Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

FORMULASI DAN TEKNOLOGI SEDIAAN PADAT


Percobaan 3

PENABLETAN DAN EVALUASI SIFAT FISIK TABLET

Nama : Nadhifa Rifdal Arafah

NIM : 2000023250

Kel./Golongan : 1/4

Hari/TGL praktikum : Rabu/27 Oktober 2021

Dosen : Apt. Lina Widyastuti, M.Sc

LABORATORIUM TEKNOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2021/2022
Percobaan 3
PENABLETAN DAN EVALUASI SIFAT FISIK TABLET

I. TUJUAN PERCOBAAN
1) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menyusun prosedur penabletan tablet
2) Mahasiswa mampu menguraikan prosedur penabletan
3) Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan meyusun prosedur evaluasi sifat fisik tablet
4) Mahasiswa mampu menganalisis hasil evaluasi sifat fisik tablet

II. DASAR TEORI


Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa-cetak, berbentuk rata atau cembung
rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih dengan atau tanpa zat
tambahan (Anief, 2000). Pemberian obat yang paling sering digunakan adalah pemberian
melalui mulut (per-oral), dikarenakan cara ini sangat praktis, mudah, dan aman (Ansel,
1989).

Evaluasi tablet perlu dilakukan untuk mengetahui sifat fisika, kimia, dan biologi sediaan
tersebut. Sifat-sifat ini dapat menggambarkan kualitas total dari tablet atau formulasi tablet
serta kondisi penyimpanan kemungkinan tekanan atau keadaan lingkungan luar. Evaluasi
tablet meliputi uji keseragaman bobot, uji keseragaman ukuran, uji waktu hancur, uji
kekerasan tablet, dan uji disolusi (Ade Maria Ulfa, Nofita, Dhika Azzahra. 2018)

a. Keseragaman bobot
Variasi bobot tablet dipengaruhi oleh ukuran dan distribusi granul yang berbeda,
sifat alir granul yang tidak baik akan menyebabkan jumlah serbuk yang masuk dalam
ruang kompresi tidak seragam, sehingga menghasilkan bobot tablet yang berbeda (Fonner
dkk, 1990). Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya penyimpangan
bobot pada tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet sesuai syarat yang
ditentukan Farmakope Indonesia.
b. Kekerasan
Dinyatakan sebagai daya tahan terhadap tekanan, tegangan, patahan, guliran,
gosokan dan jatuhan (Voigt, 1984). Kekerasan tablet umumnya 4-8 kg (Parrott, 1971).
c. Waktu hancur
Didefinisikan sebagai waktu yang diperlukan untuk hancurnya tablet dalam
medium yang sesuai, kecuali dinyatakan lain untuk tablet tidak bersalut tidak lebih dari
15 menit (Anonim, 1979).
d. Kerapuhan
Dinyatakan sebagai ketahanan suatu tablet terhadap goncangan selama proses
pengangkutan dan penyimpanan. Tablet yang mudah rapuh dan pecah akan kehilangan
keindahan dalam penampilannya serta menimbulkan variasi pada bobot tablet tablet dan
keseragaman dosis obat. Nilai kerapuhan yang dapat diterima sebagai batas tertinggi
adalah 1% (Banker dan Anderson, 1986).
e. Kandungan zat aktif
Tablet parasetamol mengandung zat aktif tidak kurang dari 90% dan tidak lebih
dari 110,0 % dari jumlah yang tertera pada etiket (Anonim, 1995)
f. Disolusi
Didefinisikan sebagai proses melarutnya suatu zat kimia atau senyawa obat dari
sediaan padat ke dalam suatu medium tertentu. Uji disolusi berguna untuk mengetahui
seberapa banyak obat yang melarut dalam medium asam atau basa (lambung dan usus
halus) (Ansel, 1989).

III. ALAT DAN BAHAN


a. Alat : (Terlampir)
b. Bahan : Granul tablet Paracetamol, Tablet Paracetamol.

IV. LANGKAH KERJA


(Terdapat pada Batch Record)

V. BATCH RECORD
(Terlampir)

VI. DATA PERCOBAAN DAN PENGOLAHAN DATA


1. Uji kekerasan tablet
Kekerasan tablet Paracetamol: 113,6 Newton
 113,6 N ÷ 9,8 = 11,59 kg
2. Uji kerapuhan tablet
a) Penimbangan 1 tablet untuk menentukan jumlah tablet yang diambil dan
diuji
Wadah 0,44 gram
Wadah + tablet 1,11 gram
Bobot tablet 0,67 gram = 670 mg

*)Karena bobot 1 tablet > 650 maka tablet langsung diambil 10 tablet untuk diuji

b) Pengujian
 Penimbangan 10 tablet yang sudah dibebas-debukan (sebelum diuji)
Wadah 0,47 gram
Wadah + tablet 7,05 gram
Bobot 10 tablet 6,58 gram

 Penimbangan 10 tablet yang sudah dibebas-debukan (setelah uji)


Wadah 0,45 gram
Wadah + tablet 4,48 gram
Bobot 10 tablet 4,03 gram

 Perhitungan

% kerapuhan = [(W0 – Wt)/W0] × 100%


= [(6,58 – 4,03)/6,58] × 100%
= 38,75%

3. Uji waktu hancur tablet


Volume air: 800 mL
Suhu: 36℃
Waktu hancur tablet Paracetamol: 8 menit
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan penabletan dan evaluasi sifat fisik tablet
paracetamol. Penabletan dilakukan menggunakan alat cetak tablet. Prinsipnya adalah
memberikan tekanan pada granul yang sudah dibuat. Sebelum dicetak terlebih dahulu granul
ditambahkan bahan pelici dan penghancur. Bahan pelicin dan penghancur pada pembuatan
tablet Paracetamol digunakan talkum dan amilum.

Untuk mengendalikan kualitas tablet yang dihasilkan, maka dilakukan evaluasi sifat fisik
tablet. Evaluasi sifat fisik tablet yang dilakukan pada percobaan meliputi uji kekerasan tablet,
uji kerapuhan tablet, dan uji waktu hancur tablet.

a. Uji kekerasan tablet


Alat yang digunakan adalah Hardness Tester dengan satuan Newton. Kekerasan
tablet dapat dipengaruhi oleh tekanan saat kompressi dan bahan pengikat. Semakin besar
tekanan yang diberikan saat pengempaan akan meningkatkan kekerasan tablet (Yos
Banne, Selfie P.J. Ulaen, Fifiliane Lombeng). Pada umumnya dikatakan tablet yang baik
mempunyai kekerasan antara 4 - 10 kg (Saifullah, 2007). Berdasarkan hasil uji kekerasan
tablet parasetamol pada percobaan yaitu 11,59 kg. Hal tersebut menunjukkan bahwa
tablet tersebut tidak memenuhi syarat kekerasan tablet yang baik.
b. Uji kerapuhan tablet
Alat yang digunakan adalah Friability Terter. Uji kerapuhan berhubungan dengan
kehilangan bobot akibat pengikisan yang terjadi pada permukaan tablet (Era Kurnializa,
2013). Parameter kerapuhan yang baik menurut Parrot 1971 dan fonner et al (1981) yaitu
tidak boleh lebih dari 1%. Sedangkan, menurut Gunsel dan Kaning (1976), parameter
kerapuhan tidak boleh lebih ih dari 0,8%. Semakin besar harga persentase kerapuhan,
maka semakin besar massa tablet yang hilang, sehingga kadar zat aktif dalam tablet akan
berkurang (Era Kurnializa, 2013). Berdasarkan hasil uji kerapuhan tablet parasetamol
pada percobaan yaitu 38,75%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kerapuhan tablet
Paracetamol yang diuji tidak memenuhi syarat kerapuhan yang baik. Kerapuhan tablet
yang buruk salah satunya disebabkan oleh konsentrasi bahan penghancur yang terlalu
tinggi/banyak.
c. Uji waktu hancur tablet
Alat yang digunakan adalah Disintegration Tester. Waktu hancur untuk tablet tidak
bersalut adalah tidak lebih dari 15 menit (Voigt, 1994). Berdasarkan hasil uji waktu
hancur tablet parasetamol tiap formula pada percobaan memenuhi persyaratan waktu
hancur yang baik, yaitu sekitar 8 menit (kurang dari 15 menit) . Hal ini disebabkan bahan
tambahan tablet yang digunakan baik, sehingga tidak menggangu proses hancurnya
tablet. Formula tablet dengan konsentrasi bahan penghancur yang meningkat memiliki
waktu hancur yang lebih cepat. Hal ini disebabkan kemampuan bahan penghancur dalam
membantu proses penghancuran tablet.

Selain uji-uji tersebut juga dilakukan pengukuran diameter dan ketebalan tablet
paracetamol. Pengukuran diameter tablet dilakukan dengan alat ukur Jangka Sorong.
Sedangkan, pengukuran ketebalan tablet dilakukan dengan alat Mikrometer Sekrup. Serta
ada juga uji keseragaman bobot tablet untuk menyempurnakan uji evaluasi sifat fisik tablet.
Namun, hal tersebut tidak dilakukan pada percobaan karena waktu yang terbatas.

VIII. KESIMPULAN
a. Penabletan dilakukan dengan menggunakan mesin cetak tablet. Prinsipnya adalah
memberikan tekanan pada granul yang sudah dibuat.
b. Ditambahkan bahan tambahan pelicin dan penghancur pada granul sebelum dilakukan
penabletan.
c. Evaluasi sifat fisik tablet meliputi uji kekerasan tablet, uji kerapuhan tablet, uji waktu
hancur tablet, pengukuran ketebalan dan diameter tablet, serta uji keseragaman tablet.
d. Tablet Paracetamol memiliki kekerasan dan kerapuhan yang tidak baik karena tidak
memenuhi syarat kekerasan dan kerapuhan tablet yang baik. Akan tetapi, tablet tersebut
memiliki waktu hancur yang baik yaitu 8 menit (kurang dari 15 menit).
IX. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Ed. III. Depkes RI: Jakarta.

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia Ed. IV. Depkes RI: Jakarta.

Ulfa, Ade Maria, Nofita dan Dhika Azzahra. 2018. Analisa Uji Kekerasan, Kerapuhan dan
Waktu Hancur Asam Mefenamat Kaplet Salut Generik dan Merek Dagang. Jurnal
Farmasi Malahayati Vol 1 No 2.

Kurnializa, Era. 2013. POTENSI AMILUM LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT (Elaeis
guineensis Jacq.) SEBAGAI BAHAN PENHANCUR PADA FORMULASI
TABLET PARASETAMOL. https://media.neliti.com/media/publications/192743-
ID-none.pdf. Diakses pada tanggal 3 November 2021.

Banne, Yos, Selfie P.J. Ulaen dan Fifiliane Lombeng. UJI KEKERASAN, KEREGASAN,
DAN WAKTU HANCUR BEBERAPA TABLET RANITIDIN.
https://media.neliti.com/media/publications/96508-ID-uji-kekerasan-keregasan-
dan-waktu-hancur.pdf. Diakses pada tanggal 3 November 2021.

https://www.scribd.com/document/488657376/LAPORAN-PRAKTIKUM-FORMULASI-
TABLET-PENCETAKAN-TABLET-DAN-EVALUASI

https://media.neliti.com/media/publications/96508-ID-uji-kekerasan-keregasan-dan-waktu-
hancur.pdf
Lampiran 1

ALAT

Hardness Ttester Friability Ttester

Friability Ttester

Lampiran 2

(BATCH RECORD)

Anda mungkin juga menyukai