praktek Pendidikan Profesi Bidan di stase Kehamilan yang bertempat di Klinik Bidan
Sri Karawang. Pada suatu hari tepatnya hari Senin tanggal 21 November 2021 saya
bertemu dengan seorang pasien Ny. L datang bersama suaminya ke Klinik Bidan Sri,
periksa dan saya memperkenalkan diri sebagai bidan jaga pada hari itu, saya
menanyakan data diri dari pasien tersebut Ny. L usia 22 tahun mengaku ini hamil anak
pertama belum pernah keguguran, HPHT 13 Juni 2021 keseharian sebagai ibu rumah
tangga, alamat di walahar klari kab karawang. Ny. L mengatakan saat ini tidak ada
keluhan, tidak mempunyai riwayat penyakit sebelum atau yang sedang di derita
sekarang, Riwayat sosial ekonomi Ny. L sebagai ibu rumah tangga dan suaminya juga
buruh di pabrik. Ny. L mengatakan makan 2xsehari makanan yang di konsumi nasi,
lauk pauk, sayur tapi lebih sering makan makanan junk food, dan mie instan dan
olahraga. Pola istirahat tidur, tidur siang tidak pernah tidur malam jam 21.00 dan
bangun jam 04.00. Riwayat menstruasi siklus 30 hari, lamanya haid 6 hari terkadang
merasa sakit saat haid hari pertama, Keadaan umum: Pucat, Kesadaran: Composmentis,
Tanda tanda vital: TD: 110/70mmh, Nadi: 81x/m S: 36,7 C R: 20x/m TFU: 2 jari atas
Penulis tertarik dengan kasus ini karena pada kasus Ny. L Wanita hamil
mengkonsumsi makanan setiap hari lebih banyak makan junkfood dan lebih sering
minum kemasan hanya asal kenyang tidak memperhatikan konsumsi asupan nutrisi
yang dibutuhkan oleh wanita hamil. Asupan energi dan protein yang tidak mencukupi
pada ibu hamil dapat menyebabkan kurang energi kronik. Ibu hamil dengan kurang
energi kronik akan berisiko melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR),
dan jika tidak ditangani dengan baik akan berisiko mengalami stunting.
Pemahaman saya mengenai kasus yang saya dapatkan memang mengatur pola
makan pola tidur dan istirahat sangat penting terkait gizi yang di konsumsi. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan hasil ukuran lila 22 cm yang berarti ada masalah dalam status
tentang nutrisi bagi ibu hamil. Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta kuantitas
hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh
didalam susunan hidangan dan perbandingannya yang satu dengan yang lain. Kuantitas
Makanan Tambahan (PMT) Pada Ibu Hamil Makanan tambahan adalah makanan
bergizi sebagai tambahan selain makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira 80.000
kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu tambahan ekstra
sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama hamil, Energi yang tersembunyi
dalam protein ditaksir sebanyak 5180 kkal, dan lemak 36.337 Kkal. Agar energi ini bisa
ditabung masih dibutuhkan tambahan energi sebanyak 26.244 Kkal, yang digunakan
untuk mengubah energi yang terikat dalam makanan menjadi energi yang bisa
dimetabolisir. Dengan demikian jumlah total energi yang harus tersedia selama
kehamilan adalah 74.537 Kkal, dibulatkan menjadi 80.000 Kkal. Untuk memperoleh
besaran energi per hari, hasil penjumlahan ini kemudian dibagi dengan angka 250
(perkiraaan lamanya kehamilan dalam hari) sehingga diperoleh angka 300 Kkal.
Kebutuhan protein bagi wanita hamil adalah sekitar 60 gram per hari. Artinya,
wanita hamil butuh protein 10-15 gram lebih tinggi dari kebutuhan wanita yang tidak
hamil. Protein tersebut dibutuhkan untuk membentuk jaringan baru, maupun plasenta
dan janin. Protein juga dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan dan diferensiasi sel.
Lemak merupakan sumber tenaga yang vital dan untuk pertumbuhan jaringan plasenta.
Pada kehamilan yg normal, kadar lemak dalam aliran darah akan meningkat pada akhir
trimester III. Tubuh wanita hamil juga menyimpan lemak yg akan mendukung
sebelum hamil, untuk mendukung tumbuh kembang janin serta proses diferensiasi sel.
Tambahan zat gizi lain yang penting juga dibutuhkan untuk membantu proses
metabolisme energi seperti vitamin (Vit) B1, vit B2, niasin, dan asam pantotenat, Vit B6
dan B12 diperlukan untuk membentuk DNA (Deoxyribonucleic Acid) dan sel-sel darah
merah, sedangkan Vit B6 juga berperan penting dalam metabolisme asam amino.
Kebutuhan vit A dan C juga meningkat selama hamil. Begitu juga kebutuhan mineral,
pertumbuhan dari jaringan lunak. Sedangkan Fe dibutuhkan untuk membentuk sel darah
merah dan sangat penting untuk pertumbuhan dan metabolisme energi, disamping untuk
meminimalkan peluang terjadinya anemia. Kebutuhan zat besi menjadi dua kali lipat
sepanjang trimester II dan III kebutuhan energi terus meningkat sampai akhir
ibu seperti penambahan volume darah, pertumbuhan uterus, dan payudara, serta
Ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang mempunyai ukuran Lingkar
Lengan Atas (LILA) <23.5 cm. Pada kasus ny. L asupan makanan, makan 2xsehari
makanan yang di konsumi nasi, lauk pauk, sayur tapi lebih sering makan makanan
junk food, dan mie instan dan terkadang minum minuman kemasan yang manis-manis
dan mengatakan jarang olahraga. Pola istirahat tidur, tidur siang tidak pernah tidur
malam jam 21.00 dan bangun jam 04.00, hasil pemeriksaan lingkar lengan atas Ny. L
seseorang terutama ibu hamil, karena berbanding lurus dengan daya beli keluarga.
Keluarga mampu membeli bahan makanan tergantung dari besar kecilnya pendapatan
perbulannya. Semakin tinggi pendapatan maka akan semakin tinggi pula jumlah
dalam pemenuhan gizi ibu selama kehamilan. Pendidikan kesehatan pada hakekatnya
kelompok, atau individu, dengan harapan bahwa dengan adanya pesan tersebut
terjadi karena konsumsi energi dan protein mengalami kekurangan dalam jangka
waktu yang lama. Protein sendiri mengandung zat besi di dalamnya yang
terjadi pada ibu hamil terbagi menjadi dua yaitu penyebab secara langsung dan tidak
langsung. Salah satu penyebab langsung dari ibu hamil kekurangan energi kronik yaitu
konsumsi gizi yang tidak cukup dan penyakit, sedangkan penyebab tidak langsung
adalah persediaan makanan tidak cukup, pola asuh yang tidak memadai, dan kesehatan
lingkungan yang tidak memadai serta pelayanan kesehatan yang tidak memadai Dalam
memprediksi masalah kekurangan gizi terutama pada ibu hamil dapat menggunakan
antropometri yang dapat digunakan untuk mendeteksi ibu hamil yang kekurangan
energi kronik yaitu dapat dilakukan dengan pengukuran indeks massa tubuh (IMT)
apabila <18,5 dan pengukuran lingkar lengan atas (LiLA) yaitu untuk negara Amerika
latin, Asia dan Afrika antara 21 cm sampai dengan 23,5 cm. Sementara di Indonesia
untuk mendeteksi dini ibu hamil KEK yaitu menggunakan pengukuran lingkar lengan
atas yaitu apabila < 23,5 cm. Ibu hamil yang mengalami masalah gizi dan kesehatan
akan berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu maupun bayinya dan
terhadap kualitas bayi yang akan lahir Kondisi ibu bersalin dengan kekurangan energi
sehingga dapat berpengaruh terhadap hubungan antara suplai darah dan respon tubuh
anemia, infeksi, bahkan kematian ibu. Pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan
bayi berat lahir rendah, dan yang terburuk adalah kematian bayi (Wulan et al., 2016).
Perbedaan antara ukuran LILA dan IMT pada ibu hamil KEK yaitu Indek
Massa Tubuh dengan Berat Badan ibu Hamil dengan KEK. Dari hasil
perbandingan ini dinyatakan bahwa antara LILA dengan IMT tidak ada rasio
tergantung pada peningkatan berat badan, sehingga pengukuran IMT untuk ibu
hamil KEK, lebih akurat nilainya dibandingkan dengan pita LILA. Kenaikan
sudah tidak KEK, namun bila itu diukur IMT dengan pita LILA, seseorang
tersebut ukurannya masih kecil dan dinyatakan KEK (Isti Harjanti & Ninik, 2016).
D. Diagnosis
Kasus KEK pada Ny. L kemungkinan di sebabkan oleh kurangnya asupan nutrisi,
dari hasil anamnesa asupan makanan, makan 2xsehari makanan yang di konsumi nasi,
lauk pauk, sayur tapi lebih sering makan makanan junk food, dan mie instan dan
terkadang minum minuman kemasan yang manis-manis. Pemenuhan gizi ibu hamil
memang belum sepenuhnya disadari oleh masyarakat Indonesia. Namun nilai gizi
seharusnya tetap diperhatikan, mengingat semakin menjamurnya makanan siap saji (junk
food) dan pola makan remaja Indinesia yang cenderung kurang asupan dan variasi gizi
serta digunakannya zat adaktif. Hal tersebut dapat mengakibatkan timbulnya cacat
bawaan pada susunan saraf pusat dan otak janin. Nutrisi mempunyai peranan yang sangat
penting bagi kehidupan manusia khususnya bagi ibu hamil. Kebutuhan nutrisi meningkat
kurang lebih 15% untuk pertumbuhan janin, payudara dan memproduksi sel darah merah.
Bila nutrisi ibu normal pada masa sebelum hamil dan selama hamil kemungkinan besar
akan melahirkan bayi yang sehat, cukup bulan, berat badan normal. Kualitas bayi yang
dilahirkan sangat tergantung pada keadaan nutrisi ibu sebelum dan selama melahirkan
(Nurmaliza, 2016)
Masa kehamilan merupakan periode yang sangat menentukan kualitas sumber daya
manusia di masa depan, karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan oleh kondisinya
saat masa janin dalam kandungan. Ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang rentan
menghadapi masalah gizi. Hal ini berhubungan dengan proses pertumbuhan janin dan
hamil membutuhkan tambahan energi, protein, vitamin dan mineral untuk mendukung
pertumbuhan janin dan proses metabolisme tubuh. Masalah yang sering terjadi pada ibu
hamil yaitu tidak menyadari adanya peningkatan kebutuhan gizi selama kehamilan.
Ny. L dari hasil pemeriksaan didapatkan hasil ukuran Lingkar lengan atas 22 cm
Ibu hamil yang KEK ditandai dengan lingkar lengan atas pada tangan yang tidak
digunakan dengan kegiatan sehari-hari dengan panjang lingkar <23,5 cm. Lingkar lengan
atas dapat memberikan gambaran tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak di
bawah kulit. Pendeteksian LILA dilakukan pada saat kunjungan pertama (k1) pemeriksaan
antenatal care (ANC) tujuan pengukuran LILA adalah untuk menapis apakah ibu hamil
tersebut masuk dalam kategori KEK atau tidak KEK. Tindakan ini penting dilakukan
karena bukan hanya untuk menepis ibu hamil yang KEK tapi juga untuk mengetahui
kemungkinan resiko melahirkan Stunting. Dari hasil uji statistik menunjukkan adanya
hubungan yang bermakna antara KEK dengan kejadian stunting (Ruaida & Soumokil,
2018).
Ny. L usia 22 tahun mengaku ini hamil anak pertama, ibu hamil usia muda memiliki
kerentanan dengan asupan gizi, karena pada periode kehamilan, seorang ibu yang berusia
remaja memerlukan nutrisi untuk pertumbuhannya, begitu pula dengan janin yang
dikandungnya, sehingga terjadi persaingan nutrisi antara ibu dan janin. Jika hal tersebut
berlangsung terus menerus maka potensi berat badan kurang pada saat hamil lebih tinggi
pada ibu hamil pada usia muda. Dampak yang terjadi pada ibu hamil dengan IMT rendah
adalah faktor risiko gangguan pertumbuhan linier bayi yang dilahirkan. Hal ini
menunjukkan pentingnya status gizi yang baik dalam mempersiapkan kehamilan untuk
Konsumsi makanan ibu hamil harus memenuhi kebutuhan untuk dirinya dan
untuk pertumbuhan serta perkembangan janin/bayinya. Oleh karena itu, ibu hamil
membutuhkan zat gizi yang lebih banyak dibandingkan dengan keadaan tidak hamil,
dengan konsumsi pangannya tetap beranekaragam dan seimbang dalam jumlah dan
proporsinya. Janin tumbuh dengan mengambil zat-zat gizi dari makanan yang
dikonsumsi oleh ibunya dan dari simpanan zat gizi yang berada di dalam tubuh ibunya.
Selama hamil, ibu harus menambah jumlah dan jenis makanan yang dimakan untuk
mencukupi kebutuhan gizi ibu hamil dan janinnya. Selain itu, gizi juga diperlukan untuk
persiapan memproduksi ASI. Bila makanan ibu sehari-hari tidak cukup mengandung zat
gizi yang dibutuhkan, maka janin akan mengambil persediaan yang ada didalam tubuh
ibunya, seperti sel lemak sebagai sumber kalori dan zat besi sebagai sumber zat besi.
Oleh karena itu, ibu hamil harus mempunyai status gizi yang baik sebelum hamil dan
banyak yang tidak kekurangan energi kronik dibandingkan yang berpengetahuan kurang
karena disebabkan kurangnya informasi yang mereka terima tentang gizi ibu hamil.
kekurangan energi kronik merupakan suatu keadaan kekurangan yodium atau vit A,
banyak berpendapat bahwa kekurangan energi kronik bisa di sebabkan karena pola tidur,
karena menurut mereka seseorang yang kurang tidur akan berdampak pada kondisi
dengan Kejadian Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil di Puskesmas Warung
Jambu Kota Bogor dan terdapat hubungan antara peyakit infeksi dengan Kejadian.
Dari hasil anamnesa Ny.L sebagai ibu rumah tangga dan sauminya bekerja
sebagai buruh harian lepas sehingga mempengaruhi nutrisi yang di konsumi ibu hamil.
Besar penghasilan yang diperoleh responden dapat mempengaruhi pola makan sehingga
secara tidak langsung dapat mempengaruhi kondisi nutrizi ibu hamil dan bayinya.
Semakin tinggi pendapatan keluarga maka akan semakin mampu pula keluarga tersebut
untuk memenuhi asupan gizi yang baik. Begitu pula sebaiknya, semakin rendah
pendapatan keluarga makan akan sulit untuk memenuhi nutrisi dan asupan gizi yang
dibutuhkan oleh tubuh. Faktor ekonomi berhubungan dengan tingkat pendapatan dan
melahirkan daya beli seseorang apabila tingkat pendapatan tersebut seimbang dengan
jumlah anggota keluarga yang menjadi bebannya. Ibu yang memiliki ekonomi tinggi
maka akan selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan keluarga dengan mengutamakan
Gizi kurang pada ibu hamil bila ibu mengalami kekurangan gizi selama hamil
akan menimbulkan masalah, baik pada ibu maupun janin, seperti diuraikan berikut ini.
1. Terhadap Ibu Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain: anemia, pendarahan, berat badan ibu tidak bertambah secara
meningkat.
3. Terhadap Janin Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses
pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan kegururan , abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia, intra partum (mati
dalam kandungan), lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR). (Fay, 1967)
Ada beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengetahui status gizi ibu
selama kehamilan, Istirahat cukup, diberi penyuluhan mengenai gizi seimbang yang
diperlukan oleh ibu hamil, peningkatan variasi dan jumlah makanan, mengurangi
beban kerja pada ibu hamil, konsumsi vitamin B kompleks dan tablet Fe selama
Memantau pertambahan berat badan selama hamil, mengukur Lingkar Lengan Atas
(LILA), dan mengukur kadar Hb. Pertambahan berat badan selama hamil sekitar 10 –
12 kg, dimana pada trimester I pertambahan kurang dari 1 kg, trimester II sekitar 3
kg, dan trimester III sekitar 6 kg. Pertambahan berat badan ini juga sekaligus
pengukuran kadar Hb untuk mengetahui kondisi ibu apakah menderita anemai gizi.
F. Daftar Pustaka
Andini, F. R. (2020). Hubungan Faktor Sosio Ekonomi Dan Usia Kehamilan Dengan
Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Prambontergayang Kabupaten Tuban. Amerta Nutrition, 4(3), 218.
https://doi.org/10.20473/amnt.v4i3.2020.218-224
Anitasari B. Tandiama A. (2018). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil Tentang Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi Masa
Kehamilan Di Wilayah Kerja Puskesmas Wara Selatan Kota Palopo. Journal
Article, 01, 99–106. https://stikeskjp-palopo.e-journal.id/JFK/article/view/39
Fay, D. L. (1967). Kejadian KEK Pada Wanita Usia Subur (WUS) dan Ibu Hamil.
Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Isti Harjanti, A., & Ninik, C. (2016). Studi Komparatif Pengukuran Lila (Lingkar
Lengan Atas) Dan Imt (Ndeks Massa Tubuh) Dengan Berat Badan Pada Ibu Hamil
Kek (Kekurangan Energi Kronik). Jurnal Ilmu Kebidanan Dan Kesehatan
( Journal of Midwifery Science and Health ), 7(1), 23–30.
Mijayanti, R., Sagita, Y. D., Fauziah, N. A., & Fara, Y. D. (2020). Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kurang Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Di UPT
Pukesmas Rawat Inap Sukoharjo Kabupaten Pringsewu Tahun 2020. Maternal and
Child Health Journal, 1(3), 205–219.
Ningsih, R., & Indrasari, N. (Poltekes K. T. R. (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Kejadian. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, 5(2), 95–100.
Nurmaliza, L. (2016). Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Kebiasaan Konsumsi Junk Food
Di Klinik Bromo Medan Tahun 2016. Jurnal Riset Hesti Medan Akper Kesdam
I/BB Medan, 1(2), 133. https://doi.org/10.34008/jurhesti.v1i2.106
Pamungkas1, C. E., Lestari2, C. I., & Siti Mardiyah WD3. (2020). Analisis Faktor yang
Mempengaruhi Indeks Massa Tubuh (IMS) Kurus Pada Ibu Hamil Usia Muda Di
Wilayah Kerja Puskesmas Tanjung Karang. Jurnal Sains Pemasaran Indonesia,
13(1), 55–73. https://doi.org/10.14710/jspi.v13i1.55-73
Ruaida, N., & Soumokil, O. (2018). Hubungan Status Kek Ibu Hamil Dan Bblr Dengan
Kejadian Stunting Pada Balita Di Puskesmas Tawiri Kota Ambon. Jurnal
Kesehatan Terpadu (Integrated Health Journal), 9(2), 1–7.
https://doi.org/10.32695/jkt.v2i9.12
Siti Khadija Pratiwi. (2018). Hubungan pendapatan keluarga dan tingkat pendidikan Ibu
dengan kejadian kekurangan energi kronis (KEK) Pada ibu hamil di wilayah kerja
puskesmas puuwatu Kota kendari provinsi sulawesi tenggara Tahun 2018. Jurnal
Poltekes Kemenkes Kendari. http://repository.poltekkes-kdi.ac.id/620/1/Hubungan
Pendapatan Keluarga Dan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Kejadian KEK.pdf
Syakur, R., Usman, J., & Dewi, N. I. (2020). FAKTOR YANG BERHUBUNGAN
DENGAN KEJADIAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK) PADA IBU
HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MACCINI SOMBALA
MAKASSAR. Komunitas Kesehatan Masyarakat, 1, 54–58.
Titah Nurul L. (2021). KEBUTUHAN ENERGI GIZI DALAM TUBUH. 13(April), 15–
38.
Wulan, D. R., Susanti, A. I., & Sari, P. (2016). Luaran Maternal Dan Neonatal Pada Ibu
Bersalin dengan Riwayat Kekurangan Energi Kronik di Wilayah Kecamatan
Jatinangor Tahun 2015. Jurnal Sistem Kesehatan, 2(2), 79–83.
https://doi.org/10.24198/jsk.v2i2.11246