Anda di halaman 1dari 8

Nama: Kezia Sulu

Nim: 202041224

KELAS: Filsafat Barat-DAT-(rabu,07)

UAS Ringkasan Buku Sejarah Filsafat

SEJARAH FILSAFAT BARAT

dan kaitannya dengan kondisi sosio-politik zaman kuno hingga sekarang.

Pendahuluan

Banyak pendapat yang memaparkan tentang awal kemunculan pemikiran filsafat.


Presfektif historis, yang dijadikan pijakan dasar dalam pelacakan sejarah filsafat
Barat, menuntut bukti nyata atas kemunculan filsafat. Sejarahwan filsafat Barat
berpendapat seragam, bahwa filsafat dimulai di Yunani.1 Hal senada dipaparkan oleh
Bertrand Russel dalam karyanya Sejarah Filsafat Barat, Russel menyatakan bahwa,

“Filsafat diawali oleh Thales yang, untungnya, bisa dilacak masa hidupnya
berdasarkan fakta bahwa ia pernah meramalkan terjadinya gerhana matahari, yang
menurut para astronom terjadi pada 585 SM. Filsafat dan ilmu pengetahuan – yang
semula tidak terpisah – dengan demikian lahir bersama di awal abad ke 6 SM.

BAB I LAHIRNYA PERADABAN YUNANI

Peradaban Yunani Kuno telah dimulai sekitar abad 3000 Sebelum Masehi. Terdapat
tiga bangsa besar yang hidup pada masa Yunani Kuno, yaitu: Bangsa Doria, tinggal di
Peloponesos dengan ibukota Sparta. Bangsa Ionia, tinggal di Attica dengan ibukota
Delphi.

BAB II MAZHAB MILESIAN

Mazhab Milesian adalah sebutan untuk filsuf-filsuf miletus, yaitu Thales,


Anaximander dan Anaximenes. Dimana ketiga filsuf tersebut merupakan pionir dalam
proses berfilsafat yang kemudian berkembang dalam sejarah manusia. Mazhab
Milesian penting bukan karena apa yang dicapinya, namun karena apa yang
diupayakannya.
BAB III PHYTAGORAS

Pada zaman kuno, nama Pythagoras dikaitkan dengan berbagai penemuan matematika
dan ilmiah, seperti teorema Pythagoras, lima bangun ruang, teori kesebandingan, teori
bumi bulat, dan gagasan bahwa bintang timur dan barat adalah planet yang sama,
yaitu Venus. Konon ia juga adalah orang pertama yang menyebut dirinya sebagai
filsuf ("pecinta kebijaksanaan") dan membagi dunia menjadi lima zona iklim. Namun,
para ahli sejarah klasik masih memperdebatkan apakah Pythagoras benar-benar telah
membuat temuan-temuan ini, dan banyak pencapaian yang dikaitkan dengan namanya
mungkin sudah ada sebelumnya atau dicetuskan oleh rekan atau penerusnya. Selain
itu, masih diperdebatkan apakah ia benar-benar telah bersumbangsih terhadap bidang
matematika atau filsafat alam.

PARMENIDES

Parmenides adalah seorang filsuf dari Mazhab Elea Arti nama Parmenides adalah


"Terus Stabil", atau "Penampilan yang stabil". Di dalam Mazhab Elea, Parmenides
merupakan tokoh yang paling terkenal.Pemikiran filsafatnya bertentangan
dengan Herakleitos sebab ia berpendapat bahwa segala sesuatu "yang ada" tidak
berubah. Parmenides menuliskan filsafatnya dalam bentuk puisi. Ada ratusan baris
puisi Parmenides yang masih tersimpan hingga kini.Puisi Parmenides terdiri dari
prakata dan dua bagian. Dua bagian tersebut masing-masing berjudul "Jalan
Kebenaran" dan "Jalan Pendapat". Bagian prakata dan "Jalan Kebenaran" tersimpan
secara lengkap, yakni 111 ayat. Bagian kedua, "Jalan Pengetahuan", hanya tersimpan
sebanyak 42 ayat.

BAB VII ATHENA DAN HUBUNGAN DENGAN KEBUDAYAAN

Athena adalah dewi kebijaksanaan,perang dan kerajinan tangan. Athena yang


merupakan dewi perang juga dikenal sebagai dewi yang menolong para pahlawan
Yunani. Athena tidak memiliki suami atau kekasih sehingga disebut
sebagai parthenos dan pallas("perawan"). Menurut legenda, Athena adalah putri
kesayangan Zeus, dewa terkuat. Ibunya adalah dewi Metis, yang merupakan dewi
pemikiran dan kepandaian, dan terkenal sebagai dewi kebijaksanaan. Athena
diberkahi kekuatan oleh ayahnya, kepandaian dan kebijaksanaan oleh ibunya.Dalam
legenda lain Pallas dianggap sebagai ayahnya, maka ia sering diberi gelar Pallas
Athena . Selain itu juga ada yang menyebutkan kalau Athena berhasil membunuh
Pallas dalam perang Dewa melawan Titan sehingga diberi gelar Pallas Athena.

BAB IX KAUM ATOMIS

Atomisme adalah filsafat alam yang berkembang di beberapa peradaban kuno. Di


dalam peradaban Barat, atomisme merujuk pada Leukippos dan
muridnya, Democritus dari abad ke-5 SM.Pengikut atomisme ini mengajukan teori
bahwa dunia alami terdiri dari dua benda yang mendasar, saling berlawanan, dan tidak
dapat dibagi -- atomdan kehampaan. Atom tidak dapat diisi oleh sesuatupun, atom
bergerak di kehampaan menuju klaster yang berbeda-beda (dan klaster-klaster ini
membentuk senyawa-senyawa penghambat). Atom adalah kenyataan bendawi
terkecil, satuan bangunan yang tidak dapat dimusnahkan (Aristoteles, Metafisika, I, 4,
985 b, 10-15). Kata atomisme diturunkan dari kata sifat bahasa Yunani, atomos, yang
arti harfiahnya adalah tidak dapat dipenggal (a - tomos (tidak dapat dipenggal)
-- tomos adalah sekawan dari kata kerja bahasa Yunani temnein (memenggal)).

Konsep atomisme terbentuk akibat kecelakaan sejarah, yaitu fakta bahwa


para kimiawan dan fisikawan sebelum abad ke-19 mengira bahwa partikel tidak dapat
dibagi, sehingga dikenali sebagai a-tom tak terpenggal dari tradisi kuno. Namun, pada
abad ke-20 diketahuilah bahwa atom ternyata terdiri dari entitas yang lebih
kecil: elektron, neutron, dan proton. Bahkan percobaan tahap lanjut menunjukkan
bahwa proton dan neutron terdiri dari beberapa kuark. Kuark yang dimaksud ini
secara empirik belum terbukti memiliki substruktur.

BAB XI SOKRATES

Sokrates  (469 SM- 399 SM) adalah filsuf dari Yunani yang merupakan salah satu


figur paling penting dalam tradisi filosofis Barat. Bahkan, bagi sebagian pemikir
Barat, Sokrates dianggap sebagai Filsuf pertama, dan disebut sebagai Bapak Filosofi.
Sokrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar
dari Yunani selain Plato dan Aristoteles. Sokrates adalah guru Plato, kemudian Plato
pada gilirannya mengajar Aristoteles. Semasa hidupnya, Sokrates tidak pernah
meninggalkan karya tulisan, sehingga sumber utama mengenai pemikiran Sokrates
berasal dari manuskrip tulisan muridnya, Plato.
BAB XIII BEBERAPA SUMBER GAGASAN PLATO

Plato diyakini sebagai seorang filsuf yang berperan besar dalam perkembangan
filsafat Yunani Kuno dan filsafat barat secara umum. Sumbangsih yang besar juga
diberikan oleh guru Plato, yakni Sokrates , dan murid Plato, yakni Aristoteles. Selain
sebagai filsuf, Plato juga dikenal sebagai salah satu peletak dasar agama-agama
barat dan spiritualitas. Pemikiran Plato dikembangkan menjadi Neoplatonisme oleh
para pemikir seperti Plotinus dan Porphyry. Neoplantonisme memberi pengaruh besar
bagi perkembangan Kristianitas, terutama memengaruhi pemikiran para Bapa
Gereja seperti Agustinus. Filsuf Alfred North Whitehead bahkan mengapreasiasi Plato
dengan mengatakan, "Karakterisasi umum yang paling aman dari tradisi filosofis
Eropa adalah bahwa tradisi ini terdiri dari serangkaian catatan kaki untuk Plato".
Gagasan dari plato yaitu : yang pertama , gagasan tentang utopia, yang kedua teorinya
tentang ide-ide. Ketiga, pendapatnya yang mendukung imortalitas. Keempat,
pandangan kosmogoninya. Kelima, konsep tentang pengetahuan yang lebih
bersumber dari ingatan dari pada persepsi.

BAB XIV PLATO DAN NEGARA UTOPIA

UTOPIA (“positif”) sebagai tempat atau negara imajiner, di mana segala-galanya


sempurna. Thomas More dalam bukunya Utopia, menggambarkan tempat yang
nyaman, enak-kepenak dan very prosperous. Begitulah Akhudiat, dalam salah satu
pokok pikirannya “Membaca Ulang Sastra” saat orasi kebudayaan Bengkel Muda
Surabaya (BMS).
Untuk pertama kali BMS sejak Reborn, menyelenggarakan Bengkel Sastra, 21
Februari 2018 di Selasar Gedung Utama Balai Pemuda Surabaya. Pembacaan puisi,
musikalisasi puisi, deklamasi, performance art, dan orasi kebudayaan, sebagai
suguhan yang apik.

BAB XVI TEORI PLATO TENTANG IMORTALITAS

Imortalitas dimengerti sebagai kehidupan dalam suatu bentuk yang berlangsung terus
tiada akhirnya dan kelangsungan hidup pribadi setelah kematian. Imortalitas jiwa
merupakan suatu ciri dari sistem-sistem yang berorientasi pada nilai idealisme,
dualisme, pluralisme dan bukan ciri sistem-sistem materialistik, sebab itu jiwa atau
diri.

ditafsir sebagai produk pemfungsian tubuh. Plato sendri meyakini bahwa jiwa berada
sebelum dan sesudah kehidupan. Jiwa sudah mengalami pra-eksistensi di mana ia
menetap bersama ide-ide. Namun setelah itu ia mengalami inkarnasi dan masuk ke
dalam tubuh. Namun sebaliknya Aristoteles melihat jiwa dan badan adalah
dwitunggal dan kedwitunggalannya itu, ia mengenalnya sebagai "Instrumentisme
kehidupan. Manusia harus dipandang sebagai kesatuan, dan dalam kesatuan itu, jiwa
merupakan keselesaian (aktus) demikianjuga manusia juga harus dipandang diakui
sebagai "Morphe". Perbedaan pandangan ini membangun pemahaman yang unik
mengenai konsep imortalitas yang saat ini berkembang dalam pemahaman agama,
khususnya dalam kekristenan.

BAB XVII KOSMOGONI PLATO

Demiourgos (divine craftsman) Plato:  Timaeus Mitos dan Kosmologi,  sekumpulan


besar teks Plato (427-347 SM) tidak dapat sepenuhnya ditembus di sini, bahkan dalam
kaitannya dengan pandangannya tentang para dewa dan mitos mereka. Di Timaeus,
dialog dengan presentasi kosmogoni Plato yang paling rumit, ia tidak membiarkan
gurunya, Socrates, berbicara tentang masalah itu, tetapi filsuf Pythagoras, Timaeus,
yang telah memberikan namanya dialog. Dia melakukannya, atas permintaan
Socrates, dan sesuai dengan kesukaannya. Timaeus memulai dengan menyatakan
pendapatnya tentang suatu masalah yang telah dibahas oleh sebagian besar filsuf
apakah dunia diciptakan atau tidak, abadi atau dengan permulaan, dan dengan
demikian kemungkinan akhir. 

BAB XVIII PENGETAHUAN DAN PERSEPSI DALAM FILSAFAT PLATO

Ada tiga penrahantan tentang etika: pertarna. etika sebagai cara atau pandangan hidup
(r,rrr o/ lifc) sepeni etika keagamaan Kedua. etika sebaqai ku m pu lan atu ran tentang
ringkah laku(nnrul codc) seperti etika perilaku. etika profesi dan sebagainl,a. Keriga.
etika sebagai upay,a analisis lerhadap utav o/ life dan nnrol codcl -"-ang ketiga ini
etika sebagai sebuah cabang filsafat yakui: metaetika(Paul Edlvard- 1972:81-82)
Penting urrtuk diketahLri bahwaantara etik dan rnoral secara ulrlunr dapat dibedakan.
Bila noral menyangkur nilai-nilai hidup dan dipegang teguh oleh rnasvarakat: rnaka
etik lebih nrerupakan "criticol .studie.s ort nnralih"\4enurut Plato. tLrjuan ntanusia
adalah audoimonia. vcll hcing atau hidup l,ang baik (K. Bertens. 1988 I16). dan
eudaimonia ini nrerupakan triuan teninggi dalam hidup manusia (lbid: 90). Bagi
PIato. idea-idea rnerupakar vang sungguh-sultgguh ada. idea-idea itu mernirnpin budi
ntanusia. men jad i contoh dalam hal-hal vang ada di dunia penca laman. D i antara
idea-idea tersebut. tingkatan tertinggi adalah idea kebaikan (Tha Good) (Poejau,ijatna.
1980: 30).

BAB XIX METAFISIKA ARISTOTELES

Demikianlah Aristoteles hadir dengan pemikirannya tentang metafisika yang pada


zamannya belum disebut metafisika, melainkan masih sebagai filsafat pertama. 

BAB XXII LOGIKA ARISTOTELES

Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang


bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran
tentang logika formal. Filsafat Aristoteles berkembang dalam tiga tahapan yang
pertama ketika dia masih belajar di Akademi Plato ketika gagasannya masih dekat
dengan gurunya tersebut, kemudian ketika dia mengungsi, dan terakhir pada waktu ia
memimpin Lyceum mencakup enam karya tulisnya yang membahas masalah logika,
yang dianggap sebagai karya-karyanya yang paling penting, selain kontribusinya di
bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, Ilmu Alam dan karya seni.
REFLEKSI TEOLOGIS

Filsafat dalam pemaghaman Russell adalah sesuatu yang berada di antara teologi dan
sains. Filsafat berisikan pemikiran-pemikiran mengenai masalah-masalah yang
pengetahuan definitive tentangnya. Disini dapat kita di lihat bagaimana
perkembangan pemikiran para Filsuf dari tahun ke tahun, dimana para filsuf memiliki
pemahaman dan pemikiran yang berbeda-beda dalam Ilmu Pengetahuan, yang mana
pemikiran-pemikiran mereka masih ada dan terpakai sampai saat ini. Sejarah Filsafat
adalah upaya untuk menunjukkan bagaimana pengaruh ideologi para filsuf membawa
kepada terbentuknya filsafat tertentu.

Filsafat adalah tempat dimana suatu pertanyaan-partanyaan dikumpulkan,


diterangkan, diteruskan, bahkan sampai menemukan jalan keluar atau suatu
kesimpulan. Filsafat tidak hanya menyelidiki salah satu segi kenyataan, melainkan
apa-apa yang menarik perhatian manusia. Filsafat tetap selalu dibutuhkan oleh
manusia dari jaman ke jaman, bahkan sampai saat ini. dalam kehidupan sebagai orang
Kristen, kita harus memiliki pemahaman yang luas, karena dalam filsafat ada
pemikiran-pemikiran yang dapat menyesatkan kita tentang pemahaman Tuhan Allah,
yang tidak bisa di pahami oleh pemikiran nalar saja.

relasi antara filsafat dan teologi, yaitu keduanya adalah dua sarana yang
dianugerahkan Allah kepada manusia, sehingga manusia dapat memahami dan
mengenal siapa diri-Nya dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya. Dalam perspektif
teologi injili, kedua hal tersebut tidak jarang berseberangan, sehingga menghasilkan
sesuatu yang perdebatan yang serius. Keduanya diusahakan untuk dapat
berdampingan dan menajamkan di dalam kekristenan.

Oleh sebab itu, dapat dikatakan bahwa filsafat dan teologi adalah sesuatu yang netral
dan tergantung kepada siapa yang mempergunakannya. Dapat diibaratkan seperti
‘pisau’, yang dapat digunakan untuk memasak sesuatu yang indah bila berada di
tangan seorang koki, namun juga dapat digunakan untuk membunuh jika berada di
tangan orang yang jahat.

Selain itu, filsafat dan teologi dimana masing-masing adalah ada di dalam diri
manusia sebagai manusia ciptaan Allah yang serupa dan segambar dengan Dia. Oleh
sebab itu, keduanya sudah seharusnya direlasikan dalam kondisi yang harmonis, yaitu
bukan saling bertentangan, melainkan saling membangun dalam tugasnya sebagai
sarana pengenalan akan Allah serta sebagai kerangka untuk membangun teologi.

Anda mungkin juga menyukai