Anda di halaman 1dari 58

PENGARUH PROFITABILITAS DAN KEBIJAKAN

DEVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN


DENGAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY
(CSR) SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI
(Studi pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di
Jakarta Islamic Index Periode 2015-2019)

USULAN PENELITIAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan


Program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas
Pekalongan

Disusun oleh:

Nama : Luthfi Maulana

NPM : 0517022071

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEKALONGAN

2020
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Dunia usaha saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat.

Persaingan menjadi lebih ketat dan kompetitif. Perusahaan-perusahaan

dituntut untuk inovatif, berpikir kritis dan memanfaatkan sumber daya

secara optimal. Hal ini dilakukan untuk mewujudkan tujuan dari suatu

perusahaan yaitu memaksimumkan kemakmuran pemegang saham atau

pemilik perusahaan. Tujuan tersebut dapat dilakukan dengan

memaksimalkan nilai perusahaan. Memaksimalkan nilai pasar perusahaan

sama dengan memaksimumkan harga pasar saham (Atmaja, 2008). Sama

seperti yang diungkapkan dalam Brigham & Houston (2001), tujuan utama

manajemen adalah memaksimalkan kekayaan pemegang saham, atau dapat

diartikan memaksimalkan harga saham biasa perusahaan. Harga saham

yang tinggi maka semakin tinggi nilai perusahaan. Hal ini merupakan

persepsi positif dari investor yang mengakibatkan meningkatnya

kepercayaan investor terhadap perusahaan (Martha, Sogiroh, Magdalena,

Susanti, & Syafitri, 2018).

Nilai perusahaan merupakan faktor yang sangat penting bagi

investor dalam menentukan apakah akan berinvestasi pada perusahaan

tersebut, karena nilai perusahaan sebagai alat ukur ketertarikan investor

terhadap perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka investor atau

2
3

pemegang saham tidak akan ragu menanamkan modalnya (Gine Das Prena

& Muliyawan, 2020). Menurut Y & Amanah (2018), peningkatan nilai

perusahaan merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan, karena

nilai perusahaan merupakan cerminan dari baik buruknya kinerja

perusahaan, yang akan mempengaruhi pandangan investor pada

perusahaan. Nilai perusahaan yang baik merupakan suatu tujuan oleh

setiap perusahaan karena apabila nilai perusahaan yang tinggi maka akan

menarik investor untuk menanamkan modalnya ke perusahaan (Martha et

al., 2018). Nilai perusahaan penting untuk diteliti. Menurut Martha et al.

(2018), Peningkatan nilai perusahaan salah satunya dipengaruhi oleh

kinerja keuangan, profitabilitas, yaitu rasio yang mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba.

Profitabilitas menjadi salah satu faktor yang menjadi perhatian

investor. Profitabilitas merupakan gambaran dari kinerja manajemen

dalam mengelola perusahaan (Y & Amanah, 2018). Tingkat profitabilitas

yang tinggi sangat erat hubungannya dengan harga saham (Sukmadijaya &

Cahyadi, 2017). Semakin tinggi tingkat profitabilitas maka semakin tinggi

harga saham. Dalam profitabilitas yang dicapai oleh suatu perusahaan,

dapat diartikan oleh para investor sebagai suatu prospek yang baik bagi

perusahaan dimasa yang akan datang (Gine Das Prena & Muliyawan,

2020). Menurut Sembiring (2005) dan Sriayu & Mimba (2013) dalam

Mardi, Hermanto & Widiastuty (2019), saat profitabilitas perusahaan

tinggi, maka pihak manajemen akan berasumsi bahwa menginformasikan


4

hal-hal yang dapat mengganggu kesuksesan keuangan perusahaan tersebut

tidak perlu dilakukan. Namun, saat perusahaan memiliki tingkat

profitability yang rendah, maka perusahaan berharap para pengguna

laporan akan membaca “good news” dari kinerja sosial dan lingkungan

yang telah dilakukan oleh perusahaan.

Dalam penelitian ini, ukuran profitabilitas perusahaan diproksikan

dengan Return On Assets (ROA). ROA adalah salah satu bentuk dari rasio

profitabilitas yang dimaksudkan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam mengoptimalkan keseluruhan dana yang ditanamkan untuk

operasional perusahaan dengan tujuan menghasilkan laba yang maksimal

(Anggita Sari, 2009 dalam Akmalia, Dio, & Hesty, 2017). Tingginya rasio

profitabilitas tersebut, akan ditangkap investor sebagai sinyal positif untuk

menanamkan modal. Semakin tinggi minat para investor kepada suatu

perusahan tentunya akan meningkatkan harga saham perusahaan tersebut

(Arifianto & Chabachib, 2016). Investor akan termotivasi untuk

meningkatkan transaksi permintaan saham sehingga akan berdampak pada

kenaikan harga saham dan peningkatan nilai perusahaan (Ayu & Suarjaya,

2017).

Kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi memberi

pertanda bahwa perusahaan memiliki profitabilitas yang tinggi juga yang

akhirnya akan memberi sinyal positif kepada investor (Martha et al.,

2018). Laba atau keuntungan yang dihasilkan oleh suatu perusahaan, akan

dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk deviden. Semakin besar


5

keuntungan yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan untuk

membayarkan devidennya, sehingga akan semakin banyak investor yang

berinvestasi pada perusahaan tersebut (Pradnyana & Putra, 2018). Jika

laba yang diperoleh perusahaan tinggi maka dividen yang dibagikan akan

tinggi pula dan sebaliknya.

Kebijakan deviden adalah keputusan tentang seberapa banyak laba

saat ini yang akan dibayarkan sebagai deviden daripada ditahan untuk

diinvestasikan kembali dalam perusahaan (Brigham & Houston, 2001, p.

27). Dalam Atmaja (2008), manajemen mempunyai 2 alternatif perlakuan

terhadap pembagian penghasilan bersih sesudah pajak (EAT) perusahaan:

1) dibagi kepada para pemegang saham perusahaan dalam bentuk deviden,

dan 2) diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan

(retained earning). Jumlah deviden yang dibayarkan oleh perusahaan akan

menjadi pertanda bagi investor tentang kinerja perusahaan. Investor sangat

membutuhkan informasi mengenai kebijakan deviden untuk melakukan

penilaian terhadap suatu perusahaan, karena salah satu keputusan penting

untuk memaksimumkan nilai perusahaan adalah pembagian laba (Ayem &

Nugroho, 2016 dalam Martha et al., 2018).

Seiring dengan perkembangannya, perusahaan terus inovatif dalam

menyediakan produk dan jasa yang menarik bagi para pembeli. Akan

tetapi, para pembeli dan pembuat kebijakan lebih pandai dalam mencari

informasi mengenai produk yang dihasilkan perusahaan tersebut.

Perusahaan harus mempertimbangkan bagaimana produk yang dihasilkan


6

tersebut dapat mempengaruhi orang dan lingkungan di mana mereka

menjalankan kegiatan operasionalnya.

Dalam Kotler & Keller (2009), sekarang banyak perusahaan besar

membuat kerangka yang sangat rinci tentang bagaimana mereka berusaha

meningkatkan dampak jangka panjang tindakan mereka terhadap

masyarakat dan lingkungan. Akhir-akhir ini stakeholder dan masyarakat

yang semakin kritis dalam menilai, menyadari perusahaan juga merupakan

salah satu penyebab munculnya masalah-masalah lingkungan seperti

polusi yang dapat menyebabkan udara menjadi kotor, kebisingan,

keracunan dan permasalahan lingkungan lainnya (Astarani & Siregar,

2016).

Price & Sun (2017) mengatakan, kinerja sosial perusahaan (CSP)

dari suatu perusahaan terdiri dari "melakukan kebaikan" melalui inisiatif

tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) dan "melakukan keburukan"

melalui insiden corporate social irresponsibility (CSI). CSR telah diakui

secara luas sebagai tindakan tegas yang sangat diinginkan yang tidak

hanya menguntungkan masyarakat tetapi juga membantu perusahaan

mencapai kinerja bisnis yang lebih baik (Barnett, 2007; Cochran & Wood,

1984; McWilliams & Siegel, 2001 dalam Price & Sun, 2017). Banyak

perusahaan sekarang menyadari bahwa “melakukan apa yang baik” dan

pmengerjakannya dengan tepat sehingga dapat memberikan manfaat bagi

seluruh pemangku kepentingannya. Perusahaan yang menjalankan

tanggung jawab tanggung jawab sosial korporasi (corporate social


7

responsibility-CSR) memperkenalkan kebijakan yang mempertimbangkan

dampak terhadap lingkungan, masyarakat sekitar, dan finansial dalam

pengambilan keputusan mereka (Heizer & Render, 2015, p. 218). Semakin

banyak orang yang menginginkan informasi tentang catatan perusahaan

dalam tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk membantu

memutuskan dari perusahaan mana mereka akan membeli, investasi, dan

bekerja (Kotler & Keller, 2009a, p. 360).

Menurut Heizer and Render (2015:218), tanggung jawab sosial

korporasi (corporate social responsibility-CSR) adalah pengambilan

keputusan manajerial yang mempertimbangkan dampak terhadap

lingkungan, masyarakat di sekitar dan finansial. Saat ini CSR banyak

dikembangkan oleh banyak perusahaan. Walaupun pelaksaan CSR ini

membutuhkan biaya yang cukup besar, akan tetapi masa depan

mempunyai banyak peluang. Pelaksanaan CSR yang dilakukan oleh

perusahaan di Indonesia bukan dianggap lagi sebagai biaya, melainkan

sudah menjadi sebuah kebutuhan dalam upaya menjaga lingkungan.

Banyak CEO percaya bahwa dengan menerapkan kelestarian, perusahaan

dapat menghindari konsekuensi negatif dari bencana lingkungan, protes

politik, dan pelanggaran hak asasi manusia atau pelecehan di tempat kerja

(Kotler & Keller, 2009).

Hal tersebut diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007

Tentang Perseroan Terbatas (UU PT). Pasal tersebut menyatakan: (1)

Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya dibidang dan/atau


8

berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan Tanggung Jawab

Sosial dan Lingkungan (TJSL). (2) TJSL merupakan kewajiban Perseroan

yang dianggarkan dan diperhitungkan sebagai biaya Perseroan yang

pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan O/kepatutan dan

kewajaran. (3) Perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban dikenai

sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Banyak kegiatan industri tak diragukan lagi berdampak merusak

pada lingkungan alam (Kotler & Keller, 2009). Objek penelitian

difokuskan pada perusahaan pertambangan, karena investasi dalam sektor

pertambangan di negara-negara berkembang mengalami peningkatan

terutama di Indonesia. Sehingga proses produksi yang dilakukan tentu

membawa beberapa potensi merusak lingkungan, seperti limbah dan

polusi. Hal itu menimbulkan kerugikan masyarakat karena kandungan

limbah tersebut mampu mencemari akses-akses penting seperti air, udara,

dan kesehatan. Oleh karena itu, perusahaan pertambangan harus

melaksanakan program CSR.

Penelitian yang menguji pengaruh ROA terhadap Nilai Perusahaan

dengan Pengungkapan CSR sebagai variabel moderasi pernah dilakukan

oleh (Gine Das Prena & Muliyawan, 2020), (Ayu & Suarjaya, 2017),

(Ariasih & Yadnyana, 2018), dan (Pradita & Suryono, 2019) dengan hasil

ROA berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan pengungkapan

CSR memoderasi pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan. Sedangkan (Y

& Amanah, 2018), (Funawati & Karunia, 2017), (Pradnyana & Putra,
9

2018) dan (Itsnaini & Subardjo, 2017) menunjukkan hasil ROA

berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan dan pengungkapan CSR

tidak dapat memoderasi pengaruh ROA terhadap nilai perusahaan.

Namun demikian, penelitian-penelitian di atas belum

mempertimbangkan aspek kebijakan deviden yang berhubungan dengan

masalah yang akan diteliti. Karena kebijakan deviden merupakan salah

satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, besar kecilnya dividen

yang dibayarkan perusahaan dapat mempengaruhi keuangan perusahaan,

yaitu laba ditahan. Semakin besar dividen yang dibayarkan kepada

pemegang saham, semakin kecil laba yang ditahan, dan sebaliknya. Hal itu

dapat mempengaruhi pertumbuhan perusahaan.

Berdasarkan fenomena perbedaan hasil penelitian dari para peneliti

sebelumnya. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kembali apakah hasil

yang didapatkan akan sama jika menambahkan variabel kebijakan deviden

pada perusahaan pertambangan di Indonesia khususnya yang terdaftar di

Jakarta Islamic Index. Dengan latar belakang tersebut, maka dilakukan

penelitian mengenai “Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Deviden

terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai

Variabel Pemoderasi” dengan objek penelitian pada perusahaan

pertambangan yang terdaftar di JII pada periode 2015 sampai dengan

2019.
10

I.2 Identifikasi, Pembatasan dan Perumusan Masalah

I.2.1 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diperoleh beberapa

identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Jika profitabilitas (ROA) perusahaan meningkat maka nilai perusahaan pun

akan mengalami peningkatan, karena semakin tinggi profitabilitas maka

semakin tinggi pula nilai perusahaan.

2. Ketika kemampuan profitabilitas perusahaan meningkat, maka akan

semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayarkan devidennya.

Semakin besar pembagian deviden kepada paemegang saham, akan

membuat para pemegang saham akan yakin menginvestasikan modalnya

kepada perusahaan dan dapat mengingkatkan nilai perusahaan tersebut.

3. Pada saat ini perusahaan menyadari melakukan apa yang baik akan

dapat bermanfaat di masa yang akan datang. CSR menjadi salah

satunya. Pengungkapan corporate social responsibility merupakan

kewajiban yang harus dilakukan perusahaan. Semakin luas

pengungkapan CSR yang dilaksanakan, akan menjamin citra perusahaan

dan dapat meningkatkan nilai perusahaan.

I.2.2 Pembatasan Masalah


Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang

terdaftar di JII tahun 2015 sampai dengan 2019 dan melaporkan laporan

keuangan, laporan tahunan dan laporan keberlanjutan secara berturut-turut

selama tahun 2015 sampai dengan 2019. Dalam penelitian ini, meneliti
11

pengaruh profitabilitas, kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan

dengan pengungkapan CSR sebagai pemoderasi.

I.2.3 Perumusan Masalah


Dalam penelitian ini, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

pertambangan yang terdaftar di JII periode 2015 sampai dengan 2019?

2. Bagaimanakah pengaruh Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan

pertambangan yang terdaftar di JII periode 2015 sampai dengan 2019?

3. Bagaimanakah pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap

Nilai Perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai variabel

pemoderasi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di JII periode

2015 sampai dengan 2019?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian dan rumusan masalah maka

tujuan penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Profitabilitas terhadap nilai

perusahaan pertambangan yang terdaftar di JII.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Kebijakan Deviden terhadap

nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di JII.

3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan

Deviden terhadap nilai perusahaan dengan pengungkapan CSR sebagai

variabel pemoderasi pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di JII.

I.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:


12

1. Sebagai persyaratan untuk menyelesaikan studi pada jenjang S1 di

Program Studi Akuntansi Universitas Pekalongan.

2. Dapat bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya

dalam bidang Akuntansi Keuangan dan Manajemen Keuangan, lebih

spesifik pada kajian keuangan perusahaan.

3. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi investor dan

kreditor untuk menanamkan modal dan berinvestasi pada perusahaan

dengan mempertimbangkan pengungkapan CSR yang dilakukan

perusahaan.

BAB II
BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1 Landasan Teori

III.1.1 Teori Stakeholder


Menurut Ghazali dan Chariri (2007) dalam Ariasih dan

Yadnyana (2018), perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi

untuk kepentingannya sendiri namun harus memberikan manfaat bagi

para stakeholder (pemegang saham, kreditor, konsumen, supplier,

pemerintah, masyarakat, dan pihak lain). Dengan demikian, maka

keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan yang

diberikan oleh stakeholder kepada perusahaan tersebut. Dalam

Ghozali (2020), Gray, Khouhy dan Adams (1994) mengatakan bahwa

keberlangsungan hidup perusahaan tergantung pada dukungan

stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas

perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Pengungkapan

sosial dianggap sebagai bagian antara perusahaan dengan

stakeholdernya.

Perusahaan di dalam melakukan aktivitas sangat bergantung

pada lingkungan dan sosial, maka sangat diperlukan kepercayaan

stakeholder serta memberikan posisi khusus di dalam pengambilan

kebijakan dan juga keputusan yang akan diambil, sehingga dapat

memberikan keberlangsungan hidup perusahaan yang menjadi tujuan

perusahaan dapat tercapai (Pradnyana & Putra, 2018). Pengungkapan

13
CSR dalam laporan tahunan menunjukkan keberpihakan perusahaan

terhadap kepentingan stakeholder, dimana pada nantinya akan

menghasilkan keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan di

kemudian hari (Ayu & Suarjaya, 2017).

III.1.2 Teori Signalling


Teori signalling membahas mengenai dorongan perusahaan

untuk memberikan informasi kepada pihak eksternal. Dorongan

tersebut disebabkan karena terjadinya asimetri informasi antara pihak

manajemen dan pihak eksternal. Asimetri informasi ini karena pihak

manajemen lebih mengetahui informasi internal dan prospek

perusahaan di masa depan dibandingkan pemegang saham atau

stakeholders dan pihak eksternal lainnya. Perusahaan harus

mengungkapkan informasi yang dimiliki baik informasi untuk

keuangan ataupun informasi non keuangan, sehingga dapat

mengurangi asimetri informasi (Rustiarini, 2010 dalam Gine Das

Prena & Muliyawan, 2020).

Isyarat atau signal menurut Brigham dan Houston (2001)

dalam Utomo (2016) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen

perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana

manajemen memandang prospek perusahaan. Sinyal ini berisi

informasi mengenai kinerja suatu perusahaan. Perusahaan yang

menyampaikan berita baik (good news) terkait kinerja perusahaan

kepada investor diharapkan dapat menjadi sinyal positif terhadap

tingkat return investasi yang ditangkap oleh investor, sehingga

14
berdampak pada kenaikan harga saham dan meningkatnya nilai

perusahaan (Ayu & Suarjaya, 2017).

III.1.3 Nilai Perusahaan


Suatu perusahaan didirikan memiliki suatu tujuan yang jelas.

Para pendapat mengemukakan berbagai macam pernyataan, ada yang

menyatakan tujuan perusahaan adalah mencapai keuntungan atau laba

yang maksimal dan sebesar-besarnya. Pendapat lain mengemukakan

bahwa tujuan perusahaan didirikan untuk memakmurkan pemilik

perusahaan dan pemegang saham. Sedangkan ada lagi pendapat lain

yang menyatakan, memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin

pada harga sahamnya adalah tujuan utama suatu perusahaan. Menurut

Martono & Agus Harjito (2008) dalam Arifianto & Chabachib (2016)

ketiga pendapat tersebut sebenarnya secara substansial tidak banyak

berbeda. Hanya saja penekanan yang ingin dicapainya berbeda antara

tujuan yang satu dengan lainnya.

Menurut Atmaja (2008) memaksimumkan harga saham tidak

sama dengan memaksimumkan keuntungan (profit) perusahaan. Jika

sekedar ingin meningkatkan keuntungan perusahaan, manajemen

perusahaan dapat menerbitkan saham baru untuk memperoleh

tambahan dana yang kemudian diinvestasikan untuk mendapatkan

tambahan keuntungan. Tujuan memaksimumkan keuntungan akan

mendorong manajemen perusahaan memilih proyek-proyek yang

menjanjikan keuntungan besar. Proyek-proyek semacam ini biasanya

mengandung resiko yang besar pula.

15
III.1.4 Profitabilitas
Profitabilitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

nilai perusahaan. Profitabilitas menjadi salah satu pengukuran kinerja

suatu perusahaan. Profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan

selama periode tertentu dalam menghasilkan laba atau keuntungan.

Profitabilitas ini dapat diukur dengan menggunakan rasio keuangan

seperti, rasio profitabilitas. Return on Assets (ROA) yang merupakan

salah satu rasio profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dengan menggunakan total aktiva yang ada.

Menurut Sihotang & Angela (2016), ROA yang positif

menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk operasi

perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika

ROA negatif menunjukkan total aktiva yang digunakan tidak

memberikan keuntungan. Sehingga hal ini berarti, semakin tinggi

rasio profitabilitas perusahaan akan meningkatkan nilai perusahaan

dan menjadi sinyal positif bagi investor pada suatu perusahaan.

Investor akan termotivasi untuk meningkatkan investasi dan akan

berdampak pada kenaikan harga saham dan peningkatan nilai

perusahaan. Jika perusahaan mampu untuk menghasilkan laba tinggi

atau meningkat, maka harga saham juga akan tinggi atau meningkat

juga.

III.1.5 Kebijakan Deviden


Ketika perusahaan mampu menghasilkan dan meningkatkan

laba atau keuntungan yang tinggi, keuntungan akan dibagikan kepada

16
pemegang saham dalam bentuk deviden. Semakin besar laba atau

keuntungan yang didapat, maka akan semakin besar pula kemampuan

perusahaan untuk membayarkan dividennya. Jumlah deviden yang

dibayarkan oleh suatu perusahaan kepada pemegang saham menjadi

pertanda atau tolak ukur investor dalam menilai kinerja perusahaan.

Sebagai investor yang membeli saham, tentunya mengharapkan suatu

perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

besar. Semakin besar keuntungan yang diperoleh semakin besar

kemampuan perusahaan untuk membayarkan devidennya, sehingga

akan semakin banyak investor yang berinvestasi pada perusahaan

tersebut (Pradnyana & Putra, 2018).

Dalam Atmaja (2008), ada bukti empiris bahwa jika ada

kenaikan deviden, sering diikuti dengan kenaikan harga saham.

Sebaliknya penurunan deviden pada umumnya menyebabkan harga

saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para

investor lebih menyukai deviden daripada capital gains. Tapi MM

berpendapat bahwa suatu kenaikan deviden yang di atas biasanya

merupakan suatu “sinyal” kepada para investor bahwa manajamen

perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa

mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan deviden atau kenaikan

deviden yang di bawah kenaikan normal (biasanya) diyakini investor

sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan menghadapi masa sulit

diwaktu mendatang.

17
III.1.6 Pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR)
Menurut Ghozali & Chariri (2007) dalam Pradnyana & Putra

(2018) pengungkapan CSR yang dilakukan suatu perusahaan dapat

meningkatkan nilai perusahaan tersebut sebab teori stakeholder

menjelaskan bahwa perusahaan diwajibkan untuk mengungkapkan

informasi kegiatan CSR yang dilakukan perusahaan sebagai suatu

bentuk rasa tanggung jawab perusahaan terhadap stakeholder yang

terkena dampak langsung maupun tidak langsung dari keberadaan

perusahaan.

Tanggung jawab sosial atau corporate social responsibility

(CSR) merupakan pengambilan keputusan manajerial yang

mempertimbangkan dampak terhadap lingkungan, masyarakat di

sekitar, dan finansial (Heizer & Render, 2015). Dalam Kotler & Keller

(2008), pemasar individual harus mempraktikkan “kesadaran sosial”

dalam kesepakatan khusus dengan pelanggan dan pemegang

kepentingan. Semakin banyak orang yang menginginkan informasi

tentang catatan perusahaan dalam tanggung jawab sosial dan

lingkungan untuk membantu memutuskan dari perusahaan mana

mereka akan membeli, berinvestasi dan bekerja.

Permasalahan lingkungan muncul seiring dengan

perkembangan perusahaan. Kesenjangan sosial dan kerusakan

lingkungan sebagai dampak negatif perkembangan tersebut

memunculkan kesadaran dari perusahaan untuk menguranginya

dengan melakukan program Corporate Social Responsibility (CSR).

18
CSR saat ini tidak dianggap sebagai beban, namun dianggap sebagai

investasi bagi perusahaan. Di Indonesia, Corporate Social

Responsibility bukan lagi bersifat sukarela melainkan menjadi

kewajiban yang harus diterapkan perusahan sejak dikeluarkannya

Undang Undang No.40 Tahun 2007 Pasal 74 tentang Perseroan

Terbatas (Astarani & Siregar, 2016). Jika peraturan tersebut dilanggar,

maka perusahaan akan dikenai sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan bentuk

tanggung jawab perusahaan untuk masalah sosial dan lingkungan yang

terjadi akibat aktivitas operasional perusahaan, hal ini sejalan dengan

signaling theory dimana perusahaan dapat meningkatkan nilai

perusahaan melalui pelaporannya dengan mengirimkan sinyal melalui

laporan tahunan (Funawati & Karunia, 2017). Jika semakin tinggi

tingkat pengungkapan CSR yang dilakukan, maka nilai perusahaan

akan semakin tinggi (Pradnyana & Putra, 2018). Artinya semakin luas

pengungkapan CSR yang dilakukan oleh perusahaan akan berdampak

positif pada nilai perusahaan dan menjadi sinyal yang baik untuk para

investor terhadap perusahaan untuk berinvestasi.

19
20

III.2 Hasil Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan nilai perusahaan telah dilakukan oleh beberapa

peneliti, antara lain:

Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu


No Nama (Tahun) Judul/Jurnal/Sumber Objek/Variabel/Teknik Analisis Hasil

1 (Gine Das Prena Pengaruh Kinerja Keuangan Objek: 17 Perusahaan manufaktur 1. Kinerja keuangan
& Muliyawan, terhadap Nilai Perusahaan yang terdaftar di BEI pada tahun berpengaruh signifikan
2020) dengan Pengungkapan 2017 terhadap nilai perusahaan
Corporate Social 2. CSR mampu
Responsibility Sebagai Variabel: memoderasi hubungan
Variabel Pemoderasi 1. Variabel Independen : kinerja keuangan terhadap
Kinerja keuangan nilai perusahaan
Jurnal Ekonomi, Bisnis dan 2. Variabel Dependen : Nilai
Akuntansi Vol 19, No 2, Hal perusahaan
131-142 3. Variabel Pemoderasi :
CSR
SINTA 5
Teknik Analisis: Regresi
https://www.ejournal.warmade Sederhana, Uji Analisis Regresi
wa.ac.id/index.php/wacana_ek Moderasi
onomi/article/view/1955

2 (Y & Amanah, Pengaruh Kinerja Keuangan Objek: 30 Perusahaan manufaktur 1. Variabel independen
2018) Terhadap Nilai Perusahaan di Bursa Efek Indonesia selama (ROA) mempunyai
21

Dengan Pengungkapan periode 2013-2014. pengaruh signifikan


Corporate Social terhadap variabel
Responsibility Sebagai Variabel: dependennya yaitu (PBV).
Variabel Pemoderasi 1. Variabel Independen : 2. Variabel CSR tidak
kinerja keuangan berpengaruh terhadap nilai
Jurnal Ilmu dan Riset 2. Variabel Dependen : Nilai perusahaan.
Akuntansi : Volume 7, Nomor perusahaan 3. Pengungkapan
11, November 2018 3. Variabel Pemoderasi : Corporate Social
CSR Responsibility (CSR)
SINTA 2 bukan merupakan variabel
Teknik Analisis: Analisis Regresi pemoderasi antara Return
http://jurnalmahasiswa.stiesia.a Berganda on asset (ROA) terhadap
c.id/index.php/jira/article/view nilai perusahaan.
/1320

3 (Sukmadijaya & Faktor-Faktor Yang Objek: 41 perusahaan manufaktur 1. Hasil penelitian


Cahyadi, 2017) Mempengaruhi Nilai yang terdaftar di Bursa Efek menunjukan bahwa dewan
Perusahaan Manufaktur Indonesia dari periode 2011-2015 komisaris independen dan
komite audit tidak
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Variabel: berpengaruh terhadap nilai
Vol. 19, No. 1a, November 1. Variabel Independen : perusahaan.
2017, Issue 1, Halaman 32-41 Kepemilikan manajerial, dewan 2. Kepemilikan manjerial,
komisaris independen, komite ukuran perusahaan, return
SINTA 3 audit, ukuran perusahaan, return on equity, leverage, dan
22

on equity, leverage, earnings per earnings per share


http://jurnaltsm.id/index.php/J share, nilai perusahaan. berpengaruh terhadap nilai
BA/article/view/147 2. Variabel Dependen : Nilai perusahaan.
Perusahaan

Teknik Analisis: Model regeresi


linear berganda
4 (Ramdhonah, Pengaruh Struktur Modal, Objek: 45 perusahaan sektor 1. Struktur modal
Solikin, & Sari, Ukuran Perusahaan, pertambangan yang terdaftar di berpengaruh positif
2019) Pertumbuhan Perusahaan, Dan BEI periode 2011-2017 terhadap nilai perusahaan,
Profitabilitas Terhadap Nilai 2. ukuran perusahaan
Perusahaan Variabel: berpengaruh negatif
1. Variabel Independen : terhadap nilai perusahaan,
Jurnal Riset Akuntansi dan Struktur Modal, Ukuran 3. pertumbuhan
Keuangan Vol.7 | No.1 | 2019 Perusahaan, Pertumbuhan perusahaan berpengaruh
Perusahaan, Profitabilitas positif terhadap nilai
SINTA 3 2. Variabel Dependen : Nilai perusahaan,
Perusahaan 4. profitabilitas
https://scholar.google.com/sch berpengaruh positif
olar? Teknik Analisis: Analisis regresi terhadap nilai perusahaan,
oi=bibs&cluster=17935868835 data panel 5. secara simultan
254513101&btnI=1&hl=en ditemukan bahwa struktur
modal, ukuran perusahaan,
pertumbuhan perusahaan,
dan profitabilitas
berpengaruh terhadap nilai
perusahaan
5 (Lusiana & Faktor-Faktor Yang Objek: 33 perusahaan non 1. Leverage Keuangan,
23

Agustina, 2017) Mempengaruhi Nilai keuangan yang terdaftar di Bursa Kebijakan Dividen, Rasio
Perusahaan Pada Perusahaan Efek Indonesia (BEI) dari periode Likuiditas, Dan
Non Keuangan 2011 sampai 2014 Perputaran Aset Tidak
Berpengaruh Terhadap
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Variabel: Nilai Perusahaan
Vol. 19, No. 1, Juni 2017, 1. Variabel Independen: 2. kepemilikan
Halaman 81-91 Leverage Keuangan, Kepemilikan manajerial, profitabilitas,
Manajerial, Profitabilitas, Aset ukuran perusahaan,
SINTA 3 Tidak Berwujud, Kebijakan kesempatan investasi, dan
Dividen, Kinerja Keuangan, aset tidak berwujud yang
http://jurnaltsm.id/index.php/J Kesempatan Investasi, berpengaruh terhadap nilai
BA/article/view/67 Karakteristik Perusahaan. perusahaan.
2. Variabel Dependen : Nilai
Perusahaan

Teknik Analisis: Metode regresi


berganda

6 (Ayu & Suarjaya, Pengaruh Profitabilitas Objek: 24 perusahaan 1. Profitabilitas


2017) Terhadap Nilai Perusahaan pertambangan yang terdaftar di berpengaruh positif
Dengan Corporate Social Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun signifikan terhadap nilai
Responsibility Sebagai 2010 - 2014 perusahaan
Variabel Mediasi Pada 2. Corporate Social
Perusahaan Pertambangan Variabel: Responsibility
1. Variabel Independen : berpengaruh positif
E-Jurnal Manajemen Unud, Profitabilitas signifikan terhadap nilai
Vol. 6, No. 2, 2017: 1112-1138 2. Variabel Dependen : Nilai perusahaan
Perusahaan 3. Profitabilitas
24

SINTA 5 3. Variabel Moderasi :CSR berpengaruh positif


signifikan terhadap
https://ojs.unud.ac.id/index.ph Teknik Analisis: Uji Analisi Jalur Corporate Social
p/Manajemen/article/view/278 Responsibility
25 4. Corporate Social
Responsibility dapat
memediasi hubungan
antara profitabilitas
terhadap nilai perusahaan.
7 (Ariasih & Pengaruh Profitabilitas pada Objek: 78 perusahaan manufaktur 1. Profitabilitas
Yadnyana, 2018) Nilai Perusahaan dengan yang terdaftar di BEI tahun 2014- berpengaruh positif
Corporate Social 2016 signifikan terhadap nilai
Responsibility Sebagai Variabel: perusahaan
Variabel Moderasi 1. Variabel Independen : 2. CSR mempengaruhi
Profitabilitas peningkatan nilai
E-Jurnal Akuntansi Universitas 2. Variabel Dependen : Nilai perusahaan
Udayana Vol 22 No 2 Februari Perusahaan 3. Corporate Social
(2018) 3. Variabel Pemoderasi : Responsibility sebagai
CSR variabel moderasi
SINTA 3 berpengaruh signifikan
Teknik Analisis: MRA terhadap hubungan
https://ojs.unud.ac.id/index.ph profitabilitas pada nilai
p/Akuntansi/article/view/3703 perusahaan.
9
25

8 (Martha et al., Profitabilitas Dan Kebijakan Objek: 30 perusahaan perbankan 1. profitabilitas


2018) Dividen Terhadap Nilai yang terdaftar di BEI periode berpengaruh positif dan
Perusahaan 2012 – 2016 signifikan terhadap nilai
perusahaan
Jurnal Benefita 3(2) Juli 2018 Variabel: 2. kebijakan dividen
(227-238) 1. Variabel Independen : berpengaruh negatif dan
Profitabilitas, Kebijakan Deviden tidak signifikan terhadap
SINTA 2 2. Variabel Dependen : Nilai nilai perusahaan.
Perusahaan
http://ejournal.lldikti10.id/inde
x.php/benefita/article/view/349 Teknik Analisis: analisis regresi
3/0 linier berganda

9 (Pradita & Pengaruh Kinerja Keuangan Objek: Perusahaan Jasa yang 1. Ada pengaruh
Suryono, 2019) Terhadap Nilai Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia signifikan antara return on
Dengan Pengungkapan (BEI) selama periode 2015-2017 asset (ROA) terhadap nilai
Corporate Social perusahaan.
Responsibility Sebagai Variabel: 2. Ukuran perusahaan
Variabel Moderasi 1. Variabel Independen : tidak berpengaruh
Kinerja Keuangan signifikan dengan Nilai
Jurnal Ilmu dan Riset 2. Variabel Dependen : Nilai perusahaan (Tobins Q).
Akuntansi : Vol 8, No 2, 2019 Perusahaan 3. Ada pengaruh return on
3. Variabel Pemoderasi : asset terhadap nilai
SINTA 3 CSR perusahaan dengan
dimoderasi corporate
http://jurnalmahasiswa.stiesia.a Teknik Analisis: Analisis Regresi social responsibility.
c.id/index.php/jira/article/view Berganda 4. Ada pengaruh ukuran
26

/2182 perusahaan terhadap nilai


perusahaan dengan
dimoderasi corporate
social responsibility.
10 (Utomo, 2016) Faktor-Faktor Yang Objek: 10 perusahaan terindeks 1. Profitabilitas
Mempengaruhi Nilai LQ45 dan indeks Sembiring yang berpengaruh positif dan
Perusahaan Pada Perusahaan terdaftar di Bursa Efek Indonesia signifikan terhadap Nilai
Indeks LQ45 Di Bursa Efek selama tahun 2010 sampai dengan perusahaan.
Indonesia 2013 2. Ukuran perusahaan
(Size) berpengaruh negatif
Dinamika Akuntansi, Variabel: dan signifikan terhadap
Keuangan dan Perbankan, Vol 1. Variabel Independen : Nilai perusahaan.
5, No 1, Mei 2016, Hal: 82- 94 Profitabilitas, Ukuran 3. Leverage berpengaruh
Perusahaan, Leverage, Corporate positif dan signifikan
SINTA 5 Social Responsibility terhadap nilai perusahaan.
2. Variabel Dependen : 4. Corporate Social
https://www.unisbank.ac.id/ojs Kinerja Keuangan Responsibility
/index.php/fe9/article/view/557 3. berpengaruh positif dan
3 Teknik Analisis: tidak signifikan terhadap
Analisis Regresi Berganda Nilai perusahaan.
11 (Lukman & Determinan Pengungkapan Objek: Bank Umum Syariah 1) Variabel ROA hanya
Dhiyaul-haq, Islamic Social Reporting pada (BUS) yang terdaftar di Otoritas memiliki pengaruh positif
2017) Bank Umum Syariah di Jasa Keuangan (OJK) selama 5 pada tema keuangan
Indonesia. periode yakni 2010-2014 dalam indeks ISR.
2) Variabel AWARD
Jurnal Dinamika Akuntansi Variabel: memiliki pengaruh positif
dan Bisnis Vol. 4(2), 2017, pp 1. Variabel Independen : pada tema sosial dan tata
125-142 Profitabilitas Penghargaan, kelola perusahaan.
27

Kepemilikan Pemerintah,, 3) Variabel tipe


SINTA 2 Kepemilikan Keluarga, kepemilikan memiliki
Kepemilikan Asing, pengaruh pada tema
https://jurnal.unimus.ac.id/inde Kepemilikan Institusi produk, sumber daya
x.php/MAX/article/view/5202 2. Variabel Dependen : ISR manusia, dan sosial.
3. Variabel Kontrol : Ukuran 4) Variabel kontrol
Perusahaan yaitu ukuran perusahaan
(SIZE) berpengaruh
Teknik Analisis: positif pada tema
Analisis regresi linear berganda keuangan, sumber daya
manusia, sosial, dan
lingkungan. Sedangkan
pada tema produk dan tata
kelola perusahaan tidak
berpengaruh.
12 (Oyewumi, Investment in corporate social Objek: 21 banks in Nigeria Investing in CSR activities
Ogunmeru, & responsibility, disclosure without a channel of
Oboh, 2018) practices, and financial Variabel: CSR Invesment, CSR disclosure of such
performance of bank in Disclosure, Corporate Financial activities to stakeholders
Nigeria Performance will not impact positively
on the firm's financial
Future Business Journal 4 Teknik Analisis: performance
(2018) 195-205 Descriptive analysis, Correlation
analysis, Model estimation
Science Direct analysis

https://www.sciencedirect.com
/science/article/pii/S23147210
28

17301068

13 (Astarani & Pengaruh Return On Asset Objek: 17 perusahaan manufaktur 1. Return on Asset (ROA)
Siregar, 2016) (ROA) Terhadap Nilai yang terdaftar di Bursa mempunyai pengaruh
Perusahaan Dengan Efek Indonesia (BEI) tahun 2011- positif tidak signifikan
Pengungkapan Corporate 2013 terhadap nilai perusahaan
Social Responsibility (CSR) Variabel: 2. Pengungkapan
Sebagai Variabel Pemoderasi 1. Variabel Independen : Corporate Social
Pada Perusahaan Manufaktur ROA Responsibility (CSR)
Yang Terdaftar Di Bursa Efek 2. Variabel Dependen : Nilai sebagai variabel moderasi
Indonesia (BEI) Perusahaan mempunyai pengaruh
3. Variabel Pemoderasi : positif tidak signifikan
Jurnal Audit dan Akuntansi CSR yang berarti bahwa
Vol.5, No. 1, Juni 2016 Hal variabel Corporate Social
49-76 Teknik Analisis: Responsibility (CSR)
analisis regresi sederhana dan tidak mampu memoderasi
Jurnal Garuda berganda (MRA) hubungan antara Return
on Asset (ROA) dengan
http://jurnal.untan.ac.id/index. nilai perusahaan.
php/jaakfe/article/view/22807

14 (Price & Sun, Doing good and doing bad : Objek: 562 manufacturing firms Positive effects of CSR
2017) The Impact of Corporate in the period 2000-2010 and negative effects of
social responsibility and CSI on firm performance
irresponsibility on firm Variabel: CSR, CSI, Firm Value,
performance Market Value, Firm idiosyncratic
risk
29

Journal of Business Research


80 (2017) 82-97 Teknik Analisis:
Descriptive statistics and
Science Direct correlation

https://www.sciencedirect.com
/science/article/abs/pii/S01482
96317302357

15 (Arifianto & Analisis faktor-faktor yang Objek: 17 perusahaan manufaktur 1. Profitabilitas,


Chabachib, 2016) mempengaruhi nilai yang terdaftar di Bursa Leverage, Ukuran
Perusahaan (Studi Kasus Pada Efek Indonesia (BEI) tahun 2011- Perusahaan, dan Price
Perusahaan Yang Terdaftar 2013 Earning Ratio
Pada Indeks LQ-45 Periode Variabel: berpengaruh terhadap
2011-2014) 1. Variabel Independen : Nilai Perusahaan.
Profitabilitas, Leveragge, Ukuran 2. Secara parsial variabel
Diponegoro Journal Of Perusahaan, Price Earning Ratio Profitabilitas, Ukuran
Management Volume 5, 2. Variabel Dependen : Nilai Perusahaan, dan Price
Nomor 1, Tahun 2016, Perusahaan Earning Ratio
Halaman 1-11 berpengaruh positif
Teknik Analisis: signifikan terhadap Nilai
Google Scholar multiple linear regression method Perusahaan, sedangkan
variabel Leverage
https://www.google.com/url? berpengaruh negatif
sa=t&source=web&rct=j&url= signifikan terhadap Nilai
https://ejournal3.undip.ac.id/in Perusahaan.
dex.php/djom/article/download
/13485/13041&ved=2ahUKEw
30

jZhpbzlMzsAhViH7cAHfOkC
4sQFjACegQIEhAB&usg=AO
vVaw1ty-
oIgApRziQPU2EULGbC
31

Berdasarkan tabel penelitan terdahulu di atas, terdapat perbedaan

hasil penelitian. Peneliti ingin menguji kembali pengaruh Profitabilitas

terhadap Nilai Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility sebagai

Variabel Pemoderasi. Namun demikian, penelitian-penelitian di atas

belum mempertimbangkan aspek kebijakan deviden yang juga

berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Karena kebijakan deviden

merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, besar

kecilnya dividen yang dibayarkan perusahaan dapat mempengaruhi

keuangan perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk

menguji kembali apakah hasil yang didapatkan akan sama dengan

menambahkan variabel kebijakan deviden. Penelitian ini juga dilakukan

pada perusahaan sektor pertambangan di Indonesia, khususnya yang

terdaftar di Jakarta Islamic Index tahun periode 2015 sampai dengan 2019.

III.3 Kerangka Pemikiran

Nilai perusahaan dipengaruhi oleh profitabilitas, kebijakan deviden

dan pengungkapan CSR sebagai variabel pemoderasi. Pada penelitian ini,

dilakukan analisis untuk mengetahui pengaruh antara variabel-variabel

tersebut terhadap nilai perusahaan pertambangan yang terdaftar di JII

selama periode 2015 sampai dengan 2019 sehingga dapat diketahui apakah

profitabilitas dan kebijakan deviden dapat mempengaruhi nilai perusahaan,

apakah dengan adanya pengungkapan CSR dapat mempengaruhi hubungan

variabel tersebut. Hubungan antar variabel penelitian ini dapat digambarkan

kerangka pemikiran sebagai berikut :


32

Corporate Social
Responsibility (ISR)

Profitabilitas
(ROA)
Nilai Perusahaan
(Rasio Tobin’s Q)
Kebijakan Deviden
(EPS)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Keterangan :
= Pengaruh masing-masing variabel

Profitabilitas sebuah perusahaan yang ditunjukkan oleh ROA dan

EPS untuk Kebijakan Deviden dapat mempengaruhi Nilai Perusahaan yang

ditunjukkan oleh Rasio Tobin’s Q. Pengaruh Profitabilitas dan Kebijakan

Deviden terhadap Nilai Perusahaan tersebut dapat dimoderasi oleh

Pengungkapan CSR.

III.4 Pengembangan Hipotesis

Dalam penelitian ini terdapat hubungan-hubungan yang menjelaskan

keterkaitan antara masing-masing variabel.

III.4.1 Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan


Kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba menjadi

salah satu tolak ukur kinerja perusahaan. Laba merupakan faktor

penting dalam nilai perusahaan, karena penilaian perusahaan dilihat

dari kemampuan menghasilkan laba. Profitabilitas adalah kemampuan


33

perusahaan dalam mengelola sumber daya perusahaan untuk

menghasilkan laba bagi investor (Ayu & Suarjaya, 2017). Menurut

Pradita & Suryono (2019), salah satu daya tarik para investor adalah

tingkat pengembalian. Dengan tingkat pengembalian yang semakin

besar, maka akan berdampak pada harga saham perusahaan di pasar

modal, jika harga saham mengalami peningkatan maka nilai

perusahaan akan meningkat. Hal tersebut sejalan dengan tujuan

perusahaan yaitu meningkatkan nilai perusahaan. Nilai perusahaan

dapat dilihat pada harga saham, artinya semakin tinggi harga saham

maka semakin tinggi pula tingkat pengembalian kepada para

pemegang saham dan hal tersebut juga dapat meningkatkan nilai

perusahaan. Dalam hubunganya dengan teori signalling, informasi

tersebut akan menjadi sinyal untuk para investor atas pandangannya

terhadap kinerja perusahaan.

Profitabilitas dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan

rasio ROA. ROA merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menggunakan asetnya untuk menghasilkan laba

atau keuntungan. Sehingga, semakin besar laba yang dihasilkan maka

akan nilai perusahaan akan meningkat. Hal ini sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Gine Das Prena & Muliyawan (2020),

Y & Amanah (2018), Ramdhonah et al. (2019), Lusiana & Agustina

(2017), Ayu & Suarjaya (2017) yang menyatakan bahwa ROA


34

berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Berdasarkan uraian

diatas maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H₁ : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai

Perusahaan

III.4.2 Pengaruh Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan


Kebijakan dividen merupakan kebijakan yang akan dilakukan

perusahaan dalam menentukan apakah akan mengurangi atau

meningkatkan jumlah pembagian laba atau membayar dividen dengan

jumlah yang sama dengan yang dibagikan pada periode sebelumnya

atau ada perubahan rasio pembagian laba kepada para pemegang

saham. Jumlah deviden yang dibagikan kepada para pemegang saham

tergantung dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

keuntungan. Dalam teori signalling, pengumuman mengenai

kebijakan deviden mempengaruhi sinyal-sinyal di pasar modal dan

akan memberikan dampak yang signifikan terhadap perusahaan. Besar

kecilnya deviden yang dibayarkan oleh perusahaan merupakan

pertanda bagi investor tentang kinerja perusahaan (Martha et al.,

2018).

Semakin tinggi pembagian deviden yang dibagikan, maka akan

semakin tinggi penilaian investor terhadap perusahaan tersebut begitu

juga sebaliknya. Harga saham pada suatu perusahaan dipengaruhi oleh

pembagian deviden perusahaan tersebut. Seperti yang peneliti

paparkan sebelumnya, semakin tinggi harga saham maka semakin

tinggi pula tingkat pengembalian kepada para inverstor dan pemegang


35

saham, dan itu berarti semakin tinggi juga nilai perusahaan. Ada bukti

empiris bahwa jika ada kenaikan deviden, sering diikuti dengan

kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan deviden pada umumnya

menyebabkan harga saham turun (Atmaja, 2008). Oleh karena itu,

semakin tinggi dividen yang dibagikan akan semakin meningkatkan

motivasi para pemegang saham, yang pada akhirnya menaikkan nilai

perusahaan tersebut.

Namun hasil berbeda ditunjukkan dalam penelitian yang

dilakukan Martha et al. (2018) dan Mutammimah (2020) yang

menunjukkan bahwa kebijakan deviden berngaruh negatif dan tidak

signifikan terhadap nilai perusahaan. Akan tetapi, penelitian tersebut

menggunakan rasio yang berbeda. Pada penelitian ini digunakan rasio

Earning Per Share (EPR). Dalam Sukmadijaya & Cahyadi (2017)

menunjukkan bahwa EPR berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

Atmaja (2008) berpendapat bahwa, ada kemungkinan laba ditahan

tidak cukup besar sehingga perusahaan harus menerbitkkan saham

baru. Semakin besar target laba ditahan, semakin kecil kemungkinan

perusahaan menerbitkan saham baru. Karena biaya model sendiri

ditentukan oleh besar kecilnya laba ditahan dan besar kecilnya laba

ditahan ditentukan oleh DPR maka kebijakan deviden mempengaruhi

nilai perusahaan. Maka hipotesis yang dapat dibuat adalah:

Ha : Kebijakan deviden berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Nilai Perusahaan.
36

III.4.3 Pengungkapan CSR sebagai Pemoderasi Pengaruh Profitabilitas


dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan
Berdasarkan teori stakeholder, perusahaan bukanlah entitas

yang hanya beroperasi untuk kepentingannya sendiri namun harus

memberikan manfaat bagi para stakeholder (pemegang saham,

kreditor, konsumen, supplier, pemerintah, masyarakat, dan pihak

lain). Dalam Ghozali (2020), perspektif moral (dan normatif) teori

pemangku kepentingan berpendapat bahwa semua pemangku

kepentingan memiliki hak untuk diperlakukan secara adil oleh

organisasi, dan bahwa masalah kekuasaan pemangku kepentingan

tidak relevan secara langsung. Yaitu, dampak organisasi pada

pengalaman hidup pemangku kepentingan haruslah yang

menentukan tanggung jawab organisasi terhadap pemangku

kepentingan tersebut, bukan sejauh mana kekuatan (ekonomi)

pemangku kepentingan atas organisasi.

Teori pemangku kepentingan di dalamnya memiliki hak

intrinsik (misalnya, atas kondisi kerja yang aman, gaji yang adil,

dll). Dan hak tersebut tentunnya tidak boleh dilanggar. Seperti

penjelasan di atas, jelas banyak yang bisa dikatakan sebagai

pemangku kepetingan, misalnya, pemegang saham, kreditor,

pemerintah, media, karyawan, keluarga karyawan, komunitas lokal,

badan umum lokal, generasi mendatang, dan sebagainya. Oleh

karena itu, semua pemangku kepentingan tersebut memiliki hak

untuk diberikan informasi tentang bagaimana organisasi dapat


37

berdampak pada mereka, misalnya polusi, keselamatan kerja, gaji,

dan sebagainya.

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, profitabilitas

yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan dan menjadi sinyal

positif bagi para investor dalam melakukan investasi. Semakin besar

profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan, maka akan semakin

besar dividen yang dibagikan kepada pemegang saham, sehingga hal

ini akan menjadi sinyal untuk para pemegang saham dan investor

pada perusahaan. Selain informasi keuangan tersebut, perusahaan

juga menyampaikan bentuk informasi lain yang terkait akan dampak

perusahaan kepada pihak eksternal, salah satunya yaitu

Pengungkapan CSR.

Pengungkapan Corporate Social Responsibility dilaksanakan

oleh perusahaan dengan memberikan informasi yang dibutuhkan

oleh para stakeholder baik dalam aspek ekonomi, sosial dan

lingkungan (Y & Amanah, 2018). Semakin banyak pengungkapan

Corporate Social Responsibilty yang dilakukan perusahaan, maka

akan meningkatkan citra perusahaan. Ketika tingkat profitabilitas

perusahaan tinggi dan pembagian deviden yang tinggi, maka akan

semakin besar dan luas pengungkapan CSR yang dilakukan

perusahaan. Sehingga akan menjadi penilaian investor terhadap

perusahaan. Menurut Ariasih & Yadnyana (2018), investor lebih

berminat pada perusahaan yang memiliki citra yang baik di


38

masyarakat karena semakin baiknya citra perusahaan, loyalitas

konsumen semakin tinggi sehingga dalam waktu lama penjualan

perusahaan akan membaik dan profitabilitas perusahaan juga

meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan (Pradnyana & Putra,

2018), (Pradita & Suryono, 2019), (Ariasih & Yadnyana, 2018),

(Ayu & Suarjaya, 2017), (Gine Das Prena & Muliyawan, 2020)

menyatakan bahwa pengungkapan CSR mampu memoderasi

hubungan antara profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Hasil yang

berbeda ditunjukkan oleh (Astarani & Siregar, 2016) yang

menyatakan bahwa Pengungkapan Corporate Social Responsibility

(CSR) sebagai variabel moderasi mempunyai pengaruh positif tidak

signifikan yang berarti bahwa variabel corporate social

responsibility (CSR) tidak mampu memoderasi hubungan antara

return on asset (ROA) dengan nilai perusahaan. Dalam penelitian

ini, peneliti menambahkan variabel kebijakan deviden untuk

mengetahui apakah hasil sama atau menunjukkan perbedaan.

Berdasarkan hal tersebut, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut

Ha : Pengungkapan CSR mampu memoderasi pengaruh Profitabilitas

dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan.

Ho : Pengungkapan CSR tidak mampu memoderasi pengaruh

Profitabilitas dan Kebijakan Deviden terhadap Nilai Perusahaan.


BAB IV

METODE PENELITIAN

IV.1Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian klausalitas. Penelitian

klausalitas adalah penelitian yang ingin mencari penjelasan dalam bentuk

hubungan sebab-akibat (cause-effect) antar beberapa konsep atau beberapa

variabel atau bebeaarapa strategi yang dikembangkan dalam manajemen

(Ferdinand, 2014).

IV.2Definisi dan Operasionaliasi Variabel

Seperti yang diketahui dari judul penelitian, maka variabel yang

digunakan yaitu variabel independen yang terdiri dari profitabilitas dan

kebijakan dividen sedangkan variabel dependennya adalah nilai

perusahaan. Dan corporate social respopnsibility (CSR) sebagain

variabel moderasi.

IV.2.1 Variabel Dependen


Variabel dependen biasanya sering disebut dengan variabel

terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono,

2016). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini

adalah nilai perusahaan.

Untuk mengukur nilai perusahaan, penelitian ini akan

menggunakan metode Tobin’s Q yang dikembangkan oleh James

39
Tobin. Tobin’s Q dihitung dengan membandingkan rasio nilai

pasar

40
41

saham perusahaan dengan nilai buku ekuitas perusahaan. Dalam

(Gine Das Prena & Muliyawan, 2020) rumus yang digunakan

sebagai berikut :

EMV + D
Tobin’s Q : EBV + D

Keterangan:

Tobin’s Q : nilai perusahaan

EMV : nilai pasar ekuitas

D : nilai buku dari total hutang

EBV : nilai buku dari ekuitas

IV.2.2 Variabel Independen


Variabel independen atau biasa disebut variabel bebas

merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan adalah

profitabilitas dan kebijakan deviden.

Profitabilitas merupakan suatu indikator untuk mengukur

kinerja perusahaan yang ditunjukkan dengan laba yang dihasilkan.

Variabel ini diukur dengan Return On Assets atau ROA, yaitu

perbandingan antara laba setelah pajak dengan total aktiva. Menurut

Pradita & Suryono (2019), untuk mengukur profitabilitas dengan cara

sebagai berikut:
42

Laba Bersih Setelah Pajak


Return Of Assets (ROA) : Total Aset

Kebijakan deviden merupakan kebijakan perusahaan untuk

menentukan akan membayar deviden atau tidak, mengurangi atau

meningkatkan jumlah deviden, atau membayar deviden dengan

jumlah yang sama dengan yang dibagikan pada periode

sebelumnya atau ada perubahan rasio pembagian. Kebijakan

deviden dalam penelitian ini menggunakan rasio Earning Per

Share (EPR). Rasio ini merupakan suatu perhitungan deviden yang

nantinya akan dibagikan kepada para investor. Peneliti

menggunakan rasio ini karena seringkali para investor atau

pemegang saham sangat memperhatikan betul earning per share

yang diaggap menjadi indikator keberhasilan suatu perusahaan.

Menurut Kieso et al. (2010) dalam Sukmadijaya & Cahyadi

(2017), earning per share mengindikasikan pendapatan yang

diterima dari setiap lembar saham yang dimiliki investor. Earnings

per share dapat diukur dengan rumus:

Net Income
Earning Per Share (EPS) : Outstanding Share

IV.2.3 Variabel Moderasi


Variabel moderasi adalah variabel yang mempengaruhi

(memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel


43

independen atau prediktor dengan varibel dependen atau variabel

tergantung. Menurut Solimun (2011), variabel moderasi dapat

diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu pure moderasi (moderasi

murni), quasi moderasi (moderasi semu), homologiser moderasi

(moderasi potensial), dan predictor moderasi (moderasi sebagai

predictor).

Pengungkapan CSR diukur berdasarkan indikator ISR (Islamic

Social Reporting Indeks). Indeks ISR dalam penelitian ini

menggunakan indek yang diambil dari penelitian sebelumnya yakni

dilakukan oleh (Haniffa, 2002), (Othman & Mara, 2010), (Lukman &

Dhiyaul-haq, 2017). Pengukuran dilakukan dengan menggunakan

content analysis, sebuah metode pengkodifikasian sebuah teks (isi)

dari sebagian tulisan ke dalam berbagai kelompok atau kategori

berdasarkan kriteria tertentu. Setiap item ISR yang diungkapkan akan

diberi nilai 1, dan nilai 0 jika tidak diungkapkan.

Pengukuran variabel ini selanjutnya dengan membandingkan

jumlah pengungkapan yang diharapkan. Untuk menghitung besarnya

indeks ISR yang telah selesai dilakukan pengidentifikasian dengan

membagi antara jumlah skor yang dipenuhi dengan jumlah skor

maksimum. Dimana dalam pengungkapannya terdiri dari indikator

pendanaan dan investasi (6 item), produk dan jasa (3 item), karyawan

(7 item), masyarakat (10 item), lingkungan (5 item), dan tata kelola

perusahaan (1 item). Dan skor dari setiap item dijumlahkan untuk


44

memperoleh jumlah skor untuk setiap perusahaan. Dalam Lukman &

Dhiyaul-haq (2017) , adapun rumus perhitungan ISR sebagai berikut:

Jumlah item pengungkapan


ISR = Jumlah item maksimum

IV.3Populasi, Sampel, dan Metode Penarikan Sampel

Menurut (Sugiyono, 2016), populasi adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya. Artinya populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan

benda-benda alam yang lain. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh

perusahaan yang terdaftar di JII tahun 2015 sampai dengan 2019.

Setelah populasi diketahui, maka penentuan sampel pada penelitian

menggunakan teknik sampling purposive, yaitu penentuan sampel dengan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2016). Dengan kriteria sebagai berikut:

1) Perusahaan yang terdaftar di JII secara berturut-turut selama tahun 2015 –

2019.

2) Perusahaan dari sektor pertambangan yang terdaftar di JII secara berturut-

turut selama tahun 2015 – 2019.

3) Perusahaan dari sektor pertambangan yang terdaftar di JII tahun 2015

sampai dengan 2019 dan memiliki data terkait dengan variabel-variabel

yang digunakan dalam penelitian.


45

IV.4Jenis dan Metode Pengumpulan Data

Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang

berupa angka atau besaran tertentu. Berdasarkan sumbernya, data yang

digunakan merupakan data sekunder. Data tersebut diperoleh dari situs

Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id berupa laporan tahunan

perusahaan pertambangan periode 2015-2019.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah dokumentasi. Metode dokumentasi yang digunakan yaitu laporan

tahunan perusahaan pertambangan yang terdaftar di JII tahun 2015 sampai

dengan 2019 yang telah tersedia sebagai informasi dari situs web.idx.id,

www.sahamok.com, dan website masing-masing perusahaan pertambangan

tersebut.

IV.5Teknik Analisis

Teknik analisis di dalam penelitian ini menggunakan regresi linier

sederhana dan Moderated Regresion Analisys (MRA). MRA digunakan di

dalam penelitian ini untuk menganalisis ISR sebagai variabel yang

memoderasi pengaruh antara variabel independen profitabilitas dan kebijakan

deviden, terhadap variabel dependen nilai perusahaan.

IV.5.1 Statistik Deskriptif


Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk

menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan

data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi


46

(Sugiyono, 2016). Analisis statistik deskriptif merupakan analisis yang

mendasar dalam menggambarkan keadaan data secara umum.

IV.5.2 Asumsi klasik


Uji asumsi klasik diperlukan agar tidak terdapat penyimpangan

yang dapat menyebabkan pengujian diragukan kebenarannya. Sebelum

melakukan analisis regresi linier berganda dilakukan uji asumsi klasik

terlebih dahulu untuk mengetahui ada tidaknya gejala-gejala

multikolonieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

3.5.2.1 Uji Normalitas


Uji Normalitas data bertujuan untuk menguji apakah

regresi variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi

normal atau tidak. Uji ini dilakukan dengan menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov. Distribusi normal jika nilai signifikasi

Kolmogorov-Smirnov >0,05 dan sebaliknya.

3.5.2.2 Uji Multikoliniearitas


Pengujian multikolonieritas untuk mengetahui apakah

ada atau tidaknya korelasi antar variabel independen dalam

model regresi. Uji multikolonieritas hanya dapat dilakukan

jika terdapat lebih dari satu variabel independen dalam

model regresi. Regresi dari multikolinearitas, jika nilai VIF

(Variance Inflation Factor) < 10 dan tolerance value>

0,10 maka terjadi multikolinearitas.


47

3.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Bertujuan untuk menguji apakah variabel-variabel

mempunyai varians yang sama. Jika terdapat varians sama

maka dikatakan ada homokedastisitas, dan jika sebaliknya maka

dikatakan terjadi heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini

dilakukan dengan Uji Glejser. Uji ini memiliki tujuan untuk

menguji dalam model regresi apakah terjadi ketidaksamaan

variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

3.5.2.4 Uji Autokorelasi


Menurut Santoso (2008:219) dalam Itsnaini & Subardjo

(2017), uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu

pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1

(sebelumnya). Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi,

digunakan uji Durbin Watson (Uji DW).

Santoso (2012:241) dalam Mutammimah (2020), jika

nilai Durbin-Watson terletak diantara -2 sampai +2 berarti bebas

dari gangguan autokorelasi, sedangkan jika nilai D-W terletak

dibawah -2 berarti ada autokorelasi positif dan jika nilai D-W

terletak diatas +2 berarti ada autokorelasi negatif.

IV.5.3 Pengujian Hipotesis


Penelitian ini menggunakan uji Moderated Regression Analysis

(MRA) yang digunakan untuk mengetahui pengaruh corporate social

responsibility (CSR) sebagai pemoderasi hubungan profitabilitas dan


48

kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan. Pengujian hipotesis pada

penelitian ini digunakan persamaan sebagai berikut:

Y =a+ β 1. X 1+ β 2. X 2+ β 3 . M + β 4 . X 1. M + β 5 . X 2. M

Keterangan:

Y = Nilai Perusahaan

a = Konstanta

β1 - β 5 = Koefisien Regresi

X1 = Profitabilitas

X2 = Kebijakan Deviden

M = Pengungkapan CSR (ISR)

Persamaan di atas menujukkan hubungan interaksi antara

Pengungkapan CSR yaitu ISR dengan hubungan antara Profitabilitas

atau ROA dan Kebijakan Deviden atau EPS dengan Nilai Perusahaan

yaitu Tobin’s Q. Ho diterima jika nilai interaksi tidak sama dengan 0.00

(interaksi ≠ 0.00).

Nilai koefisien regresi sangat menentukan sebagai dasar analisis,

Hal ini berarti jika koefisien β bernilai positif (+) maka dapat dikatakan

terjadi pengaruh searah antara variabel independen dengan variabel

dependen, setiap kenaikan nilai variabel independen akan

mengakibatkan kenaikan variabel dependen. Demikian pula sebaliknya,

bila koefisien nilai β bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya

pengaruh negatif di mana kenaikan nilai variabel independen akan


49

mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen. Dalam pengujian

hipotesis ini, digunakan:

3.5.3.1 Uji t
Uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel

independen secara parsial terhadap variabel dependen, yaitu

pengaruh masing-masing variabel independen yang terdiri atas

profitabilitas, kebijakan deviden dan pengungkapan corporate

social responsibility (CSR) terhadap nilai perusahaan yang

merupakan variabel dependennya. Jika probabilitas < 0,05, maka

Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya variabel independen

berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Dan

bila probabilitas > 0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima,

variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

3.5.3.2 Uji F
Uji ini melihat bagaimana pengaruh Uji F pada dasarnya

menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas

yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh bersama-

sama terhadap variabel dependen/terikat (Hendriawan, Mranani,

Raharja, & Magelang, 2016). Jika nilai signifikansi <0,05, maka

Ha diterima dan H0 ditolak. Artinya variabel independen secara

simultan berpengaruh terhadap variabel dependen. Dan jika nilai

signifikan >0,05, maka Ha ditolak dan H0 diterima, variabel


50

independen secara simultan tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

3.5.3.3 Koefisien Determinasi (R²)


Uji R² atau uji determinasi merupakan suatu ukuran yang

penting dalam regresi, karena dapat menginformasikan baik atau

tidaknya model regresi yang terestimasi, atau dengan kata lain

angka tersebut dapat mengukur seberapa dekatkah garis regresi

yang terestimasi dengan data sesungguhnya. Nilai koefisien

detrminasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R² yang kecil berarti

kemampuan variable independen dalam menjelaskan variabel

dependen sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti

variabel independen memberikan hampir semua informasi yang

dibutuhkan dalam memprediksikan variabel independen

(Ghozali, 2006).

DAFTAR PUSTAKA

Akmalia, A., Dio, K., & Hesty, N. (2017). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Dan Good

Corporate Governance Sebagai Variabel Pemoderasi ( Studi Empiris pada

Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2015 ), 8(2),

200–221.

Ariasih, N. P. D., & Yadnyana, I. K. (2018). Pengaruh Profitabilitas pada Nilai

Perusahaan dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel

Moderasi. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 22(2), 1600–1625.


51

Arifianto, M., & Chabachib, M. (2016). Analisi Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada Perusahaan Yang

Terdaftar Pada Indeks LQ-45 Periode 2011-2014). Diponwgoro Journal Of

MAnagement, 5(1), 1–11.

Astarani, J., & Siregar, J. S. (2016). Pengaruh Return On Asset (ROA) Terhadap

Nilai Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility (CSR) Sebagai

Variabel Pemoderasi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa

Efek Indonesia (BEI). Jurnal Audit Dan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan

Bisnis Universitas Tanjungpura, 5(1), 49–76.

Atmaja, L. S. (2008). Teori & Praktik Manajemen Keuangan. Jakarta: Andi

Yogyakarta.

Ayu, D. P., & Suarjaya, A. A. G. (2017). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel

Mediasi Pada Perusahaan Pertambangan. E-Jurnal Manajemen Unud, 6(2),

1112–1138.

Brigham, E. F., & Houston, J. F. (2001). Manajemen Keuangan. Jakarta:

Erlangga.

Ferdinand, A. (2014). Metode Penelitian Manajemen : Pedoman Penelitian Untuk

Penulisan Skripsi, Tesis, dan Disertasi Ilmu Manajemen (5th ed.). Semarang:

Universitas Diponegoro.

Funawati, R., & Karunia. (2017). Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Corporate Social Responsibility Sebagai Variabel

Pemoderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6(November), 1–22.


52

Ghozali, I. (2020). 25 Grand Theory : 25 Teori Besar Ilmu Manajemen, Akuntansi

dan Bisnis. Semarang: Yoga Pratama.

Gine Das Prena, & Muliyawan, I. G. I. (2020). Pengaruh Kinerja Keuangan

terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social

Responsibility Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ekonomi, Bisnis Dan

Akuntansi, 19(September), 131–142.

Haniffa, R. (2002). Social Reporting Disclosure An Islamic Perspectif-

Haniffa.pdf. Indonesian Manajemen & Accounting Research, 1(2), 128–146.

Heizer, J., & Render, B. (2015). Manajemen Operasi: Manajemen

Keberlangsungan dan Rantai Pasokan (11th ed.). Jakarta: Salemba.

Hendriawan, R., Mranani, M., Raharja, B. S., & Magelang, U. M. (2016).

Corporate Social Responsibility Dan Kinerja Perusahaan Terhadap Return

Saham Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index. Jurnal Bisnis & Ekonomi,

14(2), 179–189.

Itsnaini, H. M., & Subardjo, A. (2017). Pengaruh Profitabilitas Dan Solvabilitas

Terhadap Nilai Perusahaan Yang Dimoderasi Corporate Social

Responsibility. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 6(6), 1–15.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009a). Manajemen Pemasaran (13th ed.). Jakarta:

Erlangga.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2009b). Manajemen Pemasaran (13th ed.). Jakarta:

Erlangga.

Lukman, A., & Dhiyaul-haq, Z. M. (2017). Determinan Pengungkapan Islamic

Social Reporting pada Bank Umum Syariah di Indonesia. Jurnal Dinamika


53

Akuntansi Dan Bisnis, 4(2), 125–142.

Lusiana, D., & Agustina, D. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai

Perusahaan Pada Perusahaan Non Keuangan. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi,

19(1), 81–91.

Mardi, Hermanto, & Widiastuty, E. (2019). Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi

Nilai Perusahaan Melalui Corporate Social Responsibility (CSR). E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana, 26(2), 1518–1544.

Martha, L., Sogiroh, N. U., Magdalena, M., Susanti, F., & Syafitri, Y. (2018).

Profitabilitas Dan Kebijakan Dividen Terhadap Terhadap Nilai Perusahaan.

Jurnal Benefita, 3(2), 227–238.

Mutammimah. (2020). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI tahun

2013-2017). Jurnal Maksimum Media Akuntansi Universitas

Muhammadiyah Semarang, 10(1), 64–84.

Othman, R., & Mara, U. T. (2010). Islamic Social Reporting Of Listed Companies

In Malaysia. International Business & Economic Research Journal, 9(4),

135–144.

Oyewumi, O. R., Ogunmeru, O. A., & Oboh, C. S. (2018). Investment in

corporate social responsibility , disclosure practices , and fi nancial

performance of banks in Nigeria. Future Business Journal, 4(2), 195–205.

https://doi.org/10.1016/j.fbj.2018.06.004

Pradita, R. A., & Suryono, B. (2019). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Sebagai


54

Variabel Moderasi. Jurnal Ilmu Dan Riset Akuntansi, 8(2), 1–18.

Pradnyana, K. D. D., & Putra, I. M. P. D. (2018). Moderasi Corporate Social

Responsibility Pada Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Manufaktur Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

( Unud ), Bali , Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana

( Unud ),. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, 24(1), 253–281.

Price, J. M., & Sun, W. (2017). Doing good and doing bad : The impact of

corporate social responsibility and irresponsibility on fi rm performance ☆.

Journal of Business Research, 80(July 2015), 82–97.

https://doi.org/10.1016/j.jbusres.2017.07.007

Ramdhonah, Z., Solikin, I., & Sari, M. (2019). Pengaruh Struktur Modal , Ukuran

Perusahaan , Pertumbuhan Perusahaan , Dan Profitabilitas Terhadap Nilai

Perusahaan ( Studi Empiris Pada Perusahaan Sektor Pertambangan Yang

Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2017 ). Jurnal Riset

Akuntansi Dan Keuangan Indonesia, 7(1), 67–82.

https://doi.org/10.17509/jrak.v7i1.15117

Sihotang, E., & Angela, L. M. (2016). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social

Responsibilty (CSR) Sebagai Variabel Moderating (Studi Empiris Pada

Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Pada Tahun 2014-2016).

Jurusan Akuntansi FEB UPR.

Solimun. (2011). Analisis Variabel Moderasi dan Mediasi. Malang: Program

Studi Statistika FMIPA Universitas Brawijaya.


55

Sugiyono. (2016a). Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif fan R&D. Bandung:

ALFABETA.

Sugiyono. (2016b). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: ALFABETA.

Sukmadijaya, P., & Cahyadi, I. J. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi

Nilai Perusahaan Manufaktur. Jurnal Bisnis Dan Akuntansi, 19(1), 32–41.

Utomo, N. A. (2016). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Indeks LQ45 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Dinamika

Akuntansi, Keuangan Dan Perbankan, 5(1), 82–94.

Y, F. F., & Amanah, L. (2018). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai

Perusahaan Dengan Pengungkapan Corporate Social Responsibility. Jurnal

Ilmu Dan Riset Akuntansi, 7(11), 1–18.


56

LAMPIRAN

Lampiran 1
Item-item Pengungkapan ISR dalam Lukman & Dhiyaul-haq (2017)
No.
Ite Kategori ISR
m

Pembiayaan dan Investasi

1 Aktivitas riba

2 Pengungkapan kegiatan yang mengandung gharar

3 Zakat

4 Kebijakan atas keterlambatan pembayaran piutang dan pengungkapan


piutang tak tertagih

5 Pernyataan nilai tambah perusahaan

Produk dan Jasa

6 Produk atau kegiatan operasi ramah lingkungan

7 Status kehalalan produk

8 Keamanan dan kualitas produk

9 Pelayanan pelanggan (Customer Oriented)

Karyawan

10 Sifat pekerjaan

11 Pendidikan dan pelatihan kerja

12 Kesetaraan hak antara pria dan wanita

13 Keterlibatan karyawan dalam diskusi manajemen dan pengambilan


keputusan

14 Kesehatan dan keselamatan kerja

15 Lingkungan kerja
57

16 Karyawan dari kelompok khusus

17 Karyawan tingkat atas melaksanakan ibadah bersama-sama dengan


karyawan tingkat menengah dan tingkat bawah

18 Kewajiban berdoa selama waktu tertentu dan berpuasa Ramadhan pada


saat berkerja

19 Sarana ibadah yang memadai untuk para karywan

Masyarakat

20 Sedekah, donasi, atau sumbangan

21 Wakaf

22 Dana kebajikan (qard hasan)

23 Sukarelawan dari kalangan karyawan

24 Pemberian beasiswa

25 Pemberdayaan kerja para lulusan sekolah/kuliah

26 Pengembangan dalam kepemudaan

27 Peningkatan kualitas hidup masyarakat

28 Kepedulian terhadap anak-anak

29 Kegiatan amal atau kegiatan sosial

30 Mensponsori kegiatan-kegiatan kesehatan, hiburan, olahraga, budaya,


pendidikan, dan keagaman

Lingkungan

31 Konversi lingkungan

32 Kegiatan mengurangi efek terhadap pemanasan global

33 Pendidikan mengenai lingkungan

34 Pernyataan verifikasi independen atau audit lingkungan


58

35 Sistem manajemen lingkungan

Tata Kelola Perusahaan

36 Status kepatuhan terhadap syariah

37 Struktur kepemilikan saham

38 Profil dewan direksi

39 Pengungkapan melakukan praktik monopoli usaha atau tidak

40 Pengungkapan melakukan praktik menimbun bahan kebutuhan pokok atau


tidak

41 Pengungkapan melakukan praktik manipulasi harga atau tidak

42 Pengungkapan adanya perkara hukum atau tidak

43 Kebijakan anti korupsi

Anda mungkin juga menyukai