Anda di halaman 1dari 5

Disusun oleh

Abi dwi prasetyo


B.133.21.0079

BAB 18

BERBAGAI TEKNIK DAN METODA PENGAWASAN

PERBEDAAN TIPE METODA PENGAWASAN


Metode pengawasan terdiri atas dua kelompok yaitu metode bukan kuantitatif non-quantitative dan
metode kuantitatif

Metode pengawasan non kuantitatif adalah metode metode pengawasan yang digunakan manajer
dalam pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen pada umumnya hal jni mengawasi keseluruhan
performance organisasi. Dan sebagian besar mengawasi sikap dan performace para karyawan.

Teknik-teknik pengawasan kuantitatif sebagian besar teknik pengawasan kuantitatif cenderung


untuk menggunakan data khusus dan metode metode kuantitatif untuk mengukur dan memeriksa
kuantitas dan kualitas keluaran output metode-metode kuantitatif tersebut terdiri dari

1. Anggaran
2. Audit
3. Analisa break even
4. Analisa rasio
5. Bagan dan teknik yang berhubungan dengan waktu pelaksanaan kegiatan

PENGGUNAAN ANGGARAN DALAM PENGAWASAN


Pengertian Anggaran
Anggaran adalah laporan laporan formal sumber daya sumber keuangan an yang disisihkan untuk
melaksanakan kegiatan-kegiatan tertentu selama periode waktu yang ditetapkan. Anggaran
menunjukkan pengeluaran penerimaan atau laba yang direncanakan diwaktu yang akan datang

Selain menjadi alat perencanaan dan pengawasan anggaran juga merupakan alat utama
pengkoordinasian kegiatan-kegiatan organisasi

Pengawasan anggaran budgetary control adalah suatu sistem penggunaan bentuk-bentuk sasaran
yang telah ditetapkan dalam suatu anggaran untuk mengawasi kegiatan kegiatan manajerial dengan
melakukan pembandingan pelaksanaan nyata dan pelaksanaan yang direncanakan jadi perencanaan
anggaran adalah penetapan standar sebagai Langkah pertama dalam pengawasan.

Pengawasan anggaran dan pusat-pusat tanggung jawab


Sistem pengawasan dapat dilakukan untuk memonitor fungsi-fungsi atau proyek-proyek
organisasional pengawasan terhadap suatu fungsi dimaksudkan untuk menjamin bahwa kegiatan
tertentu seperti produksi atau penjualan dilaksanakan dengan tepat anggaran dapat digunakan
untuk kedua jenis sistem pengawasan tersebut berikut ini hanya membicarakan anggaran untuk
mengawasi fungsi-fungsi

Atas dasar Bagaimana masukan dan keluaran itu diukur melalui sistem pengawasan ada empat tipe
utama pusat tanggung jawab

1. pusat penghasilan revenue center adalah satuan organisasi di mana keluaran diukur dalam
bentuk moneter tetapi tidak secara langsung dibandingkan dengan biaya biaya masukan.
2. pusat biaya expense Center gimana masukkan diukur melalui sistem pengawasan dalam
ukuran moneter tetapi keluarannya Tidak sehingga anggaran akan diperlakukan hanya /
porsi masukan dari pusat pusat operasi
3. pusat penghasil laba profit Center di mana pelaksanaan kegiatan diukur atas dasar
perbedaan kuantitatif antara penghasilan dan biaya
4. pusat investasi investment center dimana sistem pengawasan tidak hanya mengukur nilai
moneter masukan dan keluaran tetapi juga menilai Bagaimana keluaran bila dibandingkan
dengan aktiva yang digunakan untuk memproduksinya

Proses penyusunan anggaran


Proses penyusunan anggaran biasanya dimulai ketika manajer menerima hasil forecast ekonomi,
penjualan dan sasaran laba untuk tahun yang akan datang dari manajemen puncak. Forecast dan
saran ini menjadi pedoman penyusunan anggaran.

penyusunan anggaran tipe bottom up ini mempunyai banyak kebaikan bagi organisasi yaitu antara
lain anggaran akan lebih realistis, menaikkan partisipasi, moral dan kepuasan kerja karyawan dan
sebagainya.

Jenis jenis anggaran


Anggaran organisasi dapat dibagi dalam dua kelompok

1 anggaran operasional

2 anggaran financial

Penggunaan anggaran variabel


Penggunaan anggaran variabel anggaran cenderung menjadi Statik setelah ditetapkan. Dalam
mengatasi hal ini yang variable kadang-kadang disebut flexible budget budget atau sliding scale
budget dapat digunakan untuk tujuan pengawasan anggaran variabel adalah perkiraan yang
menunjukkan Bagaimana tingkat biaya bervariasi sesuai dengan tingkat kegiatan atau keluaran
sehingga anggaran variabel berguna dalam melakukan identifikasi dengan cara yang jelas dan
realistik bagaimana biaya-biaya dipengaruhi oleh jumlah kegiatan yang dilaksanakan.

Ada 3 jenis biaya yang harus dipertimbangkan bila menyusun anggaran variabel

1. Biaya tetap merupakan biaya yang jumlah totalnya tidak berubah dengan adanya perubahan
volume kegiatan
2. Biaya variabel adalah biaya biaya yang berubah secara langsung sebanding dengan
perubahan volume kegiatan yang dilaksanakan
3. biayasemi variabel adalah biaya-biaya yang bervariasi sesuai dengan volume kegiatan yang
dilaksanakan tetapi tidak dalam proporsi yang sama atau biaya biaya yang berubah tidak
sebanding perubahan volume kegiatan.

Manajer dalam menyusun anggaran variabel harus dapat memisahkan unsur-unsur tetap dan
variabel dari biaya total 3 cara yang dapat digunakan untuk maksud tersebut

1. Perkiraan langsung. Manajer memperkirakan unsur-unsur Biaya variabel baik dengan


menggunakan pertimbangan berdasarkan atas pengalaman ataupun studi yang dilaksanakan
2. Metoda titik tertinggi dan terendah. Dua anggaran disusun satu dengan anggapan keluaran
maksimum dan yang lain dengan anggapan keluaran minimum perbedaan selisih biaya
antara kedua agar ini dibagi dengan perbedaan volume akan menghasilkan tingkat variabel
3. Metoda korelasi. Data bulanan Keluaran dan perubahan biaya di waktu yang lalu
dikumpulkan.

anggaran variabel ini sesuai untuk pusat-pusat tanggung jawab di mana operasi-operasi dilakukan
berulang-ulang ada perbedaan biasa biaya dalam dalam jumlah yang besar dan dimana biaya-biaya
dapat diperkirakan dengan lebih tepat.hanya saja anggaran variabel memerlukan biaya yang lebih
mahal dalam penyiapan nya.

METODA – METODA PENGAWASAN ANGGARAN KHUSUS


Dua dari tiga perkembangan proses penganggaran akhir ini berasal dari sistem pemerintahan yaitu

Planning-programming-budgeting system (PPBS)

Dikembangkan untuk membantu manajemen dalam melakukan identifikasi dan penghapusan


program-program yang memakan biaya yang cenderung menyalin program program lain dan
memberikan suatu peralatan analisa benefit dan cost setiap program atau titik unsur-unsur penting
meliputi sebagai berikut:

1. pelaksanaan analisa dan spesifikasi tujuan-tujuan dasar dalam setiap kegiatan utama atau
lingkupan program
2. pelaksanaan analisa keluaran setiap program dalam bentuk tujuan-tujuan khusus
3. pengukuran biaya total program untuk beberapa tahun dimuka
4. penentuan alternatif-alternatif yang paling efektif dalam pencapaian tujuan tujuan dasar
pada biaya pelaksanaan implementasi dalam bentuk yang sistematis dan teratur sehingga
keputusan-keputusan anggaran di waktu yang akan datang menjadi sasaran analisa.

Zero base budgeting(ZBB)

Membagi program-program suatu organisasi menjadi paket keputusan yang terdiri dari tujuan
kegiatan dan sumber daya yang di butuhkan, biaya dihitung dari permulaan, seperti Bila program
belum pernah ada. Ada tiga segi utama ZBB :

1. perumusan paket keputusan yang menguraikan kegiatan, biaya, dan kegunaan setiap satuan
organisasi secara Individual
2. penyusunan rangking kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan organisasi dan satuan-
satuannya dalam urutan prioritas. Keputusan digunakan untuk menentukan rangking.
Prioritas-prioritas ini dievaluasi oleh manajemen puncak untuk mendapatkan rangking akhir
atau final.
3. Pengalokasian sumber daya sumber daya atas dasar ranking kegiatan, dimulai dari ranking
pertama sampai biaya yang di keluarkan tidak menguntungkan lagi atau sampai dana yang
tersedia habis.

Akuntansi sumber daya manusia (ASDM)

Human resource accounting selanjutnya disebut akuntansi sumber daya manusia. Bermaksud
memperlakukan biaya-biaya yang cukup berarti dari penarikan, latihan, dan pelayanan unsur
manusia sebagai suatu investasi jangka panjang dalam sumber daya manusia pada laporan
keuangan.

PENGGUNAAN PEMERIKSAAN AKUNTAN (AUDITING) UNTUK PENGAWASAN


Metode pengawasan efektif lainnya adalah dengan menggunakan pemeriksaan akuntan atau
Auditing yaitu suatu proses sistematik untuk memperoleh bukti secara objektif tentang pernyataan-
pernyataan berbagai kejadian ekonomi dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara
pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan.

Upaya pemeriksaan ini bertujuan untuk membuktikan efektivitas, ketepatan, kebenaran dan
kejujuran pernyataan-pernyataan itu yang biasanya berbentuk laporan-laporan.secara tradisional,
pemeriksaan akuntan berarti penilaian bebas atau independen terhadap kebenaran dan kejujuran
laporan laporan keuangan organisasi. Alat pengawasan ini dapat dibagi menjadi tiga kategori :

1. Pemeriksaan akuntan eksternal atau eksternal auditing. Adalah pemeriksaan secara


objektif terhadap laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi yang lain dengan
tujuan untuk menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar
keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi itu
2. Pemeriksaan internal atau internal auditing di lain pihak, merupakan kegiatan penilaian
bebas yang terdapat dalam organisasi yang dilakukan dengan cara memeriksa akuntansi
keuangan dan kegiatan-kegiatan lain untuk memberikan jasa kepada manajemen. Tujuan
pemeriksaan intern adalah membantu semua anggota manajemen dalam melaksanakan
tanggung jawab mereka dengan cara menyajikan analisis penilaian, rekomendasi dan
komentar-komentar penting mengenai kegiatan kegiatan mereka. Untuk mencapai tujuan
tersebut, pemeriksaan intern melaksanakan kegiatan-kegiatan berikut :
a) Pemeriksaan dan penilaian terhadap baik tidaknya pengendalian akuntansi dan
pengendalian administratif dan mendorong penggunaan cara-cara efektif dengan
biaya minimum
b) Menentukan sampai seberapa jauh pelaksanaan kebijaksanaan manajemen atas
dipatuhi
c) Menentukan sampai seberapa jauh kekayaan perusahaan dipertanggungjawabkan
dan dilindungi dari segala macam bahaya kmenentukan menentukan dapat
dipercaya tidaknya informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian di dalam
perusahaan
d) Memberikan rekomendasi perbaikan kegiatan-kegiatan perusahaan
3. Audit manajemen. Audit manajemen memeriksa tidak hanya sistem pengawasan organisasi
tetapi juga meliputi kebijaksanaan, Program karena penggunaan wewenang, prosedur dan
metode operasi, prosedur keuangan fasilitas-fasilitas fisik serta kualitas dan efektivitas
metode metode manajerial lainnya.
ANALISA BREAK – EVEN
Tujuan hampir semua perusahaan adalah memperoleh laba atau paling sedikit tidak mengalami
kerugian titik analisa break even adalah peralatan yang berguna untuk menjelaskan hubungan biaya
volume dan laba. Analisa ini menggunakan konsep yang sama seperti dalam penyampaian anggaran
variabel. Analisa break – even menganalisa dan menggambarkan hubungan biaya dan penghasilan
untuk menentukan pada volume berapa (penjualan atau produksi) agar biaya total sama dengan
penghasilan total sehingga perusahaan tidak mengalami laba atau rugi.

Kegunaan analisa break – even

Dapat digunakan manajer baik sebagai alat bantu pembuatan keputusan maupun sebagai alat
pengawasan. Sebagai alat bantu pembuat keputusan dapat dipakai untuk

1. Penentuan volume penjualan minimum yang dibutuhkan untuk menghindari kerugian


2. Penentuan volume produksi dan penjualan minimum yang dibutuhkan untuk mencapai
sasaran laba yang telah ditetapkan
3. Penyajian data dalam pembuatan keputusan penambahan atau pengurangan jenis produk
4. Pembuatan keputusan menaikkan atau menurunkan harga

Beberapa keterbatasan analisa break – even

Salah satu kebaikan analisa break - even adalah sederhana, tetapi kesederhanaan ini juga menjadi
dasar timbulnya berbagai keterbatasan penggunaannya. Beberapa anggapan yang sulit dipenuhi
dalam praktek ini antara lain :

1. Bahwa variabilitas biaya akan mendekati pola tingkah laku yang diramalkan.
2. Bahwa harga jual produk tidak berubah-ubah pada berbagai tingkat kegiatan.
3. Bahwa kapasitas produksi pabrik secara relatif konstan.
4. Bahwa harga faktor-faktor produksi tidak berubah.
5. Bahwa efisiensi produksi tidak berubah.
6. Bahwa perubahan besarnya persediaan tidak berarti.
7. Bahwa biaya biaya dapat dipisahkan menjadi biaya biaya tetap dan biaya biaya variabel.

ANALISA RASIO KEUANGAN


rasio dapat dihitung u tuk setiap praktek pengukuran keuangan, tetapi yang plaing umum dihitung
dpaat dikelompokkan menjadi 4 tipe dasar sebagi berikut :

1. Rasio likuiditas yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban


keuangan atau financial jangka pendek
2. Rasio leverage yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban
kewajiban jangka panjang, atau mengukur Seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan
hutang
3. Rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya
4. Rasio profitabilitas ya mengukur performance atau efektivitas manajemen secara
keseluruhan sebagaimana ditunjukkan oleh laba yang diperoleh dari penjualan dan investasi.

Anda mungkin juga menyukai