Anda di halaman 1dari 14

YAYASAN MEDISTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) MEDISTRA


INDONESIA PROGRAM STUDI PROFESI NERS-PROGRAM STUDI
ILMU KEPERAWATAN (S1) PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN –
PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) PROGRAM STUDI FARMASI
(S1)-PROGRAM STUDI KEBIDANAN (D3)
Jl. Cut Mutia Raya No. 88A-Kel.Sepanjang Jaya – BekasiTelp.(021)82431375-77, Fax (021)
82431374 Web.stikesmedistra-indonesia.ac.id Email:stikesmedistraindonesia1@gmail.com

LAPORAN REFLEKSI KASUS KEBIDANAN

Nama : SITI AYU GUSTINA


NPM : 2115. 6051.1031
Stase : KEHAMILAN
Pembimbing : Dr. Lenny Irmawaty S. SST, M.Kes

A. Kronologis Penemuan Kasus


Pada hari Senin, 8 November 2021 merupakan hari pertama saya menempuh

praktek Pendidikan Profesi Bidan di stase Kehamilan yang bertempat di Klinik Bidan

Sri Karawang. Pada suatu hari tepatnya hari Senin tanggal 21 November 2021 saya

bertemu dengan seorang pasien Ny. L datang bersama suaminya ke Klinik Bidan Sri,

ingin memeriksakan kehamilannya. Saya mempersilahkan untuk masuk ke ruang

periksa dan saya memperkenalkan diri sebagai bidan jaga pada hari itu, saya

menanyakan data diri dari pasien tersebut Ny. L usia 22 tahun mengaku ini hamil anak

pertama belum pernah keguguran, HPHT 13 Juni 2021 keseharian sebagai ibu rumah

tangga, alamat di walahar klari kab karawang. Ny. L mengatakan saat ini tidak ada

keluhan, tidak mempunyai riwayat penyakit sebelum atau yang sedang di derita

sekarang, Riwayat sosial ekonomi Ny. L sebagai ibu rumah tangga dan suaminya juga
buruh di pabrik. Ny. L mengatakan makan 2xsehari makanan yang di konsumi nasi,

lauk pauk, sayur tapi lebih sering makan makanan junk food, dan mie instan dan

terkadang minum minuman kemasan yang manis-manis dan mengatakan jarang

olahraga. Pola istirahat tidur, tidur siang tidak pernah tidur malam jam 21.00 dan

bangun jam 04.00. Riwayat menstruasi siklus 30 hari, lamanya haid 6 hari terkadang

merasa sakit saat haid hari pertama, Keadaan umum: Pucat, Kesadaran: Composmentis,

Tanda tanda vital: TD: 110/70mmh, Nadi: 81x/m S: 36,7 C R: 20x/m TFU: 2 jari atas

simpisis. Lila 22 cm BB 46 Kg, TB 155 Cm, Hb 10,8 g/Dl. IMT 19,14.

B. Alasan Pemilihan Kasus

Penulis tertarik dengan kasus ini karena pada kasus Ny. L Wanita hamil

mengkonsumsi makanan setiap hari lebih banyak makan junkfood dan lebih sering

minum kemasan hanya asal kenyang tidak memperhatikan konsumsi asupan nutrisi

yang dibutuhkan oleh wanita hamil. Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi

pada ibu hamil dapat menyebabkan kurang energi kronik. Ibu hamil dengan kurang

energi kronik akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),

dan jika tidak ditangani dengan baik akan berisiko mengalami stunting.

C. Evaluasi dari Kasus yang Diangkat

Pemahaman saya mengenai kasus yang saya dapatkan memang mengatur pola

makan pola tidur dan istirahat sangat penting terkait gizi yang di konsumsi. Dari hasil

pemeriksaan didapatkan hasil ukuran lila 22 cm yang berarti ada masalah dalam status

nutrisi ibu hamil tersebut. Ny L dan keluarga membutuhkan konseling pengetahuan

tentang nutrisi bagi ibu hamil. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas
hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh

didalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu dengan yang lain. Kuantitas

menunjukkan kuantum masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Pemberian

Makanan Tambahan (PMT) Pada Ibu Hamil Makanan tambahan adalah makanan

bergizi sebagai tambahan selain makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi

kebutuhan gizi. PMT Pemulihan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai

pengganti makanan utama sehari-hari pada sasaran (Anonim, 2017).

Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000

kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra

sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil, Energi yang tersembunyi

dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa

ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan

untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa

dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama

kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh

besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250

(perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.

Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram per hari. Artinya,

wanita hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak

hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta

dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.

Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta.

Pada kehamilan yg normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir
trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yg akan mendukung

persiapannya untuk menyusui setelah bayi lahir. Kebutuhan meningkat dibanding

sebelum hamil, untuk mendukung tumbuh kembang janin serta proses diferensiasi sel.

Tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan untuk membantu proses

metabolisme energi seperti vitamin (Vit) B1, vit B2, niasin, dan asam pantotenat, Vit B6

dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA (Deoxyribonucleic Acid) dan sel-sel darah

merah, sedangkan Vit B6 juga berperan penting dalam metabolisme asam amino.

Kebutuhan vit A dan C juga meningkat selama hamil. Begitu juga kebutuhan mineral,

terutama Mg (magnesium) dan Fe (zat besi). Mg dibutuhkan untuk mendukung

pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan Fe dibutuhkan untuk membentuk sel darah

merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi, disamping untuk

meminimalkan peluang terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat

dibandingkan sebelum hamil (Titah Nurul L, 2021)

Kebutuhan energi pada trimester I meningkat secara minimal. Kemudian

sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir

kehamilan. Energi tambahan selama trimester II diperlukan untuk pemekaran jaringan

ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta

penumpukan lemak. Selama trimester III energi tambahan digunakan untuk

pertumbuhan janin dan plasenta.

Ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran Lingkar

Lengan Atas (LILA) <23.5 cm. Pada kasus ny. L asupan makanan, makan 2xsehari

makanan yang di konsumi nasi, lauk pauk, sayur tapi lebih sering makan makanan

junk food, dan mie instan dan terkadang minum minuman kemasan yang manis-manis
dan mengatakan jarang olahraga. Pola istirahat tidur, tidur siang tidak pernah tidur

malam jam 21.00 dan bangun jam 04.00, hasil pemeriksaan lingkar lengan atas Ny. L

di dapatkan hasil 22 cm.

Tingkat Pendapatan keluarga berperan dalam menentukan status kesehatan

seseorang terutama ibu hamil, karena berbanding lurus dengan daya beli keluarga.

Keluarga mampu membeli bahan makanan tergantung dari besar kecilnya pendapatan

perbulannya. Semakin tinggi pendapatan maka akan semakin tinggi pula jumlah

pembelanjaannya, Keluarga dengan pendapatan terbatas kemungkinan besar akan

kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan

zat gizi dalam tubuhnya. (Siti Khadija Pratiwi, 2018)

Pengetahuan tentang kesehatan yang tinggi menunjang perilaku hidup sehat

dalam pemenuhan gizi ibu selama kehamilan. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya

merupakan suatu usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,

kelompok, atau individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut

masyarakat dapat memperoleh pengetahuan tentang pentingnya asupan nutrisi selama

kehamilan. (Anitasari B. Tandiama A, 2018).

Patofisiologi terjadinya Kekurangan energi kronik pada ibu hamil dapat

terjadi karena konsumsi energi dan protein mengalami kekurangan dalam jangka

waktu yang lama. Protein sendiri mengandung zat besi di dalamnya yang

sangat dibutuhkan selama masa kehamilan untuk pertumbuhan dan

perkembangan janin. Apabila asupan nutrisi kurang menyebabkan pasokan

zat besi tidak mencukupi sehingga berkurangnya jumlah protoporpirin yang


diubah menjadi heme dan diikuti menurunnya feritin yaitu berkurangnya

simpanan zat besi. (Mijayanti et al., 2020)

Menurut UNICEF faktor penyebab masalah kekurangan energi kronik yang

terjadi pada ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu penyebab secara langsung dan tidak

langsung. Salah satu penyebab langsung dari ibu hamil kekurangan energi kronik yaitu

konsumsi gizi yang tidak cukup dan penyakit, sedangkan penyebab tidak langsung

adalah persediaan makanan tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai, dan kesehatan

lingkungan yang tidak memadai serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai Dalam

memprediksi masalah kekurangan gizi terutama pada ibu hamil dapat menggunakan

beberapa pilihan didasarkan prioritas kebutuhan dalam penelitian dimana, pengukuran

antropometri yang dapat digunakan untuk mendeteksi ibu hamil yang kekurangan

energi kronik yaitu dapat dilakukan dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT)

apabila <18,5 dan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) yaitu untuk negara Amerika

latin, Asia dan Afrika antara 21 cm sampai dengan 23,5 cm. Sementara di Indonesia

untuk mendeteksi dini ibu hamil KEK yaitu menggunakan pengukuran lingkar lengan

atas yaitu apabila < 23,5 cm. Ibu hamil yang mengalami masalah gizi dan kesehatan

akan berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu maupun bayinya dan

terhadap kualitas bayi yang akan lahir Kondisi ibu bersalin dengan kekurangan energi

kronik menyebabkan pasokan nutrisi yang dibutuhkan selama kehamilan berkurang

sehingga dapat berpengaruh terhadap hubungan antara suplai darah dan respon tubuh

sehingga mengakibatkan terjadinya persalinan prematur, perdarahan pasca salin,

anemia, infeksi, bahkan kematian ibu. Pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan

riwayat kekurangan energi kronik akan berpengaruh terhadap terhambatnya suplai


nutrisi dan oksigen dari ibu ke janin sehingga risiko yang dapat terjadi adalah asfiksia,

bayi berat lahir rendah, dan yang terburuk adalah kematian bayi (Wulan et al., 2016).

Perbedaan antara ukuran LILA dan IMT pada ibu hamil KEK yaitu Indek

Massa Tubuh dengan Berat Badan ibu Hamil dengan KEK. Dari hasil

perbandingan ini dinyatakan bahwa antara LILA dengan IMT tidak ada rasio

berbedaan yang bermakana. Dalam pengukuran Rasio perbedaan masih dikatakan

besaran perbedaan Normal, bahwa pengukuran IMT besaran peningkatan sangat

tergantung pada peningkatan berat badan, sehingga pengukuran IMT untuk ibu

hamil KEK, lebih akurat nilainya dibandingkan dengan pita LILA. Kenaikan

berat badan 1 kg dalam penghitungan IMT, memungkinkan bahwa seseorang

sudah tidak KEK, namun bila itu diukur IMT dengan pita LILA, seseorang

tersebut ukurannya masih kecil dan dinyatakan KEK (Isti Harjanti & Ninik, 2016).

D. Diagnosis

Ny. L G1P0AO gravida 14 minggu dengan KEK

E. Analisis Mahasiswa terhadap Kasus

Kasus KEK pada Ny. L kemungkinan di sebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi,

dari hasil anamnesa asupan makanan, makan 2xsehari makanan yang di konsumi nasi,

lauk pauk, sayur tapi lebih sering makan makanan junk food, dan mie instan dan

terkadang minum minuman kemasan yang manis-manis. Pemenuhan gizi ibu hamil

memang belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat Indonesia. Namun nilai gizi

seharusnya tetap diperhatikan, mengingat semakin menjamurnya makanan siap saji (junk

food) dan pola makan remaja Indinesia yang cenderung kurang asupan dan variasi gizi
serta digunakannya zat adaktif. Hal tersebut dapat mengakibatkan timbulnya cacat

bawaan pada susunan saraf pusat dan otak janin. Nutrisi mempunyai peranan yang sangat

penting bagi kehidupan manusia khususnya bagi ibu hamil. Kebutuhan nutrisi meningkat

kurang lebih 15% untuk pertumbuhan janin, payudara dan memproduksi sel darah merah.

Bila nutrisi ibu normal pada masa sebelum hamil dan selama hamil kemungkinan besar

akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan, berat badan normal. Kualitas bayi yang

dilahirkan sangat tergantung pada keadaan nutrisi ibu sebelum dan selama melahirkan

(Nurmaliza, 2016)

Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas sumber daya

manusia di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya

saat masa janin dalam kandungan. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan

menghadapi masalah gizi. Hal ini berhubungan dengan proses pertumbuhan janin dan

pertumbuhan berbagai organ tubuhnya sebagai pendukung proses kehamilannya. Ibu

hamil membutuhkan tambahan energi, protein, vitamin dan mineral untuk mendukung

pertumbuhan janin dan proses metabolisme tubuh. Masalah yang sering terjadi pada ibu

hamil yaitu tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan.

Ny. L dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil ukuran Lingkar lengan atas 22 cm

Ibu hamil yang KEK ditandai dengan lingkar lengan atas pada tangan yang tidak

digunakan dengan kegiatan sehari-hari dengan panjang lingkar <23,5 cm. Lingkar lengan

atas dapat memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak di

bawah kulit. Pendeteksian LILA dilakukan pada saat kunjungan pertama (k1) pemeriksaan

antenatal care (ANC) tujuan pengukuran LILA adalah untuk menapis apakah ibu hamil

tersebut masuk dalam kategori KEK atau tidak KEK. Tindakan ini penting dilakukan
karena bukan hanya untuk menepis ibu hamil yang KEK tapi juga untuk mengetahui

kemungkinan resiko melahirkan Stunting. Dari hasil uji statistik menunjukkan adanya

hubungan yang bermakna antara KEK dengan kejadian stunting (Ruaida & Soumokil,

2018).

Ny. L usia 22 tahun mengaku ini hamil anak pertama, ibu hamil usia muda memiliki

kerentanan dengan asupan gizi, karena pada periode kehamilan, seorang ibu yang berusia

remaja memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya, begitu pula dengan janin yang

dikandungnya, sehingga terjadi persaingan nutrisi antara ibu dan janin. Jika hal tersebut

berlangsung terus menerus maka potensi berat badan kurang pada saat hamil lebih tinggi

pada ibu hamil pada usia muda. Dampak yang terjadi pada ibu hamil dengan IMT rendah

adalah faktor risiko gangguan pertumbuhan linier bayi yang dilahirkan. Hal ini

menunjukkan pentingnya status gizi yang baik dalam mempersiapkan kehamilan untuk

mencegah gangguan pertumbuhan linier bayi (Pamungkas1 et al., 2020).

Konsumsi makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan

untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena itu, ibu hamil

membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil,

dengan konsumsi pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan

proporsinya. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang

dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya.

Selama hamil, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk

mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil dan janinnya. Selain itu, gizi juga diperlukan untuk

persiapan memproduksi ASI. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat

gizi yang dibutuhkan, maka janin akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh
ibunya, seperti sel lemak sebagai sumber kalori dan zat besi sebagai sumber zat besi.

Oleh karena itu, ibu hamil harus mempunyai status gizi yang baik sebelum hamil dan

mengonsumsi makanan yang beranekaragam baik proporsi maupun jumlahnya.

Faktor pengetahuan mempengaruhi terjadinya KEK. Pengetahuan cukup lebih

banyak yang tidak kekurangan energi kronik dibandingkan yang berpengetahuan kurang

karena disebabkan kurangnya informasi yang mereka terima tentang gizi ibu hamil.

kurangnya informasi tersebut menyebabkan banyak di antara responden yang tidak

mengetahui tentang kekurangan energi kronik. Umumnya responden berpendapat bahwa

kekurangan energi kronik merupakan suatu keadaan kekurangan yodium atau vit A,

karena mereka jarang mendengar istilah KEK. Diantara responden juga

banyak berpendapat bahwa kekurangan energi kronik bisa di sebabkan karena pola tidur,

karena menurut mereka seseorang yang kurang tidur akan berdampak pada kondisi

kesehatan seperti badan menjadi kurus. (Syakur et al., 2020).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan Indriati Fitrianingtyas, dkk.

dapat disimpulkan bahwan terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan

dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Warung

Jambu Kota Bogor dan terdapat hubungan antara peyakit infeksi dengan Kejadian.

(Ningsih & Indrasari, 2018).

Dari hasil anamnesa Ny.L sebagai ibu rumah tangga dan sauminya bekerja

sebagai buruh harian lepas sehingga mempengaruhi nutrisi yang di konsumi ibu hamil.

Besar penghasilan yang diperoleh responden dapat mempengaruhi pola makan sehingga

secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi nutrizi ibu hamil dan bayinya.

Semakin tinggi pendapatan keluarga maka akan semakin mampu pula keluarga tersebut
untuk memenuhi asupan gizi yang baik. Begitu pula sebaiknya, semakin rendah

pendapatan keluarga makan akan sulit untuk memenuhi nutrisi dan asupan gizi yang

dibutuhkan oleh tubuh. Faktor ekonomi berhubungan dengan tingkat pendapatan dan

melahirkan daya beli seseorang apabila tingkat pendapatan tersebut seimbang dengan

jumlah anggota keluarga yang menjadi bebannya. Ibu yang memiliki ekonomi tinggi

maka akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan mengutamakan

kualitasnya (Andini, 2020).

Gizi kurang pada ibu hamil bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil

akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.

1. Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi

pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara

normal, dan terkena penyakit infeksi.

2. Terhadap Perslinan Pengaruh gizi kurang terhadap proses persalinan dapat

mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya (premature),

pendarahan setelah persalinan, serta persalinan dengan operasi cenderung

meningkat.

3. Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses

pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati,

kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia, intra partum (mati

dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). (Fay, 1967)

dalam nurindah 2019.

Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu

hamil Saya menyarankan ibu untuk mengkonsumsi makanan-makanan yang gizi


seimbang, hidup sehat dengan melakukan pengaturan diit yang benar dan teratur

selama kehamilan, Istirahat cukup, diberi penyuluhan mengenai gizi seimbang yang

diperlukan oleh ibu hamil, peningkatan variasi dan jumlah makanan, mengurangi

beban kerja pada ibu hamil, konsumsi vitamin B kompleks dan tablet Fe selama

kehamilan, melakukan pemeriksaan rutin 1 bulan sekali dan ANC terpadu.

Memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas

(LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 –

12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3

kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus

bertujuan memantau pertumbuhan janin. Pengukuran LILA dimaksudkan untuk

mengetahui apakah seseorang menderita Kurang Energi Kronis (KEK), sedangkan

pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemai gizi.

F. Daftar Pustaka
Andini, F. R. (2020). Hubungan Faktor Sosio Ekonomi Dan Usia Kehamilan Dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Prambontergayang Kabupaten Tuban. Amerta Nutrition, 4(3), 218.
https://doi.org/10.20473/amnt.v4i3.2020.218-224
Anitasari B. Tandiama A. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Masa
Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo. Journal
Article, 01, 99–106. https://stikeskjp-palopo.e-journal.id/JFK/article/view/39
Fay, D. L. (1967). Kejadian KEK Pada Wanita Usia Subur (WUS) dan Ibu Hamil.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Isti Harjanti, A., & Ninik, C. (2016). Studi Komparatif Pengukuran Lila (Lingkar
Lengan Atas) Dan Imt (Ndeks Massa Tubuh) Dengan Berat Badan Pada Ibu Hamil
Kek (Kekurangan Energi Kronik). Jurnal Ilmu Kebidanan Dan Kesehatan
( Journal of Midwifery Science and Health ), 7(1), 23–30.
Mijayanti, R., Sagita, Y. D., Fauziah, N. A., & Fara, Y. D. (2020). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di UPT
Pukesmas Rawat Inap Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2020. Maternal and
Child Health Journal, 1(3), 205–219.
Ningsih, R., & Indrasari, N. (Poltekes K. T. R. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, 5(2), 95–100.
Nurmaliza, L. (2016). Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebiasaan Konsumsi Junk Food
Di Klinik Bromo Medan Tahun 2016. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam
I/BB Medan, 1(2), 133. https://doi.org/10.34008/jurhesti.v1i2.106
Pamungkas1, C. E., Lestari2, C. I., & Siti Mardiyah WD3. (2020). Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Indeks Massa Tubuh (IMS) Kurus Pada Ibu Hamil Usia Muda Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia,
13(1), 55–73. https://doi.org/10.14710/jspi.v13i1.55-73
Ruaida, N., & Soumokil, O. (2018). Hubungan Status Kek Ibu Hamil Dan Bblr Dengan
Kejadian Stunting Pada Balita Di Puskesmas Tawiri Kota Ambon. Jurnal
Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal), 9(2), 1–7.
https://doi.org/10.32695/jkt.v2i9.12
Siti Khadija Pratiwi. (2018). Hubungan pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan Ibu
dengan kejadian kekurangan energi kronis (KEK) Pada ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas puuwatu Kota kendari provinsi sulawesi tenggara Tahun 2018. Jurnal
Poltekes Kemenkes Kendari. http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/620/1/Hubungan
Pendapatan Keluarga Dan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Kejadian KEK.pdf
Syakur, R., Usman, J., & Dewi, N. I. (2020). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU
HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MACCINI SOMBALA
MAKASSAR. Komunitas Kesehatan Masyarakat, 1, 54–58.
Titah Nurul L. (2021). KEBUTUHAN ENERGI GIZI DALAM TUBUH. 13(April), 15–
38.
Wulan, D. R., Susanti, A. I., & Sari, P. (2016). Luaran Maternal Dan Neonatal Pada Ibu
Bersalin dengan Riwayat Kekurangan Energi Kronik di Wilayah Kecamatan
Jatinangor Tahun 2015. Jurnal Sistem Kesehatan, 2(2), 79–83.
https://doi.org/10.24198/jsk.v2i2.11246

Anda mungkin juga menyukai