Anda di halaman 1dari 5

76 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 10, No.

2, September 2006; hal 76-80


METODOLOGI

PENYUSUNAN STUDI KASUS

Sri Yona*

Abstrak

Studi kasus merupakan metode yang semakin dikenal dan berharga serta menjadi unik, khususnya pada penelitian di bidang
keperawatan. Hal ini erat kaitannya dengan filosofi keperawatan yang melihat manusia secara menyeluruh. Studi kasus merupakan
penelitian yang menekankan pada pemahaman yang lebih mendalam akan fenomena tertentu terhadap individu. Studi kasus juga
berguna dalam mengekspolorasi masalah yang belum atau pun masih sedikit yang diketahui tentang fenomena tertentu. Peneliti
dapat menggunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data, seperti wawancara mendalam/ depth interview dan kuesioner.
Beberapa tahapan dalam membuat suatu studi kasus diawali dengan menentukan masalah, membuat disain dan instrumen,
mengumpulkan data, membuat analisis data, dan mempersiapkan laporan penelitian. Hasil akhir studi kasus adalah pemahaman
yang mendalam akan suatu fenomena. Penulisan artikel ini bertujuan sebagai masukan bagi peneliti pemula agar dapat mendisain
suatu studi kasus yang baik.

Kata kunci: holistik, responden, studi kasus.

Abstract

Case study, as one methodology research, is increasing recognized and value and become unique in nursing research. This related
to the nursing philosophy which emphasizes whole aspect of human. Case study emphasizes on understanding of phenomenon,
based on the human experiences. Case study is also useful as exploratory phase in research, in particularly when the researchers
have little knowledge about particularly phenomenon. In collecting data, there are several ways, such as questionnaires, in
depth-interview. There are several procedures in case study, namely determining problem, deciding design and instrument, collecting
data, analyzing data and preparing outcomes research. The final outcome of case study is the understanding of phenomenon and
holistic aspect of phenomenon. The aim of this article is to provide some input for beginner in order to achieve good research
design.

Keyword: case study, holistic, respondent.

PENDAHULUAN kasus digunakan sebagai disain penelitian kualitatif untuk


mengevaluasi kejadian atau situasi dalam dunia nyata
Seiring dengan perkembangan zaman, (real situation). Bila dilihat dari tujuannya, studi kasus
kebutuhan akan pelayanan kesehatan yang optimal merupakan salah satu metode penelitian kualitatif yang
semakin dituntut oleh masyarakat. Salah satu upaya berbasis pada pemahaman dan perilaku manusia
yang dapat dilakukan perawat demi meningkatkan mutu berdasarkan perbedaan nilai, kepercayaan dan
dan kualitas pelayanan kepada masyarat adalah mampu scientific theory (Polit & Beck, 2004 ; Borbasi 2004).
mengembangkan suatu penelitian yang tentunya akan Yin (2003) juga mendefinisikan studi kasus sebagai
memberikan konstribusi perbaikan bagi pelayanan suatu metode dalam melakukan suatu penelitian akan
keperawatan maupun pada pengembangan ilmu penomena yang terjadi dengan fokus pada pengalaman
keperawatan. hidup seseorang (real life context), ketika terdapat
Metode penelitian studi kasus (case study) gap antara penomena dengan konteks yang ada, atau
merupakan salah satu jenis penelitian yang dapat ketika menggunakan multiple source evidences
menjawab beberapa issue atau objek akan suatu (Borbasi, 2004). Studi kasus dapat memberikan
fenomena terutama di dalam cabang ilmu sosial. penekanan pada analisis kasus dengan hanya
Misalnya pada cabang ilmu sosiologi, penelitian menggunakan sedikit jumlah atau kejadian dalan suatu
Penyusunan studi kasus (Sri Yona) 77

disain penelitian. Sebagaimana yang telah dipaparkan bagi peneliti menentukan pertanyaan penelitian yang akan
oleh Yin (2003), terdapat beberapa langkah dalam dibuat serta menjadi titik awal dalam mencari informasi
mendesain suatu studi kasus yaitu : menentukan dan yangterkait dengan pertanyaan penelitian yang dibuat.
menjabarkan pertanyaan penelitian, memilih dan Peneliti harus memastikan bahwa tiap kasus memilki
menentukan disain dan instrumen penelitian, keunikan tersendiri dan kasus yang dipilih dapat
menentukan tehnik pengumpulan data dan melakukan mempresentasikan sebagian besar populasi. Masalah yang
kegiatan pengumpulan data, membuat analisa data, diangkat dapat dilihat berdasarkan kesamaan geografi, tipe
dan mempersiapkan laporan akhir penelitian. Artikel yang sama atau menggunakan paraameter lain yang sama.
ini akan membahas langkah- langkah penyusunan studi Misalnya mengangkat masalah persepsi masyarakat akan
kasus tersebut di atas. pemberian ASI ekslusif di kelurahan Pondok Cina, Depok.
Jadi, pada penelitian ini terdapat kesamaan lokasi penelitian
1. Menentukan dan mendefenisikan pertanyaan
yaitu di kelurahan Pondok Cina.
penelitian
2. Menentukan disain dan instrumen penelitian
Langkah pertama dalam penelitian adalah
menentukan pertanyaan penelitian. Peneliti akan Unit atau subjek penelitian adalah unit atau subjek
membuat suatu pertanyaan penelitian yang terkait yang akan diteliti. Dalam hal ini, subjek penelitian dapat
dengan penomena atau objek yang ingin diteliti serta berupa individu, keluarga, organisasi atau pun kejadian
tujuan yang ingin dicapai didalam penelitian. Adapun tertentu. Hal ini erat kaitannya dengan disain penelitian
objek yang dipakai dalam penelitian dapat berupa yang akan dibuat oleh peneliti. Tujuan yang jelas dari
manusia, grup program. Peneliti akan melakukan suatu penelitian akan menjadi landasan dalam
investigasi terhadap objek yang sedang diteliti dengan menentukan subjek/ sampel yang akan dipilih. Hal
menggunakan berbagai macam metode pengumpulan penting yang perlu diingat bahwa penelitian studi kasus
data demi menjawab pertanaan penelitian yang muncul. adalah adanya suatu kesatuan, yang holistik pada disain
ini. Dalam hal ini, penelitian akan mengevaluasi suatu
Pertanyaan penelitian pada case studi kasus
fenomena sebagai suatu kesatuan , dilihat dari perspektif
penelitian kualitatif juga menekankan kerangka konsep
secara global (individu atau group).
yang holistik dalam lingkungan sosialnya di mana
penelitian berlangsung (Robert & Taylor, 2002). Pada fase kedua ini, peneliti akan menentukan
Peneliti biasanya terdorong untuk memahami fenomena apakah akan menggunakan single atau multiple case
secara menyeluruh, sehingga perlu memahami konteks design dalam riset dan memilih instrumen yang sesuai
dan melakukan analisis yang holistik. Laporan dalam dengan pertanyaan penelitian.
penelitian kualitatif biasanya disertai dengan sintesis dan Single case design adalah suatu penelitian studi
kesimpulan- kesimpulan dari peneliti. kasus yang menekankan penelitian hanya pada sebuah
Pada umumnya, studi kasus akan menjawab 1 atau unit kasus saja. Single case design digunakan bila
lebih pertanyaan penelitian yang diawali denga kata peneliti menemukan kasus tertentu yang unik, kasus yang
“ how” or “why.” . Pertanyaan penelitian akan fokus kritis (Munhall, 2001). Sedangkan multiple case design
pada sejumlah kejadian yang sedang diteliti dan mencari adalah penelitian studi kasus yang menggunakan
hubungannya. Untuk dapat membuat pertanyaan beberapa kelompok kasus yang serupa. Penelitian jenis
penelitian yang sesuai, maka peneliti melakukan studi ini lebih cocok digunakan pada ketika peneliti ingin
pustaka untuk mencari, melihat apakah telah dilakukan mengekslorasi suatu penomena yang sama pada situasi
penelitian serupa, serta bagaimana hasil akhir akan suatu yang berbeda.
penelitian terdahulu. Kemudian peneliti akan Selanjutnya, dalam melakukan pengumpulan data,
menjadikan bahan yang didapat dari berbagai studi peneliti dituntun untuk menentukan instrumen yang sesuai
pustaka sebagai acuan dalam mencapai tujuan dengan tujuan dari penelitian. Untuk itu, setiap
penelitian. Jadi, tinjauan pustaka merupakan wacana kesimpulan yang diperoleh dari suatu penelitian
78 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 10, No.2, September 2006; hal 76-80

terdahulu, dapat dijadikan informasi dalam mendisain fenomena yang sedang diteliti. Pertanyaan yang
instrumen yang sesuai dengan pertanyaan penelitian. diajukan oleh peneliti dapat bersifat pertanyaan
Selanjutnya, setiap instrumen yang akan digunakan terbuka.
dalam pengumpulan data akan diteliti, dipelajari dan
dianalisis lebih mendalam demi terciptanya validitas Peneliti juga dapat mengajukan pertanyaan tidak
penelitian yang baik. terstruktur (unstructured interview). Peneliti dapat
mengembangkan pertanyaan yang lebih mendalam
Hal utama yang perlu dilakukan oleh peneliti pada akan suatu topik berdasarkan jawaban yang diberikan
tahap ini adalah melihat kembali tujuan dari penelitian oleh responden. Dalam hal ini, peneliti berusaha untuk
sehingga pemilihan kasus sesuai dengan tujuan yang memahami lebih mendalam akan persepsi responden
ingin dicapai, serta akan terdapat kesesuian dalam akan suatu idea sehingga peneliti perlu memotivasi
pemilihan instrumen yang akan digunakan dalam responden untuk mengekspresikan pengalaman
penelitian. Yang perlu diingat adalah bahwa studi kasus hidupnya yang lebih dalam sehingga akan diperoleh
adalah suatu disain kualitatif yang menggunakan informasi yang banyak dan mendalam akan suatu
sample yang kecil, sehingga dengan pemilihan sampel topik. Selain itu, menjalin hubungan saling membina
yang baik, hasil yang ingi dicapai dalam penelitian akan jalinan saling percaya dengan responden adalah
optimal. Dalam hal ini, pemilihan sekelompok kecil penting dalam wawancara (Denzin & Lincoln, 2004).
populasi, diharapkan dapat mewakili populasi sampel
secara keseluruhan. Peneliti sebaiknya mampu memilih dan
menentukan lokasi/ tempat dan waktu untuk
3. Mengumpulkan Data wawancara yang sesuai agar responden lebih relaks
pada saat diwawancarai. Hal ini bertujuan agar
Pemilihan instrumen yang sesuai dengan tujuan
wawancara lebih efektif dan memberikan kemudahan
penelitian adalah hal yang penting diperhatikan oleh
bagi responden untuk mengekspesikan pendapat atau
peneliti sebelum memulai suatu penelitian. Instrumen
opininya yang memang sangatlah diperlukan oleh
penelitian yang tidak valid akan menimbulkan hasil
peneliti. Wawancara yang dilakukan di ruangan yang
yang tidak sesuai dengan tujuan penelitian, serta dapat
tertutup membuat privacy responden dapat terjaga,
terjadi bias. Untuk itu peneliti perlu memperhatikan
ataupun wawancara dilakukan bersama dengan orang
evidence ataupun penelitian terdahulu sebagai acuan
kepercayaan responden sehingga akan mengurangi
dalam menentukan instrumen yang sesuai dengan
tingkat kecemasan responden.
tujuan penelitian.
Pelaksanaan wawancara sebaiknya tidak terlalu
Ada beberapa metode dalam penelitian kasus,
lama atau terlalu singkat singkat. Waktu yang
yaitu survey, interview, observasi. Umumnya pada
dibutuhkan untuk wawancara sekitar 45- 90 menit
penelitian kasus, wawancara mendalam (in depth
(Polit & Beck, 2004). Waktu wawancara yang terlalu
interview) adalah metode yang sering digunakan demi
lama akan membosankan dan melelahkan baik bagi
mencapai kualitas data yang lebih mendalam akan
responden maupun bagi peneliti sendiri sehingga hasil
akan suatu fenomena tertentu.Berikut ini akan dibahas
wawancara yang diperoleh dapat menjadi tidak relevan
dua metode pengumpulan data yang sering digunakan,
dan tidak fokus lagi. Di sisi lain, waktu wawancara
yaitu wawancara mendalam dan kuesioner (Robert
yang terlalu singkat justru hanya akan menghasilkan
& Taylor, 2002).
data yang sedikit dan tidak mendalam. Oleh karena,
3.1. Wawancara mendalam (In depth interview). wawancara yang efisien, singkat, dan disertai dengan
penentuan tujuan wawancara yang jelas oleh peneliti
Teknik wawancara mendalam merupakan teknik akan mendapatkan hasil yang optimal (Borbasi,
yang lazim digunakan dalam mengumpulkan data pada 2004).
studi kasus. Tujuan dilakukan wawancara mendalam
adalah untuk menggali lebih dalam akan suatu
Penyusunan studi kasus (Sri Yona) 79

3.2. Kuesioner Misalnya: pada penelitian dengan judul “keterlibatan


pria dalam keluarga berencana pada lima generasi
Kuesioner adalah metode pengumpulan data keluarga India Selatan, terdapat beberapa kode tema,
dengan cara membagikan angket yang terdiri dari yaitu:
sejumlah pertanyaan untuk kemudian dijawab oleh
responden. Kuesioner harus dapat mewakili Pengetahuan akan kontrasepsi, praktis,
pertanyaaan penelitian serta terkait dengan proposal TEMA dan pengambilan keputusan
penelitian. Oleh karena itu, kuesioner harus disusun
SUB TEMA - Pengetahuan akan kontrasepsi
dengan kalimat yang jelas dan mudah dimengerti - Pemakaian kontrasepsi
sehingga akan memudahkan responden untuk - Pengambilan keputusan akan
membaca serta memahami maksud dari tiap kontrasepsi
pertanyaan dalam kuesioner tersebut. - Penurunan fertilitas

Kelebihan dari kuesioner dibandingkan dengan


metode pengumpulan data yang lain terletak pada
kemampuannya mencapai jumlah sampel yang banyak
dalam waktu yang lebih singkat. Akan tetapi, suatu 5. Mempersiapkan laporan studi kasus
kuesioner tidak dapat melakukan pengkajian yang
Pada bagian akhir suatu penelitian, peneliti dapat
lebih dalam tentang opini atau persepsi responden
membuat laporan secara tertulis atau pun verbal akan
lebih dalam, seperti halnya yang bisa dilakukan dalam
hasil akhir dari penelitian. Pada umumnya hasil akhir
wawancara. Oleh karena itulah, maka peneliti perlu
penelitian dibuat dalam bentuk tulisan. Denzin, N
mempertimbangkan aspek kekurangan ini dalam
& Lincoln ( 2004) memberikan beberapa saran akan
menentukan metode pengumpulan data yang sesuai
aspek yang sebaiknya ada dalam menyusun suatu
dengan pertanyaan penelitian.
laporan akhir penelitian, yaitu:
4. Menentukan teknik analisis data
- mendeskripsikan akan masalah atau isu penelitian,
Studi kasus, sebagai suatu bentuk penelitian sehingga diperoleh konsep yang jelas akan tujuan
kualitatif, tidak berfokus pada kuantitas data yang penelitian.
diperoleh, tapi berdasarkan kualitas data yang
- mendeskripsikan secara detil akan konteks dan
dipeoleh. Studi kasus berdasarkan pada interpretasi
lokasi penelitian sehingga pembaca memperoleh
atau pengertian akan suatu fenomena dari subjek/
gambaran yang lebih jelas akan tempat
partisipan yang terlibat dalam penelitian (Borbasi,
dilakukannya penelitian, dan hal tersebut dapat
1994). Hal tersebut sesuai dengan yang dijabarkan
menjadi bahan untuk penelitian selanjutnya.
oleh Munhall (2001) bahwa suatu penelitian kualitatif
mengggunakan analisis induktif untuk mengidentifikasi - menjabarkan secara lengkap akan proses penelitian
tema yang muncul pada hasil penelitian. Data yang kasus yang dimulai dari perumusan masalah, sampai
diperoleh akan dianalisis dengan cara memberi kode pada analisa dan hasil akhir penelitian
dan menempatkan data tersebut berdasarkan
kesesuain temanya. Selanjutnya, data dikelompokkan - mendiskusikan hasil akhir penelitian sehingga
berdasarkan kesamaan temanya dan dianalisis secara diperoleh gambaran dan pemahaman yang jelas
manual oleh peneliti untuk mengidentifikasi hasil akhir akan fenomena yang telah diteliti .
penelitian. Peneliti akan berusaha membaca,
mendeskripsikan, membandingkan, sert a
mengkombinasikan beberapa kode yang telah dibuat
tersebut untuk membuat suatu formula akhir penelitian.
80 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 10, No.2, September 2006; hal 76-80

PENUTUP KEPUSTAKAAN
Penelitian studi kasus (case study) adalah salah Borbasi, S. (2004). Navigating the maze of nursing
satu bentuk penelitian kualitatif yang berbasis pada research: An interactive learning adventure.
pemahaman dan perilaku manusia berdasarkan pada Australia: Elsevier.
opini manusia (Polit & Beck, 2004). Subjek dalam
Denzin, N. & Lincoln, Y. (2004). Handbook of
penelitian dapat berupa individu, group, instansi
qualitative research. (2nd edition). California:
atau pun masyarakat. Dalam proses penelitian ,
Sage Publication.
terdapat beberapa langkah yang dibuat, yaitu,
menent ukan masalah , memilih disain dan Karra, M., Stark, N., & Wolf, J. (1997). Male
instrumen yang sesuai, mengumpulkan data, involvement in family planning: A case study
menganalisis data yang diperoleh dan menyiapkan spanning generations of a South Indian family.
laporan hasil penelitian. Hasil akhir dari penelitian Studies in Family Planning, vol. 28, No.1.
adalah suatu gambaran yang luas dan dalam aka
suatu fenomena tertentu. Munhall, P. ( 2001). Nursing research: A qualitative
perspective. (3rd edition). Canada: Jones and
Upaya yang dapat dilakukan oleh untuk Bartlett Publisher.
mengembangkan kemampuan peneliti dalam
membuat suatu disain studi kasus dapat dimulai Polit, D. & Beck, C. (2004). Nursing research:
dengan membuat disain penelitian pemula. Masalah Principle and methods. (7th edition). Philadelphia:
penelitian yang diambil dapat berupa fenomena J.B. Lippincott Company.
sederhana yang sering ditemui di lingkungan sekitar. Robert, K & Taylor, B. (2002). Nursing research
Dengan sering melatih kemampuan diri membuat process: An Australian perspective, (2nd edition).
suatu penelitian, kemampuan peneliti diharapkan Australia: Nelson Australia Pty.
akan meningkat (NN&HH).
Yin, R. (2003). Case study research: Design and
* Sri Yona: Staf akademik Kelompok Keilmuan methods. (3rd edition). California: Thousands
Keperawatan Medikal Bedah Oaks.

Anda mungkin juga menyukai