Anda di halaman 1dari 1

ANISA FATULHIKMAH_1910401061_KELAS B

HORMON TUMBUHAN
Hormon tumbuhan merupakan zat kimia yang mempercepat, menghambat, atau
mempengaruhi pertumbuhan secara berlawanan arah. Terdiri dari 2 jenis, yaitu hormon alami
yang diproduksi oleh tumbuhan itu sendiri dan hormon sintetik. Hormon tumbuhan disebut juga
PGPr (Plant Growth Regulators). Tujuan umum dari hormon tumbuhaan ini yaitu merangsang,
menghentikan, dan memodifikasi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. ada 5 hormon
tanaman yang berperan besar, yaitu auksin, giberelin, sitokinin, ethilen, dan asam absisat.
Auksin, hormon ini bekerja utama pada perpanjangan batang dan diproduksi pula di bagian
ujung batang yang kemudian akan menyebar dari sel ke sel dalam batang. Auksin (IAA)
memiliki kemampuan fototropik, yaitu kemampuan untuk membelok ke arah cahaya sehingga
auksin akan menyebabkan tunas tumbuh ke arah cahaya dan, sementara akar akan tumbuh
berlawanan arah dengan cahaya. Auksin juga memiliki kemampuan geotropik, yaitu kemampuan
tanaman merespon gravitasi, auksin akan pindah ke sisi paling bawah dan menyebabkan jaringan
batang memanjang, hal ini juga mengakibatkan akar tumbuh menyesuaikan gravitasi. Hal ini
menunjukkan bahwa tunas bersifat fototropik positif dan geotropik negatif sedangkan akar
bersifat fototropik negatif dan geotropik positif. Mekanisme kerja IAA adalah dengan
mengaktifkan pompa proton yang akan menurunkan pH. kemudian mengaktifkan anzim
(ekspansin) untuk istirahat di dinding sel. Dinding sel akan melonggar sehingga memungkinkan
air masuk ke dalam sel dan tekanan turgor meningkat, plastisitas dinding sel tumbuhan
meningkat, sel lebih mudah merenggang dan terjadilah pemanjangan sel. Sel yang memanjang
menyebabkan pertumbuhan pada ujung pucuk melengkung ke arah cahaya.
Giberelin. berfungsi untuk menstimulasi perkembangan bunga, memulai perkecambahan,
menyebbakan ruas-ruas merenggang. Giberelin diproduksi di meristem apical batang dan akar
serta biji. Dalam proses peregangan ruas, gberelin dipengaruhi intensitas cahaya. Bila intensitas
cahaya tinggi maka tidak akan terjadi peregangan dan sebaliknya. Sitokinin, merupakan hormon
yang berperan dalam pembelahan sel dalam kultur jaringan, diferensiasi sel untuk pembentukan
organ tanaman dalam kultur jaringan, pembentukan jaringan kalus, dan menunda proses
penuaan. Hormon diproduksi di bagian akar. Sitokinin dapat bekerja berlawanan atau saling
mendukung. Pada batang, auksin akan menghambat tunas lateral, sedangkan sitokinin
merangsang tunas lateral. Pada akar, auksin merangsang percabangan akar sedangkan sitokinin
menghambatnya. Mereka bekerja sama dalam diferensiasi dan pembelahan sel. Etilen,
merupakan hormon yang bekerja pada poses pemasakan buah. Adanya paparan hormon etilen
pada bagian tanaman akan membuat sel-sel tanaman melemah dan melunak, klorofil pecah, dan
mempertebal batang. Asam absisat, merupakan hormon cekaman stress tanaman, ia akan
menghambat hormon pertumbuhan dan berperan dalam dormansi biji dan proses menutupnya
stomata. Menutupnya stomata ini akan membuat proses transpirasi dan metabolism tumbuhan
terganggu sehingga bagian tanaman akan mengalami cekaman (stress) hingga akhirnya gugur.

Anda mungkin juga menyukai