1129 5111 1 PB
1129 5111 1 PB
Keywords: Money Supply Amount, The purpose of this study is to determine the effect of the money supply,
Interest Rate, Inflation, Economic interest rates, and inflation on economic growth in Indonesia. The data
Growth.. analysis method used is Multiple Linear Regression. The data used are time
series data from 1999-2017 which were interpolated. The results partially
show that the money supply and inflation have a positive and significant
influence on economic growth in Indonesia, while interest rates do not affect
economic growth in Indonesia. Simultaneously the money supply, interest
rates and inflation have a significant influence on economic growth in
Indonesia
ekonomi sehingga dapat mengurangi tekanan meningkat sebesar 5,2%. Hal ini tidak sesuai
inflasi. dengan teori dimana jumlah uang beredar
Berdasarkan data BPS, inflasi indonesia berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
tahun 2011 sebesar 3,79%. Terjadinya inflansi di ekonomi, inflasi berpengaruh negatif terhadap
Indonesia karena tingginya permintaan agregat, pertumbuhan ekonomi dan suku bunga
sedangkan permintaan sebuah produk tidak sesuai berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
dengan kemampuan produksi serta kenaikan ekonomi. dimana suku bunga mempengaruhi
anggaran produksi. Inflasi di tandai dengan jumlah uang sekaligus mempengaruhi inflasi yang
meningkatnya harga barang serta jasa dengan selanjutnya juga akan berakibat terhadap
merata. Hal tersebut dapat menyebabkan turunnya pertumbuhan ekonomi.
daya beli masyarakat terhadap barang dan jasa, Untuk mencapai serta menjaga tingkat inflasi
kemudian berakibat pada lemahnya aktivitas yang rendah dan stabil dibutuhkan kerja sama dari
perekonomian, melemahnya nilai rupiah serta semua pihak bank Indonesia, pemerintah maupun
ketidakstabilan perekonomian negara. swasta. Inflasi yang tinggi penting diperhatikan
Berdasarkan sumber inflasi dapat mengingat dampaknya terhadap perekonomian
digolongkan menjadi dua,yaitu inflasi tarikan yang dapat menimbulkan ketidakstabilan
permintaan dan dorongan biaya. Kestabilan inflasi pertumbuhan ekonomi yang lambat. Berdasarkan
merupakan hal terpenting bagi bank indonesia. latar belakang, penulis tertarik melakukan
Apabila inflasi tidak dalam basis yang ditentukan penelitian berjudul: “Pengaruh Jumlah Uang
maka Bank Indonesia mengitervensi melalui suku Beredar, Tingkat Suku Bunga dan Inflasi
bunga kebijakan. Suku bunga nominal dinaikan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
pada saat inflasi meningkat yang akan mendorong Indonesia”.
masyarakat untuk melakukan investasi ke sektor
produktif agar dapat memenuhi permintaan yang 2. TINJAUAN TEORITIS
terjadi dipasar (Boediono, 1998). 2.1 Pertumbuhan Ekonomi
Tabel 1 Pertumbuhan ekonomi merupakan proses
Jumlah Uang Beredar, Suku Bunga, perkembangan hasil pengeluaran perkapita jangka
Inflasi Dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia panjang yang bersumber dari kapasitas yang ada
2012-2017 dalam perekonomian tersebut, bukan bersumber
dari luar yang sifatnya sementara (Boediono,
Pertum 1994). Sedangkan menurut Arsyad (1997)
Suku
Jumlah Uang buhan pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan GDP
Bung Inflasi
Tahun Beredar Ekono atau GNP tanpa meninjau apakah peningkatan
a (%)
(milyar) mi tersebut lebih besar atau kecil dari tingkat
(%)
(%) pertumbuhan penduduk serta apakah terjadi
2015 1.055.439,82 7,50 3,35 4,79 perubahan struktur ekonomi.
2016 1.237.642,57 6,50 3,02 5,0 2.2 Jumlah Uang Beredar
2017 1.341.886,98 4,25 3,61 5,2 Hubbard & Dkk (2005) mengatakan jumlah
Sumber data: Bank Indonesia, 2017 uang beredar ialah “the total quantity of money in
Dari data tabel 1 diketahui bahwa jumlah the economy”. Jika diartikan secara bebas,maka
uang beredar di indonesia meningkat dengan pesat uang beredar adalah jumlah atau keseluruhan uang
setiap tahunnya, dimana tahun 2015 jumlah uang dalam perekonomian.
beredar sebesar 1.055.439,82 milyar, tingkat suku 2.3 Tingkat Suku Bunga
bunga sebesar 7,50, inflasi sebesar 3,35% dengan Alokasi modal dari peusahaan dilihat dari
pertumbuhan ekonomi sebesar 4,75. Dan pada suku bunga perusahaan dengan peluang investasi
tahun 2017 jumlah uang beredar naik sebesar menguntungkan serta mampu membayar imbalan
1.341.886,98 milyar, suku bunga menjadi 4,25%, tinggi atas modal, sehingga akan menarik modal
laju inflasi 3,61% dengan pertumbuhan ekonomi dari perusahaan yang tidak efisien.
26
dalam arti sempit (M1) serta dalam arti luas (M2). 4.2 Uji Normalitas
M1 meliputi uang kartal serta uang giral (giro Uji normalitas diperlukan untuk
berdenominasi Rupiah), Sedangkan M2 meliputi mengetahui distribusi data, apakah berdistribusi
M1, uang kuasi (mencakup tabungan, simpanan normal atau tidak.Pada penelitian ini uji normalitas
berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam yang dilakukan menggunakan tabel Histogram-
(valuta asing) dan surat berharga yang dikeluarkan Normality
oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta Test.
9
domestik dengan jangka waktu sampai satu tahun. Series: Residuals
8 Sample 1999Q1 2017Q4
Observations 76
7
4.1.3 Perkembangan Tingkat Suku Bunga di Mean 4.28e-16
6
Median 0.008826
Indonesia 5 Maximum 0.355872
Bank Indonesia mengartikan BI Rate Minimum -0.366606
4 Std. Dev. 0.173945
sebagai “the policy rate reflecting the 3
Skewness 0.016844
Kurtosis 2.159981
monetarybthe policy stance adopted by bank 2
Jarque-Bera 2.238095
indonesia and announced the 1 Probability 0.326591
Cara mendeteksi terjadi atau tidaknya R-squared 0.817186 Mean dependent var 4.28E-16
heteroskedastisitas dalam model regresi adalah Adjusted R-
dengan cara menggunakan Breusch-Pagan- squared 0.804128 S.D. dependent var 0.173945
S.E. of
Godfrey. regression 0.076984 Akaike info criterion -2.214786
Tabel 3 Sum squared
Hasil Uji Heteroskedastisitas resid 0.414856 Schwarz criterion -2.030781
Log Hannan-Quinn
likelihood 90.16188 criter. -2.141249
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
F-statistic 62.58044 Durbin-Watson stat 2.185706
F-statistic 1.773856 Prob. F(3,72) 0.1598 Prob(F-
Prob. Chi- statistic) 0.000000
Obs*R-squared 5.230614 Square(3) 0.1557
Prob. Chi- Sumber : Hasil Penelitian (Data Diolah:2018)
Scaled explained SS 2.722773 Square(3) 0.4364 Berdasarkan tabel 4 diketahui nilai Durbin
Sumber : Hasil Penelitian (Data Watson sebesar 2,1857. Berdasarkan tabel tersebut
Diolah:2018) diperoleh dL dan dU dengan K = 4 dan n = 76
Berdasarkan tabel 3 diketahui bahwa nilai adalah masing-masing 1.5190 dan 1.7399 maka
p-value yang ditunjukkan dengan nilai prob. chi keputusan untuk mengatakan bahwa model
square (3) pada obs*R-Squared yaitu sebesar terbebas dari masalah autokorelasi apabila 4 - dL
0.1557. Oleh karena nilai p value 0.1557 > 0,05 > d < 4 – dU (4 - 1.5190 > 2.1857 < 4 - 1.7399 atau
maka dapat disimpulkan tidak terjadi 2.4810 > 2.1857 < 2.2601) bisa diterima.
heteroskedastisitas. Kesimpulannya yaitu tidak terjadinya autokorelasi
di dalam penelitian ini.
4.3.3 Uji Autokorelasi
4.4 Analisis Regresi Linier Berganda
Salah satu uji untuk mendeteksi
Untuk mengetahui hasil penelitian dilihat
autokorelasi adalah dengal uji Serial Correlation
dari output regresi linier berganda menggunakan
LM Test. Berikut nilai hasil olah data autokorelasi.
Eviews sebagai alat analisis. Berikut hasilnya pada
Tabel 4
tabel 5 :
Uji Autokorelasi Metode
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Tabel 5
F-statistic 156.4511 Prob. F(2,70) 0.0000
Hasil Regresi Jumlah Uang Beredar, Suku
Obs*R-
squared 62.10611 Prob. Chi-Square(2) 0.0000 Bunga, Dan Inflasi Terhadap Pertumbuhan
Ekonomi Di Indonesia
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.
Test Equation:
C -0.173976 0.427513 -0.406950 0.6853
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
LOG(JUB) 0.109971 0.033012 3.331215 0.0014
Date: 08/28/18 Time: 08:40 SUKUBUNG
Sample: 1999Q1 2017Q4 A 0.149141 0.043132 3.457783 0.0009
Included observations: 76 INFLASI -0.049032 0.005283 -9.280340 0.0000
Presample missing value lagged residuals set to zero. R-squared 0.725609 Mean dependent var 1.254605
Adjusted R-
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. squared 0.714176 S.D. dependent var 0.332069
S.E. of
C 0.019616 0.186052 0.105433 0.9163
-
regression 0.177532 Akaike info criterion -0.568133
LOG(JUB) -0.001580 0.014353 0.110081 0.9127 Sum squared
SUKUBUN - resid 2.269273 Schwarz criterion -0.445463
GA -0.000337 0.018795 0.017954 0.9857 Log
- likelihood 25.58907 Hannan-Quinn criter. -0.519108
INFLASI -0.000318 0.002295 0.138756 0.8900 F-statistic 63.46639 Durbin-Watson stat 0.257982
RESID(-1) 1.305475 0.103692 12.58995 0.0000 Prob(F- 0.000000
RESID(-2) -0.501240 0.104146 - 0.0000
29
artinya secara serentak atau bersama- sama jumlah memproduksi barang lebih banyak kemudian
uang beredar, suku bunga dan inflasi berpengaruh permintaan akan faktor produksi meningkat. Hal
positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ini akan berpengaruh pada pendapatan perkapita
ekonomi di Indonesia. kemudian akan meningkatkan pertumbuhan
ekonomi.
4.5.3 Koefisien Determinasi (R2) Hasil penelitian yang sama terjadi pada
Pengaruh dari jumlah uang beredar, suku penelitian Tiwa & Dkk (2016), dimana jumlah
bunga dan inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi uang beredar mempunyai pengaruh terhadap
di Indonesia dilihat dari nilai R2. Dari hasil pertumbuhan ekonomi. Hal ini terkait karena
pengujian diperoleh nilai R2 sebesar 0,7142 yang kenaikan jumlah uang beredar maka akan
berarti besarnya pengaruh dari variabel jumlah menyebabkan kenaikan investasi yang kemudian
uang beredar, suku bunga, dan inflasi terhadap akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
pertumbuhan ekonomi di Indonesia yaitu sebesar
0,7142 atau 71,42%, sementara sisanya yaitu 4.6.2 Pengaruh Suku Bunga Terhadap
sebesar 28,58% dipengaruhi oleh variabel lainnya Pertumbuhan Ekonomi
yang tidak dimasukkan kedalam penelitian ini. Hasil penelitian menjelaskan variabel suku
bunga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan
4.5.4 Koefisien Korelasi (R) ekonomi di Indonesia. Hasil ini sesuai hipotesis
Maka hubungan antara jumlah uang beredar, dimana hipotesis menyatakan bahwa suku bunga
suku bunga dan inflasi terhadap pertumbuhan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Hasil
ekonomi di Indonesia dilihat pada koefisien ini memberikan bukti tingkat suku bunga
korelasi (R) yaitu dengan cara mengakarkan nilai merupakan fungsi dari investasi. Tingkat suku
R2 yaitu: √0,7142 = 0,8451. Dari perolehan hasil bunga yang rendah dapat membuat investasi
tersebut, maka diketahui nilai koefisien korelasi meningkat dan pada akhirnya akan berpengaruh
adalah 0,8451, artinya hubungan antara variabel pada pertumbuhan ekonomi yang akan meningkat.
jumlah uang beredar, suku bunga, inflasi dan Hasil ini sesuai teori dimana teori menyatakan
pertumbuhan ekonomi tahun sebelumnya apabila suku bunga tinggi, maka jumlah investasi
berhubungan sangat kuat secara positif terhadap akan berkurang yang artinya pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi, karena nilai korelasi ekonomi akan turun, sebaliknya apabila suku
sebesar 0.8451 mendekati posotif satu (+1). bunga rendah maka akan mendorong banyak
investasi yang sehingga dapat meningkatkan
pertumbuhan ekonomi (Sukirno: 2010). Hal ini
4.6 Pembahasan memberikan bukti bahwa suku bunga memiliki
4.6.1 Pengaruh Jumlah Uang Beredar pengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi baik itu
Terhadap Pertumbuhan Ekonomi secara positif maupun negatif.
suku bunga serta penanaman modal yang bersifat Bukan hanya untuk menarik investasi modal
spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, asing langsung ke Indonesia.
ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca 2. Untuk peneliti lain yang ingin meneliti tentang
pembayaran, dan merosotnya tingkat kesejahteraan pertumbuhan ekonomi di Indonesia, ada
dan kehidupan masayrakat, yang pada akhirnya baiknya menambahkan variabel lain untuk
akan berimbas pada menurunnya pertumbuhan diteliti, karena ada cukup banyak variabel yang
ekonomi. mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Hasil penelitian yang sama terjadi pada Indonesia.
penelitian Murialti dan Michel (2015), dimana
inflasi memiliki pengaruh terhadap pertumbuhan DAFTAR PUSTAKA
ekonomi. Hal ini terkait karena kenaikan inflasi
maka akan menyebabkan berkurangnya investasi Arsyad, L. (1997). Ekonomi Pembanguna. STIE
YKPN: Yogyakarta.
dan penanaman modal asing yang kemudian akan
berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Boediono. (1992). Teori Pertumbuhan Ekonomi.
BPFE UGM: Yogyakarta.
5. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan Boediono. (1994). Ekonomi Moneter, Seri
Berdasarkan hasil penelitian dan Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No 2.
BPFE: Yogyakarta.
pembahsan, maka dapat disimpulkan sebagai
berikut: Boediono. (1998). Ekonomi Moneter, Seri
1. Secara parsial jumlah uang beredar, dan inflasi Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi.
berpengaruh secara positif dan signifikan BPFE: Yogyakarta.
terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia,
sedangkan suku bunga secara parsial tidak Dajan, A. (2000). Pengantar Metode Statistik.
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di LP3ES: Jakarta.
Indonesia.
Djojohadikusumo, S. (1993). Perkembangan
2. Secara serentak jumlah uang beredar, suku Pemikiran Ekonomi: Dasar Teori
bunga dan inflasi berpengaruh positif dan Ekonomi Pertumbuhan dan Ekonomi
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Pembangunan. Edisi Pertama. Pustaka
Indonesia. LP3ES: Jakarta.
3. jumlah uang beredar, suku bunga dan inflasi
berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Hubbard, & Dkk. (2005). Effects Of The Real
Exchange Rate On Output And
Indonesia sebesar 0,7142 atau 71,42%, Inflation: Evidence From Turkey. The
sementara sisanya yaitu 0,2858 atau 28,58% Developing Economies. XL-4 December
dipengaruhi oleh variabel lainnya diluar model 2003: 401435.
ini.
Komariyah, & Dkk. (2016). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Cetakan Ke-1. Alfabeta:
5.2 Saran Bandung.
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat
diberikan saran-saran sebagai berikut: Kunarjo. (2003). Perencanaan dan Pengendalian
Program Pembangunan. UI-Press:
1. Bank Indonesia diharapkan berhati-hati ketika
Jakarta.
mengeluarkan kebijakan dalam menaikkan
tingkat suku bunga serta memperhatikan laju Murialti, N., & Michel. (2015). Pengaruh Suku
inflasi yang telah ditetapkan. Hal ini, guna Bunga Dan Inflasi Terhadap
memenuhi tujuan utama dari Bank Indonesia Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
yakni memelihara nilai rupiah yang stabil Tahun 1998-2013. Jurnal Akutansi &
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi.. Ekonomika: Universitas Muhammadiyah
Riau, 5(2).
32