Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA


FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta


Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Drajat S-1 Psikologi

Diajukan oleh :

AFI AMALIA PUTRI

F100100094

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

i
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk


Memenuhi Persyaratan Memperoleh Drajat S-1 Psikologi

Diajukan oleh :

Afi Amalia Putri


F.100100094

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

ii
iii
iv
HUBUNGAN ANTARA SELF-REGULATED LEARNING DENGAN
KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MAHASISWA
FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SURAKARTA
Afi Amalia Putri
Wiwien Dinar Prastisti
Putriafi22@gmail.com
wiwienprastiti@yahoo.com

Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta


Abstraksi : Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara self-
regulated learning dengan kemampuan pemecahan masalah pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hipotesis yang
diajukan adalah ada hubungan positif antara self-regulated learning dengan
kemampuan pemecahan masalah pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas
Muhammadiyah Surakarta.
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Psikologi UMS.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Random Sampling,
dikarenakan populasi terdiri dari sejumlah strata atau sub-sub kelompok, yang
berpontensi membawa perbedaan pada variabel yang sedang diamati. Sample
penelitian terdiri dari angkatan 2011-2013 yang berjumlah 88 mahasiswa. Metode
pengumpulan data menggunakan skala self-regulated learning dan skala
kemampuan pemecahan masalah. Metode analisis data menggunakan analisis
Product Moment.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi rxy = 0,841,
dengan sig = 0,000; (p ≤ 0,01). Hasil ini menunjukkan ada hubungan positif yang
sangat signifikan antara self-regulated learning dengan kemampuan pemecahan
masalah pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Sumbangan efektif (SE) self-regulated learning terhadap kemampuan
pemecahan masalah sebesar 70,7% ditunjukkan oleh koefisien determinasi (r²)
sebesar 0,707. Self-regulated learning pada subjek penelitian tergolong tinggi,
ditunjukkan dengan rerata empirik (RE) = 101,34 dan rerata hipotetik (RH) = 70.
Kemampuan pemecahan masalah pada subjek penelitian tergolong tinggi,
ditunjukkan dengan rerata empirik (RE) = 108,15 dan rerata hipotetik (RH) = 78.

Kata Kunci : Self-Regulated Learning, kemampuan pemecahan masalah,


mahasiswa.

1
2

PENDAHULUAN mereka, memantau kinerja mereka


selama proses, dan mengevaluasi
Belajar merupakan suatu efisiensi dari tindakan mereka dalam
proses yang ada dalam diri manusia pemecahan masalah.
dan dilakukan terus menerus Solso (2008) kemampuan
sepanjang hidup manusia baik secara pemecahan masalah adalah suatu
formal maupun informal. Belajar pemikiran yang terarah secara
secara formal merupakan belajar langsung untuk menemukan suatu
yang dilakukan di suatu lembaga solusi / jalan keluar untuk suatu
pendidikan, salah satunya yaitu masalah yang spesifik. Arinta (2005)
lembaga perguruan tinggi. Peserta mengungkapkan mahasiswa yang
didik yang melanjutkan ke perguruan bersekolah pada perguruan tinggi
tinggi dikenal dengan predikat yang tentunya berbeda dengan
mahasiswa. Mahasiswa adalah orang lembaga pendidikian sebelumnya.
yang belajar (pelajar) di perguruan Oleh karena itu mahasiswa dituntut
tinggi (Tim Penyusun Kamus Pusat untuk mampu mengikuti materi
Bahasa, 2008). Dalam teori belajar yang diberikan dan dapat
perkembangan yang dikemukakan menyelesaikan tugas-tugas yang
oleh Hurlock (1980) mahasiswa diberikan oleh pengajar atau dosen.
dapat dikategorisasikan dalam Sarjana Psikologi yang
dewasa awal karena mempunyai berkualitas sangatlah diharapkan
umur ±18 – 35 tahun dimana oleh setiap Perguruan Tinggi.
Hurlock mengungkapkan bahwa Semakin banyak menghasilkan
dalam masa perkembangan ini sarjana Psikologi yang berkualitas.
memiliki tugas antara lain : Untuk itu mahasiswa dituntut untuk
mendapatkan suatu pekerjaan, mampu menyelesaikan studi tepat
mandiri secara finansial, memilih pada waktunya, mampu bekerja
teman hidup, membentuk suatu secara mandiri dan mampu
keluarga, memiliki dan membesarkan menyelesaikan masalah baik masalah
anak, menerima dan mempunyai akademis maupun masalah pribadi.
tanggung jawab. Kenyataan yang ada
Ifenthaler (2012) mengatakan sebaliknya. Dari hasil
mengatakan untuk mengatasi pengamatan yang telah dilakukan
tantangan dalam situasi masalah, oleh peneliti (8 Desember 2013) di
peserta didik tidak hanya harus Fakultas Psikologi UMS bahwa saat
melakukan kegiatan kognitif, itu mahasiswa terlambat dalam
misalnya, mengaktifkan struktur mengumpulkan tugas laporan mata
kognitif yang sudah ada atau kuliah praktikum Eksperimen yang
mengatur informasi baru, mereka telah diberikan. Berdasarka hasil
juga harus menetapkan tujuan wawancara yang telah dilakukan (9
spesifik, merencanakan kegiatan
3

Desember 2013) terhadap dua Self-Regulated Learning


mahasiswa yang melakukan (Pembelajar yang dapat Mengelola
keterlambatan dalam mata kuliah Diri Sendiri) merupakan suatu
pratikum Eksperimen tersebut kegiatan belajar yang diatur oleh diri
mereka mengemukakan kurang sendiri, yang didalamnya individu
percaya diri dalam pembuatan mengaktifkan pikiran, motivasi dan
laporan karena tidak paham dan takut tingkah lakunya untuk mencapai
membuat kesalahan. Kenyataan yang tujuan belajarnya (Mastuti, 2006).
terjadi di atas menunjukkan bahwa Hal ini sejalan dengan penelitian
beberapa mahasiswa di Fakultas sebelumnya yang telah dilakukan
Psikologi UMS memiliki oleh Paris dan Newman (1990)
kemampuan penyelesaian malasah dalam penelitiannya menjelaskan
yang rendah dan kemampuan untuk seorang mahasiswa yang efektif
menyelesaikan masalah pada dalam menghadapi tantangan atau
mahasiswa dipengaruhi oleh banyak masalah, maka akan
hal. Menurut Klyutmans (2006) menyelesaikannya dengan baik.
faktor-faktor yang mempengaruhi Pemecahan masalah itu suatu ketika
kemampuan pemecahan masalah menggunakan ketekunan, di lain
adalah sikap mental individu, waktu menggunakan pendekatan
keterikatan situasi terhadap pribadi, pemecahan yang baru. Mahasiswa
stres dan frustasi. Selain itu menetapkan tujuan secara realistis
metakognitif pun mempengaruhi dan mempergunakan seperangkat
seseorang atau individu dalam sumber. Mahasiswa mengerjakan
menyelesaikan masalah. Menurut tugas-tugas akademik dengan
Cahyono (2002) dalam penelitiannya percaya diri dan paham betul tujuan
mengatakan permasalahan yang mengerjakan tugas tersebut.
sering muncul dikalangan mahasiswa Kombinasi dari pengharapan positif,
adalah pengaturan diri. Salah satunya motivasi dan berbagai strategi untuk
pengaturan diri yang dilakukan untuk pemecahan masalah adalah
meningkatkan perolehan nilai-nila gambaran mahasiswa yang mampu
akademik dan pemecahan masalah mengatur dirinya sendiri dalam
akademik adalah pengaturan diri belajar.
dalam belajar (self-regulated Berdasarkan uraian di atas
learning). makan dapat diambil suatu rumusan
Untuk mencapai hal itu masalah yaitu apakah ada “hubungan
maka dibutuhkan model antara self-regulated learning dengan
pembelajaraan yang tepat agar kemampuan pemecahan masalah
mampu menyelesaikan masalah pada mahasiswa fakultas psikologi
secara cepat dan tepat terutama Universitas Muhammadiyah
dalam bidang akademis. Surakarta”?
4

Tujuan dalam penelitian ini Bandura dalam latar teori belajar


adalah untuk mengetahui : 1) sosial. Bahwa individu memiliki
Hubungan antara self-regulated kemampuan untuk mengontrol cara
learning dengan kemampuan belajarnya dengan langkah-langkah
pemecahan masalah pada mahasiswa. mengobservasi diri, menilai diri dan
2) Peranan self-regulated learning memberikan respon bagi dirinya
terhadap kemampuan pemecahan sendiri (Mastuti, 2006). Zimmerman
masalah pada mahasiswa. 3) Tingkat dan Martinez-Pons (1990) Self-
kemampuan pemecahan masalah Regulated Learning merupakan
pada mahasiswa. 4) Tingkat self- konsep mengenai bagaimana seorang
regulated learning pada mahasiswa. peserta didik menjadi pengatur bagi
LANDASAN TEORI belajarnya sendiri.
Kemampuan pemecahan Zimmerman (1989)
masalah adalah suatu pemikiran yang mengemukakan self-regulated
terarah secara langsung untuk learning terdiri dari tiga aspek, yaitu
menemukan suatu solusi / jalan : 1) Metakognisi. 2) Motivasi
keluar untuk suatu masalah yang Intrinsik. 3) Perilaku belajar aktif .
spesifik (Solso, 2008). Menurut Mahasiswa mempunyai
Elvina (2010) pemecahan masalah kendali penuh ketika menempuh
adalah usaha mencari jalan keluar studinya yaitu memiliki tujuan,
dari suatu kesulitan, mencapai tujuan bertanggung jawab, mampu bekerja
yang tidak dengan segera dapat secara mandiri, memiliki motivasi
dicapai dan berhubungan erat dengan yang tinggi dan mengatur langkah-
proses pemikiran, pembelajaran, langkah dalam menempuh studinya
memori, transfer, persepsi serta agar berhasil sesuai dengan tujuan
motivasi. yang diharapkan dan mampu
Sarafino (1994) memiliki memecahkan permasalahan terutama
dua aspek dalam kemampuan dalam bidang akademis. Salah satu
pemecahan masalah, antara lain : 1) penyebab mahasiswa kurang mampu
Menghadapi masalah, yaitu dalam pemecahan masalahannya
menghadapi masalah dengan tenang dikarenakan kurang mampu dalam
dan rasional yang mengarah dalam mengatur diri dalam belajar atau
penyelesaian masalah dengan yang disebut dengan self-regulated
memusatkan pikiran. 2) Perencanaan learning. Zimmerman dan Martinez-
pemecahan masalah, yaitu membuat Pons (1990) menjelaskan self-
tahap-tahap untuk menyelesaikan regulated learning merupakan
masalah dengan secara tepat. konsep mengenai bagaimana seorang
Self-Regulated Learning peserta didik menjadi pengatur bagi
Self-regulated learning belajarnya sendiri. Self-regulated
pertamakali dikemukakan oleh learning pada mahasiswa tentunya
5

juga dipengaruhi oleh beberapa yaitu memiliki kemampuan


faktor. Menurut Bandura (dalam perencanaan dalam belajar, memilki
Cobb, 2003) mengatakan bahwa kepercayaan diri dan memanfaat
efikasi diri (self efficacy) dapat lingkungan yang positif maka akan
mempengaruhi strategi dalam self- mampu dalam memecahkan/
regulated learning. Seharusnya menyelesaikan masalahnya ketika
seorang mahasiswa yang memiliki belajar maupun dalam
self-regulated learning yang baik, menyelesaikan tugas. Hal ini
yaitu manpu mengontrol cara didukung dengan penelitian
belajarnya sendiri, memiliki tujuan Herkusumo, dkk (2008)
dalam belajarnya dan mengatasi menunjukkan siswa yang
hambatan dalam belajar, maka akan mempunyai self-regulated learning
mampu memecahan masalah yang tinggi maka akan mampu
akademiknya. Zimmerman (1989) mengikuti proses kegiatan belajar
mengatakan aspek-aspek dalam self- mengajar, mampu membagi waktu
regulated learning yang pertama antara belajar dengan bermain,
adalah metakognisi, yaitu mampu mempersiapkan diri dalam
kemampuan individu dalam menghadapi ujian dan menyelesaikan
merencanakan, menetapkan tujuan, tugas dengan maksimal.
mengatur, memonitor diri, dan Kemampuan pemecahan
mengevaluasi diri pada berbagai sisi masalah adalah usaha mencari jalan
selama proses penerimaan. Aspek keluar dari suatu kesulitan, mencapai
kedua yaitu motivasi Intrinsik. tujuan yang tidak dengan segera
Seorang mahasiswa memilki dapat dicapai dan berhubungan erat
kepercayaan diri yang tinggi, atribusi dengan proses pemikiran,
diri dan berminat pada tugas yang pembelajaran, memori, transfer,
instrinsik serta mampu dalam persepsi serta motivasi (Elvia, 2010).
menyelesaikan masalah.
Aspek ketiga yaitu perilaku Salah satu faktor yang
belajar aktif , yaitu upaya seorang mempengaruhi kemampuan
mahasiswa untuk mengatur dirinya pemecahan masalah menurut
dengan tenang, memusatkan pikiran, penelitian Schraw dan Dennison
menyeleksi dan memanfaatkan (1994) adalah metakognitif, yaitu
lingkungan yang mendukung aktivitas didalam metakognitif tersebut salah
belajarnya sehingga dapat satunya adanya keterampilan dalam
menyelesaikan permasalahan atau self-regulated learning atau regulasi
tugas akademik dengan baik. diri dalam belajar.
Oleh karena itu apabila Hipotesis yang diajukan
seorang mahasiswa yang memilki sebagai berikut, “ada hubungan
self-regulated learning yang tinggi positif antara self-regulated learning
6

dengan kemampuan pemecahan Sampel dalam penelitian ini adalah


masalah pada mahasiswa”. mahasiswa Fakultas Psikologi
angkatan 2011, 2012, dan 2013
METODE PENELITIAN berjumlah 88 mahasiswa.
Variabel Penelitian 1. Skala kemampuan pemecahan
1. Variabel Tergantung :
masalah
Kemampuan Pemecahan Skala ini berdasarkan
Masalah kemampuan pemecahan masalah
2. Variabel Bebas : Self- yang dikemukakan oleh Sarafino
Regulated Learning (1994) meliputi : menghadapi
1. Kemampuan Pemecahan masalah dan perencanaan pemecahan
Masalah masalah. Berdasarkan hasil
Kemampuan pemecahan perhitungan diperoleh daya beda
masalah adalah proses berfikir, aitem dari 0,305 sampai dengan
belajar serta mengingat, menjawab 0,606 dan koefisien reliabilitas
atau merespon dan memiliki Cronbach Alpha sebesar 0,909.
pemahaman dalam diri individu
2. Skala Self-Regulated Learning
untuk menemukan suatu solusi / atau Skala ini berdasarkan aspek
jalan keluar sesuai dengan tujuan dari self-regulated learning yang
yang dicapai. dikemukakan oleh Zimmerman
2. Self-Regulated Learning (1989) meliputi : metakognitif,
Self-regulated learning adalah motivasi instrinsik, dan perilaku
kemampuan untuk mengembangkan belajar aktif. Berdasarkan hasil
pengetahuan, kemampuan, dan perhitungan diperoleh beda aitem
perilaku yang diarahkan untuk dari 0,317 sampai dengan 0,642 dan
menambah dan memudahkan belajar koefisien reliabilitas Cronbach Alpha
yang melibatkan berbagai proses, sebesar 0,904.
strategi dan keterampilan untuk Teknik analisis data yang
mengaktifkan metakognitif, motivasi digunakan adalah korelasi product
dan tingkah laku dalam proses moment.
belajar.
HASIL PENELITIAN DAN
Subyek Penelitian PEMBAHASAN
Populasi dalam penelitian Berdasarkan hasil penelitian
ini adalah Mahasiswa Universitas menggunakan teknik analisi Product
Muhammadiyah Surakarta Moment Pearson diperoleh hasil
khuususnya Fakultas Psikologi koefisien korelasi rxy = 0,841,
angkatan 2011 – 2013 yang dengan sig = 0,000; (p ≤ 0,01). Hasil
berjumlah 748 mahasiswa. Jenis tersebut menunjukkan ada hubungan
sampel yang digunakan dalam positif yang sangat signifikan antara
penelitian ini adalah menggunakan self-regulated learning dengan
teknik stratified random sampling.
7

kemampuan pemecahan masalah motivasi instrinsik, perilaku belajar


pada mahasiswa Fakultas Psikologi aktif.
Universitas Muhammadiyah Variabel kemampuan
Surakarta. Hal ini sejalan dengan pemecahan masalah mempunyai
teori yang dikemukakan oleh Schraw rerata empirik (RE) sebesar 108,15
dan Dennison (1994) yang dan rerata hipotetik (RH) sebesar 78
menyatakan bahwa salah satu faktor yang berarti kemampuan pemecahan
kemampuan pemecahan masalah masalah pada subjek tergolong
terdapat pada keterampilan seseorang tinggi. Kondisi tinggi ini dapat
dalam self-regulated dan self- diartikan bahwa sebagian mahasiswa
regulated learning yang terdapat Fakultas Psikologi Universitas
pada metakognitif individu. Artinya Muhammadiyah Surakarta mampu
bila seseorang memiliki keterampilan dalam menyelesaikan masalahnya
mengatur diri dalam belajarnya maka terutama dalam bidang akademik.
akan mampu dalam memecahkan Subjek mampu menghadapi
masalah akademiknya, begitu juga masalahnya dan juga memiliki
sebaliknya apabila seseorang tidak perencanaan pemecahan masalah
memilki keterampilan mengatur diri yang secara cepat dan tepat.
dalam belajar maka kurang mampu Berdasarkan hal tersebut dikatakan
dalam memecahkan masalah bahwa subjek memilki self-regulated
akademiknya. learning yang tinggi dan kemampuan
Berdasarkan hasil analisis pemecahan masalah yang tinggi.
diketahui variabel self-regulated Berdasarkan kategorisasi
learning mempunyai rerata empirik skala self-regulated learning
(RE) sebesar sebesar 101,34 dan diketahui bahwa terdapat 6,9% (6
rerata hipotetik (RH) sebesar 70 yang orang) yang tergolong sedang dalam
berarti self-regulated learning pada self-regulated learning; 42% (37
subjek tergolong tinggi. Kondisi ini orang) yang tergolong tinggi dalam
dapat dinterpretasikan bahwa subjek self-regulated learning; dan 51,1%
penelitian pada dasarnya memilki (45 orang) yang tergolong sangat
sikap yang terbentuk dari aspek self- tinggi dalam self-regulated learning.
regulated learning yaitu kemampuan Jumlah dan prosentase terbanyak
individu dalam merencanakan menempati dalam kategori tinggi.
belajarnya, memiliki motivasi yang Berdasarkan kategori skala
tinggi, dan mampu memanfaatkan kemampuan pemecahan masalah
lingkungan dalam belajar. Hal diketahui bahwa terdapat 11,3% (10
tersebut sesuai dengan aspek-aspek orang) yang tergolong sedang dalam
yang diungkapkan oleh Zimmerman kemampuan pemecahan masalah;
(1989) yaitu aspek metakognitif, 47,7% (42 orang) yang tergolong
tinggi dalam kemampuan pemecahan
8

masalah; 41% (36 orang) yang Subjek penelitian khususnya


tergolong sangat tinggi dalam Fakultas Psikologi Universitas
kemampuan pemecahan masalah. Muhammadiyah bahwa self-
Sumbangan efektif (SE) regulated learning sangat signifikan
variabel self-regulated learning untuk meningkatkan kemampuan
terhadap kemampuan pemecahan pemecahan masalah. Oleh karena itu
masalah sebesar 70,7% ditunjukkan
untuk mempertahankan tingkatan
oleh koefisien determinasi (r²)
sebesar 0,707. Hal ini menunjukkan pada subjek yang sudah tergolong
bahwa masih ada 29,3% lainnya tinggi dapat melakukan perencanaan
dipengaruhi oleh faktor-faktor lain dalam belajar, menetapkan tujuan
yang berpengaruh terhadap untuk mencapai hasil yang baik,
kemampuan pemecahan masalah mengatur diri, memonitor diri dalam
diluar faktor self-regulated learning tahap perkembangan belajar,
tersebut, misalnya motivasi, sikap
berminat dalam tugas yang intrinsik,
dan kepercayaan yang salah,
kebiasaan dan emosi (Suharman, memanfaatkan lingkungan dalam
2005). belajar dengan sarana dan prasarana
KESIMPULAN DAN dan melatih diri dalam
SARAN menyelesaikan tugas-tugas yang
Adapun hasil kesimpulan rumit.
dari penelitian ini adalah ada 2. Bagi Fakultas Psikologi
hubungan positif yang sangat Universitas Muhammadiyah
signifikan antara self-regulated Surakarta.
learning dengan kemampuan
Khususnya kepala Dekan
pemecahan masalah pada mahasiswa
Fakultas Psikologi Universitas
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta,
Muhammadiyah Surakarta. Semakin diharapkan dapat mempertahankan
tinggi self-regulated learning maka dan menciptakan kondisi lingkungan
semakin tinggi kemampuan belajar yang baru agar dapat
pemecahan masalah pada mahasiswa meningkatkan kemampuan
Fakultas Psikologi Universitas pemecahan masalah dan self-
regulated learning pada mahasiswa
Muhammadiyah Surakarta, demikian
yang sudah tergolong tinggi. Hal ini
pula sebaliknya semakin rendah self- dapat dilakukan dengan
regulated learning maka semakin menambahkan sarana dan prasarana
rendah pula kemampuan pemecahan pada Fakultas Psikologi yang
masalah pada mahasiswa Fakultas membantu dan mendorong minat
Psikologi Universitas belajar siswa, mengadakan seminar
dalam bidang pemecahan masalah
Muhammadiyah Surakarta.
dan self-regulated learning agar
Beberapa saran yang dapat termotivasi mahasiswa untuk
diberikan yaitu : mengikuti dan mengambil serta
1. Bagi subjek penelitian. mendapatkan ilmu dalam seminar
9

tersbut, memperluas kegiatas Cobb, R. 2003. “The Relationship


mahasiswa dalam bidang karya Between Self Regulated
ilmiah, dengan cara memberikan Learning Behaviors and
informasi serta manfaat yang akan
Academic Performance in
diperoleh apabila mengikuti kegiata
karya ilmiah mahasiswa. Web-Based Cources “.
Virginia : The Faculty of
3. Bagi peneliti selanjutnya. Virginia Polytechnic Institute
Diharapkan memperluas ruang and State University :
lingkup penelitian serta Disertation (Online)
memperhatikan faktor-faktor lain http://scholar.lib.vt.edu./theses/
yang dapat mempengaruhi available/etd-03212003-
kemampuan pemecahan masalah 130332/unrestricted/sronline_d
selain self-regulated learning, seperti isertation.pdf. diakses pada
: usia, rasa percaya diri, intelegensi, tangga 27 Febuari 2014.
motivasi, sikap, dan persepsi.
Elivia, A. 2010. “Hubungan antara
Self-Regulated Learning
Dengan Kemampuan
DAFTAR PUSTAKA
Memecahkan Masalah Pada
Arinta. 2005. Self-Regulated Pembelajaran Matematika Pada
Learning Pada Mahasiswa Siswa SMUN 53 Di Jakarta
Fakultas Kedokteran yang Timut”. Jurnal. Vol. 1. No. 1,
Menggunakan Tipe hal. 1-3 Bekasi : Fakultas
Pembelajaran PBL (Problem Psikologi, Universitas
Based Learning) dan SKS
(Satuan Kredit Semester)”. Gunadarma.
Naskah Publikasi. Jogjakarta :
Herkusumo, Bonang dan Munandar.
Fakultas Psikologi, Universitas
Islam Indonesia. 2008. Hubungan Antara
Pengaturan Diri Dalam Belajar
Cahyono, T.R. Iriani, N dan Lestari, (Self-Regulated Learning),
S.S. 2002. “Kecenderungan Self-Efficacy, Lingkungan
Somatisasi Ditinjau dari Sanse Belajar di Rumah dan IQ
Of Humor dan Kemampuan Dengan Prestasi Belajar (Studi
Menyelesaikan Masalah”. Banding Antara Siswa
Jurnal Ilmiah Berkala Berbakat dengan Siswa Biasa
Psikologi Indegenous. Vol. 16. Kelas 1 SMA di Jakarta).
No. 2 159-167. Surakarta : Jurnal Psikologi Pendidikan.
Fakultas Psikologi Universitas Vol 4. 13-25. Jakarta :
Muhammadiyah Surakarta. Universitas Indonesia.
10

Hurlock. 1980. Developmental Solso, R. 2008. Psikologi Kognitif :


Psychology : A Life-Span Jakarta : Penerbit Erlangga.
Apporach, Fifth Edition.
Jakarta : Penerbit Erlangga. Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa.
2008. Kamus Bahasa
Ifenthaler. 2012. Determining The Indonesia. Jakarta: Pusat
Effectivines of Prompts for Bahasa Departemen
Self-Regulated Learning in Pendidikan Nasional
Problem-Solving Scenarios.
Zimmerman, B.J. 1989. “A Social
Journal Educational
Cognitive View Of Self-
Technology & Society. Vol. 15. Regulated Learning”. Journal
No. 1. 38-52. Of Education Psychology. Vol.
81. No. 3, 329-344
Kluytmans, F. 2006. Perilaku
Manusia. Bandung : Refika Zimmerman & Martinez-Pons, M.
Aditama 1990. “Construck Validation of
a Strategy Model of Student
Mastuti. 2006. “Memahami Perilaku Self-Regulated Learning”.
Prokastinasi Akademik Journal Of Education
Berdasarkan Tingkat Self- Psychology, Vol. 80, 284-290.
Regulated Learning dan Trait
Kepribadian”. Laporan
Penelitian. Surabaya :
Lembaga Penelitian
Universitas Airlangga.

Paris, S.G. & Newman, R.S. 1990.


Developmental Aspects of
Self-regulated learning.
Journal Educational
Psychologist. Vol. 25 No. 1,
87-102.

Sarafino. E.P. 1994. Health


Psychology Interaction. Boston
: EGC.

Schraw, G & Demnison, R. S. 1994.


“Assesing metacognitive
awarenes”. Journal
Educational Psychology. Vol
19. 460-475.

Anda mungkin juga menyukai