Anda di halaman 1dari 9

Kasus

Lumpur
Lapindo,
Sidoarjo
KELOMPOK 8
1. Danisa Fatin O. (1900020067)
2. Aldo Neldianto M. Anggota
(1900020091)
3. Harningsi H.S Nani
(1900020102)
4. Krisa Wahyu Kurniawan
(1900020106)

02
Kronologi (Identifikasi Kronologi)
·Lumpur Lapindo adalah suatu peristiwa bocornya
pengeboran gas bumi yang terjadi di Kabupaten Sidoarjo
salah satu Kabupaten di Jawa Timur. Kebocoran
pengeboran gas bumi tersebut dilakukan atas kelalaian PT.
Lapindo Brantas.
Lapindo Brantas Inc. melakukan pengeboran sumur yang
dilakukan tidak sesuai dengan prosedur, diduga menjadi
penyebab bencana lumpur lapindo.
Musibah ini terjadi pada 15 tahun yang lalu tepatnya pada
tanggal 29 Mei 2006. Lokasi pusat semburan berjarak 150
meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang merupakan
sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc. sebagai
operator blok Brantas.
Penyebab Terjadinya Kecelakaan
Teori 1 : Semburan terjadi akibat kesalahan prosedur saat pengeboran.

Teori 2 : Lumpur panas menyembur secara kebetulan saat


pengeboran, tapi penyebabnya masih belum diketahui.

Teori 3 : Disebabkan oleh gempa tektonik sebesar 5,9 SR yang terjadi 2 hari
sebelum pengeboran dilakukan

Teori 4 : Faktor Hidrothermal yang memicu pencairan formasi clay dan


memobilisasinya ke permukaan.
Ilustrasi Sederhana
Analisis Terjadinya
Kecelakaan
·- Pada awalnya sumur tersebut direncanakan hingga kedalaman 8.500 kaki
(2.590 meter) untuk mencapai formasi Kujung (batu gamping). Sumur
tersebut akan dipasang selubung bor (casing) yang ukurannya bervariasi
sesuai dengan kedalaman untuk mengantisipasi potensi circulation loss
(hilangnya lumpur dalam formasi) dan kick (masuknya fluida formasi tersebut
ke dalam sumur) sebelum pengeboran menembus formasi Kujung. Sejak
awal perencanaan kegiatan pengeboran ini dengan membuat prognosis
pengeboran yang salah. Mereka membuat prognosis dengan mengasumsikan
zona pengeboran mereka di zona Rembang dengan target pengeborannya
adalah formasi Kujung. Padahal mereka membor di zona Kendeng yang tidak
ada formasi Kujung-nya.
- Gelombang seismik yang menjalar hingga lokasi pengeboran menyebabkan
pencairan formasi clay di bawah wilayah Kalibeng, yang memicu luapan.
Tekanan yang menyebabkan luapan lumpur memicu adanya pelepasan gas.
Pelepasan gas sendiri memang terjadi saat lumpur meluap.
PENYELESAIAN DAN

LOOHCS
PELAJARAN YANG DAPAT

YRADNOCES
DIAMBIL:
Penyelesaian:

DAEMDLO
Lapindo akhirnya sepakat membayar ganti rugi sebesar Rp 3,8 triliun.
Hingga kini, perusahaan milik Bakrie Group itu dilaporkan telah
mengeluarkan dana sebanyak Rp 3,03 triliun. Sisanya kemudian
ditalangi pemerintah, dengan kucuran dana sebesar Rp 827 miliar.
Namun faktanya, urusan ganti rugi tak kunjung tuntas sepenuhnya.
Nasib sejumlah korban lumpur panas Lapindo masih terkatung-
katung, kendati selama 13 tahun ke belakang telah berkali-kali
mengadu dan menuntut pemerintah memberikan talangan
pembayaran ganti rugi melalui APBN.

Pelajaran yang dapat diambil:


Bencana lapindo ini menyebabkan banyak kerugian, baik bagi para
korban bencana, pemerintah, maupun pihak PT lapindo yang

CLASS
melakukan pengeboran. Selain kerugian yang ditimbulkan, ada pun
masalah polusi udara akibat bencana lapindo yang mengakibatkan

SCIENCE
peningkatan jumlah penderita penyakit Infeksi Saluran Pernafasan
PAGE 09 Akut (ISPA).
Thank you!

Anda mungkin juga menyukai