN SISTEM INTEGUMEN

Disusun Oleh :

Reza Ayuni Nim.1912210202


IntanMauliza Nim.1912210183
Asmaul Husna Nim.1912210196
Syarifah Tiara Nim.1912210191
Af’alullah Nim.1912210176

Dosen Pembimbing : Ns.Herlina AN NasutionS,Kep,M.km

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS SAIS TEKNOLOGI DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BINA BANGSA GETSEMPENA (UBBG)
BANDA ACEH
T.A 2021/2022
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan


rahmatnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul ”Konsep
Gangguan Sistem Integumen” dengan baik walaupun dalam bentuk yang sederhana.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen yang
mengajarkan mata kuliah keperawatan jiwa yang telah memberikan bimbingan kepada kami
dalam menyelesaikan tugas ini, selanjutnya ucapan terima kasih kepada semua orang yang telah
membantu kami dalam mengerjakan tugas ini sampai selesai.
kami mengharapkan adanya saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak,
sebagai masukan bagi saya dan jadikan tambahan pengetahuan dan pengalaman untuk
pembuatan makalah berikutnya. Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua,Terima kasih.

Banda Aceh, 13 Desember 2021

Kelompok 1
BAB I
KONSEP DASAR MEDIS

A.  Definisi
Luka bakar adalah suatu bentuk kerusakan atau kehilangan jaringanyang disebabkan
kontak dengan sumber panas seperti api, air panas, bahan kimia, listrik dan radiasi
( Rembulan, 2017).
Luka bakar merupakan suatu jenis trauma dengan morbiditas dan mortalitas tinggi
yang memerlukan penatalaksanaan khusus sejak awal (fase syok) sampai fase lanjut
(Nugroho,2012). 

B. Etiologi
Ada beberapa penyebab dari terjadinya luka bakar, diantaranya adalah: 
1) Luka Bakar karena Suhu Tinggi (Thermal Burn)Luka bakar karena panas (Suhu
tinggi) merupakan luka bakar yang disebabkan karena terpapar atau kontak dengan
api, cairan panas atau objek-objek panas lainnya seperti gas dan bahan padat: gas,
cairan, bahan padat (solid)
2) Luka Bakar karena Bahan Kimia (ChemicalBurn)
Luka bakar kimia disebabkan oleh adanya kontak jaringfan kulit dengan asam atau
basa kuat (zat kimia). Konsentrasi zatkimia,lamanya kontak dan banyaknya
jaringan yang terpapar menentukan luasnya cidera karena zat kimia. Luka bakar
kimia dapatterjadimisalnya karena kontak dengan zat-zat pembersih untuk
keperluan rumah tangga dan berbagai zat kimia yang digunakan dalam bidang
industri, pertanian dan militer. Lebih dari 25 000 produk zat kimia diketahui dapat
menyebabkan luka bakar kimia
3) Sengatan listrik (electricalBurn)
Luka bakar yang disebabkana oleh karen adanya kontak antara tubuh manusia
dengan energi listrik. Berat ringanya lukadipengaruhi oleh luka lamanya kontak,
tingginya voltage dan cara gelombang elektrik samapai mengenaitubuh
4)   Radiasi (RadiationInjury)

Luka bakar radiasi disebabkan oleh karena tubuh manusia yang terpapar dengan
sumber radioaktif. Tipe cidera ini seringkali berhubungan dengan penggunaan
radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi untuk keperluan terapeutik pada
dunia kedokteran. Contoh lain adalah terpaparnya tubuh
manusiayangterlalulamaolehsinarmataharijugamerupakansalah satu tipe luka bakar
radiasi.

C.  Manifestasi Klinis


Berat ringanya luka luka bakar tergantung pada jumlah jaringan yang
terkena dan kedalaman luka bakar,
1.   Luka bakar derajat 1

Merupakan luka bakar yang paling ringan. Kulit yang terbakar menjadi
merah, nyeri, sangat sensitif terhadap sentuhan dan lembab atau
memebengkak. Jika ditekan, darah yang terbakar akan
memutih dan belum terbentuk
bula 2.  Luka bakar derajat 2
Menyebebkan kerusakan yang lebih dalam. Kulit melepuh, dasarnya
nampak merah atau keputihan dan terisi oleh cairan kental yang jernih.
Jika disentuh warnannya berubah menjadi putih dan terasa nyeri.
3.  Luka bakar derajat 3
Menyebabkan kerusakan yang paling dalam. Permukaan bisa
 berwarna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus, dan kasar.

Kerusakan sel darah merah pada daerah yang terbakar bisa menyebabkan
luka bakar berwarna merah terang. Kadang daerah
yang terbakar melepuh dan rambut/bulu ditempat tersebut mudah tercabut
dari akarnya. Jika disentuh, tidak timbul rasa nyeri karena ujung saraf pada
kulit telah mengalami kerusakan. Jaringan yang terbakar bisa mati. Jika
jaringan mengalami kerusakan akibat luka
 bakar, maka cairan akan merembes dari pembuluh darah dan menyebabkan
pembengkakan. Pada luka bakar yang luas, kehilangan jumlah besar
cairan karena perembesan tersebut bisa
menyebabkan terjadinya syok. Tekanan darah rendah sehungga darah yang
mengalir keotak dan organ lainya sangat sedikit.

D.  Patofisiologi
Pada dasarnnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi,
akibatnya akan merusak kulit dan pembuluh darah tepi maupun pembuluh darah
besar dan akibat kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan cairan plasma sel
darah, protein dan albumin, mengalami gangguan fisiologi.Akibanya terjadilah
kehilangan cairan yang massif, terganggunya cairan didalam lumen pembuluh
darah. Suhu tinggi juga merusak pembuluh darah yang mengakibatkan sumbatan
pembuluh darah sehingga beberapa jam setelah terjadi reaksi tersebut bias
mengakibatkan radang sistemik, maupun kerusakan jaingan lainya. Dari kilasan
diatas maka pada luka bakar juga dapar terjadi sok hipovolemik (burnsyok).
1. Faseakut
Fase akut luka bakar disebut juga sebagai fase awal atau fase syok.Dalam fase
akut ini penderita akan mengalami ancaman gangguan airway(  jalan nafas),
breathing (mekanisme bernafas), dan circulation (sirkulasi). Gangguan jalan
nafas tidak hanyaterjadi segera atau beberapa saat setelah terbakar, namun masih
dapat terjadi obstruksi saluran pernafasan akibat cidera inhalasi dalam 48-72 jam
pasca trauma.Cidera inhalasi adalah penyebab kematian utama penderita luka
bakar pada fase akut.Pada fase akut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dan elektrolit akibat cidera karena panas yang berdampak pada sistemik.
2. Fase subakut 
Fase subakut berlangsung setelah fase syok teratasi.Masalah yang terjadi adalah
adanya kerusakan atau kehilangan jaringan akibat kontak dengan sumber panas.
Luka yang terjadi akan menyebabkan: 
1. Proses imflamasi dan infeksi
2. Permasalahaan pada penutupan lukan dengan fokus perhatian pada luka yang
terbuka, jaringan epitel dan atapada struktur organfungsional.

3. Fase Lanjut
Fase lanjutakan berlangsung sempai terjadinya jaringan parut akibat luka dan
permulihaan fungsi organ-organ fungsional. Permasalahan yang muncul pada
fase ini adalah adanya penyulit berupa parut yang hipertropik,keloid,gangguan
pigmentasi, deformitas, dan kontraktur.
E. PATHWAY
F.  Klasifikasi

Menurut Majid & Prayogi (2013), Klasifikasi derajat luka bakarberbeda-


beda untuk masing-masing negara, oleh karena itusangatbergantung
terhadap management terapi atau pengobatan yang digunakan oleh negara tersebut.
Klasifikasi luka bakar yang lama diperkenalkan oleh dupuitrent yaitu
mengklasifikasikan derajat luka bakar kedalam enam kategori yaitu:

i. Luka bakar derajat1

Luka bakar yang diakibatkan oleh jilatan api, benda panas, dan cairan
panas yang suhunya tidak mencapai titik didih, atau
akibatcairankimia.Biasanyabentuklukabakarberupakemerahaandanproses
penyembuhan terjadi tanpa meninggalkan perut. Waktupenyembuhan antara
beberap jam samapi beberapa hari.

ii. Luka bakar derajat2

Luka bakar yang diakibatkan terkena benda panas atau cairanpanas yang
suhuya mencapai titik didih atau lebih tinggi. Lapisan kulit supervisial hanya
sedikit yang rusak dan penyembuhannya tanpa meninggalakan jaringan perut.
Pada awalnya terdapat vesikel yang kemudian akan terasa sakit dan warnanya
menjadi hitam

iii. Luka bakar derajat3

Lukabakariniadalahakibatcairanyangsuhunyadiatastitikdidihpadakeadaani
nilaisansupervisialkulitseluruhnyarusaksehinggapada penyembuhan akan
meninggalkan jaringan perut.Ujungpersyarafan juga terbakar sehingga
mengakibatkan rasanyaa nyeri yang berat. Pada proses penyembuhan dapat
terjadi jaringan perut yang mengandung semua elemen kulit, sehingg
atidakmenimbulkankontraktur.

iv. Luka bakar derajat4

Luka bakar yang menimbulakn kerusakan pada seluruh jaringan kulit


ujung saraf juga ikut rusak, sehingga pada luka bakar ini rasanyeri tidak ada.
Pada proses penyembuhan akanmembentukjaringan perut yang akan
mengalami kontraksi dan deformitas.luka terkelupas pada hari kelima atau
keenam dan proses penyembuhan akan berjalan lambat

v. Luka bakar derajat5

Luka bakar pada keadaan ini timbul kerusakan fasia otot dan hampir selalu
menimbulkandeformitas

vi. Luka bakar derajat6

Pada luka bakar derajat ini biasanya fatal, pasien tidak meninggal maka
bisanya mengakibatkan kerusakan anggota tubuh.

1) Penyebabnya: kontak dengan bahan air atau bahan padat, jilatan apai pada
pakaian, jilatan langsung ada kimiawi,atau ultraviolet

2) Penampilan:terdapatgelembung(blister/bula)besardanlembabdan ukuranya
bertambah besar dan pucat bial ditekan dengan ujungjari, serta apabila
tekanan dilepas akan berisi kembali. Timbul gelembung-gelembung berisi
cairan berwarna jernihtetapi kental, rasa nyeri atai sakit yang mengganggu ,
dan bila gelembungtersebut pecah akan terlihat kulit yang berwarnakemerah-
merahan

3) Warna:berbintik-bintikyangkurangjelas,putih,coklat,pink,ataumerah coklat

4) Perasaan: sangatnyeri

5) Waktupenyembuhan: pada superficial partial thicknesdapatsembuh kurang


lebih 14-21 hari, sedangkan pada deep partial
thicknessdapatsembuhkuranglebih21-
28hari.Apabilaakerusakanmengenaikelenjarkeringat,kelenjarlemak,atauakarr
ambutmakaproses penyembuhaan menjadi lebih lama lagi sekitar 2-3 minggu
serta berpotensi menimbulkan cacat pada kulit
c.  Luka bakar derajat 3

 
Karakteristik luka bakar derajat 3:

1) Kedalamanya : mengenai semua lapisan kulit, lemak subkutan dan dapat juga
mengenaai permukaan otot, persarafan, dan pembuluh darah, sertatulang

2)  Penyebabnya: kontak dengan bahan cair atau padat, jilatanapai,

bahan kimia, maupun dengan kontak dengan arus listrik

3)  Penampilan: luka bakar tampak kering disertai kulit mengelupas dengan tekstur
kasar atau keras, pembuluh darah seperti arang

yang terlihat dibawah kulit yang mengelupas, jarang ada

gelembung, dinding sangat tipis, tidak membesar, dan tidak pucatbila dditekan. Luka
tabmapak bervariasi dari berwarna putih, merah sampai dengan coklat atau hitam dan
terdapat edema.

4)  Sensasi nyeri : sedikit nyeri atau bahkan tidak terasa nyeri karena serabu-

serabutsarafnaytelahrusak,danrambutmudahlepasbiladicabut

5)  Waktu penyembuhan : sulit terjadi penyembuhan luka secara spontan, dengan waktu
penyembuhan sekita 3-5 bulan serta memerlukan transplantasi kulit untuk
memperbaiki jaringan kulit yanghilang

1.  Klasifikasi Berdasarkan Luasnya LukaBakar


Lukabakarjugabisadiklasifikasikanberdasrkanluasnyalukabakar, yaitu dengan
menghitung seberapa luas luka bakar tersebut. Beberapa ahli membuat suatu
metode yang digunakan untukmenetukan luasnya luka bakar. Beberapa metode yang
digunakanuntukmenentukanluasnyalukabakaradalahmetoderuleofnine;

  Lund dan Browder  serta hand palm. Ukuran luka  bakar dapat ditentukan
dengan menggunakan salah satu dari metode tersebut. Untukmengetahui ukuran
lukabakar ditentukan dengan menghitung presentase dari permukaan tubuh yang
terkena luka bakar. Akurasi dari perhitungan bervariasi menurut
metodeyangdigunakan dalam menentukan luas luka bakar.
Metode rule of nine merupakan suatu metde yang dapatdigunakan dalam
menghitung perkiraan luas luka bakar secara
cepat.Dasardarimetodeinidalahbahwatubuhdibagikedalaam bagian-bagian anatomik,
dimana setiap bagian mewakilisembilanpersen (9%) kecuali pada daerah genitalia
yaitu ( 1%). Metode ini dikembangkanoleh wallace, dimana membagi tubuh manusia
menjadi9%ataukelipatan9yangterkenaldengannaama‘RuleOf Nine’ atau Rule Of
Wallace Rumus ‘Rule Of Nine atau Rule Of Wallace pada orangdewasa adalah sebagai
berikut:

a)  KepaladanLeher:9%
 b)  Lenganmasing-masing9% :18%

c)   Badan depan 18% badan belakang 18%:36%

d)  Tungkaimasing-masing :36%

e) Genitalia/perineum:1% Total :100%

Sedangkan rumus Rule Of Nine atau Rule Of Wallace pada anakyaitu:


a) Kepaladanlehe :18%

 b) Lenganmasing-masing9% :18%

 Badan depaan 18% badanbelakang18%

:36%
d)  Tungkaimasing-masing13,5% :27%

e)  Genitalia/perineum :1%

f) Total :100%

MetodelunddanBrowder,merupakan
modifikasidari persentasibagian – b agiantubuhberdasarkanusiapasien, yang dapat
memberikan yang lebih akurat tentang luas luka bakar. Selain dari kedua tersebut
diatas, dapat juga digunakan cara lainya yaity menggunakan metode hand palm
metode ini adalah suatumetode untuk menetukan luas atau persentasi luka bakar
dengan menggunakan telapak tangan luas luka bakar sebesar telapak tangan dihitung
1% dari permukaan tubuh yang mengalam iluka bakar
1.  Lokasi lukabakar
Berat ringan luka bakartergantung pula oleh lokasi atau temapat luka
bakar. Luka bakar yang mengenai kepala, leher, dandada sring kali berkaitan
dengan komplikasi pada paru-paru (pulmoner).Luka bakar yang mengenai
wajah dapat menyebabkan abrasi kornea, sedangkan luka bakar mengenai
wajah daparmenyebabkan abrasi kornea, sedangkan luka bakar yang
mengenai lengan dan persendian seringkali menimbulkian gangguan aktivis
fisik,sehingga membutuhkan terapi fisik dan okupasi serta dapat
menimbulkan implikasi terhadap kehilangan waktu bekerja dan atau
ketidakmampuan untuk bekerja secara permanen. apabila luka bakar
mengenai daerah merineum mudah terkontaminais oleh urine ataufaces
sehingga mudah terjadi radang atau infeksi pada luka bakar tersebut.
Luka bakar mengenai daerah dada dapat meyebaabkan tidak
adekuatnya ekspansindinding dada sehingga pasien mengalami sesak napas
dan terjadinya insufisiensipulmoner.

2.  Berat ringannya lukabakar


Beberapa pertimbangan untuk mengetahui berat ringanya luka bakar adalah sebagai
berikut:
a. Presentasi area atau luasnya luka bakar pada permukaan tubuh
b. Riwayat pengobatan yang laludan
c. Trauma yangmenyertai
Menurut American Burn Asociaton (ABA), yaitu perkumpulan luka
bakar di amerika serikat, mengklasifikasi berat ringanya luka bakar kedalam
3 kategori, yaitu:
a. Luka bakarberat
1. 25% pada orangdewasa
2. 25% pada anak dengan usia kurang dari 10tahun
3. 20% pada anak orang dewasa dengan usia lebih dari 40 tahun
4. Luka bakar mengenai wajah,mata, telinga, lengan, kaki, dan perineum yang
mengakibatklan gangguan funsional, kosmetik atau menimbulkan disabilitas
5. Luka bakar karena listrik tegangantinggi
6. Semualukabakaryangdisertaiciderainhalasiatautraumayang bera

 b. Luka bakar sedang

i. 15-25% mengenai orangdewasa


ii.10-20% pada anak usia kurang dari 10tahun

iii.10-20% pada orang dewasa usia lebih dari 40 tahun

c.Luka bakar ringan

1) Luka bakar dengan luas kurang dari 10%Tidak ada resiko


gangguan kosnetik, fungsional atau disabiliti Sedangkan menurut
American college of surgeon, beratringanya luka bakar dibagi
kedalam tiga kategori yaitu:
a. Parah-kritis
1)  Luka bakar derajat 2, dengan luas bakar 30 % ataulebih

2) Luka bakar derajat 3, dengan luas luka bakar 10 %


ataulebih

3). Luka bakar derajat 3 pada tangan, kaki dan wajah denagn adanya
komplikasi pernafasan, jantung fraktur, dan jaringan lunak yangluas

 b.  Sedang- moderate 


1)  Luka bakar derajat 2, dengan luas luka bakar 15-30 %
2)  Luka bakar derajat e3, dengan luas luka bakar 1-10%
c. Ringan-minor 

1) Luka bakar derajat 2, dengan luas luka bakar kurang dari 15%
2)  Luka bakar derajat 3, dengan luas luka bakar kurang dari1%

G.  Pemeriksaan Penunjang(Diagnostik)


1.  Laboratorium : Hb, Ht, Leucosit, Trhobosit, Gula darah, Elektrolit,
Kreatinin, Ureum, Protein, Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap, AGD
( bila diperlukan ),dll.
2.   Rontgen : foto thorax, danlain-lain
3.  EKG
4.  CVP : Untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka
bakar lebih dari 30 % dewasa dan lebih dari 20 % padaanak.

H. Penatalaksanaan
Menurut Rizal (2009), secara umum penatalaksanaan luka bakar
secara sistematik dapat dilakukan dengan menggunakan rumus
6C,yaitu
clothing cooling, cleaning,chemoprophylaxis, covering, and comforting.
 Pa dapertolonganpertamadapatdilkukanlangkahclothingdancooling dan
selanjutnya dilaakukan pada fasilitaskesehatan
5.  Clothing
Yaitu suatu upaya untuk menyingkirkan semua pakaian yang Panas
atau terbakar. Apabila bahan pakaian yang menempel dan tidak dapat
dilepaskan maka dibiarkan untuk sampai paada fase pembersihan
(cleaning) 2. Cooling
Yaitu suatu upaya untuk mendinginkan daerah yang terkena luka
bakar dengan menggunakan air yang mengalir selama 20
menit. Harus dihindari terjadinya hipotermia (penurunan suhudibawah
normal, terutama anak dan orang tua). Cara ini efektif samapai dengan 3
jam setelah kejadian luka bakar, kompres dengan air dingin ( air sering
diganti agar efektif tetap membersihkan rasadingin) yang berfungsi untuk
menghilangkan rasa nyeri pada lukayang terlokalisasi. Jangan
mengompres denga menggunakan es karena dapat menyebabkan
pembuluh darah mengkerut (
vasokonstriksi) sehingga justru akan memperberat derajat luka dan risiko
hipertemia. Untuk luka bakar karena zat kimia dan luka
 bakar didalam daerah mata, siram dengan air mengaliryang
 banyalk selama 15 menit atau lebih bila penyebabnya lukabakar
 berupa bubuk maka singkirkan terlebih dahulu dari kulit baru disiram air
yangmengalir
3.  Cleaning
Adalah upaya untuk membersihkan luka dengan bantuan obat
anastesiuntukmengurangirasanyeridenganmembuangjaringanyang sudah
mati atau dilakukan proses debridemen, proses
 penyembuhan akan lebih cepat dan risiko infeksi berkurang.
4.  Chemoprophylaxis
Yaitu memberikan agen antui tetanus yang dapat diberikan pada luka
yang lebih dalam dari  superficialpartial-thickness. Pemberian
krim silver sulfadiazim untuk penanganan infeksi, dapat diberikan
kecuali[padalukabakarsuperficial.Krimsilversulfadiazimtidak
 boleh diberikan pada luka bakar yang mengenai wajah, riwayat alergi
sulfa, perempuan hamil, bayi baru lahir dan ibu menyusui dengan bayi
kurang dari 2bulan

5.  Covering
Yaitu upaya penutupan luka bakar dengan kasa, yang
disesuaikan denga derajat luka bakar. Luka bakar superfisialtidak
 perlu ditutup dengan kasa atau bahan lainya. Pembalutan luka( yang
dilakukan setelah pendinginan) bertujuan untuk engurangi
 pengeluaran panas yang terjadi akibat hilangnya lapisan kulit akibat luka
bakar. Jangan diberikan mentega, minyak, oli atau larutanlainya, karena
dapat menghambat proses penyembuhan dan peningkatan resiko
infeksi
6. Comforting
Yaitu memberikan rasa nyaman pada klien dengan memberikan obat
penurunan rasa nyeri (analgetik).faktor fisiologis yang dapat
mempengruhi nyeri meliputi kedalaman luka, luas dan
tahapanpenyembuhan luka. Untuk tipe luka bakar partial ini thickness
akan terasa sangat nyeri akibat simulasi pada ujung saraf. Berbeda dengan
luka bakar full thickness yang tidak mengalami rasa nyeri karena ujung-
ujung saraf telah mengalami kerusakan. Namun demikian ujung-ujung
saraf yang terletak pada bagian tepi luka akan sangat sensitif. Faktor-
faktor psikologis yang dapat mempengaruhi persepsi seseorang terhadap
nyeri adalah kecemasan, ketakutan dan
kemampuan klien untuk menggunakan kopingnya. Sedangkanfaktor-faktor
sosial meliputi pengalaman masa lalu tentang nyeri, kepribadian, latarbelakang
keluarga, dan perpisahan keluarga dan rumah. persepsi nyeri dan respon terhadap
rangsang nyeri bersifat
individual oleh karena itu maka rencana penanganan perawatandilakukan
bersifat individual.

I. Penatalaksanaaan luka bakar


1.   Fase gawat darurat(faseresusitasi)
Fase gawat darurat diawali pada saat terjadi luka bakar dan diakhiri
saat membaiknya permiabilitas kapiler, yang biasanya terjadi pada 48-72
jam setelah luka bakar. Tujuan utama pemulihanselama fase ini adalah
untuk mencegah shock hipovolemik dan memelihara fungsi dari organ
vital. Penatalaksaanaan pada fase
gawat darurat diantaranya meliputi perawatan sebelum di rumah sakit,
penanganan instalasi gawat darurat(IGD) dan periode
resusitasi.
2.   Perawatan sebelum dirumah sakit (pre- hospitalcare)
Perawatan sebelum klien dibawah ke rumah sakit dimulai pada
tempatkejadianlukabakardanberakhirketikasampaidiinstitusi
 pelayanan instalasi gawat darurat. Pre-hospital care dimulai dengan
memindahkan atau menghindarkan klien ddari sumber penyebab luka
bakar atau menghilangkan sumber panas
Beberapa tindakan yang dapat dilakukan pada fase pra rumah sakit
diantaranya adalah:
a.  Jauhkan penderita dari sumber luka bakar
b.  Padamkan pakaian yangterbakar
c. Hilangakn zat kimia penyebab lukabakar
d. Siram dengan air sebanyak-banyaknya bila karena zatkimia
e. Matiakn listrik atau jauhakn dari sumber listrik denganmenggunakan
objek yang kering ddan tidak menghantarkan arus(nonconductive).
f. Kaji ABC(Airway,Breathing, Circulation): perhatikan jalan nafas
( Airway) pastikan pernafasan adekuat dan kajisirkulasi
g.   Kaji adanya trauma yanglain
h.   Pertahankan suhutubuh
i.  Perhatikan kebutuhan untuk pemberian cairanintravena
 j.  Segera bawa kerumahsakit

3. Penatalaksanaan luka bakar di instalasi gawatdarurat(IGD)


Penatalaksaan luka bakar di IGD merupakan kelanjutan daritindakan yang sudah
diberikan pada waktu kejadian. Jikapengkajian dan atau penanganan yang dilakukan
tidak adekuat, maka penaangana pra rumah sakit diberikan di IGD.
Langkah-langkah pentalaksanaan luka bakar di IGD:
a.  Gunakan sarung tangan steril bila melakukan
pemeriksaanpenderita
 b.  Bebaskan dari pakaian yang terbakar
c. Lakukan pemeriksaan yang teliti dan menyeluruh untuk memastikan
adanyatrauma lain yangmenyertai
d.  Bebaskan jalaan nafas, dan bila terjadi distress jakan nafas dapat
dipasangkan endotrakheal tube (ETT), sedangkan trakheostomi
dilakukan hanya bila ada indikasi
e. Pasangintravenouskateter(IVline)yangcukupbesardanberikancairanringer
lktat dengan jumlah 30-50 cc/jam untuk dewasa dan 20-30 cc/ jam
untuk anak-anak diatas 2 tahun serta 1 cc/kg/jam untuk anak dibawah
2 tahun
f. Lakukan pemasangan foley kateter untuk monitor jumlah produksi
urin.Catat jumlah urine setiap jam
g. Lakukan pemasangan nasogastrik tube (NGT) untuk melakukan
dekompresilambung dengan penghisapan secara intermiten
h. Berikan morfin intravena dan hindari penggunaan secara intramuscular
untuk menghilangkan rasa nyerihebat
i. Timbang beratbadan
 j.  Berikan tetanus toksoid bila duperlukan (1500 unit untuk dewasa)
pemberian tetanus toksoid booster bila penderita tidakmendapatkanya
dalam 5 tahun terakhir.
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan

1.   Luka bakar adalah kehilangan jaringan yang disebabkankontak


dengan sumber panas seperti air, api, bahan kimia, listrik dan radiasi.
2.   Klasifikasi luka bakar pada saat sekarang dibedakanberdasasrkan
kedalamaan, luas, lokasi da berat ringan lukabakar.
3.   Ada beberapa penyebab dari terjadinya luka bakar, diantaranya adalah:
a.  Luka Bakar karena Suhu Tinggi (ThermalBurn)
Luka bakar karena panas (Suhu tinggi) merupakan luka bakar yang
disebabkan karena terpapar atau kontak dengan api, cairan panas atau
objek-objek panas lainnya seperti gas dan bahan padat: gas, cairan, bahan
padat (solid).
 b.  Luka Bakar karena Bahan Kimia (Chemical Burn)
Luka bakar kimia disebabkan oleh adanya kontak jaringfan kulit
dengan asam atau basa kuat (zat kimia). Konsentrasi zat kimia, lamanya
kontak dan banyaknya jaringan yang terpapar menentukan luasnya cidera
karena zat kimia. Luka bakar kimia dapat terjadi misalnya karena kontak
dengan zat-zat pembersih untuk keperluan rumah tangga dan berbagai zat
kimia yang digunakan dalam bidang industri, pertanian dan militer. Lebih
dari 25 000 produk zat kimia diketahui dapat menyebabkan luka bakar
kimia
c.  Sengatan listrik (electrical Burn)
Luka bakar yang disebabkana oleh karen adanya kontak antara tubuh
manusia dengan energi listrik. Berat ringanya luka dipengaruhi oleh luka
lamanya kontak, tingginya voltage dan caragelombang elektrik samapai
mengenaitubuh
d.  Radiasi (Radiation Injury)
Luka bakar radiasi disebabkan oleh karena tubuh manusia yang
terpapar dengan sumber radioaktif. Tipe cidera iniseringkaliberhubungan
dengan penggunaan radiasi ion pada industri atau dari sumber radiasi
untuk keperluan terapeutikpada dunia kedokteran. Contoh lain adalah
terpaparnya tubuh manusia yang terlalu lama olehsinar matahari juga
merupakan salah satu tipe luka bakar radiasi
4.   Pada dasarnnya luka bakar itu terjadi akibat paparan suhu yang tinggi,
akibatnya akan merusak kulit dan pembuluh darah tepimaupun pembuluh
darah besar dan akibat kerusakan pembuluh darah ini mengakibatkan
cairan plasma sel darah, protein dan albumin, mengalami gangguan
fisiologi. Akibanya terjadilah kehilangan cairanyang massif,
terganggunya cairan didalam lumen pembuluh darah. Suhu tinggi juga
merusak pembuluh darah yang mengakibatkan
sumbatanpembuluhdarahsehinggabeberapajamsetelahterjadireaksitersebut
bisa mengakibatkan radang sistemik, maupun kerusakan jaingan
lainya.Luka bakar terjadi dalam 3 fase, yaitu Fase akut, Fase sub akut dan
FaselanjutBeratringanyalukalukabakartergantungpadajumlahjaringanyang
terkena dan kedalaman luka bakar
a.   Luka bakar derajat 1: Kulit yang terbakar menjadi merah, nyeri, sangat
sensitif terhadap sentuhan dan lembab atau memebengkak.Jika ditekan,
darah yang terbakar akan memutih dan belum terbentukbula
 b.  Luka bakar derajat 2: Menyebebkan kerusakan yang lebih

dalam.Kulitmelepuh,dasarnyanampakmerahataukeputihandanterisi
oleh cairan kental yang jernih. Jika disentuh warnannya berubah menjadi
putih dan terasa nyeri.
c.  Luka bakar derajat 3: Menyebabkan kerusakan yang paling dalam.
Permukaan bisa berwarna putih dan lembut atau berwarna hitam, hangus,
dan kasar.
5.   Pemeriksaan penunjang pada pasien luka bakar,yaitu:
a.   Laboratorium : Hb, Ht, Leucosit, Trhobosit, Gula darah, Elektrolit,
Kreatinin, Ureum, Protein, Albumin, Hapusan luka, Urine lengkap, AGD
( bila diperlukan ),dll.
 b.  Rontgen : foto thorax, dan

lainlain c. EKG
d.  CVP : Untuk mengetahui tekanan vena sentral, diperlukan pada luka
bakar lebih dari 30 % dewasa dan lebih dari 20 % padaanak
6.   Menurut Rizal (2009), secara umum penatalaksanaan luka bakar secara
sistematik dapat dilakukan dengan menggunakan rumus 6C, yaitu
clothing cooling, cleaning,chemoprophylaxis, covering,and comforting.
Terdapat 3 fase penatalaksanaan luka bakar yaitu fase resusitasi, fase pre-
hospital dan fase perawatan luka bakar diIGD
Madudanpetaicinadapatmenjadipilihanpengobatanalteratifpasien dengan
luka bakar. Hal ini telahdijelaskan dalam Al-Qur’an perihal manfaat
madu dan juga telh teruji berdasarkanbeberapa penelitian dan ilmu
kedokteran.
8.   Pengkajian keperawatan luka bakar terdiri dari Data demografi, luas luka
bakar, kedalaman luka bakar, lokasi atau area luka, masalah kesehatan
lain dan data penunjang (Sel darah merah, sel darah putih,gas darah arteri,
karboksihemoglobin, serum elektrolit, sodium
urine,alkalinepospatase,glukosaserum,kreatinin,urine,rontgendada, bronh
oskopi, ECG, dan foto luka). Pengkajian yang tepat dan
sistematisdiperlukanuntukmerumuskandiagnosadanintervensiyangtepat
pada klien luka bakar.

B.  Saran
Dalam menangani luka bakar, perawat harus tetap memegang prinsip
steril sesuai medis tidak boleh dilakukan sembarangan karena bisa
mempengaruhi waktu kesembuhan luka bakar. Setiap individu baik tua,
muda, maupun anak-anak diharapkan selalu waspada dan berhati-hati
setiapkalimelakukankegiatan/aktivitasterutamapadahal-
halyangdapatmemicu luka bakar.
DAFTAR PUSTAKA

Majid, Abdul & Agus. 2013. “Perawatan Pasien Luka Bakar”. Yogyakarta:
Gosyen Publishing
Kristanti, Paula dkk. 2013. “Asuhan Keperawatan Gawat Darurat”. Jakarta:
Trans Info Media
Musliha. 2010. “Keperawatan Gawat Darurat”. Yogyakarta: Nuha Medika
  Nurarif A.H. dan Kusuma H. 2015. “ APLIKASI Asuhan Keperawatan
berdasarkan Diagnosa Medis dan NANDA NIC-NOC ”. Jogjakarta
:MediAction 
Rembulan, Vidianka. (2015). “Potency of Honey in Treatment of Burn Wounds”.
2015, Vol.4 No.1
Sari, S., Safitri, W & Utami, R . (2018). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan 
  Metode Demonstrasi terhadap Praktik Pertolongan Pertama Luka Bakar 
  pada Ibu Rumah Tangga di Garen RT.01/RW.04 PandeanNgemplak
  Boyolali”. 2018
  Dewantari, Dwi & Sugihartini, Nining. (2015). "Formulasi dan Uji Aktivitas Gel
  Ekstrak Daun Petai Cina (Leucaena Glauca, Benth) sebagai sediaan Obat
  Luka Bakar". 2015, Vol.2 No.5
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2016. “Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia”.
  Edisi
1. Jakarta: DPPPPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. “Standar Intervensi Keperawatan Indonesia”.
  Edisi
1. Cetakan 2. Jakarta: DPP

Anda mungkin juga menyukai