Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH TENTANG

“Pengelolaan Piutang“

(Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Manajemen
Keuangan Yang di ampuh Oleh Ibu Selvi,SE.,M.Si)

Oleh :

Nama : Mohamad Alwi Pomou

Nim : 911419064

Kelas : F (Akuntansi)

PRODI S1 PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO

2021

i
KATAPENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang telah memberikan kami
nikmat kesehetan serta memberikan kami kelancaran dalam menyeleseaikan makalah yang
berjudul “Pengelolaan Piutang” dengan tepat waktu.

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini kami buat untuk memenuhi salah satu tugas
kami dalam mata kuliah Manajemen Keuangan yang diampuh oleh Ibu Selvi, SE. M.Si.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan bagi teman-teman yang
membacanya dan juga penulis.

Kami menayadari bahwa makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun kami nantikan sebagai penyempurna
makalah ini.

Gorontalo, 07 Mei 2021

Mohamad Alwi Pomou

DAFTAR ISI

ii
COVER................................................................................................................................i

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................1

A. Latar Belakang ...................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..............................................................................................1

C. Tujuan Penulisan ................................................................................................1

D. Manfaat...............................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................................2

A. Pengertian Manajemen Piutang .........................................................................2

B. Ruang Lingkup Manajemen Piutang..................................................................4

C. Jenis Piutang.......................................................................................................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................................16

A. Kesimpulan ........................................................................................................16

B. Saran...................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................................17

iii
BAB I
PENDAHULUAN
 
1.1  Latar Belakang
Penjualan barang atau jasa adalah merupakan sumber pendapatan perusahaan. Dalam
melaksanakan penjualan kepada para konsumen,perusahaan dapat melakukannya secara tunai
atau secara kredit. Sudah barang tentu perusahaan akan lebih menyukai jika transaksi
penjualan dapat dilakukan secara tunai, karena perusahaan akan segera menerima kas dan kas
tersebut dapat segera digunakan kembali untuk mendatangkan pendapatan selanjutnya. Di
pihak lain para konsumen  umumnya lebih menyukai bila perusahaan dapat melakukan
penjualan secara kredit, karena pembayaran dapat ditunda. Dalam kenyataannya, penjualan
kredit pada kebanyakan menimbulkan adanya piutang atau tagihan. Transaksi kreditpaling
sedikit melibatkan dua pihak kreditur, yaitu pihak yang menjualbarang atau jasa dan
memperoleh piutang, dan debitur yaitu pihak yang melakukan pembelian dan menjadikan
utang.
 
1.2  Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka dirumuskanlah beberapa masalah dibawah ini :
1) Apa yang dimaksud dengan piutang?
2) Apa saja ruang lingkup manajemen piutang?
3) Apa saja jenis piutang?
 
1.3  Tujuan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1) Untuk mengetahui pengertian piutang
2) Untuk mengetahui ruang lingkup manajemen piutang
3) Untuk mengetahui jenis piutang
 
1.4  Manfaat
1) Memahami lebih dalam mengenai piutang dan berbagai konsep didalamnya
2) Mendapatkan panduan dalam pengaplikasian cara pengendalian piutang
3) Menjadi bahan referensi dalam tulisan yang berkaitan dengan manajemen
piutang
 
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1   Pengertian Piutang
Piutang merupakan salah satu unsur dari aktiva lancar dalam neraca perusahaan yang
timbul akibat adanya penjualan barang dan jasa atau pemberian kredit terhadap debitur yang
pembayaran pada umumnya diberikan dalam tempo 30 hari (tiga puluh hari) sampai dengan
90 hari     (sembilan puluh hari). Dalam arti luas, piutang merupakan tuntutan terhadap pihak
lain yang berupa uang, barang-barang atau jasa-jasa yang dijual secara kredit. Piutang bagi
kegunaan akuntansi lebih sempit pengertiannya yaitu untuk menunjukkan tuntutan-tuntutan
pada pihak luar perusahaan yang diharapkan akan diselesaikan dengan penerimaan jumlah
uang tunai.
Pada umumnya piutang timbul akibat dari transaksi penjualan barang dan jasa
perusahaan, dimana pembayaran oleh pihak yang bersangkutan baru akan dilakukan setelah
tanggal transaksi jual beli.  Mengingat piutang merupakan harta perusahaan yang sangat
likuid maka harus dilakukan prosedur yang wajar dan cara-cara yang memuaskan dengan
para debitur sehingga perlu disusun suatu prosedur yang baik demi kemajuan perusahaan.
Piutang  dapat digolongkan dalam dua kategori yaitu piutang usaha dan piutang lain-lain”.
Menurut Soemarso piutang usaha adalah atau penyerahan aktiva atau jasa lain kepada pihak
dengan siapa ia berpiutang:“Perusahaan mempunyai hak klaim terhadap seseorang atau
perusahaan lain dengan adanya hak klaim ini perusahaan dapat menuntut pembayaran
dalam bentuk uang”.
Piutang usaha menunjukkan klaim yang akan dilunasi dengan uang yang tidak
didukung dengan janji tertulis yang timbul dari penjualan barang-barang atau jasa-jasa yang
dihasilkan perusahaan. Piutang usaha meliputi piutang yang timbul karena penjualan produk
atau penyerahan jasa dalam rangka kegiatan usaha normal perusahaan. Piutang usaha adalah
tagihan yang tidak didukung dengan janji tertulis yang hanya dilengkapi oleh surat jalan,
faktur/tanda terima lainnya yang telah ditandatangani oleh debitur sehingga pernyataan telah
menerima barang ada didalam surat-surat tersebut.
Selain itu pengertian piutang yang pada umumnya digolongkan dalam aktiva lancar
yang berarti  bahwa tagihan-tagihan pada pihak lain yang nantinya akan diminta
pembayarannya dalam jangka waktu yang tidak lama (kurang dari satu tahun) yang biasanya
digolongkan dalam piutang jangka pendek.
Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:

2
1) Piutang usaha/piutang terhadap langganan
Piutang usaha/piutang terhadap langganan dalam perkiraan piutang usaha
dicatat sebagai tagihan yang timbul dari penjualan barang atau jasa yang
merupakan usaha perusahaan yang normal/kurang dari 1 tahun, disajikan dalam
neraca sebagai aktiva lancar, tetapi apabila telah lebih dari jangka waktu 1 tahun
maka akan dilaporkan sebagai aktiva tidak lancar. Jadi tagihan kepada langganan
yang biasanya disebut piutang dagang adalah tuntutan keuangan terhadap pihak
lain baik perorangan maupun organisasi-organisasi atau debitur-debitur lainnya.
2) Piutang yang akan diterima
Piutang yang akan diterima merupakan kontrak prestasi yang sebenarnya
sudah menjadi hak perusahaan, akan tetapi belum/tidak saatnya untuk diterima,
piutang ini timbul pada suatu akhir periode dimana sebenarnya tagihan tersebut
akan diterima pada periode yang akan datang.
Adapun hal-hal yang termasuk dalam piutang yang akan diterima adalah:
 Bunga yang masih harus diterima yang timbul dari aktiva yang dimiliki
perusahaan, seperti wesel tagih dan bon.
 Piutang sewa yang masih harus diterima yang timbul dari hasil
penyewaan, seperti gedung, mobil dan alat-alat besar lainnya.
 Pendapatan piutang merupakan pendapatan yang akan diterima sebagai
hasil investasi dalam perusahaan.
 
Penggolongan piutang dan umur piutang dapat digolongkan ke dalam 4
jenis, yaitu:
 Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan tertagihnya dalam 1
tahun atau siklus usaha normal
 Piutang tidak lancar adalah tagihan/piutang yang tidak dapat ditagih
dalam jangka waktu 1 tahun
 Piutang yang dihapuskan adalah suatu tagihan yang tidak dapat ditagih
lagi dikarenakan pelanggan mengalami kerugian/bangkrut (tidak
tertagih)
 Piutang dicadangkan adalah tagihan yang disisihkan sebelumnya untuk
menghindari piutang tidak tertagih
 

3
2.2   Ruang Lingkup Manajemen Piutang
Piutang merupakan aktiva lancar yang diharapkan dapat dikonversi menjadi kas
dalam waktu satu tahun atau dalam satu periode akuntansi. Piutang pada umumnya timbul
dari hasil usaha pokok perusahaan. Namun selain itu, piutang juga dapat ditimbulkan dari
adanya usaha dari luar kegiatan pokok perusahaan.
Warren Reeve dan Fess mengklasifikasikan piutang kedalam tiga kategori yaitu
piutang usaha, wesel, tagih, dan piutang lain-lain
sebagai berikut :
1. Piutang Usaha
Piutang usaha timbul dari penjualan secara kredit agar dapat menjual lebih banyak
produk atau jasa kepada pelanggan. Transaksi paling umum yang menciptakan piutang
usaha adalah penjualan barang dan jasa secara kredit. Piutang tersebut dicatat dengan
mendebit akun piutang usaha. Piutang usaha semacam ini normalnya diperkirakan akan
tertagih dalam periode waktu yang relative pendek, seperti 30 atau 60 hari. Piutang usaha
diklasifikasikan di neraca sebagai aktiva lancar.
2. Wesel Tagih
Wesel tagih adalah jumlah yang terutang bagi pelanggan di saat perusahaan telah
menerbitkan surat utang formal. Sepanjang wesel tagih diperkirakan akan tertagih dalam
setahun. Maka biasanya diklasifikasikan dalam neraca sebagai aktiva lancar. Wesel
biasanya digunakan untuk periode kredit lebih dari 60 hari. Wesel bisa digunakan untuk
menyelesaikan piutang usaha pelanggan. Bila wesel tagih dan piutang usaha berasal dari
transaksi penjualan maka hal itu kadang-kadang disebut piutang dagang
3. Piutang lain-lain
Piutang lain-lain biasanya disajikan secara terpisah dalam neraca. Jika piutang ini
diharapkan akan tertagih dalam satu tahun, maka piutang tersebut diklasifikasikan sebagai
aktiva lancar. Jika penagihannya lebih dari satu tahun maka piutang ini diklasifikasikan
sebagai aktiva tidak lancar dan dilaporkan dibawah judul investasi. Piutang lain-lain
meliputi piutang bunga, piutang pajak, dan piutang dari pejabat atau karyawan
perusahaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Piutang Usaha
Menurut Bambang Riyanto, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi piutang
usaha adalah sebagai berikut:

4
 Volume Penjualan Kredit
Makin besar proporsi penjualan kredit dari total penjualan maka
jumlah investasi dalam piutang juga demikian. Artinya, perusahaan harus
menyediakan investasi yang lebih besar dalam piutang dan meski berisiko
semakin besar, profitabilitasnya juga akan meningkat
 Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
Syarat pembayaran penjualan kredit dapat bersifat ketat atau lunak.
Apabila perusahaan menetapkan syarat pembayaran yang ketat artinya
keselamatan kredit lebih diutamakan dari profitabilitasnya. Syarat pembayaran
yang ketat antara lain tampak dari batas waktu pembayaran yang pendek atau
pembebanan bunga yang berat untuk pembayaran piutang terlambat.
Umumnya, syarat pembayaran penjualan kredit dinyatakan dengan term
tertentu, misalnya 2/10 net 30. Ini berarti apabila pembayaran dilakukan dalam
waktu 10 hari sesudah waktu penyerahan barang, si pembeli akan
mendapatkan potongan tunai sebesar 2% dari harga penjualan, dan
pembayaran selambat-lambatnya dilakukan dalam waktu 30 hari sesudah
waktu penyerahan barang.
 Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
Dalam penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas
maksimal bagi kredit yang diberikan kepada para pelanggan. Makin tinggi
batas waktu yang diberikan kepada pelanggan, makin besar pula dana yang
diinvestasikan kedalam piutang.
 Kebijakan dalam Penagihan Piutang
Kebijakan dalam menagih piutang, secara aktif ataupun pasif, dapat
dilakukan oleh perusahaan. Perusahaan yang menjalankan kebijakan aktif
dalam menagih piutang akan mempunyai pengeluaran dana yang lebih besar
untuk membiayai aktivitas ini, namun dapat memperkecil resiko tidak
tertagihnya piutang. Perusahaan juga berharap agar pelanggan menyetor
pembayaran hutang tepat waktu. Kebijakan ini ditempuh dengan cara:
a. Memungut secara langsung
b. Memberi peringatan dengan mengirim surat kepada pelanggan.
c. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan

5
Sebagian pelanggan mempunyai kebiasaan membayar
dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount,
sedang sebagian lagi tidak demikian. Setelah mengetahui faktor-
faktor yang mempengaruhi piutang usaha, alangkah lebih baik
perusahaan memperhatikan faktor-faktor tesebut dengan mengelola
piutang usaha secara efektif dan efisien.
Manajemen Piutang Usaha
Piutang yang diberikan perusahaan kepada para langganannya diharapkan dapat
tertagih tepat pada waktunya, akan tetapi ada kalanya piutang tidak dapat ditagih kembali.
Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, perusahaan perlu mengelola piutang.
Menurut Ridwan S.Sunjaya pada umumnya manajer keuangan langsung
mengawasi piutang usaha melalui keterlibatannya dalam pengelolaan:
a) Kebijakan kredit
 Seleksi dalam pemberian kredit
Seleksi dalam pemberiaan kredit adalah suatu keputusan dimana
seseorang/perusahaan akan memberikan kredit kepada pelanggannya dan
berapa besar kredit yang akan diberikan.
 5-K dalam kredit
Lima dimensi utama yang sering digunakan oleh analis kredit
perusahaan untuk menganalisa kemampuan pemohon kredit yaitu:
* Karakater
Meneliti dan memperhatikan sifat pribadi, cara hidup dan status
sosial. Hal ini penting karena berkaitan dengan kemauan untuk
membayar.
* Kemampuan
Meneliti kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya
dalam meraih penjualan ataupun pendapatan yang dapat diukur dari
penjualan yang dicapai pada masa lalu. Hal ini berkaitan dengan
kemampuan untuk membayar.
*  Kapital
Mengukur posisi keuangan secara umum dengan
memperhatikan kapital/modal yang dimiliki perusahaan juga
perbandingan hutang dan capital.

6
*  Kolateral
Mengukur besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai
kolateral atas kredit.
*  Kondisi
Memperhatikan kondisi perekonomian serta kecenderungan
perekonomian yang akan mempengaruhi terhadap jalannya usaha
perusahaan.
b) Memperoleh informasi kredit
Jika pelanggan ingin mengetahui persyaratan kredit, biasanya bagian kredit akan
memberikan formuilir yang harus diisi tentang keuangan, informasi kredit dan referensi.
Melalui permohonan tersebut, perusahaan memperoleh informasi tambahan dari sumber
lain. Jika perusahaan sudah pernah memberikan kredit kepada pemohon maka perusahaan
mempunyai sejarah dari informasi pembayarannya.
c) Menganalisa informasi kredit
Perusahaan menyusun prosedur khusu untuk digunakan dalam analisa
kredit/evaluasi pemohon kredit. Seringkali perusahaan tidak hanya harus menetukan
kemampuan kredit dari pelanggan, tetapi juga harus memperkirakan jumlah maksimum
kredit yang akan diberikan.
 Standar kredit
Standar kredit adalah persyaratan minimum untuk memberikan kredit
kepada pelanggan. Hal-hal lain seperti nama baik langganan sehubungan
dengan kredit atau pembayaran utang-utang dagangnya baik kepada
perusahaan sendiri maupun kepada perusahaan lain, referensi kredit, rata-rata
jangka waktu pembayaran utang dagang dan beberapa ratio financial tertentu
dari perusahaan langganan akan dapat memberikan suatu dasar penilaian bagi
perusahaan sebelum memberikan atau melakuakn penjualan kredit
 Persyaratan kredit
Persyaratan kredit adalah syarat pembayaran yang dibutuhkan bagi
pelanggan. Misalnya, syarat kredit dinyatakan seperti 2/10 net 30 artinya
pembeli menerima potongan sebesar 2% bila pembayaran paling lambat
dilakukan dalam waktu 30 hari setelah awal periode kredit. Tetapi jika
pelanggan tidak mengambil diskon tunai maka keseluruhan pembayaran harus
dilakukan dalam waktu 30 hari setelah awal periode kredit.

7
 Kebijakan penagihan piutang
Kebijakan penagihan piutang adalah sekumpulan prosedur penagihan
suatu piutang dagang pada saat jatuh tempo. Perusahaan harus berhati-hati
untuk tidak terlalu agresif dalam usaha-usaha mengumpulkan piutang dari
para langganannya. Bilamana langganan tidak dapat membayar tepat pada
waktunya maka sebaiknya perusahaan menunggu sampai suatu jangka waktu
tertentu dianggap wajar sebelum menerapkan prosedur-prosedur pengumpulan
piutang. Sejumlah teknik pengumpulan piutang yang biasanya dilakukan oleh
perusahaan bilamana langganan atau pembeli belum membayar sampai dengan
waktu yang telah ditentukan adalah sebagai berikut:
- Melalui surat
- Melalui telepon
- Melalui kunjungan personal
- Tindakan yuridis.
Berdasarkan uraian di atas diharapkan perusahaan dapat meminimumkan jumlah
piutang yang tidak tertagih sehingga menuntut perusahaan untuk memiliki manajemen
piutang yang baik. Manajemen piutang tersebut diharapkan dapat menetapkan kebijakan-
kebijakan yang dapat dijadikan pedoman dalam pengendalian piutang.
d) Perputaran   Piutang
Piutang yang dimiliki oleh suatu perusahaan mempunyai hubungan yang erat
dengan volume penjualan kredit, karena timbulnya piutang disebabkan oleh penjualan
barang-barang secara kredit dan hasil dari penjualan secara kredit netto dibagi dengan
piutang rata-rata merupakan perputaran piutang.
Nilai dari perputaran piutang tergantung dari syarat pembayaran piutang tersebut.
Makin lunak atau makin lama syarat pembayaran yang ditetapkan berarti makin lama
modal terikat dalam piutang. Mengenai perputaran piutang.
Pendapat mengenai perputaran piutang menurut Drs. Munawir mengatakan
bahwa: “Posisi piutang dan taksiran waktu pengumpulannya dapat dinilai dengan
menghitung tingkat perputaran piutang  turn over receivable yaitu, dengan membagi
total penjualan kredit neto dengan piutang rata-rata”.
Menurut  Warren Reeve perputaran piutang adalah   “Usaha (account receivable
turn over) untuk  mengukur seberapa sering piutang usaha berubah menjadi kas dalam
setahun”.

8
Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa perputaran piutang itu
ditentukan dua faktor utama, yaitu penjualan kredit dan rata-rata piutang. Rata-rata
piutang dapat diperoleh dengan cara menjumlahkan piutang awal periode dengan piutang
akhir periode dibagi dua. Adakalanya angka penjualan kredit untuk suatu periode tertentu
tidak dapat diperoleh sehingga yang digunakan sebagai penjualan kredit adalah angka
total penjualan.
Dari uraian di atas maka perputaran piutang dapat dirumuskan sebagai berikut:
Dari definisi dapat diketahui bahwa rasio perputaran yang tinggi mencerminkan
kualitas piutang yang semakin baik. Tinggi rendahnya perputaran piutang tergantung
pada besar kecilnya modal yang diinvestasikan dalam piutang. Makin cepat perputaran
piutang berarti semakin cepat modal kembali. Tingkat perputaran piutang suatu
perusahaan dapat menggambarkan tingkat efisiensi modal perusahaan yang ditanamkan
dalam piutang, sehingga makin tinggi perputaran piutang berarti makin efisien modal
yang digunakan.
Selain perputaran piutang yang digunakan sebagai indikator terhadap efisien atau
tidaknya piutang, ada indikator lain yang cukup penting yaitu jika waktu rata-rata
pengumpulan piutang (average collection periode). “Jangka waktu pengumpulan piutang
adalah angka yang menunjukkan waktu rata-rata yang diperlukan untuk menagih
piutang.”
Perumusan dari uraian di atas adalah sebagai berikut:
Jumlah hari penjualan dalam piutang memberi tolak ukur mengenai lamanya
waktu piutang dagang yang beredar. Semakin besar rasio umur piutang, semakin besar
kemungkinan rasio tidak tertagihnya piutang.
Perubahan rasio antara penjualan kredit dan rata-rata piutang disebabkan oleh
banyak hal. Munawir mengemukakan bahwa faktor-faktor penyebabnya adalah sebagai
berikut:
 Turunnya penjualan dan naiknya piutang
 Turunnya piutang dan diikuti turunnya penjualan dalam jumlah yang lebih 
besar
 Naiknya penjualan diikuti naiknya piutang dalam jumlah yang lebih besar
 Turunnya penjualan dengan piutang yang tetap
 Naiknya piutang sedangkan penjualan tidak berubah.

9
Terlepas dari hal-hal tersebut diatas, dalam piutang, resiko kerugian akibat
piutang yang tidak dapat diterima pembayarannya selalu ada.   Ada dua metode
penyisihan piutang yaitu :
 Metode penghapusan langsung
Dalam metode ini kerugian piutang yang tidak bisa ditagih, dicatat langsung pada
periode saat terjadinya penghapusan piutang dengan perkiraan debet “beban penghapusan
piutang” dan kredit perkiraan      ”piutang dagang”.
 Metode Penyisihan/cadangan.
Ada metode ini, setiap akhir periode dilakukan penaksiran terhadap piutang yang
dimiliki perusahaan, sehingga diperoleh taksiran dari piutang yang disangsikan dapat
diterima pembayarannya. Taksiran ini dicatat pada perkiraan debet “beban piutang“ dan
kredit pada perkiraan “penyisihan piutang“.
Jumlah taksiran kerugian piutang dapat ditetapkan atas dasar :
a. Atas dasar jumlah penjualan
Piutang terjadi karana akibat dari penjualan kredit maka taksiran menhunakan
jumlah penjualan selama periode bersangkutan. Yaitu dengan membandingkan kerugian
piutang yang sebenarnya terjadi  dengan total pejualan kemudian dilakukan perubahan-
perubahan atas kemungkinan yang akan datang. Biasanya dalam  bentuk persentase.
b. Atas dasar saldo piutang
Jumlah ini dihitung dengan cara mengalikan suatu persentase tertentu dengan
saldo piutang pada akhir periode. Dengan demikian yang dijadikan dasar adalah jumlah
piutang dagang yang dimiliki perusahaan pada akhir periode.
c. Atas dasar analisis usia piutang
Penerapan metode ini pada dasarnya sama dengan penentuan taksiran kerugian
piutang atas dasar saldo piutang, metode ini dikelompokan menjadi kelompok piutang
yang belum jatuh tempo, dan kelompok yang telah jatuh tempo. Sedangkan kelompok
yang telah jatuh tempo dikelompokkan atas dasar lamanya jatuh tempo.  Lamanya
tunggakan, dihitung dari tanggal jatuh tempo piutang sampai  tanggal 31 Desember.
e) Resiko Kerugian Piutang
Setiap usaha yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan akan mengandung
resiko yang tidak dapat dihindari. Dalam hal ini resiko hanya bisa dikendalikan agar
berada dalam batas yang wajar. Resiko yang timbul karena transaksi penjualan secara
kredit disebut resiko kerugian piutang.

10
Menurut S.Munawir berpendapat bahwa : Semakin besar suatu perusahaan
semakin besar pula resiko kemungkinan tidak tertagihnya piutang. Dan kalau perusahaan
tidak membuat cadangan terhadap kemungkinan kerugian yang timbul karena tidak
tertagihnya piutang berarti perusahaan telah memperhitungkan labanya terlalu besar.
Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu :
 Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)
Resiko ini terjadi jika jumlah piutang tidak dapat direalisasikan sama sekali. Hal
ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya karena seleksi yang kurang baik dalam
memilih langganan sehingga perusahaan memberikan kredit kepada langganan yang tidak
potensial dalam membayar tagihan, juga dapat terjadi adanya stabilitas ekonomi dan
kondisi negara yang tidak menentu sehingga piutang tidak dapat dikembalikan.
 Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang
Hal ini akan mengurangi pendapatan perusahaan, bahkan bisa menimbulkan
kerugian bila jumlah piutang yang diterima kurang dari harga pokok barang yang dijual
secara kredit.
 Resiko keterlambatan pelunasan piutang
Hal ini akan menimbulkan adanya tambahan dana atau untuk biaya penagihan.
Tambahan dana ini akan menimbulkan biaya yang lebih besar apabila harus dibelanjai
oleh pinjaman.
 Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
Resiko ini terjadi karena adanya tingkat perputaran piutang yang rendah sehingga
akan mengakibatkan jumlah modal kerja yang tertanam dalam piutang semkin besar dan
hal ini bisa mengakibatkan adanya modal kerja yang tidak produktif.
2.3 Jenis Piutang
1. Piutang Dagang  adalah jumlah yang terutang oleh pelanggan untuk barang dan jasa
yang telah diberikan sebagai bagian dari operasi bisnis normal. Piutang dagang
biasanya yang paling signifikan yang dimiliki perusahaan. Piutang dagang dapat
digolongkan sebagai berikut
2. Piutang Usaha merupakan jumlah yang dibayarkan oleh pelanggan atas penjualan
barang dan jasa dalam kegiatan usaha normal. Waktu pembayaran piutang usaha pada
umumnya antara 30-60 hari. Pemberian kredit ini dilakukan dengan perjanjian
informal antara penjual dan pembeli yang didukung oleh dokumen-dokumen
perusahaan, seperti faktur pesanan penjualan dan kontrak penyerahan. Biasanya

11
piutang dagang dikenakan biaya, walaupun ada kemungkinan bunga ataupun beban
ditambahkan jika pembayaran tidak dilakukan dalam satu periode yang telah
ditentukan yaitu periode dimana debitur wajib melunasi hutangnya, b. Wesel Tagih
(Notes Receivable)  adalah janji tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada
tanggal tertentu di masa depan. Wesel tagih dapat berasal dari penjualan, pembiayaan
ataupun transaksi lainnya. Tetapi wesel tagih kebanyakan berasal dari transaksi
peminjaman uang yaitu dengan diberikannya trade receivable dengan disertai
wesel. Wesel tagih bisa bersifat jangka panjang.
3. Piutang Non Dagang  adalah semua piutang yang timbul dari transaksi-transaksi yang
secara tidak langsung berhubungan dengan penjualan barang atau penyerahan jasa
yang dilakukan oleh perusahaan, termasuk diantaranya :
 Piutang yang timbul dari transaksi pinjaman, seperti piutang kepada
perusahaan afiliasi, piutang karyawan,
 Piutang kepada perusahaan asuransi, atas kerugian-kerugian yang
dipertanggungjawabkan.
 Piutang pajak yang disetor.
 Piutang yang timbul dari pesanan atas penjualan atau penerbitan surat-surat
berharga atau sekuritas seperti piutang saham, piutang pemesa surat utang
obligasi.
 Piutang yang timbul dan merupakan fungsi waktu dan piutang pendapatan
seperti piutang bunga, sewa, dividen, royalitas.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

12
BAB III
PENUTUP
 
3.1  KESIMPULAN
Piutang adalah tagihan kepada pihak lain dimasa yang akan datang karena terjadinya
transaksi dimasa lalu.  Piutang,  salah satu jenis transaksi akutansi yang mengurusi penagihan
konsumen yang berhutang pada seseorang, suatu perusahaan, atau suatu organisasi untuk
barang dan layanan yang telah diberikan pada konsumen tersebut. Kebijaksanaan kredit
(standar kredit/kualitas rekening yang diterima, jangka waktu/periode kredit yang diberikan,
discount/potongan tunai yang diberikan untuk pembayaran yang lebih awal.
Piutang usaha jangka pendek dapat dibagi atas dua yaitu:
a). Piutang usaha/piutang terhadap langganan
b). Piutang yang akan diterima
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi piutang usaha adalah sebagai berikut:
a). Volume Penjualan Kredit
b). Syarat Pembayaran Penjualan Kredit
c). Ketentuan Tentang Pembatasan Kredit
d). Kebijakan dalam Penagihan Piutang
e). Kebiasaan Pembayaran Pelanggan
 
Resiko kerugian piutang terdiri dari beberapa macam yaitu :
 Resiko tidak dibayarnya seluruh tagihan (Piutang)
 Resiko tidak dibayarnya sebagian piutang
 Resiko keterlambatan pelunasan piutang
 Resiko tidak tertanamnya modal dalam piutang
 
3.2  Saran
Adapun saran yang ingin penulis sampaikan adalah keinginan penulis atas partisipasi
pembaca, agar sekiranya mau memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kemajuan penulisan makalah ini. Kami sadar bahwa penulis adalah manusia yang pasti nya
mmiliki kesalahan. Oleh karena itu, dengan adanya kritik dan saran dari pembaca, penulis
bisa mengkoreksi diri dan menjadikan makalah kedepan menjadimakalahyang lebih baik lagi
dan dapat memberikan manfaat yang lebih bagi kita semua.

13
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/writing-and-speaking/presenting/2061522-pengertian-piutang/
http://www.getbookee.org/ruang-lingkup-manajemen-piutang/
http://id.shvoong.com/business-management/accounting/2174446-definisi-pengertian-
piutang-dan-jenis/

14

Anda mungkin juga menyukai