Jurnal Metallography Heny
Jurnal Metallography Heny
2.1 Metallography
Metallography merupakan ilmu yang melihat dan menentukan
kedudukansuatu struktur pada suatu metal, paduan, dan material. Dalam
metallography dikenal yang pertama pengujian macro (macroscope test) ialah
proses pengujian bahan yang menggunakan mata terbuka dengan tujuan dapat
memeriksa celah dan lubang dalam permukaan bahan. Besaran magnifasi
pengujian ini hingga 20 kali. Sedangkan yang kedua adalah pengujian micro
(microscope test) adalah pengujian terhadap bahan logam yang bentuk kristal
logamnya sangat kecil sehingga pengujiannya menggunakan alat mikroskop optis
yang memiliki skala magnifasi 50-1000 kali dan mikroskop elektron dengan skala
magnifasi 1.000.000 kali. Dari pengamatan mikroskopis, kita dapat melihat
ukuran granul, batas granul, dan distribusi dari tiap fase yang penting dalam
menentukan struktur suatu logam yang nantinya kita dapat memprediksi perilaku
logam tersebut apabila dikenai sejumlah perlakuan seperti mekanik dan termal.
Karakteristik mikrostruktur suatu logam biasanya terdiri dari fase, besar dan
ukuran granul, karakter batas granul, dan efek yang terjadi apabila logam tertentu
sedang atau telah dilakukan suatu proses. Dalam suatu mikrostruktur suatu logam
akan didapati bagian yang mempunyai tipe dan sifat yang berbeda. Misalnya
berupa ferrit, perlit, grafit dan berbagai fase lainnya sesuai dengan karakteristik
material tersebut.
2. Austenite (γ)
Gambar 2.3 Struktur mikro Austenite
Fase Austenite memiliki struktur atom FCC (Face Centered Cubic).
Dalam keadaan setimbang fase Austenite ditemukan pada temperatur tinggi.
Fase ini bersifat non magnetik dan ulet (ductile) pada temperatur tinggi.
Kelarutan atom karbon di dalam larutan padat Austenite lebih besar jika
dibandingkan dengan kelarutan atom karbon pada fase Ferrite. Secara
geometri, dapat dihitung perbandingan besarnya ruang intertisi di dalam fase
Austenite (atau kristal FCC) dan fase Ferrite (atau kristal BCC). Perbedaan
ini dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena transformasi fase pada
saat pendinginan Austenite yang berlangsung secara cepat. Selain pada
temperatur tinggi, Austenite pada sistem Ferrous dapat pula direkayasa agar
stabil pada temperatur ruang. Elemen-elemen seperti Mangan dan Nickel
misalnya dapat menurunkan laju transformasi dari gamma-austenite menjadi
alpha-ferrite. Dalam jumlah tertentu elemen-elemen tersebut akan
menyebabkan Austenite stabil pada temperatur ruang.
3. Ledeburit
4. Mounting
Proses mounting atau pembingkaian benda uji dilakukan pada benda
uji dengan ukuran yang kecil dan tipis, hal ini bertujuan untuk
mempermudah pemegangan benda uji ketika dilakukan tahap preparasi
selanjutnya seperti pengampelasan(polishing). Proses ini memiliki dua cara
yaitu menggunakan alat pembingkaian untuk bahan yang memerlukan panas
dan penyalutan untuk bahan yang tidak memerlukan panas hanya
menggunakan cetakan saja.
5. Etching (Mengetsa/Etsa)
Etching dilakukan untuk mendapatkan permukaan yang dapat diamati
dengan mikroskop optis. Pada dasarnya mengetsa (etching) adalah proses
korosi yang dikendalikan sehingga menghasilkan kontur permukaan yang
bervariasi juga. Kondisi tersebut terjadi karena adanya variasi struktur metal,
karena variasi struktur adalah variasi potensial untuk terkorosi. Potensial
tersebut akan dibantu oleh lingkungan. Variasi laju korosi tersebut akan
menghasilkan variasi permukaan pada spesimen, misalnya batas butir
terlihat adanya variasi orientasi, fase akan terlihat karena adanya perbedaan
fase-fase terkorosi.
Pada prinsipnya metode etching dibagi menjadi 2, yaitu secara kimia
(etching reagent) yang merupakan pelarutan fase dalam spesimen dipicu
oleh reaksi kimiawi. Secara kimia terdiri dari 3 komponen, yaitu :
1. Corrosion agent (hidrocloric, sulphuric, phrospore, acelin asice)
2. Modifier agent
3. Oxider (hydrogen peroxide, Fe3+ Cu2+) korosi harus dikontrol dengan
mengikat electron.
Metode selanjutnya adalah secara elektrolisis yang merupakan
pemberian potensial untuk mempercepat laju. Secara elektrolisis
memanfaatkan prinsip elektrokimia, dimana benda kerja dikorosi dengan
menggunkan arus dari energy listrik dimana spesimen adalah anoda. Selain
kedua metode tersebut ada juga metode potensiostatic dan anodizing.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Mulai
A
Se
BSelesai
ASelesai
n=4 ? NO
YES
Selesai
DAFTAR PUSTAKA