Zen Ahmad
Divisi Pulmonologi, KSM Penyakit Dalam Rumah Sakit Dr. M. Hoesin Palembang
Sub bagian Pulmonologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK Unsri Palembang
BATASAN
COVID-19 merupakan singkatan dari Corona Virus Disease, penyakit menular yang disebabkan oleh
Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang ditemukan pada Desember
2019 di China 1,2.
Penyakit ini bisa menimbulkan manifestasi klinis pada saluran napas, paru dan sistemik.
CORONA VIRUS
Corona virus merupakan virus respirasi, yaitu virus yang mengambil saluran napas sebagai tempat
masuknya. Virus dapat berproliferasi pada epitel saluran napas atau paru dan menimbulkan
masalah disana. Virus dapat melewati aliran darah paru dan menyebabkan perubahan patologik
pada jaringan/organ diluar paru3.
Virus ini termasuk dalam ordo Nidovirales, famili Coronaviridae, subgenus beta corona virus dengan
nama spesies SARS-CoV2 (sebelumnya disebut 2019-nCoV) 4. Dinamakan corona, karena bentuknya
seperti cincin (corona) pada gerhana matahari.
Beberapa spesies corona virus yang dapat menyerang manusia, antara lain:
HCoV-229E (subgenus alpha corona virus)
HCoV-OC43 (subgenus beta corona virus)
HCoV-NL63 (subgenus alpha corona virus)
HCoV-HKU 1 (subgenus beta corona virus)
Middle East Respiratory Syndrome ( MERS; subgenus beta corona virus)
Severe Acute Respiratory Syndrome ( SARS; subgenus beta corona virus)
Corona virus merupakan virus RNA strain tunggal dengan diameter 60-140 nm,berbentuk bundar,
berkapsul dan tidak bersegmen.Virus ini mempunyai empat macam struktur protein utama 5
S (Spike)
E (Envelove)
N (Nukleokapsid)
M (Membran)
SITUASI COVID
Covid-19 pertama kali ditemukan di China daratan pada akhir Desember 2019. Kasusnya dengan
cepat meluas keseluruh dunia. Saat ini (25 Februari 2021) sudah masuk ke 219 negara, menyerang
113.100.697 orang, dengan kematian 2.508.913 orang (Case Fatality Rate, CFR 3.0 %), kejadian
tertinggi di Amerika Serikat (28.974.623 kasus dengan 518.363 kematian) 6.
Indonesia memproklamirkan kasus pertamanya pada tanggal 2 Maret 2020. Saat ini (25 Februari
2021) Indonesia sudah mempunyai 1.306.141 kasus dengan 35.254 kematian (CFR 2,7%) tersebar
diseluruh propinsi7. Kota/Kabupaten terdampak sebanyak 510 dengan 310 diantaranya terjadi
transmisi lokal (tabel 2).
Sumatera Selatan mempunyai kasus konfirmasi pertama pada 24 maret 2020. Saat ini (17 Februari
2021) terdapat 15.253 kasus konfirmasi dengan 733 kematian (CFR 4,81%) 8.
Tabel 1. Data kasus covid 19 (25 Feb 2021, Jam 11.45 WIB)
Dunia* Indonesia” Sumatera Selatan’
1.306.141
Konfirmasi 113.100.697 15.704
35.254 (2,7%)
Jumlah kematian 2.508.913 763 (04,86%)
1.112.725 (85,2%)
Sembuh 84.713.479 13.721 (87,37%)
Kasus aktif 21.878.345 158.162 (12,1%) 1.220 (07,77%)
21.786.521 (99.6%) Ringan
91.824 ( 0.4%) Kritis
Kasus selesai 91.222.352
88.713.439 (97%) Sembuh
2.509.813 ( 3%) Meninggal 35.254 Meninggal 763 Meninggal
6
*Sumber: https://www.worldometers.info/coronavirus/ ; “ Sumber: https://infeksiemerging.kemkes.go.id/7
‘ Sumber: http://corona.sumselprov.go.id/index.php?module=home&id=1 8
BATASAN OPERASIONAL
Batasan operasional berikut, harus dimengerti oleh petugas yang menatalaksana Covid-19.
Batasan ini mengacu pada pedoman pencegahan dan pengendalian covid-19, Revisi 5 9.
1. Kasus Suspek
Seseorang yang memiliki salah satu kriteria:
a. Orang dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yaitu demam ≥38 0C atau riwayat demam
DISERTAI
Satu atau lebih gejala/tanda pernapasan seperti: batuk,sesak, sakit tenggorokan, pilek, pneu-
monia ringan hingga berat.
DAN
Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di
negara/ wilayah yang melaporkan transmisi lokal.
b. Orang demam ≥380C atau riwayat demam atau ISPA DAN pada 14 hari terakhir sebelum tim-
bul gejala, memiliki riwayat kontak erat dengan kasus konfirmasi/probable Covid-19.
c. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat yang membutuhkan perawatan di rumah sakit
DAN tidak ada penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang meyakinkan.
2. Kasus Probable
Kasus suspek dengan ISPA berat/Acute Respiratory Distress Syndrom (ARDS)/Meninggal dengan
gambaran klinis yang meyakinkan Covid-19 dan belum ada hasil pemeriksaan laboratorium
Reverse Transcriptase Polymerase Chain Reaction (RT-PCR).
3. Kasus konfirmasi
Pasien yang terinfeksi COVID-19 dengan hasil pemeriksaan tes RT-PCR positif.
a. Dengan gejala (simptomatik)
b. Tanpa gejala (asimptomatik)
4. Kontak Erat
Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable/konfirmasi Covid-19 dalam 2 hari
sebelum kasus timbul gejala sampai 14 hari setelah kasus bergejala (untuk kasus asimptomatik 2
hari sebelum spesimen diambil sampai 14 hari setelah tanggal pengambilan spesimen).
Termasuk kontak erat adalah
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable/konfirmasi dalam radius kurang dari
1 meter denganwaktu 15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable/konfirmasi (salaman, pegangan tangan, dll).
c. Petugas yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable/konfirmasi tanpa
menggunakan Alat Perlindungan Diri (APD) standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian resiko lokal yang
ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
5. Pelaku Perjalanan
Seseorang yang melakukan perjalanan dari dalam negeri atau luar negeri pada 14 hari terakhir.
6. Discarded
Kasus Suspek
Hasil RT-PCR 2 hari berturut turut (24 jam ) hasil negatif.
Kontak Erat
Telah menyelesaikan masa karantina 14 hari.
7. Selesai isolasi
(misal: bebas gejala hari ke 9 dari onset, maka boleh bebas isolasi hari ke 12).
- Dengan pemeriksaan RT-PCR satu kali
Setidaknya tiga (3) hari bebas gejala demam dan gangguan pernapasan.
8. Kematian
Kasus konfirmasi atau probable Covid-19 yang meninggal.
Batasan operasional pada tatalaksana Covid-19 edisi 3 memasukkan Rapid Diagnostic Test Antigen
(RDT-Ag) dan gejala anosmia serta ageusia. Seseorang dengan gejala anosmia atau ageusia yang tak
Tabel 3. Definisi kasus pada Covid-19
Pedoman pencegahan & pengendalian Covid-19 Pedoman Tatalaksana Covid-19 Edisi 310
Revisi 59
Kasus
Suspek Seseorang yang memiliki salah satu kriteria berikut: Seseorang yang memiliki salah satu kriteria sbb:
0
a. Memenuhi salah satu kriteria klinis dan salah satu
a. Orang dengan ISPA: Demam ≥38 C atau riwayat
kriteria epidemiologis
demam
DISERTAI Kriteria Klinis
≥ 1 gejala/tanda pernapasan: batuk, sesak, sakit Demam ≥380C/riwayat demam dan batuk
tenggorokan, pilek, pneumonia ringan - berat. ≥ 3 Gejala: Demam/Riwayat demam, batuk, fatique,
DAN sakit kepala, mialgia, nyeri tenggorokan, coryza/
Pada 14 hari terakhir sebelum gejala memiliki pilek/hidung tersumbat, sesak, anoreksia/mual/
riwayat perjalanan atau tinggal di negara/ wilayah muntah, diare, penurunan kesadaran
yang melaporkan transmisi lokal.
Kriteria Epidemiologis
b. Orang demam ≥380C atau riwayat demam atau ISPA 14 hari terakhir sebelum gejala tinggal atau bekerja
DAN pada 14 hari terakhir sebelum gejala, memiliki ditempat beresiko tinggi penularan.
kontak erat dengan kasus konfirmasi/ probable
14 hari terakhir sebelum gejala tinggal atau bepergi-
Covid-19.
an di negara/wilayah Indonesia dg transmisi lokal.
(di Pedoman tatalaksana Covid menjadi probable)
14 hari terakhir sebelum gejala bekerja di fasilitas
kesehatan (medis; non medis; petugas investigasi)
b. Seseorang dengan ISPA berat
diketahui penyebabnya masuk kedalam kasus probable. Seorang dengan RDT-Ag SARS-CoV-2
positif masuk kriteria suspek bila tak bergejala dan masuk kriteria kasus konfirmasi bila memenuhi
kriteria suspek atau probable10.
PENULARAN
Sumber penularan
Orang sakit, baik yang bergejala ataupun tak bergejala.
Cara penularan
Droplet
Partikel berisi air dengan diameter ≥ 5µm.
Menular melalui kontak jarak dekat, dalam 1 meter.
Kontak
- Kontak langsung dengan pasien.
- Kontak tidak langsung, akibat tangan menyentuh benda/permukaan yang terkontaminasi
droplet dan tangan mengusap hidung atau mulut.
Aerosol
Penularan lewat partikel ukuran < 5µm, transmisi melalui udara.
Prosedur yang menghasilkan aerosol, antara lain: intubasi endotrakeal, bronkoskopi, suksion
terbuka, ventilasi manual, trakeostomi. Lama partikel bertahan dipermukaan dipengaruhi jenis
permukaan, suhu, kelembaban lingkungan. Virus dapat bertahan 72 jam pada permukaan plastik
dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga, kurang dari 24 jam pada kardus 11.
.
Gambar 2. Jalur droplet dan airborne12
Aerosol (ukuran <5 μm), dapat menularkan dalam jarak dekat (1 meter), jarak jauh (2 meter) dan kontak tak
langsung. Droplets (ukuran ≥ 5 μm) bertanggung jawab terhadap penularan jarak dekat dan jalur tak langsung.
Virus yang masuk kedalam sel inang dapat dikenali oleh reseptor imune bawaan (innate) seperti RNA
sensor (TLR7/8; RIG-I/MDA-5) dan infllammasome sensore (NLRP3), selanjutnya akan terjadi aktivasi
NF-KB,IRF3/7 dengan produk sitokin pro-inflamasi (IL1, IL6, IL8, TNF alpa dan Interferon).
Langkah 1
Langkah 5
Langkah
Langkah 3 Langkah 4
Antigen virus akan dipresentasikan kepada Antigen Precenting Cell (APC) yang akan menstimulasi
respons imun seluler dan humoral. Pelepasan sitokin yang berlebihan akan menimbulkan respons
klinis seperti batuk, sesak, sampai penurunan saturasi oksigen, penurunan limfosit atau ARDS.
GEJALA KLINIS
Covid-19 menyerang semua kelompok umur dan kelamin, walaupun secara data lebih sering pada
laki laki. Rerata umur terserang adalah 51,97 tahun. Angka kematian lebih tinggi pada kelompok
yang mempunyai penyakit penyerta (comorbid diseases)15.
Keluhan yang paling sering dijumpai adalah keluhan Influenza Like Ilness (ILI), namun dia dapat
bermanifestasi sistemik16.
Penyakit penyerta yang sering dijumpai adalah Hipertensi, Penyakit hati kronik, Penyakit kardiovas-
kular, COPD, Keganasan dan Diabetes.
Masa inkubasi bervariasi antara 2 sampai 14 hari (rata rata 5-6 hari), dengan manifestasi klinis ber-
variasi dari ringan sampai berat.
Berat ringannya penyakit berdasarkan gejala, dikelompokkan dalam:
a. Tanpa gejala
b. Ringan/tidak berkomplikasi
Pasien dengan keluhan ringan, bisa berupa demam, batuk, sesak, produksi sputum, sakit mene-
lan, batuk darah, gangguan penciuman ataupun gangguan rasa 17.
Keluhan sistemik seperti mialgia, pusing, cepat capek, penurunan napsu makan ataupun diare.
Berdasarkan penyakit penyerta dibagi atas:
- Ada penyakit penyerta
- Tidak ada penyakit penyerta
40% dari kasus bergejala
c. Sedang/Moderat
Pasien dengan gambaran pneumonia yang tidak membutuhkan suplementasi oksigen.
40% dari kasus bergejala.
d. Berat
Pasien dengan gambaran pneumonia berat
Pasien dengan demam/ISPA ditambah
- Frekuensi pernapasan ≥ 30x/menit
- Distress pernapasan (PaO2/FiO2 < 300)
- Saturasi oksigen 93% pada udara kamar
Infiltrat pada paru melebihi 50% dalam 24-48 jam
15% dari kasus bergejala.
e. Pasien kritis
Pasien dengan gagal napas, Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syok sepsis ataupun
kegagalan multi organ.
5% dari kasus bergejala.
Perjalanan penyakit Covid-19 dapat dilihat pada gambar 5.
LABORATORIUM15,19
Darah rutin
- Leukosit: Normal atau leukopenia
Leukositosis bila ada komorbid infeksi
- Limfofenia
Akibat penurunan limfosit, maka perbandingan Neutropil dan limfosit akan meningkat.
Neutrofil Limfosit Ratio (NLR) ≥ 5,8 memperlihatkan kecurigaan Covid-19.
Virus SARS-CoV-2 mempunyai kemampuan untuk menghancurkan limfosit, bertambah banyak
jumlah virus bertambah rendah limfosit nya, oleh karena itu jumlah limfosit bisa menjadi
marker tidak langsung jumlah virus.
- Anemia
- Trombositopenia
- Peningkatan LED
Penurunan albumin
Peningkatan CRP, Peningkatan IL6 dan IL10
Peningkatan serum procalcitonin
Peningkatan LDH
Peningkatan SGOT dan SGPT
Peningkatan kreatinin
Peningkatan d-Dimer dan fibrinogen
Peningkatan CPK
Rapid test antibodi tak direkomendasikan untuk diagnostik (hanya untuk skrining)
Pemeriksaan RT-PCR
Pemeriksaan RT-PCR merupakan goald standard pada diagnosis covid-19 (RT-PCR, PCR untuk HIV,
Test Cepat Molekular untuk tuberkulosis, dan LAMP merupakan bagian dari Nuclec Acid Amplication
test/NAAT).
Sampel dapat dari saluran napas atas (usap nasofaring/orofaring, aspirat nasofaring), saluran napas
bawah (sputum, bronchoalveolar lavage, aspirat trachea, biopsi paru), feses, urin dan serum.
Sampel saluran napas atas, nilai positifnya tinggi pada awal perjalanan penyakit (tiga hari pertama
simptom) oleh karena tingginya jumlah virus pada saluran napas atas. Sampel saluran napas bawah
mempunyai sensitifitas angka positif yang tinggi dalam waktu yang panjang.
Pemeriksaan RT-PCR dilakukan dua hari berturutan, salah satu hasil positif dapat dinyatakan positif
(jadi kalau swab hari pertama sudah positif maka tak perlu diambil swab hari kedua).
Kasus dikatakan konfirmasi bila hasil pemeriksaan RT-PCR positif.
Kemungkinan hasil RT-PCR negatif, dapat diakibatkan oleh:
1. Kualitas spesimen tidak baik
2. Spesimen diambil pada akhir masa infeksi atau masih sangat awal
3. Spesimen tidak dikelola dan tidak dikirim dengan transportasi yang tepat
4. Mutasi virus
RT-PCR sangat baik kalau dikombinasikan dengan serologi oleh karena dapat mengetahui proses
perjalanan penyakitnya (tabel 7)
Aspirat nasopharyngeal/trachea
Biopsi paru
Serum
PENCITRAAN
Pada pemeriksaan foto thorak dapat dijumpai gambaran pneumonia bilateral, unilateral atau
ground-glass opacity.
Pada CT Scan thorak dijumpai gambaran normal sampai gambaran konsolidasi.
Persatuan ahli radiologi Amerika Utara, membagi gambaran CT scan thorak dalam 4 kelompok 24:
a. Gambaran khas (Tipikal)
Gambaran ground glass opacity bilateral di daerah perifer, dengan/tanpa konsolidasi, dengan/
tanpa crazy paving (garis intralobular)
Gambaran ground glass opacity multifokal dengan/tanpa konsolidasi, dengan/tanpa crazy paving.
b. Gambaran indeterminate
Gambaran ground glass opacity multifokal yang diffuse didaerah perihiler
Gambaran ground glass opacity unilateral dengan atau tanpa konsolidasi dengan distribusi yang
tidak spesifik, lokasi bukan di perifer, bentuknya tidak rounded
Gambaran GGO minimal, lokasi bukan di perifer, bentuknya tidak rounded.
c. Gambaran tidak khas (atipikal)
Gambaran konsolidasi lobus atau segmen paru tanpa gambaran GGO
Gambaran nodul kecil yang menyebar (sentrilobular), cavitas, penebalan septum interlobularis
dan efusi pleura.
d. Tidak ada kelainan
Biasanya terjadi pada stadium awal Covid-19.
A B
TALAKSANA
Tatalaksana pada rawat jalan
1. Skrining semua pasien poliklinik
Periksaan suhu
Anamnesis mengenai gejala ISPA, riwayat kontak erat dengan kasus probable/konfirmasi,
riwayat perjalanan dari daerah/negara dengan transmisi lokal dalam 14 hari terakhir (pada
orang tua dan kondisi immunosupresif gejala dapat tidak khas seperti; kehilangan nafsu
makan, diare, penurunan mobilitas, cepat capek, delirium, tanpa panas).
Selama skrining pastikan memakai APD standar dan jarak minimal satu meter.
Pasien harus memakai masker.
2. Tentukan status pasien (kontak erat, suspek, probable, konfirmasi) dan tindakan yang dilakukan
a. Tidak memenuhi kriteria
Pasien berobat sesuai poliklinik tujuannya
a. Meragukan
Boleh dilakukan pemeriksaan tambahan sederhana
Pencitraan: Rontgen thorak PA
Laboratorium darah rutin (termasuk LED dan N/L rasio) sampai lengkap
CRP
Rapid test (IgM dan IgG Antibodi; Antigen )
b. Memenuhi kriteria
Kontak erat
- Anjurkan karantina mandiri selama 14 hari
- Berikan edukasi apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan dirumah
- Data dicatat lengkap, agar bidang yanmed dapat berkoordinasi dengan dinas kesehatan
Provinsi/kota/kabupaten untuk tindak selanjutnya.
Suspek atau Probable
Tentukan ada tidaknya faktor resiko (tabel 4) dan tingkat keparahan
Ringan
- Isolasi mandiri selama 14 hari maksimal.
- Isolasi Rumah Sakit bila mempunyai komorbid atau kemungkinan terjadi perburukan.
- Rencanakan pemeriksaan RT-PCR 2 hari berturut turut.
- Untuk pasien isolasi mandiri, data dicatat lengkap, agar bidang yanmed dapat berkoor-
dinasi dengan dinas kesehatan Provinsi/kota/kabupaten untuk tindak selanjutnya.
Sedang
- Isolasi mandiri atau rawat ruang isolasi non-ventilator atau rujuk ke Rumah Sakit lini dua.
- Rencanakan pemeriksaan RT-PCR 2 hari berturut turut.
- Untuk pasien isolasi mandiri, data dicatat lengkap, agar bidang yanmed dapat berkoor-
dinasi dengan dinas kesehatan Provinsi/kota/kabupaten untuk tindak selanjutnya.
Berat/kritis
- Isolasi Rumah Sakit ruang intensif
Konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan dan tanpa faktor resiko
- Isolasi mandiri dirumah maupun fasilitas khusus selama 10 hari.
Selama isolasi dapat dilakukan:
- Pengecekan suhu pagi dan malam hari
- Kamar tidur sendiri
- Buka jendela kamar secara berkala, sehingga cahaya dan udara bisa masuk
- Bersihkan kamar setiap hari
- Piring dan gelas makan tersendiri, dicuci segera dengan air sabun
- Bila terpaksa keluar kamar selalu memakai masker dan physical distancing dengan anggota
keluarga
- Pakaian kotor dibungkus dalam kantong, dicuci terpisah dengan pakaian keluarga
- Jaga etika batuk dan cuci tangan sesering mungkin
- Berjemur matahari 10 sampai 15 menit setiap harinya
- Bila timbul gejala, segera kontak dengan petugas kesehatan
- Terapi farmakologis10
• Vitamin C oral 3 sampai 4 x500mg selama 15 hari
Vitamin C tablet isap 2x 500mg selama 30 hari
Multivitamin yang mengandung vitamin C 1x1 tab atau 1x2 tab selama 30 hari
• Vitamin D oral, 1x 1000 IU (tablet) atau 1x 5000 IU (tablet kunyah)
• Pengobatan komorbid
• Antivirus (oseltamivir /favipiravir); azitromisin 1x 500mg 5 hari pada gejala ringan
Terapi farmakologis
- Vitamin C, diberikan dalam bentuk drip setiap 8 jam selama perawatan
Dosis 200-400 mg dalam NaCl 0,9% 100 cc, habis dalam 1 jam
- Vitamin D
Dosis: 400 – 1000 IU/hr (Suplemen); 1000 – 5000 IU/hr (Sebagai Obat)
- Azitromisin; 1x500mg IV atau levofloksasin IV 1x750mg selama 5-7 hari
- Antiviral (lihat gejala sedang)
- Antikoagulan sesuai indikasi
- Kortiko steroid seperti deksametason (lihat gejala kritis)
- Obat simptomatis
- Pengobatan komorbid dan komplikasi
- Antibiotik
Diberikan secara empirik dalam satu jam pertama, bila dicurigai sepsisnya bakterial
Lakukan de-eskalasi apabila sudah ada hasil kultur
Lama pemberian antara 5 sampai 7 hari
Periksa kadar prokalsitonin (PCT), kadar awal > 0,25 µg/L sangat mungkin bakterial dan di-
berikan antibiotik. Periksa ulang kadar PCT setelah 2 sampai 3 hari , bila turun antibiotik
dapat disetop, bila naik atau turun tak signifikan maka antibiotik dapat dilanjutkan.
Gambar 8. Pemberian antibiotik berdasarkan kadar procalcitonin29
O b a t ko m o rb id Oba t ko m o rb id dan
ko m p lika si Vit. C d rip 200-400m g / 8 ja m Vit. C d rip 200-400 m g / 8 ja m
Vit. C
Vit. C o ra l Vit. D Vit B1 1 a m p / 24 ja m
• O ra l , 3-4 x 500 m g
Vit D Vit. D
(14 h a ri) Azitro m isin 500 m g o ra l/ IV, Azitro m isin 500 a ta u
• Ta b le t isa p 2 x Azitro m isin 1x500m g (5 h r) a ta u le v o flo xa c in 750 le v o flo xa c in (O ra l/ IV) 5- 7 h ri
500m g (30 h a ri) m g / 24 ja m o ra l/ IV (5-7 h a ri)
An tiv iru s AB p a d a se p sis b a kte ria l
• Mu ltiv ita m in (C ,B, E,
• O se lta m iv ir 2 x 75m g Antiviru s Antiviru s
Zin k)1-2 ta b le t/ 24
5-7 h r) • Fa v ip ira v ir 2x1600m g ,o ra l • Fa v ip ira v ir 2x1600m g ,o ra l
ja m (30 h r)
• Fa v ip ira v ir 2 x 1600 m g h a ri 1, 2x600 m g (h a ri 2-5) h a ri 1, 2x600 m g (h a ri 2-5)
Vita m in D (Ha ri 1), 2x600m g (hr 2-5) • Re m d e siv ir 200 m g IV • Re m d e sivir 200 m g IV
• Sup le m e n 400-1000 (5 h a ri). d rip / 3 ja m (Hr 1) la n jut d rip / 3 ja m (Hr 1) la n jut 100
IU/ h a ri Pa ra se ta m o l b ila d e m a m 100 m g / 3 ja m (Hr 2-5) m g / 3 ja m (Hr 2-5)
Antiko a g ula n# Antiko a g ula n
• O b a t 1000-5000 O MAI *se su a i ko n d isi C o rtic o ste ro id
IU/ h a ri p a sie n Sim p to m a tis: PC T, d ll. O b a t ko m o rb id d a n
O b a t ko m o rb id d a n ko m p lika si
ko m p lika si Ta ta la ksa n a sh o c k
•O MAI: O b a t Mo d e rn Asli Ind o ne sia O b a t su p o rtif (IVIG , MSC s,
# Be rd a sa rka n e va lua si DPJP Anti IL-6 d sb )
EVALUASI
1. Klinis
Evaluasi klinis dilakukan setiap hari
2. Laboratorium
Darah rutin, CRP, ratio neutrofil/limfosit dan kimia darah standard (Gula darah, elektrolit, fungsi
hati dan ginjal) dapat dilakukan setiap 3 hari
AGD, fibrinogen dan d Dimer dapat dilakukan perminggu
Evaluasi dapat segera dilakukan bila kondisi memburuk
3. Rontgen Thorak
Rontgen thorax ulang dilakukan sebelum pulang.
Rontgen dapat dilakukan kapan saja bila ada perburukan
4. Elektrokardiograf (EKG)
Evaluasi dilakukan sesuai keputusan klinis.
5. PCR
PCR evaluasi pada kasus konfirmasi hanya direkomendasikan pada kasus berat dan kritis.
- Hari ke 7 bila kasus perbaikan atau ada penambahan sesuai klinisnya 9.
- Hari ke 11 atau 12 (10 hari dari swab yang positif) atau ada penambahan sesuai klinisnya 10.
- Kami masih melakukan 2 hari berturut turut antara hari ke 5 sd 14 setelah pengobatan.
Pengobatan simptomatik
Tanpa Gejala/Sakit Ringan Pengobatan simptomatik
Dengan komorbid/faktor resiko Pertimbangkan HC 2x400, dan 1x 400mg hr 2-5
B Sakit Sedang (Moderate)
Dyspnoe MRS diruang isolasi
RR > 22x/mnt
SpO2 < 94% Pemberian oksigen
Pertimbangkan HC
PROGNOSIS
Umumnya baik, cukup isolasi mandiri di rumah, hanya 10 sd 20% yang membutuhkan perawatan
ruang intensif, dengan angka kematian antara 2 sd 5%.
Faktor resiko gradasi covid-19 dapat dilihat pada tabel.
KOMPLIKASI
Ventilator Associated Pneumonia (VAP)
Tromboemboli
Stres ulcer dan perdarahan saluran cerna
Catheter related bloodstream
Pencegahan komplikasi dapat dilihat pada tabel 9.
Tabel 10. Faktor prognosis
Umur dan peyakit penyerta Parameter klinik Parameter laboratorium
Kelamin laki laki Pernapasan > 24 x/mnt D-dimer >1000 ng/ml
Usia lanjut (>64th) Demam yang persisten CPK > 2x nilai atas normal
Perokok HR > 125 x/mnt CRP > 100
Penyakit penyerta SpO2 < 92% pada udara kamar LDH > 245 U/L
Penyakit kardiovaskular Peningkatan kadar troponin
Diabetes melitus Jumlah absolut limfosit < 0,8
Penyakit pernapasan kronik Ferritin >300 ug/l
Hipertensi
Kanker
Penyakit Ginjal Kronik
Stroke
Penyakit hati lanjut
Terapi imunosupresive paska
transplantasi
HIV dengan CD4 rendah
Riwayat transplantasi sumsum tulang
PROPILAKSIS
Strategi pencegahan Covid-19 , dilakukan dengan 2 cara
a. Intervensi Non Farmakologi
Intervensi yang sudah dilakukan selama ini seperti: Isolasi rumah, social distancing (penutupan
sekolah, pengurangan fasilitas umum, kerja dari rumah) dan physical distancing (membatasi
jarak, setidaknya 2 meter)
b. Intervensi Farmakologi (opsional)
Intervensi ini sedang berproses, masih pengembangan dan mencari bukti
- Antiviral
- Klorokuine, Hidroksikloroquin (HQ)
HQ 800mg, diikuti 400mg 6 jam, 24 jam dan 48 jam dari dosis awal (total 3 hari) 36.
HQ 800mg, diikuti 600 mg 6 sampai 8 jam berikutnya, 600 mg/hr pada 4 hari be-rikutnya 37.
- Vaksin
Vaksinasi SARS-CoV-2 adalah tindakan pemberian antigen yang berasal dari virus SARS-
CoV-2. Antigen sudah dimodifikasi sehingga tidak menimbulkan penyakit, namun memiliki
fungsi produksi limfosit yang peka, antibodi dan sel memori yang berguna untuk memberi
kekebalan tubuh.
Saat ini sedang dan sudah berjalan.
Memberikan harapan yang cerah jika jumlah penduduk yang divaksin diatas 70%, oleh
karena akan terbentuk herd immunity.
Sampai 19 Februari 2021, ada 251 vaksin/kandidat vaksin untuk Covid-19. , 181 pada tahap
pre-klinis dan 70 sudah tahapan evaluasi klinis (21 diantaranya sedang dan sudah
menyelesaikan phase 338.
Jenis vaksin ini mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing masing. Tabel 12
memperlihatkan kandidat vaksin yang uji kliniknya sudah memasuki phase III.
1. World Health Organization. Novel Coronavirus (2019-nCoV) Situaton Report–1, January 21, 2020. Available
from: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/situation-reports.
2. Li Q, Guan X, Wu P, Wang X, et al. Early trasmission dynamic in Wuhan, China. Novel Corona-virus Infected
pneumonia. N Engl J Med 2020; 382:1199-1207.
3. Wang Z, Qiang W, Ke H. A handbook of 2019-nCoV pneumonia control and prevention. Hubei Science and
Technology Press. February, 2020.
4. Coronaviridae Study Group of the International Committee on Taxonomy of Viruses. The species Severe
acute respiratory syndromerelated coronavirus: classifying 2019-nCoV and naming it SARS-CoV-2. Nature
Microbiology | VOL 5 | March 2020 | 536–544 |.
5. Ke Z, Oton J, Qu K, Cortese M. Structures and distributions of SARS-CoV-2 spike proteins on intact virions.
Nature https://doi.org/10.1038/s41586-020-2665-2 (2020).
6. Worldometer. Covid-19 Coronavirus pandemic. Available from https://www.worldometers.info/
coronavirus/.
7. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Info infeksi emerging kementerian kesehatan RI. 2021. Bahan
http://infeksiemerging.kemkes.go.id.
8. Sumatera Selatan Tanggap Covid-19. Update terkini Sumatera Selatan. Available from
http://corona.sumselprov.go.id/index.php?module=home&id=1
9. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman pencegahan dan pengendalian covid-19, Revisi 5.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Juli 2020.
10. Burhan E, dkk. Pedoman Tatalaksana Covid-19. PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. Edisi 3, Desember
2020.
11.Van Doremalen N, Bushmaker T , Morris D et al. Aerosol and Surface Stability of SARS- CoV-2 as
Compared with SARS-CoV-1. The New England Journal of Medicine 2020; March 17.
12. Wei J, Li Y. Airborne spread of infectious agents in the indoor environment. American Journal of Infection
Control. Vol 44. 2016. Hal 102-108.
13. Invivo Gen. Predicted host immune responses to SARS CoV-2. Avalaible
https://www.invivogen.com/spotlight-covid-19-predicted-immune-responses
14.Li X, Geng M, Peng Y, Meng L, Lu S. Molecular immune pathogenesis and diagnosis of COVID-19. Journal of
pharmaceutical analysis. Volume 10, Issue 2. April 2020.
15. AlfonsoJ.Rodriguez-MoralesJaimeA et all. Clinical,laboratoryandimaging features ofCOVID-19: Asystematic
review and meta-analysis. Travel Medicine and Infec tious Disease. 2020.
16. Gupta A, Madhavan MV, et all. Extrapulmonary maniestations of COVID-19. Nature Medicine 26; 1017-
1032. July 2020.
17. Guan WJ, Ni ZY, Hu Y, Liang WH, Ou CQ, He JX. Clinical characteristics of corona virus disease 2019 in China.
N England J Med, 2020.
18. World Health Organization . Clinical management of COVID-19, Interim Guidance. May 27, 2020.
19. Lippi G, Plebani M. Laboratory abnormalitiesin patients with Covid-19. Infection. Clin.Chem Lab Med.
March 3, 2020.
20. Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman pencegahan dan pengendalian covid-19, Revisi 4.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Maret 2020.
21. Sharma R, Agarwal M, Gupta M, et all. Clinical Characteristics and Differential Clinical Diagnosis of Novel
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) Shailendra K. Saxena Editor.
Springer Nature Singapore Pte Ltd. 2020.
22. Kemenkes RDT
23.Dennie C, Hague C, Lim RS, Manos D, Memauri BF, Nguyen ET, Taylor J. Canadian Society of Thoracic
Radiology/ Canadian Association of Radiologists Consensus Statement Regarding Chest Imaging in
Suspected and Confirmed COVID-19. Canadian Association of Radiologists’ Journal 1-12.2020.
24. Jaegere TMH, Krdzalic J, Fasen BAC, Kwee RM. Radiological Society of North America Chest CT Classification
System for Reporting COVID-19 Pneumonia: Interobserver Variability and Correlation with
ReverseTranscription Polymerase Chain Reaction. Radiology: Cardiothoracic Imaging 2020; 2(3):e200213.
25. Joseph T, et all. International pulmonologist consensus on covid-19, 2 nd edition, April 22,2020
26. Soeroto AY, Santoso P, Pranggono EH, Kulsum ID, Ahmad Z, dkk. Kompendium diagnostik dan pengobatan
Covid-19 PERPARI. Indonesia Journal Chest. Vol 7 no 1. Jan-Juni 2020.
27.WHO Solidarity Trial Consortium. Repurposed Antiviral Drugs for Covid-19 - Interim WHO Solidarity Trial
Results. N Engl J Med 2021 Feb 11;384(6):497-511.
28.Beigel JH, Tomashek KM, Dodd LE, et all. Remdesivir for the Treatment of Covid-19 — Final Report. N Engl J
Med, October 2020.
29.College of Medicine Department of Internal Medicine. Procalcitonin (PCT) Guidance. Available rom
https://www.unmc.edu/intmed/divisions/id/asp/procalcitonin-pct-guidance/index.html.
30. Barbaro RP, MacLaren G, et all. Extracorporeal membrane oxygenatio support in Covid-19: an international
cohort study of the extracorporeal life support organization registry. www.thelancet.com Vol 396. October
10, 2020
31. Monica T, Triyono T, Harly PR. Penatalaksanaan terapi plasma konvalesen bagi pasien Covid-19. Tim TPK
Covid-19 Indonesia. 2020
32. Cao W, Liu X, Bai T, Fan H,et all. High dose intravenous immunoglobulin as a therapeutic option for
deteriorating pasients with coronavirus disease 2019. Open Forum Infectious Diseases. March, 2020.
33. The Recovery Colaborative Group. A living WHO guideline on drugs for covid-19. the bmj | BMJ
2020;370:m 3379. September 2020.
34. Invivo Gen. Repurposing approved drugs for targetting SARS CoV-2. Avalaible
https://www.invivogen.com/spotlight-covid-19-treatment-repurposed. 2020
35. Pharmaco-Immunomodulatory Therapy in COVID-19. Drugs 80, 1267–1292 (2020
36. Al-Kofahi M, Jacobson P, Boulware DR. Finding the Dose for Hydroxychloroquine Prophylaxis for COVID‐19:
The Desperate Search for Effectiveness. Clinical Pharmacology & Therapeutics. April 2020.
37. Boulware DR, Pullen M, Bangdiwala AS, et all. A Randomized Trial of Hydroxychloroquine as Postexposure
Prophylaxis for Covid-19. N Engl J Med 2020; 383:517-525
38.World Health Organization . Accelerating a safe and effective COVID-19 vaccine. Februari 23, 2021.
Available from https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-2019/ global-research-on-
novel-coronavirus-2019-ncov/accelerating-a-safe-and-effective-covid-19-vaccine.
39.The New York Times. Corona virus Vaccine Tracker. Available from
https://www.nytimes.com/interactive/2020/science/coronavirus-vaccine-tracker.html. Ferbuari 23, 2020