Anda di halaman 1dari 2

ILMU DAN PARADIGMA ILMU (Pertemuan 1)

A. Ilmu
Ilmu adalah bagian dari pengetahuan yang terklarifikasi, tersistem,
terukur, dan dapat dibuktikan kebenarannya secara empiris. Sedangkan
pengetahuan adalah informasi berupa common sense, keseluruhan pengetahuan
yang belum tersusun baik metafisik maupun fisik.
Peneltian tentang “Hubungan antara efikasi diri (aspek kognitif, motivasi,
afeksi, dan seleksi) dengan keputusan untuk melakukan pengobatan penderita
kusta di Karang Penang kabupaten Sampang” merupakan suatu ilmu karena
penelitian tersebut meliputi 3 unsur dalam proses mendapatkan ilmu, yaitu :
1) Aktivitas
Adanya aktifitas dari peneliti yang berupa kegiatan berfikir secara
empiris dan rasional merupakan salah satu unsur untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Dalam penelitian ini, unsur berfikir empiris dilakukan dengan
melihat fenomena yang ada yaitu semakin meningkatnya penderita kusta di
daerah Karang Penang Kabupaten Sampang, dimana hal tersebut
berbanding terbalik dengan jumlah kunjungan para penderita dalam
melakukan pengobatan kusta di pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas)
setempat yang relatif rendah.
Melihat fakta tersebut, selanjutnya peneliti berfikir secara rasional
dengan menggali beberapa faktor yang dapat berhubungan dengan kejadian
tersebut dari berbagai sumber literatur, hingga akhirnya peneliti tertarik
untuk melihat efikasi diri yang dimiliki para penderita kusta sehingga dapat
memicu pengambilan keputusan dalam melakukan pengobatan di Karang
Penang kabupaten Sampang.
2) Metode
Setelah melalui proses berfikir empiris dan rasional, penelitian
dilanjutkan dengan menyusun rankaian metode ilmiah sebagai salah satu
unsur juga dalam memperoleh ilmu pengetahuan. Rangkaian metode
tersebut mencakup berbagai tindakan pikiran, pola kerja, tata langkah dan
cara tekhnis untuk memperoleh pengetahuan baru atau mengembangkan
pengetahuan yang ada. Metode tersebut antara lain :
a) Pola Prosedural
Penelitian dilakukan dengan cara berfikir induktif (khusus-umum)
kemudian dilakukan pengukuran menggunakan alat ukur kuosioner yang
berisi beberapa point pertanyaan untuk mengetahu tingkat efikasi diri
yang terdiri dari aspek kognitif, motivasi, afeksi, dan seleksi.
Hasil dari kuosiner tersebut nantinya akan dikategorikan kedalam
angka-angka sesuai dengan ketentuan yang telah dirancang sebelumnya.
b) Tata Langkah
Dalam menyusun metode juga perlu dilakukan penentuan
masalah dari penelitian, sebagai berikut : “Apakah ada hubungan antara
efikasi diri (aspek kognitif, motivasi, afeksi, dan seleksi) dengan
keputusan untuk melakukan pengobatan penderita kusta di Karang
Penang kabupaten Sampang?”
Kemudian dilakukan penyusunan hipotesis sebagai dugaan
sementara yang nantinya akan dibuktikan kebenarannya melalui proses
pengumpulan, pengelompokan, analisis, dan pengujian hasil, sehingga
dapat ditarik kesimpulan akhir dari penelitian yang dilakukan.
3) Pengetahuan
Dari berbagai proses tersebut diatas, pada akhirnya akan diperoleh
pengembangan pengetahuan berupa hubungan antara efikasi diri (aspek
kognitif, motivasi, afeksi, dan seleksi) dengan keputusan untuk melakukan
pengobatan penderita kusta. Dimana hasil ini dapat dibuktikan
kebenarannya secara empiris karena telah dilakukan verifikasi
menggunakan uji yang sesuai dengan jenis penelitian.
B. Paradigma Ilmu
Paradigma ilmu yang digunakan dalam penelitian ini adalah
konstruktivisme, dimana suatu ilmu tidak hanya mengandalkan pengamatan
langsung terhadap objek, akan tetapi juga merupakan hasil dari konstruksi
kognitif dengan membuat struktur, kategori, konsep, skema, yang diperlukan
untuk membentuk pengetahuan.

Anda mungkin juga menyukai