Anda di halaman 1dari 86

ISSN 2580-2518

PERKEMBANGAN EKONOMI
INDONESIA DAN DUNIA
Ancaman Resesi Dunia Akibat Pandemi

Triwulan I Tahun 2020

Edisi Vol.4, No.1 Mei 2020


KATA PENGANTAR

Perkembangan Perekonomian Indonesia dan Dunia


merupakan publikasi triwulanan yang diterbitkan oleh
Kedeputian Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas,
yang didasarkan pada data dan informasi yang sudah
dipublikasikan oleh Kementerian/Lembaga, instansi
internasional, asosiasi, maupun hasil dari diskusi terbatas
perkembangan ekonomi yang dilakukan bersama dengan
beberapa Kementerian/Lembaga, pengamat, dan praktisi
ekonomi.

Publikasi triwulan I tahun 2020 ini memberikan gambaran dan


analisis mengenai perkembangan ekonomi dunia dan
Indonesia hingga triwulan I tahun 2020. Dari sisi
perekonomian dunia, publikasi ini memuat perkembangan
ekonomi Amerika Serikat dan negara-negara kawasan Eropa,
serta kondisi ekonomi regional Asia. Dari sisi perekonomian
nasional, publikasi ini membahas pertumbuhan ekonomi
Indonesia triwulan I tahun 2020 dari sisi moneter, fiskal,
neraca perdagangan, investasi, industri dalam negeri,
perekonomian daerah, serta proyeksi ekonomi.

Sangat disadari bahwa publikasi ini masih jauh dari sempurna


dan memerlukan banyak perbaikan dan penyempurnaan. Oleh
sebab itu, masukan dan saran yang membangun dari pembaca
tetap sangat diharapkan, agar tujuan dari penyusunan dan
penerbitan publikasi ini dapat tercapai.

Jakarta, Mei 2020

Deputi Bidang Ekonomi BAPPENAS


RINGKASAN EKSEKUTIF
Pada triwulan I tahun 2020 dunia diguncang pandemi COVID-19 yang memaksa berbagai
negara mengurangi aktivitas ekonomi. Akibatnya, pertumbuhan ekonomi semua negara
kembali tertekan. Pertumbuhan beberapa negara mengalami kontraksi, dan sebagian lainnya
masih tumbuh positif meskipun jauh dibawah pertumbuhan normal. Perekonomian Tiongkok
berbalik terkontraksi hingga 6,8 persen. Jepang terkontraksi semakin dalam sebesar 3,4
persen. Sementara itu, Amerika Serikat masih tumbuh positif sebesar 0,3 persen.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia sendiri tertekan menjadi 2,97 persen.

Pertumbuhan ekonomi di sebagian besar wilayah tumbuh lebih lambat. Wilayah Bali Nusra,
Kalimantan, serta Maluku Papua tumbuh di bawah pertumbuhan nasional. Seluruh komponen
pengeluaran menunjukkan perlambatan yang cukup signifikan. Pertumbuhan konsumsi rumah
tangga melambat menjadi sebesar 2,8 persen. Kinerja ekspor dan impor juga menurun seiring
terhambatnya aktivitas perdagangan antar negara. Impor terkontraksi 2,2 persen sementara
ekspor tumbuh 0,2 persen. Sektor utama Indonesia tumbuh melambat namun sektor jasa
tumbuh lebih cepat. Sektor jasa kesehatan tumbuh hingga 10 persen pada triwulan berjalan.
Kinerja tersebut terkait dengan penyebaran wabah COVID-19 yang mendorong permintaan
jasa kesehatan.

Tahun 2020 diperkirakan akan mejadi tahun yang berat terutama dari sisi perpajakan. Hingga
akhir triwulan I tahun 2020, penerimaan perpajakan melambat 0,02 persen. Namun, secara
keseluruhan realisasi pendapatan negara dan hibah meningkat hingga Rp376,0 triliun.
Sementara itu, belanja negara juga meningkat menjadi Rp452,4 triliun didorong oleh belanja
modal dan belanja sosial. Meskipun meningkat, namun komponen Transfer Ke Daerah dan
Dana Desa mengalami penurunan yang terkendala proses pemenuhan persyaratan
penyaluran TKDD.

Dari sisi moneter, suku bunga acuan diturunkan secara bertahap dari 5,00 persen menjadi
4,50 persen sepanjang triwulan I tahun 2020. Kondisi pasar keuangan global yang tertekan
ketidakpastian pandemi menyebabkan nilai tukar Rupiah melemah cukup dalam selama
Februari hingga Maret. Namun, inflasi domestik tetap terkandali dan stabil pada kisaran 3±1
persen, meskipun inflasi harga bergejolak mencapai 6 persen. Sektor jasa keuangan cukup
terkendali ditopang oleh kondisi permodalan dan likuiditas.

Kinerja neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit disebabkan oleh turunnya surplus
neraca transaksi modal dan finansial sejalan dengan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Sementara itu, defisit neraca transaksi berjalan turun didorong peningkatan neraca
perdagangan barang yang lebih besar dari kenaikan defisit neraca jasa.

Pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2020 secara keseluruhan diprediksi terkontraksi
yang terutama terjadi di negara-negara maju. Sebagian negara di Asia diprediksi tetap tumbuh
positif. Pertumbuhan Indonesia diproyeksi melambat dalam rentang -0,4 hingga 2,3 persen
dengan puncak perlambatan pada triwulan II tahun 2020. Perlambatan terjadi pada seluruh
komponen pengeluaran terutama konsumsi rumah tangga. Sementara itu, kinerja ekspor dan
impor diprediksi terkontraksi pada keseluruhan tahun ini.

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................... II


DAFTAR TABEL ........................................................................ III
DAFTAR GAMBAR .................................................................... V
I. PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA ....................................... 7
II. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA................... 13
2.1 Produk Domestik Bruto ....................................................... 14
Investasi ................................................................................. 19
Industri ................................................................................... 19
Pariwisata............................................................................... 21
2.2 Produk Domestik Regional Bruto ........................................ 26
2.3 Fiskal ................................................................................... 35
2.4 Moneter dan Jasa Keuangan ............................................... 43
Moneter ................................................................................. 43
Jasa Keuangan ........................................................................ 43
2.5 Neraca Pembayaran ............................................................ 55
Neraca Perdagangan .............................................................. 62
Kerjasama Ekonomi Internasional ......................................... 62
III. PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI ................................ 74
3.1 Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global .............................. 75
3.2 Proyeksi Perekonomian Indonesia ...................................... 75

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Suku Bunga Kebijakan Beberapa Negara ...................................................................... 10
Tabel 2 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor .......................... 15
Tabel 3 Pembentukan Modal Tetap Bruto ................................................................................. 17
Tabel 4 Pertumbuhan Ekonomi .................................................................................................. 18
Tabel 5 Realisasi Investasi ........................................................................................................... 19
Tabel 6 Realisasi Investasi Sektor Sekunder .............................................................................. 19
Tabel 7 Sektor PMA Terbesar ..................................................................................................... 20
Tabel 8 Sektor PMDN Terbesar .................................................................................................. 20
Tabel 9 Realisasi PMA berdasarkan Negara Asal ....................................................................... 20
Tabel 10 Realisasi Investasi berdasarkan Lokasi ........................................................................ 21
Tabel 11 Lokasi PMA Terbesar ................................................................................................... 21
Tabel 12 Lokasi PMDN Terbesar................................................................................................. 21
Tabel 13 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah ................................................................................. 34
Tabel 14 Realisasi Komponen Pendapatan Negara dan Hibah ................................................. 35
Tabel 15 Realisasi Komponen Penerimaan Perpajakan ............................................................ 35
Tabel 16 Realisasi Komponen PNBP ........................................................................................... 36
Tabel 17 Realisasi Komponen Belanja Pemerintah Pusat ......................................................... 38
Tabel 18 Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa ........................................................... 40
Tabel 19 Perkembangan Komponen Pembiayaan .................................................................... 41
Tabel 20 Realisasi APBN s.d 31 Maret 2019 dan 2020 .............................................................. 42
Tabel 21 Perkembangan Reverse Repo Surat Berharga Negara .............................................. 43
Tabel 22 Tingkat Inflasi Domestik............................................................................................... 45
Tabel 23 Tingkat Inflasi Domestik berdasarkan Komponen (YoY) ............................................ 46
Tabel 24 Inflasi Kelompok Pengeluaran (MtM) ......................................................................... 46
Tabel 25 Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional ..................................................... 48
Tabel 26 Perkembangan Pembiayaan Perbankan Syariah ........................................................ 54
Tabel 27 Penyaluran Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha ...................................................... 55
Tabel 28 Aset IKNB Syariah 2019 – 2020 ................................................................................... 56
Tabel 29 Neraca Pembayaran..................................................................................................... 60
Tabel 30 Neraca Perdagangan .................................................................................................... 62
Tabel 31 Nilai Ekspor dan Impor Migas ...................................................................................... 62
Tabel 32 Nilai Ekspor Nonmigas berdasarkan Sektor ................................................................ 63
Tabel 33 Nilai Ekspor Nonmigas 10 Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar ............................. 63
Tabel 34 Nilai Ekspor berdasarkan Klasifikasi Teknologi ........................................................... 64
Tabel 35 Nilai Ekspor Nonmigas di Beberapa Negara Mitra Dagang Utama ........................... 64
Tabel 36 Nilai Impor berdasarkan Golongan Penggunaan Barang ........................................... 65
Tabel 37 Nilai Impor Nonmigas 10 Golongan Barang HS 2 Digit Terbesar............................... 65
Tabel 38 Nilai Impor Nonmigas di Beberapa Negara Mitra Dagang Utama ............................ 66
Tabel 39 Kontribusi Ekspor Indonesia ke Uni Eropa .................................................................. 67
Tabel 40 Perkembangan Perjanjian Internasional Indonesia ................................................... 70
Tabel 41 Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA ....................................... 71
Tabel 42 Kontribusi Nilai Perdagangan Indonesia Berdasarkan FTA terhadap
Total Perdagangan Indonesia dengan Dunia .............................................................. 73

iii
Tabel 43 Proyeksi Pertumbuhan Beberapa Negara .................................................................. 75
Tabel 44 Proyeksi Harga Komoditas Global ............................................................................... 76
Tabel 45 Konsensus Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ............................................. 77
Tabel 46 PDB Berdasarkan Pengeluaran .................................................................................... 77
Tabel 47 PDB Berdasarkan Lapangan Usaha ............................................................................. 78

iv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Beberapa Negara......................................... 8
Gambar 2 Perkembangan Harga Minyak Mentah ............................................11
Gambar 3 Perkembangan Harga Gas Alam dan Batu Bara ..............................11
Gambar 4 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ...................................................14
Gambar 5 Pertumbuhan PDB Sisi Produksi Triwulan I Tahun 2020 ................14
Gambar 6 Pertumbuhan PDB Sisi Pengeluaran ................................................16
Gambar 7 Perkembangan Konsumsi RT dan Investasi terhadap PDB .............16
Gambar 8 Pertumbuhan Industri Pengolahan Nonmigas ................................22
Gambar 9 Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas ..............22
Gambar 10 Pertumbuhan Subsektor Industri Pengolahan Nonmigas ............23
Gambar 11 Ekspor Produk Industri ...................................................................23
Gambar 12 PMDN Sektor Industri .....................................................................24
Gambar 13 PMA Sektor Industri........................................................................24
Gambar 14 Penjualan Mobil ..............................................................................24
Gambar 15 Produksi, Penjualan Domestik, dan Ekspor Semen.......................25
Gambar 16 Indonesia Headline PMI Manufacturing ........................................25
Gambar 17 Pertumbuhan dan Jumlah Kunjungan Wisatawan Mancanegara 26
Gambar 18 Kunjungan Wisatawan Mancanegara berdasarkan Asal Negara .26
Gambar 19 Nilai Ekspor Jasa Perjalanan ...........................................................27
Gambar 20 Pertumbuhan dan Jumlah Penumpang Transportasi ...................27
Gambar 21 Tingkat Penghunian Kamar Hotel ..................................................28
Gambar 22 Tingkat Penghunian Kamar Hotel DKI Jakarta dan Bali .................28
Gambar 23 Pertumbuhan Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan
Minum ..............................................................................................28
Gambar 24 Pertumbuhan dan Kontribusi Ekonomi Secara Spasial .................29
Gambar 25 Perkembangan Komponen Belanja Negara ..................................36
Gambar 26 Perkembangan Realisasi Defisit APBN ...........................................40
Gambar 27 Perkembangan Utang Pemerintah Pusat ......................................41
Gambar 28 Perkembangan Nilai Tukar Rupiah terhadap USD, 2019-2020* ..44
Gambar 29 Real Effective Exchange Rate ASEAN-5, (2010=100) ...................44
Gambar 30 Perkembangan Uang Beredar ........................................................45
Gambar 31 Perkembangan Indeks Harga Konsumen (IKK) dan Inflasi Inti,
2018-2019 ........................................................................................46
Gambar 32 Perkembangan Indeks Harga Pangan Strategis Nasional,
(2018=100) ......................................................................................47
Gambar 33 Kinerja Perbankan Konvensional ...................................................47
Gambar 34 Pertumbuhan DPK Perbankan Konvensional ................................48
Gambar 35 Pertumbuhan Kredit Perbankan Konvensional .............................48
Gambar 36 Capaian Penyaluran KUR ................................................................50
Gambar 37 Perkembangan Industri Teknologi Keuangan
(peer-to-peer lending) .....................................................................50
Gambar 38 Perkembangan Aset Industri Asuransi...........................................51

v
Gambar 39 Perkembangan Jumlah Aset Bersih dan Jumlah Investasi Dana
Pensiun ...........................................................................................52
Gambar 40 Perkembangan IHSG dan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham..............52
Gambar 41 Perkembangan Outstanding Obligasi Korporasi ...........................53
Gambar 42 Kinerja Perbankan Syariah .............................................................53
Gambar 43 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga dan Pembiayaan Perbankan
Syariah ............................................................................................54
Gambar 44 Perkembangan Nilai Kapitalisasi Pasar Saham ISSI, JII dan JII70 ..55
Gambar 45 Outstanding Sukuk Korporasi .........................................................56
Gambar 46 Perkembangan Neraca Pembayaran Indonesia ............................56
Gambar 47 Neraca Jasa Perjalanan dan Transportasi ......................................57
Gambar 48 Neraca Pendapatan Primer dan Sekunder ....................................58
Gambar 49 Neraca Transaksi Finansial .............................................................58
Gambar 50 Mitra Ekspor Indonesia ke Uni Eropa ............................................67
Gambar 51 Mitra Utama Investasi Indonesia Asal Uni Eropa ..........................68
Gambar 52 Subsektor Tujuan Uni Eropa ..........................................................68

vi
7
I. PERKEMBANGAN EKONOMI DUNIA
Perekonomian global terguncang akibat uang juga jatuh. Pada fase ini, berbagai
pandemi COVID-19. negara memberikan stimulus fiskal maupun
moneter untuk menahan pelemahan
Setelah ketegangan perang dagang antara ekonomi negaranya.
Amerika Serikat dan Tiongkok mereda pada
akhir tahun 2019, ketidakpastian kembali Sebagian negara mengalami kontraksi
muncul pada awal tahun 2020. Dunia ekonomi.
dilanda kepanikan akibat menyebarnya
Pandemi yang terjadi pada awal tahun ini
virus COVID-19 dengan sangat cepat. Virus
berdampak lebih besar dibandingkan
ini pertama kali terdeteksi pada akhir tahun
perang dagang yang terjadi sebelumnya.
2019 di Tiongkok yang menjangkiti puluhan
Dalam kurun waktu tiga bulan, aktivitas
orang.
perekonomian global menyusut tajam.
Pada bulan Januari, kasus positif telah Ekonomi sebagian negara bahkan
mencapai ribuan orang dan mulai terkontraksi pada triwulan ini. Kondisi ini
menyebar ke negara di luar Tiongkok dan mengancam terjadinya resesi global.
mulai mengurangi akses masuk penumpang
Gambar 1 Pertumbuhan Ekonomi Beberapa
yang berasal dari Tiongkok. Seiring
Negara
penambahan kasus yang kian meningkat
pada bulan Februari, banyak negara 8,0
6,0
memberikan peringatan akan wabah ini dan 4,0
melarang perkumpulan keramaian serta 2,0
(persen)

menunda berbagai acara besar. Sementara 0,0


negara lainnya mulai menjalankan -2,0
kebijakan lockdown selama pandemi, pada -4,0
-6,0
bulan Maret Tiongkok mulai melonggarkan -8,0
kebijakan lockdown dan mulai menjalankan Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
aktivitas perekonomian.
2019 2020
Kebijakan lockdown yang diberlakukan Amerika Serikat Tiongkok
hampir bersamaan di berbagai negara
Singapura Jepang
menyebabkan turunnya permintaan global
dan menghambat aliran barang. Hal Korea

tersebut menyebabkan harga komoditas di Sumber: CEIC


pasar internasional turun.
Penyebaran COVID-19 di Amerika Serikat
Obat untuk COVID-19 yang belum yang terjadi begitu cepat menjadikan
ditemukan hingga akhir triwulan I tahun Amerika sebagai negara dengan jumlah
2020, memperpanjang kekhawatiran kapan kasus terbanyak. Hal ini direspon dengan
pandemi ini akan berhenti dan situasi pemberlakuan pembatasan aktivitas
kembali normal. Ketidakpastian yang dengan segera. Lockdown menghambat
kompleks ini membawa pasar dalam aktivitas perekonomian di AS. Meskipun
kepanikan. Pasar keuangan di berbagai demikian, kinerja perekonomian Amerika
negara tumbang. Nilai tukar berbagai mata

8
Serikat masih tumbuh positif dibandingkan Meskipun terdampak pandemi cukup
tahun sebelumnya meskipun hanya tumbuh parah, Korea Selatan masih tumbuh positif
0,3 persen. Pendorong pertumbuhan sebesar 1,3 persen pada triwulan I tahun
berasal dari pengeluaran pemerintah 2020. Kinerja positif ini didorong oleh
tumbuh lebih cepat terutama pengeluaran ekspor barang yang tumbuh hingga 6,3
nonpertahanan yang meningkat hingga 6,4 persen (YoY). Selain itu, pengeluaran
persen (YoY). Konsumsi masyarakat tumbuh pemerintah dan investasi juga tumbuh
melambat sebesar 0,4 persen (YoY). masing-masing 7,1 dan 4,4 persen (YoY).
Sementara itu, investasi domestik, ekspor, Konsumsi masyarakat yang turun hingga -
dan impor terkontraksi. Inflasi pada 4,7 persen (YoY) menahan pertumbuhan
triwulan I tahun 2020 sebesar 1,9 persen pada triwulan I tahun 2002.
(YoY) melambat dibandingkan periode yang
Singapura yang pertumbuhannya ditopang
sama tahun 2019 (2,4 persen, YoY).
oleh sektor jasa, pada triwulan ini
Tiongkok terdampak paling besar oleh terkontraksi 2,2 persen (YoY). Sektor
pandemi yang terjadi sejak Januari 2020. manufaktur Singapura terkontraksi 0,5
Pada triwulan I tahun 2020, perekonomian persen (YoY) terutama disebabkan oleh
Tiongkok terkontraksi hingga 6,8 persen. turunnya produksi elektronik dan kimia
Produksi industri Januari dan Februati yang lebih besar dibanding peningkatan
masing-masing terkontraksi 13,5 persen yang terjadi pada industri biomedis.
sementara pada bulan Maret terkontraksi Penurunan tersebut menunjukkan
1,1 persen (YoY). Penjualan retail Tiongkok turunnya permintaan global. Sektor
juga terkontraksi 18,9 persen selama konstruksi juga terkontraksi 4,3 persen
Januari-Maret 2020. Investasi dan ekspor- (YoY) yang disebabkan oleh terganggunya
impor masing-masing kontraksi 16,1 dan pasokan dan terhambatnya pekerja asing
6,4 persen. Selain disebabkan oleh untuk kembali. Sementara itu, kinerja jasa
lockdown, sikap negara lain yang terkontraksi 3,1 persen (YoY) dipengaruhi
mengurangi barang impor serta kontraksi yang terjadi pada sektor
penumpang dari Tiongkok pada masa awal transportasi, akomodasi, makan minum,
penyebaran COVID-19 menekan kinerja dan perdagangan retail seiring anjloknya
perekonomian lebih dalam. wisatawan. Di saat yang bersamaan,
perdagangan besar serta transportasi dan
Jepang yang merupakan negara dengan
pergudangan terkontraksi akibat turunnya
perekonomian terbesar ketiga di dunia.
rantai permintaan dan penawaran
Pada triwulan ini, perekonomian Jepang
internasional. Sementara itu, sektor
kembali terkontraksi 3,4 persn (YoY) setelah
informasi dan komunikasi serta jasa
pada triwulan IV tahun 2019 terkontraksi
keuangan dan asuransi tetap tumbuh positif
1,9 persen (YoY). Kontraksi yang terjadi
meskipun melambat.
disebabkan oleh turunnya konsumsi dan
ekspor secara tajam. Melambatnya aktivitas Suku bunga kembali diturunkan sebagai
ekonomi pada negara mitra utama Jepang antisipasi potensi dampak pandemi.
menyebabkan kinerja ekspor menurun
drastis. Selain itu, sektor pariwisata Jepang Berbagai negara kembali memotong suku
juga terdampak seiring anjloknya bunga kebijakan sebagai langkah untuk
kunjungan wisatawan. meminimalisir dampak pandemi. Kondisi

9
pasar keuangan global yang dilanda Tiongkok juga melakukan pemotongan suku
kepanikan membuat bank sentral Amerika bunga sebanyak 10 bps pada bulan
Serikat memangkas suku bunga hingga 150 Februari. Langkah ini dimaksudkan untuk
bps pada bulan Maret dalam dua tahapan. memulihkan perekonomian yang sempat
Tahap pertama, The Fed menurunkan 50 terhenti. Pada bulan Maret, bank sentral
bps menjadi 1,00-1,25 persen. Dua minggu Tiongkok memutuskan untuk menahan
kemudian, suku bunga kembali dipangkas suku bunga. Sementara itu, Korea Selatan
ke level 0,00-0,25 persen. Penerapan suku menurunkan suku bunga sebesar 50 bps
bunga yang rendah diharapkan akan dalam sebuah rapat darurat pada bulan
kembali meningkatkan kepercayaan pasar Maret.
sehingga kinerja sektor keuangan lebih
Harga komoditas internasional melemah.
stabil. Suku bunga kebijakan Amerika
Serikat saat ini berada pada level yang sama Seiring dengan berkurangnya aktivitas di
saat terjadi krisis keuangan global 2008. berbagai belahan dunia, permintaan global
Tabel 1 Suku Bunga Kebijakan Beberapa terhadap berbagai komoditas turut
Negara melemah. Baik harga komoditas energi
Jan Feb Mar maupun logam secara umum menurun
BRIC
pada triwulan ini.
Brazil 4,50 4,25 3,75
Harga minyak mentah turun sejak Januari
Rusia 6,25 6,00 6,00
India 5,15 5,15 4,40 2020. Pelemahan harga minyak paling
Tiongkok 4,15 4,05 4,05 tajam terjadi pada bulan Maret saat banyak
ASEAN-5 negara menerapkan lockdown. Pada
Indonesia 5,00 4,75 4,50 periode ini harga minyak mentah rata-rata
Thailand 1,25 1,00 0,75
4,00 3,75
hanya sebesar USD32,2 per barel.
Filipina 3,25
Malaysia 2,75 2,75 2,50
Turunnya harga minyak mentah disebabkan
Vietnam 6,00 6,00 6,00
Negara Maju oleh beberapa faktor. Pertama, turunnya
Amerika permintaan global hingga 6 persen (YoY).
1,50-1,75 1,50-1,75 0,00-0,25
Serikat Kedua, ketegangan antara Arab Saudi dan
Jepang -0,1 -0,1 -0,1
Rusia. Kesepakatan OPEC+ untuk
Korea
1,25 1,25 0,75 mengurangi produksi berakhir pada Maret
Selatan
2020, namun Rusia menolak untuk
Sumber: Bloomberg, PBoC
melakukan pemangkasan produksi kembali.
Sebelum The Fed memangkas suku bunga, Arab Saudi justru merespon dengan
negara lain terutama negara berkembang meningkatkan produksi pada bulan April di
telah melakukannya terlebih dahulu. tengah tingginya produksi Amerika Serikat.
Indonesia dan Thailand menurunkan suku Kondisi ini sangat mengkhawatirkan karena
bunga pada bulan Februari dan Maret pasokan yang tidak terserap oleh pasar
masing-masing sebesar 25 bps. Sementara akan semakin tinggi. Akibatnya, harga
Malaysia memotong suku bunga 25 bps minyak mentah pada bulan Maret jatuh
pada bulan Maret. India menurunkan hingga 40 persen (MtM).
hingga 75 bps pada bulan Maret ke level
4,40 persen. Harga minyak mentah rata-rata pada
triwulan I turun menjadi USD49,1 per barel.

10
Harga minyak mentah Brent dan Dubai alam global. Pasokan yang tidak terserap
turun 20 persen (YoY), masing-masing menjadi kian meningkat dan menurunkan
menjadi USD50,5 dan USD50,7. Sementara harga acuan internasional.
itu, harga rata-rata WTI sebesar USD46,0
Pergerakan harga batu bara lebih stabil
per barel, turun 16,2 persen dibandingkan
meskipun menunjukkan pelemahan
triwulan I tahun 2019.
sepanjang triwulan I tahun 2020. Harga
Gambar 2 Perkembangan Harga Minyak batu bara acuan internasional turun 29,2
Mentah persen (YoY) menjadi USD67,8 per metrik
80 ton. Harga batu bara sempat naik pada
70 bulan Januari seiring dengan kesepakatan
60 dagang antara Amerika Serikat dan
50
Tiongkok yang diprediksi akan
(USD)

40
meningkatkan permintaan. Namun, sebagai
30
20
konsumen terbesar, pembatasan aktivitas
10 yang dilakukan Tiongkok pada bulan
0 selanjutnya menurunkan permintaan.
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Akibatnya harga batu bara kian melemah.
2019 2020
Brent Dubai WTI Harga mayoritas komoditas pertanian
meningkat sementara logam turun.
Sumber: World Bank
Perkembangan harga minyak kelapa sawit
Gambar 3 Perkembangan Harga Gas Alam dan
acuan internasional pada triwulan I tahun
Batu Bara
2020 ini masih menguat menjadi USD725
8 150
per metrik ton. Komoditas pertanian
6 lainnya yang mengalami penguatan harga
100 antara lain beras, gandum, kedelai, cokelat,
(USD)

4 kopi Arabika, dan udang. Harga udang rata-


50 rata naik cukup tinggi sebesar 18,7 (YoY)
2 menjadi USD14,0 per kilogram. Sementara
itu, harga kopi Robusta, teh, serta karet
0 00
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 melemah. Di sisi lain, harga gula dunia
cenderung stagnan dengan harga USD0,3
2019
Gas Alam, Eropa
2020
per kilogram.
Gas Alam, AS
Sumber: World Bank Pembatasan aktivitas menyebabkan
turunnya permintaan industri akan bahan
Harga rata-rata gas alam turun 49,8 persen
baku. Turunnya permintaan tersebut turut
dibandingkan triwulan I tahun 2019. Pada
menyeret harga logam ke bawah. Harga
triwulan ini, harga gas alam Eropa sebesar
alumunium, timah, seng, dan tembaga
USD3,1 per mmbtu. Sementara gas alam AS
turun pada triwulan ini. Timah dan seng
USD1,9 per mmbtu. Perkembangan harga
masing-masing turun 22,7 dan 21,6 persen
gas alam terus menunjukkan tren melemah.
(YoY). Sementara itu, harga nikel masih
Cuaca yang semakin menghangat
menyebabkan turunnya permintaan gas

11
meningkat 2,2 persen (YoY) menjadi
USD12.690 per metrik ton.

Harga logam mulia terus mengalami


peningkatan. Meningkatnya ketidakpastian
dan volatilitas pasar keuangan yang tinggi
pada triwulan awal tahun 2020 mendorong
permintaan logam mulia. Sepanjang Januari
hingga Maret, harga emas mengalami
peningkatan yang tajam. Rata-rata harga
emas pada triwulan I tahun 2020 mencapai
USD1.593 per troy ons, meningkat 21,4
persen (YoY).

12
13
II. PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN INDONESIA
2.1 Produk Domestik Bruto diindikasikan oleh terkontraksinya impor
bahan baku sepanjang triwulan I tahun
Meski melambat tajam, perekonomian 2020 ,disertai dengan ekspor nonmigas
masih tumbuh positif. yang melambat. Mayoritas industri
Krisis kesehatan global yang terjadi pada nonmigas mengalami kontraksi. Industri
triwulan pertama tahun 2020 berdampak makanan dan minuman yang berperan
pada kinerja perekonomian dalam negeri. besar dalam industri nonmigas, tumbuh
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh melambat dari 6,8 persen (YoY) pada
2,97 persen (YoY). Hampir seluruh sektor triwulan I tahun 2019 menjadi 3,9 persen
tumbuh melambat. Hal ini disebabkan (YoY). Industri kimia dan industri alat
oleh turunnya permintaan global dan angkutan juga masih tumbuh positif meski
domestik serta diiringi dengan melambat. Sementara itu, industri batu
melemahnya harga komoditas bara dan pengilangan migas tumbuh 2,6
internasional. Kondisi ini masih lebih baik persen (YoY) setelah terkontraksi pada
dibandingkan kinerja negara lainnya. triwulan I tahun 2019. Kinerjanya
didorong oleh peningkatan produksi
Gambar 4 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia bahan bakar minyak dan LPG.
6,0
5,06 5,07 4,97 Gambar 5 Pertumbuhan PDB Sisi Produksi
5,0 Triwulan I Tahun 2020
(persen)

4,0
2,97 (persen)
3,0 Pertanian 0,0
2,0
Pertambangan 0,4
1,0
Industri 2,1
0,0
Pengadaan Listrik & Gas 3,9
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Pengadaan Air 4,6
2018 2019 2020
Konstruksi 2,9
Sumber: Badan Pusat Statistik Perdagangan 1,6
Transportasi & Pergudangan 1,3
Perekonomian Indonesia masih ditopang
oleh sektor industri pengolahan, Akomodasi & Mamin 2,0

perdagangan, dan pertanian meskipun Informasi & Komunikasi 9,8


pertumbuhannya melambat. Beberapa Jasa Keuangan & Asuransi 10,7
sektor yang tumbuh lebih cepat adalah Real Estat 3,8
jasa keuangan dan asuransi, informasi dan Jasa Perusahaan 5,4
komunikasi, jasa pendidikan, serta jasa Adm. Pemerintahan 3,2
kesehatan dan kegiatan sosial. Jasa Pendidikan 5,9

Industri pengolahan tumbuh 2,1 persen Jasa Kesehatan & Keg. Sosial 10,4
(YoY), lebih lambat dibandingkan periode Jasa Lainnya 7,1
sebelumnya terutama disebabkan oleh
melambatnya pertumbuhan industri Sumber: Badan Pusat Statistik
pengolahan nonmigas. Perlambatan ini

14
Kinerja sektor pertanian cenderung Secara kumulatif, perdagangan besar dan
stagnan. eceran, reparasi mobil, dan sepeda motor
pada tahun 2019 mencapai Rp1.440,5
Pada triwulan ini, sektor pertanian tidak triliun, atau tumbuh sebesar 4,6 persen
banyak berubah. Kontraksi yang terjadi (YoY).
pada subsektor pertanian, peternakan,
perburuan, dan jasa pertanian diimbangi Tabel 2 Perdagangan Besar dan Eceran,
dengan pertumbuhan tinggi pada Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Growth (%) Share
subsektor kehutanan. Sementara itu, Nilai* thd
Uraian
subsektor perikanan tumbuh melambat. Q1 2020
QtQ YoY
Total
PDB (%)
Kontraksi yang terjadi pada subsektor PDB Perdagangan
Besar dan Eceran,
pertanian terutama disebabkan oleh 517,8 -1,38 1,60 13,2
Reparasi Mobil dan
turunnya kinerja produksi tanaman Sepeda Motor
pangan hingga -10,3 persen (YoY). Kondisi Perdagangan
Mobil, Sepeda
tersebut disebabkan oleh cuaca ekstrim 104,8 -3,01 1,13 2,7
Motor, dan
dan pergeseran panen raya. Pada tahun Reparasinya
ini, panen raya akan terjadi pada triwulan Perdagangan
kedua. Di sisi lain, tanaman perkebunan Besar dan 413,0 -0,99 1,71 10,5
Eceran, bukan
tumbuh lebih tinggi sebesar 4,0 persen
Mobil dan Motor
(YoY). Produk Domestik
3.922,6 -2,41 2,97 100,00
Bruto
Subsektor kehutanan tumbuh 5,3 persen Sumber: Badan Pusat Statistik
(YoY) setelah terkontraksi 2,8 persen (YoY) * dalam miliar Rp (Atas Dasar Harga Berlaku)
pada periode yang sama tahun 2019.
Sektor transportasi dan akomodasi
Pertumbuhan ini terutama didorong oleh
kenaikan produksi kayu tanaman. terdampak kebijakan lockdown
Sementara subsektor perikanan tumbuh berbagai negara.
3,5 persen (YoY).
Sektor transportasi tumbuh 1,3 persen
PDB perdagangan besar dan eceran, (YoY), jauh lebih lambat dibandingkan
reparasi mobil, dan sepeda motor pada periode yang sama tahun 2019 yang
triwulan I tahun 2020 tumbuh 1,60 tumbuh sebesar 5,5 persen (YoY).
Perlambatan ini terutama disebabkan
persen.
oleh kontraksi pada kinerja angkutan
Pada triwulan I tahun 2020, perlambatan udara sebesar 13,3 persen (YoY) serta
ekonomi akibat pandemi COVID-19 angkutan rel sebesar 7,0 persen (YoY).
memberikan dampak cukup besar bagi Kontraksi pada angkutan udara
sektor perdagangan. Pertumbuhan sektor disebabkan oleh adanya kebijakan
ini berada di bawah pertumbuhan PDB lockdown di berbagai negara asal yang
yang mencapai 2,97 persen (YoY). menutup atau membatasi penerbangan
Pertumbuhan sektor perdagangan ke negara lain, termasuk Indonesia, sejak
utamanya didorong oleh subsektor bulan Februari. Sementara itu, angkutan
Perdagangan Besar dan Eceran bukan lainnya tumbuh melambat.
Mobil dan Motor, yaitu sebesar 1,71
persen (YoY).

15
Pertumbuhan sektor akomodasi dan Mayoritas komponen pembentuk PDB
makan minum tumbuh rendah (2,0 sisi pengeluaran tumbuh melambat.
persen, YoY) dibandingkan triwulan
sebelumnya yang selalu tumbuh di atas 5 Semua komponen pengeluaran tumbuh
persen. Turunnya kinerja sektor tersebut lebih lambat dibandingkan triwulan I
merupakan dampak dari turunnya tahun 2019 kecuali ekspor. Komponen
wisatawan mancanegara hingga -30,6 sumber pertumbuhan tertekan sangat
persen (YoY). Penyediaan akomodasi dalam. Meskipun kasus pertama di
terkontraksi 4,6 persen (YoY). Selain itu, Indonesia baru diumumkan pada bulan
terjadi pembatalan berbagai kegiatan Maret dan belum dilaksanakan
seperti pertemuan di hotel oleh instansi pembatasan aktivitas secara intensif,
pemerintah dan bisnis. permintaan domestik cukup terpengaruh.
Hal ini meleset dari prediksi yang
Jasa keuangan dan jasa kesehatan memperkirakan dampak pandemi kepada
tumbuh diatas 10 persen. konsumsi masyarakat belum begitu besar.

Jasa keuangan dan asuransi tumbuh 10,7 Gambar 7 Perkembangan Konsumsi RT dan
persen (YoY), jauh lebih tinggi Investasi terhadap PDB
dibandingkan triwulan I tahun 2019 yang 9,0
sebesar 7,2 persen (YoY). Jasa perantara 8,0
7,0
keuangan tumbuh hingga 13,7 persen 6,0
(persen)

(YoY) sekaligus sebagai pendorong 5,0


pertumbuhan sektor jasa keuangan. Pada 4,0
3,0
periode yang sama tahun 2019, jasa 2,0
perantara keuangan tumbuh 7,0 persen 1,0
0,0
(YoY). Sementara itu, jasa kesehatan dan
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
kegiatan sosial tumbuh 10,4 persen (YoY).
2017 2018 2019
Kinerja ini terkait dengan kondisi pandemi
yang mendorong permintaan kesehatan. Produk Domestik Bruto

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga


Gambar 6 Pertumbuhan PDB Sisi Pengeluaran
Pembentukan Modal Tetap Bruto
(persen)
2,8 Konsumsi RT Sumber: Badan Pusat Statistik
-4,9 LNPRT
Pertumbuhan konsumsi rumah tangga
3,7 Konsumsi Pemerintah pada triwulan I tahun 2020 tumbuh 2,8
persen (YoY), jauh lebih lambat
1,7 PMTB
dibandingkan periode yang sama tahun
0,2 Ekspor 2019 (5,0 persen, YoY). Konsumsi pakaian
-2,2 Impor dan transportasi terkontraksi masing-
masing 3,3 dan 1,8 persen (YoY).
-6,0 -4,0 -2,0 0,0 2,0 4,0 6,0
Penjualan eceran terkontraksi terutama
Sumber: Badan Pusat Statistik
pada penjualan sandang serta bahan
bakar. Sementara itu, pertumbuhan
konsumsi kesehatan dan pendidikan (7,9

16
persen, YoY) serta perumahan dan belum berproduksi. Sementara kontraksi
peralatan rumah tangga (4,5 persen, YoY) produk kekayaan intelektual disebabkan
tumbuh lebih tinggi dibandingkan triwulan turunnya kegiatan eksplorasi mineral baik
I tahun 2019. Pertumbuhan konsumsi migas maupun nonmigas. Di sisi lain,
kesehatan tidak terlepas dari pandemi barang modal jenis kendaraan masih
yang meningkatkan kesadaran tumbuh sebesar 2,7 persen (YoY), lebih
masyarakat akan kesehatan secara tajam. tinggi dari triwulan I tahun 2019 yang
terkontraksi 7,4 persen (YoY).
Pertumbuhan Pembentukan Modal
Tetap Bruto tertekan. Pengeluaran konsumsi pemerintah
tumbuh 3,7 persen (YoY) didorong oleh
Tabel 3 Pembentukan Modal Tetap Bruto realisasi belanja bantuan sosial.
Growth (%) Share
Nilai* thd Peningkatan terutama untuk rehabilitasi
Uraian
Q1 2020
QtQ YoY
Total sosial, jaminan sosial, dan belanja bantuan
PDB (%) untuk penanggulangan kemiskinan.
Pembentukan
Modal Tetap 876,32 -7,89 1,70 32,42 Sementara itu, LNPRT terkontraksi 4,9
Bruto persen (YoY) seiring berkurangnya agenda
Bangunan 663,12 -7,17 2,76 24,53 politik.
Mesin dan
87,88 -14,09 -3,92 3,25
Perlengkapan
Kendaraan 48,64 -2,97 2,72 1,80
Ekspor barang dan jasa tumbuh 0,2 persen
Peralatan (YoY) lebih baik dari periode sebelumnya
14,36 -5,28 2,39 0,53
lainnya yang terkontraksi 1,6 persen (YoY). Ekspor
Cultivated
Biological 43,49 -14,37 -0,04 1,61
migas terkontraksi 15,4 persen (YoY)
Resources sejalan dengan turunnya harga komoditas
Produk serta volume ekspor yang berkurang.
Kekayaan 18,84 0,70 -5,88 0,70
Intelektual Ekspor nonmigas tumbuh cukup tinggi
Produk Domestik yakni sebesar 4,7 persen (YoY), didorong
2703,07 -2,41 2,97 100,00
Bruto oleh peningkatan ekspor
Sumber: Badan Pusat Statistik
perhiasan/permata, mesin/peralatan
* atas dasar harga konstan, dalam triliun Rp
listrik, serta besi dan baja. Ekspor jasa
Laju pertumbuhan PMTB pada triwulan I terkontraksi hingga 18,3 persen (YoY)
tahun 2020 sebesar 1,7 persen (YoY). Hal seiring dengan turunnya jumlah
ini disebabkan oleh melambatnya wisatawan mancanegara.
pertumbuhan barang modal bangunan
Impor terkontraksi 2,2 persen (YoY)
sebesar 2,8 persen (YoY). Selain itu,
terutama disebabkan oleh penurunan
perlambatan juga disebabkan
terkontraksinya kinerja investasi mesin impor nonmigas. Sementara itu, impor
migas meningkat 15,9 persen seiring
dan perlengkapan (-3,9 persen), produk
dengan peningkatan volume. Impor jasa
kekayaan intelektual (-5,9 persen) dan
juga terkontraksi 9,6 persen (YoY) seiring
CBR (-0,0 persen). Kinerja investasi mesin
pelarangan umroh sejak Februari dan
dan kendaraan dipengaruhi oleh turunnya
barang modal mesin baik domestik penutupan akses masuk di beberapa
negara.
maupun impor. Barang modal jenis CBR
terkontraksi karena turunnya nilai
penambahan tanaman perkebunan yang

17
Tabel 4 Pertumbuhan Ekonomi
Tahun 2014 – Triwulan I/2020
(persen, YoY)
2014 2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1
Produk Domestik Bruto 5,0 4,9 5,0 5,1 5,2 5,07 5,05 5,02 4,97 2,97
Konsumsi Rumah Tangga 5,1 5,0 5,0 4,9 5,1 5,0 5,2 5,0 5,0 2,8
Konsumsi LNPRT 12,2 -0,6 6,6 6,9 9,1 17,0 15,3 7,4 3,5 -4,9
Konsumsi Pemerintah 1,2 5,3 -0,1 2,1 4,8 5,2 8,2 1,0 0,5 3,7
PMTB 4,4 5,0 4,5 6,2 6,6 5,0 4,6 4,2 4,1 1,7
Ekspor Barang dan Jasa 1,1 -2,1 -1,6 8,9 6,6 -1,6 -1,7 0,1 -0,4 0,2
Impor Barang dan Jasa 2,1 -6,2 -2,4 8,1 11,9 -7,5 -6,8 -8,3 -8,0 -2,2
Pertanian, Kehutanan, Perkebunan dan Perikanan 4,2 3,8 3,4 3,9 3,9 1,8 5,3 3,1 4,3 0,0
Pertambangan dan Penggalian 0,4 -3,4 0,9 0,7 2,2 2,3 -0,7 2,3 0,9 0,4
Industri Pengolahan 4,6 4,3 4,3 4,3 4,3 3,9 3,5 4,1 3,7 2,1
Industri Pengolahan Nonmigas 5,6 5,1 4,4 4,9 4,8 4,8 4,0 4,7 3,9 2,0
Listrik dan Gas 5,9 0,9 5,4 1,5 5,5 4,1 2,2 3,7 6,0 3,9
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah, Daur Ulang 5,2 7,1 3,6 4,6 5,6 8,9 8,3 4,9 5,4 4,6
Konstruksi 7,0 6,4 5,2 6,8 6,1 5,9 5,7 5,6 5,8 2,9
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 5,2 2,5 4,0 4,5 5,0 5,2 4,6 4,4 4,2 1,6
Transportasi dan Pergudangan 7,4 6,7 7,4 8,5 7,1 5,5 5,9 6,7 7,6 1,3
Akomodasi dan Makan Minum 5,8 4,3 5,2 5,4 5,7 5,9 5,5 5,4 6,4 2,0
Informasi dan Komunikasi 10,1 9,7 8,9 9,6 7,0 9,1 9,6 9,2 9,7 9,8
Jasa Keuangan dan Asuransi 4,7 8,6 8,9 5,5 4,2 7,2 4,5 6,1 8,5 10,7
Real Estate 5,0 4,1 4,7 3,6 3,5 5,4 5,7 6,0 5,9 3,8
Jasa Perusahaan 9,8 7,7 7,4 8,4 8,6 10,4 9,9 10,2 10,5 5,4
Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2,4 4,6 3,2 2,0 7,0 6,4 8,9 1,9 2,1 3,2
Jasa Pendidikan 5,5 7,3 3,8 3,7 5,4 5,6 6,3 7,8 5,5 5,9
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8,0 6,7 5,2 6,8 7,2 8,6 9,1 9,2 7,8 10,4
Jasa lainnya 8,9 8,1 8,0 8,7 9,0 10,0 10,7 10,7 10,8 7,1
PDB Harga Berlaku (Rp Triliun) 10.570 11.526 12.402 13.590 14.838 3.784 3.964 4.067 4.019 3.923
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

18
Investasi disumbangkan oleh: (1) Industri Logam
Dasar, Barang Logam, Bukan Mesin dan
Realisasi PMA mencapai Rp112,7 triliun Peralatannya; (2) Industri Makanan; (3)
dan realisasi PMDN Rp98,0 triliun Industri Kimia dan Farmasi; (4) Industri
Mineral Non Metal; dan (5) Industri Karet
Total nilai realisasi investasi PMA dan
dan Plastik. Sektor sekunder yang
PMDN triwulan I tahun 2020 mencapai
mengalami pertumbuhan terbesar adalah
Rp210,7 triliun, atau meningkat 1,2
Industri Kertas dan Percetakan (201,7
persen dari triwulan IV tahun 2019. Nilai
persen, YoY), sedangkan pertumbuhan
realisasi PMA mengalami penurunan (9,2
terbesar adalah Industri Karet dan Plastik
persen, YoY), sedangkan nilai realisasi
(128,9 persen, QtQ). Di sisi lain, realisasi
PMDN tumbuh (29,2 persen YoY).
tahunan (YoY) di Industri Makanan,
Sektor yang berperan besar terhadap Industri Barang Kulit dan alas kaki, serta
realisasi PMA dan PMDN pada triwulan I Industri Lainnya menurun, utamanya
tahun 2020 adalah sektor tersier sebesar karena penurunan realisasi PMA.
55 persen. Namun sektor tersier
Tabel 6 Realisasi Investasi Sektor Sekunder
mengalami penurunan pertumbuhan
Nilai Growth (%) Share thd
secara YoY karena penurunan realisasi Q1 2020 Sektor
Uraian
PMA. Sektor sekunder juga mengalami (triliun Sekunder
QtQ YoY
Rp) (%)
penurunan realiasi PMA dan PMDN secara
Industri Makanan 11,6 -18,6 -20,9 18,1
QtQ karena penurunan realisasi baik PMA Industri Tekstil 1,0 -28,2 37,8 1,6
maupun PMDN. Industri Barang Kulit
0,8 23,0 -44,2 1,2
dan Industri Alas Kaki
Tabel 5 Realisasi Investasi Industri Kayu 0,7 -31,5 25,8 1,0
Industri Kertas dan
3,0 110,2 201,7 4,7
Growth (%) Share thd Printing
Nilaia Realisasi Industri Kimia dan
Uraian 9,8 1,7 70,3 15,4
Q1 2020 Investasi Farmasi
QtQ YoY
(%) Industri Karet dan
Plastik
3,0 128,9 39,8 4,7
Realisasi Investasi 210,7 1,2 8,0 100,0
Penanaman Industri Mineral Non
Metal
4,3 13,6 67,1 6,8
Modal Dalam 112,7 9,5 29,2 53,5
Industri Kendaraan
Negeri (PMDN)
Bermotor dan
Penanaman Peralatan Transportasi
2,1 -61,4 62,7 3,3
Modal Asing 98,0 -6,9 -9,2 46,5 Lainnya
(PMA)b Industri Logam Dasar,
Berdasarkan Sektor Barang Logam, Bukan
Mesin dan
24,5 2,4 106,9 38,3
Primer 30,8 6,9 0,0 14,6
Sekunder 64,0 -6,8 44,8 30,4 Peralatannya
Tersier 115,9 4,6 -3,5 55,0 Industri Mesin,
Elektronik, Instrumen
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Kedokteran, Presisi,
2,0 -44,3 88,8 3,1
a dalam triliun rupiah | bkurs : Rp15.000/USD
Optik dan Jam
Industri Lainnya 1,1 -47,6 -2,9 1,7
Realisasi investasi terbesar pada sektor Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
sekunder adalah Industri Logam Dasar,
Realisasi PMA terbesar adalah Industri
Barang Logam, Bukan Mesin dan
Logam Dasar, Barang Logam, Bukan
Peralatannya.
Mesin dan Peralatannya.
Berdasarkan sektor/bidang usaha, Berdasarkan sektor/bidang usaha, lima
realisasi investasi di sektor sekunder sektor dengan kontribusi terbesar pada

19
realisasi PMA pada triwulan I tahun 2020 Tabel 8 Sektor PMDN Terbesar
adalah: (1) Industri Logam Dasar, Barang Nilai Growth (%) Share thd
Logam, Bukan Mesin dan Peralatannya; Uraian Q1 2020 Total
(triliun Rp) QtQ YoY PMDN(%)
(2) Listrik, Gas dan Air; (3) Transportasi,
Transportasi,
Gudang dan Komunikasi; (4) Real Estate, Gudang dan 37,6 60,2 196,4 33,4
Industri Estate dan Kegiatan Bisnis; dan (5) Komunikasi
Industri Kimia dan Farmasi. Pertumbuhan Konstruksi 14,1 74,1 -26,9 12,5
Tanaman Pangan,
YoY terbesar pada Industri Logam Dasar, Perkebunan dan 10,3 2,6 17,6 9,1
Barang Logam, Bukan Mesin dan Peternakan
Peralatannya, sedangkan pertumbuhan Real Estate,
Industri Estate dan 9,1 -35,7 98,2 8,1
terbesar secara QtQ pada Transportasi, Kegiatan Bisnis
Gudang dan Komunikasi. Listrik, Gas dan Air 5,5 -28,2 -46,3 4,9
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
Tabel 7 Sektor PMA Terbesar
Nilai Growth (%) Share
Singapura menjadi negara asal PMA
Uraian Q1 2020 thd Total terbesar.
(triliun Rp) QtQ YoY PMA (%)
Industri Logam Dasar, Lima negara asal PMA dengan realisasi
Barang Logam, Bukan terbesar pada triwulan I tahun 2020
21,9 -2,7 138,7 22,3
Mesin dan
Peralatannya
adalah: Singapura sebesar Rp40,8 triliun;
Listrik, Gas dan Air 12,5 -44,2 -45,4 12,8 Tiongkok sebesar Rp19,3 triliun; Jepang
Transportasi, Gudang sebesar Rp9,1 triliun; Belanda sebesar
11,6 163,6 -52,8 11,8
dan Komunikasi
Real Estate, Industri
Rp3,0 triliun; dan Hong Kong sebesar
Estate dan Kegiatan 8,7 -8,4 -38,7 8,9 Rp9,5 triliun.
Bisnis
Industri Kimia dan Tabel 9 Realisasi PMA berdasarkan Negara
8,2 17,5 74,5 8,4
Farmasi Asal
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
Nilai Growth (%) Share thd
Uraian Q1 2020 Total
Realisasi PMDN terbesar adalah (triliun Rp) QtQ YoY PMA (%)
Transportasi, Gudang dan Singapura 40,8 140,9 57,8 41,6
Telekomunikasi. Tiongkok 19,3 -10,1 11,0 19,7
Jepang 9,1 -43,6 -46,7 9,2
Berdasarkan sektor/bidang usaha, lima Belanda 3,0 -60,5 -45,9 3,0
Hong Kong 9,5 -44,6 8,8 9,7
sektor dengan kontribusi terbesar pada
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
realisasi PMDN triwulan I tahun 2020
adalah: (1) Transportasi, Gudang dan Realisasi investasi terbesar berada di
Telekomunikasi; (2) Konstruksi; (3) Pulau Jawa.
Tanaman Pangan, Perkebunan, dan
Peternakan; (4) Real Estate, Industri Realisasi investasi di pulau Jawa pada
Estate dan Kegiatan Bisnis; dan (5) Listrik, triwulan I tahun 2020 memberikan
Gas dan Air. Pertumbuhan terbesar YoY kontribusi lebih besar yaitu 51,4 persen
adalah Transportasi, Gudang dan dari total realisasi investasi, dengan nilai
Komunikasi, sedangkan pertumbuhan sebesar Rp108,3 triliun. Realisasi investasi
terbesar QtQ adalah Konstruksi. terbesar adalah pulau Maluku yaitu
Rp11,5 triliun. Kawasan Barat Indonesia
(KBI) yang terdiri dari wilayah Jawa dan

20
Sumatera berkontribusi realisasi investasi Realisasi PMDN terbesar berada di
sebesar 78,1 persen. Proporsi realisasi Provinsi Jawa Timur.
investasi di luar Jawa pada triwulan I tahun
2020 adalah sebesar 48,6 persen. Berdasarkan lokasi, lima provinsi dengan
realisasi PMDN terbesar pada triwulan I
Tabel 10 Realisasi Investasi berdasarkan tahun 2020 adalah Jawa Timur sebesar
Lokasi Rp26,6 triliun; Jawa Barat sebesar Rp16,7
Nilai Growth (%) Share thd triliun; Jawa Tengah sebesar Rp14,6
Realisasi
Uraian Q1 2020
Investasi triliun; DKI Jakarta sebesar Rp7,0 triliun;
(triliun Rp) QtQ YoY
(%) dan Banten sebesar Rp2,2 triliun.
Jawa 108,3 121,5 -0,9 51,4
Luar Jawa 102,4 81,6 19,3 48,6 Tabel 12 Lokasi PMDN Terbesar
Sumatera 56,3 39,6 57,7 26,7
Kalimantan 14,2 -33,1 -33,6 6,7 Nilai Growth (%) Share thd
Bali dan Nusa Uraian Q1 2020 Total
5,3 -23,6 1,9 2,5 (triliun Rp) QtQ YoY PMDN(%)
Tenggara
Sulawesi 13,0 -53,2 -7,2 6,2 Jawa Timur 26,6 246,3 166,9 23,6
Maluku 11,5 176,8 176,7 5,5 Jawa Barat 16,7 22,6 44,6 14,8
Papua 2,1 -36,6 -60,8 1,0 Jawa Tengah 14,6 296,8 49,8 13,0
Kawasan Barat DKI Jakarta 7,0 -66,0 -33,2 6,2
164,6 13,7 13,5 78,1
Indonesia Banten 2,2 -72,8 -49,6 2,0
Kawasan Timur Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
46,1 -27,4 -8,0 21,9
Indonesia
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
Industri
Realisasi PMA terbesar berada di Sektor industri pengolahan mengalami
Provinsi DKI Jakarta. tekanan yang cukup besar dari sisi
penawaran dan permintaan, sebagai
Berdasarkan lokasi, lima provinsi dengan
akibat dari pandemi COVID-19. Dari sisi
realisasi PMA terbesar pada triwulan I
penawaran, aktivitas perdagangan global
tahun 2020 adalah DKI Jakarta sebesar
yang berkurang mempengaruhi
Rp13,2 triliun; Jawa Barat sebesar Rp13,2
penurunan pasokan bahan baku.
triliun; Jawa Timur sebesar Rp4,8 triliun;
Pemberlakuan kebijakan social distancing
Banten sebesar Rp4,6 triliun; dan Jawa
juga mempengaruhi kapasitas produksi,
Tengah sebesar Rp4,6 trliun.
sementara depresiasi nilai tukar Rupiah
Tabel 11 Lokasi PMA Terbesar menambah beban biaya bagi industri yang
Nilai Growth (%) Share thd berorientasi impor. Dari sisi permintaan,
Uraian Q1 2020 Total faktor-faktor yang mempengaruhi
(triliun Rp) QtQ YoY PMA (%)
permintaan terhadap produk industri
DKI Jakarta 13,2 68,8 -7,8 13,4
Jawa Barat 13,2 -39,6 -48,9 13,4 pengolahan di antaranya pelemahan
Jawa Timur 4,8 20,0 82,5 4,9 perekonomian dunia yang menyebabkan
Banten 4,6 -30,8 -42,6 4,7 permintaan global, penurunan harga
Jawa Tengah 4,6 -46,1 -60,3 4,7
Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal
minyak dunia yang berimbas pada
penurunan harga Crude Palm Oil (CPO)
dan komoditas lainnya, serta penurunan
daya beli masyarakat terutama untuk
durable goods.

21
Gambar 8 Pertumbuhan Industri Pengolahan Subsektor industri kimia, farmasi, dan
Nonmigas obat tradisional, industri alat angkutan,
5,17
serta industri kertas tumbuh paling tinggi
5,03 5,07 5,02
pada triwulan I tahun 2020, masing-
masing sebesar 5,6 persen, 4,6 persen,
4,9 4,8 2,97
(persen)

4,4 4,3 dan 4,5 persen. Di sisi lain, subsektor


industri mesin dan peralatan, industri
furnitur, dan industri barang galian
2,0
nonlogam mengalami kontraksi masing-
masing sebesar 9,3 persen, 7,3 persen,
2016 2017 2018 2019 2020 Q1
dan 5,3 persen.

Pertumbuhan PDB Nasional Gambar 9 Pertumbuhan Subsektor Industri


Industri Pengolahan Non Migas Pengolahan Nonmigas
(persen)
Sumber: Badan Pusat Statistik
Industri Pengolahan 2,1
Berbagai tekanan dari sisi penawaran dan Industri Nonmigas 2,0
permintaan tersebut menyebabkan
Kimia dll 5,6
kinerja industri pengolahan nonmigas
Alat Angkutan 4,6
pada triwulan I tahun 2020 menurun
Kertas dll 4,5
tajam sehingga hanya mampu tumbuh
2,01 persen (YoY). Kinerja tersebut juga Logam Dasar 4,0

masih dibawah pertumbuhan PDB Makanan dan Minuman 3,9


nasional (2,97 persen). Nilai tambah Pengolahan Tembakau 3,5
sektor industri pengolahan nonmigas Kayu dll 3,2
pada triwulan I tahun 2020 mencapai Kulit dll -0,4
Rp700 triliun, atau berkontribusi 17,9 Karet dll -0,8
persen dari PDB nasional.
Tekstil dan Pakaian Jadi -1,2
Terlepas dari penurunan kinerja yang Barang Logam dll -3,5
tajam, pertumbuhan industri pengolahan Pengolahan Lainnya -4,7
yang masih positif di masa pandemi Barang Galian Bukan Logam -5,3
COVID-19 ini ditopang oleh beberapa Furnitur -7,3
faktor sebagai berikut: (i) kebijakan Mesin dan Perlengkapan -9,3
penurunan harga gas menjadi
USD6/MMBTU bagi subsektor tertentu,
Sumber: Badan Pusat Statistik
(ii) peningkatan kapasitas produksi,
terutama pada subsektor industri Subsektor makanan dan minuman, serta
makanan dan minuman, serta kimia dan subsektor kimia, farmasi, dan obat-obatan
farmasi, (iii) kebijakan stimulus fiskal dari menjadi penopang utama pertumbuhan
pemerintah, seperti relaksasi PPh 21, 22, industri pengolahan nonmigas, yaitu
dan 25 bagi industri pengolahan, dan (iv) masing-masing sebesar 69,2 dan 26,5
kebijakan stimulus nonfiskal, seperti persen.
peningkatan kemudahan ekspor impor.

22
Gambar 10 Pertumbuhan Subsektor Industri Kontribusi ekspor industri pengolahan
Pengolahan Nonmigas terhadap total ekspor pada periode yang
sama adalah sebesar 79,0 persen.

Gambar 11 Ekspor Produk Industri


34 10,1 12
0,17 10
33
0,44 0,19 8
0,53 32 6

(miliar USD)

(persen)
1,39 33,0 4
31 2
0
30 -2
Makanan dan Logam Dasar MANUFAKTUR -4
Minuman Non-MIGAS
29
-6
28 -8
Sumber: Badan Pusat Statistik Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2019 2020
Pertumbuhan subsektor makanan dan
minuman didorong oleh peningkatan Ekspor Produk Industri
konsumsi masyarakat selama masa Pertumbuhan Ekspor Produk Industri
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)
Sumber: Badan Pusat Statistik
dan aktivitas work from home, serta
pasokan bahan baku yang masih terjaga Penurunan aktivitas perdagangan global
pada triwulan I tahun 2020. Pertumbuhan yang menyebabkan terganggunya rantai
subsektor kimia, farmasi, dan obat-obatan pasok global telah direspon Pemerintah
didorong oleh adanya peningkatan dengan memberikan kemudahan ekspor
kapasitas produksi untuk memenuhi impor. Relaksasi pelarangan dan
peningkatan permintaan masyarakat pembatasan ekspor impor diharapkan
untuk menjaga kesehatan dan daya tahan dapat meningkatkan jaminan pasokan
tubuh di masa COVID-19. bahan baku industri, dan pada saat yang
sama meningkatkan kapasitas industri
Di sisi lain, penurunan kinerja subsektor
untuk memenuhi komitmen permintaan
mesin dan peralatan pada triwulan I
di pasar ekspor. Pelaksanaan strategi ini
tahun 2020 disebabkan oleh gangguan
juga didukung optimalisasi kerja sama
rantai pasok global yang disertai dengan
bilateral, seperti dengan Amerika Serikat,
penurunan daya beli masyarakat terhadap
untuk mempertahankan akses pasar dan
barang-barang durable dan penurunan
memanfaatkan ceruk pasar baru yang
aktivitas pabrik seiring dengan penurunan
timbul karena pengurangan ekspor
aktivitas perdagangan dunia.
Tiongkok sebagai akibat penerapan
Nilai ekspor produk industri pengolahan lockdown.
pada triwulan I tahun 2020 mencapai
Pada triwulan I tahun 2020, realisasi
USD32,9 miliar, atau meningkat 10,1
PMDN sektor manufaktur meningkat
persen dibandingkan triwulan I tahun
sebesar 2,3 persen (YoY), dan
2019. Peningkatan ini didorong oleh
berkontribusi terhadap total PMDN
ekspor logam dasar mulia, dan pada saat
sebesar 17,6 persen. PMDN sektor
yang sama, depresiasi nilai tukar Rupiah.

23
manufaktur terbesar terdapat pada industri kertas dan percetakan (595,1
subsektor industri makanan sebesar persen), industri kayu (277,4 persen),
USD7,3 miliar, yang diikuti dengan industri industri logam dasar, barang logam, bukan
barang galian bukan logam, dan industri mesin dan peralatannya (149,1 persen),
logam dasar, dengan masing-masing industri mesin dan elektronik (120,7
sebesar USD2,6 miliar. persen), subsektor industri tekstil (110,0
persen), serta subsektor industri kimia
Gambar 12 PMDN Sektor Industri
dan farmasi (81,4 persen). Pertumbuhan
25 22,9 30
PMA di sektor-sektor ini berkaitan dengan
20 komitmen yang telah berjalan sampai
20
triwulan I tahun 2020 sebelum PSBB
10
dilaksanakan di beberapa wilayah.
(miliar USD)

15
19,8 (persen) Kontribusi sektor manufaktur terhadap
0
10 total PMA mencapai 45,1 persen.
-10
Gambar 14 Penjualan Mobil
5 -20
300 0
0 -30 236,8 -2
250
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
-4
200
2019 2020
-6
(ribu unit)

(persen)
PMDN Pertumbuhan PMDN 150
-6,9 -8
100
Sumber: BKPM -10
50 -12
Gambar 13 PMA Sektor Industri
0 -14
3,5 80
63,9 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
3,0 60
2019 2020
2,5 40 Penjualan Mobil
3,1
(miliar USD)

(persen)

2,0 20 Pertumbuhan Penjualan Mobil

1,5 0 Sumber: CEIC


1,0 -20
Pada masa pandemi COVID-19, terjadi
0,5 -40 pelemahan daya beli masyarakat
0,0 -60 terutama pada durable goods, hal ini
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 ditunjukkan oleh penurunan penjualan
2019 2020 mobil penumpang dan penjualan sepeda
PMA Pertumbuhan PMA motor. Penurunan penjualan mobil ini
disebabkan oleh realokasi anggaran
Sumber: BKPM masyarakat untuk sektor kesehatan dan
Nilai realisasi PMA sektor industri kebijakan PSBB yang menyebabkan
pengolahan pada triwulan I tahun 2020 operasional showroom dealer tutup
mencapai USD3,1 miliar, atau meningkat sementara waktu. Hal ini juga berdampak
sebesar 63,9 persen (YoY). Peningkatan ini pada penurunan kredit pada perusahaan
disumbang oleh pertumbuhan subsektor pembiayaan (leasing).

24
Penjualan mobil pada triwulan I tahun triwulan I tahun 2019 yang mencapai
2020 hanya mencapai 236.825 unit atau 101,40 persen. Penurunan konsumsi
menurun sebesar 6,9 persen. Penurunan semen ini juga mengkonfirmasi
ini utamanya disebabkan oleh penurunan pelambatan aktivitas ekonomi secara
penjualan pada segmen mobil sport umum.
utilities dengan kapasitas lebih dari 3.000
Gambar 15 Produksi, Penjualan Domestik,
cc (-17,0 persen) dan segmen truk untuk
dan Ekspor Semen
kapasitas lebih dari 24 ton (-61,3 persen).
25,0 22,6
21,3
Pandemi COVID-19 juga berdampak
20,0 17,1
signifikan pada sektor konstruksi. 15,1 16,3
Beberapa proyek infrastruktur ditunda 15,0
atau diberhentikan selama masa PSBB. Hal
ini berdampak pada penjualan semen 10,0
15
pada triwulan I tahun 2020 yang hanya 5,0
mencapai 14,9 juta ton, atau menurun
sebesar 4,9 persen. Selain itu, produksi ,0 1
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
semen juga menurun sebesar 4,7 persen
(16,3 juta ton). Ekspor semen pada 2019 2020
Penjualan
PenjualanSemen
Semen(Juta
(juta Ton,
ton) sb. kiri)
triwulan I tahun 2020 juga turun sebesar
Ekspor
Ekspor(Juta
(jutaTon,
ton) sb. kiri)
1,87 persen dan jauh lebih rendah dari ProduksiSemen
Semen(Juta
(juta Ton,
ton) sb. kiri)
Produksi
realisasi pertumbuhan ekspor pada Penjualan Semen (juta ton)
Sumber: CEIC
Ekspor (juta ton)
Produksi Semen (juta ton)
Gambar 16 Indonesia Headline PMI Manufacturing

54,0
51,9
52,0
49,3
50,0

48,0

46,0

44,0 45,3

42,0

40,0
Oct-14
Jul-14

Jul-15
Oct-15

Jul-16
Oct-16

Jul-17
Oct-17

Jul-18
Oct-18

Jul-19
Oct-19
Apr-14

Apr-15

Apr-16

Apr-17

Apr-18

Apr-19
Jan-18
Jan-14

Jan-15

Jan-16

Jan-17

Jan-19

Jan-20

Sumber: CEIC

Penurunan kinerja sektor industri PMI berada pada level 45,3 yang
pengolahan juga dikonfirmasi oleh rata- merupakan nilai terendah semenjak
rata nilai Purchasing Manager Index (PMI) indeks PMI diterbitkan tahun 2011.
Indonesia pada triwulan I tahun 2020 Penurunan angka PMI menunjukkan
sebesar 48,8. Pada bulan Maret 2020, nilai ekspektasi dunia usaha atas dampak

25
pandemi COVID-19 terhadap prospek Pada triwulan I tahun 2020, jumlah
aktivitas dan kinerja sektor industri wisatawan mancanegara (wisman) yang
pengolahan. berkunjung ke Indonesia mencapai 2,6
juta orang, atau turun 30,1 persen (YoY)
Penurunan nilai PMI terbesar terjadi pada
dari kunjungan wisman pada triwulan I
4 subkomponen PMI, meliputi: (i)
tahun 2019. Dibandingkan dengan
subkomponen pemesanan ekspor (new
triwulan sebelumnya (QtQ), jumlah
export order) yang turun sebesar 39
kunjungan wisman pada triwulan I tahun
persen (YoY), (ii) subkomponen
2020 turun sebesar 34 persen.
pemesanan baru (new order) yang turun
sebesar 25 persen (YoY), (iii) Pada bulan Januari 2020, jumlah
subkomponen pembelian input produksi kunjungan wisman masih tumbuh positif
(quantity of purchases) yang turun dari periode sebelumnya. Penurunan
sebesar 24 persen (yoy), dan (iv) jumlah kunjungan wisman mulai terjadi
subkomponen output produksi yang turun pada bulan Februari 2020, saat pandemi
sebesar 17 persen (YoY). COVID-19 melanda seluruh Tiongkok yang
diikuti dengan penghentian perjalanan
Tren penurunan PMI Indonesia
global dari dan menuju Tiongkok, dan
menunjukkan bahwa pelemahan kinerja
mengakibatkan berkurangnya kunjungan
sektor industri pengolahan di Indonesia
wisman Tiongkok ke Indonesia. Pada
masih akan terus berlanjut. Tantangan
bulan Maret 2020, virus COVID-19 mulai
terbesar berada pada efektivitas mitigasi
menyebar ke banyak negara, termasuk ke
dampak COVID-19 dan strategi pemulihan
Indonesia, dan berakibat dengan
aktivitas industri pengolahan ke depan.
pembatasan aktivitas kepergian
Pariwisata internasional. Kebijakan tersebut,
berdampak secara signifikan pada
Gambar 17 Pertumbuhan dan Jumlah aktivitas penerbagan dan penurunan
Kunjungan Wisatawan Mancanegara kunjungan wisman ke Indonesia.
5.000 20%
4.500 15% Gambar 18 Kunjungan Wisatawan
4.000 10% Mancanegara berdasarkan Asal Negara
3.500 5% 900.000
0%
3.000 2.628 800.000
-5% 700.000
2.500
-10%
2.000 600.000
-15%
1.500 500.000
-20%
400.000
1.000 -25%
300.000
500 -30%
200.000
- -35%
100.000
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
-
2018 2019 2020 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Jumlah Wisman (ribu orang) 2018 2019 2020
Pertumbuhan (%, Y-o-Y) Malaysia China
Sumber: Badan Pusat Statistik Singapore Australia
Timor Leste

Sumber: Badan Pusat Statistik

26
Penurunan jumlah kunjungan wisman Gambar 20 Pertumbuhan dan Jumlah
juga menyebabkan penurunan nilai Penumpang Transportasi
ekspor jasa (devisa) pariwisata pada (a) Kereta Api
triwulan I tahun 2020. Nilai devisa
40 0,2
pariwisata pada triwulan I tahun 2020
0,1
mencapai USD2,9 miliar, atau menurun 28 30
persen dari periode sebelumnya (YoY). 0,1
Meskipun secara total nilai devisa 20 0,0
pariwisata turun, namun rata-rata -0,1
pengeluaran wisman per kunjungan pada 10
-0,1
periode ini mencapai USD1.107, lebih
- -0,2
tinggi dari periode sebelumnya yaitu rata-
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
rata USD1.080 per orang per kunjungan.
2018 2019 2020
Gambar 19 Nilai Ekspor Jasa Perjalanan Jumlah Penumpang Kereta Api (Juta Orang)
Pertumbuhan Penumpang Kereta Api (%,YoY)
5.000 0,4
0,3 (b) Pesawat Domestik
4.000 0,2
3.000 0,1 10 0,2
0,0
2.000 -0,1 8 0,1
1.000 -0,2
-0,3 6 0,0
0 -0,4 4 -0,1
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
2 -0,2
2018 2019 2020
- -0,3
Nilai Ekspor Jasa Perjalanan (Juta USD) Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Pertumbuhan (%, YoY) 2018 2019 2020
Jumlah Penumpang Pesawat Domestik (Juta
Sumber: Bank Indonesia Orang)
Pertumbuhan Penumpang Pesawat (%,YoY)
Peningkatan jumlah kasus COVID-19 di
Indonesia pada akhir triwulan I tahun (c) Angkutan Laut
2020 berakibat pada pemberlakukan
2,5 0,4
social distancing dan work from home,
sehingga menekan jumlah perjalanan 2,0
0,3
penduduk dari satu daerah menuju 1,5
daerah lainnya. Aktivitas bepergian 0,2
1,0
menggunakan kereta api dan pesawat
0,1
udara mengalami penurunan (YoY) dari 0,5
masing-masing 34,3 juta dan 6,2 juta
- 0,0
orang menjadi 29,9 juta dan 5,6 Juta Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
orang. Sebaliknya, angkutan laut
2018 2019 2020
mengalami peningkatan jumlah kepergian Jumlah Penumpang Angkutan Laut (Juta Orang)
(YoY) yakni dari 1,7 juta orang pada Pertumbuhan Penumpang Kapal Laut (%,YoY)

triwulan I tahun 2019, menjadi 2 juta


Sumber: Badan Pusat Statistik
orang pada triwulan I tahun 2020.

27
Penurunan kunjungan wisman serta Gambar 22 Tingkat Penghunian Kamar Hotel
aktivitas bepergian domestik, berdampak DKI Jakarta dan Bali
pada Tingkat Penghunian Kamar (TPK) 90
hotel di Indonesia. Pada triwulan I tahun 80
2020, TPK Indonesia sebesar 43,5 persen, 70
atau turun 8,7 poin dari TPK hotel 60
Indonesia pada triwulan I tahun 2019 yang 50
sebesar 52,3 persen. 40

Gambar 21 Tingkat Penghunian Kamar Hotel 30


Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
65
2017 2018 2019 2020
60
TPK Dki Jakarta (%)
55
TPK Bali (%)
50
Sumber: Badan Pusat Statistik
45
Nilai tambah subsektor penyediaan
40
akomodasi dan penyediaan makan minum
35
pada triwulan I tahun 2020 masing-masing
30 sebesar Rp23,6 triliun dan Rp86,1 triliun,
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
atau lebih rendah dibandingkan triwulan
2017 2018 2019 2020 sebelumnya yang sempat meningkat.
TPK Indonesia (%) Kondisi ini merupakan akibat dari
Sumber: Badan Pusat Statistik pembatasan perjalanan dan penerapan
social distancing selama masa pandemi
Provinsi DKI Jakarta serta Bali, sebagai COVID-19.
pintu masuk wisman terbesar di Indonesia
mengalami penurunan TPK yang cukup Gambar 23 Pertumbuhan Sektor Penyediaan
signifikan. Penurunan TPK hotel di Jakarta Akomodasi dan Makan Minum
(YoY) yakni dari sebesar 64,3 persen 0,1
menjadi hanya 47,5 persen. Penurunan
0,1
TPK hotel di Bali yakni dari 55,1 persen
pada triwulan I tahun 2019, menjadi 43,6 0,0
persen pada triwulan I tahun 2020.
0,0
Penurunan permintaan akomodasi ini
diperkirakan berlanjut hingga triwulan II -0,1
tahun 2020, dan akan berakibat pada Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
tutupnya sebagian hotel baik sementara 2018 2019 2020
maupun permanen. Kondisi ini Pertumbuhan Subsektor Akomodasi
meningkatkan kerentanan pasar tenaga (%,YoY)
Pertumbuhan Subsektor Makan Minum
kerja pariwisata dengan kemungkinan (%,YoY)
peningkatan pemutusan hubungan kerja Sumber: Badan Pusat Statistik
(PHK).

28
2.2 Produk Domestik Regional masih mengalami penurunan sebagai
Bruto dampak dari masa transisi PT. Freeport ke
pertambangan bawah tanah.
Pertumbuhan ekonomi di sebagian Pertambangan mengalami kontraksi
besar wilayah Indonesia pada triwulan I sebesar 2,3 persen (YoY) pada triwulan I
tahun 2020 tumbuh lebih lambat tahun 2020, lebih baik dari triwulan
dibandingkan triwulan IV tahun 2019, sebelumnya yang terkontraksi hingga 19,0
kecuali Maluku dan Papua. Pertumbuhan persen (YoY). Sejalan dengan sektor
ekonomi wilayah Sumatera, Jawa, dan pertambangan yang mengalami kontraksi,
Sulawesi berada diatas pertumbuhan industri pengolahan juga terkontraksi
nasional, sementara wilayah Bali dan Nusa namun lebih baik dari triwulan
Tenggara, Kalimantan, serta Maluku dan sebelumnya. Di sisi lain, pertanian tumbuh
Papua berada di bawah pertumbuhan 4,2 persen (YoY), lebih baik dari triwulan
nasional. Pertumbuhan ini juga lebih sebelumnya yang tumbuh 0,2 persen
rendah dibandingkan dengan triwulan I (YoY). Sementara, Papua Barat pada
tahun 2019, kecuali Maluku dan Papua triwulan I tahun 2020 tumbuh sebesar 5,1
yang tumbuh lebih tinggi. persen (YoY), lebih lambat daripada
Gambar 24 Pertumbuhan dan Kontribusi
triwulan sebelumnya. Perlambatan terjadi
Ekonomi Secara Spasial pada industri pengolahan yang tumbuh
1,1 persen (YoY) pada triwulan I tahun
2020, jauh lebih lambat dari triwulan IV
tahun 2019 yang tumbuh 9,8 persen (YoY).
Tren perlambatan juga dialami oleh sektor
jasa, kecuali sektor informasi dan
3,4 2,5 3,8 komunikasi yang tumbuh 9,8 persen (YoY),
3,2 0,9 2,9
Sumatera Jawa Bali Nusra Kalimantan Sulawesi Maluku sedikit lebih baik dari triwulan sebelumnya
Papua
yang tumbuh 9,7 persen (YoY).
Kontribusi Pertumbuhan
Maluku dan Maluku Utara juga mengalami
Sumber: Badan Pusat Statistik perlambatan pertumbuhan. Pada triwulan
I tahun 2020, provinsi Maluku tumbuh
Pertumbuhan wilayah Maluku dan lebih rendah dari triwulan IV tahun 2019
Papua membaik. yaitu sebesar 4,0 persen (YoY).
Perlambatan pertumbuhan Maluku terjadi
Secara agregat, provinsi-provinsi yang ada di sektor pertanian yang tumbuh 3,8
di Maluku dan Papua tumbuh lebih cepat persen (YoY). Pertumbuhan Maluku Utara
dibandingkan triwulan IV tahun 2019.
juga mengalami perlambatan.
Papua dan Papua Barat masih berperan
Pertumbuhan pada triwulan I tahun 2020
penting dalam perekonomian wilayah sebesar 3,1 persen (YoY). Perlambatan
Maluku dan Papua. Provinsi Papua pada terjadi di sektor pertambangan dan
triwulan I tahun 2020 tumbuh sebesar 1,5
ekspor akibat pemberlakuan larangan
persen (YoY), lebih tinggi daripada
ekspor bijih nikel berkadar rendah yang
triwulan sebelumnya yang terkontraksi
berlaku efektif pada tahun 2020
sebesar 3,7 persen (YoY). Kinerja sementara smelter di Maluku Utara hanya
pertambangan dan penggalian Papua

29
menampung bijih nikel pada kadar industri pengolahan. Perlambatan
tertentu sehingga perusahaan tambang pertanian terjadi akibat pergeseran
perlu menyesuaikan kapasitas musim panen yang berimbas pada
produksinya. turunnya produksi tanaman pangan.
Perdagangan dan Industri pengolahan
Perlambatan di Sulawesi terjadi merata.
terdampak oleh kinerja negara mitra
Secara agregat, provinsi-provinsi yang ada dagang yang melambat akibat COVID-19
di Sulawesi tumbuh lebih lambat yang berimbas pada permintaan turun
dibandingkan triwulan IV tahun 2019 yaitu serta distribusi bahan baku dari luar negeri
sebesar 3,8 persen (YoY). Di tengah yang berkurang akibat aturan
perlambatan ini, Sulawesi Tengah dan pembatasan.
Sulawesi Barat sama-sama tumbuh lebih Kalsel dan Kaltara tumbuh tinggi
tinggi yaitu sebesar 4,9 persen (YoY).
ditengah perlambatan Kalimantan.
Terjaganya pertumbuhan Sulawesi
Tengah berasal dari tingginya Wilayah Kalimantan secara agregat
pertumbuhan sektor industri pengolahan tumbuh sebesar 2,5 persen (YoY) pada
dan pertambangan yang pada triwulan I triwulan I tahun 2020, tumbuh lebih
tahun 2020 masing-masing tumbuh lambat dibandingkan triwulan
sebesar 16,1 persen (YoY) dan 11,8 persen sebelumnya yaitu sebesar 3,7 persen
(YoY) didorong oleh optimalisasi kapasitas (YoY). Provinsi Kalimantan Timur menjadi
produksi smelter nickel pig iron baru di provinsi yang mengalami peningkatan
Morowali. Sementara perlambatan di pertumbuhan paling lambat dari triwulan
Sulawesi Tengah terjadi karena sektor sebelumnya yaitu sebesar 1,3 persen
pertanian mengalami kontraksi akibat (YoY), namun kontribusinya terhadap
menurunnya harga kakao dan minyak perekonomian Kalimantan masih
kelapa sawit. Provinsi Sulawesi Barat mendominasi yakni sebesar 49,9 persen.
mengalami perlambatan akibat Pertambangan yang merupakan sektor
melambatnya sektor-sektor utama yaitu utama di Kalimantan Timur terkontraksi
pertanian, industri pengolahan, dan pada triwulan I tahun 2020 sebesar 0,5
perdagangan. Pada triwulan ini produksi persen (YoY). Hal ini terjadi akibat kinerja
tanaman pangan secara total mengalami produksi batu bara Kalimantan Timur yang
peningkatan karena sudah banyak sawah turun.
yang panen, meskipun puncaknya
diperkirakan jatuh pada triwulan II Sementara itu, perekonomian Kalimantan
mendatang. Sementara, industri Selatan dan Kalimantan Utara tumbuh
pengolahan tertahan pertumbuhannya tinggi pada triwulan I tahun 2020 masing-
akibat harga CPO yang turun. masing sebesar 5,7 persen (YoY) dan 5,0
persen (YoY). Provinsi Kalimantan Selatan
Provinsi Sulawesi Selatan merupakan dapat tumbuh tinggi didorong oleh sektor
provinsi yang tumbuh paling lambat di industri pengolahan, pertanian, dan
wilayah Sulawesi pada triwulan I tahun pertambangan. Industri pengolahan
2020, yaitu tumbuh sebesar 3,1 persen tumbuh tinggi yaitu sebesar 11,2 persen
(YoY). Perlambatan ada pada sektor (YoY). Sementara itu, pertumbuhan
utama yaitu pertanian, perdagangan dan Kalimantan Utara didorong oleh sektor

30
pertanian yang memasuki siklus masa terkontraksi hingga 5,5 persen (YoY).
panen sehingga produksi padi, sayur- Sementara, sektor pertambangan tumbuh
sayuran, buah, dan kelapa sawit tinggi hingga 18,8 persen (YoY). Akselerasi
meningkat sementara konstruksi tumbuh pertumbuhan di sektor pertambangan
lebih lambat dari triwulan IV tahun 2019 didorong oleh aktivitas pertambangan dan
walaupun pertumbuhannya tetap tinggi ekspor konsentrat tembaga dan emas
yaitu 9,9 persen (YoY) seiring dengan yang dilakukan oleh PT. AMNT perusahaan
turunnya realisasi pengadaan semen. pengganti PT. Newmont Nusa Tenggara
yang masih belum terganggu di tengah
Pertumbuhan Bali Nusra melambat.
pandemi COVID-19.
Secara agregat, wilayah Bali dan Nusa Industri pengolahan dan perdagangan
Tenggara tumbuh sebesar 0,9 persen
wilayah Jawa melambat.
(YoY) pada triwulan I tahun 2020.
Perlambatan ekonomi wilayah Bali Nusra Secara agregat, pertumbuhan ekonomi
dibandingkan dengan triwulan IV tahun wilayah Jawa tumbuh sebesar 3,4 persen
2019 didorong oleh terkontraksinya (YoY), melambat dari triwulan sebelumnya
pertumbuhan ekonomi di Bali sebesar 1,1 yang tumbuh sebesar 5,3 persen (YoY).
persen (YoY) pada triwulan I tahun 2020. Pada umumnya, provinsi-provinsi di
Pandemi COVID-19 berdampak besar wilayah Jawa pada triwulan I tahun 2020
pada penurunan aktivitas pariwisata yang mengalami perlambatan dibandingkan
merupakan kontributor utama ekonomi dengan triwulan sebelumnya. Provinsi DI
Bali. Kategori lapangan usaha yang Yogyakarta menjadi provinsi yang
memiliki keterkaitan erat dengan mengalami penurunan palling signifikan
pariwisata mengalami penurunan. Selain hingga terkontraksi 0,2 persen (YoY).
karena siklus industri pariwisata Bali pada
triwulan I yang memasuki periode low Provinsi DKI Jakarta yang tumbuh sebesar
season, penurunan juga disebabkan oleh 5,1 persen (YoY) melambat dari triwulan
turunnya jumlah wisman seiring sebelumnya yang tumbuh sebesar 6,0
ditutupnya penerbangan dari Tiongkok persen (YoY). Selain itu, pertumbuhan ini
yang merupakan pangsa terbesar wisman merupakan yang terendah selama 10
ke Bali dan kebijakan pemerintah tahun terakhir. Salah satu penyebab
menutup obyek wisata di seluruh wilayah melambatnya perekonomian DKI Jakarta
Bali mulai 20 Maret 2020. adalah pandemi COVID-19 yang
dampaknya sudah terasa sejak awal
Meskipun terjadi perlambatan Februari 2020. Pada triwulan I tahun 2020
pertumbuhan, provinsi Nusa Tenggara DKI Jakarta mengalami perlambatan
Barat menjadi provinsi yang karena pertumbuhan pada lapangan
pertumbuhannya paling tinggi usaha utama mengalami penurunan,
dibandingkan provinsi lainnya di wilayah seperti perdagangan (2,0 persen YoY),
Bali dan Nusa Tenggara dengan konstruksi (2,4 persen, YoY), jasa
pertumbuhan mencapai 3,2 persen (YoY) perusahaan (3,8 persen YoY), dan industri
pada triwulan I tahun 2020. Sektor yang pengolahan yang terkontraksi 1,2 persen
mengalami perlambatan pertumbuhan (YoY).
ekonomi adalah sektor pertanian yang

31
Provinsi DI Yogyakarta yang mengalami mengalami peningkatan dari triwulan
kontraksi hingga 0,2 persen (YoY), sebelumnya (4,4 persen, YoY).
melambat cukup signifikan dari triwulan Pertumbuhan sektor pertanian mampu
sebelumnya yang tumbuh mencapai 6,2 menahan Sumatera Utara untuk tidak
persen (YoY). Hal ini disebabkan oleh mengalami perlambatan ekonomi lebih
adanya beberapa sektor yang jauh. Sementara itu, industri pengolahan
terkontraksi, seperti industri pengolahan tumbuh 0,3 persen (YoY), melambat dari
yang mengalami kontraksi sebesar 1,5 triwulan sebelumnya yang tumbuh
persen (YoY). Industri pengolahan sebesar 1,2 persen (YoY). Selain itu sektor
terkontraksi disebabkan oleh menurunnya utama Sumatera Utara yang mengalami
industri kayu dan industri furnitur karena perlambatan adalah sektor perdagangan
adanya penurunan ekspor luar negeri. yang tumbuh sebesar 6,1 persen (YoY)
Sektor akomodasi dan penyediaan makan melambat dari triwulan sebelumnya yang
minum juga mengalami kontraksi 1,3 tumbuh hingga 6,7 persen (YoY).
persen (YoY) akibat dari penutupan obyek
Provinsi Riau tumbuh sebesar 2,2 persen
wisata dan kampus seiring dengan adanya
(YoY), melambat dari triwulan sebelumnya
pandemi COVID-19. Selain itu beberapa
yang dapat tumbuh hingga 2,9 persen
sektor yang mengalami kontraksi cukup
(YoY). Sektor yang mengalami
besar adalah sektor konstruksi mengalami
peningkatan cukup signifikan diantaranya
kontraksi hingga 9,8 persen (YoY),
sektor pengadaan listrik dan gas yang
pertanian terkontraksi hingga 8,9 persen
tumbuh hingga 25,5 persen (YoY),
(YoY), dan jasa perusahaan yang
meningkat siginfikan dari triwulan
terkontraksi hingga 7,5 persen (YoY).
sebelumnya yang tumbuh sebesar 14,1
Pertumbuhan wilayah Sumatera persen (YoY). Peningkatan tersebut
melambat secara merata. didorong oleh penambahan pasokan gas
ke Perusahaan Gas Negara (PGN)
Perekonomian wilayah Sumatera pada Pekanbaru dari PT Pertamina Hulu Energi
triwulan I tahun 2020 tumbuh 3,2 persen (PHE) Jambi Merang yang dimulai sejak
(YoY), melambat dari triwulan sebelumnya triwulan II tahun 2019. Jasa kesehatan dan
yang tumbuh mencapai 4,6 persen (YoY). kegiatan sosial tumbuh sebesar 18,0
Perlambatan yang terjadi di wilayah persen (YoY) didorong oleh peningkatan
Sumatera terjadi menyeluruh di semua pendapatan rumah sakit dan klinik akibat
provinsi. Kontribusi tertinggi pada pandemi COVID-19. Sementara itu, sektor
perekonomian Sumatera masih berada di informasi dan komunikasi tumbuh sebesar
provinsi Sumatera Utara (24,0 persen) dan 17,26 persen (YoY), meningkat signifikan
provinsi Riau (22,1 persen). dari triwulan sebelumnya didorong oleh
Pada triwulan I tahun 2020 provinsi adanya pemberlakuan bekerja dan belajar
Sumatera Utara tumbuh sebesar 4,7 dari rumah yang memicu peningkatan
persen (YoY) melambat dari triwulan penggunaan paket data. Sektor pertanian
sebelumnya yang tumbuh mencapai 5,2 tumbuh sebesar 7,8 persen (YoY),
persen (YoY). Sektor pertanian, sektor meningkat seiring dengan peningkatan
dengan kontribusi terbesar yakni 21,2 permintaan CPO dari India yang
persen tumbuh sebesar 6,0 persen (YoY) mendorong naiknya permintaan Tandan

32
Buah Segar (TBS). Sementara itu, peningkatan aktivitas rumah sakit dan
beberapa sektor mengalami kontraksi klinik kesehatan akibat meningkatnya
yang menyebabkan perekonomian Riau jumlah kasus DBD dan pandemi COVID-19.
melambat, diantaranya sektor
perdagangan yang terkontraksi hingga 7,1
persen (YoY) seiring dengan penurunan
penjualan mobil dan sepeda motor, sektor
penyediaan akomodasi dan makan minum
yang terkontraksi sebesar 6,2 persen
(YoY), dan sektor pertambangan yang
terus terkontraksi 5,2 persen (YoY) seiring
dengan penurunan alami (natural
declining) produksi minyak mentah
selama beberapa tahun terakhir.

Sementara itu, provinsi yang mengalami


perlambatan cukup signifikan di wilayah
Sumatera adalah provinsi Lampung yang
tumbuh sebesar 1,7 persen (YoY)
melambat dari triwulan sebelumnya yang
tumbuh mencapai 5,1 persen (YoY). Hal
ini disebabkan oleh melambatnya kinerja
sektor-sektor utama di provinsi Lampung.
Sektor pertanian terkontraksi 2,8 persen
(YoY) melambat dari triwulan sebelumnya
yang tumbuh sebesar 4,1 persen (YoY)
karena adanya gagal panen pada komoditi
cabai merah di Lampung Barat pada bulan
Januari 2020 dan Lampung Utara pada
Februari 22020 akibat hama dan penyakit
kuning. Industri pengolahan tumbuh 1,4
persen (YoY) melambat dari triwulan
sebelumnya yang tumbuh 3,8 persen
(YoY), dan perdagangan tumbuh sebesar
2,7 persen (YoY), melambat dari triwulan
sebelumnya yang tumbuh hingga 8,2
persen (YoY). Kinerja sektor konstruksi
melambat (4,2 persen, YoY) dari triwulan
sebelumnya (4,9 persen YoY) yang
tercermin dari penurunan realisasi
pengadaan semen yang terkontraksi
hingga 17,5 persen (YoY). Di sisi lain, jasa
kesehatan dan kegiatan sosial tumbuh
positif (7,7 persen, YoY) didorong oleh

33
Tabel 13 Pertumbuhan Ekonomi Wilayah
Tahun 2014 – Triwulan I tahun 2020
(persen, YoY)
2014 2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1
Sumatera 4,6 3,5 4,3 4,3 4,5 4,6 4,6 4,5 4,6 3,2
Aceh 1,6 -0,7 3,3 4,2 4,6 3,9 3,7 3,8 5,2 3,2
Sumut 5,2 5,1 5,2 5,1 5,2 5,3 5,3 5,1 5,2 4,7
Sumbar 5,9 5,5 5,3 5,3 5,1 4,9 5,0 5,2 5,1 3,9
Riau 2,7 0,2 2,2 2,7 2,3 2,9 2,8 2,7 2,9 2,2
Jambi 7,4 4,2 4,4 4,6 4,7 4,7 4,9 4,5 3,6 1,7
Sumsel 4,8 4,4 5,0 5,5 6,0 5,7 5,8 5,7 5,7 5,0
Bengkulu 5,5 5,1 5,3 5,0 5,0 5,1 5,0 5,0 4,8 3,8
Lampung 5,1 5,1 5,1 5,2 5,3 5,2 5,6 5,2 5,1 1,7
Kep. Babel 4,7 4,1 4,1 4,5 4,5 2,8 3,4 3,0 4,0 1,3
Kep. Riau 6,6 6,0 5,0 2,0 4,6 4,8 4,6 4,9 5,2 2,1
Jawa 5,6 5,5 5,6 5,6 5,7 5,7 5,6 5,5 5,3 3,4
DKI Jakarta 5,9 5,9 5,9 6,2 6,2 6,2 5,5 5,9 6,0 5,1
Jabar 5,1 5,0 5,7 5,3 5,6 5,4 5,7 5,1 4,1 2,7
Jateng 5,3 5,5 5,2 5,3 5,3 5,1 5,5 5,6 5,3 2,6
DI Yogyakarta 5,2 5,0 5,0 5,3 6,2 7,5 6,8 6,0 6,2 -0,2
Jatim 5,9 5,4 5,6 5,5 5,5 5,5 5,7 5,3 5,5 3,0
Banten 5,5 5,4 5,3 5,7 5,8 5,4 5,4 5,4 5,9 3,1
Bali Nusra 5,9 10,4 5,9 3,7 2,7 4,6 4,8 5,3 5,5 0,9
Bali 6,7 6,0 6,3 5,6 6,4 6,0 5,7 5,3 5,5 -1,1
NTB 5,2 21,8 5,8 0,1 -4,6 1,7 2,1 6,5 5,7 3,2
NTT 5,1 4,9 5,1 5,1 5,1 5,3 6,4 3,9 5,3 2,8
Kalimantan 3,4 1,4 2,0 4,3 3,9 5,2 5,4 5,7 3,7 2,5
Kalbar 5,0 4,9 5,2 5,2 5,1 5,2 5,1 5,1 4,7 2,5
Kalteng 6,2 7,0 6,3 6,7 5,6 6,0 7,5 5,2 6,0 2,9
Kalsel 4,8 3,8 4,4 5,3 5,1 4,3 4,2 4,0 3,9 5,7
Kaltim 1,7 -1,2 -0,4 3,1 2,7 5,1 5,1 6,3 2,7 1,3
Kaltara 8,2 3,4 3,6 6,8 6,0 7,2 7,9 6,6 6,0 5,0
Sulawesi 6,9 8,2 7,4 7,0 6,7 6,5 6,7 6,5 6,9 3,8
Sulut 6,3 6,1 6,2 6,3 6,0 6,6 5,5 5,2 5,5 4,3
Sulteng 5,1 15,5 9,9 7,1 6,3 6,5 6,3 6,2 9,6 4,9
Sulsel 7,5 7,2 7,4 7,2 7,1 6,6 7,4 7,2 6,5 3,1
Sultra 6,3 6,9 6,5 6,8 6,4 6,4 6,3 6,4 6,9 4,4
Gorontalo 7,3 6,2 6,5 6,7 6,5 6,8 6,7 5,7 6,5 4,1
Sulbar 8,9 7,3 6,0 6,6 6,2 6,0 5,1 5,2 6,4 4,9
Maluku Papua 4,5 6,3 7,4 4,9 7,0 -9,6 -13,1 -7,4 1,0 2,9
Maluku 6,6 5,5 5,7 5,8 5,9 6,3 6,1 5,3 4,7 4,0
Maluku Utara 5,5 6,1 5,8 7,7 7,9 7,7 7,5 4,1 5,4 3,1
Papua Barat 5,4 4,2 4,5 4,0 6,2 -0,2 -0,5 2,9 8,3 5,1
Papua 3,6 7,3 9,14 4,64 7,33 -18,7 -23,9 -15,1 -3,7 1,5
NASIONAL 5,01 4,88 5,03 5,07 5,17 5,07 5,05 5,02 4,97 2,97
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah

34
2.3 Fiskal Januari-Maret 2020 mencapai sebesar
Rp279,9 triliun dari target APBN 2020
Pendapatan dan belanja negara masih sebesar Rp1.865,6 triliun.
meningkat namun terdapat risiko
potensi pelebaran defisit. Pajak penghasilan (PPh) hingga akhir
Maret 2020 mencapai Rp147,81 triliun
Kondisi awal tahun 2020 dapat dikatakan atau lebih rendah 5,4 persen dibanding
masih cukup baik namun ke depannya periode yang sama tahun 2019. Lebih
patut diwaspadai. Hingga akhir triwulan I rendahnya penerimaan PPh ini ditengarai
tahun 2020, kondisi penerimaan karena adanya relaksasi batas waktu
perpajakan dan hibah melambat masing- penyampaian SPT Tahunan PPh orang
masing 0,02 persen dan 27,3 persen pribadi untuk tahun pajak 2019 dari akhir
dibandingkan periode yang sama pada Maret menjadi akhir April 2020.
tahun sebelumnya. Akan tetapi, secara
keseluruhan realisasi Pendapatan Negara Hingga Maret 2020 penerimaan pajak
dan Hibah menunjukkan peningkatan, mengalami penurunan, utamanya PPh
mencapai Rp376,0 triliun, lebih tinggi Migas yang turun sebesar 28,6 persen
sebesar 7,4 persen dibandingkan triwulan dibandingkan periode yang sama tahun
I tahun 2019. sebelumnya. PPh Non Migas juga
mengalami penurunan sebesar 3,0 persen
Tabel 14 Realisasi Komponen Pendapatan (YoY). Sementara itu penerimaan PPn &
Negara dan Hibah PPnBM tumbuh sebesar 2,5 persen.
(triliun Rp)
Pertumbuhan tersebut ditopang oleh
Pendapatan Realisasi Growth stabilnya penyerahan dalam negeri
Negara dan Maret Maret (2019-
Hibah 2020)
Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena
2019 2020
Pajak (JKP) yang menandakan masih
Pendapatan
Dalam 349,99 375,88 7,4
kuatnya konsumsi dalam negeri hingga
Negeri akhir Maret 2020.
Penerimaan
Perpajakan
279,95 279,89 -0,02 Tabel 15 Realisasi Komponen Penerimaan
Perpajakan
PNBP 70,04 95,99 37,0
Realisasi
Hibah 0,11 0,08 -27,3 (triliun Rp) Growth
Penerimaan
(2019-
Total 350,1 375,96 7,4 Perpajakan Maret Maret
2020)
2019 2020
Sumber: Kementerian Keuangan
Pajak Penghasilan 157,29 147,81 -5,4
Tahun 2020 diperkirakan akan menjadi PPh Nonmigas 142,81 137,47 -3,0
tahun yang berat, terutama dari PPh Migas 14,48 10,34 -28,6
perspektif perpajakan. Di tengah ancaman PPn dan PPnBM 89,94 91,97 2,5
pandemi COVID-19 yang menyebabkan PBB 1,75 1,83 6,7
ketidakpastian ekonomi secara global, Bea Masuk 8,54 8,41 -1,5
pada triwulan I tahun 2020 kinerja Cukai 21,35 29,14 36,5
penerimaan perpajakan Indonesia Bea keluar 1,08 0,73 -32,4
mengalami perlambatan dibandingkan Total 279,95 279,89
dengan periode yang sama tahun Sumber: Kementerian Keuangan
sebelumnya. Penerimaan pajak periode

35
Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) juga dibandingkan periode yang sama pada
mengalami pertumbuhan sebesar 6,7 tahun 2019.
persen dibandingkan periode yang sama
Dari sisi belanja negara, hingga triwulan I
tahun sebelumnya. Realisasi positif
tahun 2020, belanja negara menunjukkan
lainnya juga terlihat pada kinerja
peningkatan. Sampai akhir Maret 2020,
penerimaan cukai pada akhir Maret 2020
realisasi Belanja Negara mencapai
yang mencapai Rp29,1 triliun. Sementara
Rp452,4 triliun. Realisasi tersebut terdiri
itu bea masuk dan bea keluar mengalami
dari Belanja Pemerintah Pusat (BPP) yang
penurunan yang masing-masing turun 1,5
mencapai Rp277,9 triliun dan Transfer ke
persen dan 32,4 persen dibandingkan
Daerah dan Dana Desa (TKDD) yang
periode yang sama tahun sebelumnya.
mencapai Rp174,5 triliun. Dari sisi BPP,
Tabel 16 Realisasi Komponen PNBP terjadi pertumbuhan sebesar 6,6 persen
TA 2020 dibandingkan dengan periode yang sama
(triliun Rp) Growth
Komponen PNBP Realisasi y-oy
tahun 2019. Peningkatan penyerapan BPP
APBN s.d. 31 (%) dipengaruhi oleh pertumbuhan belanja
Maret Kementerian/Lembaga (K/L) yang tumbuh
PNBP 366,9 95,98 36,8
11,0 persen (yoy) dan belanja non-K/L
Penerimaan SDA 160,35 35,03 0,4
yang tumbuh 2,2 persen (yoy).
Pendapatan KND 49,00 23,97 -
PNBP Lainnya 100,94 24,11 -6,9 Gambar 25 Perkembangan Komponen
Belanja Negara
Pendapatan BLU 56,69 12,86 37,2
Sumber: Kementerian Keuangan
15,95 16,50
Sementara itu, realisasi Penerimaan Belanja Pemerintah
%APBN %APBN
Pusat
Negara Bukan Pajak (PNBP) tampak
mengalami tekanan akibat pelemahan Maret 2019 Maret 2020
aktivitas ekonomi, terutama disebabkan
wabah pandemi COVID-19 yang Transfer Ke Daerah dan 23,14 20,36
berdampak pada perekonomian global. Dana Desa %APBN %APBN
Pengaruh tersebut berimbas pada
indikator makro ekonomi yang
Sumber: Kementerian Keuangan
berpengaruh langsung terhadap PNBP
khususnya penerimaan Sumber Daya
Belanja K/L tumbuh positif, dimana
Alam (SDA), baik migas maupun
realisasinya hingga Maret 2020 mencapai
nonmigas. Hal tersebut memperlihatkan
Rp143,0 triliun. Peningkatan belanja K/L
bahwa PNBP SDA sangat rentan terhadap
utamanya disumbangkan oleh kenaikan
volatilitas harga minyak mentah Indonesia
realisasi belanja pegawai, belanja modal,
(Indonesian Crude Price/ICP), Harga
dan bantuan sosial. Belanja modal
Batubara Acuan (HBA), dan nilai tukar
mengalami pertumbuhan tertinggi pada
Rupiah terhadap US Dollar. Walaupun
periode sampai dengan Maret 2020, yakni
demikian, realisasi Penerimaan Negara
tumbuh 32,1 persen (YoY). Peningkatan
Bukan Pajak (PNBP) hingga bulan Maret
kinerja belanja modal didorong oleh
2020 mencapai Rp96,0 triliun atau
kenaikan realisasi belanja jalan, irigasi dan
tumbuh sebesar 36,8 persen

36
jaringan, peralatan dan mesin, serta triliun atau terkontraksi sebesar 6,62
gedung dan bangunan sehubungan persen (YoY) terhadap realisasi tahun
dengan adanya percepatan pelaksanaan 2019 yang mencapai sebesar Rp37,68
tender, percepatan revisi, dan pencairan triliun. Penurunan realisasi belanja barang
anggaran pada kegiatan-kegiatan dipengaruhi oleh kondisi selama bulan
strategis. Maret 2020, yaitu meluasnya dampak
pandemi COVID-19 di seluruh wilayah
Bantuan sosial hingga Maret 2020 tumbuh
Indonesia khususnya di DKI Jakarta,
sebesar 27,6 persen (yoy) dengan realisasi
sehingga berdampak pada penundaan
mencapai Rp47,2 triliun. Tingginya
kegiatan pada beberapa program dan
realisasi bantuan sosial terutama
kegiatan belanja barang K/L. Selain itu,
dipengaruhi oleh penyaluran Bantuan
sebagai upaya untuk menangani dampak
Iuran PBI-JKN pada Kemenkes, karena
pandemi COVID-19, dilakukan kebijakan
adanya kenaikan iuran PBI-JKN dan
refocusing kegiatan sebagaimana telah
penarikan dimuka bantuan iuran PBI-JKN
diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 4
sampai dengan bulan Mei 2020 dilakukan
Tahun 2020 dan Surat Edaran Menteri
pada bulan Maret 2020. Selain itu,
Keuangan Nomor 6 Tahun 2020 tentang
tingginya Bantuan Pangan melalui Kartu
Refocusing Kegiatan dan Realokasi
Sembako pada Kementerian Sosial karena
Anggaran K/L dalam Rangka Percepatan
kenaikan indeks Bantuan Pangan semula
Penanganan COVID-19. Pengaturan
Rp110.000/KPM/Bulan (tahun 2019)
tersebut mempengaruhi realisasi belanja
menjadi Rp200.000/KPM/Bulan (per
barang sejak minggu kedua bulan Maret
Maret 2020) dan penyaluran PKH tahap
2020 karena diindikasi terjadi penundaan
ke-2 serta perbaikan mekanisme
kegiatan atau realokasi anggaran untuk
penyaluran bantuan nontunai sehingga
kegiatan prioritas saat ini.
memudahkan administrasi dan
meningkatkan ketepatan waktu Sementara itu, realisasi belanja nonK/L
penyaluran bantuan. mencapai Rp134,9 triliun sampai dengan
Maret 2020, antara lain untuk
Belanja pegawai K/L sampai dengan Maret
pembayaran kontribusi sosial (pensiun
2020 mencapai Rp48,6 triliun atau
dan iuran jaminan kesehatan ASN),
tumbuh 7,9 persen (yoy). Kinerja
pembayaran bunga utang dan subsidi.
penyerapan belanja pegawai ini
Hingga Maret 2020, realisasi pembayaran
disebabkan antara lain: (i) kenaikan
bunga utang mencapai Rp73,8 triliun.
alamiah (kenaikan pangkat dan golongan);
Sedangkan realisasi subsidi sampai
(ii) pembayaran Tunjangan Profesi Guru
dengan Maret 2020 mencapai Rp18,7
dan Tunjangan Tenaga Pendidik Non-PNS
triliun atau 10,0 persen dari pagu APBN
pada Kemeterian Agama; dan (iv)
2020, dimanfaatkan seluruhnya untuk
pembayaran TPG NonPNS untuk Guru
subsidi energi. Selain dipengaruhi oleh
TK/TLB, Guru Pendidikan Dasar, dan Guru
realisasi asumsi ICP dan nilai tukar,
Pendidikan Menengah Kementerian
realisasi subsidi energi juga dipengaruhi
Pendidikan dan Kebudayaan.
oleh pembayaran: (i) tagihan JBT minyak
Belanja barang sampai dengan akhir tanah bulan Januari 2020; (ii) tagihan LPG
Maret 2020 mencapai sebesar Rp35,2 tabung 3 kg bulan Januari-Februari 2020;

37
(iii) sebagian kurang bayar subsidi BBM pertahanan dan keamanan pada
dan LPG tahun 2018 hasil audit BPK; dan Kementerian Pertanahan, Kementerian
(iv) tagihan listrik bulan Januari-Februari Hukum dan HAM, serta POLRI.
2020. Adapun volume penyaluran BBM
Meskipun secara keseluruhan belanja
dan LPG bersubsidi sampai dengan Maret
negara mengalami pertumbuhan, namun
2020, yaitu solar mencapai 3.814,3 ribu kl,
untuk komponen Transfer Ke Daerah dan
minyak tanah mencapai 117 ribu kl, dan
Dana Desa (TKDD) mengalami penurunan.
LPG tabung 3 kg mencapai 1.717,4 juta kg,
Hingga akhir Maret 2020, TKDD mencapai
serta penjualan tenaga listrik bersubsidi
Rp174,5 triliun, turun sebesar 8,8 persen
mencapai 14,3 Twh untuk 36,3 juta
dibandingkan dengan periode yang sama
pelanggan listrik bersubsidi yang
tahun 2019. Penurunan tersebut
menjangkau hingga pelosok nusantara.
terutama dipengaruhi belum optimalnya
Tabel 17 Realisasi Komponen Belanja penyaluran dana TKDD sampai dengan
Pemerintah Pusat triwulan I tahun 2020, yang disebabkan
Realisasi 2020 oleh kendala proses pemenuhan
Belanja Pemerintah
APBN Maret %Growth persyaratan penyaluran TKDD oleh
Pusat
2020 YoY pemerintah daerah, serta dampak
Belanja K/L 909,62 142,96 11,0 pandemi COVID-19 di berbagai daerah di
Belanja Pegawai 261,22 48,64 7,9 Indonesia.
Belanja Barang 335,87 35,19 -6,6 Sampai akhir Maret 2020, Dana
Belanja Modal 209,54 11,95 32,1 Perimbangan telah mencapai Rp167,1
Bantuan Sosial 102,99 47,17 27,6 triliun. Sementara itu, Dana Alokasi Umum
Belanja Non K/L 773,86 134,92 2,2 (DAU) sebagai komponen terbesar dari
a.l. Pembayaran Dana Perimbangan mencapai Rp130,0
295,21 73,84 4,6
Bunga Utang triliun pada akhir Maret 2020 atau
Subsidi 187,61 18,71 -14,3 mengalami penurunan sebesar 6,1 persen
Total (neto) 1683,48 277,89 6,6 (YoY). Hal ini karena penyaluran DAU telah
Sumber: Kementerian Keuangan berbasis kinerja sehingga penyaluran
Catatan: dalam triliun Rp hanya dapat dilakukan setelah Menteri
Keuangan c.q. Direktur Jenderal
Lebih lanjut untuk belanja K/L, kinerja
Perimbangan Keuangan menerima
belanja K/L hingga Maret 2020 didorong
laporan belanja pegawai dari daerah.
oleh penyerapan 15 K/L dengan pagu
Khusus DAU bulan April yang mulai dapat
terbesar, terutama Kemenkes (Rp23,6
disalurkan pada akhir bulan Maret 2020,
triliun) dan Kemensos (Rp24,3 triliun).
persyaratan penyalurannya kini ditambah
Selain itu, sampai dengan Maret 2020,
dengan laporan Belanja Infrastruktur
outstanding kontrak belanja K/L lebih
Daerah, laporan Pemenuhan Indikator
tinggi dibanding dengan periode yang
Layanan Pendidikan, dan laporan
sama tahun 2019. Hal ini didorong oleh
Pemenuhan Indikator Layanan Kesehatan
percepatan pelaksanaan lelang kegiatan,
sesuai dengan Peraturan Menteri
khususnya proyek bidang infrastruktur
Keuangan (PMK) nomor
pada Kementerian Perhubungan dan
139/PMK.07/2019 tentang Pengelolaan
Kementerian PUPR, serta proyek bidang

38
Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan DBH regular TA 2019, penurunan tersebut
Dana Otonomi Khusus. juga karena kebijakan penyesuaian alokasi
DBH regular TA 2020 sebagaimana
Dari total realisasi DAU sebesar Rp130,0
ditetapkan dalam Peraturan Presiden
triliun di atas, Rp45,2 miliar diantaranya
nomor 78 Tahun 2019 tentang Rincian
adalah realisasi penyaluran DAU
APBN TA 2020. Sesuai Perpres tersebut,
Tambahan Bantuan Pendanaan Kelurahan
baru 76,5 persen pagu DBH saja yang
(pagu Rp3,0 triliun). Realisasi DAU per 31
dialokasikan kepada pemerintah daerah,
Maret 2020 di atas telah
dan sisanya akan dialokasikan pada tahun
memperhitungkan penyaluran DAU bulan
berjalan dengan mempertimbangkan
Februari untuk 3 daerah dan penyaluran
perkembangan realisasi penerimaan
DAU bulan Maret untuk 101 daerah
negara yang dibagihasilkan.
selama bulan Maret serta penyaluran DAU
bulan April yang disalurkan pada 31 Maret Adapun Dana Transfer Khusus (DTK)
2020 untuk 402 daerah. Selain itu, sampai dengan akhir Maret 2020, DTK
terdapat beberapa hal yang turut mencapai Rp24,8 triliun. Realisasi
mempengaruhi realisasi DAU tersebut, tersebut terdiri Dana Alokasi Khusus (DAK)
antara lain: (i) penundaan penyaluran Fisik sebesar Rp43,4 Miliar dan DAK Non
DAU bulan April terhadap 6 daerah karena Fisik sebesar Rp24,8 triliun. Dari sisi DAK
tidak menyampaikan data/informasi Fisik, realisasi tersebut mencapai 0,1
keuangan daerah (IKD) tepat waktu dan persen dari pagu alokasi yang artinya lebih
(ii) penyaluran kembali DAU bulan baik dibanding periode yang sama tahun
Februari dan DAU bulan Maret yang sebelumnya, dimana belum terdapat
sebelumnya ditunda masing-masing untuk penyaluran. Percepatan penyaluran
3 daerah dan 33 daerah karena telah tersebut karena adanya percepatan
menyampaikan laporan IKD bulan penyelesaian Rencana Kegiatan (RK) yang
Desember 2019 dan Januari 2020. Untuk pada tahun sebelumnya paling lambat di
meningkatkan jumlah Pemerintah Daerah minggu pertama Februari 2020 menjadi
yang memenuhi ketentuan penyaluran, minggu pertama Januari 2020. Percepatan
Kementerian Keuangan terus melakukan penyelesaian RK ini sekaligus
koordinasi intensif dengan Pemerintah mempercepat proses pengadaan barang
Daerah yang belum melengkapi laporan dan jasa di daerah (kontrak), yang
Belanja Pegawai dan laporan tambahan merupakan salah satu syarat penyaluran.
sebagai syarat salur DAU bulan April 2020 Namun, dalam rangka pencegahan dan
agar dapat segera memenuhi ketentuan penanganan dampak COVID-19, DAK Fisik
penyaluran tersebut. Bidang Kesehatan masih dimungkinkan

Sampai dengan akhir Maret 2020, Dana Terdapat perubahan RK sebagaimana


Bagi Hasil (DBH) telah terealisasi sebesar diatur dalam KMK Nomor 6/ KM.7/2020
Rp12,3 triliun atau 10,5 persen dari pagu tentang Penyaluran DAK Fisik Bidang
alokasi. Realsiasi DBH tersebut mengalami Kesehatan dan Dana BOK Kesehatan
penurunan dibandingkan dengan periode Dalam Rangka Pencegahan dan/atau
sebelumnya. Selain karena pagu DBH Penanganan COVID-19.
regular TA 2020 yang lebih kecil dari pagu

39
Tabel 18 Komposisi Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Maret 2019 Maret 2020
Keterangan Nominal Nominal
% APBN % APBN
(triliun Rupiah) (triliun Rupiah)
Transfer Ke Daerah 181,23 23,9 167,30 21,3
Dana Perimbangan 176,05 24,3 167,10 22,4
Dana Bagi Hasil 20,00 18,8 12,32 10,5
Dana Alokasi 138,42 33,1 129,97 30,4
Umum
Dana Transfer 17,62 8,8 24,79 12,2
Khusus
Dana Otonomi 0,18 0,8 0,19 0,8
Khusus dan
Penyeimbang
Dana Insentif Daerah 5,00 50,0 - -
Dana Desa 10,08 15,0 7,20 10,0

Total 548,58 508,87


Sumber: Kementerian Keuangan

Dari sisi DAK Nonfisik, realisasi hingga 31 Percepatan penyaluran Dana Desa
Maret 2020 mencapai sebesar Rp24,8 tersebut diharapkan dapat mempercepat
triliun, meningkat 40,4 persen (YoY) pembangunan dan pemberdayaan
dibandingkan periode yang sama tahun masyarakat desa.
lalu. Capaian ini utamanya karena adanya
Gambar 26 Perkembangan Realisasi Defisit
perubahan kebijakan penyaluran Dana
APBN
BOS, serta langkah realokasi dan relaksasi Maret 2019 Maret 2020
penyaluran di bidang kesehatan. 0
-50 -76,4 0,7
Hingga akhir Maret 2020, penyaluran -103,1
-100
Dana Desa telah terealisasi sebesar Rp7,2 0,2
-150
triliun. Mulai tahun 2020, Dana Desa
-200 -0,3
disalurkan langsung ke Rekening Kas Desa
(RKD) sebagaimana diatur dalam PMK -250 -0,45 -0,8
Nomor 205/PMK.07/2019. Selain itu -300 -0,65
-1,3
Kementerian Keuangan bersama-sama -350
dengan Kementerian Dalam Negeri serta -400 -1,8
Kementerian Desa dan Pembangunan Rp Triliun %PDB
Daerah Tertinggal dengan melakukan Sumber: Kementerian Keuangan
sosialisasi penyaluran Dana Desa secara
besar-besaran kepada seluruh kepala desa Berdasarkan capaian Pendapatan dan
di 34 provinsi. Sosialisasi tersebut Belanja Negara, hingga akhir Maret 2020,
dilaksanakan guna mendukung defisit anggaran mencapai Rp76,4 triliun
percepatan penyaluran Dana Desa melalui atau sekitar 0,45 persen terhadap PDB.
peningkatan pemahaman kepala desa Besaran defisit ini menurun dibandingkan
dalam pengelolaan Dana Desa. dengan periode yang sama tahun 2018

40
yang mencapai Rp103,1 triliun. Sementara Tabel 19 Perkembangan Komponen
itu posisi keseimbangan primer pada Pembiayaan
Maret-2019 Maret-2020
Maret 2020 berada pada posisi negatif Jenis Nominal % Nominal %
Rp2,6 triliun, tetapi masih jauh lebih baik Pembiayaan (triliun (triliun
Rp)
APBN Rp)
APBN
dibandingkan tahun sebelumnya yang
Utang (neto) 177,86 49,5 76,48 -
negatif Rp32,5 triliun. Sementara itu, dari
Investasi -2,00 2.6 - -
sisi pembiayaan anggaran, realisasi hingga
Maret 2020 ialah sebesar Rp74,2 triliun. Pinjaman 1,58 -67,4 -7,42 -
Penjaminan - 100,0 - -
Dengan kondisi defisit anggaran tersebut, Lainnya 0,004 0,03 - -
posisi utang Pemerintah per akhir Maret
Sumber: Kementerian Keuangan
2020 berada pada posisi Rp5.192,6 triliun,
dengan rasio utang pemerintah terhadap Gambar 27 Perkembangan Utang
PDB sebesar 32,1 persen. Pemerintah Pusat

Secara nominal terjadi peningkatan atas 32,1


6000
jumlah utang Pemerintah per akhir Maret 29,5
30,0 29,9
2020 dibandingkan periode yang sama 28,3 30,00

tahun sebelumnya. Hal tersebut terutama 5000

(persen PDB)
disebabkan oleh tekanan dan
(triliun Rp)

5.192,6 25,00
ketidakpastian global, termasuk 4000
4.756,1
merebaknya COVID-19. Pada awal Maret 4.010,3 4.418,3
3.515,5
2020, Presiden untuk pertama kalinya 3000
20,00

mengumumkan kasus terkonfirmasi


positif COVID-19 di Indonesia, yang setiap 2000 15,00
hari kian meningkat. Dampak yang 2016 2017 2018 2019
Maret
2020
ditimbulkan oleh pandemi COVID-19 Utang Pemerintah Pusat
tentunya tidak sederhana, melainkan Rasio utang (%PDB)
begitu kompleks mulai dari kesehatan
sampai dengan gangguan ekonomi, yang Sumber: Kementerian Keuangan
mendorong Pemerintah untuk
memberikan intervensi dan stimulus baik
di sektor kesehatan maupun ekonomi
sehingga memerlukan relaksasi defisit
anggaran diatas 3 persen terhadap PDB.
Selanjutnya, dengan rasio utang
Pemerintah terhadap PDB sampai dengan
Maret 2020 sebesar 32,1 persen,
meskipun meningkat namun masih
berada di bawah batas aman 60 persen. Di
tengah berbagai tekanan domestik dan
global ini, Pemerintah tetap berupaya
mengelola utang dengan pruden dan
akuntabel dalam mendukung APBN yang
semakin kredibel.

41
Tabel 20 Realisasi APBN s.d 31 Maret 2019 dan 2020
(triliun rupiah)
2019 2020
Realisasi s.d. 31 % terhadap Realisasi s.d.31 % terhadap
Uraian APBN APBN
Maret APBN Maret APBN
A. Pendapatan Negara 2.165,1 350,1 16,2 2.233,2 375,9 16,8
I. Pendapatan Dalam Negeri 2.164,6 349,9 16,2 2.232,7 375,8 16,8
1. Penerimaan Perpajakan 1.786,3 279,9 15,7 1.865,7 279,9 15,0
2. Penerimaan Negara Bukan Pajak 378,2 70,0 18,5 367,0 96,0 26,2
II. Hibah 0,4 0,1 25,9 0,5 0,1 16,0
B. Belanja Negara 2.461,1 452,0 18,4 2.540,4 452,4 17,8
I. Belanja Pemerintah Pusat 1.634,3 260,7 15,9 1.683,5 277,9 16,5
1. Belanja K/L 855,4 128,7 15,1 909,6 143,0 15,7
2. Belanja Non K/L 778,8 131,9 16,9 773,9 134,9 17,4
II. Transfer Ke Daerah dan Dana Desa 826,7 181,2 23,9 784,9 167,3 21,3
1. Transfer ke Daerah 756,7 181,2 23,9 784,9 167,3 10,0
2. Dana Desa 70,0 10,0 14,4 72,0 7,2 10,0
C. Keseimbangan Primer -20,1 -31,3 156,0 -12,0 -2,6 21,6
D. Surplus/(Defisit) Anggaran (A-B) -296,0 -101,9 307,3 -76,4
% Surplus/(Defisit) Anggaran thd PDB -1,8 -0,6 -1,8 -0,5
E. Pembiayaan Anggaran 296,0 177,4 59,9 307,2 74,2 24,2
al. Pembiayaan Utang 359,2 177,8 49,5 351,9 76,4 21,7
Sumber: Kementerian Keuangan, 2020

42
2.4 Moneter dan Jasa Keuangan menjadi 4,34 persen sepanjang periode
pelonggaran kebijakan moneter.
Moneter Transmisi suku bunga ke perbankan juga
Pada triwulan I tahun 2020, suku bunga berlanjut pada Februari, baik suku bunga
acuan mengalami penurunan secara deposito maupun kredit. Berlanjutnya
transmisi ke melalui suku bunga didukung
bertahap dari 5,00 persen menjadi 4,50
oleh injeksi likuiditas ke pasar uang dan
persen.
perbankan.
Bank Indonesia (BI) menurunkan tingkat
Ke depan, Bank Indonesia masih memiliki
suku bunga kebijakan BI 7-day Reverse
ruang untuk menurunkan kembali
Repo Rate (BI7DRR) sebanyak dua kali
beberapa basis poin suku bunga BI 7DRR,
sepanjang triwulan I tahun 2020. Pada
sebagai upaya mendukung momentum
Januari suku bunga acuan BI7DRR sebesar
pemulihan ekonomi domestik ditengah
5,00 persen, kemudian diturunkan 25
berlanjutnya dampak pandemi COVID-19
basis poin pada Februari menjadi sebesar
dan pelemahan ekonomi global.
4,70 persen dan diturunkan kembali
menjadi 4,50 persen pada Maret. Langkah Tabel 21 Perkembangan Reverse Repo Surat
ini ditempuh sebagai upaya untuk Berharga Negara
menjaga stabilitas nilai tukar di tengah Persen (%)
Tenor
peningkatan volatilitas dan ketidakpastian Jan Feb Mar
yang dipengaruhi pandemi COVID-19. 7 hari 5,00 4,75 4,00
2 minggu 5,02 4,76 4,51
Kebijakan penurunan suku bunga acuan
oleh Bank Indonesia sejalan dengan 1 bulan 5,02 4,77 4,52
penurunan suku bunga acuan Amerika Sumber: Bank Indonesia
Serikat oleh The Fed yang mendekati 0,00
Pelemahan Rupiah bersumber dari
persen pada Maret 2020. Kebijakan ini
tekanan di pasar keuangan global akibat
ditempuh dengan mempertimbangkan
pandemi COVID-19.
inflasi yang terkendali pada tingkat yang
rendah, imbal hasil aset keuangan Sepanjang triwulan I tahun 2020, pandemi
domestik yang masih menarik, serta COVID-19 meningkatkan kepanikan di
sebagai langkah menopang pemulihan pasar keuangan global. Kondisi ini
ekonomi domestik. Pada triwulan I ahun berdampak terhadap pelemahan nilai
2020 telah terjadi perlambatan aliran tukar Rupiah yang cukup dalam.
modal asing yang masuk ke Indonesia Pelemahan Rupiah berlangsung sejak
akibat sentimen negatif yang berasal dari Februari dan mencapai kisaran Rp 16.000
meluasnya dampak pandemi COVID-19. pada akhir Maret 2020.
Dalam jangka pendek diperkirakan masih
akan terjadi perlambatan aliran modal Dari sisi eksternal, pelemahan Rupiah
asing yang masuk ke Indonesia. dipengaruhi sentimen negatif di pasar
keuangan global akibat meluasnya
Transmisi suku bunga ke pasar uang dampak pandemi COVID-19. Kebijakan
berjalan dengan baik, hal ini ditunjukkan The Fed memangkas suku bunga acuan
melalui penurunan suku bunga pasar uang menjadi 0-0,25 persen menambah sinyal
antar bank (PUAB) O/N sebesar 150 bps

43
ketidakpastian global serta potensi Dibandingkan negara peers indeks nilai
terjadinya resesi ekonomi global. Kondisi tukar Rupiah riil lebih rendah
ini mendorong pembalikan aliran dana dibandingkan negara Fillipina, Thailand,
global dari negara berkembang ke aset Singapura. Akan tetapi REER Indonesia
keuangan dan komoditas yang dianggap berada diatas Malaysia. Relatif rendahnya
aman (flight-to-safety). Pelemahan ini nilai REER Indonesia berpengaruh
berlanjut hingga Maret 2020, sejalan terhadap peningkatan daya saing
dengan peningkatan aliran keluar modal perdagangan Indonesia diantara negara-
asing dari aset keuangan domestik negara di kawasan ASEAN. Pada akhir
utamanya dalam bentuk surat berharga triwulan I tahun 2020, nilai REER Indonesia
negara (SBN). Dari sisi internal, pelemahan sebesar 87,81 persen. Nilai REER kawasan
Rupiah dipengaruhi oleh: (i) Pertumbuhan ASEAN tertinggi dimiliki oleh Filipina
ekonomi yang cukup rendah pada sebesar 112,33 persen, disusul Thailand
triwulan I tahun 2020 hanya mencapai sebesar 108,75 persen, Singapura 104,83
2,97 persen, (ii) Perlambatan persen, dan Malaysia 86,99 persen.
pertumbuhan kredit perbankan; (ii)
Gambar 29 Real Effective Exchange Rate
Berlanjutnya defisit transaksi berjalan;
ASEAN-5, (2010=100)
serta (iii) Defisit neraca perdagangan.
120
Gambar 28 Perkembangan Nilai Tukar 115
Rupiah terhadap USD, 2019-2020* 110
105
17.000 31 Mar 2020
Rp16.310 100
95
16.000
90
85
15.000 80
Mar-15 Mar-16 Mar-17 Mar-18 Mar-19 Mar-20
14.000
INDONESIA THAILAND
MALAYSIA FILIPINA
13.000
SINGAPURA
Jan-19 Apr-19 Jul-19 Okt-19 Jan-20
Sumber: Bloomberg, diolah
Sumber: Bloomberg, diolah
*Update per Maret 2020
Sepanjang triwulan I tahun 2020
likuiditas perekonomian (M2) terus
Indeks nilai tukar Rupiah riil relatif meningkat.
rendah dibandingkan negara peers.
Peningkatan likuiditas perekonomian
Selama triwulan I tahun 2020 Indeks nilai (M2) selama periode Januari-Maret 2020
tukar Rupiah riil (Real Effective Exchange masing-masing sebesar 7,09 persen; 7,85
Rate/REER) mengalami penurunan. persen; dan 12,10 persen. Kondisi ini lebih
Dibandingkan dengan periode yang sama tinggi dibandingkan dengan triwulan I
pada tahun 2019, nilai REER Indonesia 2019 yang secara berturut-turut sebesar
menurun dan secara fundamental masih 6,04 persen; 7,06 persen; dan 6,99
berada dibawah nilai wajar (undervalued). persen. Peningkatan M2 dipengaruhi oleh
kenaikan komponen uang beredar dalam

44
arti sempit (M1), uang kuasi, serta surat Sepanjang triwulan I tahun 2020, inflasi
berharga selain saham. tahunan (YoY) secara berturut-turut
mencapai 2,68 persen; 2,98 persen; dan
Pertumbuhan M1 selama periode Januari-
2,96 persen. Kondisi ini mengalami
Maret 2020 masing-masing sebesar 7,76;
peningkatan apabila dibandingkan dengan
8,54; dan 15,58 persen. Akselerasi
periode yang sama tahun 2019. Secara
pertumbuhan M1 pada Januari 2020
bulanan (MtM) pergerakan inflasi Januari-
didorong oleh peningkatan pertumbuhan
Maret 2020 masing-masing bulan
uang kartal. Selanjutnya peningkatan
mencapai 0,39 persen; 0,28 persen; dan
pertumbuhan M1 pada Februari
0,10 persen. Terkendalinya inflasi pada
dipengaruhi oleh peningkatan uang kartal
triwulan I tahun 2020 utamanya
dan giro Rupiah. Uang beredar dalam arti
dipengaruhi komponen inflasi inti yang
sempit (M1) kembali meningkat pada
stabil dan komponen harga diatur
Maret akibat kenaikan pertumbuhan giro
Pemerintah yang mengalami deflasi,
Rupiah.
sedangkan inflasi harga bergejolak cukup
Pada awal triwulan I tahun 2020 tinggi mencapai kisaran 6 persen (YoY).
pertumbuhan uang kuasi mencapai 6,75 Tabel 22 Tingkat Inflasi Domestik
persen. Pertumbuhan ini sejalan dengan Q1 2019 Q1 2020
peningkatan simpanan tabungan
Jan Feb Mar Jan Feb Mar
berjangka, tabungan, dan giro valas. Pada
YoY 2,8 2,6 2,5 2,7 3,0 3,0
Februari, uang kuasi kembali mengalami
MtM 0,3 -0,1 0,1 0,4 0,3 0,1
peningkatan pertumbuhan menjadi 7,50
persen. Pada akhir triwulan I tahun 2020, YtD 0,3 0,2 0,4 0,4 0,7 0,8

peningkatan tabungan giro dan valas Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
mendukung pertumbuhan uang kuasi
Komponen inflasi inti selalu berada
menjadi 10,08 persen.
dibawah kisaran 3 persen (YoY) triwulan I
Gambar 30 Perkembangan Uang Beredar tahun 2020. Inflasi inti mengalami
20% 15,58%
peningkatan tipis pada akhir triwulan I
tahun 2020 dipengaruhi oleh
8,54%
meningkatnya permintaan masyarakat
12,10%
15% 7,76%
7,85% terhadap barang-barang kebutuhan
Rumah Tangga (RT) selama pandemi
7,09%
10,80% COVID-19. Komponen inflasi inti yang
10%
cenderung stagnan mencerminkan
perlambatan daya beli masyarakat.
6,75% 7,50%
5% Selanjutnya, Indeks Keyakinan Konsumen
Jan-20 Feb-20 Mar-20 (IKK) mengalami penurunan sepanjang
Pertumbuhan M2, %YoY
triwulan I tahun 2020. Selama Januari-
Pertumbuhan M1, %YoY
Pertumbuhan Uang Kuasi, %YoY Maret 2020 IKK pada masing-masing
Sumber: Bank Indonesia, diolah bulan secara berturut-turut sebesar
121,70; 117,70; dan 113,80 memberikan
Inflasi tetap rendah dan stabil pada sinyal pelemahan daya beli masyarakat.
kisaran 3 ±1 persen.

45
Gambar 31 Perkembangan Indeks Harga Tabel 23 Tingkat Inflasi Domestik
Konsumen (IKK) dan Inflasi Inti, 2018-2019 berdasarkan Komponen (YoY)
Persentase (%)
4,0 130,0 Komponen
121,70 Jan Feb Mar
3,0 125,0 Inti 2,88 2,76 2,87
117,70 Harga
2,0 120,0 4,13 6,68 6,48
Bergejolak
1,0 115,0 Harga diatur
0,64 0,54 0,16
113,80 pemerintah
0,0 110,0 Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Jan Mar Mei Jul Sep Nov Jan Mar
2019 2020 Sebagian besar kelompok pengeluaran
mengalami inflasi pada triwulan I tahun
Inti IKK
2020. Deflasi terjadi pada kelompok
Sumber: BI dan BPS, diolah pengeluaran transportasi sebagai dampak
Secara tahunan, inflasi komponen volatile penerapan PSBB yang membatasi
foods selama triwulan I tahun 2020 mobilitas manusia untuk menggunakan
melonjak mencapai kisaran 6 persen. Pada transportasi udara, laut, maupun darat.
Januari-Maret 2020 secara berturut-turut Tabel 24 Inflasi Kelompok Pengeluaran
sebesar 4,13 persen; 6,48 persen; dan (MtM)
6,48 persen. Kelompok Persentase (%)
Pengeluaran Jan Feb Mar
Tekanan inflasi komponen volatile foods UMUM (headline) 0,39 0,28 0,10
dipengaruhi peningkatan permintaan Bahan Makanan 1,76 1,17 -0,15
Makanan, Minuman,
beberapa komoditas yang tidak diiringi dan Tembakau
1,61 0,95 0,10
dengan kecukupan produksi. Hal ini Pakaian dan Alas Kaki 0,12 0,21 0,12
disebabkan oleh beberapa komoditas Perumahan, Air,
Listrik, dan Bahan 0,13 0,09 0,02
pangan seperti bawang merah dan beras bakar Lainnya
mengalami pergeseran masa panen akibat Perlengkapan,
gangguan cuaca pada awal tahun 2020. Peralatan, dam
0,09 0,06 0,28
Pemeliharaan Rutin
Rumah Tangga
Komponen inflasi harga diatur Pemerintah
Kesehatan 0,42 0,34 0,21
terus mengalami penurunan yang Transportasi -0,89 -0,37 -0,43
disebabkan meredanya tekanan yang Informasi,
berasal dari peningkatan bea cukai rokok, Komunikasi, dan Jasa 0,04 -0,01 -0,09
Keuangan
berlanjutnya kebijakan penurunan harga Rekreasi, Olahraga,
0,17 0,07 0,02
tiket angkutan udara dan penurunan dan Budaya
minyak dunia yang berdampak pada Pendidikan -0,13 0,02 0,00
Penyediaan Makanan
penurunan harga bensin jenis pertamax. & Minuman/Restoran
0,19 0,17 0,36
Penurunan inflasi harga diatur pemerintah Perawatan Pribadi
0,46 0,41 0,99
juga sejalan dengan penerapan kebijakan dan Jasa Lainnya
Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
yang berdampak pada penurunan Selanjutnya, perkembangan indeks harga
kegiatan sektor transportasi. pangan strategis nasional pergerakan
inflasi bahan pangan. Sebagian besar

46
komoditas pangan strategis mengalami 94,1 persen. Namun demikian, perbankan
peningkatan indeks harga komoditas. Tiga konvensional dihadapkan pada kualitas
komoditas yang menduduki posisi teratas kredit yang menurun, tercermin dari
adalah bawang putih, bawang merah, dan meningkatnya rasio kredit bermasalah
gula pasir. (Non Performing Loan/NPL). Pada
Februari 2020, rasio NPL sebesar 2,8
Gambar 32 Perkembangan Indeks Harga
persen, lebih tinggi dibandingkan periode
Pangan Strategis Nasional, (2018=100)
yang sama tahun sebelumnya yaitu
220 sebesar 2,6 persen. Perlambatan ekonomi
186,00 menjadi salah satu faktor yang
180
mendorong terhambatnya kemampuan
140 147,64 debitur untuk membayar, khususnya pada
sektor penyedia akomodasi, perdagangan,
117,69
100 dan industri pengolahan yang merupakan
sektor dengan tingkat NPL tertinggi.
60
Jan-19 May-19 Sep-19 Jan-20
Gambar 33 Kinerja Perbankan Konvensional
Minyak Goreng Daging Sapi
Daging Ayam Telur Ayam
Beras Medium Gula Pasir 94,0 28
Cabai Rawit Cabai Merah
Bawang Merah Bawang Putih
93,5 21

NPL dan CAR (%)


Sumber: Pusat Informasi Harga Pangan
LDR (%)

Strategis Nasional, diolah


93,0 14

Jasa Keuangan 92,5 7


Sektor jasa keuangan masih cukup
92,0 0
terkendali meskipun di bawah tekanan. I IV I
201
Perbankan Konvensional. Kinerja 2020
9
perbankan menghadapi tantangan besar LDR 94,1 94,4 92,5
dampak penyebaran COVID-19, namun NPL 2,6 2,8 2,8
secara umum masih tetap terkendali, CAR 23,5 23,4 22,3
ditopang oleh kondisi permodalan dan
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
likuiditas yang terjaga. Meskipun rasio
Catatan: data Q1 adalah bulan Februari
kecukupan modal (Capital Adequacy
Ratio/CAR) perbankan mengalami Total Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan
penurunan, dari 23,5 persen pada pada Februari 2020 tumbuh sebesar 7,8
Februari 2019 menjadi 22,3 persen pada persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan
Februari 2020, masih jauh di atas batas dengan periode yang sama tahun
minimum kecukupan modal yaitu 8 sebelumnya sebesar 6,6 persen (YoY).
persen. Selain itu, likuiditas perbankan Pertumbuhan tersebut utamanya
juga relatif terjaga yang tercermin dari didorong oleh peningkatan pertumbuhan
Loan to Deposit Ratio/LDR, yaitu sebesar giro dan tabungan, yaitu masing-masing
92,5 persen pada Februari 2020, tumbuh sebesar 9,0 persen (YoY) dan 8,0
melonggar dibandingkan dengan periode persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan
yang sama tahun sebelumnya sebesar dengan periode yang sama tahun

47
sebelumnya. Sementara itu, deposito terutama Kredit Modal Kerja (KMK) yang
mengalami sedikit perlambatan, yaitu mendominasi total kredit perbankan.
tumbuh sebesar 5,9 persen (YoY) pada Kredit Modal Kerja (KMK), Kredit
Februari 2020, lebih rendah jika Konsumsi (KK), dan Kredit Investasi (KI)
dibandingkan dengan periode yang sama masing-masing tumbuh sebesar 3,4
tahun sebelumnya sebesar 7,6 persen persen (YoY); 6,1 persen (YoY); dan 5,9
(YoY). persen (YoY) pada Februari 2020, lebih
rendah jika dibandingkan dengan periode
Gambar 34 Pertumbuhan DPK Perbankan
yang sama tahun sebelumnya yang
Konvensional
tumbuh masing-masing sebesar 12,8
6.200 15%
persen (YoY); 9,6 persen (YoY); dan 12,1
6.000 persen (YoY). Perlambatan ketiga jenis
10% Pertumbuhan DPK (%) kredit tersebut menyumbang
Total DPK (Rp Triliun)

5.800
perlambatan total kredit secara
5.600 keseluruhan.
5%
5.400 Gambar 35 Pertumbuhan Kredit Perbankan
Konvensional
5.200 0% 5.800 16%
I IV I
2019 2020

Pertumbuhan Kredit (%)


5.600 12%
Total Kredit (Rp)

Total DPK (Rp) Pertumbuhan Total DPK

Pertumbuhan Deposito Pertumbuhan Tabungan


5.400 8%
Pertumbuhan Giro

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan


Catatan: data Q1 adalah bulan Februari 5.200 4%

Sejalan dengan perlambatan 5.000 0%


perekonomian domestik, total kredit I IV I
perbankan pada Februari 2020 juga 2019 2020
tumbuh melambat. Total kredit Total Kredit (Rp Triliun)
perbankan tumbuh sebesar 7,0 persen Pertumbuhan Tot. Kredit
Pertumbuhan KI
(YoY), lebih rendah dibandingkan dengan Pertumbuhan KMK
periode yang sama tahun sebelumnya Pertumbuhan KK
sebesar 12,0 persen (YoY). Perlambatan Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
tersebut terjadi pada seluruh jenis kredit, Catatan: data Q1 adalah bulan Februari

Tabel 25 Perkembangan Kredit Bank Umum Konvensional

48
Miliar Rp
Sektor 2019 2020
Q1 Q4 Q1
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 353.645 369.903 372.109
Perikanan 12.229 14.115 14.438
Pertambangan dan Penggalian 136.246 134.315 134.498
Industri Pengolahan 873.270 931.727 904.083
Listrik, gas dan air 176.741 198.255 199.749
Konstruksi 313.968 362.271 350.050
Perdagangan Besar dan Eceran 958.951 1.006.069 974.243
Penyediaan akomodasi dan penyediaan 98.688 109.842 111.210
makan minum
Transportasi, pergudangan dan 211.910 246.935 246.485
komunikasi
Perantara Keuangan 226.627 249.782 242.558
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa 247.398 269.360 264.190
Perusahaan
Admistrasi Pemerintahan, Pertahanan 25.714 28.901 29.272
dan Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 12.267 14.194 13.858
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 22.596 33.576 28.526
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, 79.199 82.543 82.680
Hiburan dan Perorangan lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah 2.695 3.415 3.243
Tangga
Badan Internasional dan Badan Ekstra 168 280 323
Internasional Lainnya
Kegiatan yang belum jelas batasannya 1.462 1.976 2.642
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Catatan: data Q1 adalah bulan Februari

Ditinjau dari lapangan usaha penerima Namun di sisi lain, masih terdapat
kredit, terjadi perlambatan pertumbuhan beberapa sektor yang mengalami
kredit di sebagian besar sektor ekonomi peningkatan pertumbuhan, antara lain
pada Februari 2020. Perlambatan sektor perikanan, sektor penyediaan
pertumbuhan kredit tertinggi terjadi pada akomodasi dan penyediaan makan
sektor pertambangan dan penggalian, minum, sektor transportasi, pergudangan
sektor konstruksi, serta sektor dan komunikasi, serta sektor jasa
perdagangan besar dan eceran dengan Kesehatan dan kegiatan sosial. Sektor
pertumbuhan kredit masing-masing perikanan dapat tumbuh sebesar 18,0
sebesar 1,4 persen (YoY), 11,5 persen persen (YoY), sektor penyediaan
(YoY), dan 1,6 persen (YoY). Perlambatan akomodasi dan penyediaan makan minum
pertumbuhan kredit pada sektor yang tumbuh sebesar 12,7 persen (YoY),
perdagangan besar dan eceran sektor transportasi, pergudangan dan
merupakan pendorong utama komunikasi yang tumbuh sebesar 16,3
perlambatan pertumbuhan kredit secara persen (YoY), serta sektor jasa kesehatan
keseluruhan mengingat proporsinya yang dan kegiatan sosial, yang tumbuh sebesar
mendominasi, yaitu sebesar 24,5 persen, 26,2 persen (YoY).
dari total kredit yang disalurkan.

49
Perbankan berekspektasi, di tengah isu dibandingkan dengan periode yang sama
penyebaran virus COVID-19 ekpansi kredit tahun sebelumnya sebesar 40,5 persen.
bakal ditekan seketat mungkin terutama Meskipun penyaluran kredit kepada
kepada sektor-sektor yang kemungkinan sektor produksi masih di bawah target
besar terkena imbas dari wabah COVID- yang dihimbau pemerintah yaitu 60
19. Meski demikian sejumlah sektor persen, namun peningkatan penyaluran
industri seperti farmasi, dan KUR ke sektor produksi menunjukkan
telekomunikasi diyakini masih dapat jadi adanya peningkatan pemerataan akses
andalan penyaluran kredit. Sejak Agustus pembiayaan untuk usaha mikro yang
2015, pemerintah mencanangkan produktif. Namun demikian, berdasarkan
program Kredit Usaha Rakyat (KUR) dalam wilayah, penyaluran KUR masih
rangka mendorong akses kredit bagi terkonsentrasi di wilayah Jawa dan
Usaha Mikro Kecil Menengah dan Sumatera, dengan porsi masing-masing
Koperasi (UMKM). Pada tahun 2020, sebesar 54,6 persen dan 20,3 persen.
pemerintah menargetkan penyaluran KUR
Gambar 36 Capaian Penyaluran KUR
sebesar Rp190 triliun, meningkat sebesar
Rp50 triliun dari target penyaluran pada 60 53,3
tahun 2019. Berdasarkan realisasinya, 46,7
pada triwulan I tahun 2020, KUR yang
(Persen)

40
telah disalurkan mencapai Rp54 triliun
kepada 1,5 juta debitur. Secara akumulasi,
sejak tahun 2015 sampai dengan triwulan 20
I tahun 2020, total penyaluran KUR
mencapai Rp473,2 triliun, dengan rasio
kredit bermasalah yang sangat rendah, 0
Sektor Produksi Sektor Non
yaitu sebesar 1,2 persen. Produksi

Dalam penyalurannya, KUR terbagi Sumber: Kemenko Perekonomian


menjadi 3 (tiga) skema, yaitu KUR Mikro
Gambar 37 Perkembangan Industri
(pinjaman ≤Rp25 juta), KUR Kecil
Teknologi Keuangan (peer-to-peer lending)
(pinjaman Rp25 juta – Rp200 juta), dan
KUR Tenaga Kerja Indonesia (TKI). 30 120
25 100
Akumulasi Jumlah Pinjaman

Akumulasi Rekening Peminjam

Berdasarkan skema tersebut, pada


triwulan I tahun 2020, KUR Mikro 20 80
mendominasi penyaluran KUR yaitu 15 60
(triliun Rp)

sebesar 63,7 persen, diikuti oleh KUR Kecil 10 40


(Juta)

yaitu sebesar 35,9 persen, dan KUR TKI 5 20


sebesar 0,4 persen. Selanjutnya, jika 0 0
I IV I
dilihat berdasarkan sektor ekonomi,
terjadi pergeseran penyaluran KUR dari 2019 2020
sektor nonproduksi ke sektor produksi. Akumulasi Penyaluran Pinjaman (Rp Triliun)
Porsi penyaluran KUR kepada sektor Akumulasi Rekening Borrower (Juta
produksi, mencapai 53,3 persen pada Rekening)

triwulan I tahun 2020, lebih tinggi Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

50
Teknologi Keuangan (Fintech). Di mengalami penurunan jumlah total aset
Indonesia, industri fintech berkembang sebesar 0,1 persen (YoY), yaitu dari
sangat pesat, dengan akumulasi jumlah Rp1.249,2 triliun pada triwulan I tahun
pinjaman dan akumulasi rekening 2019 menjadi Rp1.248,0 triliun pada
peminjam yang terus meningkat. Namun triwulan I tahun 2020. Penurunan kinerja
demikian, industri fintech tidak luput Industri Asuransi tersebut didorong oleh
terkena dampak Pandemi COVID-19, yang penundaan pembayaran premi asuransi
tercermin dari meningkatnya rasio akibat daya beli masyarakat yang
pembiayaan bermasalah, yaitu dari 2,6 menurun. Menghadapi hal tersebut,
persen pada triwulan I tahun 2019, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
menjadi 4,2 persen pada triwulan I tahun mengeluarkan kebijakan countercyclical
2020. Menurunnya kemampuan dalam menghadapi dampak pandemi
membayar debitur akibat pelemahan COVID-19 terhadap Lembaga Jasa
ekonomi dampak COVID-19 memicu Keuangan NonBank, salah satunya Industri
peningkatan rasio pembiayaan Asuransi, yaitu dengan perhitungan
bermasalah tersebut. kembali tingkat solvabilitas perusahaan
asuransi, perusahaan asuransi Syariah,
Pada triwulan I tahun 2019, akumulasi
perusahaan reasuransi, dan perusahaan
penyaluran pinjaman meningkat sebesar
reasuransi Syariah. Perubahan
208,8 persen (YoY), yaitu dari Rp33,2
perhitungan solvabilitas antara lain
triliun pada triwulan I tahun 2019 menjadi
diperkenankannya penghitungan aset
Rp102,5 triliun pada triwulan I tahun
investasi berdasarkan nilai perolehan yang
2020. Sejalan dengan peningkatan
diamortisasi untuk sejumlah aset, serta
akumulasi penyaluran pinjaman,
diakuinya kontrak sewa pembiayaan
akumulasi rekening peminjam juga
sebagai aset dengan nilai maksimum
mengalami peningkatan, yaitu sebesar
sebesar liabilitas yang timbul dari kontrak
247,0 persen (YoY), dari 7,0 juta rekening
tersebut.
pada triwulan I tahun 2019, menjadi 24,2
juta rekening pada triwulan I tahun 2020. Gambar 38 Perkembangan Aset Industri
Meskipun masih terpusat di Pulau Jawa, Asuransi
peningkatan akumulasi rekening 1.350 16
1.320
peminjam tersebut menunjukkan
Total Aset (Rp Triliun)

1.290 11
perkembangan yang positif dalam
Pertumbuhan (%)

1.260
mendorong inklusi keuangan di Indonesia. 1.230 6
Dilihat dari perkembangannya, akumulasi 1.200
rekening peminjam di luar Pulau Jawa 1.170 1
1.140
tumbuh sebesar 256,3 persen (YoY), yaitu 1.110 -4
dari 1,2 juta rekening pada triwulan I I IV I
tahun 2019 menjadi 4,3 juta rekening 2019 2020
pada triwulan I tahun 2020.
Total Aset Asuransi
Asuransi. Penyebaran COVID-19 yang
meluas berdampak pada kinerja Industri
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Keuangan NonBank, salah satunya yaitu
Industri Asuransi. Industri Asuransi

51
Gambar 39 Perkembangan Jumlah Aset yang menyelenggarakan program pensiun
Bersih dan Jumlah Investasi Dana Pensiun iuran pasti.
320
Gambar 40 Perkembangan IHSG dan Nilai
280 Kapitalisasi Pasar Saham
240
6.500 7.400
200
(triliun Rp)

160
6.000 6.850

Nilai Kapitalisasi Pasar


120
80
5.500 6.300

IHSG
40
0 5.000 5.750
I IV I
2019 2020 4.500 5.200
I IV I
Jumlah Aset Neto Jumlah Investasi
2019 2020
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Nilai Kapitalisasi Pasar (Rp
Triliun)
Dana Pensiun. Kinerja industri dana
pensiun pada triwulan I tahun 2020 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
mengalami perlambatan, yang didorong
Pasar Modal. Besarnya sentimen negatif
oleh pengaruh perlambatan ekonomi
yang muncul dari penyebaran wabah
akibat meluasnya wabah COVID-19. Hal
COVID-19 baik di dunia maupun di
tersebut tercemin dari jumlah investasi
Indonesia mempengaruhi kondisi pasar
dan aset neto dana pensiun yang
modal, baik pasar saham maupun pasar
melambat. Jumlah investasi dana pensiun
obligasi. Ketidakpastian berakhirnya
pada triwulan I tahun 2020 sebesar
pandemi COVID-19 mendorong investor
Rp268,9 triliun atau tumbuh melambat
untuk melakukan penyesuaian portfolio
sebesar 1,0 persen (YoY), lebih rendah
keuangannya, dengan mengalihkan
dibanding periode yang sama tahun
likuiditas ke safe heaven assets termasuk
sebelumnya sebesar 3,6 persen (YoY).
pada negara berkembang seperti
Sementara itu, jumlah aset neto dana
Indonesia. Kondisi tersebut memberikan
pensiun pada triwulan I tahun 2020
tekanan pada pasar modal domestik,
sebesar Rp277,1 triliun atau tumbuh
meskipun secara umum stabilitas pasar
sebesar 1,0 persen (YoY), melambat
modal masih dapat dijaga.
dibandingkan periode yang sama tahun
sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,4 Kondisi pasar saham mengalami
persen (YoY). Menghadapi perlambatan pelemahan yang cukup signifikan,
tersebut, OJK mengeluarkan beberapa tercermin dari Indeks Harga Saham
stimulus kebijakan dana pensiun, seperti Gabungan (IHSG) yang mengalami
perhitungan kualitas pendanaan dana kontraksi. IHSG ditutup di level 4.538,9
pensiun yang menyelenggarakan program pada triwulan I tahun 2020, atau melemah
pensiun manfaat pasti, serta ketentuan sebesar 29,8 persen (YoY).
pengelolaan aset sesuai usia kelompok
peserta (life cycle fund) bagi dana pensiun Sejalan dengan pergerakan IHSG, nilai
kapitalisasi pasar saham juga mengalami

52
tekanan yang relatif tajam. Nilai Gambar 42 Kinerja Perbankan Syariah
kapitalisasi pasar saham pada triwulan I 21 90
tahun 2020 sebesar Rp5.247,6 triliun, atau 80
21
terkontraksi sebesar 28,7 persen 70
dibandingkan dengan triwulan I tahun 20

FDR & NPF (%)


60

CAR (%)
2019 (YoY). 20 50
20 40
Gambar 41 Perkembangan Outstanding
Obligasi Korporasi 30
20
20
450 20 10
19 0
Rp Triliun

440 2019 I 2019 IV 2020 I*


CAR NPF FDR
430
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
420
Catatan: data Q1 adalah bulan Februari
410
I IV I
Pada bulan Februari tahun 2020, rasio
kecukupan modal Bank Umum Syariah
2019 2020
(BUS) mengalami peningkatan, yaitu
Outstanding Korporasi (Rp Triliun)
sebesar 20,5 persen lebih tinggi
dibandingkan dengan periode yang sama
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan tahun sebelumnya sebesar 19,9 persen.
Selanjutnya, kinerja positif perbankan
Sementara itu, walaupun sedikit melemah
Syariah juga tercermin dari meningkatnya
dibandingkan akhir tahun 2019, pasar
kualitas pembiayaan yang disalurkan, atau
obligasi korporasi, pada triwulan I tahun
menurunnya rasio pembiayaan
2020, total nilai obligasi korporasi
bermasalah (Non Performing
mencapai Rp442,9 triliun, atau meningkat
Financing/NPF). NPF pada BUS mengalami
sebesar 4,4 persen (YoY). Peningkatan
penurunan sebesar 6 basis poin, yaitu dari
tersebut terutama disebabkan oleh biaya
3,44 persen pada bulan Februari tahun
penerbitan obligasi yang lebih murah yang
2019 menjadi 3,38 persen pada bulan
tercermin dari penurunan kupon
Februari tahun 2020. Sementara pada
penerbitan obligasi korporasi seiring
UUS, NPF sebesar 3,0 persen pada bulan
dengan diturunkannya suku bunga acuan.
Februari tahun 2020, lebih tinggi
Perbankan Syariah. Selain perbankan dibandingkan dengan periode yang sama
konvensional, perlambatan ekonomi tahun sebelumnya sebesar 2,4 persen.
akibat penyebaran COVID-19 juga Sementara itu, dari segi likuiditas,
berdampak pada kinerja perbankan likuiditas perbankan Syariah pada bulan
Syariah. Namun demikian, kinerja Februari tahun 2020 mengalami sedikit
perbankan Syariah masih tetap terjaga, pelonggaran, baik pada Bank Umum
didukung oleh peningkatan rasio Syariah (BUS) maupun Unit Usaha Syariah
kecukupan modal dan perbaikan kualitas (UUS). Rasio pembiayaan terhadap
pembiayaan yang disalurkan. penghimpunan dana (Financing to Deposit
Ratio/FDR) pada BUS dan UUS masing-

53
masing sebesar 77,0 persen dan 101,0 yaitu sebesar Rp160,4 triliun, atau
persen, lebih rendah dibandingkan tumbuh sebesar 14,1 persen (YoY).
dengan periode yang sama tahun Sementara pembiayaan modal kerja dan
sebelumnya sebesar 78,4 persen dan investasi masing-masing sebesar Rp109,9
104,1 persen. triliun dan Rp85,0 triliun, atau tumbuh
masing-masing sebesar 5,5 persen (YoY)
Gambar 43 Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga
dan 11,5 persen (YoY).
dan Pembiayaan Perbankan Syariah
500 15 Tabel 26 Perkembangan Pembiayaan
Perbankan Syariah
DPK dan Pembiayaan

400 Triliun Rupiah


Pembiayaan
10 2019 2020
(triliun Rp)

300 Berdasarkan
Persen (%)
Jenis Akad Q1 Q4 Q1
200 Pembiayaan
5 78,0 87,0 85,0
Investasi
100 Pembiayaan
106,5 110,6 109,9
Modal Kerja
0 0
Pembiayaan
2019 I 2019 IV 2020 I* 142,5 157,6 160,4
Konsumsi
Total
DPK 327,0 355,2 355,3
Pembiayaan
Pembiayaan Sumber: Otoritas Jasa Keuangan
Pertumbuhan DPK (YoY) Catatan: data Q1 adalah bulan Februari
Pertumbuhan Pembiayaan (YoY)

Sumber: Otoritas Jasa Keuangan Apabila ditinjau secara sektoral, sektor


Catatan: data Q1 adalah bulan Februari perdagangan besar dan eceran, dan
sektor kontruksi masih mendominasi
Total Dana Pihak Ketiga (DPK) dan penyerapan pembiayaan, dengan nilai
pembiayaan perbankan Syariah pada penyaluran pembiayaan masing-masing
bulan Februari tahun 2020 mengalami sebesar Rp36,9 triliun dan Rp31,6 triliun,
pertumbuhan, meskipun sedikit atau berkontribusi masing-masing sebesar
melambat jika dibandingkan dengan 22,0 persen dan 16,0 persen dari total
periode yang sama tahun sebelumnya. pembiayaan. Sementara itu, sektor
Total DPK yang dihimpun dan total administrasi pemerintahan, pertahanan
pembiayaan yang disalurkan oleh dan jaminan sosial wajib merupakan
perbankan Syariah (BUS dan UUS) tumbuh sektor dengan penyaluran pembiayaan
masing-masing sebesar 12,3 persen (YoY) terendah, yaitu hanya sebesar Rp17,5
dan 10,7 persen (YoY), lebih rendah miliar pada bulan Februari tahun 2020,
dibandingkan periode yang sama tahun atau sebesar 8,9 persen dari total
sebelumnya sebesar 12,6 persen (YoY) pembiayaan.
dan 14,1 persen (YoY).
Namun demikian, pertumbuhan
Selanjutnya jika ditinjau lebih lanjut pembiayaan perbankan Syariah tidak
berdasarkan jenis penggunaan, terjadi di seluruh sektor ekonomi,
pembiayaan perbankan Syariah pada melainkan terdapat enam sektor ekonomi
bulan Februari tahun 2020 masih yang mengalami penurunan penyaluran
didominasi oleh pembiayaan konsumsi, pembiayaan antara lain: 1) sektor

54
pertambangan dan penggalian, 2) sektor dan perorangan lainnya, serta 6) sektor
listrik, gas, dan air, 3) sektor penyediaan badan internasional dan badan ekstra
akomodasi dan penyediaan makan dan internasional lainnya yang masing-masing
minum, 4) sektor real estate, 5) sektor jasa mengalami penurunan sebesar 5,0; 14,0;
kemasyarakatan, sosial budaya, hiburan 1,0; 6,0; 4,0; dan 100,0 persen (YoY).

Tabel 27 Penyaluran Kredit Berdasarkan Lapangan Usaha


2019 2020
Penerima Pembiayaan Lapangan Usaha Q1 Q4 Q1
Miliar Rp
Pertanian, Perburuan dan Kehutanan 12.168 13.717 13.475
Perikanan 1.169 1.307 1.366
Pertambangan dan Penggalian 5.306 5.086 5.019
Industri Pengolahan 25.343 26.488 26.020
Listrik, gas dan air 16.274 14.055 13.956
Konstruksi 27.180 31.167 31.631
Perdagangan Besar dan Eceran 33.462 36.752 36.907
Penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 4.789 4.988 4.748
Transportasi, pergudangan dan komunikasi 9.254 9.952 10.268
Perantara Keuangan 18.352 19.388 18.846
Real Estate, Usaha Persewaan, dan Jasa Perusahaan 12.903 13.404 12.073
Admistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan 9.5 17.7 17.5
Sosial Wajib
Jasa Pendidikan 5.760 6.640 6.237
Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5.343 7.269 6.659
Jasa Kemasyarakatan, Sosial Budaya, Hiburan dan 6.038 6.036 5.794
Perorangan lainnya
Jasa Perorangan yang Melayani Rumah Tangga 374 885 765
Badan Internasional dan Badan Ekstra Internasional 1 0 0
Lainnya
Kegiatan yang belum jelas batasannya 757 434 1.153
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

Pasar Modal Syariah. Pasar modal Syariah Gambar 44 Perkembangan Nilai Kapitalisasi
pada triwulan I tahun 2020 menghadapi Pasar Saham ISSI, JII dan JII70
4.000
tekanan yang sangat besar, seiring dengan 3.500
Nilai Kapitalisasi

penyebaran pandemi COVID-19 yang 3.000


(triliun Rp)

menjadi isu global saat ini. Index Saham 2.500


2.000
Syariah bluechip yaitu Jakarta Islamic 1.500
Index (JII), Indeks Saham Syariah Indonesia 1.000
(ISSI), dan Jakarta Islamic Index 70 (JII 70) 500
0
pada triwulan I tahun 2020 mengalami 2019 I 2019 IV 2020 I
pelemahan, dengan nilai kapitalisasi yang Kapitalisasi
2.302 2.319 1.582
Pasar JII
menurun masing-masing sebesar 31,3
Kapitalisasi
persen (YoY), 29,2 persen (YoY), dan 32,0 3.799 3.745 2.689
Pasar ISSI
persen (YoY).
Kapitalisasi
2.794 2.800 1.899
Pasar JII70
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan

55
Berbeda dengan nilai kapitalisasi pada secara keseluruhan, dengan pertumbuhan
pasar saham Syariah yang melemah, aset dana pensiun Syariah sebesar 28,0
penerbitan sukuk korporasi dan Surat persen (YoY).
Berharga Syariah Negara (SBSN) yang
Tabel 28 Aset IKNB Syariah 2019 – 2020
dikeluarkan pemerintah mengalami
Miliar Rp
peningkatan. Namun demikian, nilai Uraian 2019 2020
outstanding sukuk korporasi masih jauh Q1 Q4 Q1
tertinggal dibandingkan dengan nilai Asuransi Syariah 43.442 45.453 41.124
outstanding SBSN, yaitu masing-masing Lembaga
Pembiayaan 27.064 27.196 26.723
sebesar Rp29,9 triliun dan Rp487,2 triliun,
Syariah
atau meningkat masing-masing sebesar Dana Pensiun
12,0 persen (YoY) dan 21,0 persen (YoY). 3886 3973 5394
Syariah
Lembaga Jasa
Gambar 45 Outstanding Sukuk Korporasi Keuangan Khusus 26.306 28.536 34.491
40 500 Syariah
Lembaga Keuangan
278 403 467.9
400 Mikro Syariah
30
Total Aset 100.977 105.612 108.249
Sukuk Korporasi

SBSN (Rp Triliun)

300 Sumber: Otoritas Jasa Keuangan


(Rp Triliun)

20
200 2.5 Neraca Pembayaran
10 Gambar 46 Perkembangan Neraca
100
Pembayaran Indonesia

0 0 15
2019 2019 2020
I IV I 10
(miliar USD)

SBSN 24,63 29,83 29,91 5


Sukuk
427,28 485,53 478,15 0
Korporasi
-5
Sumber: Otoritas Jasa Keuangan dan DJPR
Kemenkeu -10
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
Industri Keuangan Nonbank Syariah 2019 2020
(IKNBS). Pada triwulan I tahun 2020,
Industri Keuangan NonBank Syariah Transaksi Berjalan

(IKNBS) secara keseluruhan menunjukkan Transaksi Modal dan Finansial


tren yang positif. Kondisi tersebut Neraca Keseluruhan
tercermin dari pertumbuhan total aset
Sumber: Bank Indonesia
IKNBS yaitu sebesar 7,0 persen (YoY). Jika
ditinjau lebih lanjut, Lembaga Keuangan Neraca keseluruhan defisit seiring
Mikro Syariah merupakan IKNBS yang dengan defisit pada transaksi finansial.
mengalami pertumbuhan total aset
tertinggi, yaitu sebesar 41,0 persen (YoY). Neraca pembayaran Indonesia pada
Selain Lembaga Keuangan Mikro Syariah, triwulan I tahun 2020 defisit sebesar
Industri Dana Pensiun Syariah juga USD8,5 miliar, menurun dibandingkan
menyumbang peningkatan aset IKNBS triwulan I tahun 2019 yang surplus USD2,4

56
miliar. Hal ini disebabkan oleh transaksi Gambar 47 Neraca Jasa Perjalanan dan
finansial yang menurun secara signifikan. Transportasi
Di sisi lain, transaksi berjalan mengalami 6,0
perbaikan dengan mencapai defisit 1,4 5,0
4,0
persen dari PDB pada triwulan I 2020. 3,0

(miliar USD)
2,0
Defisit transaksi berjalan turun menjadi 1,0
USD3,9 miliar dibandingkan periode yang 0,0
sama pada tahun sebelumnya sebesar -1,0
-2,0
USD6,6 miliar. Perbaikan tersebut -3,0
didorong oleh peningkatan ekspor barang -4,0
diiringi dengan penurunan impor sehingga Q1 Q2 Q3 Q4 Q1

neraca perdagangan barang mengalami 2019 2020


surplus sebesar USD4,4 miliar.
Ekspor Transportasi Impor Transportasi
Neraca perdagangan nonmigas meningkat Ekspor Perjalanan Impor Perjalanan
dari USD2,9 miliar pada triwulan I tahun
Sumber: Bank Indonesia
2019 menjadi USD5,8 miliar triwulan ini.
Hal ini didorong oleh penurunan kinerja Efek pandemi sudah terlihat pada triwulan
impor sebesar -7,4 persen (YoY) yang I 2020 yang ditunjukkan oleh turunnya
disebabkan turunnya permintaan global impor transportasi terutama untuk ekspor
dan turunnya harga komoditas. Impor barang dan ekspor perjalanan sejalan
bahan baku dan barang modal dengan turunnya kunjungan wisatawan
terkontraksi masing-masing 7,7 dan 13,3 mancanegara. Kinerja ekspor perjalanan
persen (YoY). Di sisi lain, ekspor nonmigas berkurang 28,3 persen (YoY), sedangkan
sedikit meningkat sebesar 0,9 persen impor perjalanan terkontraksi 39,0 persen
(YoY). Selanjutnya, defisit yang terjadi (YoY). Sementara, kinerja transportasi
pada perdagangan migas meningkat dipengaruhi oleh turunnya transportasi
karena disebabkan turunnya ekspor migas penumpang hingga 61,6 persen (YoY)
hingga -23,6 persen (YoY) seiring turunnya dimana ekspor dan impornya masing-
harga minyak mentah dunia dan masing terkontraksi 41,7 dan 51,4 persen
penurunan volume ekspor. (YoY). Defisit transportasi barang yang
turun 15,6 persen (YoY) menahan defisit
Sementara itu, defisit neraca jasa
neraca transportasi bergerak lebih dalam.
meningkat dari USD1,6 miliar pada
triwulan I 2019 menjadi USD1,9 miliar Pada triwulan I tahun 2020, neraca
pada triwulan I 2020. Turunnya kinerja pendapatan primer mengalami defisit
neraca jasa disebabkan oleh turunnya sebesar USD8,1 miliar, stagnan
surplus perjalanan serta meningkatnya dibandingkan periode yang sama tahun
defisit jasa telekomunikasi sebesar 46,9 2019. Kinerja ini dipengaruhi oleh kinerja
persen (YoY) dan jasa bisnis lainnya 117,8 investasi yang tetap stabil. Meski begitu,
persen (YoY). penerimaan pendapatan investasi
mengalami penurunan 17 persen (YoY).
Defisit neraca transportasi turun,
Namun, penurunan pembayaran
surplus perjalanan turun.
pendapatan investasi sebesar 2,9 persen

57
(YoY) berpengaruh lebih besar pada pada triwulan I 2020 defisit USD2,9 miliar
keseimbangan. Pendapatan investasi atau -1,1 persen dari PDB. Hal ini terutama
langsung membaik sejalan dengan disebabkan oleh turunnya investasi
pembayaran modal ekuitas yang portofolio secara signifikan.
berkurang. Sementara itu pendapatan
Gambar 49 Neraca Transaksi Finansial
investasi portofolio sedikit turun
dipengaruhi peningkatan defisit 8
6
pendapatan utang (bunga).
4
Gambar 48 Neraca Pendapatan Primer dan 2

(miliar USD)
Sekunder 0
-2
3,0 -4
-6
(miliar USD)

-2,0 -8
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1
-7,0 2019 2020

-12,0 Investasi Langsung


Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Investasi Portofolio

2019 2020 Investasi Lainnya


Sumber: Bank Indonesia
Penerimaan Pendapatan Primer
Pembayaran Pendapatan Primer Defisit yang terjadi merupakan salah satu
Penerimaan Pendapatan Sekunder dampak dari ketidakpastian di pasar
keuangan global seiring menyebarnya
Pembayaran Pendapatan Sekunder
COVID-19 ke berbagai negara. Kondisi
Sumber: Bank Indonesia tersebut mendorong aliran modal keluar
dari pasar keuangan domestik dalam
Surplus neraca pendapatan sekunder
jumlah besar. Selain itu, investasi langsung
pada triwulan I 2020 turun menjadi
juga turun 40,8 persen (YoY) seiring
USD1,6 miliar dibandingkan pada triwulan
dengan penurunan aktivitas ekonomi
I 2019 sebesar USD1,8 miliar. Penurunan
domestik akibat kebijakan Pembatasan
tersebut terutama disebabkan oleh
Sosial Berskala Besar.
turunnya realisasi transfer personal
sebesar -9,3 persen (YoY) menjadi USD1,8 Selama triwulan I tahun 2020, investor
miliar. Penerimaan transfer personal asing melakukan penjualan neto Surat
dalam bentuk remitansi yang diperoleh Utang Negara (SUN) sebesar USD8,9
dari Pekerja Migran Indonesia (PMI) lebih miliar. Di sisi lain, penerbitan dual
rendah. currency bond pemerintah membawa
aliran dana masuk sebesar USD2,0 miliar
Kepanikan di pasar keuangan global
dan EUR1,0 miliar. Sementara asing
menyebabkan transaksi modal dan
melakukan jual neto Sertifikat Bank
finansial menurun. Indonesia (SBI) sebesar USD0,2 miliar.
Transaksi finansial yang menjadi salah satu Hingga akhir triwulan I, SBI yang dimiliki
penopang neraca pembayaran Indonesia asing turun menjadi 1,6 persen.

58
Cadangan devisa Indonesia pada triwulan
I tahun 2020 sebesar USD121,0 miliar,
sedikit lebih rendah dibandingkan periode
yang sama pada tahun 2019 sebesar
USD124,5 miliar. Jumlah tersebut setara
dengan pembiayaan 7,0 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri
pemerintah. Angka tersebut juga lebih
tinggi dari standar kecukupan
internasional yaitu sebesar 3 bulan impor.

59
Tabel 29 Neraca Pembayaran
Tahun 2014 – Triwulan I tahun 2020
(USD miliar)
2014 2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1
TRANSAKSI BERJALAN -27,5 -17,5 -17,0 -16,2 -30,6 -6,6 -8,2 -7,5 -8,1 -3,9
BARANG 7,0 14,0 15,3 18,8 -0,2 1,3 0,6 1,4 0,3 4,4
Ekspor 175,3 149,1 144,5 168,9 180,7 41,2 40,2 43,7 43,4 41,7
Impor -168,3 -135,1 -129,2 -150,1 -181,0 -39,9 -39,6 -42,3 -43,1 -37,3
Barang Dagangan Umum 5,5 13,3 14,7 17,9 -0,2 0,8 0,2 0,7 0,0 3,1
Ekspor 173,8 147,7 143,1 167,0 178,7 40,4 39,4 42,5 42,7 40,0
Impor -168,3 -134,4 -128,4 -149,1 -178,9 -39,6 -39,2 -41,8 -42,7 -37,0
a. Nonmigas 17,3 19,0 19,5 25,3 11,2 2,9 3,1 2,7 3,2 5,8
Ekspor 145,0 130,5 130,2 151,4 161,1 37,4 36,4 39,5 39,7 37,7
Impor -127,7 -111,5 -110,7 -126,2 -149,9 -34,5 -33,3 -36,7 -36,5 -31,9
b. Migas -11,8 -5,7 -4,8 -7,3 -11,4 -2,1 -2,9 -2,1 -3,2 -2,7
Ekspor 28,8 17,2 12,9 15,6 17,6 3,0 2,9 3,0 3,0 2,3
Impor -40,6 -22,9 -17,7 -22,9 -29,0 -5,2 -5,8 -5,1 -6,2 -5,0
Barang Lainnya 1,5 0,7 0,6 0,9 0,0 0,5 0,3 0,7 0,3 1,3
Ekspor 1,5 1,4 1,4 1,9 2,0 0,8 0,8 1,2 0,7 1,7
Impor 0,0 -0,7 -0,8 -1,0 -2,0 -0,3 -0,5 -0,5 -0,4 -0,4
JASA-JASA -10,0 -8,7 -7,1 -7,4 -6,5 -1,6 -1,9 -2,3 -2,0 -1,9
Ekspor 23,5 22,2 23,3 25,3 31,2 7,4 7,4 8,4 8,4 6,0
Impor -33,5 -30,9 -30,4 -32,7 -37,7 -9,0 -9,2 -10,7 -10,4 -7,9
PENDAPATAN PRIMER -29,7 -28,4 -29,6 -32,1 -30,8 -8,1 -8,9 -8,4 -8,3 -8,1
PENDAPATAN SEKUNDER 5,2 5,5 4,5 4,5 6,9 1,8 2,0 1,8 2,0 1,6
TRANSAKSI MODAL 0,0 0,0 0,0 0,0 0,1 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
TRANSAKSI FINANSIAL 44,9 16,8 29,3 28,7 25,1 9,9 6,8 7,5 12,6 -2,9
Aset -10,8 -21,5 15,9 -18,4 -19,2 -6,6 -3,8 -4,0 -0,2 -3,8
Kewajiban 55,7 38,3 13,4 47,1 44,3 16,4 10,5 11,4 12,8 0,8
INVESTASI LANGSUNG 14,7 10,7 16,1 18,5 12,5 6,0 5,8 5,2 3,2 3,5
Aset -10,4 -9,1 11,6 -2,0 -6,4 -0,8 -1,6 -0,6 -1,4 -0,7
Kewajiban 25,1 19,8 4,5 20,5 18,9 6,8 7,4 5,8 4,6 4,2
INVESTASI PORTFOLIO 26,1 16,2 19,0 21,1 9,3 5,2 4,6 4,9 7,1 -5,8
Aset 2,6 -1,3 2,2 -3,4 -5,2 0,1 0,0 0,0 0,3 -0,1
Kewajiban 23,5 17,5 16,8 24,4 14,5 5,1 4,6 4,9 6,7 -5,7

60
2014 2015 2016 2017 2018 2019:1 2019:2 2019:3 2019:4 2020:1
DERIVATIF FINANSIAL -0,2 0,0 0,0 -0,1 0,0 0,1 0,0 0,1 0,0 -0,1
INVESTASI LAINNYA 4,3 -10,1 -5,8 -10,7 3,3 -1,4 -3,6 -2,7 2,4 -0,5
TOTAL 17,4 -0,7 12,4 12,5 -5,4 3,3 -1,4 0,0 4,5 -6,9
NERACA KESELURUHAN 15,2 -1,1 12,1 11,6 -7,1 2,4 -2,0 0,0 4,3 -8,5
Posisi Cadangan Devisa 111,9 105,9 116,4 130,2 120,7 124,5 123,8 124,3 129,2 121,0
Dalam Bulan Impor 6 7,4 8 8 6,4 6,7 6,7 6,9 7,3 7,0
Transaksi Berjalan/PDB (%) -3 -2,03 -2 -2 -3,7 -2,5 -3,0 -2,6 -2,8 -1,4

Sumber: Bank Indonesia, diolah

61
Neraca Perdagangan Ekspor migas pada triwulan I ahun 2020
turun sebesar 34,7 persen (YoY),
Neraca perdagangan Indonesia pada
sedangkan impor migas naik 12,2
triwulan I tahun 2020 mengalami
persen (YoY).
surplus sebesar US$2.591,8 juta.
Penurunan ekspor migas utamanya
Surplus neraca perdagangan pada
disebabkan oleh turunnya ekspor gas
triwulan I tahun 2020 disebabkan oleh
sebesar 40,9 persen (YoY), yang
penurunan impor yang cukup tinggi, yakni
merupakan kontributor terbesar pada
sebesar -12,2 persen (QtQ) atau -3,7
ekspor migas dengan share mencapai 73,8
persen (YoY). Sementara dari sisi ekspor,
persen. Penurunan ekspor migas pada
meskipun mengalami penurunan dari
triwulan I tahun 2020 tidak terlepas dari
triwulan sebelumnya (-3,6 persen),
faktor harga minyak dan gas dunia yang
namun kinerjanya masih sedikit lebih baik
turun tajam pada periode ini.
dibandingkan periode yang sama tahun
2019 (2,8 persen, YoY). Dari sisi impor, meskipun terjadi
penurunan impor pada komoditas hasil
Tabel 30 Neraca Perdagangan
minyak sebesar 7,2 persen (YoY), namun
Uraian Q1 2019 Q4 2019 Q1 2020
impor komoditas migas lainnya
juta USD
menunjukan kenaikan yang cukup tinggi.
Neraca Total -62,8 -1.282,1 2.591,8
Impor gas menunjukkan peningkatan yang
Ekspor Total 40.605,7 43.324,3 41.760,8
Impor Total 40.668,5 44.606,4 39.169,0 cukup konsisten dari waktu ke waktu,
Neraca Nonmigas 1.213,2 1.657,4 5.658,7 dengan pertumbuhan sebesar 27,6
Ekspor Nonmigas 37.120,3 40.240,9 39.486,4 persen (QtQ) atau 61,5 persen (YoY).
Impor Nonmigas 35.907,1 38.583,5 33.827,7 Impor minyak mentah pada triwulan I
Neraca Migas -1.276,0 -2.939,5 -3.066,9
Ekspor Migas 3.485,4 3.083,4 2.274,4
tahun 2020 sebesar USD1.650,8juta, atau
Impor Migas 4.761,4 6.022,9 5.341,3 naik 42,2 persen (YoY). Meskipun
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah demikian, nilainya masih lebih rendah
dibandingkan triwulan sebelumnya yang
Surplus neraca nonmigas sebesar sempat mencapai USD1.719,7juta.
US$5.658,7 juta menjadi penyumbang
Tabel 31 Nilai Ekspor dan Impor Migas
surplus perdagangan pada triwulan ini.
Growth (%) Share
Surplus neraca perdagangan nonmigas ini Nilai
thd
Uraian Q1 2020
terjadi akibat kenaikan ekspor nonmigas (juta USD) QtQ YoY
Total*
sebesar 6,4 persen (YoY) yang disertai (%)
Ekspor Migas 2.274,6 -27,0 -34,7 5,4
dengan penurunan impor nonmigas Minyak Mentah 194,5 -55,9 -44,3 0,5
sebesar 5,8 persen (YoY). Sebaliknya, Hasil Minyak 401,4 -20,9 35,0 1,0
neraca perdagangan migas mengalami Gas 1.678,7 -22,5 -40,9 4,0
Impor Migas 5.341,3 -11.3 12.2 13.6
defisit sebesar US$3.066,9 juta. Defisit Minyak Mentah 1.650,8 -4.0 42.2 4.2
migas yang semakin melebar tersebut Hasil Minyak 2.869,0 -21.6 -7.2 7.3
didorong oleh penurunan ekspor migas Gas 821,5 27.6 61.5 2.1
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
yang disertai dengan kenaikan impornya.
* share thd total ekpor/impor

62
Ekspor nonmigas pada triwulan I tahun persen (YoY). Pertumbuhan ekspor
2020 mencapai USD39.486,3juta, atau golongan lemak dan minyak hewan/nabati
tumbuh 6,4 persen (YoY). mencatat pola sebaliknya, yaitu turun 8,1
persen secara QtQ namun tumbuh 10,8
Tabel 32 Nilai Ekspor Nonmigas berdasarkan persen secara YoY. Pertumbuhan ekspor
Sektor
golongan ini lebih didorong oleh faktor
Growth (%) Share
Nilai kenaikan harga minyak sawit dunia yang
thd
Uraian Q1 2020
(juta USD) QtQ YoY
Total* mencapai 25,6 persen (YoY), karena dari
(%) sisi volume mengalami penurunan
Ekspor Nonmigas 39.486,3 -1,9 6,4 94,6
Pertanian 910,0 -12,8 16,0 2,2 sebesar 14,9 persen (YoY).
Industri 32.995,9 0,6 10,1 79,0 Tabel 33 Nilai Ekspor Nonmigas 10 Golongan
Pengolahan
Barang HS 2 Digit Terbesar
Pertambangan 5.580,4 -12,7 -12,3 13,4
dan lainnya Nilai Growth (%) Share thd
Ekspor
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Kode HS: Uraian Q1 2020
Nonmigas
(juta USD) QtQ YoY
* share thd total ekpor/impor (%)
27: Bahan Bakar 5.454,8 0,7 -3,6 13,8
Apabila dilihat berdasarkan sektornya, Mineral
15 : Lemak & minyak 4.790,6 -8,1 10,8 12,1
pertumbuhan ekspor nonmigas pada hewan/nabati
triwulan I tahun 2020 didorong oleh 71 : Perhiasan/ 2.301,4 69,4 34,5 5,8
kenaikan ekspor sektor industri Permata
85 : Mesin/peralatan 2.265,3 0,1 24,7 5,7
pengolahan sebesar 10,1 persen (YoY). listrik
Peran ekspor industri pengolahan pada 72 : Besi & Baja 2.263,3 10,1 38,4 5,7
triwulan I tahun 2020 mencapai 79,0 87 : Kendaraan dan 2.023,4 -3,5 8,9 5,1
Bagiannya
persen terhadap total ekspor Indonesia. 40 : Karet dan 1.498,8 6,8 6,7 3,8
Sektor lain yang turut berkontribusi Barang dari Karet
terhadap pertumbuhan ekspor nonmigas 84 : Mesin- 1.377,2 -3,2 10,9 3,5
mesin/Pesawat
adalah sektor pertanian yang tumbuh 16,0 Mekanik
persen (YoY), meskipun proporsinya 64 : Alas kaki 1.331,4 14,8 16,1 3,4
hanya 4,0 persen terhadap total ekspor 62 : Pakaian jadi 1.144,2 5,7 -1,4 2,9
bukan rajutan
nonmigas. Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
Ekspor nonmigas masih didominasi oleh Barang nonmigas lain yang turut
golongan Bahan Bakar Mineral (HS 27) berkontribusi terhadap pertumbuhan
serta Lemak dan Minyak Hewan/Nabati ekspor nonmigas di triwulan I tahun 2020
(HS 15). ini adalah besi dan baja (HS 72),
perhiasan/ permata (HS 71), serta
Proporsi ekspor kedua golongan barang
mesin/peralatan listrik (HS 85).
tersebut mencapai 25,9 persen terhadap
Pertumbuhan ekspor ketiga golongan
ekspor nonmigas. Ekspor golongan bahan
barang tersebut secara berturut-turut
bakar mineral pada triwulan I tahun 2020
mencapai 38,4 persen, 34,5 persen, dan
tumbuh 0,7 persen secara QtQ. Namun
24,7 persen (YoY).
secara YoY mengalami penurunan sebesar
3,6 persen akibat harga batu bara dunia Selain 10 golongan barang HS 2 digit
yang turun tajam hingga mencapai -30,4 terbesar dalam tabel diatas, beberapa

63
golongan barang mengalami kenaikan terhadap struktur ekspor Indonesia. Pada
ekspor yang tidak kalah tinggi. Ekspor triwulan I tahun 2020, ekspor komoditas
barang lokomotif dan peralatan kereta api primer Indonesia turun 3,2 persen (YoY).
(HS 86) kembali tumbuh cukup tinggi di Di sisi lain, ekspor produk manufaktur naik
periode ini (sebesar 74,4 persen, YoY), 9,5 persen (YoY) sehingga kontribusinya
untuk memenuhi kontrak pesanan pada periode ini dapat lebih tinggi
lokomotif dari Bangladesh. Golongan
daripada komoditas primer.
barang nonmigas lain yang menunjukkan
kenaikan tinggi adalah barang kain perca Peningkatan kontribusi ekspor produk
(HS 63) yang mendapatkan keuntungan di manufaktur ini masih didominasi oleh
tengah pandemi COVID-19 karena kelompok produk padat karya dan
tingginya permintaan masker.
berbasis sumber daya alam/SDA (17,0
Pertumbuhan ekspor kain perca dan
persen terhadap total ekspor). Sementara
masker bedah masing-masing mencapai
188,9 persen (YoY) dan 1.842,9 persen untuk kelompok produk manufaktur high-
(YoY). skill dan berbasis teknologi, yang
merupakan salah satu target RPJMN
Kontribusi ekspor produk manufaktur 2020—2024, masih mengalami kontraksi
high-skill dan berbasis teknologi sebesar 1,4 persen (YoY).
terhadap total ekspor sebesar 10,6
Negara tujuan ekspor nonmigas
persen.
terbesar pada triwulan I tahun 2020
Tabel 34 Nilai Ekspor berdasarkan Klasifikasi adalah Tiongkok, Amerika Serikat, dan
Teknologi Jepang.
Growth Share thd Ekspor
Nilai YoY Total (%)
Uraian Q1 2020 Q1 2020 Tabel 35 Nilai Ekspor Nonmigas di Beberapa
Q1 Q4 Q1
(juta USD)
(%) 2019 2019 2020
Negara Mitra Dagang Utama
Produk Growth (%) Share thd
21.263,1 9,5 47,8 46,5 50,9 Nilai
Manufaktur Ekspor
Uraian Q1 2020
High-skill dan (juta USD) QtQ YoY Nonmigas
berbasis 4.426,6 -1,4 11,1 10,8 10,6 (%)
teknologi Tiongkok 5.958,1 -20,4 14,0 15,1
Jepang 3.425,1 -2,7 0,6 8,7
Medium-skill
Amerika Serikat 4.830,3 3,1 16,0 12,2
dan berbasis 4.463,9 5,2 10,5 10,4 10,7
India 2.956,2 -7,6 -1,7 7,5
teknologi
Australia 505,8 -5,3 12,5 1,3
Low-skill dan Korea Selatan 1.445,4 0,7 -17,8 3,7
berbasis 3.570,9 29,5 6,8 7,8 8,6 Taiwan 858,0 -1,5 -1,3 2,2
teknologi ASEAN 9.047,6 1,0 9,3 22,9
Padat karya Singapura 2.730,5 26,4 35,4 6,9
dan berbasis 7.082,1 -0,4 17,5 15,8 17,0 Malaysia 1.737,7 -11,2 -0,8 4,4
SDA Thailand 1.365,3 5,2 -2,1 3,5
Tidak Uni Eropa 3.498,4 -4,1 -3,7 8,9
1.719,7 107,7 2,0 1,7 4,1 Jerman 642,4 5,2 10,4 1,6
teridentifikasi
Komoditas Belanda 756,0 -4,3 -6,9 1,9
20.497,8 -3,2 52,2 53,5 49,1 Italia 488,3 -1,0 22,5 1,2
Primer
Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah Sumber: Badan Pusat Statistik
berdasarkan kamus agregasi UNCTAD 2016
Ketiga negara tersebut berkontribusi
Penurunan harga komoditas dunia sebesar 36,0 persen terhadap total ekspor
memberikan keuntungan tersendiri nonmigas. Negara tujuan ekspor

64
nonmigas terbesar selanjutnya adalah tumbuh 2,06 persen (YoY). Sementara
negara-negara di Kawasan ASEAN, impor barang konsumsi tercatat naik
terutama Singapura (6,9 persen), Malaysia sebesar 7,1 persen (YoY).
(4,4 persen), dan Thailand (3,5 persen).
Tabel 36 Nilai Impor berdasarkan Golongan
Meskipun pertumbuhan ekonomi Penggunaan Barang
Tiongkok pada triwulan I tahun 2020 Nilai Growth (%) Share
Uraian Q1 2020 thd
mengalami kontraksi sebesar 6,8 persen
(juta USD) QtQ YoY Total(%)
(YoY), namun ekspor Indonesia ke negara
Impor Total 39.169,0 -12,2 -3,7 100
tersebut masih tumbuh sebesar 14,0 Barang
3.618,3 -23,8 7,1 9,2
persen (YoY). Pertumbuhan tersebut Konsumsi
utamanya didorong oleh kenaikan ekspor Bahan Baku / 29.668,7 -8,5 -2,8 75,8
Penolong
barang kain perca (termasuk masker
Barang Modal 5.862,0 -20,8 -13,1 15,0
bedah) sebesar 7.070,0 persen (YoY), Sumber: Badan Pusat Statistik, diolah
ekspor besi dan baja sebesar 64,6 persen
(YoY), serta ekspor bahan bakar mineral Impor nonmigas terbesar adalah
sebesar 18,4 persen (YoY)1. golongan Mesin/Pesawat Mekanik (HS
84) serta Mesin/Peralatan Listrik (HS
Sementara untuk ekspor ke Amerika
85)
Serikat, kenaikan ekspor Indonesia
sebesar 16,0 persen (YoY) diperkirakan Tabel 37 Nilai Impor Nonmigas 10 Golongan
terjadi karena menurunnya impor barang Barang HS 2 Digit Terbesar
asal Tiongkok ke Amerika Serikat (efek Nilai Growth (%) Share thd
Impor
pengalihan perdagangan) sebagai akibat Kode HS: Uraian Q1 2020
Nonmigas
(juta USD) QtQ YoY
penurunan aktivitas industri di Tiongkok (%)
selama lockdown. Pertumbuhan ekspor 84 : Mesin- 6.023,7 -11,8 -7,6 17,8
mesin/Pesawat
Indonesia ke Amerika Serikat utamanya Mekanik
berasal dari ekspor mesin/peralatan listrik 85 : 4.525,6 -17,4 2,8 13,4
sebesar 71,3 persen (YoY) dan ekspor Mesin/peralatan
listrik
furnitur sebesar 68,4 persen (YoY) 1. 72 : Besi dan Baja 2.116,5 -23,4 -23,4 6,3
39 : Plastik dan 2.018,9 -6,1 -7,5 6,0
Total impor Indonesia turun 3,7 persen Barang dari Plastik
(YoY). 87 : Kendaraan dan 1.571,5 -11,3 -12,1 4,6
Bagiannya
Berdasarkan penggunaan barang, 29 : Bahan kimia 1.409,1 2,5 -7,8 4,2
organik
penurunan impor pada triwulan I tahun 10 : Serealia 892,2 16,1 -4,1 2,6
2020 disebabkan oleh penurunan impor 73 : Benda-benda 799,4 -15,9 -6,3 2,4
bahan baku/penolong serta impor barang dari Besi dan Baja
23 : Ampas/Sisa 681,5 -4,7 8,1 2,0
modal, yang masing-masing turun 2,8 Industri Makanan
persen dan 13,1 persen (YoY). Hal ini 38 : Berbagai 657,8 4,6 -6,0 1,9
sejalan dengan melambatnya produk kimia
Sumber: Badan Pusat Statistik
pertumbuhan sektor industri pengolahan
pada triwulan I tahun 2020, yang hanya

1
Dihitung melalui proksi data impor Tiongkok dan Amerika
Serikat, sumber: Trademap (2020).

65
Kedua golongan barang tersebut berperan Tabel 38 Nilai Impor Nonmigas di Beberapa
sebesar 31,2 persen terhadap total impor Negara Mitra Dagang Utama
nonmigas. Dari sisi pertumbuhan, impor Nilai Growth (%) Share thd
Impor
mesin/pesawat mekanik turun sebesar 7,6 Uraian Q1 2020
QtQ YoY Nonmigas
(juta USD)
persen (YoY), sedangkan mesin/peralatan (%)
Tiongkok 8.909,3 -27,2 -14,5 26,3
listrik masih mengalami kenaikan sebesar
Jepang 3.596,7 -4,4 -9,4 10,6
2,8 persen (YoY). Pada 10 golongan barang Amerika Serikat 1.832,5 -7,4 -6,3 5,4
HS 2 digit utama, penurunan impor India 967,7 -3,7 -4,1 2,9
Australia 1.069,9 -10,1 3,3 3,2
terbesar terjadi pada golongan besi dan Korea Selatan 1.763,3 -3,7 -4,1 5,2
baja (-23,4 persen, YoY), golongan barang Taiwan 956,2 -16,9 22,9 2,8
kendaraan dan bagiannya (-12,1 persen, ASEAN 7.167,1 -5,9 4,1 21,2
Singapura 2.237,8 -13,2 27,9 6,6
YoY), serta golongan barang bahan kimia Malaysia 1.427,3 -0,8 -3,4 4,2
organik (-7,8 persen, YoY). Thailand 2.257,7 -4,0 -6,9 6,7
Uni Eropa 2.855,9 -6,0 -5,0 8,4
Impor nonmigas terbesar berasal dari Jerman 797,3 -2,1 -7,3 2,4
Tiongkok dan Jepang. Belanda 220,8 1,6 20,9 0,7
Italia 412,0 2,0 1,0 1,2
Meskipun impor nonmigas asal Tiongkok Sumber: Badan Pusat Statistik
mencatat kontraksi sebesar 14,5 persen
(YoY), namun Tiongkok masih menjadi Kerjasama Ekonomi Internasional
negara asal impor nonmigas utama Perkembangan Indonesia-Australia
Indonesia (share 26,3 persen). Kontraksi Comprehensive Economic Partnership
impor Tiongkok utamanya berasal dari
Agreement (IA-CEPA).
penurunan impor golongan barang mesin-
mesin/pesawat mekanik serta golongan Indonesia-Australia Comprehensive
besi dan baja, yang masing-masing turun Economic Partnership Agreement (IA-
sebesar 9,8 persen dan 28,3 persen (YoY)2. CEPA) telah diratifikasi pada Rapat
Impor nonmigas asal Jepang pun Paripurna DPR RI yang dilaksanakan pada
mengalami penurunan pada triwulan I 6 Februari 2020. Proses ratifikasi telah
tahun 2020, terutama berasal dari selesai dengan diterbitkannya Undang-
golongan barang mesin-mesin/pesawat Undang No. 1 Tahun 2020 tentang
mekanik serta barang kendaraan dan Pengesahan Persetujuan Kemitraan
bagiannya, yang masing-masing turun Ekonomi Komprehensif Indonesia-
sebesar 20,0 persen dan 8,8 persen (YoY)2. Australia pada 28 Februari 2020.
Beberapa negara masih mengalami Menyusul ratifikasi, Menteri Perdagangan
kenaikan impor nonmigas pada triwulan I
Indonesia dan Menteri Perdagangan,
tahun 2020, yaitu Singapura (27,9 persen,
Investasi, dan Pariwisata Australia telah
YoY), Taiwan (22,9 persen, YoY), dan
menyepakati bahwa IA-CEPA akan berlaku
Belanda (20,9 persen, YoY).
efektif mulai 5 Juli 2020 yang diumumkan
melalui siaran pers oleh masing-masing
negara.

2
Dihitung melalui proksi data ekspor Tiongkok dan Jepang,
sumber: trademap (2020).

66
Pelaksanaan IA-CEPA mencakup sekitar 7,5 persen dari total impor
diantaranya Economic Cooperation Indonesia berasal dari Uni Eropa.
Program (IA-CEPA ECP). Penyiapan IA- Sementara dari sisi Uni Eropa,
CEPA ECP mencakup penyusunan dan perdagangan Indonesia dengan Uni Eropa
pembahasan the Draft of IA-CEPA ECP cenderung stagnan dengan persentase
Design Report. Kesepakatan yang dicapai tidak lebih dari 0,3 persen baik dari total
adalah: (1) empat bidang kerja sama impor Uni Eropa maupun total ekspor Uni
ekonomi, yaitu: (a) IA-CEPA Eropa.
Implementation, (b) Agrifood Innovation
Tabel 39 Kontribusi Ekspor Indonesia ke Uni
Partnerships, (c) Powering Advanced
Eropa
Manufacturing, (d) Co-investing in Skills
Uraian 2016 2017 2018
and Training; dan (2) pembentukan ECP Ekspor Indonesia ke
Collaborative Hub yang bertindak sebagai 14.474 16.377 17.121
Uni Eropa (Juta USD)
Sekretariat dari Economic Cooperation Kontrribusi ekspor
Indonesia terhadap 0,28 0,28 0,27
Committee (ECC) untuk ECP. Pelaksanaan
impor Uni Eropa (%)
IA-CEPA ECC akan didanai melalui Kontribusi ekspor
Australian Overseas Development Indonesia ke Uni
Eropa terhadap total 10,02 9,70 9,50
Assistance (ODA) dengan Bappenas
Ekspor Indonesia (%)
sebagai koordinator dari sisi Pemerintah
Sumber: ITC Trade Map
Indonesia.
Proses perundingan ke depan perlu
Perkembangan Terkini Perundingan
didasarkan pada dampak dari perubahan-
Indonesia-European Union
perubahan signifikan dalam arah
Comprehensive Economic Partnership
kebijakan ekonomi di Uni Eropa seperti
Agreement (IEU-CEPA)
standar produk ramah lingkungan, serta
IEU-CEPA telah masuk dalam tahap perubahan politik seperti Brexit.
negosiasi sejak tahun 2016. Selama
Gambar 50 Mitra Ekspor Indonesia ke Uni
berlangsungnya proses perundingan, Eropa
masih banyak isu yang belum mencapai
kesepakatan baik dari internal Indonesia
maupun dari pihak EU. Beberapa
permasalahan yang masih dibahas antara
lain terkait bea keluar, local content, dan
government procurement. Selain itu,
perundingan juga cukup alot karena EU
terdiri dari 27 negara, sehingga berbagai
isu perundingan harus disetujui oleh
semua negara tersebut.
Sumber: Center for Strategic and International
Dari sisi Indonesia, Uni Eropa merupakan Studies
pasar yang cukup penting. Berdasarkan
data ITC Trade Map, pada tahun 2018 Uni Perundingan tersebut tidak saja
Eropa termasuk Inggris merupakan tujuan difokuskan pada dampak terhadap
bagi 9,5 persen dari ekspor Indonesia, dan perdagangan, namun juga terhadap

67
investasi. Negara utama sumber FDI dari Perkembangan Terkini Perdagangan dan
Uni Eropa ke Indonesia antara lain: Kerjasama Internasional Terkait COVID-19
Belanda, Belgia, Inggris, Jerman, dan
Deklarasi KTT Khusus ASEAN Terkait
Prancis. Sekitar 77,8 persen dari total FDI
COVID-19
berasal dari Belanda. Investasi Uni Eropa
KTT ASEAN membahas kesepakatan
sebagaian besar berada di subsektor: (i)
mengenai upaya penanganan situasi
transportasi dan pergudangan, (ii) listrik,
COVID-19 dilaksanakan secara virtual
gas, dan air, (iii) pertambangan, (iv) hotel
pada 14 April 2020. Deklarasi tersebut
dan restoran, serta (v) kimia dan farmasi.
menghasilkan kesepakatan antara lain: (i)
Sebagai catatan, saat ini EU-Vietnam FTA kerjasama melawan COVID dengan saling
sudah selesai ratifikasi dan EU-Thailand tukar informasi dan best practices serta
FTA sudah memasuki tahap akhir pengembangan research, (ii)
perundingan. Baik Vietnam maupun perlindungan bagi warga negara ASEAN di
Thailand merupakan kompetitor tengah masa pandemic, (iii) memperkuat
Indonesia di pasar Uni Eropa. komunikasi publik dan memerangi
stigmatisasi, (iv) komitmen untuk
Gambar 51 Mitra Utama Investasi Indonesia
mengambil aksi kolektif dan kebijakan
Asal Uni Eropa
terkoordinasi untuk mitigasi dampak
ekonomi dan sosial, (v) pentingnya
pendekatan komprehensif yang
melibatkan multi-stakeholders dan multi-
(dalam ribu USD)

sektoral, (vi) menugaskan para menteri


ekonomi ASEAN untuk memastikan
berjalannya supply chain connectivity
sehingga perdagangan dapat terus
berjalan, (vii) mendukung realokasi Trust
Fund ASEAN guna menangani COVID-19.
Sumber: Center for Strategic and International
Studies World Trade Organization
Terlepas di luar konteks COVID-19,
Gambar 52 Subsektor Tujuan Uni Eropa mundurnya Direktur Jenderal WTO
Roberto Azevêdo merupakan hal yang
mengejutkan. Terlebih berita ini muncul di
tengah kondisi COVID-19 yang berdampak
negatif pada agenda reformasi WTO dan
upaya mendukung multilateralisme serta
menekan tren proteksionisme.

Pada masa COVID-19, hambatan


perdagangan dan jasa meningkat pesat
yang ditunjukkan dengan banyaknya
Sumber: Center for Strategic and International notifikasi trade measures ke WTO. Sampai
Studies
dengan 14 Mei 2020, terdapat 177
notifikasi hambatan perdagangan barang

68
dan 81 notifikasi hambatan perdagangan umum untuk untuk perdagangan barang
jasa dari berbagai negara. terutama alat-alat kesehatan dan
perlengkapan medis, (iii) mendukung
Sebagai contoh, sejak Februari 2020,
UMKM dan kolaborasi dengan sektor
Tiongkok telah mengarahkan sektor bisnis
swasta, dll.
untuk mengajukan lisensi ekspor-impor
secara digital. Amerika Serikat Diplomasi di Tengah COVID-19
menetapkan prioritas dan alokasi Alat Tiongkok memberikan bantuan peralatan
Perlindungan Diri (APD) termasuk masker, medis mencakup APD, handsanitizers, dan
alat bantu pernapasan, dan sejenisnya ventilator, serta konsultasi dan knowledge
untuk penggunaan domestik. Selain itu, AS sharing dari tenaga medis Tiongkok untuk
juga menerapkan prosedur investigasi negara-negara Amerika Latin. Tiongkok
yang komprehensif untuk barang impor juga mengajukan pemberian bantuan
terkait pandemik. Indonesia, Malaysia, finansial dan memberikan keringanan
dan Thailand untuk sementara waktu pinjaman lunak saat AS menolak
melarang ekspor antiseptik dan etil permohonan bantuan dari Venezuela,
alkohol, masker dan bahan baku serta investor AS menarik investasinya
pembuatan masker, serta APD. Sedangkan dari Amerika Latin.
Myanmar sementara waktu menunda
penerbitan lisensi ekspor beras untuk Vietnam melakukan soft diplomacy
menjamin ketahanan pangan di masa dengan mendonasikan masker ke
pandemik. berbagai negara ASEAN, Amerika Serikat,
Rusia, Jeman, Perancis dan Inggris.
G20 Trade and Investment Working Group Bantuan sebanyak 250.000 masker
Indonesia sebagai bagian dari G20 TIWG diberikan kepada AS, 550.000 masker
telah menyusun draf outcome yang kepada Uni Eropa, Kemampuan produksi
disepakati sebagai aksi bersama maupun tersebut ditunjang dengan telah
aksi sukarela oleh kepala negara G20. berkembangnya industri garmen dan
Kesepakatan ini meliputi berbagai area tekstil di Vietnam. Hal ini dapat dilihat
kebijakan, antara lain: (i) fasilitasi sebagai unjuk kesiapan industri di Vietnam
perdagangan dan upaya memastikan untuk bersaing dengan Tiongkok di pasar
protokol darurat tidak menimbulkan bagi global.
perdagangan internasional, (ii) upaya
mendukung kelancaran logistik
penggunaan sementara transportasi

69
Perkembangan Perjanjian Internasional Indonesia

Tabel 40 Perkembangan Perjanjian Internasional Indonesia


No Perjanjian / Kerjasama Status Tahun
1 ASEAN Free Trade Area Signed and In Effect 1993
2 ASEAN-Australia and New Zealand Free Trade Agreement Signed and In Effect 2010
3 ASEAN-Canada FTA Proposed/Under consultation 2017
and study
4 ASEAN-EU Free Trade Agreement Proposed/Under consultation 2015
and study
5 ASEAN-Eurasian Economic Union Free Trade Agreement Proposed/Under consultation 2016
and study
6 ASEAN-Hong Kong, China Free Trade Agreement Signed but not yet In Effect 2017
7 ASEAN-India Comprehensive Economic Cooperation Signed and In Effect 2010
Agreement
8 ASEAN-Japan Comprehensive Economic Partnership Signed and In Effect 2008

9 ASEAN-Pakistan Free Trade Agreement Proposed/Under consultation 2009


and study
10 ASEAN-People's Republic of China Comprehensive Signed and In Effect 2005
Economic Cooperation Agreement
11 ASEAN-[Republic of] Korea Comprehensive Economic Signed and In Effect 2007
Cooperation Agreement
12 Indonesia-Australia Comprehensive Economic Signed but not yet in effect 2012
Partnership Agreement
13 Comprehensive Economic Partnership for East Asia Proposed/Under consultation 2005
(CEPEA/ASEAN+6) and study
14 East Asia Free Trade Area (ASEAN+3) Proposed/Under consultation 2004
and study
15 Eurasian Economic Union-Indonesia Proposed/Under consultation 2016
and study
16 Free Trade Area of the Asia Pacific Proposed/Under consultation 2014
and study
17 India-Indonesia Comprehensive Economic Cooperation Negotiations launched 2011
Arrangement
18 Indonesia-Chile Free Trade Agreement Signed but not yet In Effect 2017
19 Indonesia-Colombia Free Trade Agreement Proposed/Under consultation 2019
and study
20 Indonesia-European Free Trade Association Free Trade Signed but not yet In Effect 2018
Agreement
21 Indonesia-European Union Comprehensive Economic Negotiations launched 2016
Partnership Agreement
22 Indonesia-Gulf Cooperation Council Free Trade Proposed/Under consultation 2018
Agreement and study
23 Indonesia-Japan Economic Partnership Agreement Signed and In Effect 2008

24 Indonesia-Kenya Free Trade Agreement Proposed/Under consultation 2018


and study
25 Indonesia-Morocco Preferential Trade Agreement Negotiations launched 2019
26 Indonesia-Mozambique Free Trade Agreement Negotiations launched 2018

70
No Perjanjian / Kerjasama Status Tahun
27 Indonesia-Nigeria Preferential Trade Agreement Propesed/Under Consultation 2017
and study
28 Indonesia-Pakistan Free Trade Agreement Signed and In Effect 2013
29 Indonesia-Peru FTA Proposed/Under consultation 2014
and study
30 Indonesia-Republic of Korea Free Trade Agreement Negotiations launched 2012
31 Indonesia-South Africa Free Trade Agreement Proposed/Under consultation 2018
and study
32 Indonesia-Sri Lanka Free Trade Agreement Proposed/Under consultation 2018
and study
33 Indonesia-Taipei,China FTA Proposed/Under consultation 2011
and study
34 Indonesia-Tunisia Preferential Trade Agreement Negotiations launched 2018
35 Indonesia-Turkey FTA Negotiations launched 2017
36 Indonesia-Ukraine Free Trade Agreement Proposed/Under consultation 2016
and study
37 Indonesia-United States Free Trade Agreement Proposed/Under consultation 1997
and study
38 Preferential Tariff Arrangement-Group of Eight Signed and In Effect 2011
Developing Countries
39 Regional Comprehensive Economic Partnership Negotiations launched 2013
Sumber: Asia Regional Integration Center (ADB)

Secara umum, kinerja perdagangan Indonesia ke dunia. Pada saat yang sama,
Indonesia dengan negara mitra FTA dalam Indonesia juga mengimpor 42,58 persen
satu tahun terakhir sampai triwulan I produk dari negara-negara tersebut.
tahun 2020 relatif stagnan. Penurunan Negara-negara di kawasan Asia Tenggara
nilai impor yang signifikan hanya terjadi berkontribusi terhadap 24,37 persen dari
pada impor Indonesia dari Tiongkok yang total ekspor Indonesia, dan 22,56 persen
turun sebesar USD1,4 miliar yang dari impor Indonesia. Sementara itu,
dipengaruhi oleh dampak COVID-19. negara-negara mitra FTA di kawasan Asia
Selatan yang terdiri dari India, Bangladesh,
Kontribusi ekspor Indonesia ke kawasan
dan Pakistan menjadi tujuan ekspor dari
Asia Timur yang terdiri dari Jepang, Korea
10,25 persen produk Indonesia, dan
Selatan, Tiongkok termasuk Hongkong
sumber 3,25 persen dari total impor
mencapai 31,30 persen dari total ekspor
Indonesia.

Tabel 41 Kinerja Perdagangan Indonesia dengan Negara Mitra FTA


Q1 2019 Q1 2020
Kawasan /
Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca
Negara
(juta USD)
Indonesia
40.605,7 40.668,5 -62,8 41.760,9 39.169,0 2.591,9
terhadap Dunia
KAWASAN ASIA TIMUR
Jepang 4.225,0 3.975,3 249,7 3.720,7 3.611,6 109,2
Korea Selatan 2.082,8 2.129,7 -47,0 1.752,7 1.973,5 -220,9

71
Q1 2019 Q1 2020
Kawasan /
Ekspor Impor Neraca Ekspor Impor Neraca
Negara
(juta USD)
R. R. Tiongkok 5.753,9 10.507,2 -4.753,3 6.374,7 9.086,7 -2.712,
Hongkong,
647,7 702,5 54,8 708,9 762,2 53,3
Tiongkok
Kontribusi thd
31.30% 42.58% - 30.07% 39.40% -
total
KAWASAN ASIA TENGGARA
Thailand 1.635,0 2.437,6 -802,7 1.539,7 2.267,9 -728,2
Singapura 3.178,7 3.593,5 -414,8 3.438,2 3.800,2 -362,0
Filipina 1.604,9 207,5 1.397,4 1.551,3 183,2 1.368,2
Malaysia 1.955,3 1.908,9 46,4 2.016,6 1.901,4 115,3
Myanmar 200,9 38,3 162,6 267,9 62,0 205,9
Kamboja 143,2 12,4 130,8 169,7 15,9 153,9
Brunei
16,9 8,1 8,8 29,8 42,6 -12,8
Darussalam
Laos 1,8 9,0 -7,2 1,7 15,9 -14,2
Vietnam 1.160,9 961,1 199,8 1.194,9 957,7 237,2
Kontribusi thd
24.37% 22.56% - 24.45% 23.61% -
total
KAWASAN ASIA SELATAN
India 3.019,7 1.146,0 1.873,7 2.959,4 971,1 1.988,3
Pakistan 512,8 92,9 419,9 525,2 67,6 457,6
Bangladesh 628,2 22,1 606,1 619,0 30,1 588,9
Kontribusi thd
10.25% 3.10% - 9.83% 2.73% -
total
KAWASAN EROPA
Turki 276,0 91,5 184,4 294,4 80,0 214,3
Kontribusi thd
0.68% 0.23% - 0.70% 0.20% -
total
KAWASAN AFRIKA
Mesir 292,3 49,0 243,3 282,2 43,7 238,4
Nigeria 106,3 516,3 -410,0 95,2 578,7 -483,5
Kontribusi thd
0.98% 1.39% - 0.90% 1.59% -
total
KAWASAN OCEANIA
Australia 475,2 1.164,0 -688,8 511,6 1.412,0 -900,4
Selandia Baru 101,2 170,9 -69,7 128,2 185,2 -57,0
Kontribusi thd
1.42% 3.28% - 1.53% 4.08% -
total
KAWASAN TIMUR TENGAH
Iran 18,9 7,2 11,7 35,5 7,7 27,8
Kontribusi thd
0.91% 0.34% - 2.02% 0.39% -
total
Sumber: Kementerian Perdagangan

72
Tabel 42 Kontribusi Nilai Perdagangan Indonesia
Berdasarkan FTA terhadap Total Perdagangan Indonesia dengan Dunia
Q1 2019 Q1 2020
FTA Ekspor Impor Ekspor Impor
(persen)
ASEAN FTA 24.37 22.56 24.45 22.14
ASEAN-Australia and New Zealand FTA 25.79 25.85 25.98 25.97
ASEAN-Hong Kong, China FTA 25.97 24.29 26.15 23.97
ASEAN-India CEPA 31.81 25.38 31.54 24.47
ASEAN-Japan CEPA 34.78 32.34 33.36 30.79
ASEAN-People's Republic of China CEPA 38.54 48.40 39.71 43.90
ASEAN-Republic of Korea CEPA 29.50 27.80 28.65 26.87
Indonesia-Japan EPA 10.40 9.77 8.91 8.65
Indonesia-Pakistan FTA 1.26 0.23 1.26 0.16
Preferential Tariff Arrangement-Group of
9.33 6.61 9.26 6.49
Eight Developing Countries
Sumber: Kementerian Perdagangan

Perkembangan perdagangan berdasarkan impor Indonesia. FTA dengan kontribusi


FTA menunjukkan bahwa FTA yang terbesar adalah ASEAN-People's Republic
melibatkan negara ASEAN berkontribusi of China Comprehensive Economic
lebih dari 20 persen total ekspor dan Cooperation Agreement.

73
74
III. PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI
3.1 Proyeksi Pertumbuhan India juga diproyeksikan tetap tumbuh
Ekonomi Global positif sebesar 1,9 persen pada tahun
2020. Sementara itu, ASEAN-5 secara
Goncangan yang disebabkan oleh keseluruhan akan terkontraksi 0,6 persen.
pandemi mengancam terjadinya resesi Indonesia, Filipina, dan Vietnam masing-
global. masing tetap tumbuh positif. Sementara
Malaysia dan Thailand terkontraksi
Perekonomian dunia diproyeksi masing-masing 1,7 dan 6,7 persen.
terkontraksi hingga 3,0 persen pada tahun
2020. Kondisi tersebut dipengaruhi oleh Tabel 43 Proyeksi Pertumbuhan Beberapa
kebijakan lockdown, situasi keuangan Negara
negara berkembang, serta harga Kawasan 2020 2021
komoditas yang cenderung melemah. Negara Maju
Amerika Serikat -5,9 4,7
Pertumbuhan negara-negara maju Kawasan Eropa -7,5 4,7
diprediksi akan terkontraksi hingga 6,1 Jerman -7,0 5,2
Inggris -6,5 4,0
persen. Negara berkembang secara
Jepang -5,2 3,0
umum juga akan terkontraksi 0,1 persen. Negara Berkembang
Namun, negara di Asia memiliki Tiongkok 1,2 9,2
India 1,9 7,4
kecenderungan tetap tumbuh positif.
ASEAN-5 -0,6 7,8
Amerika Latin dan Karibia
Jumlah kasus yang besar di Amerika Brazil -5,3 2,9
Serikat dan Eropa akan menahan Sub Sahara Afrika -1,6 4,1
pertumbuhan kawasan tersebut terkait Afrika Selatan -5,8 4,0
Global -3,0 5,8
dengan pemulihan yang lama. Kebijakan
Sumber: IMF, World Economic Outlook, April
lockdown dan pembatasan aktivitas 2020
menurunkan aktivitas ekonomi dalam
jumlah yang sangat besar. Negara-negara Pertumbuhan ekonomi dunia deprediksi
tersebut diprediksi terkontraksi jauh lebih kembali tumbuh sebesar 5,8 persen pada
besar dibandingkan negara lainnya. tahun 2021. Kondisi perekonomian baik
negara maju maupun berkembang akan
Aktivitas ekonomi di Tiongkok lebih baik dibandingkan tahun 2020.
diperkirakan kembali berjalan pada Namun, pertumbuhan tetap lebih rendah
triwulan II. Namun, recovery dibandingkan sebelum pandemi. Kondisi
perekonomian Tiongkok pada triwulan II tersebut akan tercapai jika perekonomian
diprediksi akan terhambat turunnya telah kembali berjalan dengan normal.
permintaan global sejalan dengan Kecepatan dalam menangani pandemi
diberlakukannya lockdown di berbagai menjadi kunci pertumbuhan.
negara mitra. Dengan topangan stimulus
fiskal dan pemulihan aktivitas bisnis, Harga komoditas energi diprediksi turun
ekonomi Tiongkok pada tahun 2020 tajam pada tahun 2020.
diproyeksi tetap tumbuh positif sebesar
1,2 persen. Berdasarkan data World Bank, prediksi
harga batu bara internasional pada tahun
2020 diturunkan dari USD79,0 menjadi

75
USD65,0 per metrik ton. Sementara pada tetap diprediksi turun. Namun, distribusi
2021 direvisi menjadi USD68 dari USD71 barang yang tehambat dapat
per metrik ton. Sementara itu, harga gas meningkatkan harga komoditas di tingkat
alam diproyeksi sebesar USD3,1 per konsumen.
mmbtu pada tahun 2020. Pelemahan yang
Harga karet diprediksi sebesar USD1,55
terjadi disebabkan oleh berkurangnya
per kg pada 2020 dan sedikit meningkat
konsumsi global terhadap dua komoditas
pada 2021 menjadi USD1,6 per kg. Tidak
tersebut.
banyak berubah dibandingkan harga
Tabel 44 Proyeksi Harga Komoditas Global tahun 2019. Turunnya harga karet terkait
Komoditas Unit 2020 2021 dengan industri ban yang menghentikan
Energi produksinya untuk sementara waktu.
Batubara USD/mt 65,0 68,0
Turunnya permintaan global diimbangi
Minyak
USD/bbl 35,0 42,0 dengan turunnya produksi karet. Ekspor
Mentah
Gas Alam,
USD/mmbtu 3,1 4,1 karet oleh negara-negara produsen utama
Eropa
juga telah menurun hampir 5 persen
Non Energi
Minyak (YoY). Oleh karena itu, harga karet akan
USD/mt 650 668
Kelapa Sawit lebih stabil.
Karet USD/kg 1,55 1,61
Tembaga USD/mt 5.200 5.500 Minyak kelapa sawit diproyeksikan
Emas USD/toz 1.600 1.590
meningkat pada tahun 2020 menjadi
Sumber: World Bank, April 2020 USD650 per metrik ton. Sementara harga
Minyak mentah rata-rata diprediksi turun kopi Arabika dan Robusta diprediksi turun
hingga 43,0 persen pada 2020 menjadi masing-masing menjadi sebesar USD2,8
USD35,0. Hal ini disebabkan oleh dan USD1,5 per kg. Keduanya akan
anjloknya permintaan dunia yang meningkat kembali pada tahun 2021.
diperkirakan mencapai -10 persen akibat Permintaan cokelat diprediksi mengalami
pembatasan aktivitas. Dengan penurunan penurunan lebih dari 4 persen. Hal
yang begitu besar, pemotongan produksi tersebut berdampak pada turunnya harga
minyak mentah oleh anggota OPEC+ tidak cokelat pada tahun 2020 menjadi USD2,3
berpengaruh banyak. Harga minyak per kg. Hal serupa terjadi pada harga teh
mentah diperkirakan naik pada tahun yang diproyeksi turun hingga 10 persen.
2021 seiring dengan permintaan yang
berangsur meningkat. Jika produksi Komoditas logam diproyeksi turun 13
minyak mentah dapat diturunkan lebih persen.
tajam, kenaikan harga minyk dapat terjadi
lebih cepat. Lemahnya permintaan dan suplai yang
kembali meningkat dari Australia dan
Harga komoditas pertanian bergerak Brazil akan menyebabkan turunnya harga
cenderung stabil. bijih besi tahun ini. Harga bijih besi
diprediksi sebesar USD85 per dmt.
Berbeda dengan komoditas lainnya, Sementara itu, harga nikel diproyeksi
pengaruh perlambatan ekonomi global turun 17,3 persen menjadi USD11.500 per
pada komoditas pertanian tidak sebesar metrik ton. Turunnya permintaan global
komoditas lainnya. Meskipun harganya berdampak lebih besar daripada efek

76
pengurangan suplai dari Indonesia dan mencapai 5,3 persen, direvisi ke bawah
Filipina. Oleh karena itu, harga nikel menjadi -0,4 – 2,3 persen dengan
cenderung akan turun pada tahun 2020. mempertimbangkan terjadinya
perlambatan pada hampir semua
Kondisi berbeda terjadi pada emas yang
komponen PDB. Melihat realisasi
diprediksi meningkat hingga 14,9 persen
pertumbuhan triwulan I tahun 2020 yang
padda tahun 2020. Ketidakpastian
melambat signifikan menjadi sebesar 3,0
pandemi yang dihadapi dan kekhawatiran
persen, pertumbuhan ekonomi tahun
pasar membuat sejumlah negara
2020 diperkirakan melambat mendekati
melakukan peloggaran moneter besar-
nol dengan puncak penurunan terjadi
besaran. Hal ini mendorong peningkatan
pada triwulan II tahun 2020.
permintaan investor akan komoditas
emas. Rata-rata harga emas sepanjang Tabel 46 PDB Berdasarkan Pengeluaran
tahun berjalan diprediksi mencapai Komponen 2020:
Pengeluaran Sebelum 2020: COVID-
USD1.600 per troy ons. 2019 1)
COVID- 193)
192)
3.2 Proyeksi Perekonomian Konsumsi RT &
5,2 4,9 (0,6) – 1,8
Indonesia LNPRT
Konsumsi
3,2 4,3 3,3 – 4,0
Perekonomian Indonesia pada tahun Pemerintah
PMTB/Investasi 4,4 6,0 (2,8) – 0,3
2020 diperkirakan mengalami Ekspor -0,9 3,7 (7,7) – (3,0)
perlambatan sebagai dampak pandemi Impor -7,7 3,2 (12,0) – (7,5)
PDB 5,0 5,3 (0,4) – 2,3
COVID-19.
Sumber: 1)BPS, 2)Sasaran RKP 2020,
Tabel 45 Konsensus Proyeksi Pertumbuhan 3)Perkiraan Bappenas dan Kementerian
Ekonomi Indonesia Keuangan, Mei 2020
Lembaga 2020
Dari sisi PDB pengeluaran, konsumsi
IMF1) 0,5
World Bank2) 2,5 masyarakat (konsumsi rumah tangga dan
ADB3) 5,2 LNPRT) diperkirakan melambat, hanya
Bappenas4) (0,4) – 2,3
Goldman Sachs Group -2,1
tumbuh -0,6 – 1,8 persen pada tahun
Oxford Economics -0,8 2020, lebih rendah dari sasaran RKP 2020
JP Morgan Chase 0,5 sebesar 4,9 persen. Perlambatan tersebut
Moody’s 2,1
Fitch Rating 1,2
salah satunya disebabkan oleh
Nomura Securities -3,2 berkurangnya permintaan masyarakat,
Sumber: 1)World Economic Outlook (WEO), terutama untuk wisata dan hiburan,
April 2020 2)Global Economic Prospect (GEP), sebagai dampak dari pembatasan sosial
Januari 2020 3)Asian Development Outlook (social distancing) untuk menghentikan
(ADO), April 2020 4)Perkiraan Bappenas dan penyebaran wabah COVID-19. Daya beli
Kementerian Keuangan, Mei 2020 masyarakat juga turun disebabkan oleh
Tidak berbeda dengan negara lain di hilangnya pendapatan sebagian
dunia, pandemi COVID-19 berdampak masyarakat yang kehilangan pekerjaan
besar terhadap ekonomi Indonesia. dan potensi kenaikan harga karena
Prospek pertumbuhan ekonomi tahun gangguan di sisi penawaran. Perluasan
2020 yang pada awalnya ditargetkan bantuan sosial yang dilakukan pemerintah

77
diharapkan dapat menahan laju dari sasaran dalam RKP 2020 sebesar 4,3
perlambatan konsumsi masyarakat. persen. Pertumbuhan konsumsi
pemerintah didorong oleh peningkatan
Pembentukan modal tetap bruto atau
belanja untuk memberikan stimulus
investasi diperkirakan terkena dampak
terhadap kelompok masyarakat dan
negatif yang besar, tumbuh sebesar -2,8 –
industri yang terkena dampak COVID-19.
0,3 persen pada tahun 2020, lebih rendah
dari sasaran RKP 2020 sebesar 6,0 persen. Tabel 47 PDB Berdasarkan Lapangan Usaha
Tekanan pada neraca keuangan Komponen 2020:
Pengeluaran Sebelum 2020:
perusahaan akibat rendahnya penerimaan 20191)
COVID- COVID-193)
seiring penurunan permintaan, 192)
ketidakpastian penyelesaian COVID-19 Pertanian 3,6 3,7 0,8 – 2,5
yang mendorong investor asing maupun Pertambangan 1,2 1,9 (2,1) – 0,5
Industri
domestik menunda keputusan investasi, Pengolahan
3,8 5,0 (1,9) – 1,8
dan ditunda atau dihentikannya proyek Pengadaan
4,0 4,2 1,6 – 3,4
infrastruktur pemerintah menjadi Listrik
Pengadaan Air 6,8 4,0 1,7 – 4,5
beberapa faktor yang mendorong Konstruksi 5,8 5,7 (0,9) – 2,2
perlambatan investasi. Perdagangan 4,6 5,5 (2,0) – 0,5
Transportasi 6,4 7,0 (7,5) – (3,1)
Ekspor barang dan jasa yang pada awalnya Penyediaan
5,8 6,0 (7,9) – (5,2)
Akomodasi
ditargetkan tumbuh 3,7 persen Informasi dan
diperkirakan mengalami kontraksi sebesar 9,4 7,3 8,3 – 11,2
Komunikasi
7,7 – 3,0 persen pada tahun 2020. Jasa Keuangan
6,6 6,3 2,5 – 5,4
dan Asuransi
Kontraksi tersebut utamanya didorong Real Estat 5,7 4,9 (0,2) – 2,5
oleh turunnya permintaan dunia akan Jasa
10,3 8,3 1,2 – 3,9
barang ekspor Indonesia. Selain ekspor Perusahaan
Administrasi
barang, penurunan ekspor jasa juga akan Pemerintah
4,7 4,5 4,4 – 5,1
mengalami penurunan, terutama jasa Jasa Pendidikan 6,3 5,1 3,8 – 6,2
transportasi dan jasa perjalanan. Jasa Kesehatan 8,7 7,5 11,2 – 13,3
Jasa Lainnya 10,6 8,9 3,7 – 6,5
Turunnya ekspor perjalanan didorong
Sumber: 1)BPS, 2)Sasaran RKP 2020,
oleh penurunan wisatawan mancanegara
3)Perkiraan Bappenas dan Kementerian
sebagai dampak penutupan perbatasan Keuangan, Mei 2020
Indonesia dan negara lainnya untuk
mencegah penyebaran wabah COVID-19. Dari sisi PDB lapangan usaha, dampak
Sementara itu, impor barang dan jasa negatif COVID-19 dirasakan merata di
diperkirakan juga mengalami kontraksi hampir semua sektor. Sektor penyediaan
sebesar 12,0 – 7,5 persen dari sebelumnya akomodasi dan makanan minuman,
diperkirakan tumbuh sebesar 3,2 persen, perdagangan, industri pengolahan,
akibat turunnya aktivitas ekonomi perdagangan, transportasi dan
domestik. pergudangan, dan konstruksi merupakan
sektor yang merasakan dampak negatif
Pertumbuhan konsumsi pemerintah terbesar pada tahun 2020.
sebesar 3,3 – 4,0 persen menjadi satu-
satunya komponen PDB pengeluaran yang Sebagai gambaran, pada RKP tahun 2020
diperkirakan tidak akan terlalu berbeda sektor penyediaan akomodasi dan makan

78
minum merupakan salah satu sektor yang internasional, memberikan pengaruh bagi
diharapkan tumbuh tinggi (6,0 persen) kinerja sektor perdagangan. Sektor ini
seiring dengan prioritas pembangunan di diperkirakan tumbuh melambat sebesar -
sektor pariwisata. Namun pembatasan 2,0 – 0,5 persen.
pergerakan manusia, penutupan
Sementara itu sektor transportasi dan
perbatasan, dan penghentian sebagian
pergudangan diperkirakan terkontraksi
besar penerbangan internasional dan
sebesar 7,5 – 3,1 persen, sebagai dampak
domestik menyebabkan aktivitas
dari dampak pembatasan pergerakan
pariwisata, baik wisatawan mancanegara
masyarakat dan penurunan aktivitas
maupun domestik, turun tajam. Selain itu,
ekonomi secara keseluruhan terhadap
pembatasan pergerakan manusia
permintaan angkutan transportasi,
berdampak pula terhadap restoran dan
terutama transportasi udara.
warung makanan yang hanya bisa
melayani delivery atau take away. Sebagai Sektor lainnya, sektor konstruksi, terkena
akibatnya, pertumbuhan sektor ini dampak penundaan atau penghentian
diperkirakan mengalami kontraksi sebesar berbagai proyek pembangunan
7,9 – 5,2 persen. infrastruktur pemerintah yang berdampak
pada melambatnya pertumbuhan hingga
Sektor industri pengolahan mengalami
sebesar -0,9 – 2,2 persen.
tekanan yang cukup besar, baik dari sisi
supply maupun demand. Dari sisi supply, Sektor lain yang perlu mendapat
gangguan pada rantai pasok global perhatian adalah sektor pertambangan,
menyebabkan kenaikan biaya produksi pertanian, dan pengadaan listrik yang
terutama untuk memenuhi pasokan masing-masing diperkirakan tumbuh
bahan baku impor. Selain itu, kebijakan sebesar -2,1 – 0,5; 0,8 – 2,5; dan 1,6 – 3,4
pembatasan pergerakan masyarakat persen pada tahun 2020. Sektor
berdampak pada tenaga kerja sektor pertambangan diperkirakan terkena
industri pengolahan yang mendorong dampak tidak langsung dari penyebaran
turunnya aktivitas produksi. wabah COVID-19 yakni penurunan
permintaan dan harga komoditas di
Dari sisi demand, di satu sisi industri
tingkat internasional. Sementara itu,
pengolahan secara keseluruhan
sektor pertanian subsektor tanaman
dihadapkan pada turunnya permintaan
pangan diperkirakan tidak akan
masyarakat akan produk industri,
mengalami gangguan dalam jangka
terutama produk yang bukan kebutuhan
pendek, tetapi gangguan diperkirakan
dasar. Namun di sisi lain, terdapat juga
terjadi pada subsektor perkebunan dan
industri yang berkembang di antaranya:
perikanan, terutama dari sisi ekspor.
industri makanan minuman, produk
Sektor pengadaan listrik terbantu oleh
kebutuhan sehari-hari, alat kesehatan dan
peningkatan konsumsi listrik rumah
farmasi. Dengan perkembangan tersebut,
tangga yang meningkat seiring dengan
sektor ini diperkirakan akan tumbuh
kebijakan work from home dan
sebesar -1,9 – 1,8 persen.
pembebasan tarif listrik, meski
Turunnya volume dan aktivitas permintaan listrik industri dan bisnis
perdagangan, baik domestik maupun mengalami penurunan.

79
Sektor jasa kesehatan dan informasi dan komunikasi meningkat cukup
komunikasi menjadi sektor yang signifikan, khususnya pada paket data
diperkirakan dapat bertahan di tengah untuk memenuhi kebutuhan selama work
wabah COVID-19. Jasa kesehatan from home. Sektor jasa kesehatan dan
merupakan kebutuhan esensial terutama informasi dan komunikasi diperkirakan
dalam hal pemenuhan obat-obatan, masing-masing tumbuh sebesar 11,2 –
farmasi dan alat kesehatan. Selain itu, 13,3 persen dan 8,3 – 11,2 persen pada
permintaan akan produk sektor informasi tahun 2020.

80
SUSUNAN TIM REDAKSI

Penanggungjawab
Ir. Bambang Prijambodo, MA

Pemimpin Redaksi
Eka Chandra Buana, SE, MA

Dewan Redaksi
Dr. Ir. Boediastoeti Ontowirjo, MBA
Dr. Onny Noyorono, MIA, MA
Leonardo Adypurnama Alias Teguh Sambodo, SP, MS, Ph.D
Drs. I Dewa Gde Sugihamretha, MPM
Dr. Haryanto, SE, MA
Ir. Sidqy Lego Pangesthi Suyitno, MA
Ir. Imarita Trihanda, MS

Redaktur Pelaksana
Cut Sawalina, SE, Msi
Mochammad Firman Hidayat, SE, MA
Toni Priyanto J, S.Kom, ME
Rosy Wediawaty, SE, MSE, MSc
Tari Lestari, S.Si, SE, MS
Muhammad Fahlevy, SE, MA
P.N. Laksmi Kusumawati, SE, MSE, MSc, Ph.D
Octal Pramudito, SE, MA
Dra. Dwi Martini, ME
Yunus Gastanto, SE, PG.Dip
Istasius Angger Anindito, SE, MA
Yogi Harsudiono, SE, MPA
Ibnu Yahya, SE, M.Ec. Pol
Fajar Hadi Pratama, ST
Sukhad, S.IP
Drs. Muhammad Arif, Msi

81
Penulis

Filza Amalia, SE
Rakhmi Fadillah, SE
Mario Rosario Wisnu Aji, SE
Haqiqi Masnatin, SE
Rahma Hanii Maulida, SE
Rinda Komalasari, SE
Firdaussy Yustiningsih, STP, ME
Hillary Tanida Stephany Sitompul, S.HI
Richard Lorenz Hasiholan Silitonga, SE
Aris Saputra, SE
Aldi Turindra Rachman, SE
Deni Apriyanto, SE
Hilda Roseline, SE
Mutiara Maulidya, SE
Widyastuti Hardaningtyas, SE
Widath Chaerunissa Ayuningtyas, SE
Zakka Farisy, SE
Imroatul Amaliyah, SE
Muhammad Fikri Masteriarsa, S.Stat

Distributor/Sirkulasi
Imam Musadad
Tulus Sujadi

Administrasi
Dina Fitriani, SPd
Riris Karisma Kholid, SE

Editor
Rahma Hanii Maulida, SE

Grafis dan Layout


Zaid Fadhlurrahman, S.Kom

82
Untuk memberikan hasil laporan terbaik,

kami mengharapkan saran dan kritik membangun dari pembaca.

Kritik dan saran harap dikirimkan ke alamat surat elektronik berikut

ditpmas@bappenas.go.id

83
KEDEPUTIAN BIDANG EKONOMI
KEMENTERIAN PPN/BAPPENAS
Gedung Madiun Lt. 5, Jl. Taman Suropati No. 2,
Menteng, Jakarta Pusat, 1030
Telp. (021) 31934267

84

Anda mungkin juga menyukai