Anda di halaman 1dari 3

NAMA : UTAMAWATI

NIM : PO.62.24.2.21.563

KELAS / NO ABSEN:B /30

MENINGKATKAN UNIVERSAL PRECAUTION (UP)

1. Sumber infeksi nosokomial diputus


Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi dilingkungan rumah sakit.
Seseorang dikatakan mengalami infeksi nosokomial jika infeksinya didapat ketika
berada atau menjalani perawatan di rumah sakit.
Infeksi nosokomial bisa terjadi pada pasien, perawat, dokter, serta pekerja atau
pengunjung rumah sakit.
Beberapa contoh penyakit yang dapat terjadi akibat infeksi nosokomial adalah infeksi
aliran darah, pneumonia, infeksi saluran kemih (ISK), infeksi luka (ILO).
Langkah-langkah pencegahan infeksi nosokomial menjadi tanggung jawab seluruh
orang yang berada di rumah sakit termasuk petugas kesehatan seperti dokter, perawat,
pasien, dan orang yang berkunjung.
Adan pun langkahnya untuk mencegah atau memutus penyebaran infeksi ini adalah :
1. Cuci tangan
Mencuci tangan dengan cara yang benar sesuai dengan rekomendasi dari WHO
pada saat berada dirumah sakit.
Ada 5 waktu wajib untuk cuci tangan, yaitu :
a. Sebelum memegang pasien
b. Sebelum melakukan prosedur dan tindakan kepada pasien
c. Setelah terpapar dengan cairan tubuh ( darah, urin atau feses)
d. Setelah menyentuh pasien
e. Setelah menyentuh barang-barangdisekitar paisen

2. Jaga kebersihan lingkungan rumah sakit


Rumah sakit dibersihkan dengan cairan pembersih atau desinfektan 2-3 kali per
hari, sementara dindingya perlu dibersihkan tiap 2 minggu

3. Gunakan alat sesuai dengan prosedur


Tindakan medis dan penggunaan alat atau selang yang menempel pada tubuh,
seperti infus, alat bantu napas, atau kateter urine, harus digunakan dan dipasang
sesuai SOP (standar operasional prosedur) yang berlaku di tiap-tiap rumah sakit
dan sarana kesehatan.

4. Tempatkan pasien berisiko di ruang isolasi


Penempatan pasien harus sesuai dengan kondisi dan penyakit yang diderita.
Contohnya, pasien dengan daya tahan tubuh yang rendah atau pasien yang
berpotensi untuk menularkan penyakit ke pasien lain akan ditempatkan di ruang
isolasi.

5. Gunakan APD (alat pelindung diri) sesuai SOP


Staf dan setiap orang yang terlibat dalam pelayanan di rumah sakit perlu
menggunakan alat pelindung diri sesuai SOP, seperti sarung tangan dan masker,
saat melayani pasien.

2. Menjaga kesetrilan alat


Menjaga kesetrilan alat yaitu menjaga kesetrilan alat dari semua mikroorganisme
yang mengkontaminasi yang bisa menyebabkan mudah terjadi infeksi atau salah satu
sumber terjadinya infeksi .
Tujuan dari steril adalh untuk menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam
keadaan siap pakai , untuk mencegah peralatan rusak, mencegah infeksi silang,
menjamin kebersihan alat dan menetapkan produk akhir dinyatakan steril dan aman
digunakan pasien.
Sterilisasi dapat dilakukan dg beberapa metode yaitu :
a. Sterilisasi dgn suhu tinggi seperti uap (steam heat) dan sterilisasi panas kering
( dry heat)
b. Sterilisasi dgn suhu rendah seperti ethylene oxide, hydrogen peroxide plasma
sterilization dan formaldehhyde atau formalin
c. Sterilisator dg cairan kimia seperti paracetic acid, glutaral dehyde dan hydrogen
peroxide
d. Sterilisasi dgn radiasi seperti sinargamma, sinar x dan sinar ultraviolet
e. Sterilisasi uap
f. Sterilisasi dgn rebus

3. Melakukan tindakan aseptic


Teknik aseptik adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah
masuknyamikroorganisme kedalam tubuh yg kemungkinan besar akan mengakibatkan
infeksi.
Tindakan asepsis ini bertujuan untuk mengurangi atau menghilangkan
mikroorganisme yang terdapat pada permukaan benda hidupatau benda mati.
Tindakan ini meliputi antiseptic, desinfeksi, dan sterilisasi.
Teknik aseptik dipergunakan sebagai mengurangi risiko infeksi pasca-prosedur dan
sebagai meminimalkan paparan dari penyedia layanan kesehatan sebagai
mikroorganisme yang berpotensi menular[3]. Antisepsis adalah upaya pencegahan
infeksi dengan membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme
pada kulit dan jaringan tubuh lainnya[2]. Bahan yang dipergunakan dinamakan
antiseptik[2]. Antiseptik adalah bahan yang bisa membunuh atau menghambat
pertumbuhan kuman, hadir yang bersifat sporosidal (membunuh spora) dan non
sporosidal, dipergunakan pada jaringan hidup khusus,yaitu kulit dan selaput lendir[2].
Antiseptik mesti dibedakan dengan obat seperti antibiotik yang bisa membunuh
mikroorganisme di dalam tubuh atau dengan desinfektan yang dipergunakan sebagai
membunuh mikroorganisme yang terdapat pada benda mati[2]. Perlu diperhatikan
keadaan reaksi atau riwayat alergi terhadap iodium. Jenis antiseptik yang sering
dipergunakan adalah alkohol 70 %, povidon iodin, chlorhexidine gluconate dan
triklosan[2].

Anda mungkin juga menyukai