Khutbah Pertama:
إِ َّن احْل م َد لِلَّ ِه حَنْم ُده ونَستَعِينُه ونَسَت ْغ ِفره و َنعوذُ بِ ِ
اهلل ِم ْن َ ُ َ ْ ْ ُ َ ْ ُ ُ َ ُْ َْ
ض َّل لَ ُه ات أ َْعمالِنَا ،من يه ِد ِه اهلل فَاَل م ِ ُشرو ِر أَْن ُف ِسنَا وسيِّئ ِ
َ ََ
ُ ُ َ َ ْ َْ ُْ
ي لَهَُ ،وأَ ْش َه ُد أَ ْن اَل إِلَهَ إِاَّل اهللُ َو ْح َد ُه ضلِل فَاَل ه ِ
َو َم ْن يُ ْ ْ َ َ
اد
َن حُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َو َر ُس ْولُه(( ُ،يَا أَيُّ َها ك لَهَُ ،وأَ ْش َه ُد أ َّاَل َش ِريْ َ
ين َآمنُواْ َّات ُقواْ اللّهَ َح َّق ُت َقاتِِه َوالَ مَتُوتُ َّن إِالَّ َوأَنتُم الَّ ِ
ذ
َ
َّاس َّات ُقواْ َربَّ ُك ُم الَّ ِذي َخلَ َق ُكم ِّمن ُ ن ال ا ه ي َ
أ
َ ُّ َ ا ((ي ))، ن ِ
ُّم ْسل ُ َ
و م
ث ِمْن ُه َما ِر َجاالً َكثِرياً اح َد ٍة َو َخلَ َق ِمْن َها َز ْو َج َها َوبَ َّ سوِ ٍ
نَّ ْف َ
َونِ َساء َو َّات ُقواْ اللّهَ الَّ ِذي تَ َساءلُو َن بِِه َواأل َْر َح َام إِ َّن اللّهَ َكا َن
ين َآمنُوا َّات ُقوا اللَّهَ َوقُولُوا ذعلَي ُكم رقِيباً))(( ،يا أَيُّها الَّ ِ
َ َ َ َْ ْ َ
صلِ ْح لَ ُك ْم أ َْع َمالَ ُك ْم َو َي ْغ ِف ْر لَ ُك ْم ذُنُوبَ ُك ْم ُْ *يًا يددَقوالً س ِ
ْ َ
َ :و َمن يُ ِط ْع اللَّهَ َو َر ُسولَهُ َف َق ْد فَ َاز َف ْوزاً َع ِظيماً)) .أما بعد
ي حُمَ َّم ٍد دْ ه يِ
ُ َ َ ََْ َ دْ اهل ر ي خ و ، ِ ث كِتَاب
اهلل ُ
ِ فَِإ َّن خير احْل ِدي
ْ َ ََْ
َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة، َو َشَّر األ ُُم ْو ِر حُمْ َدثاَُت َها،صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َمَ
ٌضاَل لَة
َ.
Hadirin Jamaah Jumat Rahimakumullah,
Ada sebuah kisah yang sering diceritakan oleh para ulama tentang sikap
seorang ulama yang bernama Sahl at-Tustari kepada tetangganya yang
beragama Majusi. Ibn al-Mulaqqin dalam Thabaqat al-Auliya’ menceritakan:
Sahl at-Tustari memiliki seorang tetangga yang beragama Majusi. Suatu
ketika jamban tetangganya yang Majusi itu bocor hingga mengalirlah kotoran
dari jamban itu ke rumah Sahl. Dengan penuh kesabaran, di siang hari Sahl
menampung kotoran itu. Lalu Ia membuangnya di malam hari. Setahun hal
itu berjalan. Sahl sama sekali tidak pernah mengeluh dan protes kepada
tetangganya tersebut. Suatu saat, Sahl jatuh sakit. Ia lalu memanggil sang
Majusi dan memberitahunya tentang kotoran Majusi yang mengalir ke
rumahnya setiap hari. Sahl merasa ajalnya sudah dekat. Ia khawatir jika hal
itu tidak ia beritahukan kepada Majusi, ahli waris Sahl tidak akan bersabar
sebagaimana ia bersabar. Itu akan menyebabkan mereka memusuhi Majusi.
Mendengar hal itu, Majusi menangis terharu bercampur takjub atas kesabaran
Sahl yang luar biasa. Sang Majusi lalu berkata: “Anda bersabar atas
gangguan kotoran dari jambanku selama berbulan-bulan. Anda tetap
memperlakukanku dengan sangat baik. Ulurkan tangan Anda. Aku akan
masuk Islam dengan membaca dua kalimat syahadat di hadapan Anda.”
Tidak lama setelah itu, Sahl pun meninggal dunia. Ma’asyiral Muslimin
rahimakumullah, Teladan yang dicontohkan Imam Sahl jangan hanya
dikisahkan semata. Akan tetapi sudah semestinya kita meneladaninya dan
menerapkannya dalam kehidupan kita sehari-hari. Mampukah kita
melakukan hal yang sama? Ataukah sebaliknya, kita akan mengeluh,
berteriak-teriak dan bertengkar dengan tetangga kita jika mengalami hal
sama? Padahal tetangga kita adalah saudara kita sesama Muslim. Dan yang
mengalir ke rumah kita mungkin adalah air yang suci, bukan kotoran yang
najis seperti yang dialami oleh Imam Sahl.
Tetangga adalah sosok yang akrab dalam kehidupan kita sehari-hari. Tak
jarang, tetangga kita lebih tahu keadaan kita ketimbang kerabat kita yang
tinggal berjauhan. Saat kita sakit dan ditimpa musibah, tetanggalah yang
pertama membantu kita. Tak heran, jika Islam begitu menekankan kepada
kita untuk berbuat baik kepada tetangga, karena dampak hubungan yang
harmonis antar tetangga mendatangkan maslahat yang begitu besar.
ا َّوبِ ْال َوالِ َدي ِْن اِحْ َسانًاCًًٔ َوا ْعبُ ُدوا هّٰللا َ َواَل تُ ْش ِر ُك ْوا ِب ٖه َش ْئـ
ار ِذى ْالقُرْ ٰبى ِ َّوبِ ِذى ْالقُرْ ٰبى َو ْاليَ ٰت ٰمى َو ْال َم ٰس ِكي ِْن َو ْال َج
ب َواب ِْن ال َّسبِي ۙ ِْل َو َما ِ ب بِ ْال َج ۢ ْن ِ َّاح
ِ ب َوالص ِ ُار ْال ُجن
ِ َو ْال َج
ان ُم ْختَااًل فَ ُخ ْور ًۙا َ ت اَ ْي َمانُ ُك ْم ۗ اِ َّن هّٰللا َ اَل ي ُِحبُّ َم ْن َك ْ َملَ َك
Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan
sesuatu apa pun. Dan berbuat-baiklah kepada kedua orang tua, karib-kerabat,
anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga dekat dan tetangga jauh,
teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahaya yang kamu miliki. Sungguh,
Allah tidak menyukai orang yang sombong dan membanggakan diri, (Q.S.
An Nisa:36)
Rasulullah ﷺbersabda.
Marilah kita saling mengingatkan untuk berbuat baik kepada tetangga kita.
Kita hindarkan diri kita dari apapun yang dapat menyakitinya atau melukai
hatinya. Janganlah kita bertanya kepadanya mengenai sesuatu yang bukan
urusan kita dan kita tidak berkepentingan dengannya. Janganlah kita
mencari-cari aibnya. Janganlah kita berusaha melihat sesuatu yang ia
sembunyikan dari kita. Janganlah kita mendengarkan atau mencuri dengar
pembicaraan yang ia rahasiakan dari kita. Kita jaga pandangan mata kita,
jangan sampai mencuri pandang perempuan-perempuan yang ada di
rumahnya. Marilah kita berbagi makanan dan minuman dengannya. Jika ia
sakit, marilah kita menjenguknya. Jika ia meninggal, marilah kita antarkan
jenazahnya ke pemakaman. Kita menghiburnya apabila ia ditimpa musibah.
Kita bantu jika ia membutuhkan bantuan. Kita hutangi jika ia membutuhkan.
Marilah kita memperlakukan tetangga kita dengan baik sebagaimana kita
ingin diperlakukan olehnya dengan baik. Marilah kita bersabar atas
gangguannya. Marilah kita bersabar atas perlakukan buruknya kepada kita.
Marilah kita tampakkan kegembiraan saat ia gembira. Kita tampakkan
kesedihan saat ia bersedih. Kita jaga rahasianya. Janganlah kita sebarkan aib
dan keburukannya. Kita maafkan kesalahannya. Kita bimbing dan ajarkan
ilmu agama yang tidak ia ketahui dengan penuh kelembutan. Kita ingatkan
jika ia berbuat salah dengan cara yang bijak. Mudah-mudahan kita
digolongkan ke dalam orang-orang yang senantiasa memuliakan tetangga
sebagaiamana diperintahkan Allah dan Rasul-Nya.
Tiada gading yang tak retak. Tidak ada manusia yang sempurna. Ada saja
kekurangan yang melekat pada setiap diri kita. Latar belakang yang berbeda
menciptakan pribadi yang berbeda. Wacana yang perlu kita kembangkan,
bagaimana kita dapat meredam perbedaan yang ada, selama tidak melanggar
rambu syariat. Menjalin komunikasi positif dengan menjunjung tinggi akhlak
pergaulan. Selamat menuai pahala dari tetangga.
ْت َعلَى َ صلَّي َ آل ُم َح َّم ٍد َك َما ِ صلِّ َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى َ اَللَّهُ َّم
ِ ار ْك َعلَى ُم َح َّم ٍد َو َعلَى
آل ِ َ َوب،آل إِ ْب َرا ِه ْي َم ِ إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى
ك َ َّ إِن،آل إِ ْب َرا ِه ْي َم
ِ ت َعلَى إِ ْب َرا ِه ْي َم َو َعلَى َ ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْك
ت َو ْال ُم ْؤ ِمنِي َْن ِ اَللَّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِمي َْن َو ْال ُم ْسلِ َما.َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد
ٌك َس ِم ْي ٌع قَ ِريْب َ َّ إِن ، ت ِ ت ْاألَحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم َو ْاألَ ْم َوا Cِ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا
َربِّ ا ْغفِرْ َوارْ َح ْم,ت ِ اض َي ْال َحا َجا ِ َت َويَا ق ِ ُم ِج ْيبُ ال َّد َع َوا
َّاح ِمي َْنَ ,ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َولِ َوالِ ِد ْينَا َو ْار َح ْمهُ َما ت َخ ْي ُر الر ِ َوأَ ْن َ
ص َغارًاَ .ربَّنَا ا ْغفِرْ لَنَا َو ِإل ْخ َوانِنَا Cالَّ ِذي َْن َسبَقُونَاC َك َما َربَّيَانَا ِ
كان َوالَ تَجْ َعلْ فِي قُلُوبِنَا ِغالًّ لِلَّ ِذي َْن َءا َمنُ ْوا َربَّنَآ إِنَّ َ اإل ْي َم ِ
بِ ِ
اجنَا َو ُذ ِّريَّاتِنَا قُ َّرةََّح ْي ٌمَ ،ربَّنَا هَبْ لَنَا ِم ْن أَ ْز َو ِ وف ر ِ َر ُء ُ
ين إِ َما ًماَ ,ربَّنَا آتِنَا فِي ال ُّد ْنيَا َح َسنَةً أَ ْعي ٍُن َواجْ َع ْلنَا لِ ْل ُمتَّقِ َ
ك َربِّ ان َربِّ َ اب النَّ ِ
ارُ ,س ْب َح َ َوفِي اآْل ِخ َر ِة َح َسنَةً َوقِنَا َع َذ َ
ينَ ,و ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ ونَ ,و َساَل ٌم َعلَى ْال ُمرْ َسلِ َ صفُ َ ْال ِع َّز ِة َع َّما يَ ِ
َربِّ ْال َعالَ ِم َ
ين