Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pendahuluan
Pankreatitis akut merupakan suatu penyakit dengan derajat keparahan
yang bervariasi mulai dari yang ringan (self limited attacks) sampai manifestasi
berat yang menyebabkan kematian (lethal attacks). Pankreatitis akut ringan
umumnya self limiting, meskipun tanpa tatalaksana khusus, namun sekitar 25%
kasus mengalami serangan akut yang berat dengan mortalitas sekitar 30-50%.
Progresi pankreatitis akut dapat diamati sebagai suatu kontinuumm 3 fase, yaitu
inflamasi local pankreas, respons inflamasi umum dan akhirnya terjadi disfungsi
multiorgan. Pasien yang meninggal akibat pankreatitis akut dapat dibagi dalam 2
kelompok. Sekitar 50% kematian terjadi dalam seminggu pertama, karena
mengalami serangan awal yang berat dan berkembang menjadi suatu SIRS, SIRS
yang berlebihan sehingga terjadi kegagalan multi organ dan kematian. Pasien
dengan serangan akut yang berat namun bertahan melewati periode awal
seringkali berlanjut berkembang menjadi nekrosis pankreas retroperitoneal yang
luas. Infeksi terhadap jaringan nekrotik akan menimbulkan sepsis, suatu respons
inflamasi sistemik yang persisten dan sindrom disfungsi organ multiple (MODS,
multiple organ dysfunction syndrome) yang pada akhirnya menyebabkan
kematian.1,2
Mengingat pankreatitis akut merupakan suatu penyakit dengan manifestasi
klinis, etiologi, patogenesis, maupun outcome klinis yan beragam, maka untuk
keseragaman dalam pelaporan dan tatalaksana klinis, pada tahun 1992, para ahli
berkumpul di Atlanta membuat sistem klasifikasi dan komplikasi pankreatitis
akut.3,4
Pankreatitis akut ringan ditandai dengan tidak adanya gagal organ dan
komplikasi lokal atau sistemik. Sekitar 80% perjalanan klinis pankreatitis akut
bersifat ringan dan akan membaik secara spontan dalam 3-5 hari. Pasien dengan
klinis demikian tidak memerlukan pemeriksaan CECT dan angka mortalitas relatif
rendah, sehingga dapat dipulangkan pada fase awal perjalanan pankreatitis akut. 5,6
Pasien pankreatitis akut sedang sampai berat ditandai dengan adanya gagal
organ, komplikasi lokal atau sistemik yang bersifat sementara (< 48 jam).
Umumnya pankreatitis tipe ini akan membaik tanpa intervensi atau paling tidak
memerlukan perwatan yang lebih lama, dengan angka mortalitas jauh lebih rendah
dibandingkan pancreatitis akut berat. 5,6
Pankreatitis akut berat terjadi pada 15%–20% kasus, yang ditandai dengan
adanya gagal organ yang bersifat persisten. Apabila tidak dijumpai tanda gagal
organ, adanya komplikasi pankreatitis nekrosis dapat dikategorikan sebagai
pankreatitis berat. Pasien dengan gagal organ persisten yang timbul dalam
beberapa hari dari onset sakit risiko mortalitasnya mencapai 30%–50%. 5,6
Diagnosis
Diagnosis pankreatitis akut memenuhi 2 dari 3 kriteria berikut: (1) nyeri
perut khas pankreatitis akut, (2) serum amilase dan/ atau lipase > 3x batas atas
nilai normal, dan (3) temuan khas pankreatitis akut dari CT scan. Kriteria ini
Pemeriksaan Ultrasonografi
Pemeriksaan ultrasonografi (USG) merupakan cara pemeriksaan yang
aman, tidak invasif yang dapat dilakukan setiap saat. Pada keadaan darurat
pemeriksaan USG dapat dilakukan, bahkan banyak membantu menegakkan
diagnosis. Gambaran yang didapatkan bervariasi tergantung berat dan stadium
penyakit dan dapat berubah secara signifikan dalam periode beberapa jam.
Pankreas yang terkena dapat berupa edema, nekrotik, atau hemoragik. Edema
akan menyebabkan segmen yang terkena membesar dan terjadi pengurangan
ekogenitas karena peningkatan air di dalam parenkim. Pada keadaan pankreatitis
akut berat gambaran yang ditunjukkan USG tidak terlalu spesifik, karena USG
cukup sulit untuk menilai daerah yang mengalami nekrotik. Meskipun demikian
adanya peningkatan ekogenitas yang heterogen pada pankreas yang membesar
patut dicurigai sebagai suatu proses nekrosis, di samping adanya koleksi cairan
Prognosis
Hal yang sangat penting pada pankreatitis akut adalah menemukan
petanda prognostik untuk identifikasi pasien mana yang penyakitnya ringan self-
limiting dan pasien mana yang akan berkembang lebih buruk dan timbul
komplikasi. Implikasi petanda prognostik tersebut sangat penting terutama dalam
tatalaksana pasien pankreatitis. Pasien yang dievaluasi beresiko tinggi harus
mendapat observasi dan perawatan intensif serta antibiotik profilaksis. Penilaian
klinis awal dapat digunakan untuk gradasi beratnya pankreatitis. Untuk itu
dikembangkan beberapa sistem skor klinis yang mempunyai kelebihan dan
kekurangan masing-masing. Yang paling umum dan luas digunakana adalah
sistem skor Ranson, dipublikasikan pada tahun 1974, terurai dalam 11 poin sistem
skor dan memprediksi pankreatitis berat bila skor >3. Kekurangan sistem skor
Ranson adalah tidak sesuai untuk digunakan pada pankreatitis bilier. Untuk
mengatasi hal itu, modifikasi skor Ranson dikembangkan seperti sistem skor
Glasgow yang lebih mudah (terdiri dari 8 poin), lebih sesuai digunakan secara
individual dan sama baiknya dengan skor Ranson. Kelemahan sistem skor Ranson
dan Glasgow adalah keterlambatan harus menunggu 48 jam untuk membuat
Kesimpulan
Pankreatitis akut dapat menjadi masalah kegawatdaruratan di bidang
penyakit dalam. Pankreatitis akut dapat mengancam jiwa. Diagnosis dapat
ditegakkan dari klinis dan laboratorium. Pencitraan seperti CT scan dan/atau MRI
pankreas dapat dilakukan jika diagnosis belum jelas. Status hemodinamik harus
dinilai segera. Pasien pankreatitis akut dengan gagal organ dan/ atau SIRS perlu
perawatan intensif. Hidrasi yang agresif harus dilakukan (pertimbangan tertentu
pada kasus komorbid dengan kelainan kardiovaskuler dan/ atau renal), paling
Daftar Pustaka
1. Banks PA, Freeman ML. Practice guidelines in acute pancreatitis. Am
J Gastroenterol. 2006;101:2379-400.
2. Whitcomb DC. Acute pancreatitis. N Engl J Med. 2006;354:2142-50.
3. Bollen TLR, Besselink MG, Santvoort HCV, Gooszen HGR, Leeuwen
MSR. Toward an update of the Atlanta classification on acute
pancreatitis. Pancreas. 2007;35:107-13.
4. Topazian M, Pandol SJ. Acute pancreatitis. In Yamada T, Alpers DH,
eds. Fifth edition. Singapore: Wiley Blackwell; 2009. p. 1761-810.
5. Bechien W, Peter AB. Clinical management of patients with acute
pancreatitis. Gastroenterology. 2013; 144; 1272–81.
6. Tenner S, Baillie J, DeWitt J, Vege SW. American College of
Gastroenterology Guideline : management of acute pancreas. Am J
Gastroenterol. 2013; doi: 10.1038/ajg.2013.218
7. Cappell MS. Acute pancreatitis: etiology, clinical presentation,
diagnosis, and therapy. Med Clin N Am. 2008;92:889-923.
8. Kingsnorth A, O’Reilly D. Acute pancreatitis. BMJ. 2006;332:1072-6.