PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
SKRIPSI
Oleh :
Angky Glori
NIM : 118114005
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
iii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
HALAMAN PERSEMBAHAN
Proverbs 1:7
Romans 11:36
For of him, and through him, and to him, are all things: to whom be
glory for ever. Amen.
Note :
Karya ini saya persembahkan untuk Tuhan, orang tua & kakak
saya
iv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
v
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
vi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PRAKATA
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) di
tidak terlepas dari dukungan dan bantuan oleh berbagai pihak. Oleh sebab itu,
1. Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan penyertaannya sehingga penulis dapat
2. Ibu Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi
penelitian ini.
4. Bapak Enade Perdana Istyastono, Ph.D., Apt., selaku dosen penguji yang
5. Bapak F. Dika Octa Riswanto, M.Sc., selaku dosen penguji yang telah
6. Papa dan mama yang tiada henti terus berdoa, atas dukungan dan semangat
vii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
laboratorium.
12. Semua pihak yang telah membantu penulis dari awal hingga penyelesaian
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata sempurna.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Akhir kata semoga
penelitian yang penulis lakukan dapat berguna bagi semua pihak, terutama bagi
Penulis
viii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
INTISARI......................................................................................................... xx
1. Permasalahan .......................................................................................... 6
2. Keaslian penelitian.................................................................................. 6
3. Manfaat ................................................................................................... 7
B. Tujuan .......................................................................................................... 7
ix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Kanker ......................................................................................................... 8
B. Kurkumin..................................................................................................... 9
C. Aldehida ...................................................................................................... 11
D. Ester ............................................................................................................. 12
E. Katalis .......................................................................................................... 14
G. Kromatografi ............................................................................................... 18
H. Elusidasi ...................................................................................................... 19
B. Parameter ..................................................................................................... 25
x
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
A. Kesimpulan .................................................................................................. 57
xi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
B. Saran ............................................................................................................ 57
LAMPIRAN ..................................................................................................... 62
xii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel II. Pengaruh waktu terhadap jumlah % area hasil sintesis ............ 37
Tabel III. Perbandingan sifat fisik senyawa hasil sintesis dan starting
material..................................................................................... 39
Tabel IV. Nilai Rf senyawa hasil sintesis dan starting material ............... 42
xiii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR GAMBAR
kanker………………………………………………………... 5
2-on…………………………………………………………... 10
Gambar 10. Reaksi umum dehidrasi suatu β-hidroksi keton menjadi α,β-
Gambar 13. Pola peak M dan M+2 dari senyawa yang memiliki atom
xiv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Gambar 15. Etil 3-oksobutanoat memiliki lima hidrogen alfa dan dua
Gambar 19. Hasil analisis kromatografi lapis tipis dibawah sinar UV 254
Gambar 20. Spektra inframerah senyawa hasil sintesis (Plat NaCl) ............ 43
jam ........................................................................................... 49
Gambar 24. Spektra massa EI senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
xv
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
oksobutanoat ............................................................................. 55
xvi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR LAMPIRAN
2-on ........................................................................................... 64
2-on ........................................................................................... 66
jam ............................................................................................ 72
jam ............................................................................................ 73
Lampiran 11. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 12. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 13. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
xvii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 14. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 15. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 16. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 17. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 18. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 19. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 20. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 21. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 22. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 23. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
Lampiran 24. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
xviii
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
Lampiran 25. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi
en-2-on ...................................................................................... 79
xix
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
INTISARI
xx
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
ABSTRACT
xxi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
terkontrol dan menyebar dalam tubuh. Kanker disebut juga dengan malignant
kanker dengan cara meningkatkan mutasi gen (inducing gene mutations) atau
penyakit paling berbahaya di dunia modern saat ini dan merupakan penyebab
menyatakan bahwa satu dari tiga orang yang terkena kanker meninggal pada tahun
dari tahun 2008 hingga 2012, pada tahun 2008 tercatat terdapat 7,6 juta manusia
yang meninggal akibat kanker dan 8,2 juta pada tahun 2012. Diperkirakan
terdapat sekitar 14,1 juta kasus baru penderita penyakit kanker pada saat ini.
World Health Organization memprediksikan akan ada 19,3 juta kasus kanker
satu terapi untuk pengobatan kanker terus berkembang hingga saat ini. Penelitian
yang sering dilakukan adalah penelitian mengenai rimpang kunyit yang banyak
1
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2
tentang kurkumin sebagai bahan aktif untuk beberapa penyakit telah banyak
dilakukan selama dua dekade belakangan ini, karena berkhasiat serta tidak
merupakan bagian terbesar pigmen kuning yang terdapat dalam rimpang kunyit
(Curcuma longa L.) yang telah diketahui memiliki berbagai aktivitas biologis
seperti anti oksidan, anti inflamasi, anti mikroba dan anti kanker (Nurrochmad,
2004).
kanker memiliki potensi yang besar sebagai obat anti kanker. Penelitian-penelitian
terhadap penggunaan senyawa kurkumin sebagai obat anti kanker telah banyak
dilakukan dan telah terbukti memiliki potensi yang sangat besar sebagai anti
Penemuan senyawa kurkumin sebagai obat anti kanker telah menjadi satu
senyawa induk yang dapat dikembangkan untuk memberikan aktivitas, sifat fisika
kimia, serta bioavailibilitas yang lebih baik. Penggunaan kurkumin sebagai obat
kanker memiliki beberapa kelemahan, seperti kelarutan terhadap air yang rendah
dan memiliki bioavailibilitas yang rendah (Anand et al., 2008). Struktur kimia
gugus metilen aktif yang bersifat reaktif (Gambar 1). Kurkumin memiliki
stabilitas yang baik pada kondisi asam dan akan menurun jika pH semakin
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3
dan 3,83 % pada pH 7,4 pada kondisi suhu 37 ± 0,5 ⁰C dan selama 60 menit.
Pencarian korelasi antara struktur dengan aktivitas pada kurkumin menjadi kunci
penting dalam pengembangan kurkumin sebagai obat anti kanker yang lebih poten
dan memiliki sifat fisika kimia yang lebih baik. Struktur α,β-unsaturated keton
2008).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4
terpenting dalam aktivitas sebagai anti kanker. Efek anti kanker pada kurkumin
berikatan kovalen dengan residu sistein 38 pada p65 dan sistein 62 pada p50 yang
Gambar 3. Mekanisme reaksi suatu α,β-unsaturated keton dari kurkumin yang merupakan
sebuah akseptor reaksi Michael berikatan kovalen dengan residu sistein dalam aktivitas
sebagai anti kanker (Gupta et al., 2011)
yang lebih baik dan memiliki bobot molekul yang kecil sehingga masih dapat
metilen aktif yang diapit oleh dua karbonil yang diketahui sangat rentan rusak,
bobot molekul yang kecil kurang dari 200 g/mol sehingga senyawa ini masih
dapat dikembangkan (Rees, Congreve, Murray, and Carr, 2004). Hal-hal ini
kondensasi Knoevenagel antara satu senyawa yang memiliki suatu hidrogen alfa
yang bersifat asam lemah dan senyawa yang memiliki gugus karbonil dengan
memiliki gugus karbonil dan etil 3-oksobutanoat yang merupakan suatu senyawa
ester yang memiliki hidrogen alfa dengan bantuan katalis suatu basa dimetilamin
1. Permasalahan
2. Keaslian Penelitian
pernah dilakukan.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7
3. Manfaat
a. Manfaat teoretis
b. Manfaat metodologis
c. Manfaat praktis
klorofenil)but-3-en-2-on.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Kanker
Kanker merupakan salah satu penyakit mematikan pada saat ini dan
tercatat terdapat sekitar 8,2 juta yang meninggal akibat kanker pada tahun 2012
kelainan siklus sel sehingga sel-sel tumbuh tanpa terkendali, menyerang jaringan
biologis didekatnya dan dapat bermigrasi ke jaringan tubuh melalui sirkulasi darah.
Dalam keadaan yang normal, terdapat gen-gen yang bertanggung jawab untuk
setiap sel di dalam tubuh, memperbaiki sel yang rusak, dan menyebabkan suicide
atau apoptosis bagi sel-sel yang sudah tidak bisa diperbaiki lagi (Patrick, 2013).
organisme multi sel. Apoptosis merupakan proses normal untuk menyingkirkan sel-
sel rusak. Proses kematian sel dengan ciri-ciri penggumpalan DNA, kondensasi dan
mempunyai protein-protein yang dapat memacu proses apoptosis saat terdapat sel-
8
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9
caspases teraktivasi maka akan memicu proses apoptosis pada sel-sel kanker.
Caspases merupakan suatu enzim protease yang mengandung residu sistein yang
merupakan sisi aktif yang sangat penting dalam proses menghambat proliferasi sel-
apoptosis atau dapat menghambat daya apoptosis dalam tubuh seperti bcl-2 dan bcl-
x (Karna and Yang, 2009). Over-ekspresi protein NF-κB membuat sel kanker dapat
hidup dan berkembang menyerang sel-sel normal lain. Ekspresi protein NF-κB
yang berlebihan akibat adanya sel-sel kanker meyebabkan sel-sel kanker menjadi
anti apoptosis seperti bcl-2 sehingga proses apoptosis dapat dihindari. Protein NF-
κB merupakan salah satu jalur yang menyebabkan sel-sel kanker dapat hidup dan
B. Kurkumin
radang, anti bakteri, memperlancar pengeluaran empedu, astringen dan anti kanker.
Kandungan kimia rimpang Curcuma longa L. antara lain seperti kurkumin, minyak
lain-lain (Ahmad dan Patong, 2006). Dalam aktivitasnya sebagai anti kanker,
kurkumin merupakan senyawa yang telah diketahui dapat menghambat protein NF-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10
κB pada sel-sel kanker (Anand et al., 2008), selain itu kurkumin juga dapat
menginduksi apoptosis pada sel-sel kanker (Han et al., 2002). Kurkumin bekerja
dengan cara menghambat ekspresi protein NF-κB yang berperan penting dalam
mengatur ekspresi gen-gen anti apoptosis seperti bcl-2 dan bcl-x. Penghambatan
pada protein NF-κB akan berdampak pada sel, sehingga sel mudah mengalami
Gambar 4. Resonansi suatu α,β-unsaturated keton dari senyawa 3-buten-2-on (Brown and
Poon, 2005)
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Han et al. (2002), protein NF-
kanker sehingga bagi obat-obat yang memiliki aktivitas menghambat protein NF-
κB memiliki potensi sebagai obat-obat anti kanker. Han et al. (2002) menyatakan
bahwa gugus yang paling berpengaruh dalam aktivitas penghambat suatu protein
NF-κB adalah gugus α,β-unsaturated keton pada kurkumin. Begitu juga Anand et
al. (2008) melaporkan bahwa gugus enon memiliki aktivitas sebagai inhibitor pada
protein NF-κB sehingga membuat sel-sel kanker tidak berproliferasi lagi dan akan
dibunuh dengan mekanisme apoptosis. Aktivitas anti kanker pada kurkumin sangat
suatu reaksi Michael. Muatan positif yang diemban pada posisi β suatu ikatan
rangkap akan menentukan reaktivitas dari sebuah elektrofilik (Gambar 4). Semakin
positif karbon pada posisi β maka semakin reaktif reaksi Michael atau perpanjangan
C. Aldehida
Aldehida memiliki suatu gugus karbonil yaitu suatu karbon yang berikatan
rangkap pada suatu oksigen. Aldehida merupakan suatu senyawa yang polar karena
adanya interaksi dipol-dipol antara molekul, memiliki titik didih yang tinggi dari
pada hidrokarbon ataupun suatu eter (Denniston, Topping, and Caret, 2008).
Reaktivitas suatu aldehida dilihat dari ikatan rangkap antara karbon dan oksigen.
Ikatan rangkap antara karbon dan oksigen termasuk dalam hibridisasi sp2,
keelektronegatifan yang tinggi yang dapat menarik elektron dari karbon sehingga
oksigen akan mengemban muatan parsial negatif (δ-) dan karbon mengemban
aldehida aromatis yang tersubtitusi gugus klor pada posisi orto. 2-kloro-
memiliki bobot molekul sebesar 140,57 gram/mol, tidak berwarna, memiliki titik
didih 211⁰C, titik leleh 12,39⁰C, sukar larut dalam air pada suhu ruang tetapi
Karbon pada karbonil yang terikat dengan suatu oksigen mengemban suatu
tinggi sehingga elektron dari karbon tertarik ke oksigen. Muatan parsial positif pada
karbon pada gugus karbonil akan mudah sekali diserang oleh suatu nukleofil
sehingga semakin positif muatan pada karbon karbonil, maka semakin elektrofil
D. Ester
Ester merupakan suatu turunan dari gugus asam karboksilat yang memiliki
gugus aktif suatu asil (RCO-) dan suatu gugus pergi yang baik. Suatu ester mudah
sekali mengalami hidrolisis oleh adanya air pada kondisi asam ataupun basa.
karboksilat (McMurry, 2012). Hidrolisis berkatalis asam dari ester akan menjadi
suatu asam karboksilat dengan penambahan air yang berlebih. Penambahan air
sehingga didapatkan rendemen yang lebih tinggi (Fessenden and Fessenden, 1986).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13
Etil 3-oksobutanoat atau etil asetoasetat (Gambar 6) merupakan suatu ester dengan
formula kimia C6H10O3, bobot molekul 130,16 gram/mol, tidak berwarna, berbau
khas, memiliki titik didih 180,8 ⁰C, dan memiliki kelarutan yang parsial pada air
dingin (Anonim, 2013). Etil 3-oksobutanoat memiliki lima hidrogen alfa dan pada
sebuah basa kuat dapat mengambil hidrogen pada posisi alfa dan beresonansi
membentuk suatu ion enolat. Senyawa karbonil dapat bertindak sebagai suatu asam
lemah dikarenakan pada karbon alfa dari ion enolat terhibridisasi sp2 dan memiliki
orbital p yang tumpang tindih dengan orbital p dari karbonil. Selain itu tersebarnya
muatan negatif oleh atom oksigen dan ion enolat terstabilkan oleh adanya resonansi
menyebabkan suatu senyawa karbonil bersifat asam pada posisi alfa. Suatu ikatan
C-H yang diapit oleh dua karbonil akan meningkatkan keasaman suatu hidrogen
E. Katalis
Katalis adalah zat yang meningkatkan laju reaksi kimia tanpa ikut terpakai.
Katalis dapat bereaksi menjadi zat antara, tetapi akan diperoleh kembali dalam
tahap reaksi berikutnya. Katalis mempercepat suatu reaksi dengan cara menurunkan
nilai aktivasi (Ea) sehingga dari suatu reaktan menjadi produk membutuhkan energi
yang lebih kecil untuk menjadi produk karena adanya katalis (Chang, 2004).
lemah dengan pKa sebesar 10,68, memiliki formula kimia yaitu (CH3)2NH,
memiliki bobot molekul 45,08 gram/mol, berbentuk cairan, tidak berwarna dengan
bau ammonia yang kuat, memiliki kelarutan dengan air yang baik dan mudah larut
pada air dingin (Anonim, 2013). Suatu pembentukan ion enolat sangat bergantung
terhadap kekuatan basa kuatu katalis. Karena suatu hidrogen alfa pada senyawa
karbonil hanya merupakan sebuah asam yang lemah, maka diperlukan suatu basa
F. Kondensasi Knoevenagel
karbon-karbon dalam suatu reaksi kimia organik. Kondensasi ini terjadi antara
suatu aldehida atau keton dengan suatu senyawa metilen aktif dengan katalis suatu
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15
dari reaksi aldol karena adanya sifat hidrogen yang memiliki sifat asam yang lebih
yang khas yaitu dapat menjadi bentuk keto ataupun enol dalam kondisi tertentu
yang disebut juga tautomerisasi. Tautomerisasi keto dan enol suatu senyawa
karbonil dipengaruhi oleh katalis asam ataupun basa (Sorrell, 2006). Suatu katalis
asam akan memprotonasi oksigen dari karbonil dan membentuk kation intermediet
lalu kehilangan H+ dari suatu alfa menjadi enol. Suatu katalis basa akan mengambil
suatu hidrogen alfa dan terjadi resonansi anion membentuk suatu ion enolat. Suatu
etil 3-oksobutanoat yang diberikan suatu katalis basa akan menghasilkan suatu ion
Gambar 10. Reaksi umum dehidrasi suatu β-hidroksi keton menjadi α,ß-unsaturated atau
enon (McMurry, 2012)
Suatu ion enolat yang telah terbentuk dari senyawa karbonil dengan katalis
suatu basa akan mudah sekali menyerang suatu karbon karbonil lainnya yang
merupakan suatu elektrofil yang sangat reaktif akan menyerang karbon yang
bermuatan sigma positif (δ+) terikat pada gugus karbonil membentuk ikatan karbon-
Gambar 11. Reaksi umum etil 3-oksobutanoat mengalami hidrolisis dan dekarboksilasi
menjadi suatu metil keton, karbon dioksida dan suatu etanol (McMurry, 2012)
Suatu β-hidroksi keton yang terbentuk dari kondensasi antara ester dengan
suatu karbonil mudah mengalami dehidrasi atau kehilangan suatu air membentuk
suatu α,β-unsaturated keton atau enon (Gambar 10). Suatu ikatan rangkap yang
terbentuk dari reaksi dehidrasi yang terkonjugasi dengan suatu cincin aromatik akan
berjalan secara spontan untuk melepaskan suatu molekul air (Fessenden and
Fessenden, 1986). Suatu produk ester β-keto mempunyai satu gugus keto pada
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17
posisi β terhadap gugus karbonil. Melalui protonasi dan pemanasan, suatu ester β-
keto akan mengalami hidrolisis dan dekarboksilasi yang ditandai dengan pelepasan
hasil reaksi dehidrasi dan yang tidak mengalami proses hidrolisis. Senyawa asam-2-
Tabel I. Karakteristik senyawa antara dan senyawa target dalam reaksi sintesis 4-(2-
klorofenil)but-3-en-2-on
Bobot massa
No Nama senyawa Formula kimia
(gram/mol)
Etil -2-[(2-klorofenil)metilidena]-
B C13H13O3Cl 252
3-oksobutanoat
Asam -2-[(2-klorofenil)metilidena]
C C11H9O3Cl 224
-3-oksobutanoat
G. Kromatografi
pemisahan yang menggunakan fase diam dan fase gerak yaitu dengan melihat
interaksinya antara senyawa dengan fase diam dan fase gerak. Salah satu jenis
kromatografi yang sering digunakan yaitu kromatografi lapis tipis (KLT) yang fase
diam berupa lapisan yang seragam pada permukaan bidang datar yang didukung
oleh lempeng kaca, plat alumunium, atau plat plastik. Fase gerak adalah cairan atau
pelarut atau gas pembawa yang tidak bereaksi dengan senyawa-senyawa yang
kromatografi dapat dibedakan menjadi dua yaitu kromatografi untuk analisis dan
preparatif dilakukan untuk memisahkan senyawa dalam jumlah yang cukup untuk
metode pemisahan yang lain yaitu metode ini dapat dilakukan untuk jumlah sampel
yang sangat kecil (dalam mikro atau semimikro). Selain itu metode ini bersifat
selektif untuk senyawa organik multikomponen. Hal ini disebabkan interaksi fase
diam dan fase gerak secara simultan terdapat senyawa-senyawa organik yang
biaya yang harus dikeluarkan juga minimal dan metode ini menjadi sangat efektif
H. Elusidasi
lebih panjang dari pada sinar UV-Vis dan memberikan energi yang lebih kecil.
Sinar inframerah hanya dapat menyebabkan vibrasi pada ikatan baik berupa
digunakan untuk melacak gugus fungsi spesifik seperti alkena, alkuna, karbonil,
hidroksi, nitril, amina dan amida sekitar 400-1500 cm-1 (Sitorus, 2009).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20
Inti-inti atom yang terikat oleh ikatan kovalen akan mengalami getaran
amplitudo getaran atom-atom yang terikat. Molekul ini berada dalam keadaan
vibrasi tereksitasi, dan keadaan vibrasi dari ikatan sangat tergantung terhadap
tipe ikatan. Tipe ikatan yang dihasilkan setiap senyawa berbeda-beda maka
radiasi inframerah yang diserap akan berbeda dan menunjukkan pada panjang
menjalani berbagai macam osilasi yaitu bisa menyebabkan kenaikan vibrasi ulur
menjadi 2 berkas yang intensitasnya sama (Io). Salah satu berkas sinar
berputar sehingga menerima berkas sinar baku (dari reflektor 1) dan berkas sinar
oleh monokromator. Sinar ini selanjutnya diterima oleh detektor dan diubah
keberadaan gugus-gugus fungsi yang penting yang terdapat dalam senyawa hasil
2005).
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21
2. Spektrofotometri massa
dalam keadaan gas atau uap jika berada dalam arus listrik tegangan tinggi dapat
melepaskan elektron (e-) menjadi kation. Kation ini dapat dipercepat dan
dibiaskan oleh medan magnet, medan listrik, dan pembiasan ini akan tergantung
pada massa, muatan dan kecepatan kation tersebut (Hoffmann and Stroobant,
2007).
merupakan salah satu metode yang paling sering digunakan dalam sintesis
pada proses ini yaitu proses suatu zat diubah menjadi uap dalam keadaan vakum
tinggi.
ionisasi untuk membentuk suatu muatan positif. Metode ionisasi yang sering
digunakan seperti electron impact (EI), chemical ionization, field ionization field
ionisasi ini, senyawa akan disinari dengan berkas elektron yang dihasilkan oleh
lempeng katoda dan akan akan pecah menjadi ion molekul ataupun ion-ion
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22
mendeteksi dan mencatat ion yang dihasilkan dalam bentuk spektra (Sitorus,
2009).
Gambar 13. Pola peak M dan M+2 dari senyawa yang memiliki atom halogen seperti klor
atau brom (Silverstein, Webster, and Kiemle, 2005)
suatu atom perlu diperhatikan karena atom-atom dari unsur yang sama di alam
tidak hanya terdiri dari satu isotop saja. Senyawa-senyawa halogen pada
atom klor akan menghasilkan peak M+2 pada peak ion molekul, hal ini
37
disebabkan oleh adanya isotop Cl. Aplikasi adanya atom-atom halogen dalam
pembacaan spektrum akan sangat mudah diketahui karena terdapat rasio peak M
dan M+2 sehingga pola peak yang dihasilkan akan mengidentifikasi atom yang
diketahui berat molekul senyawa hasil sintesis dan ion fragmen yang stabil yang
penting dalam senyawa hasil sintesis. Ion fragmen akan memberi gambaran yang
Kiemle, 2005).
I. Landasan Teori
karbonil yang mempunyai hidrogen alfa yang diapit oleh dua gugus karbonil
dengan senyawa aldehida atau keton dalam suasana basa. Etil 3-oksobutanoat
merupakan suatu senyawa karbonil yang mempunyai hidrogen alfa yang diapit oleh
dua gugus karbonil yang akan mudah teraktivasi oleh adanya katalis basa
dimetilamin membentuk ion enolat. Ion enolat yang terbentuk akan menjadi
karbanion etil 3-oksobutanoat yang bertindak sebagai sebuah nuklofil yang akan
yang merupakan senyawa aldehida. Produk akhir dari reaksi tersebut akan
mengarahkan reaksi melalui jalur pembentukan ion enolat sehingga reaksi akan
berjalan lebih cepat dikarenakan adanya suatu karbanion etil 3-oksobutanoat yang
J. Parameter Empiris
BAB III
METODE PENELITIAN
deskriptif. Dalam penelitian ini hanya dipaparkan fenomena yang terjadi tanpa
B. Parameter
2-[(2-klorofenil)metilidena]-3-oksobutanoat.
C. Definisi Operasional
2. Rendemen senyawa adalah persentase jumlah produk reaksi yang dihasilkan dari
3. Starting material merupakan bahan awal atau sebuah reaktan yang diperlukan
25
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26
D. Bahan Penelitian
etanol (p.a, E.Merck), etanol 70% (teknis, Genera Labora), aquadest (Laboratorium
Sanata Dharma), kloroform (p.a, E.Merck), silika gel GF254 (p.a, E.Merck), toluena
E. Alat Penelitian
Labu erlenmeyer, labu takar, labu alas bulat leher dua, gelas beker, gelas
ukur, pipet tetes, corong, pengaduk kaca, pH indikator (E.Merck), cawan petri,
mikropipet, flakon, oven (Memmert Oven Model 400), neraca analitik (Ohaus
QP2010 SE)
masukkan ke dalam labu alas bulat leher dua dan ditambah natrium sulfat kering.
menguap yang ditandai dengan tidak ada tetesan lagi. Destilat dikumpulkan
2. Pembuatan HCl 1N
hingga larut sempurna. Natrium bikarbonat yang sudah larut dengan aquadest
dipindahkan kedalam labu takar 100 mL. Gelas beker dibilas dengan 20 mL dan
tambahkan ke dalam labu takar 100 mL. Aquadest ditambahkan hingga batas
ditambahkan hingga pH 1-2, dipanaskan pada suhu 90˚C selama 2 jam hingga
tidak ada gelembung gas yang terbentuk. Natrium bikarbonat 10% ditambahkan
hingga pH netral dan dinginkan selama 24 jam didalam kulkas. Warna kuning
desikator hingga didapatkan hasil sintesis yang pekat. Timbang hasil sintesis
a. Pemeriksaan organoleptis
kloro-benzaldehida sebesar 100 kali dan etil 3-oksobutanoat sebesar 9 kali. Fase
penjenuhan. Lempeng silika gel GF254 dipanaskan selama 30 menit pada suhu
100⁰C. Penotolan dilakukan 1,5 cm dari batas bawah plat dan jarak antar totolan
pada lempeng silika gel GF254 yang telah dipanaskan. Lakukan elusi didalam
chamber yang telah jenuh sepanjang 9 cm. Lempeng silika gel GF254 yang sudah
dielusi dikeringkan hingga kering dan dilihat dibawah lampu UV 254 nm dan
a. Spektrofotometri inframerah
Windows. NaCl Windows ditekan sehingga tidak ada gelembung udara diantara
keduanya. Chopper akan berputar sehingga menerima berkas sinar baku (dari
bergantian. Sinar dengan intensitas yang berbeda (Io dan I) tersebut masing-
sehingga sampel yang akan diuji akan diuapkan terlebih dahulu di dalam ruang
diam MXT-1 (Fase terbalik) berdasarkan titik didih suatu senyawa senyawa.
Sampel yang sudah menguap dan terpisah akan dibombardir dengan elektron
yang bertekanan tinggi sekitar 70 eV. Senyawa yang sudah dibombardir dengan
elektron akan menjadi ion molekuler yang bermuatan positif dan akan dipecah
kembali menjadi fragmen-fragmen yang lebih kecil. Ion molekul dan fragmen-
quadruplet. Setelah terpisah, maka kolektor akan mendeteksi dan mencatat ion
G. Analisis Hasil
1. Perhitungan rendemen
4. Elusidasi struktur
BAB IV
A. Sintesis 4-(2-klorofenil)but-3-en-2-on
kurkumin yang dapat disintesis dari starting material 2-kloro-benzaldehida dan etil
hidrogen alfa yang dapat bertindak sebagai suatu nukleofil dalam kondisi
menggunakan katalis suatu asam atau basa. Reaksi berlangsung saat etil 3-
oksobutanoat yang memiliki hidrogen alfa dengan diubah menjadi ion enolat
Gambar 15. Etil 3-oksobutanoat memiliki lima hidrogen alfa dan dua gugus karbonil
hidrogen alfa yang berada diantara 2 gugus karbonil memiliki reaktivitas paling
tinggi, hal ini dikarenakan efek tarikan elektron dari atom oksigen yang
pada posisi alfa akan mudah dilepas membentuk suatu ion enolat pada penggunaan
31
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
32
katalis basa. Penggunaan katalis basa akan menghasilkan suatu intermediet ion
enolat sedangkan katalis asam akan menghasilkan suatu enol. Penggunaan katalis
basa lebih dipilih dibandingkan dengan katalis asam, hal ini dilihat dari reaktivitas
dari suatu intermediet ion enolat yang lebih besar dibandingkan dengan suatu enol.
Reaktivitas enolat lebih tinggi dari pada enol karena suatu ion enolat memiliki
karbon yang bermuatan negatif di posisi alfa dari karbonil sedangkan enol bersifat
netral. Adanya muatan negatif pada karbon dari ion enolat akan meningkatkan
dalam penelitian ini dengan tujuan membentuk ion enolat dari etil 3-oksobutanoat
etanol bebas air berfungsi untuk melarutkan antara 2-kloro-benzaldehida dan etil 3-
penting dalam proses sintesis dari starting material suatu ester. Etil 3-oksobutanoat
merupakan suatu ester yang mudah terhidrolisis saat adanya air dalam suasana basa
dua bentuk molekul pada rentang pH 1-14. Kedua bentuk molekul etil 3-
Gambar 16. Macam-macam bentuk molekul etil 3-oksobutanoat pada pH 0 -5,6 (1) dan pH 5,8
– 14 (2)
oksobutanoat pada pH 0-5,6 sebanyak 100 %. Bentuk molekul (1) akan semakin
menurun pada suasana pH basa dan bentuk molekul (2) akan semakin meningkat
hingga mencapai 92,14 % pada pH 11. Hal ini membuktikan bahwa semakin basa
suatu katalis, maka karbanion dari etil 3-oksobutanoat akan semakin meningkat dan
Gambar 17. Macam-macam bentuk molekul asam 3-oksobutanoat pada pH 0-8,2 (1) , pH 0-14
(2), dan pH 11-14 (3)
yang merupakan hasil hidrolisis dari etil 3-oksobutanoat memiliki tiga bentuk
molekul (Gambar 17). Bentuk molekul (1) merupakan bentuk utuh dari senyawa
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
34
asam 3-oksobutanoat yang banyak terdapat pada pH 0-3 dan akan menurun hingga
9,58 % pada pH 5. Pada saat bentuk molekul (1) mulai menurun pada pH netral,
bentuk molekul (2) meningkat dan mencapai 100 % dari pH 8,4 hingga 10,8.
Bentuk molekul (3) mulai sedikit bertambah hingga mencapai angka tertinggi yaitu
5,64 % pada pH 14. Hal ini membuktikan bahwa pencegahan suatu etil 3-
Gambar 18. Gugus hidroksil pada asam 3-oksobutanoat mudah diserang oleh suatu basa
oksobutanoat dikarenakan terdapat gugus hidroksil yang bersifat asam yang lebih
kuat dari pada hidrogen pada posisi alfa, sehingga suatu basa lebih cenderung untuk
dihasilkan dalam proses adisi nukleofilik, sehingga penggunaan etanol bebas air
pergerakan molekul sehingga tumbukan antar molekul menjadi lebih banyak dan
meningkatkan hasil rendemen. Adapun perubahan warna terjadi dari tidak berwarna
bahwa reaksi kimia telah berlangsung. Suatu nukleofil yaitu karbanion dari etil 3-
menyebabkan putusnya ikatan rangkap (sp2) C=O menjadi ikatan tunggal (sp3)
membentuk ion alkoksida. Ion alkoksida akan mengambil hidrogen dari katalis atau
pelarut membentuk gugus hidroksil. Suatu beta hidroksi keton yang terbentuk
unsaturated keton.
bergeser kearah produk yaitu senyawa yang sudah terhidrolisis (Fessenden and
Fessenden, 1986). Pada saat penambahan HCl 1N hingga pH 1-2 terjadi perubahan
warna dari kuning menjadi kuning berkabut, setelah itu dilakukan proses
pemanasan selama 2 jam pada suhu 90⁰C. Hasil sintesis dari berwarna kuning
berkabut menjadi dua fase yaitu fase aquadest yang berwarna bening dan fase cair
yang berwarna kuning yang tidak bercampur dengan fase aquadest. Pelarut seperti
etanol dan aquadest dalam proses pemanasan akan menguap, dan pentingnya
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
36
mencegah senyawa target yang berwarna kuning menjadi kering dan lengket pada
natrium bikarbonat 10% hingga pH netral dan didinginkan dalam kulkas selama 24
jam. Setelah 24 jam, fase yang berwarna kuning dipisahkan dengan fase aquadest.
data pengujian selama 0,5 jam (Lampiran 8), 12 jam (Lampiran 9) dan 24 jam
(Lampiran 10). Pemilihan 0,5 jam, 12 jam dan 24 jam dilihat berdasarkan
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi kuning hingga kuning gelap.
Pada pengadukan selama 0,5 jam, warna yang dihasilkan saat pengadukan
adalah tidak berwarna dan hasil GC-MS didapatkan puncak nomor 1 dengan waktu
retensi 10,807 menit, % area sebesar 0,83 % yaitu ion molekul dengan nilai m/z
sebesar 130 (Lampiran 11), puncak nomor 2 dengan waktu retensi 17,145 menit, %
area sebesar 20,16 % yaitu ion molekul dengan nilai m/z sebesar 138 [M.+] atau 141
[M+2]+ (Lampiran 12), dan puncak nomor 3 dengan waktu retensi 35,195 menit, %
area sebesar 54,97 % yaitu ion molekul dengan nilai m/z sebesar 217 (Lampiran
13). Pada pengadukan selama 12 jam, warna yang dihasilkan saat pengadukan
adalah warna kuning muda dan hasil GC-MS didapatkan puncak nomor 1 dengan
waktu retensi 7,229 menit, % area sebesar 1,9 % yaitu ion molekul dengan nilai m/z
sebesar 139 (Lampiran 14), dan puncak nomor 2 dengan waktu retensi 16,110
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
37
menit, % area sebesar 65,96 % yaitu ion molekul dengan nilai m/z sebesar 217
(Lampiran 15). Pengadukan selama 24 jam, warna yang dihasilkan adalah kuning
tua dan hasil GC-MS didapatkan puncak nomor 1 dengan waktu retensi 7,229
menit, % area sebesar 2,96 % yaitu ion molekul dengan nilai m/z sebesar 139
(Lampiran 24), dan puncak nomor 2 dengan waktu retensi 16,065 menit, % area
sebesar 61,79 % yaitu ion molekul dengan nilai m/z sebesar 217 (Lampiran 25).
Ringkasan perbandingan antara waktu pengadukan 0,5 jam, 12 jam dan 24 jam
% area dari
% area dari % area dari nilai
Waktu nilai m/z = Gambar
nilai m/z = 139 m/z = 217
130
Berdasarkan data yang telah dipaparkan, suatu reaksi berjalan optimal jika
reaktan yang digunakan semakin berkurang dan jumlah produk target yang
dihasilkan semakin bertambah. Pada pengadukan 0,5 jam, masih terdapat starting
material etil 3-oksobutanoat dengan bobot molekul 130 gram/mol sebanyak 0,83%,
gram/mol sebanyak 20,16 % dan jumlah produk target sebanyak 54,97 %. Pada
waktu pengadukan 0,5 jam masih terdapat banyak starting material yang
digunakan. Hal ini menyatakan bahwa reaksi belum berjalan dengan waktu yang
dan 24 jam, starting material etil 3-oksobutanoat tidak ditemukan lagi, artinya
bahwa etil 3-oksobutanoat sudah habis bereaksi membentuk senyawa lain. Pada
persentase 1,9 % pada waktu 12 jam, dan 2,96 % pada waktu 24 jam.
Adanya gugus klor yang tersubtitusi pada posisi orto dari suatu
semakin sulit diserang oleh suatu nukleofilik. Hal ini terlihat pada data waktu
jam, 12 jam dan 24 jam yaitu ion molekul dengan nilai m/z sebesar 217.
dengan 24 jam yaitu 61,79 % dan 0,5 jam 54,97 %. Berdasarkan prinsip dari suatu
reaksi berjalan dengan baik yaitu starting material semakin berkurang dan jumlah
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
39
target produk semakin bertambah, dipilih waktu pengadukan 12 jam sebagai waktu
optimum reaksi sintesis yaitu didapatkan 65,96 % senyawa target, 1,9 % senyawa
hasil penelitian, berat produk target yang diperoleh berdasarkan hasil replikasi
pertama, kedua dan ketiga pada waktu pengadukan 12 jam yaitu sebesar 0,612
gram; 0,759 gram; dan 0,55 gram. Hasil sintesis yang berbentuk cair perlu
dianalisis lebih lanjut untuk memastikan apakah cairan yang didapat merupakan
B. Analisis Pendahuluan
1. Pemeriksaan organoleptis
dengan tujuan untuk mengetahui bentuk, warna dan bau dari hasil senyawa yang
Tabel III. Perbandingan sifat fisik senyawa hasil sintesis dan starting material
Bentuk
Cair Cair
Cair
senyawa hasil sintesis berbeda dengan starting material. Berdasarkan hasil dari
berdasarkan warna dari hasil produk yaitu kuning dan starting material tidak
bahwa senyawa hasil sintesis bereaksi dari starting material menjadi senyawa
warna menjadi kuning. Perbedaan juga dapat dilihat dari karakteristik bau antara
kromatografi lapis tipis (KLT) dapat digunakan sebagai identifikasi awal secara
lapis tipis juga dapat digunakan untuk mengetahui kemurnian dari hasil sintesis
senyawa dengan melihat bercak yang muncul pada setiap penotolan pada plat
KLT. Kemurnian hasil sintesis senyawa dapat dilihat dari nilai Rf (Retardation
factor) yang didapatkan berdasarkan interaksi antara senyawa dengan fase diam
fase diam silika gel F254 dengan ketebalan 0,2-0,25 mm yang dapat
berfluoresensi hijau jika dilihat dibawah sinar UV 254 nm. Fase gerak yang
digunakan dalam analisis KLT senyawa hasil sintesis adalah toluena. Pada
sangat pekat sehingga hasil penotolan memberikan hasil yang tailing. Hal ini
menyatakan bahwa kapasitas suatu fase diam sangat terbatas, dan perlu
9 cm
cm
1,5 cm
1 UV 254 nm menggunakan
Gambar 19. Hasil analisis kromatografi lapis tipis dibawah sinar
fase diam silika gel F254 dan fase gerak toluena dengan jarak elusi 9 cm. Senyawa hasil sintesis
dengan pengenceran 100x (A dan B), senyawa 2-kloro-benzaldehida
,5 cm dengan pengenceran sebesar
100x (C), dan senyawa etil 3-oksobutanoat dengan pengenceran sebesar 9x (D)
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
42
akan memadamkan fluoresensi dari silika dilihat dari warna hitam yang
bahwa hasil sintesis yang didapat berbeda dengan starting material yang
digunakan. Perbedaan antara hasil sintesis dengan starting material dapat dilihat
dari perbedaan nilai Rf yang menyatakan bahwa senyawa hasil sintesis memiliki
dua bercak dengan nilai 0,72 (B) dan 0,61 (A), sedangkan 2-kloro-benzaldehida
memiliki nilai Rf 0,86 (C) dan etil 3-oksobutanoat memiliki nilai Rf 0,43 (D)
tipis juga memberikan informasi bahwa senyawa hasil sintesis tidak murni
karena memiliki dua bercak yaitu A dan B pada pengenceran 100 kali.
Senyawa Nilai Rf
2-kloro-benzaldehida 0,86 (C)
Etil 3-oksobutanoat 0,43 (D)
Senyawa hasil sintesis 0,72 (B) 0,61 (A)
hasil sintesis. Pada penelitian ini, keseluruhan sampel (A dan B) berdasarkan hasil
menentukan struktur suatu senyawa yang tidak diketahui. Spektra senyawa hasil
sintesis yang diperoleh dari hasil pengujian ditampilkan pada gambar 20.
100
2360,66
90
% T ransm ittance
3066,76
80
632,97
1592,621571,23
555,52
951,29
825,11
474,55
70
857,23
2905,31
418,13
696,64
3498,80
2936,57
60
1473,72
2981,06
1096,27
1442,95
50
758,62
1037,36
1374,07
1238,39
1714,59
40
ditandai dengan munculnya pita serapan dengan intensitas kuat dan tajam pada
Position: 1473,72 Intensity:
Position: 2936,57 Intensity:
Position: 1592,62 Intensity:
53,107
63,862
64,031
Position: 3498,80 Intensity: 68,645
Position: 696,64 Intensity: 69,466
Position: 418,13 Intensity: 69,718
bilangan gelombang 1714,59 cm-1. Adanya serapan kuat dari ikatan C-O
Position: 2905,31 Intensity: 69,957
Position: 857,23 Intensity: 70,003
Position: 474,55 Intensity: 71,649
Position: 825,11 Intensity: 71,966
Position: 951,29 Intensity: 72,191
Position: 555,52 Intensity: 73,948
Position: 1571,23 Intensity: 76,434
senyawa hasil sintesis yang memiliki suatu gugus karbonil merupakan suatu
ester. Suatu α,β unsaturated ester yang memiliki gugus karbonil (C=O)
terdeteksi pada panjang gelombang 1730-1715 cm-1 dan ikatan C-O stretching
pada senyawa α,β unsaturated ester terdeteksi pada panjang gelombang 1300-
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
44
1160 cm-1 (Silverstein, Webster, and Kiemle, 2005). Pita serapan lain pada
Pita serapan dengan intensitas kuat pada panjang gelombang 758,62 cm-1
memberikan informasi bahwa terdapat aromatis yang tersubtitusi dua gugus pada
posisi orto. Pada umumnya serapan pada orto disubtituted aromatic terdapat
pada panjang gelombang 770-735 cm-1 dengan intensitas yang kuat (Mohan,
2004). Pita serapan lain juga muncul pada daerah 1592,62 cm-1 yang
(C=C), akan tetapi pita serapan 1592,62 cm-1 mengalami tumpang tindih dengan
adanya gugus karbonil yang begitu dominan. Pemastian adanya sebuah alkena
cm-1. Suatu senyawa alkena (C=C) yang terkonjugasi terdeteksi pada panjang
gelombang 1600 cm-1 dan C-H stretching alkena terdeteksi pada panjang
suatu serapan alkena (C=C) pada daerah sekitar 1592,62 cm-1 dengan intensitas
gelombang 3066,76 cm-1. Selain itu adanya C=O pada panjang gelombang
1714,59 membuktikan bahwa terdapat gugus karbonil (C=O) dan pada panjang
adalah suatu ester dengan adanya gugus C-O stretching. Hal ini menyatakan
2-on telah berlangsung. Adanya gugus klorobenzena dan gugus orto disubtituted
aromatic menandakan bahwa terdapat gugus kloro dan adanya gugus aromatis
gambar 22.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
46
gelombang 1698 cm-1 dengan intensitas kuat dan tajam. Suatu serapan yang
terdapat pada bagian 2869 cm-1 dan 2754 cm-1 memberikan informasi bahwa
terdapat ikatan C-H stretching dengan intensitas sedang. Diketahui juga bahwa
terdapat ikatan C-H aromatis pada daerah serapan 3089-3072 cm-1 dengan
intensitas yang lemah. Serapan yang terdapat pada bagian 2869 cm-1dan 2754
cm-1 memberikan informasi penting bahwa suatu gugus karbonil yang didapat
merupakan sebuah aldehida yang pada umumnya memiliki dua bagian serapan
dengan intensitas sedang yang terdeteksi pada daerah 2830-2695 cm-1. Adanya
serapan yang kuat pada 768 cm-1 memberikan informasi bahwa terdapat aromatis
yang subtitusi dua gugus pada posisi orto. Serapan sedang pada panjang
1719 cm-1 dengan intensitas kuat dan tajam. Suatu serapan yang terdapat pada
bagian 1116 cm-1 memberikan informasi bahwa terdapat ikatan C-O stretching
dengan intensitas yang kuat. Gugus karbonil yang ditemukan pada daerah
serapan 1719 cm-1 dan adanya ikatan C-O stretching yang terdapat pada panjang
terdapatnya gugus fungsi ester. Selain itu, terdapat pita serapan pada daerah
2985 cm-1 yang memberikan informasi adanya ikatan C-H stretching alifatis
Tabel VI. Interpretasi spektra inframerah senyawa starting material dengan senyawa hasil
sintesis
2-Kloro- Etil 3- Senyawa hasil
Gugus Fungsional
benzaldehida oksobutanoat sintesis
Karbonil (C=O) 1698 cm-1 1719 cm-1 1714,59 cm-1
Alkena (C=C) - - 1650 cm-1
Alkena (C-H) - - 3066,76 cm-1
Ester (C-O) - 1116 cm-1 1096,27 cm-1
2869 cm-1dan
Aldehida (C-H) - -
2754 cm-1
3089 cm-1 dan
Aromatis (C-H) - 3066,76 cm-1
3072 cm-1
Klorobenzena
1067 cm-1 - 1096,27 cm-1
(Ar-Cl)
Tersubtitusi orto 768 cm-1 - 758,62 cm-1
sintesis dengan starting material ditampilkan dalam tabel VI. Kesimpulan yang
dibandingkan dengan starting material yaitu terdapat suatu gugus alkena (C=C)
material. Gugus alkena yang didapat menandakan bahwa senyawa hasil sintesis
telah melalui proses reaksi dehidrasi. Pita yang seharusnya tidak muncul adalah
pita pada daerah serapan 1096,27 cm-1 yang menandakan bahwa senyawa yang
pita tersebut seharusnya tidak muncul pada spektra senyawa hasil sintesis.
sintesis tidak memiliki gugus fungsi keton yang menggambarkan gugus fungsi
mengetahui bobot massa dan pola fragmentasi pada suatu hasil sintesis. Pada
kromatografi gas ditampilkan pada gambar 23. Berdasarkan hasil data yang
didapat, senyawa hasil sintesis merupakan senyawa yang tidak murni. Data yang
hasil sintesis dan hasil yang dominan pada senyawa hasil sintesis terdapat pada
Gambar 24. Spektra massa EI senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 16,110 menit
yang paling mendekati dengan senyawa antara dari suatu reaksi senyawa target.
Puncak nomor dua memiliki nilai m/z sebesar 217 yang merupakan (M-Cl) yang
penggunaan metode ionisasi electron impact adalah adanya beberapa kasus yang
hilangnya sebuah gugus klor dari suatu ion molekul. Penelitian dari Granoth
bahwa hanya diposisi orto dengan kekuatan 70 eV menyebabkan atom klor lepas
dan tidak terdeteksi pada spektra massa. Berdasarkan penelitian dari Granoth,
senyawa hasil sintesis yang diteliti diduga telah kehilangan atom klor
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
51
dikarenakan penggunaan elektron dengan energi yang sangat tinggi yaitu sebesar
Gambar 25. Usulan mekanisme fragmentasi ion molekul senyawa hasil sintesis jalur pertama
Gambar 26. Usulan mekanisme fragmentasi ion molekul senyawa hasil sintesis jalur kedua
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
52
Gambar 27. Usulan mekanisme fragmentasi ion molekul senyawa hasil sintesis jalur ketiga
molekul pada jalur pertama yang menghasilkan beberapa peak yaitu A, C dan F.
Peak A meupakan ion molekul yang kehilangan satu hidrogen dari senyawa etil-
dehidrasi yaitu dengan nilai m/z = 252. Peak C (M-35) memiliki nilai m/z = 217
yang kehilangan sebuah atom klor. Berdasarkan pola fragmentasi dari peak C,
maka dapat disimpulkan bahwa sebuah atom klor terdapat pada senyawa target.
munculnya peak khas klor di spektra massa, akan tetapi hal tersebut bukan
menandakan bahwa senyawa hasil sintesis tidak mengandung atom klor, karena
hasil sintesis mengandung atom klor. Peak F memiliki nilai m/z = 171 yang
molekul pada jalur kedua yang menghasilkan beberapa peak yaitu B dan I. Peak
B (M-15) memiliki nilai m/z = 237 yang muncul karena ion molekul melepaskan
sebuah metana. Peak I memiliki nilai m/z = 115 yang muncul dari perpecahan
dan L. Peak D (M-45) memiliki nilai m/z = 207 yang muncul karena ion molekul
melepaskan sebuah radikal etoksida. Peak G memiliki nilai m/z = 165 yang
[C2H2O].. Peak H memiliki nilai m/z = 137 yang muncul dari perpecahan
fragmen dari peak G yang melepaskan sebuah [C-OH2].. Peak J memiliki nilai
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
54
m/z = 101 yang muncul dari perpecahan fragmen dari peak H yang melepas
senyawa hasil sintesis memiliki atom klor. Peak K memiliki nilai m/z = 89 yang
lainnya seperti chemical ionization atau field desorption, selain itu juga perlu
karena reaksi hidrolisis tidak terjadi dalam proses sintesis senyawa target.
reaksi yang terlalu singkat yaitu hanya 2 jam, oleh karena itu perlu dilakukan
optimasi waktu reaksi hidrolisis untuk mendapatkan senyawa target. Selain itu,
yang terkonjugasi dengan adanya cincin fenil yang menjadi ciri khas dari analog
product yang diperoleh pada replikasi pertama sebesar 54,5 %; replikasi kedua
sebesar 60,2 %; dan replikasi ketiga sebesar 43,67 %. Perbedaan hasil crude
BAB V
A. Kesimpulan
B. Saran
57
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, A., dan Patong, R., 2006, Aktivitas Anti Kanker Senyawa Bahan Alam
Kurkumin dan Analognya pada Tingkat Molekuler, Jurnal Kedokteran
Yarsi, 14 (2), 158-163.
Anand, P., Thomas, S.G., Kunnumakkara, A.B., Sundaram, C., Harikumar, K.B.,
Sung, B., Tharakan, S.T., Misra, K., Priyadarsini, I.K., Rajasekharan,
K.N., and Aggarwal, B.B., 2008, Biological Activities of Curcumin and Its
Analogues(Congeners) Made by Man and Mother Nature, Biochemical
pharmacology, 76(11), 1590-1611.
Anonim, Material Safety Data Sheet Dimethylamine, 40% MSDS, Science Lab,
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9923798 diakses tanggal 3
Juni 2015.
Anonim, Material Safety Data Sheet Ethyl Acetoacetat MSDS, Science Lab,
http://www.sciencelab.com/msds.php?msdsId=9927531 diakses tanggal 5
May 2014.
Baratawidjaja, K.G., dan Rengganis, I., 2010, Imunologi Dasar, Balai Penerbit
FKUI, Jakarta, hal.299.
Bloch, D.R., 2006, Kimia Organik, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, hal. 469.
Bresnick, S.D., 2004, Intisari Kimia Organik, Hipokrates, Jakarta, hal. 67.
Brown, W.H., and Poon, T., 2005, Introduction to Organic Chemistry, 3th ed.,
Wiley International Edition, United States of America, pp. 477.
Chang, R., 2004, Kimia Dasar, 3th ed., Erlangga, Jakarta, hal. 57.
Denniston, K., Topping, J., and Caret, R., 2008, General, Organic, and
Biochemistry, 6th ed., McGraw-Hill, United States, pp. 437.
58
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
59
Fessenden, R.J., and Fessenden J.S., 1986, Kimia Organik, 3th ed., Erlangga,
Jakarta, hal. 125-126, 164-169.
Fox, M.A., and Whitesell, J.K., 2004, Organic Chemistry, 3th ed., Jones and Bartlett
Publishers, Canada, pp. 641.
Gupta, S.C., Prasad, S., Kim, J.H., Patchva, S., Webb, L.J., and Priyadarsini, I.K.,
et al., 2011, Multitargeting by Curcumin as Revealed by Molecular
Interaction Studies, NIH Public Access, 28(12), 1937-1955.
Han, S.S., Keum, Y.S., Seo, H.J., and Surh Y.J., 2002, Curcumin Suppresses
Activition of NF-κB and AP-1 Induced by Phorbol Ester in Cultured
Human Promyelocytic Leukemia Cells, Journal of Biochemistry and
Molecular Biology, 35, 337-342.
Hornback, J.M., 2006, Organic Chemistry, 2th ed., Thomson Brooks/Cole, United
States of America, pp. 257-258.
Hsu, S., Singh, B., and Schuster, G., 2004, Induction of Apoptosis in Oral Cancer
Cells: Agents and Mechanisms for Potential Therapy and Prevention, Oral
Oncology , 40(5), 1-73.
Jones, M., 2005, Organic Chemistry, 3th ed., Norton & Company, United States of
America, pp. 823-825.
Kalsi, P.S., 2004, Spectroscopy of Organic Compounds, 6th ed., New Age Internati-
onal Publishers, New Delhi, pp. 129.
Karna, P., and Yang, L., 2009, Apoptosis in Carcinogenesis and Chemotherapy, in
Chen, G.G., and Lai, P.B.S. (Eds), Springer Science, pp. 1007.
Kumavat, S.D., Chaudhari, Y.S., Borole, P., Mishra, P., Shenghani, K., and
Duvvuri P., 2013, Degradation Studies of Curcumin, International Journal
of Pharmacy Review & Research, 2, 50-55.
McMurry, J., 2012, Organic Chemistry, 8th ed., Brooks/Cole, USA, pp. 908.
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
60
Menegatti, R., 2012, Green Chemistry – Aspects for the Knoevenagel Reaction, in
Kidwai, M., and Mishra, N.K. (Eds), Green Chemistry – Environmentally
Benign Approaches, Intech, pp. 13-32.
Mohan, J., 2004, Organic Spectroscopy Principles and Applications, 2th ed., Alpha
Science International, India, pp. 97.
Rees, D.C., Congreve, M., Murray, C.W., and Carr, R, 2004, Fragment-Based Lead
Discovery, Cambridge Science Park, 3, 660-672.
Rohman, A., dan Gandjar, I.G., 2012, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, hal. 353-354.
Thomas, R.K., Sos, M.L., Zander, T., Mani, O., Popov, A., and Berenbrinker, D., et
al., 2005, Inhibition of Nuclear Translocation of Nuclear Factor- κB
Despite Lack of Functional IκBα Protein Overcomes Multiple Defects in
Apoptosis Signaling in Human B-Cell Malignancies, Clin Cancer Res,
11(22), 8186-8194.
Sherma, J., and Fried B., 2003, Handbook of Thin-Layer Chromatography, 3th ed.,
Marcel Dekker, New York, pp.1-3.
Shishodia, S., Amin, H.M., Lai, R., Aggarwal, B.B., 2005, Curcumin
(diferuloylmethane) Inhibits Constitutive NF-κB Activation, Induces G /S
Arrest, Suppresses Proliferation, and Induces Apoptosis in Manthle Cell
Lymphoma, Biochemical Pharmacology, 70, 700-713.
Sitorus, M., 2009, Spektroskopi Elusidasi Struktur Molekul Organik, Graha Ilmu,
Yogyakarta, hal. 29,35.
Smith, L.R., 1996, Rheosmin (“Raspberry Ketone”) and Zingerone, and Their
Preparation by Crossed Aldol-Catalytic Hydrogenation Sequences, The
Chemical Educator, 1, 1430-1439.
Sorrell, T.N., 2006, Organic Chemistry, 2th ed., University Science Books,
California, pp. 787.
LAMPIRAN
Persamaan reaksi
Sisa = - - 4,439
= 1121,709 mg
= 1,122 gram
62
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
63
, 0,2 ,
rata-rata crude product = 2, 9
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
64
Pembuatan HCL 1 N
BJ HCL : 1,1878 gram/mL = 1187,8 gram/L
Konsentrasi = 37%
BM = 36,5 gram/mol
9, 8
N= = 12,04 N
,
V1 x N1 = V2 x N2 = 1000 x 1 = V2 X 12,04
V2 = 83 mL
Perhitungan 2-kloro-benzaldehida
ℓ ,2 8 g/mL
0, 2
n= = 4,439 x 10-3 mol = 4,439 mmol
0,
BM = 130,14 g/mol
ℓ ,029 g/mL
m
n = BM
m 0,
V= = = 0,56 ~ 560 µL
l ,029
Perhitungan dimetilamin
BM = 45,084 g/mol
ℓ 0,890 g/mL
m 0,200
V= = 0,890 = 0,220 mL ~ 220 µL
l
Hidrolisis Ester
Banyaknya ester yang harus dihidrolisis adalah 4,439 mmol, sehingga mol air yang
perlu ditambahkan juga 4,439 mmol.
massa = mol x BM = 4,439 mmol x 18 mg/mmol = 79,902 mg
m
ℓ v
9,902 mg
1 gram/mL = v
9,902 mg
V= 0,0 99 0,08 mL
000 mg/mL
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
66
Adisi nukleofilik
Dehidrasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
67
Hidrolisis
Dekarboksilasi
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
68
100
2360,66
90
% Transm ittance
3066,76
80
632,97
1592,621571,23
555,52
951,29
825,11
474,55
70
857,23
2905,31
418,13
696,64
3498,80
2936,57
60
1473,72
2981,06
1096,27
1442,95
50
758,62
1037,36
1374,07
1238,39
1714,59
40
Lampiran 11. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 10,807
menit pengadukan 0,5 jam
Lampiran 12. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 17,145
menit pengadukan 0,5 jam
Lampiran 13. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 35,195
menit pengadukan 0,5 jam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
75
Lampiran 14. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 7,229
menit pengadukan 12 jam
Lampiran 15. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 16,110
menit pengadukan 12 jam
Lampiran 16. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 16,357
menit pengadukan 12 jam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
76
Lampiran 17. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 16,445
menit pengadukan 12 jam
Lampiran 18. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 18,273
menit pengadukan 12 jam
Lampiran 19. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 18,599
menit pengadukan 12 jam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
77
Lampiran 20. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 20,010
menit pengadukan 12 jam
Lampiran 21. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 20,200
menit pengadukan 12 jam
Lampiran 22. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 20,405
menit pengadukan 12 jam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
78
Lampiran 23. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 20,592
menit pengadukan 12 jam
Lampiran 24. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 7,229
menit pengadukan 24 jam
Lampiran 25. Spektra massa senyawa hasil sintesis pada waktu retensi 16,065
menit pengadukan 24 jam
PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
79
BIOGRAFI PENULIS
kemahasiswaan antara lain sebagai peserta lomba ON-MIPA tahun 2013 dan 2014,
peserta lomba debat nasional kefarmasian Pharmacious 2012, penulis juga menjadi
peserta Program Kreativias Mahasiswa (PKM) pada tahun 2013. Selain itu, penulis
juga memiliki pengalaman sebagai asisten praktikum Kimia Dasar (2012) dan
Kimia Analisis (2013). Penulis juga merupakan salah satu mahasiswa yang
81