Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

GAMBARAN KONDISI KESEHATAN MASYARAKAT DUSUN PUJUUUD RW 02 dan


RT 02 DESA PUJUD SELATAN KECAMATAN PUJUD KABUPATEN ROKAN HILIR
Disusun guna memenuhi tugas Mata Kuliah Keperawatan Komunitas
Dosen Pengampu:
Ns. RIDHA HIDAYAT M.Kep
Oleh : BONITA LESTARI

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PAHLAWAN TUANKU TAMBUSAI
2020

PENGESAHAN
Judul : Gambaran Kondisi Kesehatan Masyarakat di Dusun Pujud Rw 02 Dan
RT 02 Desa Pujud Selatan Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir
Disusun Oleh : Kelompok di Desa Pujud , Program Studi Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Tahun Ajaran 2020-2021.
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang dikehendaki-Nya.
Allah telah mencurahkan rahmat-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Gambaran Kondisi Kesehatan Masyarakat di Dusun Pujud Desa Pujud
Selatan RW 02, RT 02 Kecamatan Pujud Kabupaten Rokan Hilir. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan pembawa
kabar gembira.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini penulis ajukan untuk memenuhi tugas yang
ditetapkan oleh dosen Keperawatan Komunitas Universitas. Penulis telah berusaha sangat
maksimal untuk memberikan yang terbaik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima
kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Dalam usaha menyelesaikan penulisan makalah ini tentu telah melibatkan banyak pihak
secara langsung maupun tidak langsung dalam memberikan konstitusi yang positif demi
terwujudnya sebuah karya yang baik. Semoga semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini mendapatkan sebaik-baik pahala dari Allah. Dengan segala keterbatasan yang
dimiliki, penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan tambahan wawasan bagi
pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya sehingga diharapkan dapat dijadikan
pedoman dan dapat dijadikan referensi.

PUJUD, 02 JANUARI 2021


DAFTAR ISI

Table of Contents
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................................................2

KATA PENGANTAR....................................................................................................................3

DAFTAR ISI...................................................................................................................................4

LAMPIRAN....................................................................................................................................

B. Tujuan...................................................................................................................................10

C. Waktu....................................................................................................................................11

D. Tempat Praktik.....................................................................................................................11

E. Strategi Pelaksanaan.............................................................................................................11

BAB II...........................................................................................................................................14

KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................................14

BAB III.........................................................................................................................................18

ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................................18

A. Pengkajian Data....................................................................................................................18

B. ANALISI DATA..................................................................................................................19

C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH............................................................................21

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN KOMUNITAS............................................................

E. PELAKSANAAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA ( MMD )..........................23

BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................25

BAB V PENUTUP.......................................................................................................................26

A. KESIMPULAN....................................................................................................................27

B. SARAN.................................................................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................29
Lampiran 1

Prioritas Masalah

1. Sampah Yang Dibakar


a. Definisi
Menurut Swesty, 2007 proses pembakaran sampah adalah menggunakan insinerator
dengan suhu kisarannya mendekati suhu pembakaran sampah terbuka dilapangan (100-
700 0C).
b. Penyebab
Membakar sampah justru dapat menimbulkan masalah baru khususnya bagi kesehatan
kita. Saat pembakaran sampah dalam tumpukan, tidak terjadi proses pembakaran yang
baik. Pembakaran yang baik adalah dengan membutuhkan oksigen (O2) yang cukup.
Berbeda saat membakar tumpukan sampah, mungkin bagian luar tumpukan cukup
mendapatkan oksigen sehingga menghasilkan CO2,tapi di dalam tumpukan sampah akan
kekurangan O2 sehingga yang di hasilkan adalah gas Karbon Monoksida (CO) yang
merupakan gas yang berbahaya, karena dapat membunuh kita secara masal. Bila kita
menghirup gas CO, hemoglobin darah yang seharusnya mengangkat dan mengedarkan
oksigen keseluruh tubuh akan terganggu. Dengan itu tubuh kita akan mengalami
kekurangan Oksigen, yang dapat berujung kematian.
c. Tanda dan Gejala
1. Dampak asap pembakaran sampah terhadap lingkungan dan kesehatan :
Disinyalir dapat menyebabkan kematian meski pada konsentrasi yang sangat rendah
(1/1.000.000 gr), kerusakan sistem imun pada manusia, dapat menimbulkan penyakit
chloracnem (tampak seperti jerawat yang sangat besar, merah, timbul dan banyak,
kanker, dan pada ibu hamil dapat menimbulkan efek terhadap reproduksi atau
perkembangan seperti keguguran, kemandulan dan bawaan saat lahir.
2. Dampak asap pembakaran terhadap pencemaran udara :
Populasi udara ini merupakan suatu kondisi yang menggambarkan udara yang tidak
murni lagi. Karena tercemar oleh berbagai macam zat-zat polutan. Polutan yang
mencemari udara ini paling banyak berupa asap-asap yang di dalamnya mengandung
banyak sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya.

2. Obat bebas menurut permenkes RI nomor 949/Menkes/ Per/VI/2000 obat bebas


merupakan obat yang ditandai dengan linkaran berwarna hijau dengan tepi lingkaran
berwarna hitam. Obat bebas umumnya berupa suplemen vitamin dan mineral, obat
gosok, beberapa analgetik-antipiretik, dan beberapa antasida obat golongan ini dapat
dibeli bebas di apotik, toko obat, dan warung
Akibat mengkonsumsi obat bebas :
1. gangguan fungsi hati
2. gangguan ginjal
3. anafilatik
4.penyakit semakin parah
5. kebal obat
6. dosis yang tidak tepa
7. kecanduan
3. Lansia Yang Tidak Mengikuti Posbindu
a. Definisi

Posbindu adalah pusat bimbingan pelayanan kesehatan yang dikelolakan di


selenggarakan untuk dan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dari petugas kesehatan dalam
rangka mencapai masyarakat yang sehat dan sejahtera (Depkes RI,(2002) dalam Handayani
2008).

Posbindu merupakan suatu wadah kegiatan berbasis masyarakat untuk bersama-sama


masyarakat menghimpun seluruh kekuatan dan kemampuan masyarakat untuk melaksanakan,
memberikan serta memperoleh informasi dan pelayanan sesuai kebutuhan dalam upaya
peningkatan status gizi masyarakat secara umum ( Rahayu, 2012 ).
b. Penyebab

1. Perubahan psikososial yang terjadi pada lansia erat kaitannya dengan perubahan fisik,
lingkungan tempat tinggal dan hubungan sosial dengan masyarakat (Miller, 2002 dalam
Stanley & Beare, 2007). Seperti menurunya aktifitas lansia tidak mau pergi ke posbindu.
2. Sebagian besar lansia mengalami penurunan fungsi kognitif dan psikomotor. Fungsi
kognitif meliputi proses belajar, persepsi, pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-
lain sehingga menyebabkan reaksi dan perilaku lansia menjadi makin lambat. Sementara
fungsi psikomotorik (konatif) meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan
kehendak seperti gerakan, tindakan, koordinasi, yang berakibat bahwa lansia menjadi
kurang cekatan.
3. Kurang Pendekatan keluarga terhadap lansia yang harus dilakukan dalam melaksanakan
program kesehatan adalah pendekatan kepada keluarga dan Pendekatan ini lebih
memprioritaskan upaya menjaga dan memelihara kesehatan lansia.
4. Aktifitasnya sendiri tanpa bantuan dari orang lain atau keluarga, usia potensial
adalah adalah  lanjut usia yang masih mampu melakukan pekerjaan sendiri apapun
keinginannya tidak bisa di paksakan.
5. Keluarga yang sibuk sama pekerjaannya sehingga waktu untuk lansia tidak ada untuk
mengantar ke posbindu.
6. Lansia yang aktivitasnya menurun sehingga tidak mau ke posbindu lanjut usia yang
masih mampu melakukan pekerjaan sendiri apapun keinginannya tidak bisa di paksakan.
c. Beberapa akibat lansia tidak mengikuti Pospindu
1. Kurangnya pengetahuan usia lanjut tentang kesehatan
2. Menurunnya kesejahteraan kualitas hidup bagi usia lanjut
3. Meningkatkan komunikasi sesama usia lanjut
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah
satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang
kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia
harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan
derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan


derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan
yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif
dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah
diberlakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang
berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga dan lingkungan.
Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan
mengakibatkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dengan
berkembangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain:
perubahan upaya kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif
menunggu masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan
kasus yang bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada
masyarakat untuk ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan
individu, keluarga dan kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan
menerapakan konsep kesehatan dan keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya
menyiapkan tenaga perawat profesional dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri
sesuai dengan kompetensi yang harus dicapai, maka mahasiswa Program Studi S1 Ilmu
Keperawatan Fakultas Kesehatan Universitas Pekalongan Angkatan 2015 melaksanakan Praktik
Klinik Keperawatan Komunitas di Dusun Werdi Tengah RT 9-11 RW 05, dan RT 12-14 di RW
06 Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan dengan menggunakan 3
pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelompok dan masyarakat, serta secara aktif dalam
upaya peningkatan status kesehatannya.

Selain itu, selama proses belajar klinik di komunitas, mahasiswa mengidentifikasi


populasi dengan resiko tinggi dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas
dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan
proses keperawatan komunitas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat
akan mandiri dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh
pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan Komunitas
Dusun Werdi Tengah RW 05 RT 9-11 dan RW 06 RT 12-14, Desa Werdi kelurahan
Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto, Kabupatn Pekalongan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Pujud RW
02 RT 02, Desa Pujud Selatan kelurahan Pujud, Kabupaten Rokan Hilir
C. Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan Komunitas di Dusun Pujud RT 02 RW 02 kelurahan
Pujud Selatan, dimulai pada tanggal 02 Januari- 02 Januari 2021 .

D. Tempat Praktik
Praktik Keperawatan Komunitas di tempatkan didusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kec
Wonokerto, Kab Pekalongan yang bertempat di RT 09-11 RW 05 dan RT 12-14 di RW 06.

E. Strategi Pelaksanaan
Dalam penelitian ini menggunakan metode pelaksanaan Cross-sectional. Cross-sectional
adalah penelitian yang dilakukan pada satu waktu dan satu kali, tidak ada follow up, untuk
mencari hubungan antara variabel independen ( faktor resiko) dengan variabel dependen (efek).

Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan


kesehatan masyarakat adalah :

1) Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sada, tahu
dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan (Elisabeth,2007).
2) Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai
klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu :
Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan, dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat
menggunakan alternatif model perorganisasian masyarakat yaitu : perencanaan sosial,
aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan
masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba mendekatkan pengorganisasian
masyarakat dengan model perkembangan masyarakat (Community development,2007).
3) Kerja sama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan
kesetaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat.
Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri
terhadap segala kegiatan yang memiliki konstribusi pada peningkatan kesehatan dan
kesejahteraan (Elisabeth,2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat
digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini
memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian
masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
(Elisabeth,2007).
4) Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses
pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformasi kepada
masyaraka. Antara lain : adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,2007)
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat
agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak
terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat (Elisabeth,2007).
 Metode pengumpulan data di Desa Werdi RW 05 dan RW 06 menggunakan :

1. Wawancara

Pada tahap wawancara melibatkan:

 Masyarakat
 Tokoh masyarakat
 Kader
 Aparat kelurahan / desa
2. Observasi

Pada tahap observasi meliputi :

 Norma
 Nilai
 Keyakinan
 Struktur kekuatan
 Proses penyelesaian masalah
 Dinamika kelompok masyarakat
 Pola komunikasi
 Situasi/ kondisi lingkungan wilayah
3. Kuisioner

Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan mengambil sample sebanyak


181 Kartu Keluarga dari 401 Kartu Keluarga.

(Lihat Lampiran )

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Gambaran

Gambaran berasal dari kata dasar gambar. Gambaran adalah sebuah homonim karena arti-
artinya memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Gambaran memiliki
arti dalam kelas nomina atau kata benda sehingga gambaran dapat menyatakan nama dari
seseorang, tempat, atau semua benda dan segala yang dibendakan.
B. Pengertian Komunitas

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai (


valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).

C. Pengertian Keperawatan Komunitas

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif
dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat
mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ).

Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang menjadi
sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdidi dari individu dan masyarakat.
Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari Neuman ( Irnanda,2013 ) untuk
melihat masalah pasien model komunitas sebagaai klien di kembangkan untuk menggambarkan
batasan keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sinttesis kesehatan masyarakat dan
keperawatan. Model tersebut telah di ganti namanya menjadi model komunitas sebbagai mitra,
untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang menjadi landasannya.

Proses Keperawatan Komunitas merupakan metode Asuhan Keperawatan yang bersifat


alamiah, sistemati, dinamis, kontinui dan berkesinambungan dalam rangka memecahkan
masalah kesehatan klien, keluarga, kelompok serta masyarakat melalui langkah-langkah seperti,
Pengkajian, Perencanaan, Implementasi dan Evaluasi Keperawatan. (Wahyudi, 2010)

D. Kondisi Kesehatan
Menurut WHO (1947), sehat  dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik
secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Definisi
WHO tentang sehat mempunyai karakteristik berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat
yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):

1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.


2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Desa sehat adalah suatu upaya untuk menyehatkan kondisi pedesaan yang bersih, nyaman,
aman dan sehat untuk dihuni warganya dengan mengoptimalkan potensi masyarakat , melalui
pemberdayaan kelompok kerja masyarakat , difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan
perencanaan wilayah.

Kebijakan Dan Instrumen Fasilitasi Koordinasi Pedoman Pembangunan Perdesaan Sehat


(PeraturanMenteri PDT No 1tahun 2013) adalah Kebijakan Serta Instrumen Fasilitasi
Koordinasi Pelaksanaan Percepatan Pembangunan Kesehatan Nasional di Daerah Tertinggal,
Terdepan, Terluar dan Pasca Konflik melalui pendekatan Pembangunan Berwawasan Kesehatan
Berbasis Perdesaan. Dengan Fokus intervensi pada 5 determinan faktor kualitas kesehatan,
Ketersediaan dan Berfungsinya :

1. Dokter Puskesmas
2. Bidan Desa
3. Air Bersih,
4. Sanitasi
5. Gizi.
E. Penyakit yang Sering Muncul di Komunitas
1) Alergi Kulit (radang kulit)
Gejala           : kulit timbul bercak-bercak merah dan terasa gatal
Penyebab      : kosmetik, detergen, sabun mandi, perhiasan imitasi, kain yang kasar,
pakaian pelembab dan makanan tertentu 
2) Amandel
Pembengkakan pada kelenjar limfe yang berada di dinding belakang tenggorokan
Gejala : sakit pada daerah tenggorokan pada waktu menelan makanan, demam,
menggigil, bengkak, dan timbul bengkak dan bercak merah pada kedua belah sisi di
belakang tenggorokan

3) Anemia

Gejala : kulit, bibir, lidah, kuku dan kelopak dalam mata pucat, mudah lelah, lesu,
pusing, mudah pingsan, sesak nafas terutama setelah berolahraga dan denyut jantung
cepat
Penyebab: kurang zat besi dan vitamin B12, kehilangan darah sewaktu melahirkan
dan faktor keturunan 
4) Asam Urat
Merupakan suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan
berulang dari arkritis yang terasa sangat nyeri karena adanya endapan kristal
monosodium urat yang terkumpul didalam sendi sebagai akibat tingginya kadar asam
urat didalam darah (hiperurikemia)
Gejala : nyeri sendi secara mendadak, biasanya di malam hari kemerahan, bengkok
pada sendi yang terkena asam urat
Penyebab : kadar asam urat dalam darah yang meningkat menyebabkan penumpukan
kristal asam urat didalam sendi 
5) Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan
saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan
peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara.
Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa gatal di
tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat.
Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang menimbulkan
iritasi seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah dan panas, udara kotor, bulu
dan kotoran dari hewan peliharaan (kucing, anjing, unggas, dll.) 
6) Batuk
Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda asing selain
udara yang masuk.
Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di saluran pernafasan
Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang berlebihan
disaluran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing seperti debu, asap
atau cairan makanan secara tidak sengaja.
7) Diare
Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar lebih dari
3 kali sehari
Gejala  :  frekuensi buang air besar lebih dari 3 kali sehari, kotoran encer dan banyak
air, sakit atau kejang perut disertai demam
Penyebab : alergi pada makanan, keracunan makanan atau minuman, infeksi pada
usus, rasa cemas atau stress berlebihan.
8) Maag/Asam Lambung Tinggi/ Perut Sering Kembung
Dispensia (maag) adalah nyeri atau rasa tidak nyaman pada perut bagian atas atau
dada, yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasaan penuh atau rasa sakit atau
rasa terbakar di perut.
Gejala : rasa mual, melilit, keluar cairan asam, berat badan menurun
Penyebab : merokok, minum alkohol, stress, sering menunda makan pada saat jam
makan, kurang makan sayur dan buah serta kurang minum air putih.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN DATA

1. Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :

a). Perumahan: Status kepemilikan rumah RW 05 Dan RW 06 yaitu milik sendiri,


menumpang dan menyewa rumah.

Tipe rumah didesa werdi yang permanen sebanyak , semi permanen , tidak permanen.

Masing-masing keadaan lantai masih tanah, papan , tegel, semen.

b). Pendidikan: status pendidikan di desa werdi kebanyakan masih tingkat SD dan SMP
namun dalam hasil pngkajian ada juga yang SMA, SMK dan Perguruan Tinggi.

c). Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: kondisi keamanan dan
keselamatan di RW 05 dan RW 05 masih dalam lingkup aman, karena kondisi
perumahan yang berdekatan menimbulkan interaksi sosial terjaga.

d). Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: pelayanan kesehatan di Desa
werdi khususnya puskesmas dianggap belum memadahi dan kurang dalam pelayanan
kesehatanya, sehingga masyarakat lebih memilih untuk pergi ke dokter, bidan desa dan
ada juga yang mengonsumsi obat secara bebas.

e). Pelayanan kesehatan yang tersedia di Desa Werdi untuk melakukan deteksi dini gangguan
atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi yaitu puskesmas.

f). System komunikasi: ada berbagai sarana pelayanan kemasyarakatan untuk


mengaktualisasi pengetahuan masyarakat seperti kegiatan PKK penyuluhan kesehatan,
Posyandu, Posbindu, Senam dll.

g). Ekonomi: tingkat ekonomidi masyarakat masih dibawah UMR, kebanyakan penghasilan
yang didapat perbulan kurang dari 1 juta, sehingga belum mampu memenuhi kebutuhan
dalam meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan fasilitas kesehatan.
h). Rekreasi: di desa werdi terdapat sarana rekreasi namun kebanyakan masyrakat tidak
memanfaatkan sarana tersebut. Karena masyarakat lebih memilih melakukan aktivitas
dirumah bersama keluarga saat waktu luang.

B. ANALISIS DATA
Setelah pengkajian proses pengumpulan data kami menggunakan SPSS 20 yang di
prosentasikan dalam bentuk diagram seperti yang dicantumkan dibawah ini :

NO Data Masalah Penyebab


1 Ds: resiko terjadi lingkungan
- Kepala Desa mengatakan banyak peningkatan kasus yang kurang
sampah yang dikumpulkan dan dibakar penyakit (saluran sehat seperti
di pekarangan rumah. cerna, demam tidak adanya
- Kepala Desa mengatakan banyak jendela berdarah, ISPA, dll). jendela tiap
rumah warga ditutup siang hari karena kamar dan
demi keamanan rumah. tidak dibuka
- Beberapa warga mengatakan sampah di jendela tiap
bakar dan tidak ada penutup sampah rumah

Do :
-87,3% masyarakat membakar sampah di
pekarangan rumahnya
-8,8% sampah ditimbun
-2,8% sampah dibuang sembarangan
-1,1% sampah dibuang ke sungai
-91,2% sampah dibiarkan terbuka
-71,8% jendela tiap rumah tidak dibuka di
siang hari
-52,5% pencahayaan remang-remang di
siang hari
-28,2% pencahayaan gelap di siang hari
2. Ds : resiko penurunan kurangnya
- Kepala Desa mengatakan banyak derajat kesehatan pengetahuan
warganya membeli obat bebas di umum dan kesadaran
warung, karena lebih murah dan mudah masyarakat
di jangkau.

Do : 74,0% masyarakat mengkonsumsi


obat bebas di warung , 12,2%
mengkonsumsi jamu sebelum pergi ke
pelayanan kesehatan, sisanya
memanfaatkan pelayanan kesehatan.
3. Ds : resiko penurunan kurangnya
- Kepala Desa mengatakan bahwa derajat kesehatan partisipasi
posbindu sementara berhenti, karena ada lansia lansia dalam
alat kesehatan yang tidak tersedia. kegiatan
- Lansia mengatakan tidak tahu bagaimana
menjaga kesehatan dan cara menangani
penyakit seperti : hipertensi, rematik, dan
asam urat.
Do :
-4 Lansia mengalami Hipertensi
-2 Lansia mengalami Asma
-2 Lansia mengalami Rematik
-1 Lansia mengalami Kencing Manis
-6 Lansia mengalami masalah kesehatan
lain seperti batuk dan pilek
LIHAT LAMPIRAN

C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH


Masalah A B C D E F G H I J K L T
No. kesehatan o
t
a
l
1. resiko 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4
terjadi 3
peningkatan
kasus
penyakit
(saluran
cerna,
demam
berdarah,
ISPA, dll)
2. resiko 4 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4
penurunan 2
derajat
kesehatan
umum
3. resiko 3 3 3 4 2 2 4 4 3 3 4 4 3
9
penurunan
derajat
kesehatan
lansia
Keterangan:
Skoring:
5 : Sangat tinggi A : Sesuai dengan perawat G : Sesuai dengan program
4 : Tinggi komunitas pemerintah
3 : Cukup B : Jumlah yang beresiko H : Sumber daya tempat
2 : Rendah C : Besarnya resiko I : Sumber daya waktu
1 : Sangat rendah D : Kemungkinan untuk J : Sumber daya dana
pendidikan kesehatan K : Sumber daya fasilitas
E: Minat masyarakat L : Sumber daya orang
F:Kemungkinan untuk diatasi
D. Pelaksanaan Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD )
1. Susunan Acara Musyawarah Masyarakat Desa ( MMD ) Di Dusun Werdi Tengah Desa
Werdi 2017

NO. JAM MATERI PENANGGUNG


JAWAB
1 Pembukaan oleh Kepala Desa Werdi
2 Sambutan dari Pembimbing Klinik

3 Sambutan Pembimbing Akademik


4 Penyajian Materi Kelurahan Siaga
4 Penyajian hasil Survei Mawas Kader ibu Hariya
Diri(SMD)
5 Perumusan dan penentuan prioritas Bidan Siaga
Masalah
6 Menggali dan memecahkan masalah Kapus dan Bidan
kesehatan Siaga
7 Penyusunan Rencana Kegiatan Bidan siaga
8 Penyimpulan hasil MMD Kepala Kelurahan
Tamalanrea

2. Tahap Perencanaan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)


a. Pengertian MMD
MMD adalah pertemuan perwakilan warga desa untuk membahas hasil Survei Mawas Diri
(SMD) dan merencanakan penanggulangan masalah kesehatan yang diperoleh dari hasil
SMD (Wrihatnolo, 2007).
3. Tujuan MMD
Masyarakat mengenal masalah kesehatan diwilayahnya
a. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan melalui pelaksanaan
desa siaga dan poskesdes.
b. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan,
melaksanakan desa siaga dan poskesdes.
4. Peserta MMD
MMD harus dihadiri oleh pemuka masyarakat desa, petugas Puskesmas, dan sektor terkait
di tingkat desa dan kecamatan (seksi-seksi pemerintahan dan pembangunan, BKKBN,
Pertanian, Agama, dan lain-lain).
5. Tempat dan waktu pelaksanaan MMD
MMD dilaksanakan di Balai Desa atau tempat pertemuan lain yang ada di desa, MMD
dilaksanakan segera setelah SMD dilaksanakan.
6. Cara pelaksanaan
a. Pembukaan dilakukan oleh Kepala Desa dengan menguraikan tujuan MMD dan
menghimbau seluruh peserta agar aktif mengemukakan pendapat dan pengalaman
sehingga membantu pemecahan masalah yang dihadapi bersama.
b. Perkenalan peserta yang dipimpin oleh kader untuk menimbulkan suasana keakraban.
c. Penyajian hasil survei oleh kader selaku tim pelaksana MMD.
d. Perumusan dan penentuan prioritas masalah kesehatan atas dasar pengenalan masalah
kesehatan dan hasil SMD dilanjutkan dengan rekomendasi teknis dari petugas kesehatan
di desa / bidan di desa.
e. Menggali dan menemu-kenali potensi yang ada di masyarakat untuk memecahkan
masalah yang dihadapi.
f. Penyusunan rencana kerja penanggulangan masalah kesehatan yang dipimpin oleh kepala
desa.
g. Penyimpulan hasil MMD berupa penegasan tentang rencana kerja oleh Kepala Desa.
h. Penutup.

BAB IV

PEMBAHASAN
A. Identifikasi Masalah dan Analisis Kesehatan

Hasil pengkajian RW 05 RW 06 Dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto


Kabupaten Pekalongan dengan pengambilan sampel sebanyak 181 KK dari 401 KK dengan
teknik pengambilan quesioner dan musyawarah masyarkat desa. Identifikasi masalah kesehatan
yaitu : beberapa masalah di RW 05 dan RW 06 dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan
Wonokerto, Kabupaten Pekalongan, berdasarkan hasil pengumpulan data yang didapatkan lansia
yang ada di RW 05 RW 06 berdasarkan hasil servey dan pengumpulan data warga di RW 05 dan
RW 06 dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan jendela dirumah
kebanyakan masih ditutup, berdasarkan hasil pengumpulan data lansia di RW 05 dan RW 06
masih banyak yang tidak mengikuti posbindu, berdasarkan pengumpulan data yang didapat di
RW 05 dan RW 06 masih banyak masyarakat yang masih mengkonsumsi obat bebas sebelum
berobat ke puskesmas.

Masalah kondisi kesehatan di RW 05 RW 06 Dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan


Wonokerto Kabupaten Pekalongan memang merupakan karakteristik masalah kesehatan yang
banyak dijumpai pada masyarakat, kurangnya pengetahuan masyarakat dan belum adanya
kesadaran mereka yang menyebabkan masalah ini selalu ada. Jenis penyakit terbanyak adalah
hipertensi dan beberapa penyakit penyerta lainnya.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil survei kesehatan masyarakat Desa Werdi tanggal 22 November 2017,
diagnosa keperawatan yang muncul adalah masalah keperawatan resiko terjadi peningkatan
kasus penyakit (saluran cerna, demam berdarah, ISPA, dll) berhubungan dengan lingkungan
yang kurang sehat didapatkan melalui data subyektif yaitu masyarakat mengatakan sampah
dibiarkan tanpa ada penampungan sampah sebelumnya, sehingga dapat menjadikan sarang
nyamuk. Tumpukan sampah tersebut dibakar didekat rumah sehingga menimbulkan polusi udara
disekitar lingkungan rumah.
Selain itu masalah kesehatan yang lainnya adalah disebabkan oleh tidak adanya jendela tiap
kamar dan tidak dibuka jendela tiap rumah sehingga tidak adanya udara yang masuk yang dapat
menyebabkan lingkungan lembab dan menimbulkan resiko gangguan system pernafasan.

Masalah Keperawatan resiko penurunan derajat kesehatan umum : Penggunaan obat bebas
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Mengenai faktor
prinsip obat yang benar antara lain adalah dosis obat yang tepat, memperhatikan waktu minum
obat yang tepat dan lainya serta memperhatikan resiko alergi terhadap obat.

Masalah keperawatan resiko penurunan derajat kesehatan lansia : berdasarkan data, posbindu
yang diadakan dirutinan setiap bulan kurang efektif karena kurangnya partisipasi lansia dalam
kegiatan dengan demikian tingkat kesehatan lansia semakin menurun disebabkan kesehatan
lansia tidak dalam monitoring. (Selengkapnya dalam lampiran 1)
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di RW 05 dan RW 06 Dusun Werdi Tengah,


Desa Werdi, Kecamatan Wonokerto Kabupaten Pekalongan menunjukan bahwa terdapat
beberapa masalah yaitu dalam pengolahan sampahnya masih banyak yang dibakar dan masih
banyak masyarakat yang menutup jendela, masih banyak lansia yang tidak mengikuti posbindu,
dan masih banyak masyarakat yang mengkonsumsi obat secara bebas.

Komunitas (Community) adalah sekelompok masyarakat yang mempunyai persamaan nilai


( valuase), perhatian (interest) yang merupakan kelompok khusus dengan batas-batas geografi
yang jelas, dengan norma dan nilai yang telah melembaga, misalnya didalam kesehatan dikenal
kelompok ibu hamil, kelompok ibu menyusui, kelompok anak balita, kelompok lansia,
kelompok masyarakat dalam suatu wilayah desa binaan dan lain sebagainya. Sedangkan dalam
kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang, masyarakat pekerja,
masyarakat terasing dan sebagainya, (Alimul, 2009).

Keperawatan komunitas adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan antara
keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat yang
bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan menekankan
kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif dan preventif
dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan masyarakat
mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya ( Mubarak,2009 ).

Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri dari wawancara,
observasi, kuisioner, 2) menentukan prioritas masalah 3) pelaksanaan MMD.

B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam meningkatkan taraf
kesehatan termasuk menjaga lingkungan

2. Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat desa werdi untuk mencegah
terjadinya masalah kesehatan di masyarakat

3. Bagi Puskesmas Wonokerto 2

Diharapkan fasilitas yang ada di puskesmas memenuhi kriteria yang diharapkan


masyarakat. Dan pelayanan yang diberikan lebih ditingkatkan karena berdasarkan survey
yang dilakukan banyak pernyataan dari masyarakat yang mengeluh dalam pelayanan
tenaga kesehatan yang ada di puskesmas.

4. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan


kemampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat RT 02 RW 02 Dusun Pujud, Desa Pujud Selatan, Kecamatan
Pujud Kabupaten Rokan Hilir.

5. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya pada proses
pendidikan.

DAFTAR PUSTAKA
Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan Praktek.
Jakarta:
EGC.
Edelman dan Mandle. 1994. WHO.
Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
1. Rahayu. (2012). Pemberdayaan posyandu untuk menanggulangi terjadinya gizi buruk.
www .slideshere.net diakses tanggal 02 Mei 2015.
2. Handayani, Eka. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu
Dengan Motivasi Pada Lansia Berkunjung Ke Posbindu Di Wilayah RW 03 Kelurahan
Utama Kecamatan Cimahi Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Indonesia. Sumber : http://Lontar.ui.ac.id. Diakses Tanggal 3 April 2013.
3. Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber
:http://duniapintardancemerlang.blogspot.com.

Diakses Tanggal 3 April 2013.

4. Wrihatnolo, Randy dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2007. Manajemen Pemberdayaan


Sebuah Pengantar dan Pemanduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT. Elex
Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai