barang atau turunnya daya beli uang (value of money). Inflasi selalu terjadi setiap saat. Sehingga pemerintah selalu mempunyai asumsi terhadap inflasi di tahun berjalan. Jika diibaratkan, inflasi bagaikan garam yang dibutuhkan secukupnya untuk membuat ekonomi tumbuh. Tanpa adanya inflasi maka ekonomi akan lesu tidak bergairah. Jadi Inflasi bukan musuh ekonomi, tetapi yang dihindarkan adalah hiperinflasi. Untuk mengantisipasi hiperinflasi, maka pemerintah mempunyai instrumen pengendali melalui Bank Sentral (BI). Biasanya BI akan mengatur suku bunga dengan menaikan atau menurunkannya. Disamping itu, untuk komoditi utama penyumbang inflasi, pemerintah biasa melakukan operasi pasar melalui Bulog. Misalnya pemerintah menjual beras murah untuk menstabilkan harga beras yang membubung tinggi. Secara khusus, Inflasi terjadi karena permintaan lebih banyak dari penawaran. Namun pada saat terjadi inflasi, sebetulnya tidak semua barang harganya naik, bisa jadi beberapa item harganya tetap atau malah turun. Misalnya kenaikan harga cabe, tidak sertamerta menaikan harga bawang, begitu juga sebaliknya. Kenaikan harga ini sedikit maupun banyak akan berpengaruh kepada angka inflasi. Biasanya Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan harga komoditas penyumbang yang menyebabkan terjadinya inflasi tersebut. Terkait pertanyaan mengapa inflasi bisa terjadi? tentu ada faktor umum dan faktor intrinsik. Faktor umum adalah suku bunga. Selagi suku bunga digunakan dalam perekonomian, maka inflasi tidak akan bisa dihindari. Dalam hal ini pemerintah menstabilkan dengan suku bunga BI. Yang kedua faktor intrinsik produk tertentu dimana penawaran lebih sedikit dari permintaan, biasanya karena kekurangan stok.