Anda di halaman 1dari 9

61

PENGARUH KOMUNIKASI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA


TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS (SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2
SAKRA BARAT KABUPATEN LOMBOK TIMUR NTB)

Muh. Zainur Rahman1, Nurin Rochayati2


1, 2
Dosen Program Studi Pendidikan Geografi FKIP, Universitas Muhammadiyah Mataram
Email: nurin.geo99@yahoo.com

ABSTRAK
Pengaruh Komunikasi Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar IPS (Kelas VIII SMP
Negeri 2 Sakra Barat Lombok Timur NTB) Fokus penelitian ini (1). Apakah pengaruh komunikasi orang tua
dengan siswa terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS, (2). Apakah motivasi belajar berpengaruh terhadap
prestasi belajar pada mata pelajaran IPS, ( 3). Apakah ada pengaruh komunikasi orang tua dan motivasi
belajar terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Tujuan penelitian ini : (1) Untuk mengetahui
besarnya pengaruh komunikasi orang tua terhadap prestasi belajar IPS,(2) Untuk mengetahui besarnya
pengaruh motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS, (3) Untuk mengetahui pengaruh komunikasi orang
tua dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS. Penelitian ini menggunakan teknik
analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial. Hasil penelitian : Komunikasi Orang Tua dan
Motivasi Belajar Siswa secara bersama-sama berpengaruh nyata terhadap Prestasi Belajar IPS Siswa SMP
Negeri 2 Sakra Barat Lombok Timur NTB di tunjukkan oleh hasil uji F pada tingkat kesalahan 5%, diperoleh
nilai Fhitung sebesar 133,167 dengan probabilitas kesalahan sebesar 0,00%. Besarnya pengaruh dilihat dari nilai
R Square (koefisien determinasi) sebesar 0,878, yang memberikan arti bahwa Komunikasi Orang Tua dan
Motivasi Belajar Siswa dapat menjelaskan Prestasi Belajar IPS Siswa SMP Negeri 2 Sakra Barat Lombok
Timur NTB sebesar 87,80%, sedangkan sisanya sebesar 12,20% dijelaskan oleh variabel lain

Kata Kunci : Komunikasi Orang Tua, Motivasi Belajar, Prestasi Belajar, Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sakra
Barat

I. PENDAHULUAN cepat, dibandingkan dengan siswa yang


Komunikasi keluarga terhadap anak kurang termotivasi dalam belajar. Prestasi
dapat memberikan motivasi belajar sehingga yang diraih akan lebih baik apabila
dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mempunyai motivasi yang tinggi.”
tidak terlepas dari peran guru sebagai pihak Begitu pula halnya bila kita lihat
yang mengajar dan membimbing siswa. Hal dalam proses belajar mengajar IPS. Siswa
ini mengimplikasikan bahwa Proses Belajar yang sering melakukan komunikasi dengan
Mengajar (PBM) merupakan suatu proses orang tua akan memiliki motivasi yang tinggi
interaksi antara guru dan siswa yang didasari dalam mempelajari IPS. Ini akan membantu
oleh hubungan yang bersifat mendidik dalam untuk melakukan kegiatan lebih cepat
rangka pencapaian tujuan. Dalam proses dibandingkan dengan siswa yang kurang
belajar mengajar, peran orang tua sangat termotivasi dalam mempelajari IPS.
dibutuhkan untuk memberikan motivasi yang Seringnya orang tua melakukan komunikasi
merupakan salah satu faktor yang diduga dengan anak akan membuat anak tersebut
besar pengaruhnya terhadap hasil belajar. memiliki motivasi yang tinggi dalam
Siswa yang motivasinya tinggi diduga akan mempelajari IPS maka prestasi yang diraih
memperoleh hasil belajar yang baik. juga akan lebih baik. Berdasarkan uraian
Pentingnya motivasi belajar siswa terbentuk tersebut menjadi landasan bagi penulis untuk
antara lain agar terjadi perubahan belajar ke mengadakan penelitian tentang Peran
arah yang lebih positif. Siswa yang Komunikasi Orang Tua, Motivasi Belajar
termotivasi dengan baik dalam belajar Siswa Dan Prestasi Belajar IPS.
melakukan kegiatan lebih banyak dan lebih

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


62

II. Konsep Dasar Komunikasi menyatakan, bahwa belajar itu kompleks dan
A. Pengertian Komunikasi harus melalui bermacam-macam kegiatan
Komunikasi adalah suatu proses yaitu: (1) Anak harus berbuat melakukan apa
pembentukan, penyampaian, penerimaan dan yang di pelajarinya; (2) mendengarkan,
pengelolaan pesan yang terjadi dalam diri mengingat, membaca buku; (3) berpikir,
seseorang atau dua orang atau lebih dengan menganalisis dan menggunakan pengalaman
tujuan tertentu. Paradigma tersebut masa lampau. Dari paparan di atas, dapatkah
mengindikasikan bahwa komunikasi disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah
melibatkan lima unsur sebagai jawaban dari hasil belajar yang dicapai oleh seseorang
pertanyaan yang diajukan itu, yakni; (1) dengan melakukan kegiatan belajar yang
komunikator (who); (2) pesan dan massage dapat diukur langsung melalui test atau
(says what); (3) saluran atau channel (in melihat hasil test yang didapatkan dalam
which channel); (4) Komunikan (to Whom), buku laporan pendidikan.
dan (5) pengaruh atau effect (Whit What 4. Komunikasi yang diharapkan
effect). Secara esensial komunikasi adalah terjadi antara orang tua dan anak
proses penyampaian pesan oleh seseorang Pendapat Devito (1997), bahwa
(Komunikator) yang dapat memberi pengaruh komunikasi antarpribadi merupakan
terhadap orang yang terlibat di dalamnya atau pengiriman pesan dari seseorang dan
penerima pesan (Komunikan), baik diterima oleh orang lain yang efek dan umpan
menggunakan bahasa verbal maupun non- balik yang langsung. Komunikasi antar pribadi
verbal. dari sudut pandang humanistik yang
1. Komponen dalam Proses dikemukakan oleh Devito (1997) mempunyai
Komunikasi ciri-ciri:
Komponen-komponen tersebut a. Keterbukaan (openness), yang mengacu
secara singkat dapat dijelaskan sebagai pada tiga aspek komunikasi
berikut: b. Empati (empathy), yaitu kemampuan
a. Sumber (Komunikator) orang tua memposisikan dirinya
b. Pesan (message) c. Sikap mendukung (supportiveness),
c. Saluran (Channel) Artinya keterbukaan dan empati dapat
d. Penerima pesan (Komunikan) terlaksana jika terjadi dalam suasana
e. Efek atau hasil yang mendukung (kondusif.
2. Komunikasi orang tua dan anak d. Sikap positif (positiveness), artinya
Komunikasi orang tua sebagai dalam berkomunikasi orang tua harus
pendidik meliputi: (1) kesadaran akan memiliki sikap positif terhadap anaknya.
kemajuan pendidikan anak, (2) keterlibatan e. Kesetaraan (equality) artinya komunikasi
dalam kegiatan belajar anak di sekolah akan lebih efektif apabila suasananya
maupun di rumah, (3) keterlibatan dalam setara.
menciptakan kondisi belajar yang baik, (4) B. Pengertian Motivasi Belajar Siswa
penyediaan fasilitas belajar, dan (5) Motivasi dapat diartikan sebagai
bimbingan serta dorongan untuk lebih kekuatan (energi) seseorang yang dapat
menggiatkan anak belajar. menimbulkan tingkat persistensi dan
3. Pembelajaran di kelas antusiasmenya dalam melaksanakan suatu
Prestasi belajar adalah dua buah kata kegiatan, baik yang bersumber dari dalam diri
yang mempunyai arti tersendiri. Prestasi individu itu sendiri (motivasi intrinsik) maupun
dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai dari luar individu (motivasi ekstrinsik).
setelah suatu kegiatan belajar selesai Peranan Motivasi dalam Belajar adalah
dilaksanakan. Adinegara dalam Ensiklopedia dorongan yang menyebabkan terjadinya
umum (1954: 298) menjelaskan bahwa suatu perbuatan atau tindakan. Perbuatan
prestasi adalah segala pekerjaan yang belajar pada siswa terjadi karena adanya
berhasil. Skinner (1999: 9), berpendapat motivasi untuk melakukan perbuatan belajar.
belajar adalah suatu perilaku, pada saat Sardiman (1988 : 84) mengemukakan ada
orang belajar, maka responnya menjadi lebih tiga fungsi motivasi, yaitu :
baik. Sedangkan Witherington (1982: 54)

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


63

a. Mendorong manusia untuk berbuat. b. Memiliki kemampuan dasar untuk


Motivasi dalam hal ini merupakan motor berpikir logis dan kritis, rasa ingin
penggerak dari setiap kegiatan yang tahu, inkuiri, memecahkan masalah,
akan dikerjakan. dan ketrampilan dalam kehidupan
b. Menuntun arah perbuatan, yakni ke arah sosial.
tujuan yang hendak dicapai, dengan c. Memiliki komitmen dan kesadaran
demikian motivasi dapat memberi arah, terhadap nilai-nilai sosial dan
dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai kemanusiaan.
dengan rumusan tujuannya. d. Memiliki kemampuan berkomunikasi,
c. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan bekerjasama dan berkompetisi dalam
perbuatan-perbuatan apa yang harus masyarakat majemuk, tingkat lokal,
dikerjakan yang serasi guna mencapai nasional, dan global.
tujuan, dengan menyisihkan perbuatan- Ruang lingkup mata pelajaran IPS meliputi
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi asfek-asfek sebagai berikut :
tujuan tersebut. a. Manusia, tempat, dan lingkungan.
Dalam rangka mengupayakan agar b. Waktu, keberlanjutan, dan
motivasi belajar siswa tinggi, seorang guru perubahan.
menurut Winkel (1991) hendaknya selalu c. Sistem sosial dan budaya
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: d. Perilaku ekonomi dan kesejahtraan.
(1) Seorang guru hendaknya mampu
mengoptimalisasikan penerapan prinsip 1. Penilaian Prestasi Belajar
belajar. Tujuan penilaian adalah untuk
(2) Guru hendaknya mampu mengetahui dan mengumpulkan informasi
mengoptimalisasikan unsur-unsur terhadap perkembangan dan kemajuan,
dinamis dalam pembelajaran. dalam rangka mencapai tujuan yang
(3) Guru mengoptimalisasikan pemanfataan ditetapkan dalam kurikulum. Fungsi penilaian
pengalaman dan kemampuan siswa. dapat dikatakan sebagai suatu evaluasi yang
dilakukan sekolah mempunyai tiga fungsi
C. Prestasi Belajar IPS pokok yang penting, yaitu: (1) untuk
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) mengetahui perkembangan dan kemajuan,
merupakan salah satu mata pelajaran yang dalam rangka waktu tertentu, (2) untuk
diberikan mulai dari SD sampai SMP / MTS. mengetahui sampai di mana perbaikan suatu
IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, metode yang digunakan guru dalam mendidik
konsep, dan generalisasi yang berkaitan dan mengajar, dan (3) dengan mengetahui
dengan isu sosial. Pada jenjang SMP / MTs kesalahan dan kekurangan yang terdapat
mata pelajaran IPS memuat materi Geografi, dalam evaluasi selanjutnya dapat diusahakan
Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Mata perbaikan, Purwanto (2000 : 10). Teknik dan
pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik alat penilaian yang sering digunakan kepala
memiliki kemampuan sebagai berikut : sekolah adalah: (1) teknik tes, terdiri dari tes
a. Mengenal konsep-konsep yang tertulis, yaitu: tes objektif dan tes uraian, tes
berkaitan dengan kehidupan lisan, dan tes perbuatan, (2) teknik non tes
masyarakat dan lingkungannya. yang dilaksanakan melalui observasi maupun
pengamatan (Depdiknas, 2000 : 4).

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


64

Kerangka Berpikir
Intensitas Komunikasi Motivasi Belajar Siswa Prestasi Belajar Mata
Orang Tua Pelajaran IPS

Indikator – indikator Indikator – indikator Indikator – indikator


- Memperhatikan - Ketekunan dalam - Ulangan harian
kemajuan belajar - Ulangan Tengah
pendidikan anak - Ulet dalam Semester
- Terlibat dalam kegiatan menghadapi kesulitan - Ulangan akhir Semester
belajar belajar
- Menciptakan kondisi - Minat dan ketajaman
belajar yang baik dalam perhatian dalam
- Memberi bimbingan belajar
belajar - Prestasi dalam belajar
- Memberi motivasi belajar - Mandiri dalam belajar
- Menyediakan fasilitas
belajar yang lengkap

Bagan 1. Model Kerangka Pemikiran

Hipotesis
Mengacu pada tinjauan pustaka dan
kerangka pemikiran yang telah dikemukakan,
maka diajukan hipotesis penelitian sebagai
X1 R1

berikut:
1. Ada pengaruh yang signifikan R3
“Intensitas Komunikasi Orang Tua
Terhadap Prestasi Belajar IPS.
Y
2. Ada pengaruh yang signifikan
“Motivasi Belajar Terhadap Prestasi

3.
Belajar IPS.
Ada pengaruh yang signifikan “
X2 R2

Intensitas Komunikasi Orang Tua


dan Motivasi Belajar siswa Terhadap
Prestasi Belajar IPS.
Bagan 2. Desain Penelitian
III. METODE PENELITIAN Keterangan :
A. Rancangan Penelitian X1 = Intensitas Komunikasi Orang Tua Siswa
Desain penelitiannya dalam bentuk Kelas VIII SMP Negeri 2 Sakra Barat
skema sebagai berikut: Lombok Timur NTB ”.
X2 = Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII
SMP Negeri 2 Sakra Barat Lombok
Timur NTB

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


65

Y = Prestasi Belajar IPS Siswa Kelas VIII A. Analisis Pengaruh Orang Tua dan
SMP Negeri 2 Sakra Barat Lombok Motivasi Belajar Siswa terhadap
Timur NTB Prestasi Belajar IPS
Untuk menganalisis Pengaruh
B. Variabel Penelitian Komunikasi Orang Tua dan Motivasi Belajar
Penelitian ini mengkaji tiga variabel Siswa terhadap Prestasi Belajar IPS, peneliti
yaitu “ intensitas komunikasi orang tua dan menggunakan analisis Regresi Linier
motivasi belajar siswa” sebagai variabel Berganda, lengkap dengan pengkajian dan
bebas (independen variabel) yang diberi penentuan ada tidaknya hubungan antara
simbol (X1 dan X2 ) dan “ prestasi belajar IPS masing-masing variabel independen dengan
” sebagai variabel terikat (dependen variabel) variabel dependen.
yang diberi simbol (Y). Dalam penelitian ini ditetapkan dua
variabel independen yaitu Komunikasi Orang
C. Analisis data Tua (X1) dan Variabel Motivasi Belajar Siswa
Untuk menganalisis data dalam (X2), sedangkan Variabel Prestasi Belajar
penelitian ini menggunakan teknikanalisis IPS sebagai variabel dependen (Y).
statistik deskriptif dan analisis statistik Berdasarkan model yang telah
inferensial. disyaratkan dalam metode Ordinari Least
Square (OLS) dari hasil perhitungan statistik
IV. HASIL PENELITIAN DAN dengan menggunakan Program SPSS, maka
PEMBAHASAN dihasilkan data output sebagaimana
tercantum dalam Tabel 1 dibawah ini.

Tabel 1 : Hasil Regresi Berganda pengaruh Komunikasi Orang Tua dan Motivasi Belajar
Siswa terhadap Prestasi Belajar IPS
Variabel Parame Koeffisien t-value Probability
ter
Konstanta bo 16,495 3,858 0,000
Komunikasi Orang Tua (X1) b1 0,837 4,376 0,000
Motivasi Belajar Siswa (X2) b2 0,573 8,675 0,000
R = 0,937
R-square = 0,878
F-value = 133,167 (p = 0,000)
Sumber : Data diolah, tahun 2014.

Berdasarkan hasil analisis regresi dijelaskan oleh variabel lain, selain


berganda pada Tabel 1, maka dapat dibuat Komunikasi Orang Tua dan Motivasi Belajar
persamaan sebagai berikut: Siswa.
y = bo +b1x1 + b2x2 Hasil uji F pada tingkat kesalahan
y = 19,495 + 0,837 X1 + 0,573 X2 5%, diperoleh nilai Fhitung sebesar 133,167
1. Analisis Simultan dengan Ftabel sebesar 2,84 maka menolak
Secara simultan (bersama-sama) hopotesis nol (Fhitung > Ftabel). Signifikansi dari
pengaruh variabel independen terhadap uji statistik F ini juga ditunjukkan oleh
variabel dependen dapat dilihat dari nilai R besarnya probabilitas kesalahan sebesar
Square (koefisien determinasi) sebesar 0,00%. Hal ini menunjukkan bahwa
0,878, yang memberikan arti bahwa variable kemampuan variabel Komunikasi Orang Tua
Komunikasi Orang Tua dan variable Motivasi dan Motivasi Belajar Siswa dalam
Belajar Siswa dapat menjelaskan Prestasi menjelaskan Prestasi Belajar IPS Siswa SMP
Belajar IPS Siswa SMP Negeri 2 Sakra Barat Negeri 2 Sakra Barat Lombok Timur NTB
Lombok Timur NTB sebesar 87,80%, adalah nyata/signifikan.
sedangkan sisanya sebesar 12,20%

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


66

H0

F
0 2,84
Gambar 1
Uji Statistik F

Berdasarkan analisis tersebut, B. Uji Parsial Pengaruh Variabel


Komunikasi Orang Tua dan Motivasi Belajar Komunikasi Orang Tua terhadap
Siswa secara bersama-sama sangat efektif Prestasi Belajar IPS
untuk meningkatkan Prestasi Belajar IPS, Variabel Komunikasi Orang Tua (X1)
dimana kedua variabel ini berperan sebesar mempunyai koefisien regresi sebesar 0,837,
87,80% menentukan Prestasi Belajar IPS. hal ini berarti jika Komunikasi Orang Tua
Pengaruh yang sangat besar oleh kedua mengalami kenaikan sebesar satu satuan
variabel tersebut dalam meningkatkan maka Prestasi Belajar IPS Siswa SMP Negeri
Prestasi Belajar IPS, memberikan informasi 2 Sakra Barat Lombok Timur NTB (Y) akan
kepada peneliti, bahwa agar supaya Prestasi mengalami kenaikan sebesar 0,837 satuan,
Belajar IPS Siswa SMP Negeri 2 Sakra Barat cateris paribus.
Lombok Timur NTB mengalami peningkatan, Hasil uji statistik t pada tingkat
maka perlu adanya komunikasi yang baik kesalahan 5% menunjukkan bahwa variabel
yang berasal dari orang tua, maupun motivasi Komunikasi Orang Tua (X1) mempunyai nilai t
belajar dari siswa yang bersangkutan. hitung sebesar 4,376 dengan probabilitas
2. Uji Parsial kesalahan sebesar 0,0%, yang berarti
Untuk melihat sejauhmana peran variabel Komunikasi Orang Tua mempunyai
masing-masing variabel independen yaitu pengaruh nyata/signifikan terhadap Prestasi
komunikasi orang tua dan motivasi belajar Belajar IPS Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2
siswa berpengaruh terhadap variabel Sakra Barat Lombok Timur NTB.
dependen yaitu Prestasi Belajar IPS Siswa Hasil analisis tersebut memberikan
SMP Negeri 2 Sakra Barat Lombok Timur informasi bahwa peran komunikasi orang tua
NTB, maka selanjutnya peneliti perlu dengan anaknya sangat penting bagi
melakukan uji secara parsial terhadap kedua perkembangan prestasi anaknya dalam
variabel independen tersebut. belajar IPS. Suasana komunikasi orang tua di
Nilai konstanta pada persamaan rumah mempunyai peranan penting dalam
regresi linier berganda sebesar 16,495 menentukan kehidupan anak di sekolah.
sebagai variabel eksogeneous, memberikan Orang tua yang kurang memperhatikan
arti bahwa Prestasi Belajar IPS (Y) adalah kemajuan pendidikan anaknya dapat
16,495 satuan pada saat besarnya menyebabkan anaknya kurang berhasil
Komunikasi Orang Tua (X1) dan Motivasi dalam belajarnya. Perhatian yang diberikan
Belajar Siswa (X2) sama dengan 0 (nol) atau harus disesuaikan dengan kebutuhan anak,
pada saat tidak ada Komunikasi Orang Tua dimana keluarga merupakan lingkungan
dan Motivasi Belajar Siswa. pendidikan yang utama bagi para siswa,

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


67

sebab pada lingkungan keluarga inilah mengkomunikasikan kebutuhan fasilitas


seorang siswa pertama-tama memperoleh belajar anaknya. komunikasi orang tua
pengalaman hidupnya, yang menjadi dasar sebagai pendidik meliputi: kesadaran akan
bagi perkembangan hidup. dan siswa lebih kemajuan pendidikan anak, keterlibatan
banyak waktu di rumah dibandingkan dengan dalam kegiatan belajar anak di sekolah
disekolah, sehingga lingkungan keluarga maupun di rumah, keterlibatan dalam
banyak dihubungkan dengan prestasi belajar menciptakan kondisi belajar yang baik,
anak. penyediaan fasilitas belajar, dan bimbingan
Karena itu, yang bertanggung jawab serta dorongan untuk lebih menggiatkan anak
sepenuhnya terhadap pendidikan seorang belajar IPS.
anak bukan hanya terletak pada guru, namun C. Uji Parsial Pengaruh Motivasi
peran orang tua lebih menentukan, di Belajar Siswa terhadap Prestasi
samping lingkungan sekolah, dan lingkungan Belajar IPS
masyarakat. Orang tua menjadi salah satu Variabel Motivasi Belajar Siswa (X2)
kunci keberhasilan anak dalam belajar, mempunyai koefisien regresi sebesar 0,573,
sehingga orang tua perlu menciptakan hal ini berarti jika Motivasi Belajar Siswa
komunikasi yang intens dengan anaknya mengalami kenaikan sebesar satu satuan
terhadap proses belajar anaknya. Orang tua maka Prestasi Belajar IPS Siswa SMP Negeri
harus menjadikan rumah sebagai wadah 2 Sakra Barat Lombok Timur NTB (Y) akan
untuk berkomunikasi secara intens dengan mengalami kenaikan sebesar 0,573 satuan,
anaknya yang berhubungan dengan kegiatan cateris paribus.
belajar anak di rumah dan di luar rumah serta Hasil uji statistik t pada tingkat
pemenuhan kebutuhan belajar anak. Orang kesalahan 5% menunjukkan bahwa variabel
tua dituntut selalu mengkomunikasikan Motivasi Belajar Siswa (X2) mempunyai nilai t
kebutuhan pendidikan anaknya, karena anak hitung sebesar 8,675, dengan probabilitas
membutuhkan komunikasi dalam bentuk kesalahan sebesar 0,0%, yang berarti
perhatian dan penghargaan sebab variabel Motivasi Belajar Siswa mempunyai
komunikasi seperti itu dapat memberi pengaruh nyata/signifikan terhadap Prestasi
motivasi dan memperlancar proses belajar Belajar IPS Siswa SMP Negeri 2 Sakra Barat
anak. Apabila dihubungkan antara kehidupan Lombok Timur NTB.
anak di rumah dengan orang tua, maka orang Motivasi dapat memberikan kekuatan
tua harus menciptakan rumah itu sebagai (energi) yang dapat meningkatkan antusias
“learning environment”, mengajarkan nilai- siswa dalam belajar, baik yang bersumber
nilai kebaikan moral, etis, dan sebagainya. dari dalam diri individu itu sendiri (motivasi
Orang tua dituntut untuk dapat bersikap intrinsik) maupun dari luar individu (motivasi
seperti guru. Tahu masalah, dan tugas ekstrinsik). Seberapa kuat motivasi yang
anaknya di sekolah. Ia juga harus pandai dimiliki siswa akan banyak menentukan
mengevaluasi perkembangan anaknya, lebih terhadap kualitas belajarnya, dalam upaya
berpengaruh dari guru dan sebagainya. pencapaian prestasi belajar IPS seorang
Komunikasi orang tua dengan siswa.
anaknya dalam kegiatan belajar IPS sangat Motivasi mempunyai fungsi yang
diperlukan, sebab komunikasi seperti itu penting dalam belajar, karena motivasi akan
dapat meningkatkan kualitas belajar anak. menentukan intensitas usaha belajar yang
Komunikasi yang harmonis antara orang tua dilakukan siswa. para siswa yang memiliki
dengan anaknya adalah komunikasi yang motivasi tinggi, belajarnya lebih baik
penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dibandingkan dengan siswa yang motivasi
bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman belajarnya rendah. Hal ini dapat dipahami,
untuk menyukseskan belajar anak sendiri. karena siswa yang memiliki motivasi belajar
Orang tua harus dapat menciptakan suasana tinggi akan tekun dalam belajar dan terus
rumah menjadi tenang dan tentram sehingga belajar secara kontinyu tanpa mengenal
anaknya betah dan bergairah untuk belajar. putus asa serta dapat mengesampingkan hal-
Di samping itu, yang tidak kalah pentingnya hal yang dapat mengganggu kegiatan belajar
adalah bagaimana orang tua yang dilakukannya.

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


68

Aspek motivasi dalam keseluruhan dapat menjelaskan Prestasi Belajar IPS


proses belajar mengajar sangat penting, Siswa SMP Negeri 2 Sakra Barat
karena motivasi dapat mendorong siswa Lombok Timur NTB sebesar 87,80%,
untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu sedangkan sisanya sebesar 12,20%
yang berhubungan dengan kegiatan belajar. dijelaskan oleh variabel lain;
Motivasi dapat memberikan semangat 2. Komunikasi Orang Tua berpengaruh
kepada siswa dalam kegiatan-kegiatan nyata/signifikan terhadap Prestasi Belajar
belajarnya dan memberi petunjuk atas IPS Siswa SMP Negeri 2 Sakra Barat
perbuatan yang dilakukannya. sehingga Lombok Timur NTB. Orang tua menjadi
siswa yang bersangkutan dapat mencapai salah satu kunci keberhasilan anak
hasil belajar yang optimal. dalam belajar, sehingga orang tua perlu
Siswa dalam belajar hendaknya menciptakan komunikasi yang intens
merasakan adanya kebutuhan psikologis dengan anaknya terhadap proses belajar
yang normatif. Siswa yang termotivasi dalam anaknya. Orang tua harus menjadikan
belajarnya dapat dilihat dari karakteristik rumah sebagai wadah yang paling tepat
tingkah laku yang menyangkut minat, bagi siswa yang berhubungan dengan
ketajaman, perhatian, konsentrasi, dan kegiatan belajar; dan
ketekunan. Siswa yang memiliki motivasi 3. Motivasi Belajar Siswa berpengaruh
rendah dalam belajarnya menampakkan nyata/signifikan terhadap Prestasi Belajar
keengganan, cepat bosan, dan berusaha IPS Siswa SMP Negeri 2 Sakra Barat
menghindar dari kegiatan belajar. sehingga Lombok Timur NTB. Motivasi baik yang
motivasi menentukan tingkat berrhasil berasal dari internal maupun eksternal
tidaknya kegiatan belajar siswa. Sehingga dapat membuat seseorang siswa
wajar kalau motivasi siswa menjadi salah satu terdorong untuk selalu disiplin dalam
faktor yang menentukan prestasi belajar IPS belajar sehingga Prestasinya meningkat.
seorang siswa.
Mengingat demikian pentingnya DAFTAR PUSTAKA
peranan motivasi bagi siswa dalam belajar,
maka segenap stake holder dibidang Ahmad, Talim dan Abdul Rahman 1992.
pendidikan diharapkan dapat membangkitkan Pengaruh Perhatian Orang Tua
dan meningkatkan motivasi belajar siswa, danJumlah Bersaudara terhadap
agar siswa dapat mencapai hasil belajar yang Prestasi Belajar MatematikaSiswa
optimal, karena pada kenyataannya tidak Kelas 1 SMA Pembangunan
semua siswa memiliki motivasi belajar yang Ujungpandang. Ujungpandang:
tinggi dalam belajar. Lembaga Penelitian IKIP
Ujungpandang.
V. KESIMPULAN DAN SARAN Anastasi, Anne. 1976. Psychological Testing.
Sesuai dengan latar belakang dan MacMillan PublishingCompany. Inc.
permasalahan yang ada, maka hasil New York. Andersch, E.G. et al.
penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa: 1969. Communication in Everyday
1. Komunikasi Orang Tua dan Motivasi Use. Renehart Press.San Fransisco.
Belajara Siswa secara bersama-sama Ardana, Wayan. 1986. Dasar-dasar
berpengaruh nyata terhadap Prestasi Kependidikan, Pengaruh Pendidikan
Belajar IPS Siswa SMP Negeri 2 Sakra luassekolahterhadap Pendidikan di
Barat Lombok Timur NTB di tunjukkan Sekolah. Modul 4. IKIP Fakultas
oleh hasil uji F pada tingkat kesalahan IlmuPendidikan. Malang.
5%, diperoleh nilai Fhitung sebesar Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
133,167 dengan probabilitas kesalahan Penelitian Suatu Pendekatan
sebesar 0,00%. Besarnya pengaruh Praktek.PT. Rineka Cipta. Jakarta.
dilihat dari nilai R Square (koefisien Arikunto, Suharsimi. 2000. Manajemen
determinasi) sebesar 0,878, yang Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
memberikan arti bahwa Komunikasi
Orang Tua dan Motivasi Belajar Siswa

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1


69

Dimyati dan Mudjiono. 1999. Belajar


dan Pembelajaran. Rineka
Cipta.Jakarta.rk
Sardiman A.M. 1992. Interaksi dan Motivasi
Belajar Mengajar. Rajawali
Pers.Jakarta.
Soehartono, Irawan. 1999. Metode Penelitian
Sosial. Remaja Rosdakarya.Bandung.
Tiro, Muhammad Arif. 2000. Analisis Korelasi
dan Regresi. Makassar University
Press. Makassar.
Tirtaraharja, Umar dan La Sula. 2000.
Pengantar Pendidikan. Reneka
Cipta.Jakarta
Candiasa. 2007. Statistik Multivariat. Bahan
Ajar. DIKSH . Undiksha Singaraja.
Depdikbud. 1997. Bahan Penataran
Pengujian Pendidikan. Jakarta :
Puslitbang Sisjian Balitbang
Depdikbud.
Depdiknas. 2000. Penyusunan Butir Soal dan
Instrumen Penilaian. Jakarta
——, 2007. Pendidikan dan Pelatihan
Supervisi Akademik
dalamPeningkatan Profesionalisme
Guru. Jakarta
Dimyati & Mudjiono. 1994. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta : Proyek
Pembinaan dan Peningkatan Mutu
Kependidikan, Dirjen Dikti Depdikbud.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi
Belajar. Jakarta : Rineka Cipta
Djalal, M.F. 1986. Penilaian Dalam
Pengajaran Bahasa Asing. Malang:
P3TIKIP Malang
Guilford. 1973. Pshycological Testing, Allyn
Bacon. Inc
Hamalik, Oemar. 2000. Psikologi Belajar dan
Manager. Bandung : Sinar
BaruAlgessindo
Makmun, Abin Syamsudin. 1996. Psikologi
Pendidikan. Bandung :Rosdakarya.
Moeliono, Anton, dkk. 2002. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Edisi
Ketiga.Jakarta : Balai Pustaka.
Nasution, Farid. 2001. Hubungan Metode
Mengajar Dosen,
KeterampilanBelajar, Sarana Belajar
dan Lingkungan Belajar dengan
Prestasi Beajar Mahasiswa. Jurnal
Ilmu Pendidikan. Jilid 8. Nomor 1.

Paedagoria, April 2015, ISSN 2086-6356 Vol. 11, No. 1

Anda mungkin juga menyukai