Makalah Final Spi
Makalah Final Spi
PERKEMBANGAN ISLAM
Oleh: ARSYIK
NIM: 80100220079
Dosen Pemandu:
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pemimpin merupakan hal yang sangat final dan fundamental. Ia menempati posisi
Dan ia pun memiliki kekuasaan yang sangat strategis didalam mengatur pola
memimpin akan mengarahkan umatnya kepada tujuan yang ingin dapat dicapai.
apabila ada seorang jama’ahnya yang memiliki pemimpin prima (sangat baik),
dan juga kreatifitas amaliyah, dengan dipastikan dalam perjalanan umatnya akan
masyarakatnya.1
menasihati kelompok agar bisa efisien yang diperlukan untuk mencapai suatu
merupakan faktor penentu efektif dan efisien dalam suatu organisasi. Sebab,
pemimpin yang sukses itu mampu mengelola organisasi secara konstruktif dalam
dewasa, kritis, bisa di andalkan, suka bekerjasama, tegas dalam penguasaan diri
tersebut adalah berpikir secara spiritualitas, spritualitas yang dimaksud ialah tidak
1
Hadarawi Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, (Yogyakarta: Gajah Mada University
Press, 1993), h. 17.
2
Hadarawi Nawawi, Kepemimpinan Menurut Islam, h. 27.
3
Ary Ginanjar Agustian, ESQ Power, Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan, (Jakarta: Arga,
2003), h.4.
Pola kepemimpinannya Umar bin Abdul Aziz adalah seperti halnya serupa
dengan keturunan dari khalifah Umar bin Khattab. Umar bin Abdul Aziz menjadi
seorang pemimpian pada Dinasti Umayyah yang memimpin kurang lebihnya dari
91 H-101 H tersebut karena sangatlah bersejarah pada masa itu. Pada masa
aspek kehdupan, oleh karena itu pada makalah kami akan membahas
perkembangan islam pada masa kepemimpinan Khalifah Umar Bin Abdul Aziz.
B. Rumusan Masalah
Islam?
C. Tujuan Penulisan
Abdul Aziz
mengembangkan Islam
BAB II
PEMBAHASAN
profetik adalah sumber aktivitas, sumber peraturan, dan keselarasan hidup dalam
masyarakat, oleh karena itu ia harus memiliki sifat-sifat tertentu seperti, tubuh sehat,
pemberani, cerdas, kuat, pecinta keadilan dan ilmu pengetahuan, serta memiliki akal
yang sehat yang sempurna yang dapat berkomunikasi dengan akal kesepuluh,
Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah pada tahun 99 H, pada hari
wafatnya khalifah Sulaiman bin Abdil Malik. Khalifah Sulaiman telah mewasiatkan
kekhilafahan kepada Umar bin Abdul Aziz ketika ia ditimpa sakit demam. Saat itu
puteranya ‘Ayub masih kanak-kanak, belum baligh”. Anaknya yang lain Daud hilang
khalifah kecuali Umar bin Abdul Aziz. ketika Umar bin Abdul Aziz masuk ke rumah
kebesaran khalIfah beliau jual dan hasil penjualannya dimasukan ke Baitul Mall.
Umar bin Abdul Aziz memerintahkan agar diumumkan ke khalayak bahwa: siapa saja
4
Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalah Al Farabi, Arāul ahl
Madīnah al-Fādilah, (Beirut: Mathba’ah As-Sa’adah, 1324), h. 102-103.
yang telah dizhalimi hendaklah ia melaporkannya. Umar bin Abdul Aziz tidak
membiarkan sedikitpun kekayaan yang ada pada kekuasaan Sulaiman dan apa yang
ada di tangan orang-orang yang zalim kecuali beliau kembalikan kepada pihak-pihak
Umar Bin Abdul Aziz dilantik menjadi khalifah stelah kematian sepupunya,
Khalifah Sulaiman atas wasiat khalifah tersebut. Setelah mengambil alih tampuk
pemerintahan, beliau telah mengubah beberapa perkara yang lebih mirip kepada
sistem feodal menjadi sistem yang pernah di terapkan oleh Rasulullah saw., dan
Khulafa’ al-Rosyidin.
Beliau dalam hal ini khalifah Umar Bin Abdul Aziz sangat mementingkan
Umar bin Adul Aziz setelah di angkat menjadi gubernur Madinah oleh Walid bin
Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terkenal dengan keadilannya telah
dilayani dengan adil tidak melihat keturunan dan pangkat supaya keadilan dapat
5
Ali Muhammad Ash Shallabi, Khalīfah Ar-Rasidu Wal Muslihu Al Kabir, terj. Khairul
Amru Harahap, (Jakarta: al-Kautsar, 2008) h. 59.
keadilan di zaman khalifah Umar bin Khattab, Umar bin Abdul Aziz mampu
aman pada jiwa manusia dari rasa ketakutan, memberi makan orang-orang karena
khalifah yang bijaksana, adil, jujur, sederhana, alim, wara’, tawadhu’ dan zahud, yang
disetarakan dengan Umar bin Khattab yang sebelumnya dikenal sebagai orang yang
Umar bin Abdul Aziz mendirikan sekolah-sekolah. Umar bin Abdul Aziz
mendirikan sekolah-sekolah Umar bin Abdul Aziz juga sangat besar jasanya dalam
sebagai sumber hukum Islam yang kedua secara resmi pertama kali dilakukan atas
pendidikan yang bersifat desentralisasi, yaitu pendidikan tidak hanya terpusat di Ibu
kota Negara saja, tetapi sudah dikembangkan secara otonom di daerah yang telah
dikuasai seiring dengan ekspansi teritorial pendidikan dimasa ini belum memiliki
Madinah, Mesir, Cordova dan beberapa kota lainnya seperti: Fistat (Mesir), Palestina
kala itu. Pendidikan dimasa Umar bin Abdul Aziz bertambah dengan pendidikan
istana, pendidikan rakyat, pendidikan dasar (kuttab), dan tinggi, materi yang
diajarkan adalah agama, sejarah, geografi, bahasa, filsafat, mantik, kimia, astronomi,
Afrika Utara.
Salah satu kebijakan yang diterapkan oleh Umar Bin Abdul Aziz adalah
larangan pencaci makian terhadap Ali Bin Abi Thalib. Khalifah melarang rakyat
untuk mencacimaki Ali Bin Abi Thalib dalam pidato atau khutbah jumat.
Sebelumnya caci yang dilakukan oleh khalifah yang terdahulu yaitu khalifah
Mu’awiyah sampai sulaiman sebagai suatu kebijakan untuk menjauhkan rakyat dari
pengaruh syi’ah. Bahkan bukan sekedar cacian bahkan laknatan, ini menimbulkan
dendam dikalangan kekuarga syi’ah, maka ketika Umar menjadi pemimpin, ia segera
dengan dihentikanya kebiasaan pencacimakian kepada Ali Bin Abi Thalib ini, maka
hal ini membuat mereka merasa lebih dihargai, mulai mendapat perhatian dan
pengakuan yang sama dari pemerintah, yang tidak mereka dapatkan pada masa
ini menjadi bukti bahwa Umar Bin Abdul Aziz telah mampu menciptakan
membuat keputusan untuk mengambil kembali harta dari keluarga Bani Umayyah
yang didapat para pejabat dengan cara yang zalim. Harta itu kemudian dikembalikan
kepada pemiliknya semula yang berhak dan bai harta yang statusnya tidak diketahui,
maka harta tersebut dikembalikan ke baitul Mal. Keputusan Umar ini mengakibatkan
banyak masyarakat yang mengadukan tentang kezoliman yang pernah mereka alami.
Seperti ketika sekelompok masyarakat, mengadu serta membawa bukti tentang kios
8
Ira M. Lapidus, Sejarah Sosial Umat Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1999), h.
95-95.
yang diambil oleh Ruh Bin Walid Abdul Malik. Maka dari itu Umar langsung
memerintahkan Ruh untuk mengembalikan kios tersebut, dan jika tidak dikembalikan
pemiliknya.9
Dengan kebijakan Umar ini dianggap sangat bijak karena telah memberikan
perhatian kepada rakyatnya. Langkah ini juga berdampak pada Baitul Mal yang saat
itu juga mendapatkan pengaruh karena dari harta yang tidak jelas kepemilikannya,
pemasukan. Hal ini pula yang menjadi alasan Umar memecat beberapa pejabatnya
yang zalim.
dikenal sebagai sosok muslim yang taat, ia tetap menunjukan sikap toleransi terhadap
orang-orang Kristen dan orang-orang yahudi. Umar juga telah menurunkan upeti
orang-orang yahudi dari Nazran dari 2000 potong kain menjadi 200 potong, namun
Umar tidak menyetujui orang-orang Yahudi dan Kristen untuk menduduki jabatan
penting. Akan tetapi ia tetap memberikan hak lain kepada mereka dengan
dalam syarat-syarat penyerahan dulu, dan secara sah dirampas dari mereka.
9
Farid Khoeroni, Kharj: Kajian Histori Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz,
Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, 2015, 6 No.2.
Langkah Umar ini telah mampu menciptakan kerukunan dan persatuan pada
saat itu. Hal ini juga membuat situasi Bani Umayyah menjadi aman dan kondusif.
Umar telah menerapkan politik damai dan karena hal ini pula probelama yang muncul
dapat teratasi.
Umar Bin Abdul Aziz untuk melihat langsung cara kerja gubernur, serta dalam
rangka menegakkan kebenaran dan keadilan.10 Umar Bin Abdul Aziz telah
menyebutkan bahwa “pemerintahan itu tidak akan berdiri dari beberapa pondasi yang
Seorang gubernur adalah pondasi utama dan seorang hakim adalah pondasi kedua,
pengurus baitul mal adalah pondasi ketiga dan pondasi keempat adalah khilafah”. Ini
adalah pembagian pokok yang bersifat umum, yang tidak lain adalah gubernur yang
yang mengurus keuangaan Negara, dan khalifah yang menjadi kepala Negara dan
10
Akhmad Saufi dan Hasmi Fadillah, Sejarah Peradaban Islam, (Cet. 1. Yogyakarta:
Deepublish, 2015), h. 173.
Ilmu permanen diberbagai masjid, serta menugaskan beberapa orang untk mengajar
dan memberikan pemahaman agama kepada masyarakat. Selain itu juga Umar
mengangkat beberapa orang ulama untuk mengisi jabatan resmi untuk urusan
stabil. Dengan adanya pembagian tugas ini para pejabat bisa melakukan kerjaannya
dengan peranannya masing-masing. Berkat pembagian tugas ini pula, segala aspek
berdampak pada ditemukannya orang-orang yang tidak lagi layak untuk menerima
zakat. Hal ini dapat terjadi karena rakyat sudah berada pada kondisi makmur dan
Selain itu pengeloaan baitul mal juga dapat terorganisasi dengan baik. Karena
dalam pengelolaanya, baitul mal sebagai kas Negara, tidak hanya berfungsi sebagai
pembangunan prasarana umum, bahkan baitul mal juga bisa dipakai untuk proyek
penerjemahan buku-buku dan dakwa islam. Sehingga manfaat dari baitul mal ini
dapat dinikmati oleh semua orang. Hal ini tentunya berbeda dengan pemerintahan
11
Ali Muhammada Ash-Shallabi, Biografi Umar Bin Abdul Aziz, (Jakarta: Beirut, 2014). h.
355-359.
Salah satu kebijakan Umar dalam hal ekspansi yang biasanya ditempuh
muslimin dan non muslimin. Ia memerintah agar agar pasukan yang melakukan
upaya penaklukan konstatinopel sejak pemerintahan Sulaiman Bin Abdul Malik agar
Kebijakan ini merupakan salah satu langkah Umar dalam hal mengurangi
kekacauan dari tindakan peperangan yang selama ini dilakukan oleh para pemimpin
cara peperangan. Umar kemudian mengambil kembali cara baru dengan mencoba
pada perkembangn islam dibidang social politik pada masanya. Jasa beliau yang
12
Ahmad Choirul Rafiq, Cara Mudah Memahami Sejarah Islam, (Cet. 1. Yogyakarta: Divas
Press, 2019), h. 88.
daerah mereka masing-masing. Ia menulis surat kepada Abu Bakar Bin Amru Bin
Hazm, pejabat kota Madinah utuk mengumpulkan hadis karena khawatir lenyapnya
kepada Amrah Binti Abdurrahman dan al-Qosim Bin Muhammad Bin Abu Bakar.
Akan tetapi upacaya pengumpulan ini belum tersusun secara sistematis dan tidak
Langkah yang diambil oleh khalifah ini dianggap sebagai langkah yang sangat
baik dan bijak, sehingga memberikan dapak yang cukup besar terhadap
perkembangan hadis pada masa-masa selanjutnya hingga sekarang ini. Langkah ini
telah berhasil membuat banyak perawi hadis bermunculan. Walaupun saat itu hadis
belum dikatan sempurna karena belum disusun secara menyeluruh. Akan tetapi
kebijakan ini sangat berpengaruh karena ini menjadi langkah awal dalam
penyeleksian hadis-hadis palsu yang saat itu banyak beredar di kalangan masyarakat.
dan penuh perhitungan dalam mengambil sikap. Reformasi yang dilukannya sejak
awal, semata-mata untuk memperbaiki tatanan kehidupan Bani Umayyah yang saat
itu kurang stabil. Alhasil beliau mampu membuat program kerja atau kebijakan yang
13
Syikh Manna’ al-Qathan, Pengantar Studi Ilmu Hadis, (Cet. 1. Jakarta: Pustaka al-Kaustar,
2005), h. 52.
Terlepas dari beberapa persoalan dan kendala dimasa kepemimpinan Umar di
bersih, adil, dan penuh kebijaksanaan itu telah mengantarkan dinasti Umayyah
kebijaksanaan dibidang social politik, telah memberi pemgaruh yang sangat besar
menciptakan rasa aman dan damai, serta menciptakan kesatuan di lingkungan Bani
Umayyah saat itu. Ia menjadi sosok tauladan bagi setiap pemimpin, terutama
BAB III
KESIMPULAN
A. Penutup
1. Konsep Kepemimpinan Menurut Umar bin Abdul Aziz
Pada kesimpulannya, secara umum karakter kepemimpinan Umar bin Abdul Aziz
masyarakat, oleh karena itu ia harus memiliki sifat-sifat tertentu seperti, tubuh
sehat, pemberani, cerdas, kuat, pecinta keadilan dan ilmu pengetahuan, serta
memiliki akal yang sehat yang sempurna yang dapat berkomunikasi dengan akal
kesepuluh, pengatur bumi dan penyampaian wahyu. Hal ini sangat bersesuain
Umar Bin Abdul Aziz telah mampu menciptakan ketentraman pada masa
Harta dari keluarga Bani Umayyah yang didapat para pejabat dengan cara
Langkah Umar ini telah mampu menciptakan kerukunan dan persatuan pada
saat itu. Hal ini juga membuat situasi Bani Umayyah menjadi aman dan
kondusif. Umar telah menerapkan politik damai dan karena hal ini pula
Dalam bidang ini Umar melaukan pembagian tugas atau membentuk beberapa
Dalam poin ini maksudnya Umar ingin mengembangkan Islam dengan tidak
B. Saran
Dari tugas makalah tersebut, banyak hal yang dapat kami pelajari. semoga
kami mengenai kemajuan Islam masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz. Demikian
makalah yang dapat kami buat. Apabila ada kata-kata yang kurang berkenan atau belum
sesuai dengan apa yang harapkan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik
dan saran yang membangun kami agar dalam tugas-tugas selanjutnya, kami dapat
DAFTAR PUSTAKA
Abu Nashr Muhammad ibn Muhammad ibn Tarkhan ibn Auzalah Al Farabi, Arāul
ahl Madīnah al-Fādilah. Beirut: Mathba’ah As-Sa’adah, 1324
al-Maududi, Abu A’la. Wawasan Sistem Politik Islam. Jakarta: al-Kautsar, 1984.
al-Qathan, Syikh Manna’. Pengantar Studi Ilmu Hadis. Cet. 1. Jakarta: Pustaka al-
Kaustar, 2005.
Agustian , Ary Ginanjar. ESQ Power, Sebuah Inner Journey Melalui Al-Ihsan.
Jakarta: Arga, 2003.
Ash-Shallabi, Ali Muhammada. Biografi Umar Bin Abdul Aziz. Jakarta: Beirut.
2014.
Choirul Rafiq, Ahmad. Cara Mudah Memahami Sejarah Islam. Cet. 1. Yogyakarta:
Divas Press, 2019.
Hasmi Fadillah, Akhmad Saufi. Sejarah Peradaban Islam. Cet. 1. Yogyakarta:
Deepublish 2015.
Khoeroni, Farid. Kharj: Kajian Histori Pada Masa Khalifah Umar Bin Abdul Aziz,
Pemikiran Hukum dan Hukum Islam, 2015.
Lapidus, Ira M. Sejarah Sosial Umat Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
1999.
Nawawi, Hadarawi. Kepemimpinan Menurut Islam. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press, 1993.
Shaban. Sejarah Islam, (600-750) Penapsiran Baru, terj. Machnun Husein. Jakarta:
Rajawali Press, 1993.