TEORIKELUARGA
TEORIKELUARGA
net/publication/334454369
TEORI KELUARGA
CITATIONS READS
0 26,656
1 author:
Mitha Nurjanah
Jakarta State University
3 PUBLICATIONS 1 CITATION
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Mitha Nurjanah on 14 July 2019.
Mitha Nurjanah
(1504617060)
Keluarga merupakan unit sosial terkecil dalam masyarakat. Pada makalah ini membahas
mengenai 7 sub materi dari teori keluarga, yang mencakup: teori struktural fungsional, sosial
konflik, gender, pertukaran sosial (social exchange), teori perkembangan (Development),
feminis, dan ekolodi. Pada suatu keluarga setiap anggota keluarga memiliti tugas dan
fungsinya masing-masing. Dimana hal ini sesuai dengan teori struktural fungsional dalam
keluarga yang menekankan pada keseimbangan sistem yang ada dalam keluarga dan
masyarakat, dan setuju dengan konsensus yang ada di masyarakat. Sedangkan teori Sosial
konflik bertentangan dengan teori srtuktural fungsional, dimana teori sosial konflik
menentang dari adanya konsensus yang ada di masyarakat dan menganggap bahwa keluarga
yang ideal adalah keluarga yang berbentuk horizontal dan tidak hierarkis. Lalu teori gender
menjelaskan mengenai perbedaan antara hak, peran dan tugasnya yang dibentuk oleh nilai-
nilai sosial, budaya, dan adat istiadat yang terdapat pada masyarakat. teori gendder memiliki
beberapa teori turunan salah satunya yaitu feminis. Dimana feminis merupak salah satu teori
yang membahas mengenai kesetaraan gender dan konsep dari feminis sendiri ingin
menghilangkan institusi dalam keluarga datu mengadakan defungsionalisasi peran keluarga,
yang menganggap bahwa perbedaan antara laki-laki dan perempuan hanya berada pada 3M
yaitu melahirkan, menyusui dan menstruasi dan kaum feminis beranggapan bahwa aspek dari
3M. Selain itu dalam kehidupan keluarga juga tidak terlepas dari teori pertukaran sosial atau
social exchange, dimana dalam teori ini seseorang akan selalu memilirkan untung ruginya
dalam suatu pilihan. Selain itu juga terdapat teori perkembangan (Development), diaman teori
yang akan dijelaskan tahapan dalam perkembangan keluarga mulaidari pasangan baru
menikah dan setelah itu tinggal berdua dalam 1 rumah. Dan terakhir mengenai teori ekologi,
dimana teori ini membahas mengenai bahwa pengaruh lingkungan, dimana dalam lingkungan
terdapat 5 sistem yang mempengaruhinya yaitu: mikro, meso, ekso, mikro dan chrono.
BAB I PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk :
1. Untuk mengetahui teori-teori keluarga
1.3 Manfaat
Adapun makalah ini memiliki manfaat baik secara praktis maupun teoritis, yaitu sebagai
berikut:
1. Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat digunakan untuk menjadi referensidan dapat
memperkuat teori yang berkaitan dengan kajian keluarga.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
Makalah ini dapat dijadikan sumber informasi, serta dapat menambah wawasan
dan pengetahuan mengenai teori-teori keluarga
b. Bagi Masyarakat
Makalah ini dapat menambah pengetahuan bagi masyarakat mengenai teori-teori
keluarga serta dapat diterapkan pada kehidupan.
BAB II ISI
7. keluarga yang anaknya sudah mandiri dan meninggalkan rumah. Pada tahap ini keluarga
yang anaknya sudah dewasa dan mandiri serta siap untuk menikah dan tinggal dengan
keluarga barunya sehingga anak tersebut meninggalkan rumah orang tuanya
8. Pasangan orang tua manula. Keluarga pada tahap ini kedua orang tuanya sudah tidak
bekerja dan sudah tidak produktif, tahap ini terjadi hingga kematian.
Selain itu ada beberapa faktor dalam menyusun pembagian keluarga menurut Duvall
1962 dalam Siregar (2017) yaitu:
1. Keberagaman pola keluarga yang ada,
2. Usia anak pertama atau anak tertua,
3. Tahap pendidikan anak pertama, dan
4. Fungsi dan status keluarga sebelum dan setelah anak meninggalkan orangtua
Dimana dari hasil penelitian yang telah dilakukan (Anindani, Hasanah, & Cholilawati,
2017) bahwa Kelompok sebaya menyediakan suatu lingkungan, yaitu tempat teman
sebayanya dapat melakukan sosialisasi dengan nilai yang berlaku, bukan lagi nilai yang
ditetapkan oleh orang dewasa, melainkan oleh teman seusianya, dan tempat untuk
menentukan jati dirinya. Namun, apabila nilai yang dikembangkan dalam kelompok sebaya
adalah nilai negatif maka akan menimbulkan bahaya bagi perkembangan jiwa individu
begitupun sebaliknya.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Keluarga merupakan salah unit sosial terkecil dalam masyarakat. Dimana keluarga merupan
tempat pertama dan utama dalam memulai kehidupan dan berinteraksi dengan orang lain.
Dimana didalam keluarga setiap anggotanya memiliki tugas dan fungsinya masing-masing,
dan setiap anggota tersebut harus melaksanakan tugas dan fungsinya tersebut untuk mencapai
tujuan bersama. Berdasarkan pada kajian yang telah dilakukan, bahwa teori keluarga yang
dibahas dalam makalah ini memiliki keterkaitan antara satu dengan yang lainnya. Seperti
teori struktural fungsional berkaitan dengan keseimbangan antara sistem yang ada di keluarga
dan masyarakat serta keluarga mengikuti konsensus atau kesepakatan yang ada pada
masyarakat. sedangkan teori sosial konflik bertentangn dengan teori struktural fungsional,
dimana sosial konflik tidak setuju dengan konsensus yang ditawarkan oleh masyarakat dan
memandang konflik dan perubahan merupakan hal yang normal. Teori gender dan feminis
membahas mengenai kesetaran gender antara laki-laki dan perempuan dalam segala hal
termmasuk pekerjaan dan pendidikan. Teori ekologi membahas mengenai interaksi dan
pengaruh antara individu dengan lingkungannya, dimana lingkungan dapat mempengaruhi
pertumbuhan individu tersebut. Dan teori perkembangan membahas mengenai perkembangan
pada keluarga memalui tahapan-tahapan tertentu. Konflik atau permasalahan yang terjadi
dalam keluarga dapat bermacam-macam, sehingga keluarga perlu memiliki ketahanan
keluarga yang baik untuk menghadapi segala permaslah yang ada agar dapat mencapai tujuan
bersama yang diinginkan oleh keluarga.
Daftar Pustaka
Adams, G. A., King, L. A., & King, D. W. (1996). Relationships of job and family
involvement, family social support, and work-family conflict with job and life
satisfaction. Journal of Applied Psychology, 81(4), 411–420.
https://doi.org/10.1037/0021-9010.81.4.411
Agiani, P., Nursetiawati, S., & Muhariyati, M. (2015). ANALISIS MANAJEMEN WAKTU
PADA IBU BEKERJA. Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan, 4(1), 27–35.
https://doi.org/https://doi.org/10.21009/JKKP.021.05
Aisyah, S. N., Gede Putri, V. U., & Mulyati, M. (2017). Pengaruh Manajemen Waktu Ibu
Bekerja Terhadap Kecerdasan Emosional Anak. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga
Dan Pendidikan), 3(1), 38–43. https://doi.org/10.21009/jkkp.031.08
Andayani, B. (2004). Tinjauan pendekatan ekologi tentang perilaku pengasuhan orangtua.
Buletin Psikologi, 12(1), 44–60.
Anindani, D. G., Hasanah, U., & Cholilawati, C. (2017). Hubungan Konformitas Peer Group
Dengan Perilaku Berpacaran Pada Remaja. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan
Pendidikan), 1(2), 58–67. https://doi.org/10.21009/jkkp.021.08
Anita, R. (2015). Harmoni dalam Keluarga Perempuan Karir : Upaya Mewujudkan
Kesetaraan dan Keadilan Gender dalam Keluarga. Palastren, 8(1), 1–34.
Ariany, I. S. (2002). KELUARGA DAN MASYARAKAT: Persfektif Struktural-Fungsiona.
ALQALAM, 19(93), 151–166.
Armaina, Y. N., Mashabi, N. A., Doriza, S., Vokasional, P., Keluarga, K., Teknik, F., …
Kekerasan, P. (2018). TANGGA TERHADAP PERILAKU KEKERASAN ( Studi
Kasus Komplek Bina Marga Cipayung , Jakarta Timur ). JKKP: Jurnal Kesejahteraan
Keluarga Dan Pendidikan, 5(2), 121. https://doi.org/http://doi.org/10.21009/JKKP
Aziz, A. (2017). Relasi Gender Dalam Membentuk Keluarga Harmoni (Upaya membentuk
keluarga Bahagia). HARKAT: Media Komunikasi Islam Tentang Gebder Dan Anak,
12(2), 27–37.
Edwards, J. N. (2006). Familial Behavior as Social Exchange. Journal of Marriage and the
Family, 31(3), 518–526. https://doi.org/10.2307/349775
Ferree, M. M. (2010). Filling the glass: Gender perspectives on families. Journal of Marriage
and Family, 72(3), 420–439. https://doi.org/10.1111/j.1741-3737.2010.00711.x
Fivush, R., & Merrill, N. (2016). An ecological systems approach to family narratives.
Memory Studies, 9(3), 305–314. https://doi.org/10.1177/1750698016645264
Gea, A. A. (2011). Enculturation Pengaruh Lingkungan Sosial terhadap Pembentukan
Perilaku Budaya Individu. Humaniora, 2(1), 139–150.
Hukma, H. (2016). KONFLIK PADA KELUARGA DI KUANTAN SINGINGI (Studi
Keluarga Yang Mempunyai Anak dan Tidak Mempunyai Anak Di Desa Munsalo). JOM
FISIP, 4(2), 1–15.
Kitchen, D. P. (2016). Structural Functional Theory. Encyclopedia of Family Studies, 1–7.
https://doi.org/10.1002/9781119085621.wbefs273
Lestari, P., & Pratiwi, P. H. (2018). PERUBAHAN DALAM STRUKTUR KELUARGA.
Jurnal Dimensia, 7(1), 23–44.
Maulida, S., Mashabi, N. A., & Hasanah, U. (2017). Hubungan Kelekatan Orang Tua Dengan
Kemandirian Remaja. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan), 4(1), 1–
5. https://doi.org/10.21009/jkkp.041.01
Mu’jizatin, N., Jubaedah, Y., & Widiaty, I. (2017). Perancangan Program Day Care Berbasis
Experiential Learning di Prodi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. JKKP (Jurnal
Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan), 4(02), 102–109.
https://doi.org/10.21009/jkkp.042.08
Mujahidah. (2015). Implementasi Teori Ekologi Bronfenbrenner Dalam Membangun
Pendidikan Karakter Yang Berkualitas. Implementasi Teori Ekologi, 19(2), 171–185.
Retrieved from
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=400630&val=8781&title=IMPLEM
ENTASI TEORI EKOLOGI BRONFENBRENNER DALAM MEMBANGUN
PENDIDIKAN KARAKTER YANG BERKUALITAS
Prasetyo, D. T. (2017). Pengasuhan Orangtua Terhadap Kondisi Psikologis Anak Yang
Ditinggalkan Dalam Keluarga Migran : Sebuah Studi Literatur. JKKP (Jurnal
Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan), 4(02), 58–61.
https://doi.org/10.21009/jkkp.042.01
Puspitawati, H. (2010). PERSEPSI PERAN GENDER TERHADAP PEKERJAAN
DOMESTIK DAN PUBLIK PADA MAHASISWA IPB Herien. Jurnal Studi Gender
Dan Anak, 5(1), 17–34.
Respati, A. D., Muhariati, M., & Hasanah, U. (2017). Hubungan Antara Ketahanan Keluarga
Dengan Kenakalan Remaja. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan),
1(2), 41. https://doi.org/10.21009/jkkp.012.07
Salman, D., & Taryoto, A. H. (1992). PERTUKARAN SOSIAL PADA MASYARAKAT
PETAMBAK: Kajian Struktur Sosial Sebuah Desa Kawasan Pertambakan di Sulawesi
Selatan. Agro Ekonomi, 11(1), 1–18.
https://doi.org/http://dx.doi.org/10.21082/jae.v11n1.1992.1-18
Silitonga, M., Puspitawati, H., & Muflikhati, I. (2018). Modal Sosial, Coping Ekonomi,
Gejala Stres Suami Dan Kesejahteraan Subjektif Keluarga Pada Keluarga Tkw. JKKP
(Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan Pendidikan), 5(1), 20–30.
https://doi.org/10.21009/jkkp.051.03
Siregar, M. J. (2017). KAJIAN DAN PERUMUSAN MODEL ARSITEKTUR Housing for
Young Urban Family : Analysis and Architectural Model Formulation Mohammad
Jehansyah Siregar. Aspirasi, 8(2), 179–193.
Susanti, S., & Ekayati, I. N. (2013). Peran Pekerjaan, Peran Keluarga Dan Konflik Pekerjaan
Pada Perawat Wanita. Persona:Jurnal Psikologi Indonesia, 2(2), 183–190.
https://doi.org/10.30996/persona.v2i2.118
Sutarjo, A. A., Hasanah, U., & Artanti, G. D. (2017). Hubungan Antara Coping Dengan
Kualitas Perkawinan Pada Ibu Rumah Tangga. JKKP (Jurnal Kesejahteraan Keluarga
Dan Pendidikan), 3(2), 55–61. https://doi.org/10.21009/jkkp.032.02
Thompson, L., & Walker, A. J. (1995). The Place of Feminism in Family Studies. Journal of
Marriage and the Family, 57(4), 847–165. https://doi.org/10.2307/353407
Ummah, Z. N., Nursetiawati, S., & Putri, V. U. G. (2017). PENGARUH PERAN TEMAN
SEBAYA TERHADAP TINGKAT KENAKALAN REMAJA DI LAPAS ANAK
WANITA KELAS II B TANGERANG. JKKP: Jurnal Kesejahteraan Keluarga Dan
Pendidikan, 3(1), 28–32. https://doi.org/doi.org/10.21009/JKKP.031.06
Yan, S., & Zhou, Y. (2016). Research of Work-Family Balance Based on Family Life Cycle.
Open Journal of Social Sciences, 4(11), 218–224.
https://doi.org/10.4236/jss.2016.411018