Disusun oleh :
Chikita Octalina Linggi’Allo
NPM 20.405011.58
Daftar isi…………………………….........................................................................
BAB 1
PENDAHULUAN……………………………………………………………
1.1 . LATAR BELAKANG……………………………………………………….
1.2 TUJUAN UMUM…………………………………………………………….
1.3 TUJUAN KHUSUS…………………………………………………………..
1.4 MANFAAT…………………………………………………………...............
BAB 2 TEORI EKOSISTEM HUTAN
MANGROVE……………………………………………………………………….
BAB 3 METODE KULIAH
LAPANGAN………………………………………………………………………
3.1 WAKTU DAN
TEMPAT……………………………………………………………………..
3.2 ALAT DAN
BAHAN……………………………………………………………………….
3.3 PROSEDUR KULIAH
LAPANGAN………………………………………………………................
BAB 4
HASIL………………………………………………………………………..
BAB 5 PEMBAHASAN…………………………………………………………….
BAB 6 PENUTUP…………………………………………………………………..
DAFTAR
PUSTAKA……………………………………………………………….
LAMPIRAN-
LAMPIRAN………………………………………………………………………
BAB I
Pendahuluan
2.5 Kerangka Pemikiran
Kondisi hutan mangrove yang ada saat ini berada dalam situasi yang sangat
mengkhawatirkan. Hal ini terlihat dari luas hutan mangrove yang mengalami penyusutan tiap
tahunnya. Keadaan ini tidak terlepas dari kerusakan yang disebabkan oleh alam, dan terutama
oleh manusia. Lestarinya kawasan hutan mangrove sangat dipengaruhi oleh aktifitas yang
terjadi di sekitar hutan itu
sendiri. Partisipasi masyarakat disekitarhutan mangrove sangat diperlukan untuk mensuksesk
ankegiatan pelestarian hutan mangrove.
Oleh sebab itu sangatdiperlukan masyarakat yang memiliki jiwa partisipasi yang tinggi. Nam
un tingkat partisipasi tiap-tiap masyarakatberbeda.
Hal ini disebabkan oleh karakteristik individu tiapmasyarakat tersebut berbeda-beda. Ti
ngkat partisipasimasyarakat dapat dinilai dari tindakan-tindakan masyarakatdalam kegiatan p
elestarian hutan mangrove yang berkelanjutan di desa penelitian.
Tindakan pelestarian itudapat berupa kegiatan penanaman bibit (baik dari lembagadesa maup
un individu masyarakat), kegiatan pemeliharaanhutan mangrove, pengawasan terhadap hutan
mangrove, hingga pemanfaatan yang bersifat lestari. Hasil
yang diharapkan dari adanya partisipasi masyarakat dalampelestarian hutan mangrove adalah
terciptanya kawasan hutanmangrove yang lestari.
Keadaan ini juga akan memberikan pengaruh kepadalingkungan di sekitar hutan mangr
ove, dapat berupa manfaatekologi (lingkungan), manfaat biologi, hingga manfaatekonomi ba
gi masyarakat sekitar hutan itu. Namun pada kenyataannya ada beberapa kendala yang memp
engaruhitingkat partisipasi masyarakat dalam pelestarian hutanmangrove. Kendala ini dapat
menghambat partisipasimasyarakat untuk ikut dalam kegiatan pelestarian kawasanmangrove.
2.6 Interaksi
Hutan Mangrove tidak hanya teleponan yang hidup di sana namun juga banyak
hewan yang saling berinteraksi antara hewan dengan tumbuhan. Sesuai dengan pengamatan
saya mencoba menjabarkan interaksi apa saja yang terjadi di hutan manggrove:
1. Predasi
predasi merupakan interaksi antar makhluk hidup di mana salah satu organisme
memaksa organisme lain contohnya adalah ikan tempakul(mudskipper) dengan
kerang
2. Simbiosis
merupakan suatu interaksi antar makhluk hidup yang merupakan hubungan yang
memberikan dampak mengenai kehidupan suatu organisme
- Simbiosis Mutualisme contohnya crustace dengan akar mangrove
3. Kompetisi
interaksi ini merugikan bagi kedua spesies.
BAB III
Metode Kuliah Lapang
1. Pengamatan
- Mengamati dan secara visualisasi mengenai jenis-jenis vegetasi
hutan mangrove dan ciri-ciri hutan mangrove : akar, batang, daun,
bunga dan buah
- Mengetahui berbagai jenis biota (hewan) yang terdapat di lingkungan
ekosistem mangrove dan mengamati contoh interaksi yang terjadi
(simbiosis, kompetisi dan predasi) pada lingkungan hutan mangrove)
- Mahasiswa mampu mengetahui fungsi dan manfaat ekologi dari
hutan mangrove
2. Pengukuran dan Pencatatan
- Melakukan pengukuran dan pencatatan pada komponen vegetasi
mangrove, seperti : daun, bunga, dan buah yang disertai dengan
dokumentasi
- Melakukan dokumentasi dan pencatatan tentang ragam jenis dan
fungsi dari akar vegetasi mangrove
- Melakukan dokumentasi dan pencatatan tentang biota (hewan)
teresterial dan akuatik yang terdapat pada lingkungan hutan
mangrove.
3. Diskusi dan Wawancara
- Dosen pengampun mendampingi dan melakukan diskusi dengan
mahasiswa sepanjang perjalanan di lingkungan KKMB. Hal yang
didiskusikan adalah yang menjadi tujuan dari kegiatan kuliah lapang
- Mahasiswa melakukan diskusi (Tanya jawab) dengan dosen
pengampun tentang lingkungan ekosistem mangrove
- Mahasiswa melakukan wawancara kepada petugas KKMB dan
pengunjung KKMB tentang fungsi dan peran ekosistem mangrove
secara ekologi dan ekonomis atau hal lainnya mengenai hutan
mangrove.
4. Pelaporan
- LAPORAN DIKERJAKAN PERORANGAN
- Lakukan pengamatan, pengukuran, pencatatan, dan dokumentasi
serta wawancara pada lingkup ekosistem mangrove sesuai dengan
kompetensi dasar dan indikator yang telah ditetapkan di atas
- Bekerja secara kelompok sesuai dengan tugasnya, agar lebih efektif
dan efisien sehingga tujuan kuliah lapang tercapai
- Laporan akhir dikerjakan pada file MS-word, font : times new
roman, ukuran huruf 12, spasi 1,5 dan terjilid rapi
- Hasil kerja kelompok hard-file terjilid dan soft-file tersimpan dalam
flash disc dengan nama file : Kelompok
1/2/3/4/...dst_Mangrove_SLT_Agribisnis/Hukum
- Hasil kerja diberikan kepada dosen pengampun secara langsung atau
melalui ketua lokal pada 1 minggu kemudian setelah kuliah lapang
- Jika ada pertanyaan jangan ragu/malu, silahkan menghubungi dosen
pengampun
- Sekian dan Terima Kasih
BAB IV
HASIL
4.1 FLORA
BAKAU
BATANG BUNGA
DAUN
AKAR
BUAH
API-API
BATANG
BUNGA
DAUN AKAR
BIUS
BATANG BUNGA
DAUN AKAR
BAKA ITAM
DAUN BATANG
AKAR
4.2 FAUNA
BAB V
PEMBAHASAAN
5.1 flora
- Bakau merupakan tumbuhan golongan rhizopora, bakau dikenal sebagai salah satu
pohon penyusun ekosistem mangrove. Hasil kerja lapang yang kami lakukan di
hutan mangrove tarakan, didapati berupa daun bakau berwarna hijau, daun
penumpuh yang meruncing serta buah yang berkecambah serta berakar ketika
masih dipohon (vivipara). Dan hasil pengamatan kami adapun ukuran yang telah
kami ukur dalam proses pengukuran yang dimana daunnya berukuran 18cm,bunga
5cm,akar 1m, batang +-3m,buah 15cm.
- Api-api merupakan tumbuhan golongan avicennia alba blume dimana biasanya
terdapat pada habitat rawa mangrove. Pohin api-api adalah salah satu tumbuhan
yang hidup dipinggir laut yang dapat berfungsi menangkis ombak dari lautan,
karena komunitasnya yang banyak dan cepat tumbuh. Api-api termaksud
golongan pohon dengan ketinggian +-2m kulit kayu berwarna keabu-abuan atau
gelap kecoklatan, beberapa tangkai terdapat tonjolan kecil, sementara yang lain
sering memiliki permukaan yang halus. Permukaan daun berwarna perak kelabu
atau putih dengan susunan daun tunggal dan bersilang, berbentuk planset hingga
lonjong dengan ujung runcing yang panjangnya sekitar +-13cm berada diujung
atau ketiak daun pada pucuk dengan ukuran diameter 0,4-0,5cm, jumlah kelopak
5heleai, mahkota 4 dan benang sari . buah umumnya berbentuk biji cabai
berwarna hijau kekuningan dengan ukuran +-6cm.
- Tumbuhan bius atau yang lebih dikenal nama latin BRUGUIERA PARVIFLOM
merupakan tanaman yang memiliki ukuran daun +-13cm, bunga 7cm,akar 1m,
batang 2m, buah 1cm.
- Tumbuhan bakai itam atau yang dikenal nama latin RHIZOPHORA
MUCRONATA memiliki daun elips lebar sampai memanjang ujung tulang daun
runcing dengan ukuran +-15cm, memiliki tinggi pohon +-3m, akar 1m.
5.2 fauna
- Tupai adalah segolongan mamalia kecil yang mirip dan kerap dikelirukan,
dengan bajing. Secara ilmiah, tupai tidak sama dan jauh kerabatannya dari
keluarga bajing. Tupai memiliki berat +-42g dan panjang 12cm.
- Biawak adalah sebangsa kadal beukuran menengah dan besar. Biawak berukuran
panjang +-sekitar 1,5m dan berat 5kg dengan panjang 70cm.
- Kepiting adalah sejenis kepiting yang hidup diekosistem hutan bakau. Kepiting
dengan karapas bentuk bundar telur, lebih lebar daripada panjang, pemukaan
karapas halus lokos, dan agak mencembung. Memiliki berat sekitar 300g dan
panjang 7cm.
- Bekantan atau biasa disebut monyet belanda merupakan satwa endemic pulau
Kalimantan. Belantan merupakan sejenis kera yang mempunyai ciri khas hidung
yang panjang dan besar dengan rambut berwarna coklat kemerahan dengan berat
sekitar 20kg dan panjang 76cm.
- Tempakul adalah jenis ikan dari beberapa marga yang termaksud kedalam anak
oxudercinae. Ikan-ikan ini senang melompat-lompat ke darat. Ikan ini memiliki
berat sekitar 2ons dan panjang 10cm.
-
BAB VI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Hutan Mangrove berasal dari kata mangue/mangal (Portugish) dan grove (English).
Hutan mangrove dikenal juga dengan istilah tidal forest, coastal woodland, vloedbosschen,
atau juga hutan bakau. Hutan mangrove dapat didefinisikan sebagai tipe ekosistem hutan
yang tumbuh di daerah batas pasang-surutnya air, tepatnya daerah pantai dan sekitar muara
sungai.
Hutan mangrove sangat berbeda dengan tumbuhan lain di hutan pedalaman tropis dan
subtropis, ia dapat dikatakan merupakan suatu hutan di pinggir laut dengan kemampuan
adaptasi yang luar biasa. Akarnya, yang selalu tergenang oleh air, dapat bertoleransi terhadap
kondisi alam yang ekstreem seperti tingginya salinitas dan garam. Hal ini membuatnya sangat
unik dan menjadi suatu habitat atau ekosistem yang tidak ada duanya.
Hutan mangrove memiliki ciri-ciri fisik yang unik di banding tanaman lain. Hutan
mangrove mempunyai tajuk yang rata dan rapat serta memiliki jenis pohon yang selalu
berdaun. Keadaan lingkungan di mana hutan mangrove tumbuh, mempunyai faktor-faktor
yang ekstrim seperti salinitas air tanah dan tanahnya tergenang air terus menerus. Meskipun
mangrove toleran terhadap tanah bergaram (halophytes), namun mangrove lebih bersifat
facultative daripada bersifat obligative karena dapat tumbuh dengan baik di air tawar.
6.2 Saran
Untuk melestarikan keberadaan hutan bakau maka saya sebagai penyusun
menyarankan agar masyarakat menghentikan segala bentuk aktivitas yang dapat merusak
hutan bakau dan melakukan usaha rehabilitasi baik untuk mencegah kerusakan hutan bakau
maupun memulihkan kembali kondisi hutan bakau yang telah rusak. Selain itu pemerintah
juga perlu mempertegas undang-undang yang mengatur tentang perusakan kawasan hutan
dan menggalakkan program-program penyelamatan hutan bakau.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell, Neil A, dkk. 2002. Biologi Jilid III. Jakarta: Penerbit Erlangga
Anonim.2013.http://www.pusatbiologi.com/2013/03/komponen-ekosistem.html.
Arief, A.. 2003. Hutan Mangrove, Fungsi dan Manfaatnya. Yogyakarta: Kanisius.
Sumber:http://repository.usu.ac.id
II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI,
KERANGKA ...
repository.usu.ac.id › bitstream › handle
Lampiran-lampiran