Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Gizi berperan penting dalam kehidupan manusia. Tanpa gizi yang baik kita tidak bisa
merasakan indahnya hidup sehat, dan tanpa kesehatan kita tidak bisa menjalani hidup
dengan baik. Selain itu, gizi juga berkaitan erat dengan makanan. Status gizi seseorang
ditentukan oleh makanan yang dimakannya. Untuk itu diperlukan makanan-makanan
sehat dan seimbang agar kita bisa memperoleh gizi yang seimbang.
Gizi memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya mencakup masalah klinis, tapi
juga mencakup kehidupan masyarakat luas. Oleh karena itu, di zaman sekarang,
penelitian-penelitian dan pendidikan tentang ilmu gizi berkembang pesat agar masyarakat
bisa dengan mudah mendapatkan pengetahuan tentang gizi, sehingga mampu menerapkan
gizi seimbang dalam kehidupannya untuk mewujudkan hidup sehat dan sejahtera dengan
asupan gizi yang baik.
Teori sistem sangat penting dalam dunia keperawatan, karena dalam teori sistem ini
kita dapat mempelajari suatu kerangka kerja yang berhubungan dengan keseluruhan aspek
sosial manusia, struktur masalah-masalah organisasi, serta perubahan hubungan internal
dan lingkungan di sekitarnya.
Keberhasilan sistem pelayanan kesehatan yang terjalin pada  perawat, dokter atau tim
kesehatan lain akan berhasil secara sempurna apabila ada sikap saling menunjang dalam
melakukan praktek keperawatan. Sistem ini akan memberikan kualitas pelayanan
kesehatan yang efektif dengan melihat nilai-nilai yang ada di masyarakat. Dalam
pelayanan kesehatan, keperawatan merupakan bagian penting dalam pelayanan kesehatan.
Para perawat diharapkan juga dapat memberikan pelayanan secara berkualitas
sehingga masyarakat akan merasa di dukung dan di perhatikan dalam meningkatkan
kesehatan, sehingga tidak ada perbedaan pendapat yang akan terjalin antara perawat dan
pasien. Di samping itu dalam menerapkan prinsip-prinsip perubahan perawat harus
menerapkannya secara bersama-sama tidak membeda-bedakan, harus menyeluruh
(Holistik).
Secara holistik  dalam keperawatan diperlukan adanya suatu perubahan dengan
merubah cara pikir masyarakat tentang jenis-jenis pelayanan kesehatan yang muncul di
dalamnya. Karena perubahan itu merupakan suatu proses dimana terjadinya peralihan

1
atau perpindahan dari status tetap (statis) menjadi status yang bersifat dinamis. Artinya
dapat menyesuaikan diri dari lingkungan yang ada atau beranjak untuk mencapai
kesehatan yang optimal.
Suatu perubahan dan  sistem pelayanan kesehatan  yang ada dalam masyarakat sangat
penting dan sangat berpengaruh dalam kehidupan mereka, apalagi bila seorang perawat
berhasil menerapkan praktek kesehatan yang baik dalam masyarakat. Karena itu akan
memudahkan seorang perawat dalam menyelesaikan tugas sebagai seorang perawat, dan
nantinya dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, seorang perawat akan merasa bangga
karena bisa melakukan praktek kesehatan apapun jenisnya dan akan merasa bahwa inilah
seorang perawat yang profesional karena dapat memberikan pelayanan yang terbaik dari
yang lainnya.

1.2 Tujuan

1.2.1Tujuan Intruksional Umum (TIU)

Setelah menyelasikan kegiatan pembelajaran pada Blok IDK I ini mahasiswa


mampu berfikir kritis tentang konsep gizi sebagai bagian pendekatan holistic
keperawatan.

1.2.2 Tujuan Intruksional Khusus (TIK)

1. Mampu menjelaskan Konsep Nutrisi


2. Mampu menjelaskan kecukupan nutrisi yang tepat bagi tubuh
3. Mampu menjelaskan gangguan akibat kekurangan nutrisi
4. Mampu menjelaskan peran dan fungsi perawat dalam memenuhi nutrisi
5. Mampu menjelaskan pelayanan kesehatan dengan memanfaatkan asuransi
kesehatan pada masyarakat yang tidak mampu

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Nutrisi

Nutrisi adalah ikatan kimia yang diperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya,
yaitu energi, membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan (Soenarjo, 2000).
Menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia
menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan
nutrisi dengan kebutuhan nutrisi. Sedangkam menurut Supariasa (2001), nutrisi adalah
suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui
proses degesti, absorbsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan, dan fungsi
normal dari organ-organ, serta menghasilkan energi.
Kebutuhan nutrisi bagi tubuh merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang
sangat penting. Dilihat dari kegunaannya nutrisi merupakan sumber energi untuk segala
aktivitas dalam sistem tubuh. Sumber nutrisi dalam tubuh berasal dari dalam tubuh
sendiri seperti glikogen yang terdapat dalam otot dan hati ataupun protein dan lemak
dalam jaringan dan sumber lain yang berasal dari luar tubuh seperti yang sehari- hari
dimakan oleh manusia (Hidayat, 2006).
Nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh
yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh (Hidayat,
2006). Makanan adalah bahan selain obat yang mengandung zat-zat gizi dan unsur-unsur
ikatan kimia yang dapat diubah menjadi zat gizi oleh tubuh, yang bergunan bila
dimasukan ke dalam tubuh. Makanan sehari-hari yang dipilih dengan baik akan
memberikan semua gizi yang dibutuhkan untuk fungsi normal tubuh. Sebaliknya, bila
makanan tidak dipilih dengan baik, tubuh akan mengalami kekurangan zat-zat gizi
esensial tertentu (Almatsier, 2009).
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bukan hanya sekedar untuk menghilangkan rasa
lapar melainkan mempunyai banyak fungsi. Adapun fungsi umum dari nutrisi diantaranya
adalah sebagai sumber energi, memelihara jaringan tubuh, mengganti sel tubuh yang
rusak, mempertahankan vitalitas tubuh, dan lain-lain. Oleh Karena itu, dalam memenuhi

3
kebutuhan nutrisi perlu diperhatikan zat gizinya (Asmadi, 2008). Zat-zat gizi yang dapat
memberikan energi tertentu adalah karbohidrat, lemak, dan protein. Oksidasi zat-zat gizi
ini menghasilkan energi yang diperlukan oleh tubuh untuk melakukan kegiatan/aktivitas
(Almatsier, 2009).
Masalah kurang gizi masih tersebar luas di negara-negara berkembang, termasuk
di Indonesia. Penyuluhan gizi secara luas perlu digerakan bagi masyarakat guna
perubahan untuk meningkatkan keadaan gizinya. Gangguan gizi disebabkan oleh faktor
primer atau sekunder. Faktor primer adalah bila susunan makanan seseorang salah dalam
kuantitas atau kualitas yang disebabkan oleh kurangnya penyediaan pangan, kurang
baiknya distribusi pangan, kemiskinan, ketidaktahuan, kebiasaan makan yang salah, dan
sebagainya. Faktor sekunder meliputi semua faktor yang menyebabkan zat-zat gizi yang
tidak sampai di sel-sel tubuh setelah makanan dikomsumsi. Akibat kurang gizi terhadap
proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang. Kekurangan gizi secara
umum (makan kurang dalam kuantitas dan kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-
proses antara lain ; Pertumbuhan, Produksi tenaga, pertahanan tubuh, struktur dan fungsi
otak, serta prilaku (Almatsier, 2009).
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam membantu
proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak, karena manfaat nutrisi dalam
tubuh dapat membantu proses tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang
dan dapat meningkatkan hidup anak, serta mencegah terjadinya penyakit akibat kurang
nutrisi dalam tubuh dan juga mencagah terjadinya mordibitas dan mortalitas (Hidayat,
2005).
Pada tahun 2012, Indonesia adalah Negara dengan kekurangan gizi nomor 5 di
dunia. Peringkat kelima karena jumlah penduduk Indonesia juga di urutan empat terbesar
dunia, Jumlah balita yang kekurangan gizi di Indonesia saat ini sekitar 900 ribu jiwa.
Jumlah tersebut merupakan 4,5 persen dari jumlah balita Indonesia, yakni 23 juta jiwa.
Daerah yang kekurangan gizi tersebar di seluruh Indonesia, tidak hanya daerah bagian
timur Indonesia. Hingga hari ini Indonesia masih dihantui kasus gizi buruk. Menurut
Global Nutrition Report (GNR) 2014 yang diluncurkan Pemerintah bersama UNICEF dan
mitra lainnya pada hari Senin (9/02/2015), Indonesia hampir tidak mengalami kemajuan
sama sekali dalam menurunkan tingkat kurang gizi anak sejak tahun 2007. Laporan ini
menilai berbagai pencapaian di bidang gizi. GNR 2014 menemukan bahwa 37 persen
anak Indonesia di bawah usia lima tahun menderita stunting, yaitu pertumbuhan fisik
yang lebih pendek untuk usia mereka. Anak dari keluarga miskin di Indonesia memiliki
4
kemungkinan terkena stunting 50 persen lebih tinggi dibandingkan mereka yang berada
pada tingkat ekonomi lebih tinggi. Namun 30% dari anak-anak yang berada juga
berdampak oleh stunting. (Unicef Indonesia, 2014)
Indonesia adalah satu dari 31 negara yang memiliki risiko tidak memenuhi target
World Health Assembly di bidang gizi untuk tahun 2025, khususnya dalam pengurangan
stunting, wasting (di mana berat tubuh seorang anak terlalu ringan untuk tinggi badan
mereka). Angka kasus Gizi buruk ditahun 2013 masih tinggi di sejumlah daerah. Di Aceh
sepanjang tahun 2013 sebanyak 1.034 bayi meninggal dunia akibat kekurangan gizi.
Angka ini mengalami kenaikan sebesar lima persen jika dibandingkan tahun 2012 yang
hanya 985 balita. Fenomena kasus gizi buruk ini sudah seperti gunung es. Bahkan menteri
kesehatan Nafsiah Mboi pesimis jumlah balita penderita gizi buruk menurun mencapai
target yang ditentukan dalam Millenium Development Goals (MDGs) 2015. Menurut
Nafsiah, prevalensi gizi kurang pada balita masih 17,9 persen dan dikhawatirkan target
MDGs tidak tercapai. (Unicef Indonesia, 2014)
Tunjangan nutrisi yang tepat dan akurat pada anak sakit kritis dapat menurunkan
angka kematian. Terdapat dua tujuan dasar dari tunjangan nutrisi yaitu:
a. Mengurangi konsekuensi respon berkepanjangan terhadap jejas yaitu starvation dan
infrastruktur.
b. Mengatur respon inflamasi, penentuan status nutrisi pada anak sakit kritis
hendaknya dilakukan berulang ulang untuk menentukan kecukupan nutrisi dan
untuk menentukan tunjangan nutrisi selanjutnya. Pemeriksaan yang berulang ulang
ini penting karena 16-20% anak yang dirawat di ruang Intensif mengalami defisiensi
makronutrien 48jam setelah anak dirawat. Disamping itu disfungsi/gagal organ
multiple dapat terjadi sesudah trauma, sepsis atau gagal nafas yang berhubungan
dengan hipermetabolisme yang berlangsung lama(Setiati,2000).

2.2 Nutrisi yang tepat bagi tubuh

1. Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energy utama tubuh. Tiap 1 gram
karbohidrat yang dikonsumsi menghasilkan energy sebesar 4 kalori. Angka
kebutuhan Gizi untuk karbohidrat 300 gram per hari, atau 1200 kalori. Komposisi
konsumsi karbohidrat yang ideal adalah 45 – 60% dari total kalori harian. Menu
makanan orang Asia termasuk orang Indonesia, umumnya tinggi karbohidrat, sekitar
70-80% total kalori harian. Karbohidrat berlebihan akan diubah dan disimpan

5
menjadi lemak. Dalam memilih karbohidrat, perhatikan. Indeks Glikemik (IG) yaitu
angka yang menunjukkan potensi suatu makanan meningkatkan kadar gula darah.
Karbohidrat dengan IG tinggi seperti roti, jagung, dan kentang cepat meningkatkan
gula darah sebaiknya dibatasi. Karbohidrat dengan IG rendah seperti kacang-
kacangan, nasi merah, dan gandum meningkatkan gula darah perlahan dan
memberikan rasa kenyang lebih lama hingga mencegah asupan kalori berlebihan.
2. Protein
Protein adalah komponen terbesar dari tubuh manusia setelah air. Beratnya 1/6
dari berat tubuh manusia. Protein diperlukan sebagai sumber energi, pertumbuhan,
proses regenerasi sel, penyembuhan luka, menjaga kesehatan tubuh dengan
memproduksi antibodi, hemoglobin, dan mengatur kerja hormon dan enzim dalam
tubuh.
a. Satu gram protein setara dengan 4 kalori.
b. Secara umum kebutuhan protein harian orang dewasa adalah 1 gram/kg
berat badan.
c. Kekurangan protein berakibat gangguan pertumbuhan, berkurangnya
kepadatan tulang bahkan kerontokan rambut.
d. Sumber protein: hewani (daging sapi, ayam, ikan telur, dan susu) dan
protein nabati (kacang-kacangan seperti kedelai, kacang polong, kacang
merah).

Protein hewani adalah sumber protein yang memberikan asam amino esensial
lebih lengkap dibandingkan protein nabati. Untuk memperoleh manfaat protein,
perhatikan cara memasaknya. Panggang (grilling) dan kukus (steam) adalah cara
terbaik untuk protein hewani. Tumis (panfry), gunakan minyak zaitun yang baik bagi
jantung. Hindari memasak cara deep fry karena menggunakan banyak minyak dan
suhu tinggi.

3. Lemak
Lemak diperlukan sebagai cadangan energy dan pelindung organ tubuh. Satu
gram lemak menghasilkan 9 kalori. Angka Kebutuhan Gizi harian untuk lemak
sebesar 62 gram, sekitar 20-30% dari total kebutuhan kalori harian. Lemak juga
membantu menjaga kesehatan kulit dan rambut, suhu tubuh, metabolisme sel tubuh,
dan membantu melarutkan vitamin A, D, E, dan K. Ada dua jenis sumber lemak,
yaitu sumber lemak “baik” dan lemak “jahat”:

6
1) Lemak “Baik”
Lemak tidak jenuh (unsaturated fat), baik tunggal maupun ganda
seperti asam lemak Omega-3 bermanfaat untuk kesehatan jantung,
menurunkan tekanan darah dan risiko penyakit jantung koroner. Lemak “baik”
bisa diperoleh dari olive oil, canolaoil, minyak sayur, kedelai, kacang-
kacangan, biji-bijian, kenari, alpukat. Sedangkan asam lemak Omega-3
banyak terdapat di ikan salmon dan mackerel.
2) Lemak “Jahat”
Lemak jenuh (saturated fat) dan lemak trans (trans fat) jika
dikonsumsi berlebih dapat meningkatkan risiko penyakit jantung karena kadar
kolesterol total dan kolesterol jahat LDL meningkat. Lemak jenuh terdapat
pada hewani seperti daging, jerohan, sedangkan lemak trans terdapat pada
minyak sayur yang dihidrogenasi, margarin, serta makanan yang digoreng.
Berdasarkan rekomendasi dari U.S. Department of Agriculture
(USDA) dan the Department of Health and Human Services (HHS), asupan
lemak tidak boleh melebihi 35%dari total kalori harian Anda. Yang juga
harus diingat, konsumsi lemak ini sebaiknya berasal dari lemak tidak jenuh
tunggal dan ganda. Pilihlah lebih banyak makanan mengandung lemak tidak
jenuh dengan cara:
a. Ganti mentega dengan olive oil
b. Gunakan olive oil saat membuat salad dan canola oil saat
memanggang.
c. Ganti snack favorit dengan segenggam penuh kacang sebagai
camilan.
d. Kurangi daging. Ganti dengan ikan salmon yang kaya omega-3.
4. Vitamin & Mineral
Vitamin dan mineral diperlukan setiap hari untuk mengatur berbagai proses
dalam tubuh, membantu pembentukan energi serta proses berpikir. Disarankan
mengonsumsi 5–9 porsi buah dan sayur setiap hari. Satu porsi buah dan sayur setara
dengan 40 kalori. Buah dan sayur juga memberikan serat dan fitonutrisi untuk
kesehatan optimal.
5. Serat
Mencukupi kebutuhan serat pangan (dietary fiber) setiap hari adalah cara mudah
untuk hidup sehat. Fungsi serat antara lain:
7
a. Membuat sisa makanan yang tidak terserap cepat keluar dari usus, sehingga
mengurangi penyerapan racun yang ada di sisa makanan.
b. Memperlancar buang air besar sehingga mencegah konstipasi dan penyakit
wasir.
c. Wanita yang mengonsumsi sedikitnya 25gram serat per hari, memiliki risiko
40% lebih rendah akan serangan jantung.
d. Membantu menjaga berat badan ideal. Serat menghambat proses penyerapan
lemak dan menciptakan rasa kenyang lebih cepat.
e. Mencegah risiko diabetes. Penderita diabetes tipe 2 dapat memperbaiki
tingkat gula darah dan kolesterol melalui penerapan pola makan tinggi serat.
Penuhi kebutuhan serat harian anda dengan buah-buahan, sayuran, kacang-
kacangan, dan serealia. Buah yang berserat tinggi antaralain: jeruk, sirsak,
apel dan pepaya. Sedangkan sayuran: kacang panjang, buncis, tauge,
brokoli, wortel, tomat dan kangkung mengandung 2-5gram serat per 100
gram. Kacang-kacangan dan serealia mengandung 4-10gram serat per 100
gram.

2.3 Gangguan Akibat Kekurangan Nutrisi

Penyakit-penyakit atau gangguan-gangguan kesehatan akibat dari kelebihan atau


kekurangan zat gizi dan yang telah merupakan masalah kesehatan masyarakat, khususnya
di Indonesia, antara lain sebagai berikut :

2.3.1 Penyakit Kurang Kalori dan Protein (KKP)

Penyakit ini terjadi karena ketidakseimbangan antara konsumsi kalori atau


karbohidrat dan protein dengan kebutuhan energi atau terjadinya defisiensi atau defisit
energi dan protein. Pada umumnya Anak Balita merupakan kelompok umur yang paling
sering menderita akibat kekurangan gizi. Hal ini disebabkan anak Balita dalam periode
transisi dari makanan bayi ke makanan orang dewasa, sering kali tidak lagi begitu
diperhatikan dan pengurusannya sering diserahkan kepada orang lain, dan belum mampu
mengurus dirinya sendiri dengan baik terutama dalam hal makanan. Hal ini juga di
karenakan pada umur tersebut anak mengalami pertumbuhan yang pesat. Apabila
konsumsi makanan tidak seimbang dengan kebutuhan kalori maka akan terjadi defisiensi
tersebut (kurang kalori dan protein).

Penyakit ini dibagi dalam tingkat-tingkat, yakni :


8
a. KPP ringan, kalau berat badan anak mencapai 84-95 % dari berat badan
menurut standar Harvard.
b. KKP sedang, kalau berat badan anak hanya mencapai 44-60 % dari berat
badan menurut standar Harvard.
c. KKP berat (gizi buruk), kalau berat badan anak kurang dari 60% dari
berat adan menurut standar Harvard.
d. Beberapa ahli hanya membedakan antara 2 macam KKP saja, yakni KKP
ringan atau gizi kurang dan KKP berat (gizi buruk) atau lebih sering
disebut marasmus (kwashiorkor). Anak atau penderita marasmus ini
tampak sangat kurus, berat badan kurang dari 60% dari berat badan ideal
menurut umur, muka berkerut seperti orang tua, apatis terhadap sekitarnya,
rambut kepala halus dan jarang berwarna kemerahan.
e. Penyakit KKP pada orang dewasa memberikan tanda-tanda klinis :
oedema atau honger oedema (HO) atau juga disebut penyakit kurang
makan, kelaparan atau busung lapar. Oedema pada penderita biasanya
tampak pada daerah kaki.
Jenis KKP di kenal dalam 3 bentuk yaitu :
1. Kwarshiorkor
Kwashiorkor adalah salah satu bentuk gizi buruk (busung lapar)
yang disebabkan oleh kekurangan gizi protein, dikenal juga sebagai
kekurangan gizi edematous karena tanda dominan yang ditampakkan
adalah edema atau penumpukan cairan pada tubuh terutama pada
daerah mata kaki, kaki, perut, dan bisa seluruh tubuh.
Kwashiorkor masih menjadi masalah kesehatan Balita di
Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya dimana asupan
makanan sumber protein sulit didapat atau karena pemanfaatan sumber
makanan kaya protein yang masih minim akibat kurangnya
pengetahuan orang tua. Untungnya kondisi ini bisa dipulihkan
sepenuhnya dengan memberikan tambahan protein dalam makanan.
Tanda-tanda Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada
penderita Kwashiorkor yaitu:
a. Gagal untuk menambah berat badan
b. wajah membulat dan sembap
c. Rambut pirang, kusam dan mudah dicabut
9
d. Pertumbuhan linear terhenti
e. Endema general (muka sembab, punggung kaki, dan perut yang
membuncit).
f. Diare yang tidak membaik
g. Dermatitis perubahan pigmen kulit
h. Perubahan warna rambut yang menjadi kemerahan dan mudah
dicabut
i. Penurunan masa otot
j. Perubahan mentak seperti lathergia, iritabilitas dan apatis yang
terjadi
k. Perlemakan hati, gangguan fungsi ginjal, dan anemia
l. Pada keadaan akhir (final stage) dapat menyebabkan shok berat,
coma dan berakhir dengan kematian.
Penyebab kwashiorkor
Kwashiorkor disebabkan oleh kekurangan asupan protein.
Padahal protein adalah komponen utama dalam setiap sel tubuh kita.
Protein diperlukan tubuh untuk memperbaiki sel-sel yang rusak dan
membentuk sel-sel baru. Tubuh manusia yang sehat meregenerasi sel
dengan cara ini terus-menerus. Protein juga sangat penting bagi
pertumbuhan selama masa kanak-kanak dan kehamilan. Jika tubuh
kekurangan protein, maka pertumbuhan dan fungsi tubuh yang
normal akan mulai terhambat, dan kwashiorkor dapat terjadi. Protein
dalam darah juga berfungsi untuk menjaga kesetabilan cairan dalam
pembuluh darah, ketika protein (albumin) jumlahnya kurang, maka
cairan dalam pembuluh darah tidak ada yang menahannya sehingga
banyak cairan yang merembes ke jaringan sekitar dan menyebabkan
edema (pembekakan).
Penanganan
Penanganan Kwashiorkor dapat ditangani dengan memberikan
makan yang mengandung lebih banyak protein dan lebih banyak
kalori secara keseluruhan, terutama bila perawatan dimulai sejak
awal. Namun sebelum melakukan itu semua, perlu ditangani terlebih
dahulu masalah kesehatan yang mengancam nyawa, misalnya
dehidrasi dengan memberikan cairan, infeksi dengan memberikan
10
antibiotik, pemberian vitamin A dan lain-lain. Pertama diberikan
lebih banyak kalori dalam bentuk karbohidrat, gula, dan lemak.
Setelah kalori ini menyediakan energi, selanjutnya diberikan
makanan tinggi protein. Makanan harus diperkenalkan dan kalori
harus ditingkatkan secara perlahan karena tubuh perlu menyesuaikan
diri dengan asupan yang meningkat, karena sebelumnya kekurangan
nutrisi. Dokter juga akan merekomendasikan vitamin dan suplemen
untuk digunakan jangka panjang.
Pencegahan
Ketika sudah ditangani dengan baik, maka harus melakukan
langkah-langkah pencegahan agar kondisi tersebut tidak terulang
kembali. Kwashirokor dapat dicegah dengan memastikan makan cukup
kalori dan kaya protein. Pedoman diet dari Institute of Medicine
merekomendasikan bahwa 10 sampai 35 persen dari kalori harian
‘berasal dari protein’ untuk orang dewasa. Sedangkan pada anak-anak,
lima sampai 20 persen dan remaja 10 sampai 30 persen kalori harian
harus berasal dari protein. Protein dapat ditemukan dalam makanan
seperti: Makanan laut (Ikan, udang, cumi, dan lain-lain)
2. Marasmus
Marasmus adalah berasal dari kata Yunani yang berarti kurus-
kering. Sebaliknya walau asupan protein sangat kurang, tetapi si anak
masih menerima asupan hidrat arang (misalnya nasi ataupun sumber
energi lainnya). Marasmus disebabkan karena kurang kalori yang
berlebihan, sehingga membuat cadangan makanan yang tersimpan
dalam tubuh terpaksa dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan yang
sangat diperlukan untuk kelangsungan hidup.
Penderita marasmus yaitu Penderita kwashiorkor yang
mengalami kekurangan protein, namun dalam batas tertentu ia masih
menerima “zat gizi sumber energi” (sumber kalori) seperti nasi,
jagung, singkong, dan lain-lain. Apabila baik zat pembentuk tubuh
(protein) maupun zat gizi sumber energi kedua-duanya kurang, maka
gejala yang terjadi adalah timbulnya penyakit KEP lain yang disebut
marasmus.
Tanda-tanda yang sering dijumpai pada pada penderita marasmus yaitu
11
a. Sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit bahkan sampai
berat badan dibawah waktu lahir
b. Wajahnya seperti orang tua
c. Kulit keriput
d. pantat kosong, paha kosong
e. tangan kurus dan iga nampak jelas
f. Gejala marasmus adalah seperti gejala kurang gizi pada
umumnya (seperti lemah lesu, apatis, cengeng, dan lain-lain),
tetapi karena semua zat gizi dalam keadaan kekurangan, maka
anak tersebut menjadi kurus-kering.
Jumlah anak balita gizi buruk di Indonesia, menurut laporan
Unicef tahun 2006, menjadi 2,3 juta jiwa. Ini berarti naik sekitar
500.000 jiwa dibandingkan dengan data tahun 2004/2005 sejumlah 1,8
juta jiwa (Kompas, 27 September 2006).
3. Marasmus kwashiorkor
Marasmus kwashiorkor adalah suatu sindrom protein calorie
malnutrition di mana ditemukan gejala-gejala marasmus dan juga
terdapat gejala-gejala kwashiorkor. Jadi, marasmik kwashiorkor
merupakan sindrom perpaduan dari marasmus dan kwashiorkor.
4. Busung Lapar
Busung lapar atau bengkak lapar dikenal juga dengan istilah
Honger Oedeem (HO). Adalah kwarshiorkor pada orang dewasa.
Busung lapar disebabkan karena kekurangan makanan, terutama 2
protein dalam waktu yang lama secara berturut-turut. Pada busung
lapar terjadi penimbunan cairan dirongga perut yang menyebabkan
perut menjadi busung (oleh karenanya disebut busung lapar).
Tanda-tanda yang terjadi yaitu :
a. Kulit menjadi kusam dan mudah terkelupas
b. Badan kurus
c. Rambut menjadi merah kusam dan mudah dicabut
d. Sekitar mata bengkak dan apatis
e. anak menjadi lebih sering menderita bermacam penyakit
dan lain-lain.

12
Penderita busung lapar biasanya menderita penyakit
penyerta. Misalnya dari 12 anak balita di Kabupaten Cirebon, tiga
di antaranya menderita tuberkulosis, satu hydrocephalus (kepala
besar), dan satu meningitis (radang selaput otak).
Dari data tersebut, jumlah penderita busung lapar terbanyak
ada di Kabupaten Cianjur, yaitu 70 orang, lalu Kabupaten Cirebon
dan Majalengka masing-masing 12 orang dan lima orang.

2.4 Peran dan fungsi perawat dalam pemenuhan nutrisi

2.4.1 Peran Perawat

Peran sebagai pemberi Asuhan Keperawatan

Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memeperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui
pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan
sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bias direncakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia,
kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan
ini dilakukan dari yang sederhana sampai yang kompleks.

Peran Sebagai Advokat ( Pembela) Klien


Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
meninterpretasikan berbagia informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khususnya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasiennya, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak
pasien yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menentukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.

Peran Sebagai Edukator


Peran ini dilakukan untuk :

1. Meningkatkan tingkat pengetahuan kesehatan dan kemampuan klien


mengatasi kesehatanya.
2. Perawat memberi informasi dan meningkatkan perubahan perilaku klien.

13
Peran Sebagai Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemeberian
pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuhan klien.
Peran Sebagai Kolaborator
Perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang
terdiri dari dokter fisioterapis, ahli gizi, dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau
tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.

Peran Sebagai Konsultan

Peran disini adlah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.

Peran Sebagai Pembeharu

Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,


kerja sama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
2.4.2 Fungsi Perawat
Fungsi Independen
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan oksigenasi,
pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,
pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan keamanan dan
kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan kebutuhan harga
diri dan aktualisasi diri.
Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau
instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum,
atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

14
Fungsi Interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling ketergantungan
di antara tam satu dengan lainya fungsa ini dapat terjadi apa bila bentuk pelayanan
membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan
asuhan keperawatan pada penderaita yang mempunyai penyskit kompleks keadaan
ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun
lainya, seperti dokter dalam memberikan tanda pengobatan bekerjasama dengan
perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan

2.5 Sistem Layanan Kesehatan Dengan Memanfaatkan Asuransi Kesehatan Pada


Masyarakat
Untuk menjamin akses penduduk miskin terhadap pelayanan kesehatan,  sejak tahun
1998 Pemerintah melaksanakan berbagai upaya pemeliharaan kesehatan penduduk miskin.
Dimulai dengan pengembangan Program Jaring Pengaman Sosial (JPS-BK) tahun 1998–
2001, Program Dampak Pengurangan Subsidi Energi (PDPSE) tahun 2001 dan Program
Kompensasi Bahan Bakar Minyak (PKPS-BBM) Tahun 2002-2004.  Program-program
tersebut diatas berbasis pada ‘provider’ kesehatan (supply oriented), dimana dana
disalurkan langsung ke Puskesmas dan Rumah Sakit. Provider kesehatan (Puskesmas dan
Rumah Sakit) berfungsi ganda yaitu sebagai pemberi pelayanan kesehatan (PPK) dan juga
mengelola pembiayaan atas pelayanan kesehatan yang diberikan. Kondisi seperti ini
menimbulkan beberapa permasalahan antara lain terjadinya defisit di beberapa Rumah
Sakit dan sebaliknya dana yang berlebih di Puskesmas, juga menimbulkan fungsi ganda
pada  PPK yang harus berperan sebagai ‘Payer’ sekaligus ‘Provider’. Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN) mempunyai multi manfaat, secara medis dan maupun non medis.Ia
mempunyai manfaat secara komprehensive; yakni pelayanan yang diberikan bersifat
paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Seluruh pelayanan
tersebut tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya iuran bagi peserta.Promotif dan preventif
yang diberikan bagi upaya kesehatan perorangan (personal care).

15
BAB III
STUDY KASUS
3.1 Skenario kasus
Seorang perawat dari puskesmas X melakukan kunjungan rumah di Desa Y. Dari
hasil kunjungan didapatkan satu kepala keluarga Tn. Z, yang memiliki seorang anak
berusia 4 tahun, dari pengkajian diperoleh BB anak 10,5 kg, TB 94 cm, LILA 13 cm.
keluarga mengatakan nafsu makan anak menurun sejak 5 bulann yang lalu, anak
Nampak kurus dan lemah, lemak subkutan menghilang, kulit keriput, otot atrofi, turgor
kulit jelek, rambut nampak kemerahan dan rontok, perut nampak cekung dengan
gambaran iga yang jelas. Berdasarkan keterangan keluarga anak tidak pernah dibawah
ke pusat pelayanan kesehatan Karena jarak dari tempat tinggal ke puskesmas cukup
jauh dan ekonomi yang tidak mendukung. Rumah keluarga Tn. Z tidak permanen
berukuran 10x5 m, dengan berlantaikan tanah, keadaan didalam rumah kurang
pencahayaan Karena tidak memiliki ventilasi.
Keluarga mengatakan memiliki kartu aminan kesehatan dari pemerintah setempat
tapi tidak mengetahui cara penggunaannya.
1. Analisa kasus di atas berdasarkan kebutuhan yang terganggu?
2. Bagaimana peran sebagai perawat menghadapi situasi pada kasus di atas?
3.2 Lembar kerja

Kata Kunci
a. BB Anak 10,5 Kg
b. TB 94 Cm
c. LILA 13 Cm
d. Nafsu makan menurun
e. Kurus dan lemah
f. Lemak subkutan menghilng
g. Kulit keriput
h. Otot atrofi
i. Turgor kulit jelek
j. Rambut kemerahan dan mudah rontok
k. Perut cekung dengan iga yang jelas
l. Tidak pernah dibawa ke pusat pelayanan kesehatan dengan alasan jarak yang
jauh dan ekonomi yang tidak mendukung

16
m. Rumah permanen dengan ukuran 10 x 5 M
n. Keadaan rumah hanya berlantaikan tanah
o. Kurang pencahayaan dan tidak terdapatnya ventilasi

Pertanyaan penting
1. Apa yang menyebabkan turgor kulit menjadi jelek ?
2. Apa saja sistem dan standar pencahayaan yang sebaiknya dibutuhkan?
3. Apa hubungan kekurangan nutrisi dengan rambut kemerahan dan rontok pada
marasmus kwashiorkor?
4. Nutrisi apa yang baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh pada anak agar ia
terlindungi dari penyakit?
5. Apakah rumah berlantaikan tanah dapat mengganggu kesehatan pada anak?

Jawaban pertanyaan
1. Turgor kulit bukan penyakit. Turgor kulit merupakan kelenturan kulit.
Menilai apakah turgor kulit cukup baik atau tidak adalah untuk menilai
tingkat kecukupan cairan dalam tubuh. Seseorang menderita kekurangan ciran
atau dehidrasi berat (misalnya penderita diare akut) memiliki turgor kulit yang
jelek, dimana kulit (biasanya yang dinilai kulit perut) tidak segera kembali ke
posisi semula bila dicubit. Turgor kulit yang jelek merupakan salah satu tanda
bahwa seseorang mengalami kekurangan cairan (dehidrasi) yang cukup berat,
harus segera dilakukan rehidrasi dengan memberikan cairan (infus atau
banyak minum), bila tidak dilakukan segera dapat mengancam nyawa.
2. Sistem dan standar pencahayaan yang di butuhkan
a. Teras, tinkat tingkat pencahayaan 60 lux, kategori warna 1-2
b. Ruang tamu, tingkat pencahayaan 120-150 lux kategori warna 1-2
c. Ruang makan, tingkat pencahayaan 120-150 lux kategori wana 1-2
d. Ruang kerja, tingkat pencahayaan 120-150 lux kategori warna 1
e. Kamar tidur, tingkat pencahayaan 120-150 lux kategori warna1-2
f. Kamar mandi, tingkat pencahayaan 250 lux kategori warna 1-2

17
g. Dapur, tingkat pencahayaan 250 lux kategori warnan1-2
h. Garasi, tingkat pencahayaan 60 lux kategori warna 3-4
3. Protein adalah salah satu nutrisi paling penting yang dibutuhkan dengan
jumlah kecil asal sesuai dengan kebutuhan, dan berguna untuk melaksanakan
fungsi yang bermacam-macam dari tubuh. Protein juga merupakan fondasi
tubuh karena membantu dalam pembentukan dan perbaikan sel. Pada saat
yang sama, protein juga menjadi hal yang penting untuk pertumbuhan dan
kelestarian rambut. Rambut manusia terdiri dari protein. Bahkan rambut
mengandung hingga 90% dari protein. Protein juga penting untuk
memperbaiki sel rambut. Oleh karena itu, kekurangan protein pada tubuh
dapat menyebabkan rambut rontok. Perlu dipahami bahwa di antara gejala
yang berbeda dari kekurangan protein, rambut rontok menjadi salah satu
akibat kekurangan protein yang paling menonjol.
4. Nutrisi yang dapat melindungi daya tahan tubuhnya, seperti kombinasi
probiotik dan prebiotik untuk menjaga kesehatan saluran cerna, serta vitamin
A, C, E, Zink dan Selenium yang berperan sebagai antioksidan untuk
melawan bakteri dan virus penyebab penyakit.
5. Pada saat musim hujan, udara yang lembab, rumah yang berlantaikan tanah,
pengetahuan sanitasi kesehatan yang rendah merupakan faktor penyebab
tingginya kejadian penyakit. Rumah yang berlantaikan tanah juga bisa
menginfeksi anak melalui cacing yang dapat menyebabkan anak kekurangan
nafsu makan dan kurang gizi.

Informasi Tambahan
Cara alami penambah nafsu makan
Seperti mobil yang membutuhkan bensin untuk pembakaran mesin, Manusia
membutuhkan makanan sebagai energi yang akan digunakan melakukan segala
aktifitas tubuhnya.  Makanan mengandung nutrisi yang diperlukan tubuh, tanpa
makanan  manusia dapat mengalami kesulitan dalam menjalankan aktifitasnya.
Nafsu makan yang kurang banyak dialami oleh orang orang disekitar kita. Hal ini

18
tentu tidak bagus secara kesehatan, kurangnya nafsu makan dapat menyebabkan
kita kekurangan gizi, menurunnya energi serta membuat tubuh menjadi lemas.
Ada beberapa tips yang kami sarankan supaya nafsu makan meningkat.
a. Makanlah makanan yang kaya akan zat besi, magnesium, dan kalium.
Makanan seperti ini dapat dikonsumsi oleh orang yang tidak mempunyai
nafsu makan lebih dari dua minggu. Selain itu, perlu ditambahkan
konsumsi makanan yang mengandung vitamin B dan C. Mengonsumsi
pare, pisang, jeruk sebagai contoh dapat meningkatkan nafsu makan.
b. Mencoba mengonsumsi porsi kecil setiap harinya misalnya enam porsi
kecil setiap hari. Porsi kecil akan membuat seseorang tidak terlalu bosan.
Frekuensi merupakan hal penting dalam mengurangi kekurangan nafsu
makanan. Usahakan setiap kali makan menu berbeda untuk
menghilangkan rasa bosan.
c. Mengkonsumsi ramuan tradisional seperti temulawak. Ramuan lain yaitu
mengonsi daun alfalfa. Daun ini digunakan orang China untuk mengatasi
gangguan pencernaan dan selera makan buruk.
d. Konsumsilah suplemen penambah berat badan terbaik. Kami sangat
menyarankan anda untuk menggunakan vitamin penambah berat badan
Zinc Capsules dari Tiens. Produk ini telah terjamin secara keamanan dan
kualitas. Produk zinc capsules ini telah terbukti secara keamanan dan
kualitas. Produk ini telah terdaftar di badan POM RI serta halal MUI. Bagi
anda yang ingin menambah berat badan 2-5 kg sebulan kami sarankan
untuk menggunakan vitamin ini.

Tujuan Pembelajaran
Diharapkan mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan konsep
pemenuhan kebutuhan dasar manusia serta gangguan- ganguan pada pemenuhan
kebutuhan dasar tersebutdan menjadi suatu acuan dalam  proses keperawatan.
Selain itu juga mahasiswa dapat membedakan dan mengambil pilihan kondisi mana
yang harus didahulukan pada gangguan pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Khususnya pada pasien yang mengalami gangguan pada Kebutuhan nutrisi

19
Informasi Baru
TEORI KEBUTUHAN DASAR MANUSIA
Kebutuhan dasar menurut Gardner Murphy
Gardner Murphy menggambarkan kebutuhan itu atas empat kategori, yang terdiri
dari:
1. Kebutuhan dasar yang berkaitan bagian-bagian penting tubuh misalnya,
kebutuhan untuk makan, minum, udara dan sejenisnya.
2. Kebutuhan akan kegiatan, meliputi kebutuhan untuk tetap bergerak.
3. Kebutuhan sensorik yang meliputi kebutuhan untuk warna, suara, ritme kebutuhan
yang berorientasi terhadap lingkungan dan sejenisnya.
4. Kebutuhan untuk menolak sesuatu yang tidak mengenakkan, seperti rasa sakit,
ancaman, ketakutan dan sejenisnya.
Kebutuhan dasar menurut Erich Fromm
Erich Fromm mengidentifikasi kebutuhan manusia itu berasal dari kondisi
keadaan, yang meliputi:
1. Keterhubungan versus narcissisme
2. Transenden-creativitas versus penghancuran
3. Keluargaan versus non kekeluargaan
4. Rasa identitas-individualitas versus konformitas kelompok
5. Kebutuhan pengabdian rasional versus irrasional
Kebutuhan dasar menurut Knowles
Kebutuhan dasar manusia menurut Knowles yang dapat dijadikan konsep dasar
untuk pengembangan program pembelajaran pendidikan non formal, dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisik, kebutuhan ini adalah kebutuhan yang paling mudah dilihat.
Dalam hubungan dengan pendidikan, maka kebutuhan itu meliputi kebutuhan
untuk melihat, mendengar, beristirahat.
2. Kebutuhan bertumbuh, menurut para ahli psikologi dan psikiatri kebutuhan untuk
pertumbuhan dan perkembangan merupaskan kebutuhan yang paling dasar dan
universal. Hal ini terlihat pada anak-anak adanya dorongan untuk belajar
berbicara, merangkak, berjalan dan tumbuh dengan berbagai cara.
Kebutahan menurut Henry Murray

20
Murray mengklasifikasikan need sebagai berikut
1. Primary needs (yang dasarnya bisa didasarkan oleh kebutuhan biologis):
makanan, air, udara, seks, dan penghindaran rasa sakit.
2. Secondary needs (yang dasarnya bisa didasarkan oleh kebutuhan biologis maupun
perilaku yang diwarisi dalam lingkungan psikologis orang tersebut)

Analisa Sintesa

Tanda dan gejala Gangguan Gangguan Kerusakan


kebutuhan nutrisi pertumbuhan dan integritas kulit
perkembangan
Nafsu makan (+) (+) (-)
menurun
Kurus dan lemah (+) (+) (-)
Lemak subkutan (-) (-) (+)
menghilang
Kulit keriput (+) (-) (+)
Otot atrofi (-) (-) (+)
Turgor kulit jelek (-) (-) (+)
Rambut merah dan (+) (-) (-)
rontok
Perut cekung (+) (-) (-)
dengan iga
BB 10,5 Kg (+) (+) (-)
TB 94 Cm (+) (+) (-)
LILA 13 Cm (+) (+) (-)

BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Analisa Kasus Berdasarkan Gangguan Kebutuhan Nutrisi
Dari kasus ini dapat dilihat bahwa anak dari Tn. Z mengalami gangguan kebutuhan
nutrisi. Data tersebut berdasarkan data subjektif yang mana keluarga pasien mengatakan

21
bahwa nafsu makan anak menurun sejak 5 bulan yang lalu dan data objektif dapat dilihat
bahwa anak nampak kurus dan lemah, lemak subkutan menghilang, kulit keriput, otot
atrofi, turgor kulit jelek, rambut nampak kemerahan dan rontok, perut cekung dengan iga
nampak jelas. Selain dari tanda dan gejala faktor lingkungan juga dapat mempengaruhi
timbulnya penyakit ini misalnya, rumah yang kurang akan pencahayaan dan tidak
memiliki ventilasi.
Kebutuhan dasar manusia adalah hal-hal seperti makanan, air, keamanan dan cinta
yang merupakan hal yang penting untuk bertahan hidup dan kesehatan. Hierarki
kebutuhan manusia menurut Maslow adalah sebuah teori yang dapat digunakan perawat
untuk memahami hubungan antara kebutuhan dasar manusia pada saat memberikan
perawatan.
Hierarki kebutuhan manusia mengatur kebutuhan dasar dalam lima tingkatan
prioritas. Tingkatan yang paling dasar, atau yang pertama meliputi kebutuhan fisiologis
seperti: udara, air dan makanan. Tingkatan yang kedua meliputi kebutuhan keselamatan
dan keamanan, yang melibatkan keamanan fisik dan psikologis. Tingkatan yang ketiga
mencakup kebutuhan cinta dan rasa memiliki, termasuk persahabatan, hubungan sosial
dan cinta seksual. Tingkatan yang keempat meliputi kebutuhan rasa berharga dan harga
diri, yang melibatkan percaya diri, merasa berguna, penerimaan dan kepuasan diri.
Tingkatan yang terakhir adalah kebutuhan aktualisasi diri.
Menurut teori Maslow seseorang yang seluruh kebutuhannya terpenuhi merupakan
orang  yang sehat, dan sesorang dengan satu atau lebih kebutuhan yang tidak terpenuhi
merupakan orang yang berisiko untuk sakit atau mungkin tidak sehat pada satu atau
lebih dimensi manusia.
4.2 Peran Perawat Dalam Pemenuhan Kebutuhan
Tugas seorang perawat diantaranya sebagai care giver, client advocate, conselor,
educator, coordinator, collaborator, consultan dan change agen.
Mengkaji kebutuhan pasien, keluarga, kelompok dan masyarakat serta sumber yang
tersedia dan potensi untuk memenuhi kebutuhan tsb. Mengumpul data, menganilisis dan
menginterpetasikan data.
Merencanakan tindakan keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat berdasarkan diagnosis keperawatan mengmbangkan rencana tindakan
keperawatan.
Melaksanakan rencana keperawatan yang meliputi upaya peningkatan kesehatan,
pencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan dan pemeliharaan kesehatan termasuk
22
pelayanan klien dan keadaan terminal menggunakan dan menerapkan konsep-konsep
dan prinsip-prinsip ilmu prilaku, sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan
asuhan keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia
Mengevaluasi hasil asuhan keperawatan menentukan kriteria yang dapat diukur
dalam menilai rencana keperawatan, menilai tingkat pencapaian tujuan dan
mengidentifikasi perubahamn-perubahan yang diperlukan.
Mengdokumnetasi proses keperawatan mengevaluasi data permasalahan
keperawatan, mencatat data dalam proses keperawatan, menggunakan catatan klien
untuk memonitor asuhan keperawatan.
Mengidentifikasi hal-hal yang perlu diteliti atau dipelajari serta merncanakan studi
kasus guna meningkatkan pengetahuan dan mengembangakan keterampilan dalam
praktek keperawatan mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dalam bidang
keperawatan, membuat ususlan rencana penelitian keperawatan dan menerapkan hasil
penelitian dalam praktek keperawatan.
Berperan serta dalam melaksanakan penyuluhan kesehatan kepada klien keluarga
kelompok serta masyarakat mengidentifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan, membuat
rencana penyuluhan kesehatan, melaksanakan penyuluhan kesehatan dan mengevaluasi
hasil penyuluhan kesehatan.
Bekerja sama dengan disiplin ilmu terkait dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada klien, keluarga, kelompok, dan masyarakat berperan serta dalam pelayanan
kesehatan kepada individu, keluarga kelompok dan masyarakat, menciptakan
komunikasi yang efektif baik dengan tim keperawatan maupun tim kesehatan lain.
Mengelola perawatan klien dan berperan sebagai ketua tim dalam melaksanakan
kegiatan keperawatan,menerapkan ketrampilan manajemen dalam keperawatan klien
secara menyeluruh.

Peran perawat dalam menghadapi kasus diatas antaralain:


a. Perawat sebagai penyuluh bagi masyarakat yang bertugas untuk memberikan
sosialisasi kepada masyarakat agar masyarakat lebih mengerti dalam hal
pemenuhan nutrisi untuk anak.
b. Perawat sebagai konselor untuk mengkonsultasikan mengenai makanan yang
bergizi dan keadaan rumah serta lingkungan yang bersih dan sehat untuk
pemenuhan nutrisi keluarga di dalam rumah.

23
c. Perawat sebagai pemberi asuahan keperawatan yakni mampu melakukan
pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi,
sehingga dalam masalah nutrisi maupun sebagai pemenuhan nutrisi pada
anak bisa teratasi.
4.3 Patofisiologi
Perumbuhan yang kurang atau terhenti disertai atrofi otot dan menghilangnya lemak
di bawah kulit. Pada mulanya kelainan demikian merupakan proses fisiologis. Untuk
kelangsungan hidup jaringan tubuh memerlukan energy, namun tidak didapat sendiri dan
cadangan protein digunakan juga untuk memenuhi kebutuhan energi tersebut.
Penghancuran jaringan pada defisiensi kalori tidak saja membantu memenuhi kebutuhan
energi, tetapi juga untuk memungkinkan sintesis glukosa dan metabolit esensial lainnya
seperti asam amino untuk komponen homeostatic. Oleh karena itu, pada marasmus berat
kadang-kadang masih ditemukan asam amino yang normal, sehingga hati masih dapat
membentuk cukup albumin. (Ngastiyah, 2005:259)

BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides). Dengan kata lain nutrisi adalah apa yang manusia makan dan
bagaimana tubuh menggunakannya. Masyarakat memperoleh makanan atau nutrien
esensial untuk pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan

24
menormalkan fungsi dari semua proses tubuh. Nutrien adalah zat kimia organik dan
anorganik yang ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi
tubuh.
Pada kasus diatas kita dapat menyimpulkan bahwa klien mengalami gangguan
dalam pemenuhan kebutuhan yaitu gangguan pemenuhan kebutuhan  nutrisi.
5.2 Saran
Mempelajari tentang kebutuhan dasar manusia sangat penting untuk diterapkan
dalam praktik keperawatan. Sebagai perawat, kita harus mengetahui kebutuhan dasar
dari pasien, karena ini merupakan hal yang mendasar yang harus dipenuhi. Kita juga
seharusnya bisa memprioritas kebutuhan mana yang harus dipenuhi terlebih dahulu
disamping kebutuhan-kebutuhan dasar lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardhi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis.


Yogyakarta: MediAction Publishing
Asmadi, 2008. Konsep Dasar Kebutuhan Manusia, Jakarta: Salemba Medika
Sunaryo, 2004. Managemen Kesehatan, Jakarta: EGC

25

Anda mungkin juga menyukai