Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Sumba Timur secara geografis terletak di bagian paling selatan NKRI,
lokasinya diapit oleh Pulau Salura dan Pulau Manggudu di bagian selatan dan Pulau
Nuha di bagian timur dan secara astronomis terletak diantara 119° 45’ – 120° 52’ BT dan
9° 16’ – 10° 20’ LS.

Keterdapatan sebaran anomali geokimia sedimen sungai unsur Cu-Au di


Kecamatan Pandawai, Au-Pb-Mn di Kecamatan Haharu dan Cu-Pb-Zn-Mn di Kecamatan
Tabundung, (DIM, 2001) dan adanya indikasi kandungan Au dalam batuan (BHP Sumba
Minerals, 1998) di dalam lingkungan geologi yang sangat mendukung.

Beberapa penyelidik telah melakukan kegiatan pemetaan geologi maupun


eksplorasi mineral di daerah ini, diantaranya: PT. BHP Sumba Minerals, 1997 telah
melakukan kegiatan eksplorasi mineral emas secara regional di P. Sumba, termasuk
didalamnya daerah survey tinjau; A.C. Effendi, dkk. Pada tahun 1993 telah melakukan
pemetaan geologi sekala 1 : 250.000 lembar Waingapu dan Suprapto, S. J., dari
Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral, Bandung pada tahun 2001 telah
melakukan tinjauan prospek mineralisasi logam dengan pendekatan geokimia sedimen
sungai di Kabupaten Sumba Timur

Berdasarkan hasil koordinasi dengan Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten


Sumba Timur lokasi prospeksi yang dipilih adalah Kambaratu dan sekitarnya yang secara
administratif berada di wilayah Kecamatan Haharu dan Kecamatan Lewa, Kabupaten
Sumba Timur dengan pertimbangan adanya sebaran batuan gunungapi Formasi Mosu
yang telah teridentifikasi mineralisasinya pada tatanan geologi yang sama di Sumba
Timur bagian selatan serta adanya sebaran anomali sedimen sungai Au, Mn dan Pb.

2.1 Rumusan Masalah


1. Apa potensi dan sebaran sumber daya mineral di Kabupaten Sumba Timur?
2. Bagaimana sebaran izin usaha Pertambangan (survey tinjau, eksplorasi dan
eksplorasi produksi) berdasarkan komoditas bahan galian di Kabupaten Sumba
Timur?
3. Apa dampak positif dari kegiatan Pertambangan di Kabupaten Sumba Timur?
4. Apa saja kerusakan lingkungan akibat kegiatan Pertambangan di Kabupaten
Sumba Timur?
3.1 Tujuan
1. Untuk mengetahui potensi dan sebaran sumber daya mineral di Kabupaten Sumba
Timur.
2. Untuk mengetahui sebaran izin usaha Pertambangan (survey tinjau, eksplorasi dan
eksplorasi produksi) berdasarkan komoditas bahan galian di Kabupaten Sumba
Timur.
3. Untuk mengatahui dampak positif dari kegiatan Pertambangan di Kabupaten
Sumba Timur.
4. Untuk mengetahui kerusakan lingkungan akibat kegiatan Pertambangan di
Kabupaten Sumba Timur.
4.1 Manfaat
Menjadi bahan pembelajaran dan pemahaman mengenai keterdapatan sumber
daya mineral di kabupaten Sumba Timur.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Potensi dan sebaran sumber daya mineral di Kabupaten Sumba Timur

Mineralisasi di Pulau Sumba tidak seintensif jika dibandingkan dengan busur


Banda bagian dalam (busur gunungapi) yang merupakan hasil tektonisme Neogen,
mineralisasinya dipengaruhi oleh magmatisme Paleogen membentuk busur gunungapi
Sumba - Timor (Carlile, dkk.,1994) sehingga menghasilkan batuan gunungapi andesitik
dan intrusi porfiri andesit pada beberapa lokasi dibagian barat daya, tengah dan tenggara
Pulau Sumba, daerah survey tinjau termasuk didalamnya (bagian tenggara Pulau Sumba).

Indikasi mineralisasi awal ditunjukkan adanya beberapa sebaran kelompok unsur-


unsur (multi unsur) seperti misalnya sebaran anomali geokimia sedimen sungai unsur Cu-
Au di Kecamatan Pandawai, Au-Pb-Mn di Kecamatan Haharu dan Cu-Pb-Zn-Mn di
Kecamatan Tabundung, (DIM, 2001) dan beberapa lokasi single unsur anomali.

Indikasi pemineralan dicirikan oleh adanya mineral pirit dan mineral-mineral


sulfida lainya (Effendi, 1993) pada batuan andesit dan basal ditemukan di sekitar Gunung
Masu dan Malahonan, sedangkan indikasi endapan pasir besi ditemukan di sepanjang
pantai Mamboro sampai Tanjung Lenang.

Didaerah Tanah Daro (bagian tengah pulau) berkembang alterasi serisit, illit-silika
(pilik) dan klorit-epidot-magnetit-kalsit (propilitik) pada pada batuan gunungapi
andesitan.

Berdasarkan penyelidikan terdahulu di Kabupaten Sumba Timur diketahui


keterdapatan beberapa mineral logam antara lain timbal dan pasir besi. Hasil survey
tinjau yang dilakukan oleh PT. Lancarjaya Bara Nusantara tahun 2009 menunjukkan
indikasi sebagai berikut :

 Timbal :

Cebakan timbal terdapat di daerah Lalindi, Kecamatan Karera yang merupakan


bekas tambang timbal yang sudah ditinggalkan. Geologi endapan timbal terdapat pada
batuan gunung api andesitan dengan gejala ubahan yang teramati di daerah ini adalah
propilitisasi, silisifikasi dan argilitisasi. Sedangkan mineralisasi yang teramati
dipermukaan dari sisa-sisa bekas penambangan adalah kuarsa – galena - pirit dan
kalkopirit dengan tebal kuarsa - galena berkisar antara 0,2 - 1,0 cm yang mengisi rekahan
diantara fragmen batuan. Bladed karbonat-kuarsa dengan struktur menjaring teramati
pada sekitar mineralisasi galena. Selain itu mineralisasi yang teramati pada penggalian
lokasi bekas penambangan yang tertimbun longsoran memperlihatkan adanya urat breksi
hidrotermal setebal 20 cm dengan kuarsa – galena – pirit – kalkopirit mengisi rekahan
diantara fragmen batuan. Tebal rekahan yang terisi kuarsa – galena berkisar antara 0,2 -
2,0 cm. Potensi sumberdaya hipotetik yang masih ada diperkirakan 11.000 ton dengan
kadar 22 - 33% Pb.

 Pasir Besi :

Endapan pasir besi terdapat di pantai Tabua, Kecamatan Karera. Keterdapatan


endapan pasir besi pada lokasi ini tidak merata baik secara lateral maupun vertikal, luas
hamparan endapan pasir pantai sekitar 2,675 ha dengan panjang hamparan pantai sekitar
450 m dan lebar berkisar antara 40 - 60 m. Di permukaan terlihat endapan pasir besi
dengan lebar kurang lebih 10 - 20 m yang keberadaannya terlihat tidak merata. Potensi
sumberdaya hipotetik konsentrat pasir besi 2.895,54 ton dengan kadar rata-rata Fe total:
48,64 % Selain itu endapan pasir besi ditemukan juga di pantai Melolo-Kayuri,
Kecamatan Umalulu. Hamparan endapan aluvial pantai di daerah ini dengan panjang
kurang lebih 10 km dan lebar hamparan pasir dari muka laut ke arah darat berkisar antara
40 - 100 m, sehingga luas sebaran endapan pasir pantai sekitar 71,45 ha. Dari lebar pantai
tersebut yang terlihat merupakan akumulasi endapan pasir besi di sepanjang pantai hanya
selebar antara 5 - 15 m. Potensi sumberdaya hipotetik konsentrat pasir besi di sepanjang
pantai Melolo – Kayuri 59.820,27 ton dengan kadar rata-rata Fe total: 52,99 %.

Anda mungkin juga menyukai