Anda di halaman 1dari 10

selanjutnya saya akan menjelaskan mengenai Perencanaan Pajak untuk Mendapatkan

Fasilitas Perpajakan yang berlaku pada Masa Reguler atau sebelum pandemic covid-19
terkait pajak pertambahan nilai

sebelum membahas mengenai jenis fasilitas PPN dan ppnbm, akan dibahas mengenai tujuan
pemerintah memberikan fasilitas PPN dan ppnbm diantaranya yaitu

1. Untuk mendukung berhasilnya sektor kegiatan ekonomi yang berprestasi tinggi dalam
skala nasional
2. untuk mendorong perkembangan dunia usaha
3. untuk mendukung Pertahanan Nasional
4. untuk meningkatkan daya saing
5. untuk memperlancar pembangunan nasional

dalam perencanaan pajak, perlu adanya usaha memaksimalkan fasilitas-fasilitas PPN. Berbagai
fasilitas PPN dan PPNBM yaitu

fasilitas-fasilitas ini akan saya bhas di slide selanjutnya

next

1. fasilitas PPN Dikenakan 0%

Fasilitas PPN dengan tarif 0% diterapkan atas kegiatan ekspor. Sebagaimana diatur dalam Pasal
7 ayat (2) Undang-Undang No. 42 Tahun 2009 (UU PPN) tarif PPN sebesar 0% dikenakan atas

○ Ekspor Barang Kena Pajak Berwujud

○ Ekspor Barang Kena Pajak Tidak Berwujud

○ Ekspor Jasa Kena Pajak.

2. fasilitas PPN terutang tidak dipungut


fasilitas ini diberikan atas kegiatan usaha tertentu maupun penyerahan bkp dan/atau jkp tertentu,
biasanya juga diberikan untuk kegiatan di kawasan tertentu, impor BKP tertentu, kemudian
pemanfaatan BKP tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean dan pemanfaatan jkp
tertentu dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean. perlakuan PPN Masukan atau pajak
masukan atas penyerahan BKP atau jkp yang diberikan fasilitas ini yaitu pajak masukannya
dapat dikreditkan oleh PKP karena mekanisme PPN tetap berjalan, hanya saja atas Pajak
Keluaran yang terutang tidak dipungut.
Untk fasilitas ini PKP tetap harus menerbitkan faktur pajak dengan menggunakan kode transaksi
kosong tujuh. Penerbitan Faktur Pajak tetap wajib karena sebenarnya transaksi yang mendapat
fasilitas tersebut seharusnya terutang PPN dan tidak termasuk bukan Barang Kena Pajak (non
BKP). Hal ini dilakukan untuk menjaga akuntabilitas dimana dalam prisip akuntansi, semua
transaksi yang terjadi baik atas BKP maupun non BKP harus diungkapkan.
RAUSAH
Dengan diberikannya fasilitas PPN tidak dipungut atas suatu transaksi, jumlah akhir yang
ditanggung pembeli lebih kecil dibandingkan dengan apabila transaksi tersebut dikenakan PPN.
Hal ini disebabkan karena pembeli tidak perlu menanggung PPN karena atas transaksi tersebut
diberikan fasilitas PPN tidak dipungut. Selain itu, atas PPN PajakMasukan yang terkait dengan
transaksi tersebut tetap dapat dikreditkan oleh PKP penjual.

3. fasilitas PPN dibebaskan

fasilitas ini juga diberikan untuk kegiatan di kawasan tertentu, penyerahan BKP tertentu, impor
BKP tertentu dan kemudian pemanfaatan BKP TB atau JKP tertentu dari luar daerah pabean di
dalam daerah pabean. fasilitas PPN dibebaskan ini mengakibatkan tidak adanya Pajak Keluaran.
Oleh karena itu, Pajak Masukan yang berkaitan dengan penyerahan BKP dan/atau JKP yang
memperoleh fasilitas pembebasan dari pengenaan PPN ini tidak dapat dikreditkan.. fasilitas PPN
dibebaskan ini juga harus menerbitkan faktur pajak tetapi menggunakan kode transaksi 08.
Dalam fasilitas ini, PPN Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dan dibebankan sebagai
biaya oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) dapat mempengaruhi harga barang menjadi lebih tinggi
apabila produk yang mendapat fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN tersebut berada pada
pasar yang bersifat monopolistik (monopoli atau oligopoli). Hal ini dimungkinkan karena dalam
pasar yang bersifat monopolistik, pengusaha berperan sebagai penentu harga (price maker)
karena tidak memiliki pesaing sehingga perusahaan memiliki kekuatan untuk mempengaruhi
harga pasar dari produknya. Sebaliknya, PPN Pajak Masukan yang tidak dapat dikreditkan dan
dibebankan sebagai biaya oleh Pengusaha Kena Pajak (PKP) tidak akan mempengaruhi harga
barang menjadi lebih tinggi apabila jenis pasar barang tersebut adalah pasar persaingan
sempurna. Hal ini disebabkan karena dalam pasar persaingan sempurna, produsen akan menjadi
pengguna harga (price taker) dan tidak hanya sebagai penentu harga (price maker).

beberapa contoh fasilitas PPN dan atau ppnbm terutang tidak dipungut yang telah diberikan oleh
pemerintah selama ini yaitu fasilitas PPN dan atau ppnbm terutang tidak dipungut atas:

1. pertama proyek pemerintah yang dananya berasal DARI BANTUAN luar negeri
fasilitas ini diatur dalam PP No 42 tahun 1995. Mohon maaf disini ada salah
pengetikan, yng benar adala tahun 1995
dimana didalam peraturan tersebut dijelaskan bahwa impor atau pemanfaatan
BKP atau BKP tidak berwujud, atau jkp dari luar daerah pabean dan penyerahan
BKP atau jkp oleh kontraktor utama, sehubungan dengan pelaksanaan proyek
pemerintah yang seluruh dan juga yang sebagian dananya dibiayai dengan hibah
atau dana pinjaman luar negeri, maka PPN atau PPN bm nya tidak dipungut
2. atas impor bkp yang dibebaskan dari bea masuk yang diatur dalam PMK nomor 198
tahun 2019. beberapa jenis bkp tersebut adalah barang perwakilan negara asing
beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik,
barang untuk keperluan ibadah umum, amal, sosial, atau kebudayaan, barang
untuk keperluan museum, kebun binantang, dan tempat lain yang terbuka untuk
umum, dan barang-barang lainnya.
3. atas penyerahan avtur kepada badan usaha angkutan udara Niaga nasional untuk
keperluan penerbangan internasional. fasilitas ini diatur dalam PP nomor 71 tahun 2012.
di dalam ketentuan ini fasilitas hanya diberikan kepada badan usaha angkutan
udara Niaga nasional untuk keperluan penerbangan internasional dan fasilitas ini
juga akan diberikan kepada angkutan udara Niaga asing tetapi ada syaratnya yaitu
harus dilakukan secara timbal-balik
4. atas kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi dengan kontrak bagi hasil atau gros split.
Hal ini diatur dalam PP nomor 53 Tahun 2017. kontraktor akan diberikan fasilitas
PPN atau PPN BM terutang tidak dipungut atas perolehan BKP atau jkp atas
pemanfaatan BKP TB atau jkp dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean
yang digunakan dalam rangka operasi perminyakan. jadi harus digarisbawahi
hanya yang digunakan dalam rangka operasi perminyakan. fasilitas ini akan
diberikan kepada kontraktor mulai dari tahap eksplorasi dan sampai eksploitasi
bahkan sampai dengan saat dimulainya produksi komersial.
5. atas impor atau atas penyerahan alat angkutan tertentu. Hal ini diatur dalam PP Nomor 50
tahun 2019. Adapun alat angkutan tertentu yang dimaksud adalah alat angkutan di
air, alat angkutan di bawah air, alat angkutan di udara, dan kereta api serta suku
cadangnya dan alat keselamatan pelayaran atau penerbangan untuk manusia yang
diimpor atau diserahkan oleh atau kepada Kementerian Pertahanan TNI dan Polri
Artinya selama angkutan ini diimpor oleh Kementerian Pertahanan TNI dan Polri
dan atau diserahkan kepada Kementerian Pertahanan TNI dan Polri maka akan
diberikan fasilitas PPN terutang tidak dipungut
6. fasilitas PPN terutang tidak dipungut juga diberikan atas penyerahan jkp tertentu terkait
alat angkutan tertentu. diatur dalam PP Nomor 50 Tahun 2019. jkp tertentu yang
terkait alat angkutan tertentu yaitu jasa yang diterima oleh perusahaan Pelayaran
Niaga nasional, perusahaan penangkapan ikan nasional, perusahaan penyelenggara
jasa kepelabuhanan nasional, dan jenis jasa lainnya.

beberapa contoh fasilitas PPN dan atau ppnbm dibebaskan yang telah diberikan oleh
pemerintah yaitu fasilitas PPN dan atau ppnbm dibebaskan atas:

1. impor dan atau penyerahan BKP tertentu atau jkp tertentu. ketentuan ini diatur dalam PP
nomor 38 tahun 2003. jenis barang kena pajak yang atas impor atau penyerahan nya
diberikan fasilitas ini yaitu
a. atas rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, Pondok boro,
asrama mahasiswa dan pelajar, serta Perumahan lainnya yang batasannya ditetapkan
oleh Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan menteri permukiman dan
prasarana wilayah.
b. kedua yaitu atas senjata amunisi, alat angkut di udara, kendaraan lapis baja,
kendaraan angkutan khusus lainnya, dan suku cadangnya yang diimpor oleh
Kementerian Pertahanan TNI Polri atau oleh pihak lain yang ditunjuk dan komponen
atau bahan yang belum dibuat di dalam negeri yang diimpor oleh PT Persero Pindad
yang digunakan dalam pembuatan senjata dan amunisi untuk keperluan Departemen
Pertahanan TNI dan Polri dan beberapa jenis barang-barang lainnya.
selain BKP tertentu juga diberikan fasilitas PPN dibebaskan atas jkp tertentu. contoh
atau jenis jkpnya yaitu jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk pemborongan
bangunan untuk rumah sederhana, rumah sangat sederhana dan rumah susun
sederhana, Pondok Boro, asrama mahasiswa dan pelajar, serta Perumahan lainnya dan
pembangunan tempat yang semata-mata untuk keperluan ibadah.
2. atas impor dan atau penyerahan BKP tertentu yang bersifat strategis. ketentuan ini diatur
dalam PP nomor 48 tahun 2020. Definisi strategis merujuk pada urgensinya bagi
khalayak atau pengembangan usaha tertentu. BKP yang bersifat strategis antara
lain mesin dan peralatan pabrik, makanan ternak, bibit atau benih, dan beberapa
jenis bkp lainnya.
3. atas impor BKP oleh perwakilan negara asing dan badan internasional serta para
pejabatnya, atau penyerahan BKP kepada perwakilan negara asing dan badan
internasional serta para pejabatnya. Hal ini diatur dalam PP No 47 tahun 2020. Fasilitas
ini ditetapkan berdasarkan atas asas timbal balik atau perjanjian atau kelaziman
internasional dan diberikan dengan surat keterangan bebas atau SKB .
4. atas penyerahan air bersih baik yang belum siap diminum atau yang telah siap diminum
termasuk biaya sambung atau biaya pasang air bersih dan biaya beban tetap air bersih Hal
ini diatur dalam PP Nomor 40 tahun 2015. ada catatan yang tidak termasuk mendapat
fasilitas dibebaskan dari pengenaan PPN adalah air minum dalam kemasan.
5. atas penyerahan jasa kebandarudaraan tertentu kepada perusahaan angkutan udara Niaga
baik nasional dan asing untuk mengoperasikan pesawat udara yang melakukan
penerbangan luar negeri. dalam hal ini yang perlu digarisbawahi bahwa penyerahan jasa
kebandarudaraan yang akan diberikan fasilitas PPN dibebaskan itu hanya penyerahan
kepada perusahaan angkutan udara baik nasional atau asing. namun untuk angkutan udara
Niaga asing harus memenuhi persyaratan tertentu
6. atas penyerahan jasa kepelabuhanan tertentu kepada perusahaan angkutan laut yang
melakukan kegiatan angkutan luar negeri. Yang mendapat fasilitas yaitu jasa pelayanan
kapal, termasuk jasa labuh, jasa Pandu, jasa tunda, dan jasa tambat dan jkp lainnya.

4. jenis fasilitas ini tidak diatur dalam undang-undang PPN namun diatur didalam undang-
undang APBN dan lebih spesifik diatur dan dijelaskan di dalam peraturan Menteri Keuangan
nomor 228 tahun 2010 Junko PMK nomor 237 2011. pajak ditanggung pemerintah yang
selanjutnya disebut sebagai PDTP Adalah pajak terutang yang dibayarkan oleh pemerintah
dengan menggunakan Pagu anggaran yang telah ditetapkan dalam anggaran pendapatan dan
belanja negara kecuali ditentukan lain dalam undang-undang mengenai APBN. Dalam hal ini
Direktorat Jenderal Pajak akan tetap menerima pendapatan namun penerimaan perpajakan ini
dibayar oleh pemerintah dari Pagu anggaran yang telah ditetapkan tersebut. fasilitas PPN dan
ppnbm yang ditanggung pemerintah diperlakukan sama dengan PPN yang terutang tidak
dipungut sehingga pajak masukan atas penyerahan BKP atau jkp dapat dikreditkan oleh PKP.

fasilitas khusus yaitu fasilitas yang ada di dalam kawasan tertentu. Adapun kawasan yang
dimaksud ada empat ada

a. Tempat Penimbunan Berikat (TPB)

diatur dalam PP nomor 85 tahun 2015. Adapun fasilitas dalam TPB ialah PPNnya terutang
tidak dipungut. terdapat beberapa bentuk tpb yaitu gudang Berikat, Kawasan Berikat, tempat
penyelenggaraan pameran berikat, toko bebas bea, tempat lelang berikat dan lain sebagainya

b. Kawasan Perdagangan Bebas (FTZ)

kawasan bebas merupakan kawasan yang berada di dalam wilayah hukum NKRI tapi
terbebas dari daerah pabean sehingga akan bebas dari pengenaan bea masuk PPN dan
ppnbm serta Cukai. Di kawasan ini ada dua fasilitas didalamnya ada PPN dibebaskan
dan ada PPN terutang tidak dipungut. Contoh kawasan bebas yaitu batam, karimun, dan
bintan.

c. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)


kawasan ekonomi khusus ini diatur dalam PP no 40 tahun 2021. KEK adalah kawasan
dengan batas tertentu dalam wilayah hukum NKRI Indonesia yang ditetapkan untuk
menyelenggarakan fungsi perekonomian dan memperoleh fasilitas tertentu. Adapun
fasilitas PPN yang diperoleh dalam KEK adalah PPN yang terutang tidak dipungut.

d. Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KPET)

diatur dengan PP no 147 tahun 2000. Fasilitas yang ada di dalam KPET ini berupa PPN
tidak dipungut.

Perbedaan fasilitas PPN tidak dipungut dan dibebaskan dari pengenaan PPN dapat
dilihat dari tiga aspek (Wijaya and Arsini 2021), yaitu dari segi pengkreditan PPN Pajak
Masukan, dari segi administrasi fasilitas PPN tidak dipungut dan dibebaskan dari pengenaan
PPN, dan sudut pandang ekonomi.
Dari segi pengkreditan PPN Pajak Masukan, terdapat perbedaan yang mendasar dari fasilitas
PPN tidak dipungut dan dibebaskan dari pengenaan PPN. PPN PM yang berkaitan dengan
penyerahan BKP dan/atau JKP yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut tetap dapat
dikreditkan karena mekanisme PPN tetap berjalan, hanya saja atas Pajak Keluaran yang terutang
tidak dipungut. Hal ini sesuai dengan ketentuan dalam UU PPN Pasal 16B ayat 2. sedangkan
PPN PM yang berkaitan dengan penyerahan BKP dan/atau JKP yang memperoleh pembebasan
PPN tersebut tidak dapat dikreditkan karena adanya pembebasan PPN mengakibatkan tidak
adanya Pajak Keluaran. Hal ini telah diatur dalam UU PPN Pasal 16B ayat 3.

Dari segi administrasi, penyerahan yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut dan fasilitas PPN
yang dibebaskan sama-sama harus tetap menerbitkanfaktur pajak tetapi yang membedakan untuk
penyerahan BKP yang mendapat fasilitas PPN tidak dipungut diterbitkan Faktur Pajak dengan
kode 07 sedangkan penyerahan yang mendapat fasilitas PPN dibebaskan diterbitkan Faktur
Pajak dengan kode 08.
Dari sudut pandang ekonomi, fasilitas PPN dibebaskan lebih fokus diberikan terhadap komoditas
atau barang, utamanya barang yang bersifat strategis sedangkan fasilitas PPN tidak dipungut
lebih fokus diberikan berdasarkan zona atau kawasan tertentu.

Tidak dipungut
PKP Industri benang menjual benang ke pkp Industri tekstil dengan faktur pajak, sehingga PKP
tekstil dikenakan PPN masukan. Lalu PKP tekstil menjual tekstil ke industry garmen dimana
industry ini adalah pengusaha di kawasan berikat. Penyerahan barang ke kawasan berikat tidak
dipungut PPN sehingga pkp tekstil telah menyerahkan barang dengan ppn tidak dipungut tetapi
tetap harus membuat faktur pajaknya. Akibatnya, pajak masukan dari pembelian benang dari
PKP benang tadi dapat dikreditkan .

Dibebaskan

PKP percetakan menjual bahan percetakan buku pelajaran dan kitab suci ke PKP penerbit
dengan menyerahkan faktur pajak. Sehingga pkp penerbit dikenakan PPN Pajak masukan.
Kemudian PKP Penerbit menjual buku pelajaran dan kitab suci kepada pembeli. Nah penjualan
atas buku pelajaran dan kitab suci tersebut dibebaskan dari ppn karena telah diatur dalam PP NO
38 TAHUN 2003 Sehingga menyebabkan ppnnya dibebaskan. Maka pajak masukan PKP
PENERBIT atas pembelian bahan cetakan dari PKP percetakan buku pelajaran dan kitab suci
tidak dapat dikreditkan.

Anisa Dian Medianawati (12030118140234)

Apakah WP boleh menolak untuk melakukan pemeriksaan pajak? Jika boleh, bagaimana tata
cara pengajuan penolakan pemeriksaan pajak tersebut?

PADA praktiknya, wajib pajak dapat saja tidak setuju dengan adanya
pemeriksaan yang dilakukan otoritas pajak. Alasannya bisa beragam, mulai
dari wajib pajak yang merasa telah memenuhi kewajiban pajaknya dengan
benar hingga alasan beban administrasi karena panjangnya proses
pemeriksaan yang harus dijalankan.

Pemeriksaan Lapangan
DALAM hal wajib pajak yang dilakukan pemeriksaan lapangan menyatakan
menolak untuk dilakukan pemeriksaan, termasuk menolak menerima Surat
Pemberitahuan Pemeriksaan Lapangan, wajib pajak tersebut harus
menandatangani surat pernyataan penolakan pemeriksaan.

Kemudian, apabila wajib pajak menolak menandatangani surat pernyataan


penolakan pemeriksaan, pemeriksa pajak akan membuat berita acara
penolakan pemeriksaan yang ditandatangani tim Pemeriksa Pajak.

Namun, apabila wajib pajak yang dilakukan pemeriksaan tidak berada di


tempat maka terdapat dua konsekuensi. Pertama, pemeriksaan tetap dapat
dilakukan sepanjang terdapat pegawai atau anggota keluarga yang telah
dewasa dari wajib pajak yang dapat dan mempunyai kewenangan untuk
mewakili wajib pajak, terbatas untuk hal yang berada dalam kewenangannya.

Kedua, pemeriksaan ditunda untuk dilanjutkan pada kesempatan berikutnya.


Untuk keperluan pengamanan pemeriksaan, sebelum dilakukan penundaan,
pemeriksa pajak dapat melakukan penyegelan.

Apabila setelah dilakukan penyegelan dalam jangka waktu yang ditentukan,


wajib pajak tetap tidak berada di tempat dan/atau tidak memberi izin kepada
pemeriksa pajak untuk membuka atau memasuki tempat atau ruangan serta
barang bergerak atau tidak bergerak dan/atau tidak memberikan bantuan
guna kelancaran pemeriksaan, pemeriksa pajak meminta kepada pegawai
atau anggota keluarga yang telah dewasa dari wajib pajak untuk membantu
kelancaran pemeriksaan.

Jika pegawai atau anggota keluarga yang telah dewasa dari wajib pajak
tersebut juga menolak untuk membantu kelancaran pemeriksaan, pemeriksa
pajak meminta pegawai atau anggota keluarga yang telah dewasa dari wajib
pajak untuk menandatangani surat penolakan membantu kelancaran
pemeriksaan.

Apabila mereka menolak untuk menandatangani surat penolakan membantu


kelancaran pemeriksaan tersebut, pemeriksa pajak akan membuat berita
acara penolakan membantu kelancaran pemeriksaan yang ditandatangani
tim pemeriksa pajak.
Pemeriksaan Kantor
JIKA wajib pajak yang dilakukan pemeriksaan kantor memenuhi Surat
Panggilan Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor tapi menyatakan menolak
untuk dilakukan pemeriksaan, wajib pajak harus menandatangani surat
pernyataan penolakan pemeriksaan.

Jika wajib pajak menolak menandatangani surat pernyataan penolakan


pemeriksaan, pemeriksa pajak juga akan membuat berita acara penolakan
pemeriksaan yang ditandatangani tim pemeriksa pajak.

Apabila dalam jangka waktu paling lama satu bulan sejak Surat Panggilan
Dalam Rangka Pemeriksaan Kantor disampaikan kepada wajib pajak, surat
panggilan tersebut tidak dikembalikan oleh pos atau jasa pengiriman lainnya
dan wajib pajak tidak memenuhi panggilan pemeriksaan kantor, pemeriksa
pajak membuat berita acara tidak dipenuhinya panggilan
pemeriksaan oleh wajib pajak yang ditandatangani tim pemeriksa pajak.

Lebih lanjut, merujuk pada Pasal 38 PMK 17/2013 jo PMK 18/2021,


pemeriksa pajak – berdasarkan pada surat pernyataan penolakan
pemeriksaan, berita acara penolakan pemeriksaan, berita acara tidak
dipenuhinya panggilan pemeriksaan, surat penolakan membantu kelancaran
pemeriksaan, atau berita acara penolakan membantu kelancaran
pemeriksaan – dapat melakukan penetapan pajak secara jabatan atau
mengusulkan pemeriksaan bukti permulaan.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa wajib pajak pada dasarnya dapat
menyatakan penolakan untuk dilakukan pemeriksaan pajak. Namun demikian,
penolakan tersebut tidak serta merta menghentikan proses pemeriksaan.
Dalam hal ini, otoritas pajak memiliki kewenangan untuk menetapkan pajak
terutang secara jabatan atau mengusulkan dilakukannya pemeriksaan bukti
permulaan. (kaw)

https://mucglobal.com/id/news/2360/meluruskan-kekeliruan-fasilitas-bebas-ppn-atas-barang-
strategis

Anda mungkin juga menyukai