Anda di halaman 1dari 15

Pas foto

NAMA : MARSELLA FITRIANI


NIM 2105016038
KELOMPOK : 5 (LIMA)
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI
KELAS : REGULER A
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR
PERCOBAAN 2
Pembuatan Larutan

Disusun oleh:

NAMA : MARSELLA FITRIANI


NIM 2105016038
KELOMPOK : 5 (LIMA)
PROGRAM STUDI : PENDIDIKAN BIOLOGI
KELAS : REGULER A

LABORATORIUM KIMIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MULAWARMAN
SAMARIND
A 2021
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Nama : Marsella Fitriani


Nim 2105016038
Kelompok : 5 (Lima)
Program Studi : Pendidikan Biologi
Kelas : Reguler A
Percobaan ke- 2
Judul Percobaan : Pembuatan Larutan

Sangatta, 12 Oktober 2021


Mengetahui,
Asisten Praktikum Praktikan

Umi Hairah Marsella Fitriani


NIM. 1805025006 NIM. 2105016038
1

PERCOBAAN II
Pembuatan Larutan

A. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mempelajari cara pembuatan larutan dari bahan
cair dan padat dengan konsentrasi tertentu.

B. Dasar Teori
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul, atom
ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena susunannya atau
komposisinya dapat berubah. Disebut homogen karena susunanya begitu
seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian yang berlainan,
bahkan dengan mikroskop optis sekalipun (Ahmad.2020: 5)
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan komposisinya.
Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka digunakan istilah
konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan jumlah zat terlarut
terhadap pelarut (Laili.2017: 147).

Konsentrasi larutan adalah jumlah zat terlarut di dalam sejumlah larutan


tertentu. Berbagai macam satuan konsentrasi larutan dapat digunakan untuk
menjelaskan secara kuantitatif jumlah relatif dari zat terlarut dan pelarut.
Konsentrasi dapat dinyatakan secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Untuk ukuran secara kualitatif, konsentrasi larutan dinyatakan dengan istilah
larutan pekat (concentrated) dan encer (dilute). Kedua isitilah ini menyatakan
bagian relatif zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Larutan pekat berarti
jumlah zat terlarut relatif besar, sedangkan larutan encer berarti jumlah zat
terlarut relatif lebih sedikit. Biasanya, istilah pekat dan encer digunakan untuk
membandingkan konsentrasi dua atau lebih larutan.
Beberapa cara untuk menyatakan konsentrasi larutan, yaitu:
a. Molaritas (M) Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam
setiap liter larutan. Molaritas Zat = w/Mr x 1000/v

b. Molalitas (m) Molalitas didefinisikan sebagai jumlah mol zat terlarut


per kilogram pelarut. m = mol zat terlarut / kg pelarut m = (gram zat
terlarut / Mr zat terlarut) x (1000 / g pelarut).

c. Normalitas
Konsentrasi Normalitas (N) yaitu jumlah mol ekivalen zat terlarut
dalam larutan dibagi oleh volume larutan yang dinyatakan dalam liter.
Normalitas (N) = n. M, dimana: n = ekivalen N = gr ekivalen/liter
larutan.

d. Persen massa (b/b%), persen volum (v/v%), dan persen massa/volum


(w/v%) 1) Persen berat per berat (%b/b), yaitu jumlah gram zat terlarut
dalam setiap 100 g larutan atau berat bahan yang terkandung dalam
100gram larutan. Persen massa = [massa zat terlarut / (massa zat terlarut
+ massa pelarut)] x 100%.

e. Fraksi Mol (X) Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol
suatu komponen terhadap jumlah mol total semua komponen. Nilai total
fraksi mol zat terlarut dan pelarut haruslah sama dengan 1. Fraksi mol
zat terlarut (Xt) adalah perbandingan antara jumlah mol zat terlarut
terhadap jumlah mol total dalam larutan. Sedangkan fraksi mol pelarut
(Xp) adalah perbandingan antara jumlah mol pelarut terhadap jumlah
mol total dalam larutan. Xt = mol zat terlarut / (mol zat terlarut + mol
pelarut) Xp = mol pelarut / (mol pelarut + mol terlarut) Xp + Xt = 1

f. Bagian per juta, bagian per miliar, dan bagian per triliun Cara lain
untuk menuliskan konsentrasi suatu larutan yang konsentrasinya sangat
kecil adalah dengan bagian perjuta, miliar, atau triliun. Prinsip yang
digunakan pada dasarnya adalah persen massa dengan konsentrasi yang
sangat kecil (Dian.2019:34).
Pembuatan larutan adalah suatu cara mempelajari tentang cara pembuatan
larutan dari bahan cair atau padat dengan konsentrasi tertentu. Untuk
menyatakan kepekaaan atau konsentrasi suatu larutan dapat di lakukan berbagai
cara tergantung pada tujuan penggunaannya. Adapun satuan yang digunakan
untuk menentukan kepekaan larutan adalah Molalitas, Molaritas, Normalitas,
persen berat, persen volume dan sebagainya.Dalam pembuatan larutan, bila
pereaksi yang digunakan dalam bentuk padatan maka beratnya harus diketahui
dengan tepat. Begitu pula bila pereaksi yang digunakan dalam bentuk cair,
maka volume dan konsentrasinya harus diketahui dengan tepat Cara membuat
larutan dengan konsentrasi tertentu adalah: Zat kimia di laboratorium pada
umumnya berupa zat padat. Larutan dibuat dengan mencampurkan zat terlarut
dan pelarut dalam jumlah tertentu, dengan cara:

(a) Bahan kimia berupa padatan ditimbang (gram).


(b) Masukkan ke dalam labu ukur
(c) Tambahkan air (pelarut) ampai tanda batas (tanda tera)

Pengenceran adalah prosedur pembuatan larutan yang lebih encer dari larutan
yang lebih pekat melalui penambahan sejumlah pelarut pada larutan dengan
volume dan konsentrasi tertentu (Mainur.2019: 56).
Pengenceran menyebabkan volume dan kenormalan (N) atau kemolaran (M)
berubah tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah. Larutan yang
Pengenceran menyebabkan volume dan kenormalan (N) atau kemolaran (M)
berubah tetapi jumlah mol zat terlarut tidak berubah. Larutan yang
mengandung sedikit zat terlarut disebut larutan encer (dilute). Larutan yang
mengandung banyak zat terlarut disebut larutan pekat (concentrated).
V1xM1 = V2xM2

V1 = Volume larutan encer yang akan dibuat, mL atau L


M1 = Konsentrasi larutan encer yang akan dibuat, dalam %, M atau N
V2 = Volume larutan yang dicari (larutan pekat yang akan diencerkan), mL atau L
M2 = Konsentrasi larutan stok (larutan pekat yang akan diencerkan), dalam %, M /N

Maka ambillah dengan pipet volum 10 mL larutan HCl 0,1 N kemudian


masukkan ke dalam labu takar 100 mL, dan tambahkan aquadest sampai tanda tera.
Larutan asam pekat biasanya berasap (mudah menguap) dan sangat korosif. Karena itu
pembuatan larutan pekat harus dilakukan dalam lemari asam dan dikerjakan dengan hati-
hati dengan mengikuti aturan kesehatan dan keselamatan kerja. Berbahaya menambahkan
air ke dalam asam pekat karena massa jenis asam pekat lebih besar daripada air dan
pencampuran air dan asam pekat bersifat eksoterm. Banyak kalor yang akan dibebaskan
sehingga penambahan air secara mendadak akan memercikan asam pekat tersebut
(Dian.2019:34).
C. Alat dan Bahan
1. Alat
a. Batang pengaduk j. Labu ukur 50 mL
b. Botol reagen 100 mL k. Labu ukur 100 mL
c. Botol reagen 50 mL l. Pipet skala 25 mL
d. Botol semprot 250 mL m. Timbangan
e. Botol timbang
f. Corong saring
g. Gelas kimia 100 mL
h. Kaca arloji
i. Kertas label

2. Bahan
a.Aquades
b. Larutan asam klorida, HCl pekat
c. Larutan asam sulfat, H2SO4 pekat
d. Larutan cuka, CH3COOH 25%
e. Padatan natrium hidroksida, NaOH
f. Padatan tembaga (II) sulfat penta hidrat, CuSO4.5H2O
D. Prosedur Kerja

1.Pembuatan 100 mL Larutan CuSO4 4% dari padatan CuSO4.5H2O

a. Dihitung Padatan CuSO4.5H2O kemudian ditimbang padatan tersebut`


b. Dilarutkan dengan sedikit aquades di dalam gelas kimia, diaduk sampai
semua padatan larut,
c. Dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan ditambahkan aquades sampai
tanda batas.
d. Dihomogenkan dan dimasukkan ke dalam botol yang telah dicuci bersih dan
kering.
e. Diberi label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi, tanggal
pembuatan dan sifat larutan.

2. Pembuatan 100 mL laruan NaOH 2 M dari padatan NaOH

a. Dihitung berat padatan NaOH yang dibutuhkan dalam membuat 100 mL


larutan NaOH 2 M.
b. Ditimbang padatan NaOH sejumlah hasil perhitungan (gunakan botol
timbang).
c. Dimasukkan padatan NaOH yang telah ditimbang ke dalam gelas kimia,
tambahkan aquades dan aduk sampai larut.
d. Dibilas botol timbang dengan aquades dan hasil bilasan dimasukkan ke
dalam gelas kimia yang berisi larutan natrium hidroksida.
e. Di dinginkan larutan dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL,
tambahkan aqudes sampai tanda batas.
f. Dihomogenkan dan pindahkan larutan ke botol yang telah dicuci bersih dan
kering.
g. Diberi label pada botol tersebut sesuai dengan nama, konsentrasi, tanggal
pembuatan dan sifat larutan.
3. Pembuatan 50 mL larutan NaOH 0,5 M dari larutan NaOH 2 M

a. Dihitung volume larutan NaOH 0,5 M yang


dibutuhkan dalam membuat 50 mL larutan NaOH 2
M.
b. Dihitung volome larutan NaOH 2 M yang diperlukan untuk
membuat larutan NaOH 0,5 sebanyak 50mL
c. Diambil sebanyak 50 Ml larutan NaOH 0,5

d. Dimasukan ke dalam labu ukur sebanyak 50 mL


menggunakan corong

e. Di bilas gelas ukur dengan aquades

f. Ditambahkan aquades sampai tanda batas

g. Jika aquades mendekati tanda batas tambahkan


aquades secara perlahan menggunakan pipet tetes
h. Ditutup labu ukur dan dihomogenkan
i. Dimasukan kedalam botol yang telah dicuci bersih
dan kering
j. Diberi label botol tersebut sesuai dengan dengan
nama, konsentrasi, tanggal pembuatan dan sifat
larutan.

4. Pembuatan 100 mL Larutan HCl 2 N dari larutan HCl pekat

a. Ditentukan konsentrasi larutan HCl pekat.


b. Dihitung volume larutan HCl pekat yang dibutuhkan
dalam membuat 100 mL larutan HCl 2 N.
c. Dimasukkan sedikit aquades ke dalam labu ukur 100 mL.
d. Dipipetkan larutan asam klorida pekat sejumlah hasil perhitungan
(b).
e. Dimasukkan larutan HCl pekat yang telah dipipet ke
dalam labu ukur 100 mL(c), tambahkan aquades
sampai tanda batas.
f. Dihomogenkan dan pindahkan larutan ke botol yang
telah dicuci bersih dan kering.
g. Diberikan label pada botol tersebut sesuai dengan
nama, konsentrasi, tanggal pembuatan dan sifat
larutan.

5. Pembuatan 100 mL larutan H2SO4 2 M dari larutan H2SO4 pekat

a. Ditentukan konsentrasi larutan H2SO4 pekat.


b. Dihitung volume larutan H2SO4 pekat yang
dibutuhkan dalam membuat 100 mL larutan H2SO4
2 M.

c. Dimasukan sedikit aquades ke dalam labu ukur 100 mL.


d. Dipipetkan larutan asam sulfat pekat sejumlah hasil perhitungan
(b).
e. Dimasukan larutan H2SO4 yang telah dipipet ke
dalam labu ukur 100 mL(c), tambahkan aquades
sampai tanda batas.
f. Dihomogenkan dan pindahkan larutan ke botol
yang telah dicuci bersih dan kering.
g. Diberi label pada botol tersebut sesuai dengan nama,
konsentrasi, tanggal pembuatan dan sifat larutan.

6. Pembuatan 50 mL Larutan CH3COOH 1% dari larutan CH3COOH


25%
. a. Dihitung volume larutan CH3COOH 25% yang
dibutuhkan untuk membuat 50 mL larutan
CH3COOH 1%.
b. Dipipet larutan CH3COOH 25% sesuai hasil
perhitungan, masukkan ke dalam labu takar 50 mL
dan tambahkan aquades sampai tanda batas.
c. Dihomogenkan dan masukkan ke dalam botol
yang telah dicuci bersih dan kering.
d. Diberi label pada botol tersebut sesuai dengan
nama, konsentrasi, tanggal pembuatan dan sifat
larutan.
E.
F. Pembahasan
Praktikum kedua ini berjudul pembuatan larutan. Adapun tujuan pada
pratikum kedua ini yaitu mahasiswa dapat mempelajari cara pembuatan
larutan dari bahan cair dan padat dengan konsentrasi tertentu. Menurut
Ahmad (2020: 5) Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara
molekul, atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran
karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena susunanya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya
bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun.
Sifat-sifat suatu larutan sangat dipengaruhi oleh susunan
komposisinya. Untuk menyatakan komposisi larutan tersebut maka
digunakan istilah konsentrasi larutan yang menunjukkan perbandingan
jumlah zat terlarut terhadap pelarut (Laili.2017: 147).
Selanjutnya cara menimbang padatan menggunakan neraca analitik
yaitu yang pertama pastikan timbangan sudah berada dalam posisi yang
sesuai sebelum mulai digunakan. Yang kedua atur water pass sesuai
petunjuk penggunaan yang dianjurkan. Yang keetiga Hidupkan timbangan
dengan menekan tombol “Power”, hingga timbangan berada pada posisi
stabil yang ditunjukan dengan tampilan angka nol pada monitor. Yang
keempat buka tutup kaca timbangan dan tempatkan zat yang akan
ditimbang ke atas piringan. Yang kelima tunggu prosesnya hingga
timbangan menunjukkan angka yang stabil dan apabila setelah kondisi
timbangan dirasa stabil dan angka tidak lagi berubah-ubah, catatlah angka
penghitungan massa zat yang ditimbang. Yang keenam angkat zat dari
atas piringan neraca lalu matikan timbangan, bersihkan piringannya
dengan menggunakan kuas khusus, dan kembali simpan timbangan
analitik di tempat yang aman, kering, dan bebas dari gangguan.
Mengapa aquades digunakan saat membilas kaca arloji dan gelas
kimia seteelah melakukan praktikum karena aquades di laboratorium
digunakan untuk mencuci alat-alat gelas di laboratorium bekas
praktikum/penelitian. Kita ketahui bersama bahwa alat-alat gelas
digunakan untuk mencampurkan berbagai macam bahan kimia.
Membersihkannya tentu diperlukan bahan yang baik dan dapat
membersihkan alat gelas secara sempurna. Aquades yang merupakan air
murni sangat cocok digunakan untuk membersihkan alat-alat tersebut.
Mengapa pada saat pada saat penambahan aquades dalam labu ukur
aquades tidak boleh dari batas yang ditentukan karena fungsi
Mengapa larutan harus disimpan dalam botol reagen berwarna gelap
karena bahan kimia tersebut bisa mengalami perubahan pada saat terkena cahaya
matahari secara langsung. Untuk menghindari hal tersebut maka dimasukkan ke
botol gelap dan disimpan di dalam lemari yang tertutup.
Mengapa botol reagen yang berisi larutan harus diberi label karena
pada saat praktikum banyak botol reagen yang terisi oleh sebab itu agar
bisa mengetahui larutan apa yang ada didalam botol tersebut harus lah
diberi label berupa nama, konsentrasi, tanggal pembuatan dan sifat
larutan.

Anda mungkin juga menyukai